Anda di halaman 1dari 10

Buku Hitam Langit

BUKU HITAM LANGIT


Dimana-mana kulihat, semua sama saja. Di dinding, di tiang bahkan
di jendela mobil sekalipun yang terlihat hanyalah berita dan poster
mengenai pemuda yang telah menghilang selama 4 hari berturut-turut.
Pemuda itu masih muda, masih SMA, sekitar 16 tahun. Namanya
Langit, dan dari yang kubaca dari koran pagi ini di rumah, pemuda itu
cukup tampan dan ia itu orang yang supel serta pandai. Hubungan
dengan keluarganya pun baik. Keadaan ekonominya pun luar biasa
menggiurkan.

Tiada yang menyangka bahwa ia akan kabur dari rumah dan


menghilang seperti ini. “dasar orang kaya tidak berterimakasih”
pikirku saat pertama kali membaca berita tersebut. Namun sekarang,
saat aku sedang menyusuri jalan menuju kantor...saat melewati gang
sepi yang setiap hari saya lalui....saya sadar bahwa mungkin saya
justru yang harus berterimakasih...
Karena di pojok gang tersebut tepat di samping tempat pembuangan
sampah terdapatlah badan seorang lelaki, lelaki yang badannya sudah
terbuka jelas namun tanpa isi. Mual dan rasa pusing menyambar
seketika, kaki lemas hampir tak berdaya. “Tidak kau harus
kuat!”pikirku, berusaha menguatkan diri. Dengan tubuh bergemetar
aku mencoba melihat baik-baik wajah lelaki itu. Matanya tercongkel
dan mulutnya penuh dengan belatung, pipinya dihiasi dengan
berbagai luka goresan pisau.

“Mungkin bukan lelaki yang sama...”pikirku lagi, awalnya aku


sempat mengira mayat yang telah busuk ini pemuda yang diberitakan
hilang itu.... namun, mungkin saja aku salah. Aku menarik napas
panjang, dan berusaha tenang. Dengan tergesa-gesa aku segera meraih
telepon dan hendak menelpon polisi, telepon sudah terhubungkan
namun “halo-ak-Aduuh!?”kalimatku terputus, akibat dari
kecerobohanku sendiri. Kakiku tersandung sesuatu mungkin batu atau
mungkin tangan mayat yang tergeletak di sampingku itu, apapun
penyebabnya yang jelas sekarang hpku jatuh,menggelincir jauh dan
lututku tergores.
Aku merintih kesakitan sambil mencoba berdiri dan merapihkan
seragam kerjaku, sepatu hak-ku hilang sebelah, mungin tersangkut di
benda yang menjatuhkanku tadi. Aku amati baik-baik dan ternyata
benar, sepatuku sekarang berada di atas sebuah buku hitam. Buku
hitam misterius yang terlihat kusam dan dekil. 

 Kupungut buku tersebut dari aspal. Aku membuka beberapa lembar


pertama, tidak dicantumkan nama pemilik namun, terdapat beberapa
paragraf disertai tanggal masing-masing. “mungkin ini diari lelaki
ini...sebaiknya aku segera lapor polisi”-seraya aku mencari hp,
untungnya masih utuh dan sepertinya tidak begitu rusak. Secepatnya
aku meraihnya dan...tiba-tiba hpku bunyi. Di Layar terpampang jelas
tulisan “BOS”. “Iya bos?”aku bereaksi spontan.
“Rani!?Kamu Ya dasar di mana sih dari tadi kutunggu, ini sudah
ketiga kali kau telat tau mau kupecat!?”ancamnya tegas.
“Eh ah..pecat!? jangan bos aku entar gimana nyari uang a-“
“yasudah kalau mau cari kerja datang yang tepat dan KERJA, bego!”
“i..iya maafkan saya saya segera ke sana!” . Panik, aku langsung
kabur dari tempat lupa akan seluruh kejadian di gang itu. 

 Sesampainya di kantor bos sudah menanti, wajah merah, mata


melotot, teriakan menggelegar dan beribu komentar kuhadapi. Semua
kubalas dengan permintaan maaf dan segera menuju bangku seketariat
ku. Begitu duduk baru kusadari bahwa aku telah melantarkan mayat
lelaki itu, takut bos akan mengira ceritaku hanya sekadar bualan, aku
berusaha melupakan kejadian tersebut dan melanjutkan kerja-toh pasti
orang lain akan sadar bukan?

“Brugh” tasku jatuh berhamburan isinya semua...”hari ini emang


sial”aku menggerutu kesal. Kulihat buku hitam usang itu lagi.
“Haaaah!? Gimana ini??”pikirku panik. “he-em””bosku kembali
melototiku dar seberang ruangan. “gawat, aku tak mau kehilangan
pekerjaan, bahkan demi nyawa orang sekalipun”.
Dengan berat hati aku kembali menghadap komputer...namun, kali ini
buku hitam itu kupangku dan diam-diam kubaca-sekedar untuk
menghilangkan rasa penasaran. Buku hitam itu ternyata diari ,
bertanggal namun tahunnya dicoret tinta sampai tak terbaca
lagi..aneh...kubaca diari itu baik-baik.

Senin, 10 Maret
Hari ini kulihat wanita cantik berjalan di atas trotoar, ia memakai
pakaian rapih, rok abu dengan blazer yang selaras motif dan
warnanya. Ia sepertinya jauh lebih tua dariku tapi aku gak keberatan,
usia hanyalah kendala kecil bagiku.

Selasa, 11 Maret
Bayangan wanita itu terus terngiang-ngiang dalam kepalaku, teman-
teman di sekolah semua mengira aku gila ngejar ibu-ibu. Tapi aku
tak peduli, toh cewek menantang semakin menarik.Jadi, keesokan
harinya aku pergi ke tempat yang sama dimana aku pertama aku
melihat wanita itu. Dan takdir tuhan kali ya?aku menemuinya ia
nyapa gue asiiiik....emang sih nyapanya ’adik ada urusan apa di
sini?’ tapi, gak apa-apa yang penting bisa kenalan. Aku jawab ’lagi
nyari orang,tau ga kak orangnya tingggi berambut pirang serangam
kantornya persis kaya kakak’
‘pirang??’jawabnya heran (mukanya imut loh pas tercengang gitu
hehe). ‘salah kayaknya deh di kantor kakak gak ada orang kayak
gitu’
‘emang kakak kerja di mana?’ aku udah semangat menggebu-gebu.
Wanita yang kutaksir itu diam sejenak mungkin ragu menjawab
namun, setelah aku menunjukkan muka memelasku hatinya langsung
luluh (atau malah jijik hmm). ‘Kakak sih kerja di Kantor seberang
taman Anggrek, yakin kenalan adik kerja di situ?’
‘harusnya sih iya...tapi entar aku tanya teman aku lagi deh makasih
kak!’ aku kabur-takut senyumku makin lebar saja.
 Kutengok kembali komputer sejenak, “seberang Taman Anggrek?itu
bukannya kantorku ya?lagipula seragam kantornya sepertinya
sama...”pikirku, heran....wanita ini siapa aslinya ya...
Aku bekerja semenit-dua menit, kemudian membaca buku itu
kembali, sejumlah halaman sepertinya robek dan sebagian lagi basah
sehingga tak kubaca. Kuloncat ke halaman yang tengah-tengah.

Minggu 20 April
Hari ini aku dan Ani kencan, seperti dugaannya kita menjadi
tontonan masyarakat. Wajar sih aneh kan liat anak SMA dan wanita
kantor berusia 27 tahun berduaan. Emang kita ga pake seragam jadi
paling keliatan kaya kakak dan adik jalan-jalan, namun masalahnya
gak mungkin ada adik kakak yang ciuman bibir dan pegangan tangan
sepanjang jalan kan??
...Hubungan aku ama Ani bagus banget, mesrraaaa man. Gak sia-sia
aku datang ke kantornya tiap pulang sekolah. Surga Duniaaaa deh
me and Aniii~

“Ani..Anita Salliandra? bukannya itu seketaris sebelum aku ya?”-aku


semakin bingung saja. Kulihat jarak antar tanggal diarinya makin jauh
saja.

Rabu, 1 Mei
Hubungan Ani dan aku akhir-akhir ini semakin aneh, dia menjadi
terlalu melekat pada diriku apapun yang kulakukan sepertinya tak
cukup untuknya . Awalnya kukira hubungan kita ini akan menjadi
hubungan yang ringan dan santai. Namun kenapa menjadi
begini?....apa kuputus saja hubungannya?

Kamis 24 Mei
Ada cewe cantik baru di kelas, tomboy dan pintar, tipe
kesukaanku....mangsa baru nihhhhhhh, emang ada yang lbih
daripada Ani ya? haah aku emang terlalu cinta wanita.

Sabtu 17 Juni
AKHIRNYA AKU BEBAS DARI ANI! Dia emang terlalu nempel,
padahal lebih tua aneh deh ya ga papa sekarang aku bisa pamer
kegantenganku ke seluruh dunia dengan bebas. Aaah pasti cewe-
cewe di kelasku bakal senang banget haha naon sih, yah yang penting
aku bebas, dan aku bisa mulai PDKT dengan Stella...my new future
girlfriend 

Selasa 20 Juni
..Ada yang salah dengan Ani, dia terus menelponku dan itu sanggat
mengganggu, dia mulai menerorku, bahkan bilang ia hamil karenaku
padahal kita gak pernah melakukan apapun seekstrim itu. Ia bilang
ia tak bisa hidup tanpaku....Aku....merasa tidak nyaman.

Jum’at 23 Juni
Nilaiku mulai turun, tubuhku capek, aku tak bisa konsentrasi semua
khawatir. Ini semua karena Ani, dia mengirim mawar mati ke sekolah
kemarin, dan sebelumnya ia mengirim bangkai tikus di depan rumah-
untung orang tuaku lagi pergi. Aku perlu menyingkirkan dia, aku
harus bicara dengannya secepatnya!
Kepalaku mendongak ke atas, sejenak...syukurlah bosku masih sibuk
di ruang kerjanya, aku melanjutkan kegiatanku.....di bagian tengah
buku terdapat bercak darah dan saat aku terus mengamati halaman
sesudahnya.....kulihat sebuah telinga....yang telah busuk, ditempel di
halaman buku tersebut....perutku serasa berputar. Rasa takut
menggoncang tubuh, namun rasa penasaranku lebih mendominasi,
kubaca halaman berikutnya.

Berbeda dengan halaman-halaman sebelumnya halaman ini ditulis


dengan tulisan lebih berantakan dan seolah sang penulis terburu-
buru. Formatnya pun berbeda.

Hari 1,
Hari ini dia datang kekasihku datang, ia mengunjungiku di
rumahkku..wajar toh aku sudah dipecat dari tempat kerjaku. Menurut
mereka aku terlalu mudah hilang konsentrasi , padahal wanita yang
jatuh cinta memang berhak mudah melamun dan mengkhayal bukan?
Huh....mereka tak mengerti...mereka berani-beraninya
menggantikanku dengan gadis baru, siapa namanya Rani ya?
Huh...awas saja pasti akan kubalas...sama seperti bagaimana aku
akan membalas kekasihku tercinta ini.
Aku benar-benar tak dapat menahan tawa saat ia datang hanya
untuk menyuruhku untuk menjauhinya...padahal aku yakin bahwa di
dalam lubuk hatinya sebenarnya ia ingin pindah dan tinggal
bersamaku bukan, dia tak mungkin ingin berpisah kan? pasti ia
menginginkanku, pasti-pasti....
Makanya, saat ia hendak pulang aku hantam saja kepalanya dengan
laptopku, kemudian kuikat dan kukunci di garasi...agar dia sadar
bahwa sebenarnya akulah satu-satunya gadis yang ia butuhkan. Buku
diarinya juga sekarang berada di tanganku...tak apa kan toh aku
kekasihnya dia pasti akan rela kalau aku mengisi diarinya ini kan?
Senangnya...sang kekasih sudah kembali di sisiku.

Hari 2
Kenapa...kenapa kekasihku tak mau makan padahal aku ingin
menjaganya dan merawatnya tetapi mengapa ia terus menolakku!?
Kenapa ia ingin kabur dariku kenapa!?kenapa!?.....
Apakah aku harus membiarkannya pergi?
Beberapa halaman diloncat....

Hari 3
Aku tak mau memaksanya mencintaiku tetapi aku tak mau berpisah
dengannya begitu saja...aku ingin dia meskipun hanya satu bagian
saja....
...teriakannya terngiang-ngiang dalam kepalaku...
Saat aku mematahkan rusuknya, saat aku menikam pahanya, saat aku
menebas kepalanya dan saat aku mencabut jantungnya....semua akan
terus kuingat sampai tetes darahnya yang terakhir....sekarang
tubuhnya milikku mata, jari dan hati...(jantung), semua milikku, dan
sekarang aku bisa merelakan kekasihku pergi...

Hari 4
Kutinggalkan kekasihku dekat gang yang sering kulalui menuju
kantor, sementara itu rumahku masih berbau tidak sedap dan dicat
oleh warna merah yang memusingkan mata...sebaiknya aku segera
bersihkan semua ini...toh sekarang sudah 4 hari sejak
Langit...kekasih sejatiku hilang. Pasti, keluarga dan temannya
mengkhawatirkannya. Polisi juga pasti sudah meningkatkan
pencarian mereka...sebaiknya aku berhati-hati dan berusaha
bersikap biasa sebisa mungkin...aku tak ingin dipenjara tapi lebih
penting lagi...aku tak mau kehilangan kesempatan untuk membunuh
penggantiku di kantor....juga...gadis cantik di SMA itu ...Stella kalau
gak salah namanya ya?

Buku itu langsung tergelincir dari jari-jemariku...


“dia ...mengincarku..”pikirku masih terpaku di tempat dudukku, mulut
terbuka lebar, kaki tertancap di lantai. “Dia bunuh Langit..”pikirku
lagi kesadaran mulai kembali pada tubuhku...
“Tidddaaaak!!’jeritan melengking terlontar dari mulutku air mata
berlinangan rasa takut yang tak pernah kubayangkan menyerang
dalam seketika. Aku lari menuju pintu, sama sekali tidak
menghiraukan keadaan sekitar. “Rani tunggu kamu kenapa?” tiba-tiba
bosku menghadang, ia memegang pergelangan tanganku dengan
begitu kuat. Berbagai suara erangan mengerikan keluar dari mulutku,
“lepaskan aku..di..dia bunuh lelaki yang di koran itu lelaki yang
hilang dia bunuh Langit!?”

“Apa maksudmu?Siapa?siapa yang membunuh Langit?” ia


menatapku seolah aku ini orang sinting...
Pandanganku mulai kabur, semua terlihat buram dan ruangan serasa
berputar tanpa henti. “Siapa yang membunuh?”ia bertanya lagi, kali
ini suaranya terdengar berbeda, apakah masih orang yang sama?
“Ani...”jawabku pelan. “Ani!?tapi...Ani itu kan kamu!”
Mataku terbuka lebar di saat itu juga, kulihat kanan kiri...ruangan apa
ini? Mengapa ruang kerjaku..menjadi ruangan putih kosong dan
berbau obat begini?

“Ani...kau tak apa-apa?”-di depanku terdapat seorang lelaki berjubah


putih, ia menngenggam kedua tanganku kuat-kuat, kulihat baik-baik
pergelangan tanganku..penuh luka gores-apakah aku yang melakukan
itu? “siapakah kau?” tanyaku dengan suara kecil. Pria dewasa
berjenggot itu menggelengkan kepalanya. Ian menghela napas
panjang mukanya terlihat kusut “..aku doktermu, Dr. Tedi, ingat?” ia
memeriksa nadi dan mataku.

“Sepertinya kau berhalusinasi lagi...dan kau mencuri diari itu dari


ruang dokumen ya?dasar..kalau begini bagaimana kau bisa
sembuh?”ucapnya dengan suara penuh khawatir.
“sembuh? Apa maksudmu kenapa aku di sini? Bagaimana dengan
An?”. Dokter tersebut hanya menggelengkan kepala dan keluar dari
ruangan putih itu, sementar aku duduk di kasur yang tak jauh dariku.
Kudengar suara dokter tersebut di balik pintu.
“Lagi-lagi Ani begitu...”
“kondisinya selalu memburuk setiap hari”-seorang wanita, mungkin
suster berbincang dengannya.
“Ia terus ingat akan kejadian itu, kejadian 3 tahun lalu dimana dia
menahan dan membunuh pemuda bernama Langit itu...”
“dan ia kerap tak percaya bahwa ia sendiri adalah Ani...ilusinya juga
semakin parah ia terus berpikir bahwa ia akan jadi korban berikutnya
‘Ani’ padahal yang ia takuti itu dirinya sendiri, hah.. aku tak tahu apa
yang harus kita lakukan gadis itu...dia sudah tak terselamatkan”.
Mereka pergi, langkah kaki dan suara mereka semakin jauh.
Semuanya jadi hening...
Dan aku hanya terdiam di sana bingung...
No Unsur Pendapat Bukti
Instrinsik
1 Tema Cerita di atas  ...teriakannya terngiang-ngiang
memiliki tema dalam kepalaku...
pembunuhan Saat aku mematahkan
rusuknya, saat aku menikam
pahanya, saat aku menebas
kepalanya dan saat aku
mencabut jantungnya
2 Penokohan Terdapat 7 tokoh  Namanya Langit, dan dari
yaitu ani, langit, yang kubaca dari koran pagi
pak bos, rani, stella, ini di rumah
dr tedi, suster  DiLayar terpampang jelas
tulisan “BOS”.
 Rani!?Kamu Ya dasar di mana
sih
 Ani..Anita Salliandra?
bukannya itu seketaris sebelum
aku ya?
 Stella kalau gak salah namanya
ya?
 aku doktermu, Dr. Tedi, ingat?
 seorang wanita, mungkin
suster berbincang dengannya.
3 Latar Di dominasi oleh  Rabu, 1 Mei
latar tempat dan Hubungan Ani dan aku akhir-
waktu tetapi juga akhir ini semakin aneh
ada beberapa latar  Mengapa ruang
suasana kerjaku..menjadi ruangan putih
kosong dan berbau obat
begini?
 teriakannya terngiang-ngiang
dalam kepalaku...
4 Alur Alur campuran  toh sekarang sudah 4 hari sejak
Langit...kekasih sejatiku
hilang. Pasti, keluarga dan
temannya
mengkhawatirkannya.
5 Sudut Di dominasi oleh  aku tak ingin dipenjara tapi
pandang sudut pandang ke 1 lebih penting lagi...aku tak
tapi masih memiliki mau kehilangan kesempatan
sudut pandang ke 3 untuk membunuh penggantiku
di dalam cerita di kantor
 ia bertanya lagi, kali ini
suaranya terdengar berbeda,
apakah masih orang yang
sama?
6 Amanat Jika mencintai  “Ia terus ingat akan kejadian
seseorang cintai itu, kejadian 3 tahun lalu
sewajarnya saja dan dimana dia menahan dan
jangan jadi orang membunuh pemuda bernama
bodoh karenanya Langit itu...”
 “dan ia kerap tak percaya
bahwa ia sendiri adalah
Ani...ilusinya juga semakin
parah ia terus berpikir bahwa
ia akan jadi korban berikutnya
‘Ani’ padahal yang ia takuti itu
dirinya sendiri,

Anda mungkin juga menyukai