Anda di halaman 1dari 17

Pengaturan Pertanahan

dalam RUU Cipta Kerja :


Langkah Maju atau Mundur ?
*)
Oleh
Prof. Dr. Maria SW. Sumardjono, SH., MCL., MPA. **)

*) Bahan presentasi diskusi,” Pengaturan Pertanahan Dalam RUU Cipta Kerja : Penyederhanaan Regulasi atau Perubahan Konsepsi
?” Fakultas Hukum UGM, 20 Juni 2020.
**) Guru Besar Hukum Agraria Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

MS-2020 1
Pengaturan Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja :
Langkah Maju atau Mundur ?

I. Penyusunan RUU Cipta Kerja melanggar syarat pembentukan Undang - Undang (UU)
A. Melanggar syarat formil pembentukan UU
1. Tak jelas tujuan pembentukannya ( peningkatan investasi atau peningkatan
kesejahteraan pekerja ?)
2. Tak jelas dimana letak “kemendesakannya” (yang benar: dibuat dengan tergesa
- gesa )
3. Tak jelas landasan filosofis, yuridis, dan sosiologisnya (Naskah Akademik sangat
sumir dan tak memuat secara komprehensif-logis ketiga landasan tsb).
Berpotensi tidak dapat dilaksanakan.
4. Tak memenuhi asas keterbukaan ( penyusunan tertutup bagi publik / tak
transparan dan partisipatif )
5. Tak memenuhi asas kedayagunaan dan kehasilgunaan (mempermudah investasi
tetapi mengabaikan aspek lingkungan, HAM,dll )
B. Melanggar syarat materiil pembentukan UU
1. Asas keadilan / perlakuan yang sama dalam hukum ( karpet merah pelaku usaha
vs perlindungan dan pemberdayaan kelompok rentan )
2. Asas ketertiban dan kepastian hukum ( menyamakan “ penyederhanaan”
dengan mengganti konsep dasar & prinsip utama dalam UU asal; melanggar
putusan MK).
MS-2020 2
II. Landasan Hukum Penyusunan Pengaturan Pertanahan.
Naskah Akademik (NA) terkait pengaturan pertanahan menyebutkan “RUU” Pertanahan
(RUUP) sebagai landasan hukum, hal ini justru berakibat fatal, karena :
1. RUU Pertanahan ditunda pembahasannya tanggal 23 September 2019, karena
berbagai isu krusial dan kontroversial dalam subtansinya (RUUP jelas “bermasalah”).
2. Substansi yang bermasalah itu justru dimuat ulang, baik tanpa perubahan, maupun
dengan sedikit perubahan ( diselundupkan) dalam RUU Cipta Kerja (RUUCK).
3. Penyebutan alasan perumusan dalam RUUCK sebagai “norma baru” itu jelas
melanggar norma dasar dalam UU asalnya ( mengubah konsep dasar berikutr norma
UU asal ).
4. Subtansi tentang Bank Tanah, Penguatan Hak Pengelolaan /HPL, Satuan Rumah Susun
/ Sarusun untuk Orang Asing, dan Pemberian Hak Atas Tanah / HPL pada Ruang Atas
Tanah (RAT) dan Ruang Bawah Tanah ( RBT) itu hakekatnya bukan merupakan
penyederhanaan regulasi, tetapi penyelundupan subtansi yang sudah ditunda
pembahasannya karena bermasalah.

Kesimpulan : Subtansi dalam II.4 itu “ salah tempat “ disamping bermasalah ,


(Lihat uraian berikut ), sehingga harus dikeluarkan dari RUUCK
MS-2020 3
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi Pasal Pasal di UU Dampak


RUU di RUU asal
Cipta
Kerja
I. Pengaturan Perluasan jenis kegiatan untuk Ps 120 Ps 10 UU Menafikan RA
tentang kepentingan umum(pro No. 2/ 2012 sebagai jalan menuju
Pengadaan investasi, abai terhadap keadilan agraria.
Tanah Reforma Agraria/ RA)
Tidak mengoreksi masalah Ps 121 Ps 23 ayat Merugikan keuangan
dalam UU/ Perpres asalnya; (2) huruf a negara karena tidak
Ganti kerugian : 1) Kepada Keppres No. memahami konsepsi
pihak yang hak atas tanahnya 71/ 2012; Ps tentang tanah
sudah hapus/ menjadi tanah 36 UU No. negara; Merugikan
negara; 2) Ganti kerugian 2/ 2012; Ps hak MHA untuk hidup
terhadap hak ulayat, bukan 22 ayat (1) layak (Ps 28 J UUD
dari sudut pandang MHA; dan (2) NRI 1945); Melanggar
3)menyamakan bentuk ganti Keppres No. Ps 18 B ayat (2) UUD
kerugian bagi MHA dan non 71/2012 NRI 1945.
MHA;

MS-2020 4
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi Pasal Pasal di UU Dampak


RUU di RUU asal
Cipta
Kerja
4) Keliru mendefinisikan MHA
dan memahami pengukuhan
MHA dan hak ulayat sebagai
penetapan konstitutif ,
seharusnya declaratoir.
5) Tak dijelaskan : apa yang Tidak jelas
disederhanakan, mengapa, implementasi
dan bagaimana bentuk “penyederhanaan”
penyederhanaan itu. regulasi / ijin dalam
substansi.

MS-2020 5
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi RUU Pasal di Pasal di UU Dampak


RUU Cipta asal
Kerja

II. Pengaturan 1.Pembelokan tujuan antara NA Ps 123-127 Tidak ada


tentang dan RUU (Mempercepat landasan
Bank (BT) pengadaan tanah untuk filosofis,
infrastruktur vs tujuan BT yang yuridis, dan
tak jelas prioritas dan sosiologis
kriterianya) Tidak ada UU
yang diacu
2. Sebagai “badan khusus “ tidak Rancu dan membuka
jelas statusnya: apakah peluang digunakan
menjalanklan fungsi sebagai BT untuk semua tujuan
“umum” (jenis penggunan tanpa prioritas
terbuka / tak dibatasi); atau BT
“khusus “ ( hanya ada 1 jenis
penggunaan tertentu )
3. BBT sebagai badan khusus “ Implikasi hukum
kekayaannya merupakan kekayaan negara yang
kekayaan negara yang dipisahkan bersifat luas;
dipisahkan tetapi tidak jelas tanpa kejelasan
siapa pengelolanya, siapa berpotensi melanggar
penggunanya, tak jelas asas pengelolaan aset
landasan hukumnya. MS-2020 dan kepastian hukum. 6
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi RUU Pasal di Pasal di UU asal Dampak


RUU
Cipta
Kerja
II. Pengaturan 4. BBT sebagai badan yang boleh “RUU” Berpotensi bertentangan dg
tentang mengambil keuntungan ( apa Pertanahan tujuan pembentukan BT
Bank (BT) bedanya dengan pengembang yang ditunda yang dikenal secara
besar swasta atau makelar pembahasannya universal , yaitu : sebagai
tanah ?) dijadikan instrumen pengendalian
landasan harga tanah. Instrumen lain
hukum. adalah pengadaan tanah
dan perpajakan.
5. Kepada BBT diberikan HPL tapi Rancu, bertentangan
kewenangannya bertentangan dengan asas kepastian
dengan kewenangan hukum; apa kelebihannya
pemegang HPL jika pengadaan tanah
Kewenangan pemegang HPL : dilakukan oleh BBT ( apakah
a. merencanakan peruntukan lebih lancar prosesnya,
dan penggunaan tanah ekonomis biayanya,dll ?)
b. menggunakan tanah untuk
pelaksanaan tugasnya
c. menyerahkan bagian tanah
HPL kepada pihak ketiga
d. menerima uang pemasukan
MS-2020
dan atau uang wajib tahunan. 7
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi RUU Pasal di Pasal di UU Dampak


RUU asal
Cipta
Kerja
II. Pengaturan Kewenangan BBT :
tentang a. menyusun rencana zonasi
Bank (BT) b. membantu memberikan
kemudahan perijinan berusaha /
persetujuan
c. melakukan pengadaan tanah
d. menentukan tarif pelayanan

6. Memberikan jangka waktu HAT di Bertentangan dengan


atas HPL selama 90 tahun Putusan MK No. 21-
22/PUU-V/2007
7. Diatas HPL dapat diberikan HGU. Melanggar Ps. 2, PU II.2
Tidak ada HGU di atas HPL, HGU Ps. 28 UUPA
hanya dapat diberikan di atas
tanah Negara.
8. BBT dapat memberikan Bertentangan Putusan
rekomendasi pemberian MK No. 21-22/PUU-
sekaligus perpanjangan HAT V/2007

MS-2020 8
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi RUU Pasal di Pasal di UU Dampak


RUU asal
Cipta
Kerja
III. Penguatan 1.Penghapusan kriteria penentuan 130-134 Tidak ada Berpotensi moral hazard
HPL tarif uang pemasukan/ganti landasan
kerugian dan/atau uang wajib hukumnya.
tahunan dari pihak ketiga dalam 4 Secara implisit
(empat) kriteria, yakni bertentangan
kepentingan umum; kepentingan dengan
sosial; kepentingan Permenag/
pembangunan; dan atau KaBPN No. 9/
pemerataan ekonomi; 1999
2.Ketidakjelasan frasa ‘waktu “RUU” Tidak menjamin
tertentu’ dalam pengendalian Pertanahan kepastian hukum dan
pemanfaatan hak atas tanah di yang berpotensi moral hazard
atas HPL bermasalah
dijadikan
laasan hukum.

MS-2020 9
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi RUU Pasal di Pasal di UU Dampak


RUU asal
Cipta
Kerja
3.Penyamaaan status tanah negara Melanggar Ps 2,
dengan tanah HPL dan mengubah Penjelasan Umum II.2
HPL sebagai ”fungsi” pengelolaan UUPA serta Ps 33 ayat
yang bersifat publik dan (3) UUD NRI 1945 terkait
menggesernya menjadi hak atas dengan pengertian
tanah yang bersifat perdata. “negara menguasai”
4.Ketidakjelasan makna ”keadaan Ps 132 Berpeluang terjadinya
tertentu” dalam kewenangan moral hazard
Pemerintah Pusat membatalkan
dan atau mencabut HPL sebagian
atau seluruhnya “dalam keadaan
tertentu”
5. Pengaturan yang keliru terkait Ps 133 Bertentangan dengan
pemberian hak yang dapat Putusan MK No. 21-22/
dilakukan sekaligus dengan PUU-V/ 2007
perpanjangannya secara
bersamaan

MS-2020 10
III. Matriks Permasalahan Subtansi Pertanahan Dalam RUUCK

No Perihal Catatan terhadap substansi RUU Pasal di Pasal di UU Dampak


RUU asal
Cipta
Kerja
IV. Satuan 1. Pengertian hak milik atas Sarusun Ps 136 Ps 1 butir 1 a. Melanggar Ps 36 ayat
Rumah yang melanggar asas universal UU No. (1) huruf b UUPA dan
Susun yang memberi kemungkinan 20/2011 keliru memahami asas
(Sarusun) WNA memiliki apartemen yang pemisahan horizontal
untuk Orang tanah-bersamanya berstatus HGB dalam hukum
Asing pertanahan
b. Bertentangan dengan
asas kepastian dan
perlindungan hukum
c. Melanggar asas
kenasionalan dalam
UUPA, yang secara
eksplisit menyebutkan
bahwa orang asing
hanya dapat
mempunyai HP.
2.Pemberian hak sekaligus Ps 129 Tidak diatur Bertentangan dengan
perpanjangan HGB bagi rusun ayat (2) Putusan MK No. 21-22/
setelah mendapat sertifikat laik PUU-V/ 2007
fungsi
MS-2020 11
Kesimpulan :
1. Manipulasi konsepsi tentang rusun , khususnya pemilikan sarusan untuk WNA dengan
melanggar asas pemisahan horisontal dalam UUPA.
2. Bukan menyederhanakan regulasi tetapi “menyesatkan” subtansi
3. Objek yang diatur bukan “porsi” RUUCK sehingga wajib dikeluarkan dari RUUCK

E. Pengaturan tentang Pemberian Hak Atas Tanah / HPL pada Rauang Atas Tanah dan Ruang
Bawah Tanah
Secara konsepsi dan subtansi tidak bermasalah, tetapi pengaturannya dalam RUUCK “salah
tempat” , karena tidak termasuk dalam pengertian penyederhanaan regulasi. Subtansi ini juga
harus dikeluarkan dari RUUCK.

IV. Rangkuman dan Kesimpulan Akhir


Pengaturan tentang pertanahan dalam RUUCK adalah langkah mundur dan mencermati
subtansinya harus dikeluarkan dari RUUCK karena :
1. Tidak menyederhanakan regulasi bahkan bertentangan dengan konstitusi, putusan MK, TAP
MPR IX/2001, Konsepsi, dan prinsip - prinsip UUPA. Subtansi secara diam - diam telah
mencabut UUPA (tujuan menghalalkan cara)
2. Sebagai upaya penyelundupan subtansi krusial dan masalah dalam RUU Pertanahan yang
sudah ditunda pembahasannya pada 23 September 2019.

MS-2020 12
Contoh Persandingan Subtansi RUUCK dan RUUP Versi 9 September 2019
A. Bank Tanah

No RUUCK RUUP
1 Pasal 123 Pasal 75
Nama : Badan BT Nama : Lembaga Pengelolaan Tanah
Status : Badan Khusus Status : BHMN
Kekayaan : Kekayaan negara yang dipisahkan ( bertanggung Kekayaan : Kekayaan negara yang dipisahkan bertanggung
jawab kepada siapa? ) jawab kepada Menteri
2 Pasal 124 Pasal 76
Tujuan : menjamin ketersedian tanah dalam rangka : a. Tujuan : menjamin ketersedian tanah dalam rangka : a.
kepentingan umum, b. kepentingan sosial, c. kepentingan kepentingan umum, b. kepentingan sosial, c. kepentingan
pembangunan, d. pemerataan ekonomi, e. konsolidasi pembangunan, d. pemerataan ekonomi, e. konsolidasi lahan,
lahan, dan f. RA dan f. RA dan keadilan pertanahan
3 Pasal 125 Pasal 77
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat
transparan dan akuntabel transparant , akuntabel dan non profit

4 Pasal 126 Pasal 78


Sumber kekayaan : Sumber kekayaan :
a. APBN a. pendapatan sendiri
b. pendapatan sendiri b. APBN
c. Penyertaan modal c. Pinjaman
d. sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan per UU d. Penyertaan modal dlm bentuk aset atau uang
an e. Akumulasi modal dan atau
f. Sumber lain yang tidak sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
5 Pasal 127 Tidak diatur
Isu krusial, subtansi baru, sudah diberi catatan khusus
dalam matriks diatas
MS-2020 13
B. Penguatan HPL

No RUUCK RUUP
1 Pasal 129 Tidak eksplisit
Definisi HPL
2 Pasal 130 Ayat (1) Pasal 5
Subyek HPL Subyek HPL
1. Instansi Pemerintah Pusat 1. Instansi Pemerintah
2. Pemda 2. Pemda
3. Badan Bank Tanah 3. Lembaga Pengelolaan Tanah
4. BUMN/D 4. BUMN/D; BHMN/D
5. BHMN/D 5. Badan hukum yang ditunjuk Pemerintah
6. Badan hukum yang ditunjuk Pem Pusat
Pasal 130 Ayat (2) Sama
Kewenangan pemegang HPL
Pasal 130 Ayat (3) Sama (Pemberian HPL diatas TN)
Pasal 130 Ayat (4) Ayat (4)
Tidak ada Kriteria penentuan tarif
Pasal 130 Ayat (5) Ayat (5)
Tidak ada Dalam keadaan tertentu Menteri dapat mengambil kebijakan
terkait HPL
Pasal 130 Ayat (6) Ayat (6)
Pelepasan HPL Sama
3 Pasal 131 Pasal 7
• Menghapus ketentuan tentang kewenangan • Mengatur kewenangan pemegang HAT yg diberikan di atas
pemegang HAT yg diberikan di atas HPL HPL
• Pemegang HPL dapat memberikan rekomendasi • Sama atas persetujuan Menteri
pemberian dan perpanjangan hak sekaligus atas
persetujuan Pemerintah Pusat. MS-2020 14
B. Penguatan HPL

No RUUCK RUUP
4 Pasal 132 Pasal 8
Pembatalan HPL Sama
5 Pasal 133 Pasal 9
Hak Milik di atas HPL Sama
6 Pasal 134 Tidak diatur
Evaluasi pemanfaatan hak atas tanah di
atas HPL dan waktu tertentu
C. Sarusun Untuk Orang Asing

No RUUCK RUUP
1 Pasal 136 - Pasal 138 Pasal 46
Lihat Matriks

D. Pemberian HAT / HPL Pada RAT dan RBT

No RUUCK RUUP
1 Pasal 139 Pasal 47
Lihat Matriks dan Catatan di atas

MS-2020 15
3. Pengaturan terkait BT , HPL, Sarusun untuk Orang Asing dan Pemberian HAT/ HPL
pada Ruang Atas dan Ruang Bawah Tanah agar dikeluarkan dari RUUCK .
4. Jika ingin mengatur subtansi angka 4, diperlukan pelurusan konsepsi sesuai dengan
konsepsi dan prinsip dasar UUPA dan tidak melanggar konstitusi, Putusan MK, TAP
MPR No.IX/2001.
Wadah pengaturan : RUUP (baru) yang disiapkan masyarakat sipil (akademisi /LSM).
5. Pengaturan tentang Pengadaan Tanah. Penyederhanaan regulasi / perijinan perlu
diatur dalam pokok -pokoknya saja, paling tidak terkait dengan : apa yang
disederhanakan dan alasannya, serta bagaimana tata cara penyederhanaannya.
Detail penyederhanaan dimuat dalam rumpun UU asalnya. Berbagai kelemahan
subtansi dalam UU asalnya perlu diluruskan / diatur kembali.

Bahan Bacaan :
“RUU Cipta Kerja dan Pertanahan”, Opini Kompas 22/2/2020.
“Mendesakkan HGU 90 Tahun”, Opini Kompas 6/6/2020.

MS-2020 16
TERIMAKASIH

MS-2020 17

Anda mungkin juga menyukai