Anda di halaman 1dari 14

IMAN DAN TAQWA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. ELSI (NIM 2010612014294)
2. FADHILATUL HASANAH (NIM 2010612014318)
3. FEDRO ADRI YUSRI (NIM 2010612014324)
4. NIA PRADARA (NIM 2010612014283)
5.PUTRI AYU JUNITA (NIM 2010612014293)
6. YOSA HERMAYENI (NIM 2010612014296)

DOSEN PEMBIMBING
Edriagus Saputra,S.Th.i.,m.Ag

MANAJEMEN 1
PROGMAN STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SUMATERA BARAT (STIE SUMBAR PARIAMAN)
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW , keluarga ,sahabat dan para pengikutnya yang
memegang teguh ajaran islam sampai akhir hayat.
Didalam penulisan makalah ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung.maka penulis ingin bertrimakasih kepada
orang-orang yang telah memberikan do’a dan motivasi penuh pada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya penulis juga ingin berterima kasih kepda bapak Edriagus
Saputra,S.Th.i.,m,Ag. Selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga penulis
mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam masalah IMAN DAN
TAQWA.penulis menyadari bahwa ilmu yang penulis miliki masih terbatas ,sehingga dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.Namun,penulis telah berusaha
mencurahkan segenap tenaga dan pikiran yang dimiliki agar makalah dapat bermanfaat bagi
pembaca .

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah
BAB 2 PEMBAHASAN 2
Defenisi iman dan taqwa 2
Proses terbentuknya iman dan taqwa 3
Tingkat keimanan dan ketaqwaan 3
Tanda tanda orang beriman dan bertaqwa 4
Kolerasi antara keimanan dan ketaqwaan 5
BAB 3 PENUTUP 6
Kesimpulan 7
Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari nilai-nilai
kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan berbagai macam
persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan iptek yang pesat ini
persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan
hidup. Kita pasti lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang
menyimpang seperti minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari
mereka yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.
Disinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi untuk
menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah bisa memahami dan
menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat
mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia
khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan
hamba yang beriman dan bertaqwa. Dengan konsep iman dan taqwa itu perlu dikaji.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Defenisi iman dan taqwa
2. Proses terbentuknya iman dan taqwa
3. Tingkat keimanan dan ketaqwaan
4. Tanda-tanda orang beriman dan bertaqwa
5. Kolerasi antara keimanan dan ketaqwaan

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI IMAN DAN TAQWA


A. IMAN
1
Iman yang berarti percaya, dan islam yang berarti menyerah dengan segala senang hati
dan rela, timbulnya ialah setelah akal itu sendri sampai kepada ujung perjalanan yang masih
dapat dijalaninya.oleh sebab itu maka bertambah tinggi perjalanan akal , bertambah banyak alat
pengetahuan yang dipakai, pada akhirnya bertambah tinggi pulalah martabat iman dan islam
seseorang.
Maka iman atau islam yang hanya dipusakai belaka, atau hanya dikerjakan karena turur-
turutan, belumlah tentu kesempurnaannya. Meskipun bagaimana teguhnya mereka memegang
segala pokok agama, maka pegangan itu mudahlah lepas , karena pertahanannya tidak ada di
dalam lubuk kesadarn jiwanya sendiri.
Iman itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima semua ajaran yang dibawa
oleh Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’ artinya mengucapkan dua
kalimat syahadat  ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah ’.
Sedangkan ‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya amal hati yang berupa keyakinan-
keyakinan dan beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan melakukan ibadah-ibadah
sesuai dengan kemampuannya .
Dengan demikian dalam pandangan ahlus sunnah definisi iman memiliki 5 karakter :
keyakinan, ucapan, amal, bisa bertambah, dan bisa berkurang. Atau bisa diringkas menjadi 3 :
keyakinan, ucapan, dan amal. Karena amal bagian dari iman, secara otomatis iman bisa
bertambah dan berkurang. Atau bisa diringkas lebih sedikit lagi menjadi 2 : ucapan dan amal,
sebab keyakinan sudah termasuk dalam amal yaitu amal hati.
 
B. TAQWA
Taqwa adalah seseorang yang taat kepada Allah Azz Wa Jalla atas cahaya (petunjuk) dari
Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya.
Tidaklah seseorang dikatakan takwa kepada Allah jika dia belum menjalankan kewajiban yang

1
Prof,Dr,Hamka,Falsafah ketuhanan(Pariaman: Pustaka STIE 2021) hal 103-104

v
Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah seperti yang dicontohkan Nabi shalallahu
alaiahi wasallam.
Secara etimologi takwa berasal dari kata waqa – yaqi – wiqayah yang artinya menjaga
diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan pengertian takwa secara terminologi, takwa adalah
takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. Takwa terulang
dalam Alquran sebanyak 259 kali dengan makna yang cukup beragam, di antaranya: memelihara,
menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan..

2.2 TERBENTUKNYA IMAN DAN TAQWA


2
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang
disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah
laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anak-anak.
Tingkah laku yang baik maupun yang buruk akan ditiru anak-anaknya. Jangan diharapkan anak
beperilaku baik, apabila orang tuanya selalu melakukan perbuatan yang tercela. Dalam hal ini
Nabi SAW bersabda, “Setiap anak, lahir membawa fitrah. Orang tuanya yang berperan
menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
Pada dasarnya proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses
perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah
adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada allah. Jika seseorang tidak mengenal
ajaran Allah, maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.
Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada Allah, maka ajaran Allah
harus diperkenalkan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak itu dari tingkat verbal
sampai tingkat pemahaman. Bagaimana seorang anak menjadi mukmin, jika kepada mereka
tidak diperkenalkan al-Qur’an. Di samping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu
diperhatikan, karena tanpa pembiasan, seseorang bisa saja semula benci berubah
menjadi senang. Seorang tidak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarangnya agar kelak setelah dewasa menjdi
senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah SWT.

2
Prof,Dr,Hamka,Falsafah Ketuhanan(Pariaman: Pustaka STIE )hal 105

vi
2.3TINGKAT KEIMANA DAN KETAQWAAN
A.TINGKATAN KEIMANAN
3
Iman kepada Allah merupakan rukun iman pertama. Kepercayaan atas keberadaan Allah,
sebagai zat yang melebihi segala makhluk-Nya, mengangkat derajat seseorang yang membuat
hatinya lapang karena batin orang yang beriman adalah samudera tak bertepi dan cakrawala tak
berbatas. Namun, demikian tingkat keimanan seseorang berbeda-beda. ADVERTISEMENT
Syekh M Nawawi Banten menyebut lima tingkat keimanan anak Adam.
Pertama, iman taklid. Keimanan ini didasarkan pada ucapan orang lain (ulama biasanya)
tanpa memahami dalilnya. Keimanan orang ini sah-sah saja meski ia terbilang bermaksiat karena
meninggalkan upaya pencarian dalil sendiri bila ia termasuk orang yang dalam kategori mampu
melakukan pencarian dalil.
Kedua, iman ilmu atau ilmul yaqin. Keimanan ini didasarkan pada pemahaman aqidah
berikut dalil-dalilnya. “Orang dengan kategori keimanan pertama dan kedua terhijab dari zat
Allah,”
Ketiga, iman ‘iyan atau ainul yaqin. Dengan keimanan ini seseorang mengetahui Allah
(makrifatullah) dengan jalan pengawasan batin. Dengan keimanan ini, Allah tidak ghaib sekejap
pun dari mata batinnya. Bahkan “gerak-gerik” Allah selalu hadir di dalam batinnya seakan ia
memandang-Nya. Ini maqam muraqabah.
Keempat, iman haq atau haqqul yaqin. Dengan keimanan ini, seseorang memandang
Allah melalui batinnya. Ini yang dibilang oleh para ulama bahwa “arif (orang dengan derajat
makrifat) memandang Tuhannya pada segala sesuatu.” Ini maqam musyahadah. “Orang dengan
kategori keimanan ini terhijab dari makhluk AllahDengan demikian, yang tampak padanya hanya
Allah belaka.
Kelima, iman hakikat. Dengan keimanan ini, orang menjadi lenyap karena Allah dan
dimabuk oleh cinta kepada-Nya. Ia tidak menyaksikan apapun selain Allah. Bahkan ia sendiri
tidak menyaksikan dirinya. Seperti tenggelam di laut, ia tidak melihat adanya pantai. Orang ini
berada di maqam fana. Semua keimanan ini mulia di level mana pun itu. Tetapi memang derajat

https://republika.co.id/berita/q7o5n0366/limatingkatkeimanan:text=Tingkatan%20keimanan
3

%20yang%20wajib%20dicapai,hamba%2DNya%20yang%20Dia%20kehendaki.

vii
4
dari semua keimanan itu berbeda di sisi Allah. Hanya saja, kita sebagai manusia biasa tidak
perlu menilai tingkat keimanan orang lain karena semua mendapatkan petunjuk dari sumber yang
sama, yaitu Allah. Keimanan dua kategori pertama dapat diupayakan (wilayah ikhtiar manusia).
Oleh karena itu, seseorang wajib mendalami keimanan melalui pencarian dalil dan wajib.

B. TINGKATAN KETAQWAAN
Pertama jaga hati dan anggota tubuh dari melakukan perkara dosa dan haram. Ini
merupakan tingkatan terendah. Tingkatan ini akan memberikan kehidupan kepada seorang
hamba.
Kedua, menjaga keduanya dari melakukan perkara-perkara makruh. Ini tingkatan
pertengahan. Tingkatan ini akan memberikan kesehatan dan kekuatan kepada seorang hamba
.Ketiga, menjaga keduanya dari melakukan perkara yang boleh, namun tidak bermanfaat.
Ini merupakan tingkatan tertinggi. Tingkatan ini akan mewujudkan kebahagian kepada seorang
hamba.

2.4 TANDA-TANDA ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA


A. TANDA TANDA ORANG BERIMAN
1.Punya Rasa Takut Terhadap Allah SWT
Memiliki rasa takut terhadap Allah SWT. Dirinya tidak akan berani melanggar apapun
apa yang telah ditetapkan menjadi suaru larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah-
Nya.Rasa takut terhadap Allah SWT merupakan salah satu bentuk mengagungkan-Nya. Seperti
yang dijelaskan dalam Q.S Al-Anfal : 2
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah
Subhanahu Wata’ala gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah
iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
2.Khusyuk Saat Melaksanakan Sholat
Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam
menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan.

https://republika.co.id/berita/q7o5n0366/limatingkatkeimanan:text=Tingkatan%20keimanan
4

%20yang%20wajib%20dicapai,hamba%2DNya%20yang%20Dia%20kehendaki.

viii
Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬
َ‫صاَل تِ ِه ْم َخا ِشعُون‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya (Q.S. al-Mukminum 23:2)
5
3.Menjauhkan Diri dari Kegiatan yang Sia-sia
orang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat. Dirinya
justru akan sibuk melakukan urasan ibadah yang akan menambah keimanannya. Allah Ta’ala
pun berfirman:
ِ ‫َوالَّ ِذينَ هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬
َ‫ْرضُون‬
Artinya: dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia (Q.S.
Al-Mukminun 23: 3)
4.Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur’an
Senang mendengar bacaan ayat Al-Aur’an merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang
beriman. Bukan hanya itu, keimanan dalam hati mereka juga semakin bertambah ketika
mendengar ayat-ayat Allah SWT. Allah Ta’ala pun berfirman:
‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَا َد ْتهُ ْم إِي ٰ َمنًا‬
ْ َ‫َوإِ َذا تُلِي‬
Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS.
Al-Anfal: 2)
Rasulullah mengatakan:
“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk
manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min yang tidak membaca Al-
Qur’an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada
baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat minyak
wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-
Qur’an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk.” (Al-Bukhari & Muslim, 5).
5.Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat, karena dirinya tahu bahwa dengan berzakat atau bersedekah
merupakan bukti keimanan seseorang. Orang-orang beriman hendaknya menunaikan kewajiban
dan ibadah yang terkait harta ini dengan ikhlas untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa
mereka. Allah Ta’ala berfirman:

5
https://www.google.com/tanda+tanda+orang+bertaqwa+beriman

ix
َ‫َو ِم َّما َر َز ْق ٰنَهُ ْم يُنفِقُون‬
6
Artinya: “dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-
Anfal: 3).
6.Meneladani Rasul
Orang beriman bukan hanya sekedar menjalankan perintah Allah SWT saja, melainkan
juga meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,
berkata:
“Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Aku tinggalkan dua perkara yang
kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah dan
Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di
Surga).”
7.Tawakal
Tawakal merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. Orang tawakal dan ikhlas pada
setiap ketetapan dan takdir yang diberikan Allah SWT.
َ‫َو َعلَى هَّللا ِ فَتَ َو َّكلُوا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬
Artinya: “Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang
yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).
8.Sabar
Kesabaran juga merupakan ciri-ciri orang beriman. seberat dan sesullit apapun ujian
yang diberikan, maka dirinya akan selalu bersabar menghadapinya. Allah SWT berfirman
dengan artinya yang berbunyi:
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka
itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al-
Baqarah : 177)
9.Punya Akhlak yang Baik
Ciri-ciri orang beriman lainnya adalah memiliki akhlak yang baik. Orang beriman tidak
mungkin memiliki akhlak yang buruk, karena dirinya akan selalu meneladani Rasul yang
berakhlak mulia. Abu Darda meriwayatkan bahwa Nabi SAW, mengatakan:“Tidak ada sesuatu
yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan

6
https://www.google.com/tanda+tanda+orang+bertaqwa+beriman

x
sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa
dan shalat.” (At-Tirmidzi, 2002)
10.Selalu Bersyukur
Seseorang yang sedang ditimpa masalah, baik maupun buruk akan membuat dirinya
selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah merupakan 10 ciri-ciri orang beriman yang
kuat. Allah berfirman:
‫َولَقَ ْد َءاتَ ْينَا لُ ْق ٰ َمنَ ْٱل ِح ْك َمةَ أَ ِن ٱ ْش ُكرْ هَّلِل ِ ۚ َو َمن يَ ْش ُكرْ فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِهۦ ۖ َو َمن َكفَ َر فَإ ِ َّن ٱهَّلل َ َغنِ ٌّى َح ِمي ٌد‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS: Luqman Ayat : 12)

B. TANDA- TANDA ORANG BERTAQWA


7
Salah satu tanda orang bertakwa adalah mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan Allah. Mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tersebut sebagai bentuk rasa
takut kepada Allah SWT. Karena tiada dzat yang pantas untuk ditakuti melainkan Allah SWT.
Wujud bertakwa kepada Allah itu dengan cara mendekatinya, bukan malah menjauhinya.
Itulah beda takut kepada Allah dengan takut kepada manusia. Takut kepada Allah dengan
mendekatinya, sementara manusia dan binatang buas dengan cara menjauhi dan
menghindarinya.Abu Laits al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin ada tujuh tanda atau ciri-ciri
orang bertajwa (orang yang memiliki rasa takut kepada Allah). Ketujuh tanda itu sebagai berikut:
1.lisannya tidak pernah digunakan untuk berkata bohong dan gunjing. Lisannya fokus dzikir,
baca qur’an, diskusi ilmu, dan hal baik lainnya.
2.tidak masuk ke dalam perutnya kecuali makanan yang halal dan baik, dan meskipun makanan
halal mereka mengosumsi secukupnya dan tidak berlebihan
3.Pandangannya tidak digunakan untuk melihat sesuatu yang haram. Pandangannya digunakan
untuk mengambil hikmah dari apa yang terjadi di dunia.
4.tangannya tidak digunakan untuk yang diharamkan.
5. kaki dan langkahnya digunakan untuk sesuatu yang baik dan bukan untuk maksiat.

7
https://www.google.com/tanda+tanda+orang+bertaqwa+beriman

xi
6.hatinya tidak dipenuhi rasa kebencian dan permusahaan

2.5 KOLERASI ANTARA KEIMANAN DAN KETAQWAAN


8
Korelasi Antara Keimanan dan Ketakwaan'
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitu
tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan
Zat, keesaan Sifat, dan keesaaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan
Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau
konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa
Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah
manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah
(Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid ibadah).
Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah
selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat
tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah,
Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa
mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan
seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan
tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis
kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid
teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan
konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan
pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah
mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran,
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.

8
http://bugis777.blogspot.com/2013/12/korelasi-antara-keimanan-dan-ketakwaan.html

xii
BABIII
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk merasakan
kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga unsure
akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah laku. Sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya :
“Bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka (karena-Nya)
dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang
yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi
Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan
dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa
adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul.

3.2 SARAN
Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya
meningkat. Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup.

xiii
DAFTAR PUSAKA
Hamka,Dr.Prof.Falsafah ketuhanan,(Pariaman: Pustaka STIE 2021) hal, 103-104
https://www.google.com/tanda+tanda+orang+bertaqwa+beriman
https://republika.co.id/berita/q7o5n0366/limatingkatkeimanan:text=Tingkatan%20keimanan
%20yang%20wajib%20dicapai,hamba%2DNya%20yang%20Dia%20kehendaki.
http://bugis777.blogspot.com/2013/12/korelasi-antara-keimanan-dan-ketakwaan.html

xiv

Anda mungkin juga menyukai