Anda di halaman 1dari 6

Chapter 2

History of Management Thought

Pendekatan Manajemen Klasik

1. Manajemen Ilmiah (Frederick Taylor)


 Penekanan pada peningkatan produktivitas kerja dengan 4 prinsip sebagai
berikut :
a. Mengembangkan “ilmu” yang membicarakan aturan gerak, alat kerja
standar, dan kondisi kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan.
b. Memilih pekerja dengan kemampuan yang tepat untuk pekerjaan
tersebut secara hati-hati.
c. Melatih pekerja dan memberi mereka insentif untuk bekerja sama
dengan “ilmu” pekerjaan tersebut.
d. Mendukung pekerja dengan merencanakan pekerjaan mereka secara
hati-hati dengan memberi bantuan saat mereka melakukan pekerjaan
mereka.

2. Adminstrative Principles (Henri Fayol)


 Membantu empat fungsi manajemen dengan adanya lima peraturan
sebagai berikut :
a. Foresight : melengkapi sebuah rencana dari tindakan untuk masa
depan.
b. Organization : menyediakan dan mengerahkan sumber daya untuk
melaksanakan rencana tersebut.
c. Command : memimpin, memilih, dan mengevaluasi pekerja untuk
mendapatkan pekerjaan terbaik untuk rencana tersebut.
d. Coordination : menyesuaikan berbagai upaya bersama dan memastikan
informasi yang dibagikan serta masalah terselesaikan.
e. Control : memastikan hal-hal sesuai rencana dan mengambil perbaikan
yang diperlukan.
3. Bureaucratic Organization (Max Weber)
 Mendefinisikan organisasi birokrasi Weber, yaitu :
a. Pembagian kerja yang jelas; pekerjaan terdifinisi dengan baik dan
berkemampuan tinggi.
b. Hirarki otoritas yang jelas; otoritas dan tanggung jawab yang baik dan
setiap posisi melaporkan kepada orang dengan tingkat lebih tinggi.
c. Peraturan dan prosedur formal.
d. Sifat umum.
e. Karir berdasarkan prestasi

Pendekatan Manajemen Perilaku

1. Organisasi Follet sebagai Komunitas (Mary Parker Follet)


 Ia berpendapat bahwa manajer dan pekerja harus bekerja dalam harmoni
tanpa satu bagian mendominasi bagian yang lain, serta dengan kebebasan
berbicara dan berdamai dengan konflik & perbedaan.
2. Kajian Hawthorne (Prof. Elton Mayo)
 Dengan adanya kajian ini, disimpulkan bahwa penentu utama perilaku
kerja individu adalah norma-norma sosial atau standar kelompok.
3. Teori Kebutuhan Manusia Maslow (Abraham Maslow)
 Terdiri dari beberapa kriteria :
a. Kebutuhan aktualisasi diri
b. Kebutuhan harga diri
c. Kebutuhan social
d. Kebutuhn keamanan
e. Kebutuhan psikologi
4. Teori X dan Y (Douglas McGregor)
a. Teori x : karyawan tidak suka bekerja, ambisinya sedikit, tidak
responsif, dan tidak suka dipimpin.
b. Teori y : karyawan memiliki kemampuan untuk bekerja, responsif,
memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri, imaginatif, dan
kreatif.
5. Adult Personality (Chris Argyris)
 Masalah seperti ketidakhadiran, pengkhiantan, keapatisan, pengasingan,
dan moral yang rendah mungkin adalah tanda dari ketidakcocokan.
Manajer yang memperlakukan karyawan seperti orang tua yang
bertanggung jawab akan mencapai produktifitas tertinggi.

Manajemen Modern

1. Analisis dan Alat Kuantitatif


a. Penemuan masalah
b. Masalah dianalisis secara sistematis
c. Teknik matematis yang sesuai
d. Solusi teridentifikasi
2. Organisasi sebagai Sistem
Sistem : kumpulan bagian yang saling berhubungan bekerja secara bersamaan
untuk tujuan bersama.
Subsistem : komponen lebih kecil dari sebuah sistem yang lebih besar.
Sistem Terbuka : berinteraksi dengan lingkungannya dengan mengubah
sumber daya input menjadi output.
3. Pemikiran Kontingensi
 Mencoba untuk mencocokkan praktik manajemen dengan permintaan
situasional.
4. Manajemen Mutu
Manajemen total mutu : sebuah organisasi dengan komitmen untuk
perbaikan berkelanjutan, mutu produk, dan kebutuhan konsumen.
Perbaikan berkelanjutan : mencari cara baru untuk meningkatkan kualitas
kinerja.
5. Manajemen berbasis Bukti
 Manajemen membuat keputusan berdasarkan fakta yang benar-benar
berhasil.
Chapter 3

Ethical Behavior and Social Responsibility

Boaz Agra Hosea Hutapea – 1906366324

ETIKA

= Membentuk standar dari baik atau buruk, benar atau salah tingkah laku seseorang. Perilaku
etis adalah baik atau benar dalam konteks kode moral yang mengatur sebagai berikut :

a. Hukum dan Nilai sebagai Pengaruh dalam Berperilaku Etis


Nilai adalah kepercayaan umum tentang apa perilaku yang sesuai.
Nilai terakhir adalah preferensi tentang keadaan akhir yang diinginkan.
Nilai instrumental adalah preferensi mengenai sarana untuk tujuan yang diinginkan.
b. Pandangan Alternatif dari Etika
Utilitarian View
 Perilaku etis memberikan kebaikan terbesar bagi orang sekitar.
Individualism View
 Perilaku etis memajukan kepentingan diri dalam jangka panjang.

Moral Right View

 Perilaku etis menghargai dan melindungi hak-hak dasar manusia.

Justice View

 Perilaku etis memperlakukan orang-orang tanpa memihak dan secara adil.


c. Isu Budaya dalam Perilaku Etis
Relativisme Budaya
 Tidak ada cara yang benar dalam berperilaku; perilaku etis ditentukan oleh
konteks budaya itu sendiri.

Absolutisme Moral

 Standar etis berlaku secara universal di semua budaya masyarakat luas.

Imperialisme Etis

 Upaya untuk memaksakan standar etis seseorang dalam budaya yang


lainnya atau budaya masyarakat setempat.
Etika di Tempat Kerja

Dilema Etis

 Sebuah situasi yang menawarkaan potensi keuntungan dan dapat dianggap


tidak etis. Contohnya :
1. Diskriminasi
2. Pelecehan Seksual
3. Konflik Kepentingan
4. Keamanan Produk
5. Penggunaan Sumber Daya Organisasi

Mempertahankan Standar Etika yang Tinggi

Manajemen Moral

 Membuat perilaku etis sebagai sebuah tujuan personal untun masa depan
lebih baik.

Pelatihan Etika

 Membantu masyarakat mengerti aspek etis dari pembuatan keputusan dan


menggabungkan standar etis yang tinggi ke dalam perilaku keseharian.

Kode Etik Perilaku

 Kode etik adalah sebuah pernyataan formal dari nilai dan standar etis.

Tanggung Jawab Sosial

 Kewajiban suatu organisasi untuk melayani kepentingan pemegang saham


dan masyarakat luas.

Perspektif dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Classical View
 Suatu kebijakan dalam perspektif untuk fokus pada keuntungan
perusahaan.
2. Socioeconomic View
 Fokus pada kesejahteraan sosial yang lebih luas serta keuntungan.
3. Shared Value View
 Kemajuan ekonomi untuk perusahaan dan kemajuan sosial untuk
masyarakat sebagai hal yang saling terhubung secara fundamental.

Mengevaluasi Kinerja Sosial Perusahaan

1. Obstructionist Startegy
 Menghindari dan menahan tekanan untuk tanggung jawab sosial.
2. Defensive Strategy
 Melakukan syarat minimum secara hukum untuk menunjukkan tanggung
jawab sosial.
3. Accomodative Strategy
 Menerima tanggung jawab sosial dan mencoba untuk memuaskan
ekspektasi masyarakat setempat.
4. Proactive Strategy
 Mengejar tanggung jawab sosial secara aktif dengan adanya tindakan
untuk membuat hal lebih baik kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai