Anda di halaman 1dari 6

PENGOBATAN KATARAK MENURUT IBNU SINA

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apoteker Muslim

Disusun oleh :
Kelompok 5
Adha Dastu Ilahi 41201097000001
Aditia Rahman Nugraha H 41201097000002
Nur Amelia 41201097000037
Rifa Nur Aini Hadi 41201097000042
Yuliyana 41201097000056

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2020
A. Latar belakang
Dokter di Persia kuno memainkan peran penting dalam pengembangan obat di era abad
pertengahan. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh di era ini adalah Abu Ali Sina atau
Ibnu Sina, yang dikenal sebagai Avicenna dunia Barat. Sebagai penulis lebih dari 200 buku
tentang kedokteran dan filsafat, Avicenna melanjutkan dan memperluas pada tradisi filsafat
dan pengobatan barat yang diperkenalkan oleh Aristoteles, Hippocrates dan Galen. Beberapa
peneliti telah meneliti berbagai masalah medis dalam karyanya yang paling terkenal, Canon of
Medicine, khususnya yang berkaitan dengan optalmologi. Dalam analisis ini, pandangan
Avicenna tentang dan kontribusi terhadap diagnosis dan perawatan katarak di Canon-nya
dijelaskan.
Ide-ide inovatif Avicenna tentang kesehatan masyarakat dan pengobatan preventif telah
menjadi subjek penelitian lain. Diantaranya Di bidang endokrinologi, dikatakan bahwa
Avicenna adalah dokter pertama yang menggambarkan orbitopati terkait tiroid, Gangguan
muskuloskeletal seperti penyakit reumatologis, Madineh menggambarkan penyakit kandung
kemih di Canon dan membandingkan pendekatan kreatif Avicenna untuk diagnosis dan
pengobatan gangguan urologis dengan perawatan konvensional.
Khodadoost berpendapat bahwa para ilmuwan Iran termasuk Avicenna berperan besar
peran dalam pengembangan optalmologi di zaman Persia kuno. Avicenna membahas secara
rinci tentang anatomi mata dan penyakitnya, meskipun begitu bidang optalmologi kurang
mendapat perhatian dari para sejarawan modern, untuk itu akan dibahas mengenai pendekatan
Avicenna untuk diagnosis dan perawatan katarak, dengan fokus khusus pada peran makanan
dan obat-obatan dalam kontrol tahap awal katarak, dan metode operasi untuk mengobati
katarak.

B. Pengertian Katarak

Definisi katarak menurut Avicenna tidak jauh berbeda dengan yang telah dijelaskan oleh
Galen. Menurut Avicenna, katarak dalam bahasa arab yaitu Nozul-al-maa yang berarti air,
katarak adalah penyakit obstruktif di mana kelembaban eksternal terakumulasi antara cairan
dan membran kornea pada pupil yang kemudian menghalangi mata dalam melihat suatu objek.
C. Klasifikasi Katarak
Avicenna mengklasifikasikan katarak berdasarkan ukuran, kepadatan, dan warnanya.
Menurut ukurannya, ia membedakan dua jenis katarak: Obstruksi total dan obstruksi parsial,
di mana obstruksi total yaitu kekeruhan menutupi seluruh pupil, dan obstruksi parsial adalah
kekeruhan menutupi sebagian pupil. Menurut kepadatannya dibedakan dua jenis juga yaitu
cairan, di mana cahaya tidak terhalang sepenuhnya, dan yang ke dua adalah padat, di mana
cahaya sepenuhnya terhalang. Avicenna juga menyebutkan sepuluh warna keruh yang berbeda.

D. Gejala Katarak
Avicenna menyebutkan gejala-gejala katarak berikut ini: melihat benda-benda
mengambang kecil dengan ukuran dan posisi tetap, pandangan kabur, terutama hanya dalam
satu mata, dan penglihatan ganda dari objek-objek mengkilap.

E. Pengobatan Katarak
1. Obat dan Nutrisi Makanan
Menurut Ibnu Sina, katarak pada fase awal/ringan dapat disembuhkan tanpa
operasi. Dia memberikan contoh seorang pria yang diobati dengan menangkal cairan
yang tidak diperlukan (istifragh), mengendalikan nafsu (hemiyah), mengurangi
takaran makan, dan menghindari makan bubur (amraagh) dan makanan yang lembek
(morattibat). Pasien disarankan untuk hanya mengkonsumsi daging panggang
(mashviyyat) dan daging goreng (ghalaya), dan diberikan obat topikal untuk
mengencerkan dan meluruhkan selaput katarak (mohallil). Penglihatannya pun
kembali seperti semula dengan metode pengobatan ini.
Ibnu Sina menambahkan, bahwa orang dengan katarak harus menghindari
minuman keras dan hubungan sex. Orang itu harus makan hanya 1 kali per hari dan
menghindari makan ikan , buah dan daging berlemak. Ibnu Sina juga
memperkenalkan beberapa ramuan yang efektif untuk pengobatan katarak pada fase
awal, diantaranya jus Fennel yang dicampur dengan madu dan Marjoram liar. Lalu
juga ada Kerang Jagung (Agrostemma githago) yang dicampur dengan minyak akar
Orris. Orris mengandung flavonoid dan isoflavon, yang mana menurut beberapa
penelitian dapat mencegah terjadinya katarak pada hewan (Javadzadeh A et al, 2009
dan Goodarzi et al, 2006).
2. Operasi
Ibnu Sina meyakini bahwa operasi bisa dilakukan pada beberapa kondisi
tertentu. Dia menyebutkan bahwa operasi yang dilakukan terhadap katarak dengan
warna putih mutiara, putih keabuan dan putih kebiruan akan memberikan hasil yang
bagus dibandingkan dengan katarak dengan warna hijau dan hitam pekat. Beliau juga
menyarankan untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahu
apakah pasien memerlukan tindakan operasi atau tidak : “Jika Anda memeriksa
pasien di bawah bayangan (bayangan di samping cahaya) dan menekan jari Anda
dengan lembut pada mata, katarak bergerak dengan cepat di bawah tekanan dan
kembali segera setelah Anda melepas jari Anda. Jangan sering melakukan
pemeriksaan ini karena dapat menghilangkan opacity dan membuat operasi sangat
sulit.”
3. Pemilihan Pengobatan
Berdasarkan Canon of Medicine, jika katarak bukan disebabkan karena trauma,
maka itu bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan
penumpukan cairan buruk padah tubuh dan khususnya mata. Melakukan pengobatan
terhadap pasien katarak dengan tidak memperhatikan pertimbangan tersebut dapat
menyembabkan terjadi kekambuhan penyakit. Menurut Ibnu Sina, tubuh harus
dibersihkan dari cairan buruk (phlegm dan bile hitam). Hal tersebut dapat dilakukan
dengan ramuan herbal seperti ayarejat (pencahar yang menangkal cairan buruk
melalui usus) atau bisa dengan menggunakan fasd (sejenis phlebotomy dengan
scalpel khusus untuk membuka yang bermasalah vena dan membiarkan cairan buruk
keluar). Katarak yang disebabkan oleh trauma (seperti cedera otak) sangat sulit
disembuhkan lewat tindakan operasi.
4. Pengawasan Pra Operasi
Pasien yang boleh menjalani operasi tidak boleh mengalami Fetal Alcohol
spectrum Disorders (FASD). Menurut Avicenna, pembedahan harus ditunda hingga
cairan berhenti dan katarak telah siap untuk dioperasi, dan ia merekomendasikan ahli
bedah untuk menunggu hingga opacity telah sesuai dengan densitasnya.
Mengkonsumsi bubur kacang (nokhodab) akan melindungi bagian yang akan
dibedah.
5. Teknik Operasi
Menurut buku Canon, operasi katarak sebaiknya tidak dilakukan diruang yang
terlalu terang. Pasien harus memusatkan pandangannya ke arah hidungnya. Ahli
bedah akan memasukkan alat bedahnya dari limbus ke anterior lalu menuju pupil
untuk memindahkan selaput katarak ke bawah anterior hingga pandangan pasien
menjadi jelas. Di era Avicena, selaput katarak tidak dikeluarkan karena ahli bedah
harus membuat sayatan yang lebih besar pada bola mata yang mungkin meningkatkan
komplikasi.

6. Pasca Operasi
Pasca operasi, sakit kepala merupakan hal yang dilarang bagi pasien karena
dapat menyebabkan edema pada mata. Batuk dan kemarahan juga dapat
menyebabkan kekambuhan dini. Setelah operasi mata akan ditutup oleh kapas dan
dioleskan campuran kuning telur dan minyak violet (bansfsaj). Mata yang sebelahnya
juga ditutup untuk menghindari pergerakan, pasien disarankan untuk berbaring
ditempat yang gelap hingga terasa nyaman. Perban diganti setiap 3 hari. Mental dan
psikologi pasien merupakan peran penting bagi keberhasilan operasi.

DAFTAR PUSTAKA
Nejabat, Mahmood. Nimrouzi, Majid. 2012. Avicenna and Cataracts: A New Analysis of
Contributions to Diagnosis and Treatment from the Canon:Iranian Red Crescent
Medical Journal (14 (5) : 265-270). Iran: Shiraz University of Medical Sciences.

Anda mungkin juga menyukai