Anda di halaman 1dari 10

SPs Uninus

MANAJEMEN REVITALISASI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DALAM UPAYA MENINGKATKAN
MUTU LULUSAN

oleh Agung Indaryatno, Hendi Suhendraya Muchtar


email:

ABSTRACT

Vocational School graduates are very incompetent and many of them are unemployed.
Presidential Instruction Number 9 of 2016 concerning Vocational School Revitalization is the
solution to this problem. This study aims to give an overview of revitalization management in
improving the quality of vocational school achievement. Management theories that related to
management, are on going process that consist of planning, organizing, implementing, and
controlling. Qualitative questions with the case study method. Research findings on school has
been revised in accordance with the existing theories, rules and regulations. The conclusion
is that Vocational Schools in Bandung have a high commitment in implementing the school
revitalization along with their commitment and supported by advocate escalation.

Keywords: Revitalization, Link and Match, curriculum based on industry

PENDAHULUAN

Kurang maksimalnya pencapaian Kondisi tersebut di atas ternyata juga


tujuan pendidikan nasional merupakan terjadi di jenjang pendidikan Sekolah
akibat dari sistem pendidikan yang tidak Menengah Kejuruan (SMK) dimana
memberikan ruang secara luas bagi peserta peserta didik masih diberikan beban
didik untuk mengembangkan potensi, untuk mengejar nilai Ujian Nasional,
bakat, minat, dan keterampilan yang sementara keterampilan yang dibutuhkan
dibutuhkan untuk menghadapi persaingan oleh lapangan kerja kurang mendapatkan
pasca menyelesaikan pendidikan. perhatian yang serius. Hal ini diperparah

Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019 277


SPs Uninus
dengan kondisi dunia kerja di Indonesia kerja berdasar keterampilan berfikir logis,
yang menginginkan tenaga kerja dengan membuat konsep, kreatifitas dan inovasi
latar belakang pendidikan rendah dengan disamping dominasi lulusan SMK akibat
berbagai alasan. kebijakan proporsi SMA 30% dan SMK
Data terakhir yang dirilis oleh Badan 70%. Kondisi inilah yang mendasari
Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2018, Presiden RI Joko Widodo menerbitkan
menunjukkan struktur ketenagakerjaan di Instruksi Presiden (Inpres) nomor 9 Tahun
Indonesia berdasarkan kualifikasi akademik 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
seperti yang ada pada grafik berikut : Kejuruan Dalam Rangka Meningkatkan
Kualitas dan Daya Saing Bangsa.
Inpres itulah yang jadi dasar
pelaksanaan revitalisasi SMK adalah
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
SMK. Inpres ini mengatur langkah
revitalisasi, sebagai berikut: (1)
Revitalisasi sumber daya manusia;
(2) Membangun SAS berbasis SIM;
(3) Link and match dengan industri;
(4) Kurikulum berbasis industri; (5)
Teaching factory; (6) Penggunaan
Media Video Tutorial dan Portofolio
Sumber: Badan Pusat Statisik (BPS) berdasarkan dari Survei Angkatan Berbasis Video; (7) Uji Sertifikasi
Kerja Nasional (Sakernas) Profesi; (8) Pemenuhan sarana dan
prasarana; (9) Mengembangkan
Fakta di atas sangat ironis, mengingat Kearifan Lokal; (10) Peran SMK sebagai
Indonesia memiliki jenjang pendidikan atau Penggerak Ekonomi Lokal.
intitusi yang khusus mempersiapkan lulusan Dalam penelitian ini permasalahan
untuk bekerja yaitu SMK. Di kawasan dibatasi hanya pada langkah ke-3, yaitu link
ASEAN, tenaga kerja Indonesia memiliki and match dengan industri, dan langkah ke-4
peluang yang sangat signifikan. Terhitung kurikulum berbasis industri.
sejak tahun 2010 hingga 2025 diperkirakan
akan ada kenaikan permintaan pekerja
terampil sekitar 41% atau setara dengan 14 LANDASAN TEORI
juta orang jauh melebihi dibanding negara
ASEAN yang lain. Sementara pendidikan Link and macth (keterkaitan dan
kejuruan ditengarai belum siap menghadapi kesepadanan) adalah sebuah konsep yang
perubahan global yang terjadi saat ini. Salah mulai diperkenalkan di Indonesia tahun 90-
satu indikatornya adalah keterserapan an oleh Mendikbud pada saat itu Wardiman
lulusan SMK yang sangat rendah tidak Joyonegoro (1993 sampai dengan 1998).
sesuai dengan harapan. Konsep link and macth bukan merupakan
Penyebab rendahnya keterserapan gagasan asli dari Wardiman Joyonegoro,
ketenagakerjaan SMK adalah dampak akan tetapi merupakan adopsi dari
Revolusi Industri yang secara spesifik pikiran Willenbrock, guru besar Harvard
adalah: Keahlian yang dimiliki oleh lulusan University. Amerika Serikat. Willenbrock
SMK tidak cocok dengan yang dibutuhkan mengusulkan gagasan tentang pentingnya
DU/DI yang lebih mengedepankan sistem perusahaan menjadi “Bapak angkat” bagi

278 Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019


SPs Uninus
perguruan tinggi. Menurut Willenbrock, harus ditempuh oleh pelari dari garis
perusahaan tidak hanya sekedar tempat start sampai garis finish, didalam dunia
berlatih atau magang mahasiswa tetapi pendidikan diartikan sebagai sejumlah
juga menyisihkan sebagian keuntungannya pengetahuan atau mata pelajaran yang
untuk mengembangkan perguruan tinggi. harus ditempuh atau diselesaikan peserta
Gagasan inilah yang disebut link and macth didik guna mencapai suatu tingkatan atau
yang selanjutnya menyebar keseluruh dunia ijazah.(Arifin, 2014: 2)
sebagai sebuah program yang dipandang Sementara kurikulum dianggap sebagai
efektif. a plan of learning yang artinya bahwa
Kebijakan link and match yang kurikulum merupakan sesuatu yang
berwawasan masa depan menurut menurut direncanakan untuk dipelajari oleh peserta
Djojonegoro (1998: 60-61), menuntun didik (Hilda Taba, 1962). George A.
SMK menganut prinsip sebagai berikut: Beaucham (1976) mengartikan kurikulum
(1) Program pendidikan pada SMK yang sebagai dokumen tertulis yang berisikan
berproses selama tiga tahun, disiapkan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan
untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kepada peserta didik melalui pilihan
keahlian sesuai dengan kebutuhan tiga berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah
tahun mendatang, dan memiliki bekal dasar dalam kehidupan sehari-hari.
untuk pengembangan diri di masa depan;(2) Sedangkan merujuk pada Undang
Dunia kerja yang menjadi lapangan hidup - Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
tamatan SMK adalah dunia ekonomi, dunia Sistem Pendidikan Nasional, dapat
yang mengandung fenomena persaingan disimpulkan bahwa kurikulum adalah
dan kerjasama, sekaligus dunia yang cepat seperangkat rencana dan pengaturan
mengalami perubahan. mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
Link and match diharapkan mampu serta cara yang digunakan sebagai pedoman
menciptakan lulusan SMK yang siap kerja penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
dengan kompetensi atau keahlian siap untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
pakai yang dibutuhkan dunia kerja. Untuk Adapun pengertian Industri merujuk
itu link and match harus terprogram dan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun
melaksanakan segala bentuk kegiatan 1984 tentang Perindustrian, adalah sebagai
yang makin mendekatkan sekolah dengan berikut : “Industri ialah suatu kegiatan
dunia kerja. Adapun implementasi link ekonomi yang mengolah bahan mentah,
and match dapat disesuaikan melalui bahan baku, barang setengah jadi, atau
kesepakatan antara sekolah dengan DU/ barang jadi menjadi barang yang memiliki
DI yang mencakup kegiatan: (1) Kerjasama nilai tinggi untuk penggunaannya, termasuk
dengan Dunia Usaha / Dunia Industri kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
(DU/DI); (2) Pembentukan Kelas Industri; industri”
(3) Pelaksanaan Guru Magang (OJT); Dengan demikian, kurikulum berbasis
(4) Praktek Kerja Lapangan (PKL); (5) industri adalah seperangkat dokumen
Membuat Jejaring SMK. perencanaan dan pengaturan pembelajaran
Istilah kurikulum (curriculum) berasal di sekolah yang disusun berdasarkan
dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti kebutuhan dunia kerja baik bidang ekonomi,
pelari, atau curere yang berarti tempat produksi, rancang bangun, rekayasa industri
berpacu. Jadi sebenarnya istilah curriculum dan bidang kerja lainnya. Kurikulum yang
berasal dari dunia olah raga pada zaman dimaksud adalah Kurikulum SMK atau
Romawi kuno di Yunani. Istilah tersebut biasa disebut Kurikulum Tingkat Satuan
mengandung pengertian suatu jarak yang Pendidikan (KTSP).

Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019 279


SPs Uninus
Kurikulum berbasis industri ini juga memenuhi 4 prinsip sesuai dengan yang
disebut sebagai Pendidikan Sistem Ganda dikemukakan oleh Gafur (2017: 290)
(PSG) atau Dual system. Menurut Surachim sebagai berikut :
(2016: 17), dual system adalah Pendidikan 1. Komitmen mutu, yaitu keteguhan hati
Sistem Ganda (PSG) menggambarkan satu dan kesungguhan semangat untuk
kombinasi yang sinkron dan dinamis dalam melakukan apa yang dituntut dan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah dipersyaratkan oleh mutu.
(SMK) dan Prakerin di institusi kerja 2. Memenuhi apa yang dipersyaratkan
pasangan (IP). Oleh karena itu kurikulum oleh mutu (conformance by requirement).
PSG (dual system) disusun, dirumuskan, Pemikiran mutu yang dikemukakan oleh
dan disepakati bersama oleh keduanya, Philip Crosby.
dikembangkan dan dilaksanakan sesuai 3. Fokus dan keterarahan dalam proses
dengan prinsip dan karakteristik PBM yang dijalankan. Fokus yang dimaksud
dalam Pendidikan Sistem Ganda. adalah keterarahan kepada spesifikasi
Penyelenggaran pendidikan di Indonesia mutu dan keunggulannya (fokus and
harus memenuhi standar mutu. Peraturan directed to spesification and it’s exellencies)
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Merupakan pemikiran Taguchi (Jepang)
Standar Nasional Pendidikan memberikan 4. Memproduksi output agar tepat target dan
panduan yang jelas tentang standar mutu sesuai tujuan, dari spesifikasi mutu dan
pada seluruh jenjang pendidikan tidak keunggulannya yang telah ditetapkan
terkecuali SMK. (produce output on target and goal).
Standar Nasional Pendidikan (SNP)
terdiri atas delapan standar yaitu: (1) isi, (2) Mutu lulusan sangat dipengaruhi
proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik oleh mutu proses pendidikan/ Kegiatan
dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan Belajar Mengajar (KBM) yang merupakan
prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, upaya sadar, terencana, dan sistemik
dan (8) penilaian, tidak akan cukup untuk dalam menciptakan “ekosistem”
memenuhi tuntutan kebutuhan saat ini. pendidikan. Mengingat fenomena lulusan
Oleh karena itu perlu penyelarasan, inovasi, SMK justru merupakan penyumbang
dan kreatifitas dari semua penyelenggara pengangguran terbesar dibandingkan
pendidikan untuk memberikan layanan dengan jenjang pendidikan lainnya, maka
pendidikan yang bermutu. telah terjadi penyimpangan mutu. Upaya
Untuk menghasilkan lulusan yang sadar, terencana, dan sistemik yang
bermutu, maka lembaga pendidikan harus dipandang perlu dilakukan adalah dengan
memahami secara utuh karakteristik mutu memperbaiki proses untuk menghilangkan
yang ingin dicapai. Pada saat mutu telah atau mengurangi besarnya penyimpangan
menjadi satu dengan gerak langkah lembaga, dengan revitalisasi.
maka akan menghasilkan pendidikan yang Secara umum penelitian ini bertujuan
unggul dan menjadi jaminan lulusan yang untuk memberikan gambaran tentang
bermutu. Sebaliknya, jika mutu merupakan Manajemen Revitalisasi Sekolah Menengah
bagian yang terpisah dari gerak lembaga Kejuruan dalam Meningkatkan Mutu
bisa dipastikan pendidikan akan tertinggal. Lulusan SMK di Kota Bandung. Adapun
Oleh karena itu perlu mengidentifikasi tujuan khusus dari penelitian ini adalah
sesuatu yang dipersyaratkan oleh mutu dan untuk:
memenuhi apa yang dipersyaratkan. Untuk 1. Mengetahui gambaran tentang
membangun suatu sistem, program, institusi perencanaan manajemen Revitalisasi
pedidikan yang bermutu, setidaknya harus SMK untuk meningkatkan mutu lulusan

280 Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019


SPs Uninus
2.
Mengetahui gambaran tentang Menengah Kejuruan dalam peningkatan
pengorganisasian manajemen mutu lulusan. Dalam hal ini pengelolaan
Revitalisasi SMK untuk meningkatkan data dilakukan dengan cara terus menerus
mutu lulusan melalui cek dan re-cek, analisis dan re-
3.
Mengetahui gambaran tentang analisis, sehingga ditemukan realita yang
pelaksanaan manajemen Revitalisasi sesungguhnya terjadi dialami secara nyata.
SMK untuk meningkatkan mutu lulusan
4.
Mengetahui gambaran tentang
pengendalian manajemen Revitalisasi HASIL PENELITIAN DAN
SMK untuk meningkatkan mutu lulusan. PEMBAHASAN

Revitalisasi sekolah menengah kejuruan


METODE untuk meningkatkan mutu lulusan
khususnya pada langkah ke-3, yaitu Link
Penelitian ini dilaksanakan di 2 tempat and match dan langkah ke-4 kurikulum
yaitu, di SMKN 3 dan SMKN 13 Bandung, berbasis industri mengacu pada manajemen
yang merupakaan penelitian studi kasus revitalisasi sekolah dan berada pada ruang
penerapan revitalisasi di kedua sekolah lingkup perencanaan, pengorganisasian,
tersebut. Studi kasus merupakan metode pelaksanaan, dan pengendalian sebagai
yang digunakan pada penelitian ini berikut:
dikarenakan peneliti ingin secara khusus 1. SMK di kota Bandung telah menerapkan
menjelaskan dan memahami objek yang perencanaan revitalisasi sekolah
ditelitinya sebagai suatu “kasus”. Digunakan untuk meningkatkan mutu lulusan
pendekatan kualitatif dikarenakan kasus sesuai dengan teori, perencanaan
yang diteliti memerlukan deskripsi secara yang dilakukan meliputi penyiapan-
verbal dengan mengutamakan pada penyiapan keputusan mengenai apa
kualitas atau hal-hal yang penting. Untuk yang ingin diharapkan oleh sekolah.
mendapatkan data dalam penelitian Perencanaan diawali dengan menyusun
digunakan teknik wawancara observasi, visi dan misi sekolah yang ditetapkan
dan studi literatur (dokumentasi). oleh manajemen bersama dewan guru
Fokus studi kasus diarahkan pada dan stakeholder terkait. Visi dan misi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di inilah yang mendasari tersusunnya
Kota Bandung, sebagai sampel yaitu dua RKJM dan RKS.
sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di 2. Pengorganisasian di sekolah negeri telah
Bandung, yaitu SMK Negeri 3 dan SMK mempunyai struktur yang sangat baik
Negeri 13 Bandung. Dimana penelitian dan mampu mengakomodir terhadap
diharapkan dapat menggambarkan aspek- setiap perubahan baik sebagai akibat
aspek manajemen Revitalisasi Sekolah kebijakan, kebutuhan, maupun tuntutan
Menengah Kejuruan, mengingat kedua perkembangan jaman. Pengorganisasian
sekolah tersebut tercatat sebagai sekolah revitalisasi SMK menempatkan Kepala
yang menerima bantuan Revitalisasi SMK. Sekolah sebagai penanggung jawab,
Data dalam penelitian ini bersifat deskriptif pelaksana kegiatan ada di Wakil Kepala
kualitatif, maka analisa terhadap data Sekolah (Waka) yang disesuaikan dengan
yang diperoleh bersifat narasi kualitatif bidang garapan misalnya link and match
yang mengarah pada upaya-upaya dengan industri pelaksana kegiatan
menggambarkan dan mengungkapkan adalah Waka Hubin/Humas, dan
aspek Manajemen Revitalisasi Sekolah kurikulum berbasis industri pelaksana

Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019 281


SPs Uninus
kegiatan adalah Waka Kurikulum. yang sesuai yaitu perencanaan (planning),
3. Revitalisasi langkah ke-3 yaitu Link and pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
match dengan industri yang dilakukan (actuating), dan pengendalian (controlling).
oleh SMK di kota Bandung meliputi Empat fungsi manajemen tersebut
kegiatan: Kerjasama dengan DU/DI, digunakan oleh sekolah untuk menerapkan
pembentukan kelas industri, pelaksanaan revitalisasi dimana terdapat bukti-bukti
guru magang (OJT), Praktik Kerja perencanaan berupa RKJM, RKT, dan
Lapangan, dan membentuk jejaring RKAS. Setiap sekolah mempunyai struktur
SMK. Adapun langkah ke-4 Kurikulum organisasi yang jelas mengacu pada
berbasis industri adalah dengan aturan dari pusat maupun pemerintah
menyusun kurikulum implementatif daerah (provinsi) yang merupakan bukti
bersama-sama antara guru dengan pengorganisasian. Adapun pelaksanaan
industri yang selalu direview setiap revitalisasi mengacu pada “Strategi
tahunnya untuk menyesuaikan dengan Implementasi Revitalisasi SMK” yang
kebutuhan DU/DI. diterbitkan oleh Kemendikbud juga
4. Pengendalian yang dilakukan sekolah gagasan link and match guru besar Harvard
(SMK) menempatkan Kepala Sekolah University yaitu Willenbrock. Implementasi
sebagai penanggung jawab yang bisa link and match dapat disesuaikan melalui
mendelegasikan fungsi pengendalian kesepakatan antara sekolah dengan DU/DI
berupa pengawasan, supervisi, inspeksi, yang diperkuat dengan MoU.
atau monitoring kegiatan kepada para Untuk memastikan proses perencanaan,
Wakil Kepala Sekolah (Waka) atau pengorganisasian, dan pelaksanaan berjalan
menunjuk salah satu dari para Waka efektif maka dilakukan pengendalian
untuk melakukan fungsi pengendalian (controlling) yang berupa monitoring dan
yang hasilnya dilaporkan kepada Kepala evaluasi. Pengendalian dilaksanakan
Sekolah. Pengendalian juga dilakukan oleh pihak internal dan eksternal, pihak
oleh pihak eksternal, yang terdiri dari internal dalam hal ini adalah kepala
Kemendikbud melalui Inspektorat sekolah ataupun wakil kepala sekolah yang
Jenderal (Irjen), Dinas Pendidikan diberikan kewenangan khusus oleh kepala
Provinsi, dan Kantor Cabang Dinas sekolah. Pihak eksternal yang melakukan
(KCD). pengendalian adalah dari Kementerian
Pendidikan berupa monitoring yang
Hasil penelitian di lapangan yang dilakukan oleh Direktorat PSMK dan audit
dicocokan dan dianalisis dengan teori- yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal
teori manajemen revitalisasi sekolah (Irjen) Kemendikbud.
menengah kejuruan untuk meningkatkan Dari hasil penelitian di lapangan,
mutu lulusan khususnya pada langkah peneliti menemukan beberapa kekuatan
ke-3 Link and match dan langkah ke-4 dan keunggulan dari revitalisasi SMK di
kurikulum berbasis industri yang diawali kota Bandung untuk meningkatkan mutu
dari proses perencanaan, pengorganisasian, lulusan, diantaranya:
pelaksanaan, dan pengendalian merupakan 1. SMK Negeri di Kota Bandung telah
penggabungan dari teori manajemen menerapkan Sistem Manajemen
yang dicetuskan oleh Handoko (1997: 8), Mutu ISO 9001:2015 sehingga sangat
Sudarwan dan Yunan Danim (2010: 18), mudah beradaptasi terhadap program-
serta A.F Stoner, James (2006) sehingga program pengembangan yang menuntut
memunculkan teori tentang manajemen manajemen yang baik
dengan empat fungsi utama manajemen 2. SMK Negeri di Kota Bandung telah

282 Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019


SPs Uninus
memiliki sumber daya manusia dan sudah ada dalam meningkatkan mutu
sumber daya pendukung lainnya yang lulusan dengan menunggu datangnya
cukup untuk melakukan perubahan bantuan.
mengikuti perkembangan ilmu 2. Tidak semua guru mempunyai
pengetahuan dan teknologi, juga pemahaman yang sama terkait
perubahan mengikuti tuntutan dunia manajemen revitalisasi SMK untuk
kerja (DU/DI). meningkatkan mutu lulusan, sehingga
3. Bandung sebagai ibu kota Jawa memunculkan persoalan di internal
Barat merupakan pusat bisnis, pusat sekolah misalnya guru tidak memahami
perdagangan, pusat industri, dan arah kebijakan sekolah dan tidak
berbagai kegiatan yang berhubungan bisa optimal melaksanakan tugasnya
dengan pemenuhan hajat hidup orang dikarenakan kurang pemahaman.
banyak sehingga semua jenis profesi, 3. Kompetensi guru yang belum sesuai
semua jenis usaha, dan bermacam dengan standar industri, hal ini
kegiatan ada di kota Bandung. menyebabkan kompetensi peserta didik
4. Peserta didik mendapatkan pengalaman juga tidak sesuai dengan standar industri.
belajar yang optimal karena selain 4. Sarana prasarana penunjang KBM
belajar teori di sekolah yang diajar oleh (peralatan praktik) yang dimiliki sekolah
guru, juga belajar praktik langsung di umumnya tertinggal jika dibandingkan
industri yang dibimbing oleh instruktur dengan peralatan produksi yang ada di
yang mempunyai pengalaman kerja. industri.
Peserta didik juga punya kesempatan 5. Daya tampung DU/DI yang sangat
untuk memperlihatkan potensi yang terbatas sebagai tempat PKL dan
dimiliki kepada industri sehingga lebih magang.
mudah untuk masuk ke dunia kerja. 6. Tidak semua DU/DI mau bekerja
5. Sekolah-sekolah (SMK) yang sudah maju sama dengan sekolah apalagi sampai
diberikan kesempatan dan tanggung menandatangani Memorandum of
jawab untuk membantu dan membimbing Understanding (MoU).
SMK-SMK kecil di sekitarnya supaya
bisa berkembang mengikuti langkah dan Gagasan inovasi untuk perbaikan
upaya yang dilakukan oleh SMK yang kedepan dari permasalahan yang ada
sudah maju sehingga mutu SMK-SMK pada manajemen revitalisasi SMK untuk
kecil tidak tertinggal bahkan sebaliknya meningkatkan mutu adalah:
bisa berkembang mengikuti SMK yang 1. Sepuluh (10) langkah revitalisasi tidak
sudah berkembang maju. harus dilakukan secara bersamaan,
akan tetapi sekolah bisa memilih salah
Masalah dan kelemahan dari revitalisasi satu atau lebih dari 10 langkah tersebut
SMK di kota Bandung untuk meningkatkan berdasarkan analisis sesuai dengan
mutu lulusan, yaitu : sumber daya yang dimiliki dan yang
1. Pengelola sekolah (Kepala Sekolah) paling besar kemungkinannya untuk bisa
beranggapan bahwa revitalisasi dilaksanakan secara efektif.
memerlukan biaya yang sangat besar, 2. Sosialisasi yang dilakukan secara masiv
dan harus mengandalkan bantuan dari melalui berbagai media komunikasi
pemerintah, bantuan dari industri, dan media sosial dan melalui berbagai
maupun bantuan dari pihak lainnya kegiatan sehingga guru-guru memahami
sehingga sekolah cenderung pasif untuk secara utuh tentang program revitalisasi.
mengoptimalkan sumber daya yang 3. Adanya matriks kompetensi guru

Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019 283


SPs Uninus
sehingga bisa terdeteksi secara lebih lulusan. Kesimpulan ini didukung
dini dan lebih akurat untuk melakukan Dari simpulan yang telah dirumuskan
tata kelola pemagangan guru ke industri diatas, maka melalui kesempatan ini
sehingga mempunyai kompetensi yang penulis memberikan rekomendasi sebagai
dibutuhkan dunia kerja dan dibuktikan berikut : (1) Kepada kepala sekolah, dalam
dengan sertifikat kompetensi. rangka mengimplementasikan manajemen
4. Sekolah berusaha menjalin komunikasi revitalisasi SMK agar diupayakan
yang sebaik-baiknya terutama dalam melakukan sosialisasi secara optimal
hal mencari informasi tertang peralatan dengan menggunakan berbagai macam
mutakhir yang dimiliki industri dan media sehingga warga sekolah, masyarakat,
berusaha untuk mempelajari dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/
melibatkan guru dan peserta didik. DI) lebih memahami program-program
5. Rekayasa jadwal PKL atau magang sekolah yang sedang dan yang akan
dengan sistem rolling kelompok (month dilakukan sehingga memperoleh dukungan
release) untuk mensiasati supaya dari berbagai pihak. Revitalisasi adalah
tercukupi kerja sama dengan DU/DI optimalisasi terhadap sumber daya yang
pada pelaksanaan PKL. Sekolah bisa ada sehingga jika semua tergerak dari
juga mencari DU/DI di luar kota, luar bawah sampai pucuk pimpinan maka akan
daerah, atau ke luar pulau. lebih efektif untuk mencapai tujuan; (2)
6. Melakukan pendekatan intensif dan Kepada ketua kompetensi keahlian, harus
memberikan keyakinan kepada pihak ada perubahan mindset dan pemahaman
DU/DI supaya mau melakukan MoU terhadap kurikulum implementatif yang
yang saling menguntungkan kalo perlu mampu beradaptasi dengan perubahan
memanfaatkan para alumni yang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
biasanya sudah bekerja di DU/DI diterapkan di industri yang sangat cepat
tersebut. jauh melebihi perubahan ilmu pengetahuan
yang ada di sekolah. Menjalin hubungan
harmonis dengan sebagian besar industri
SIMPULAN pasangan adalah satu keharusan sehingga
kompetensi keahlian tidak akan kehabisan
SMK Negeri di Kota Bandung industri pasangan; (3) Bagi peneliti-peneliti
mempunyai komitmen tinggi untuk berikutnya yang berminat melakukan
mengimplementasikan revitalisasi penelitian tentang manajemen revitalisasi
sekolah dalam kaitannya dengan upaya SMK disarankan untuk mengumpulkan
meningkatkan mutu lulusan. Hal tersebut data lebih banyak dan mengkaji lebih
terlihat jelas dari upaya sitematik dan dalam terutama terhadap langkah-langkah
terstruktur mulai dari perencanaan, revitalisasi di luar langkah ke-3 Link and
penggorganisasian, pelaksanaan, dan match dan langkah ke-4 Kurikulum berbasis
evaluasi sehingga memunculkan perubahan- industri supaya bisa memberikan wawasan
perubahan positif dari berbagai sisi yang yang lebih luas tentang revitalisasi SMK.
berpotensi terhadap peningkatan mutu

284 Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019


SPs Uninus

Daftar Pustaka:

Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Dokumen dan Sumber Lainnya :


Pendidikan: Metode dan Paradigma Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984
Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. tentang Perindustrian.
Arikunto, Suharsimi . 2010 . Prosedur Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Basu Swasta DH., dan T. Hani Handoko. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
1997. Manajemen Pemasaran Tentang Pemerintahan Daerah.
Modern,Liberty, Yogyakarta. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Danim, Sudarwan, dan Yunan Danim. 2010. Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Administrasi Sekolah & Manajemen Kementerian Pendidikan dan
Kelas. Bandung: Pustaka Setia. Kebudayaan
Djojonegoro,W. 1998 . Pengembangan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan
Sumber Daya Manusia Melalui SMK Dasar dan Menengah Kemendikbud
Jakarta: Jayakarta Agung Offset. Nomor: 07/D.D5/KK/2018, tentang
John F. Thompson.1973. Foundation of Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Vocational Education. New Jersey : Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Prentice-Hall, Inc. Kejuruan (MAK)
Mulyasa, E . 2004. Kurikulum Berbasis Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Kompetensi.Bandung : Remaja Revitalisasi SMK
Rosdakarya Offset. Dit. PSMK Dirjen. Dikdasmen. 2017.
Nawawi, Hadari. 1985. Administrasi Strategi Implementasi Revitalisasi SMK.
Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung. Jakarta : Kemendikbud.
P a v l o v a , M . ( 2 0 0 9 ) . Te c h n o l o g y Pedoman Penyusunan KTSP SMK Tahun
andvocational education for sustainable 2018
development, empowering individuals website kemdikbud.go.id (17/05/2016)
for the future. Australia: Springer.
Sanusi, Ahmad. 2015. Sistem Nilai. Jurnal :
Bandung : Nuansa Cendekia Anaele Edmond O. Ph.D. 2014. Strategi
Saud, Udin Syaefudin dan Makmun,Abin untuk Revitalisasi Pelaksanaan
Syamsuddin . 2014. Perencanaan Pendidikan Wirausaha Dalam
Pendidikan-Suatu Pendekatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis,
Komprehensif. Bandung : Rosda Pendidikan dan Pelatihan (TVET)
Sukmadinata,N.Sy . 2008 . Metode Untuk Meningkatkan Keterampilan Diri
Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. di Nigeria.
Remaja. Rosdakarya . Ihsana Sabriani Borualogo. 2014.
Surachim, Ahim. 2016. Efektivitas Rekonstruksi dan Revitalisasi Pendidikan
Pembelajaran Pola Pendidikan Sistem Indonesia Guna Meningkatkan Kualitas
Ganda. Bandung: Alfabeta. Bangsa .
Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Sri Hidayati Djoeffan. 2004. Revitalisasi
Praktik, dan Riset Pendidikan. Edisi Pendidikan Sebagai Paradigma
Keempat. Jakarta Timur: Bumi Aksara. Peningkatan Kualitas Bangsa.
Wenrich,R.C.,et all(1988) Administration
of vocational education. Homewood,
Illinois: American technical publisher,
Inc.

Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019 285


SPs Uninus

286 Nomor 3 Volume 2 September - Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai