Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO INTERNSHIP KASUS MEDIK

Nama Peserta : dr. Destifika Andriani Hsb

Nama Wahana : RSUD HAMS KISARAN

Topik : Sirosis Hepatis Dekompensata

Tanggal (Kasus) : 18 Agustus 2019

Nama Pasien : Tn. RBH No. RM : 00270618


Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Lobianna Nadeak

Tempat Presentasi : Ruang Aula RSUD HAMS KISARAN

Obyektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

Deskripsi :
Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh perut membesar. Pasien juga mengeluh
perutnya mudah terasa penuh dan cepat kenyang jika pasien makan. Nyeri perut (+)
terutama saat pasien menekan perutnya. Pasien juga mengeluhkan nafsu makannya
menurun (+), mual (+), muntah (-), berkeringat pada malam hari (+), batuk (-). Pasien
juga mengeluh mudah capek saat beraktivitas. BAB dan BAK masih dalam batas normal,
pasien belum berobat.
Sejak ± 7 hari yang lalu, pasien mengeluh perut terlihat semakin membesar, perut
terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri semakin
dirasakan terutama setelah makan. Pasien juga mengeluh sesak (+) terutama setelah
makan, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun pada malam hari
karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-). Pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Pasien mengeluh mudah capek saat beraktivitas. Mata terlihat
kuning (+), badan terlihat kuning (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+),
demam (-).Pasien juga mengeluhkan BAB hitam (+), nyeri (-), BAB darah merah (-) .
BAK masih dalam batas normal. Pasien berobat ke Puskesmas dikatakan sakit hati,
kemudian pasien dirujuk ke RSUD HAMS KISARAN untuk pengobatan lebih lanjut dan
dirawat inap.
Tujuan :
Penegakan diagnosis dan tatalaksana yang sesuai. Mengumpulkan referensi ilmiah
untuk menghadapi kasus yang didapatkan. Menyelesaikan kasus yang dihadapi dengan
solusi yang terbaik.
Bahan Bahasan: □ Tinjauan □ Riset □ Kasus □ Audit
Pustaka
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi □ Email □ Pos

Data Pasien : Nama: Tn. RBH No Registrasi: 00270618

Nama Rumah Sakit : RSUD HAMS KISARAN

DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :


Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh perut membesar. Pasien juga mengeluh
perutnya mudah terasa penuh dan cepat kenyang jika pasien makan. Nyeri perut (+)
terutama saat pasien menekan perutnya. Pasien juga mengeluhkan nafsu makannya
menurun (+), mual (+), muntah (-), berkeringat pada malam hari (+), batuk (-). Pasien
juga mengeluh mudah capek saat beraktivitas. BAB dan BAK masih dalam batas normal,
pasien belum berobat.
Sejak ± 7 hari yang lalu, pasien mengeluh perut terlihat semakin membesar, perut
terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri semakin
dirasakan terutama setelah makan. Pasien juga mengeluh sesak (+) terutama setelah
makan, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun pada malam hari
karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-). Pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Pasien mengeluh mudah capek saat beraktivitas. Mata terlihat
kuning (+), badan terlihat kuning (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+),
demam (-).Pasien juga mengeluhkan BAB hitam (+), nyeri (-), BAB darah merah (-) .
BAK masih dalam batas normal. Pasien berobat ke Puskesmas dikatakan sakit hati,
kemudian pasien dirujuk ke RSUD HAMS KISARAN untuk pengobatan lebih lanjut dan
dirawat inap.
2. Riwayat Pengobatan :
 Tidak ada.

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
 Riwayat sakit kuning (+)
 Riwayat pemakaian tato (+)
 Riwayat kencing manis disangkal
 Riwayat darah tinggi disangkal
 Riwayat asma disangkal
 Riwayat sedang memakai obat-obatan disangkal
 Riwayat alergi obat, makanan, dan cuaca disangkal
4. Riwayat Keluarga :
 Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
5. Riwayat Pekerjaan :
 Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan tidak ada.

6. Lain-lain :
 Tidak ada

Daftar Pustaka :
1. Liwang Frans, Cindya Klarisa. Kapita Selekta Kedokteran Essentials Of Medicine.
Edisi ke 4. Jakarta : Media Aesculapius ; 2016
2. Cheney CP, Goldberg EM and Chopra S. Cirrhosis and portal hypertension: an
overview. In: Friedman LS and Keeffe EB, eds. Handbook of Liver Disease. 2nd.
Churchill Livingstone; 2004.
3. Sanchez W and Talwalkar JA. 2008. Liver Cirrhosis. The American College of
Gastroenterology.
4. Amiruddin Rifai. Fisiologi dan Biokimia Hati. Dalam : Sudoyo AW et.al, eds.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran UI; 2006.
5. Nurdjanah S. 2007. Sirosis Hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I.
Editor Sudoyo AW, Setitohadi B, Alwi I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI

Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui diagnosis Sirosis Hepatis Dekompensata
2. Mengetahui etiologi dan faktor risiko Sirosis Hepatis Dekompensata
3. Mengetahui patofisiologi Sirosis Hepatis Dekompensata
4. Mengetahui penatalaksanaan Sirosis Hepatis Dekompensata
5. Mengetahui evaluasi pengobatan Sirosis Hepatis Dekompensata
6. Mengetahui edukasi tentang pengobatan Sirosis Hepatis Dekompensata

Rangkuman Hasil Pembelajaran


Subyektif :
Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh perut membesar. Pasien juga mengeluh
perutnya mudah terasa penuh dan cepat kenyang jika pasien makan. Nyeri perut (+)
terutama saat pasien menekan perutnya. Pasien juga mengeluhkan nafsu makannya
menurun (+), mual (+), muntah (-), berkeringat pada malam hari (+), batuk (-). Pasien
juga mengeluh mudah capek saat beraktivitas. BAB dan BAK masih dalam batas normal,
pasien belum berobat.
Sejak ± 7 hari yang lalu, pasien mengeluh perut terlihat semakin membesar, perut
terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri semakin
dirasakan terutama setelah makan. Pasien juga mengeluh sesak (+) terutama setelah
makan, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun pada malam hari
karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-). Pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Pasien mengeluh mudah capek saat beraktivitas. Mata terlihat
kuning (+), badan terlihat kuning (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+),
demam (-).Pasien juga mengeluhkan BAB hitam (+), nyeri (-), BAB darah merah (-) .
BAK masih dalam batas normal. Pasien berobat ke Puskesmas dikatakan sakit hati,
kemudian pasien dirujuk ke RSUD HAMS KISARAN untuk pengobatan lebih lanjut dan
dirawat inap.
 Riwayat penyakit kuning (+)
 Riwayat pemakaian tato (+)
Obyektif :
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital
- Tekanan darah : 120/80 mmhg
- Frekuensi nadi : 92 kali/menit
- Frekuensi pernapasan : 28 kali/menit
- Suhu tubuh : 36,7oC
 Kepala
- Bentuk : Normocephali, simetris
- Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata
- Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+
- Telinga : Normotia, membran timpani intak, serumen -/-,
sekret -/-
- Hidung : Bentuk normal, sekret –
- Mulut : Faring tidak hiperemis, T1-T1
 Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB submandibula,
cervical,
supraclavicula, infraclavicula, axilla (-),
pembesaran kelenjar
tiroid (-),trakea ditengah
 Thorax
Cor
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis teraba di Intercosta V Linea Mid Clavicula
Sinistra
- Perkusi : Batas Jantung Kanan Intercosta IV Linea Parasternalis
Dextra
Batas Jantung Kiri Intercosta V Linea Mid Clavicula
Sinistra
Batas Pinggang Jantung Intercosta III Linea Parasternalis
Sinistra
- Auskultasi : Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
- Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis dan dinamis
- Palpasi : Gerak napas simetris, stem fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

 Abdomen
- Inspeksi : Cembung, venektasi (+)
- Palpasi : Tegang, nyeri tekan di semua regio, hepar dan lien sulit
dinilai
- Perkusi : Redup (+), Shifting dulness (+)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Kulit : ikterik + , petechie -
 Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat (+)
ASSESSMENT ( Penalaran Klinis) :
Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengeluh perut membesar. Pasien juga mengeluh
perutnya mudah terasa penuh dan cepat kenyang jika pasien makan. Nyeri perut (+)
terutama saat pasien menekan perutnya. Pasien juga mengeluhkan nafsu makannya
menurun (+), mual (+), muntah (-), berkeringat pada malam hari (+), batuk (-). Pasien
juga mengeluh mudah capek saat beraktivitas. BAB dan BAK masih dalam batas normal,
pasien belum berobat.
Sejak ± 7 hari yang lalu, pasien mengeluh perut terlihat semakin membesar, perut
terasa penuh, nyeri ulu hati (+) seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri semakin
dirasakan terutama setelah makan. Pasien juga mengeluh sesak (+) terutama setelah
makan, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas, sering terbangun pada malam hari
karena sesak (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-). Pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Pasien mengeluh mudah capek saat beraktivitas. Mata terlihat
kuning (+), badan terlihat kuning (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+),
demam (-).Pasien juga mengeluhkan BAB hitam (+), nyeri (-), BAB darah merah (-) .
BAK masih dalam batas normal. Pasien berobat ke Puskesmas dikatakan sakit hati,
kemudian pasien dirujuk ke RS. Sobirin untuk pengobatan lebih lanjut dan dirawat inap.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dari pasien, dapat dinyatakan bahwa
pasien di diagnosis sirosis hepatis dekompensata. Penegakan diagnosa sirosis hepatis
dekompensata ditegakan juga dari yaitu adanya keluhan pasein yang mengalami keluhan
perut membesar, BAB hitam, mual, sesak, dan kulit dan mata terlihat kuning. Dari
pemeriksaan fisik berupa tanda vital didapatkan abdomen yang asites, tegang, nyeri di
semua regio, perkusi redup, shifting dulness (+).
Sirosis merupakan suatu perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan
regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis. 1,2
Perubahan struktur tersebut dapat meningkatkan aliran darah portal, disfungsi sintesis
hepatosit, serta meningkatkan resiko karsinoma hepatoselular. 2 Sirosis hati merupakan
perjalanan patologi akhir berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis diperkenalkan
pertama kali oleh Laennec pada tahun 1826. Diambil dari bahasa Yunani scirrhus atau
kirrhos yang artinya warna oranye dan dipakai untuk menunjukkan warna oranye atau
kuning kecoklatan permukaan hati yang tampak saat otopsi.3
Prevalensi sirosis hati sulit untuk dinilai karena stadium awalnya bersifat
asimptomatik. Namun, sirosis hati tercatat merupakan penyakit dengan angka kematian
ke-14 tersering pada orang dewasa di dunia dengan angka kematian setitar 1,04 juta jiwa
per tahun. Di negara yang maju, sirosis hati merupakan indikasi utama untuk kasus
transplantasi hati per tahun.2 Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian
terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler
dan kanker). Suatu survey penelitian di USA melaporkan bahwa sekitar 5,5 juta penduduk
(2% dari populasi USA) menderita sirosis. Sirosis ini menyebabkan kematian pada 26.000
jiwa tiap tahunnya dan merupakan penyebab kematian terbesar ke-9 di USA pada usia
antara 25-64 tahun.4 Sedangkan di Indonesia, belum ada data resmi nasional tentang
sirosis hepatis. Namun dari beberapa laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia
secara keseluruhan prevalensi sirosis adalah 3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal
penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.5
PLANNING
1. Diagnosis : Sirosis Hepatis Dekompensata
2. Pengobatan :
Non Farmakologis :
- Istirahat
- Diet hati
- Edukasi (diagnosis, penatalaksanaan, pemeriksaan yang akan dilakukan, diet
yang harus dijalani).
- Follow up lingkar perut dan hitung BB setiap hari.
Farmakologis :
- O2 5 L / menit nasal kanul
- IVFD Ringer laktat : D5% gtt 10 x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr i.v
- Inj. Prosogan 1 x 1 vial iv
- Inj. Furosemide 2 x 20 mg i.v
- Inj. Vit K 3 x 1 amp i.m
- Inj Albumin 100 cc / hari
- Spironolakton tab 1 x 25 mg p.o
- Propanolol tab 2 x 10 mg p.o
- Curcuma 3 x 1 tab p.o
- Laxadine sirup 3 x 1 C

3. Pendidikan : Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialami pasien


merupakan penyakit sirosis hepatis dekompensata
4. Konsultasi : Dijelaskan penatalaksanaannya dan prognosis pasien tersebut.

Definisi Sirosis Hepatis


Sirosis merupakan suatu perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan
regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis. 1,2
Perubahan struktur tersebut dapat meningkatkan aliran darah portal, disfungsi sintesis
hepatosit, serta meningkatkan resiko karsinoma hepatoselular. 2 Sirosis hati merupakan
perjalanan patologi akhir berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis diperkenalkan
pertama kali oleh Laennec pada tahun 1826. Diambil dari bahasa Yunani scirrhus atau
kirrhos yang artinya warna oranye dan dipakai untuk menunjukkan warna oranye atau
kuning kecoklatan permukaan hati yang tampak saat otopsi.3

Etiologi Sirosis Hepatis


Penyebab tersering di negara Indonesia adalah akibat infeksi virus hepatitis B dan C.
Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa virus hepatitis B menyebabkan sirosis
sebesar 40-50% dan virus hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak
diketahui, alkohol sebagai penyebab sirosis hati di Indonesia mungkin frekuensinya kecil
sekali karena belum ada datanya.5

Ada beberapa etilogi dari preeklamsia yaitu :


1. Alkohol
2. Virus hepatitis
3. Kelainan genetik yang diturunkan
4. Gangguan imunitas
5. Toksin dan obat-obatan
6. Kriptogenik

Insidensi Sirosis Hepatis


Sirosis hati tercatat merupakan penyakit dengan angka kematian ke-14 tersering pada
orang dewasa di dunia dengan angka kematian setitar 1,04 juta jiwa per tahun. Di negara
yang maju, sirosis hati merupakan indikasi utama untuk kasus transplantasi hati per
tahun.2 Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada
pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Suatu
survey penelitian di USA melaporkan bahwa sekitar 5,5 juta penduduk (2% dari populasi
USA) menderita sirosis. Sirosis ini menyebabkan kematian pada 26.000 jiwa tiap
tahunnya dan merupakan penyebab kematian terbesar ke-9 di USA pada usia antara 25-64
tahun.4 Sedangkan di Indonesia, belum ada data resmi nasional tentang sirosis hepatis.
Namun dari beberapa laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia secara
keseluruhan prevalensi sirosis adalah 3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal
penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.

Manifestasi Klinis Sirosis Hepatis


Manifestasi klinik:
1. Kulit yang menguning (jaundice) disebabkan oleh akumulasi bilirubin dalam
darah
2. Hipertensi portal
3. Asites, edema pada tungkai
4. Kehilangan nafsu makan
5. Kelelahan
6. Kelemahan
7. Gatal
8. Mudah memar dari pengurangan produksi faktor-faktor pembeku darah oleh hati
yang sakit.

Penatalaksanaan Sirosis Hepatis


Terapi ditujukan untuk mengatasi kegawatdaruratan dan mengembalikan ke kondisi
kompensata.2
1. Tatalaksana spesifik sesuai komplikasi yang ditemukan. Berikut ada beberapa
tatalaksana sesuai komplikasi yang sering terjadi
a. Hipertensi vena porta dan asites esofagus
Somatostatin, terapi endoskopik, maupun prosedur bedah.
b. Asites
Retriksi garam, pemberian spironolakton dan furosemide, parasintesis jika asites
besar
c. Sindrom hepatorenal
Penggunaan agen vasopresor dan albumin
d. Peritonitis bakterialis spontan
Kultur bakteri dan pemberian antibiotik spektrum luas
2. Pada kebanyakan kasus, dekompensata terjadi akibat adanya faktor pencetus
seperti sepsis, hipotensi, atau pengunaan obat tertentu. Identifikasi faktor pencetus
tersebut dapat mengembalikan ke kondisi kompensata
3. Transplantasi hati
4. Terapi non medikamentosa2
a. Diet seimbang 35-50 kkal/KgBB ideal dengan protein 1,2-1,5 gr/KgBB/ hari
b. Aktivitas fisik untuk mencegah inaktivitas dan atrofi otot
c. Stop komsumsi alkohol dan rokok
FOLLOW UP
19 Agustus 2019
S: Badan lemas, perut kembung, nafsu makan menurun
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 120/70 mmhg RR : 24 x/menit N : 78 x/menit T : 37,1
o
C
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (+/+)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, nyeri tekan di semua regio, perkusi redup, shifting dulness (+)
Ekstremitas : akral hangat
A: Sirosis Hepatis Dekompensata
P: Non Farmakologis :
- Istirahat
- Diet hati
- Edukasi (diagnosis, penatalaksanaan, pemeriksaan yang akan dilakukan, diet
yang harus dijalani).
- Follow up lingkar perut dan hitung BB setiap hari.
Farmakologis :
- O2 5 L / menit nasal kanul
- IVFD Ringer laktat : D5% gtt 10 x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr i.v
- Inj. Prosogan 1 x 1 vial iv
- Inj. Furosemide 2 x 20 mg i.v
- Spironolakton tab 1 x 25 mg p.o
- Propanolol tab 2 x 10 mg p.o
- Curcuma 3 x 1 tab p.o
20 Agustus 2019
S: Badan lemas, perut kembung, nafsu makan menurun, sulit BAB
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmhg RR : 24 x/menit N : 83 x/menit T : 36,9
o
C
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (+/+)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, nyeri tekan di semua regio, perkusi redup, shifting dulness (+)
Ekstremitas : akral hangat
A: Sirosis Hepatis Dekompensata
P: Non Farmakologis :
- Istirahat
- Diet hati
- Edukasi (diagnosis, penatalaksanaan, pemeriksaan yang akan dilakukan, diet
yang harus dijalani).
- Follow up lingkar perut dan hitung BB setiap hari.
Farmakologis :
- O2 5 L / menit nasal kanul
- IVFD Ringer laktat : D5% gtt 10 x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr i.v
- Inj. Prosogan 1 x 1 vial iv
- Inj. Furosemide 2 x 20 mg i.v
- Inj. Vit K 3 x 1 amp i.m
- Inj Albumin 100 cc / hari
- Spironolakton tab 1 x 25 mg p.o
- Propanolol tab 2 x 10 mg p.o
- Curcuma 3 x 1 tab p.o
- Laxadine sirup 3 x 1 C
21 Agustus 2019
S: Badan lemas, perut kembung, nafsu makan menurun, sulit BAB
O: Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmhg RR : 24 x/menit N : 83 x/menit T : 36,9
o
C
Keadaan spesifik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (+/+)
Thoraks : Simetris Kanan = Kiri
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, nyeri tekan di semua regio, perkusi redup, shifting dulness (+)
Ekstremitas : akral hangat
A: Sirosis Hepatis Dekompensata
P: Non Farmakologis :
- Istirahat
- Diet hati
- Edukasi (diagnosis, penatalaksanaan, pemeriksaan yang akan dilakukan, diet
yang harus dijalani).
- Follow up lingkar perut dan hitung BB setiap hari.
Farmakologis :
- O2 5 L / menit nasal kanul
- IVFD Ringer laktat : D5% gtt 10 x/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr i.v
- Inj. Prosogan 1 x 1 vial iv
- Inj. Furosemide 2 x 20 mg i.v
- Inj. Vit K 3 x 1 amp i.m
- Inj Albumin 100 cc / hari
- Spironolakton tab 1 x 25 mg p.o
- Propanolol tab 2 x 10 mg p.o
- Curcuma 3 x 1 tab p.o
- Laxadine sirup 3 x 1 C
Kisaran, September 2019
Diketahui
Dokter Pendamping

dr. Lobianna Nadeak

Anda mungkin juga menyukai