Obyektif Presentasi :
Deskripsi :
Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh perut membesar. Pasien juga mengeluh
perutnya mudah terasa penuh dan cepat kenyang jika pasien makan. Nyeri perut (+)
terutama saat pasien menekan perutnya. Pasien juga mengeluhkan nafsu makannya
menurun (+), mual (+), muntah (-), berkeringat pada malam hari (+), batuk (-). Pasien
juga mengeluh mudah capek saat beraktivitas. BAB dan BAK masih dalam batas normal,
pasien belum berobat.
Sejak ± 7 hari yang lalu, pasien mengeluh perut terlihat semakin membesar, perut
terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri semakin
dirasakan terutama setelah makan. Pasien juga mengeluh sesak (+) terutama setelah
makan, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun pada malam hari
karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-). Pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Pasien mengeluh mudah capek saat beraktivitas. Mata terlihat
kuning (+), badan terlihat kuning (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+),
demam (-).Pasien juga mengeluhkan BAB hitam (+), nyeri (-), BAB darah merah (-) .
BAK masih dalam batas normal. Pasien berobat ke Puskesmas dikatakan sakit hati,
kemudian pasien dirujuk ke RSUD HAMS KISARAN untuk pengobatan lebih lanjut dan
dirawat inap.
Tujuan :
Penegakan diagnosis dan tatalaksana yang sesuai. Mengumpulkan referensi ilmiah
untuk menghadapi kasus yang didapatkan. Menyelesaikan kasus yang dihadapi dengan
solusi yang terbaik.
Bahan Bahasan: □ Tinjauan □ Riset □ Kasus □ Audit
Pustaka
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi □ Email □ Pos
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Riwayat sakit kuning (+)
Riwayat pemakaian tato (+)
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat sedang memakai obat-obatan disangkal
Riwayat alergi obat, makanan, dan cuaca disangkal
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
5. Riwayat Pekerjaan :
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan tidak ada.
6. Lain-lain :
Tidak ada
Daftar Pustaka :
1. Liwang Frans, Cindya Klarisa. Kapita Selekta Kedokteran Essentials Of Medicine.
Edisi ke 4. Jakarta : Media Aesculapius ; 2016
2. Cheney CP, Goldberg EM and Chopra S. Cirrhosis and portal hypertension: an
overview. In: Friedman LS and Keeffe EB, eds. Handbook of Liver Disease. 2nd.
Churchill Livingstone; 2004.
3. Sanchez W and Talwalkar JA. 2008. Liver Cirrhosis. The American College of
Gastroenterology.
4. Amiruddin Rifai. Fisiologi dan Biokimia Hati. Dalam : Sudoyo AW et.al, eds.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran UI; 2006.
5. Nurdjanah S. 2007. Sirosis Hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I.
Editor Sudoyo AW, Setitohadi B, Alwi I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui diagnosis Sirosis Hepatis Dekompensata
2. Mengetahui etiologi dan faktor risiko Sirosis Hepatis Dekompensata
3. Mengetahui patofisiologi Sirosis Hepatis Dekompensata
4. Mengetahui penatalaksanaan Sirosis Hepatis Dekompensata
5. Mengetahui evaluasi pengobatan Sirosis Hepatis Dekompensata
6. Mengetahui edukasi tentang pengobatan Sirosis Hepatis Dekompensata
Abdomen
- Inspeksi : Cembung, venektasi (+)
- Palpasi : Tegang, nyeri tekan di semua regio, hepar dan lien sulit
dinilai
- Perkusi : Redup (+), Shifting dulness (+)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
Kulit : ikterik + , petechie -
Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat (+)
ASSESSMENT ( Penalaran Klinis) :
Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh perut membesar. Pasien juga mengeluh
perutnya mudah terasa penuh dan cepat kenyang jika pasien makan. Nyeri perut (+)
terutama saat pasien menekan perutnya. Pasien juga mengeluhkan nafsu makannya
menurun (+), mual (+), muntah (-), berkeringat pada malam hari (+), batuk (-). Pasien
juga mengeluh mudah capek saat beraktivitas. BAB dan BAK masih dalam batas normal,
pasien belum berobat.
Sejak ± 7 hari yang lalu, pasien mengeluh perut terlihat semakin membesar, perut
terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri semakin
dirasakan terutama setelah makan. Pasien juga mengeluh sesak (+) terutama setelah
makan, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun pada malam hari
karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-). Pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Pasien mengeluh mudah capek saat beraktivitas. Mata terlihat
kuning (+), badan terlihat kuning (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+),
demam (-).Pasien juga mengeluhkan BAB hitam (+), nyeri (-), BAB darah merah (-) .
BAK masih dalam batas normal. Pasien berobat ke Puskesmas dikatakan sakit hati,
kemudian pasien dirujuk ke RS. Sobirin untuk pengobatan lebih lanjut dan dirawat inap.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dari pasien, dapat dinyatakan bahwa
pasien di diagnosis sirosis hepatis dekompensata. Penegakan diagnosa sirosis hepatis
dekompensata ditegakan juga dari yaitu adanya keluhan pasein yang mengalami keluhan
perut membesar, BAB hitam, mual, sesak, dan kulit dan mata terlihat kuning. Dari
pemeriksaan fisik berupa tanda vital didapatkan abdomen yang asites, tegang, nyeri di
semua regio, perkusi redup, shifting dulness (+).
Sirosis merupakan suatu perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan
regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis. 1,2
Perubahan struktur tersebut dapat meningkatkan aliran darah portal, disfungsi sintesis
hepatosit, serta meningkatkan resiko karsinoma hepatoselular. 2 Sirosis hati merupakan
perjalanan patologi akhir berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis diperkenalkan
pertama kali oleh Laennec pada tahun 1826. Diambil dari bahasa Yunani scirrhus atau
kirrhos yang artinya warna oranye dan dipakai untuk menunjukkan warna oranye atau
kuning kecoklatan permukaan hati yang tampak saat otopsi.3
Prevalensi sirosis hati sulit untuk dinilai karena stadium awalnya bersifat
asimptomatik. Namun, sirosis hati tercatat merupakan penyakit dengan angka kematian
ke-14 tersering pada orang dewasa di dunia dengan angka kematian setitar 1,04 juta jiwa
per tahun. Di negara yang maju, sirosis hati merupakan indikasi utama untuk kasus
transplantasi hati per tahun.2 Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian
terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler
dan kanker). Suatu survey penelitian di USA melaporkan bahwa sekitar 5,5 juta penduduk
(2% dari populasi USA) menderita sirosis. Sirosis ini menyebabkan kematian pada 26.000
jiwa tiap tahunnya dan merupakan penyebab kematian terbesar ke-9 di USA pada usia
antara 25-64 tahun.4 Sedangkan di Indonesia, belum ada data resmi nasional tentang
sirosis hepatis. Namun dari beberapa laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia
secara keseluruhan prevalensi sirosis adalah 3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal
penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.5
PLANNING
1. Diagnosis : Sirosis Hepatis Dekompensata
2. Pengobatan :
Non Farmakologis :
- Istirahat
- Diet hati
- Edukasi (diagnosis, penatalaksanaan, pemeriksaan yang akan dilakukan, diet
yang harus dijalani).
- Follow up lingkar perut dan hitung BB setiap hari.
Farmakologis :
- O2 5 L / menit nasal kanul
- IVFD Ringer laktat : D5% gtt 10 x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr i.v
- Inj. Prosogan 1 x 1 vial iv
- Inj. Furosemide 2 x 20 mg i.v
- Inj. Vit K 3 x 1 amp i.m
- Inj Albumin 100 cc / hari
- Spironolakton tab 1 x 25 mg p.o
- Propanolol tab 2 x 10 mg p.o
- Curcuma 3 x 1 tab p.o
- Laxadine sirup 3 x 1 C