Anda di halaman 1dari 2

Bungkil inti sawit (BIS)

Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping pengolahan inti sawit
dengan kadar 45-46% dari inti sawit. Bungkil Inti Sawit dapat digunakan untuk pakan ternak,
namun memiliki palatabilitas yang rendah sehingga menyebabkan kurang cocok untuk ternak
monogastrik dan lebih sering diberikan kepada ruminansia terutama sapi perah. Kualitas BIS
bervariasi tergantung pada kandungan minyak BIS, kontaminasi tempurung kelapa sawit, serta
kandungan asam aminonya. Selain itu, nilai kecernaan BIS juga cukup rendah, baik kecernaan
bahan kering maupun protein dan asam amino, oleh karena itu ketika menggunakan BIS dalam
jumlah tinggi maka penyusunan pakan harus diatur sedemikian rupa sehingga berbasis nutrisi
tercerna.

Untuk mengatasi masalah kecernaan BIS yang rendah, perlu dilakukan penambahan
enzim (selulase, xylanase, amilase, protease, dan phytase) sehingga nutrisi dalam BIS dapat
dimaksimalkan. Selain itu, dapat juga dilakukan fermentasi substrat padat menggunakan mikrob
penghasil protease dan karbohidratase, seperti Rhizopus oligosporus, Aspergillus niger atau
Eupenicilium javanicum. Kapang ini dapat menurunkan kadar serat kasar dan neutral detergent
fiber.

Bungkil inti sawit biasanya dapat diberikan sebesar 30% dalam pakan ternak, namun
dapat digunakan sampai sebesar 40% dalam konsentrat untuk penggemukan ternak yang
ditambah dengan 20% molases. Berdasarkan penelitian yang menggunakan bungkil inti sawit
sebanyak 30% ditambah molases 3,25% dan bahan lainnya pada ternak, hasilnya dapat
menyamai bila ternak tersebut diberikan pakan konvensional. Dengan semakin berkurangnya
lahan rumput dan padang gembala karena semakin banyak alih fungsi lahan untuk pembangunan,
industri, perumahan dan lain-lain, sementara populasi ternak ternak semakin meningkat maka
diperlukan alternatif pakan ternak dari limbah sawit.
Fermentasi Pelepah Sawit dilakukan sebagai berikut: 

1) Pisahkan daun pelepah kelapa sawit dengan daging secara manual, lalu  pelepah sawit
dipotong dengan mesin choper;

2) Buat larutan probiotik atau starter dengan mencampurkan molases dengan bakteri starter dan
air (1 liter molases ditambahkan air sebanyak 10 liter) untuk starter sesuai kebutuhan dan
diamkan selama 15 menit;

3) Campur bahan-bahan pakan tersebut seperti pelepah sawit, bungkil sawit dan dedak (bagian
yang paling banyak ada dipaling bawah);

4) Siram campuran bahan-bahan tersebut dengan menggunakan larutan probiotik tersebut sampai
rata bisa menggunakan gembor air kemudian diaduk sampai rata;

5) Jika bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar, proses pencampurannya bisa menggunakan
teknik lapisan-lapisan yaitu buat campuran pelepah, bungkil dan dedak setinggi 10-15 cm dan
siram dengan larutan probiotik kemudian buat lapisan di atasnya dengan proses yang sama
sampai bahan habis kemudian baru diaduk secara merata;

6) Masukkan campuran tersebut ke dalam drum plastik/silo dengan memadatkannya agar tidak
ada udara, kemudian ditutup dengan plastik;

7) Fermentasi secara anaerob selama kurang lebih 7-14 hari dan setelah masa fermentasi, adonan
pakan siap diberikan sebagai pakan dasar pengganti rumput segar pada sapi dan dapat disimpan
sebagai cadangan makanan.    

Anda mungkin juga menyukai