Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

HOMO FABER

OLEH

BENYAMIN ROHI NAWA


NIM : 2011080004

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
Homo Faber 
Merupakan sebuah konsep yang menggambarkan manusia sebagai pekerja. Pekerjaan
adalah hal yang utama di dalam kehidupan manusia. Dalam konsep homo ludens, hidup
manusia tidak mempunyai arti tanpa pekerjaan.

Penjelasan
Pemahaman Deus Ludens dipengaruhi konsep Deus Faber. Dalam konsep ini,
kemampuan manusia diukur berdasarkan prestasi kerjanya maupun apa yang dihasilkan
oleh manusia tersebut. Dalam konsep ini, manusia mampu mengenal dirinya melalui apa
yang mereka kerjakan. Nilai-nilai kehidupan manusia ditemukan melalui apa yang mereka
kerjakan. Manusia mampu mengukur kemampuannya sendiri. Perkembangan teknologi turut
mempengaruhi konsep deus ludens. Manusia tidak mempunyai arti untuk hidup jika ia tidak
mengerjakan sesuatu. Dalam konsep ini, manusia memandang kehidupan sesamanya sebatas
pekerjaan. Hal ini menyebabkan relasi antara sesama manusia pun tidak dipandang sebagai
relasi personal atau relasi antar sesama manusia. Dalam konsep homo faber, relasi antara satu
manusia dengan manusia lain berubah menjadi relasi manusia kepada benda atau objek.
Objek disini berarti sesuatu yang dapat diukur dan dikendalikan. Perkembangan maupun
perubahan yang terjadi dalam diri manusia pun dinilai dari produktivitas atau hasil akhir dari
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia tersebut. Dunia atau alam semesta akhirnya pun bisa
diukur karena perkembangan teknologi yang merupakan bagian dari pekerjaan manusia.
Homo faber juga memungkinkan manusia untuk mengukur berbagai hal dalam dunia atau
alam semesta. Secara singkat, manusia melalui apa yang dikerjakan dan apa yang dihasilkan
dapat melihat serta mengukur dirinya maupun hal-hal lain yang berada di luar dirinya. 

Kerja itu adalah ciri khas manusia. Bila ada orang yang mengatakan bahwa ia tidak
mau bekerja sebenarnya ia sedang berusaha menghilang ciri manusia dari dirinya. Nah, trus
apa yang istimewa dari kerja itu sendiri. Kerja sebenarnya menempatkan manusia pada
levelnya. Dalam kerjanya, ia berproses untuk menjadi. Proses menjadi ini muncul dalam
berbagai bentuk. Bentuk-bentuk dari hasil kerja manusia itulah yang mengubah wajah dunia.
Andaikan manusia tidak bekerja, maka hasil-hasil teknologi canggih seperti sekarang tidak
bisa kita nikmati. Ahli antropologi Lewis H. Morgan mengemukakan bahwa perkembangan
teknologi adalah faktor utama dari berkembangnya peradaban manusia. Sehingga rekontruksi
sejarah dan perkembangan teknologi manusia dapat dilakukan melalui lini masa dari
perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Lini masa tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian dikaitkan dengan
teknologi atau peralatan yang baru ada di zaman tersebut. Selain itu peningkatan
produktivitas ekonomi mengindikasikan adanya suatu teknologi atau peralatan baru yang
ditemukan pada suatu peradaban, sehingga data historis dari peningkatan produktivitas
ekonomi dapat dikaitkan dengan ditemukannya suatu alat atau teknologi baru.

Tahap-tahap perkembangan teknologi itu sendiri dimulai ketika manusia mulai


beraktivitas dan menemukan dirinya sendiri sebagai makhluk yang paling unggul dari
makhluk yang lainnya. Mulai dengan zaman batu yang ditandai dengan adanya perkakas
sederhana seperti kapak genggam dan mencapai puncaknya di akhir zaman batu atas yaitu
ditandai dengan adanya lukisan dan musik hingga ditemukannya cara membuat gerabah.

Lalu manusia mulai memasuki apa yang dinamakan era modern yang ditandai dengan
revolusi industri. Penemuan besar-besaran terhadap mesin-mesin pengganti tenaga manusia
telah menggeser manusia kepada satu titik di mana hasil kerja manusia tidak lagi dihargai.
Namun lihatlah, manusia tetaplah menjadi pusat. Semua penemuan menakjubkan itu pada
akhirnya mempermudah kerja manusia. Ingat, semua teknologi itu untuk mempermudah
manusia mengakatualisasikan diri di dalam setiap kerjanya. Kini, kita memasuki era Industri
4.0. Zaman yang mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan
komputasi kognitif. Industri 4.0 menghasilkan pabrik cerdas. Di dalam pabrik cerdas
berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat

Pengaruh
Konsep homo faber mempunyai pengaruh dalam kehidupan manusia. Kita dapat menemukan
konsep homo faber dalam berbagai negera. Jepang adalah salah satu contoh negara yang
sangat menekankan konsep homo faber. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jam kerja yang
dimiliki oleh masyarakat Jepang. Homo faber juga memungkinkan seseorang
menjadi workaholic. Selain Jepang, Rusia saat masih menjadi bagian dari Uni Sovyet pun
demikian. Saat itu, Uni Sovyet berada di bawah pimpinan Josef Stalin. Rusia menganut
paham komunis. Masa itu, Rusia bahkan memberikan penghargaan kepada seseorang yang
dipandang mempunyai semangat kerja yang tinggi. Penghargaan yang diberikan Rusia
kepada orang tersebut dapat dikatakan sama dengan penghargaan nobel.
REFERENSI

1. (English) Keekok Lee. 1999. The Natural and the artefactual: The Implication of Deep
Science and Deep Technology for environmental philosophy.Maryland: Lexington
Books.
2. Emanuel Gerrit Singgih. 2011. Dari Eden ke Babel: Sebuah Tafsir Kejadiaan 1-11.
Yogyakarta: Kanisius.
3.  (English) Ton Van Prooijen. 2004. Limping but blessed: Jurgen Moltmann's Seacrh
for a liberating theology. Rodopi B.V.:Amsterdam.Hlm 243.
4.  (English) Josef Tischner. 1994. The Philosophy of Person: Solidarity and Cultural
Creativity. Washington: Paideia Press & The Council for Research in Values and
Philosophy. Hlm 85-91.
5. (English) Lewis P. Hinchman. 1994.Hannah Arendt: Critical Essays. Albany:New
York Press. Hlm 234-236.
6. (English) Warner, Karl Raff. 2001. New Pharmalogical approaches to reproductive
Health and Healthy Ageing. New York: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Anda mungkin juga menyukai