Anda di halaman 1dari 19

GLOBALISASI : PROBLEMATIKA BAGI

MANUSIA DAN PERADABAN


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya

Disusun Oleh
Algi Kusumah

(1303648)

Dessy yualiawati

(1300713)

Mulyani

(1305114)

Rudi Saeful Nazar

(1307750)

Wisnu Ramdan

(1304620)

Yayang Cucu Nurdiansyah (1301904)


Yosefin Candra E

(1301312)

PIPS A 2013

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah

memberikan karunia-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Makalah


Globalisasi : Problematika bagi Manusia dan Peradaban. Tidak lupa kita
curahkan shalawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada
keluarganya, Sahabat-sahabatnya serta para Tabiin Tabiatnya dan seluruh
umatnya yang menjalankan syariat-syariatnya. Amin.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Sosial dan Budaya (PSB). Tersusunnya Makalah ini tidak pernah
terlepas dari dukungan serta bantuan dari orang-orang di sekitar penulis. Teman
serta Kaka tingkat Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial maupun
lainnya.
Dalam penulisan Makalah ini, Penulis menyadari masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan. Tetapi berkat bimbingan dan arahan dari
kaka tingkat, teman-teman serta kerjasama kelompok dan terutama atas izin Allah
SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Dan sesungguhnya, segala
kesuksesan di mulai dengan adanya doa. Namun dengan adanya izin dari Allah
sematalah, segala kesuksesan tersebut bisa di raih.
Semoga Makalah ini bermanfaat, khusunya bagi penulis umumnya untuk
semua pembaca.
Bandung, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ..

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah ..
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan ..
1.5 Prosedur Penulisan

1
3
3
3
3

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Pengertian Globalisasi ..
2.2 Faktor Terjadinya Globalisasi ..
2.3 Hakikat Manusia .. ..
2.4 Hakikat Peradaban
2.5 Manusia sebagai Mahluk Beradab dan Masyarakat Adab

5
5
6
7
7

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Globalisasi sebagai Problematika bagi Manusia dan Peradaban.. 9
3.1.1 Pengaruh Globalisasi ...................................................... 9
3.1.2 Efek Globalisasi Bagi Indonesia .................................... 10
3.2 Sikap Terhadap Globalisasi ...................................................... 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan 15
4.2 Saran . 15
DAFTAR PUSTAKA 16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena
diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan
yang sesuai kodratnya. Peradaban timbul karena ada yang menciptakannya
yaitu diantaranya faktor manusia yang melaksanakan peradaban tersebut.
Peradaban mempunyai wujud, tahapan, dan dapat berevolusi atau berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Peradaban pula dapat mengakibatkan
suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan
karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Menurut Arnold Y. Toynbee, seorang sejarawan asal Inggris, lahirnya
peradaban itu diuraikan dengan teori challenge and respons. Peradaban itu
lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya
dan akalnya mengahadapi, menaklukan, dan mengolah alam sebagai tantangan
(challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan
hidupnya. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan dan
manusia merespon dengan mencari solusi untuk mencegahnya. Manusia akan
berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya, seluruh perangkat ide,
metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu
tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak
perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut
teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk
menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat
terpenuhi.
Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia,
agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Alvin Toffler (dalam
Herimanto dkk, 2010) menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan
peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya
the third wave (1981), Ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban
umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang. Yaitu : (1)
Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500
M, (2) Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500
4

M-1970 M, (3) Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970


M-Sekarang.
Kita sekarang berada pada gelombang ketiga yaitu masa revolusi
informasi atau yang dikenal dengan sebutan the global village. Diperkirakan
era reformasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat diketahui bahwa peradaban
manusia mengalami dinamika. Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi
di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.
Merujuk pada pendapat Alvin Toffler diatas, sekarang ini umat
manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang
teknologi informasi mengahsilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam
sarana transportasi. Di era global, perilaku hidup manusia bisa berubah dan
bergerak dengan cepat. Dalam era global, hubungan antar manusia tidak
terbatas dalam satu wilayah Negara saja, tetapi sudah antarnegara
(transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang
lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu Negara ke
Negara lain. Namun perlu diingat juga, bahwasannya segala bentuk interaksi
pastilah akan membawa pengaruh. Pengaruh tersebut bisa pada arah positive
maupun negtaif. Seperti halnya globalisasi.
Pengaruh globalisasi terhadap masyarakat

tentunya akan menjadi

sebuah problematika yang menarik untuk dibahas. Oleh karena itu,


berdasarkan uraian diatas. Penulis akan mencoba menguraikan problematika
globalisasi kaitannya dengan manusia sebagai subjek pencipta peradaban
melalui makalah berjudul Globalisasi : Problematika bagi Manusia dan
Peradaban dengan harapan pembaca dapat mengetahui dan mengaplikasikan
apa yang penulis tuangkan dalam makalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.

1. Mengapa globalisasi dikatakan menjadi sebuah problematika bagi


manusia dan peradaban ?
2. Bagaimana sikap yang harus dipersiapkan terhadap globalisasi?
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui, memahami, dan mendeskripsikan :
1. globalisasi sebagai problematika bagi manusia dan peradaban;
2. sikap yang harus dipersiapkan terhadap globalisasi.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
sebagai pengembangan pengetahuan mengenai manusia sebagai mahluk
budaya dan manusia dengan peradaban. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. penulis, sebagai wadah penambah pengetahuan dan pendalaman materi
khususnya mengenai hubungan antar manusia dan peradaban;
2. pembaca, sebagai media informasi sehingga menjadikan para pembaca
khususnya mengetahui dan mau mengaplikasikannya dengan positif
dalam kehidupan.
1.5 Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data teoritis dalam makalah
ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis
mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan
dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui
kegiatan menelaah dan mengembangkannya dalam konteks tema makalah.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Globalisasi
Wijanarti dan Iqbal (2010 : 48) menyatakan bahwa globalisasi adalah
proses yang menghasilkan dunia tunggal. Artinya, masyarakat di seluruh dunia
menjadi saling ketergantungan dalam semua aspek kehidupan: ekonomi,
politik, sosial, budaya. Hal tersebut diperjelas oleh Nurbayani dan Iqbal
7

(2010:66) bahwa globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru


khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak
dan elektronik. Demikian terjadi kerena perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi membawa suatu perubahan yang bergerak secara dinamis setiap
jamannya hingga sampai pada era globalisasi, dimana hilangnya batas ruang
dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi tersebut.
2.2 Faktor Terjadinya Globaliasi
Nurbayani dan Iqbal (2010:67) bahwa,
Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar : (1) selalu
meningkatkan pengetahuan (2) patuh hukum (3) kemandirian (4)
keterbukaan (5) rasionalisasi (6) etos kerja (7) kemampuan
memprediksi (8) efisiensi dan produktivitas (9) keberanian bersaing
(10) manjemen resiko
Lebih jelasnya mereka menyatakan bahwa,
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran seperti, lembaga
pendidikan dan ilmu pengetahuan, lembaga keagamaan, industri
internasional dan lembaga perdagangan, wisata mancanegara, saluran
komunikasi dan telekomunikasi internasional, lembaga internasional
yang mengatur peraturan internasional, dan lembaga kenegaraan
seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
Berbeda dengan Toynbee (dalam Herimanto dkk, 2010) yang
menyatakan bahwa,
para ahli sejarah dimasa mendatang akan berkata bahwa kejadian
yang besar di abad ke-20 adalah pengaruh kuat peradaban Barat
terhadap semua masyarakat di dunia. Mereka juga akan berkata
bahwa pengaruh tersebut sangat kuat dan bisa menjungkirbalikan
korbannya....
Pemikiran

manusia

yang

terus

mengalami

perkembangan

sesungguhnya mengantarkan kita pada sebuah kemudahan dimana segala


sesuatu menjadi lebih efektif dan efisien. Perkembangan IPTEK di Negara
bagian Eropa yang kemudian dengan cepat menyebar keseluruh belahan dunia
termasuk Indonesia dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan (pendidikan,
sosial, budaya, politik, ekonomi) menjadi salah satu faktor utamanya.

2.3 Hakikat Manusia


Menurut Sumaatmadja (2012:7) manusia dikatakan manusia karena
memiliki kelainan hakiki dengan mahluk hidup lainnya, Al Akli yang
dikaruniakan Al Khalik kepada manusia menjadi kunci utama perbedaan
manusia dengan mahluk hidup non-manusia. Jelasnya manusia sebagai
mahluk individu yang merupakan kesatuan jasmani dan rohaninya, manusia
sebagai mahluk sosial, manusia sebagai mahluk berbudaya yang dikaruniai
akal dan pikiran yang berkembang dan dikembangkan, serta manusia sebagai
fenomena alam yang merupakan bagian dari alam yang berinteraksi dengan
alam sebagai lingkungannya. Lain halnya dengan Herimanto dkk ( 2010) yang
menyatakan bahwa manusia adalah homo, yang secara segmental atau dalam
arti parsial dapat dikatakan sebagai homo economicus, homo faber, homo
socius, homo homini lupus, zoon politicon.
Hal menarik kenapa manusia senantiasa berkarya, berkarsa, bercipta,
berasa untuk menciptakan suatu hal yang baru dengan tujuan memenuhi
kebutuhan hidupnya karena keistimewaan manusia yang diberikan akal dan
pikiran oleh Al-Khalik sehingga dikatakan manusia sebagai mahluk budaya,
dimana dengan buddhi (budi atau akal) manusia memenuhi kebutuhannya
dengan terus mencipta dan berinovasi.

2.4 Hakikat Peradaban


Herimanto dkk (2010) bahwa Peradaban berasal dari kata adab yang
dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak yang semuanya
menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Beda halnya dengan Huntington
(dalam Herimanto dkk, 2010) mendefinisikan peradaban (civilization) sebagai
perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Dari batasan definisi tersebut , maka istilah
peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti, kesenian, ilmu

pengetahuan dan teknologi, adat, sopan satun, serta pergaulan. Kebudayaan


menunjukan pada hasil kebudayaan yang bernilai dan tinggi. Tinggi rendahnya
kebudayaan sendiri dipengaruhi oleh faktor kemajuan teknologi, ilmu
pengetahuan, dan tingkat pendidikan.
2.5 Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Menurut Herimanto dkk (2010) mansuia sebagai mahluk beradab
artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak,
dan berbudi pekerti luhur. Lain halnya dengan Kaelan (dalam Herimanti dkk)
yang menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu
melaksanakan hakikatnya sebgaai manusia (monopluralis secara optimal).
Kebalikannya adalah manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar.
Secara sempit, orang biadab diartikan sebagai orang yang perilakunya sopan,
tidak berahlak, dan tidak memiliki budi pekerti yang mulia.
Masyarakat adab memiliki padanan istilah yang dikenal dengan
masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society). Menurut Nurcholis
Majid (dalam Herimanto dkk) menyebut mayarakat madani sebagai
masyarakat yang berkeadaban memiliki ciri-ciri, antara lain aglitarianisme,
mengahrgai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi
dan pluralisme, serta musyawarah. Lebih ringkasnya Muhammad A.S Hikam
(dalam Herimanto dkk) dalam bukunya Demokrasi dan Civil Society
memberikan definisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi

dan

keswasembadaan

bercirikan

antara

(self-generating),

lain

kesukarelaan

keswadayaan

(voluntary),

(self-supporting),

kemadirian yang tinggi berhadapan dengan Negara, dan keterkaitan dengan


norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Globalisasi sebagai Problematika bagi Manusia dan Peradaban
3.1.1 Pengaruh Globalisasi
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang
luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung
teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan

11

sangat luas dan kompleks. Akibatnya globalisasi memberi pengaruh besar


pada kehidupan manusia yang berakibat akan mengubah pola pikir, sikap, dan
tingkah laku manusia. Dan dapat mengakibatkan perubahan aspek kehidupan
lain seperti hubungan keluarga, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara
umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi
terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh
ideologi liberal dalam perpolitikkan negara-negara berkembang yang ditandai
oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap
bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran
pemikiran serta nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak
asasi manusia. Disisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideology lain, seperti
ideology islam yang berasal dari timur tengah. Implikasinya Negara semakin
terbuka dan pertemuan berbagai ideology dan kepentingan politik Negara.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya
kapitalisme dan pasar bebas, hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya
perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batasbatas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam
menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut
adanya

ekonomi

pasar

bebas

untuk

mempertinggi

asas

masnfaat,

kewirausahaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen


yang rasional. Ini semua menuntutnya adanya mekanisme global baru beruapa
struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilainilai peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya
suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan
pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televise, computer, satelit,
internet, dan sebgainya. Masuknya budaya asing akn membawa pengaruh
terhadap sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat. Menghadapi

12

perkembangan ini diperlukan suatu upaya untuk mampu mensosialisasikan


budaya nasional sebagai jati diri bangsa.
Globalisasi juga memberi dampak terhadap pertahanan dan keamanan
negara,

menyebarnya

perdagangan

industri

diseluruh

dunia

akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik yang dapat menggangu


keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara perlu menjalin
kerjasama pertahanan dengan negara lain seperti latihan perang bersama,
perjanjian pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonil negara. Hal ini
dikarenakan saat ini ancaman bukan lagi bersifat konvensional, tetapi
kompleks dan canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman pencemaran
udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal logging, dan
sebagainya.
3.1.2

Efek Globalisasi bagi Indonesia


Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara

Indonesia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan


bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negative. Proses saling
memengaruhi

sesungguhnya

adalah

gejala

wajar

dalam

interaksi

antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain. Bangsa


atupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni nusantara (sebelum
bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
memengaruhi. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain
berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan
oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran diatas menunjukan bahwa
pengaru dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan.
Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negative.
1) Aspek positif dari globalisasi yaitu :
a. Kemajuan teknologi komunikasi

dan

informasi

yang

mempermudah manusia dalam berinterkasi.


b. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat
manusia untuk berhubungan dengan manusia lain

13

c. Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi


meningkatkan efisiensi.
2) Aspek negatif dari globalisasi yaitu :
a. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi
suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena
kebutuhan yang makin besar.
c. Dalam bidang ekonomi berkembang nilai-nilai konsumerisme dan
individual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
d. Terjadi dehumanisasi atau derajat manusia nantinya tidak dihargai
karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi
tinggi.
Globalisasi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai ancaman dan
sebagai peluang, sebagai ancaman yaitu globalisasi lebih banyak berdampak
negatif seperti meningkatnya konsumerisme, sekularisme, materialisme,
hedonism, sekulerisme, mengagung-agungkan ilmu pengetahuan, kemewahan
yang tidak semestinya, foya-foya, pergaulan bebas, budaya kekerasan,
pornografi, pornoaksi,

dan semacamnya. Pengaruh tersebut bukan hanya

lewat media masa atau media cetak saja tetapi mudahnya akses internet juga
berpengaruh. Intinya adalah nilai-nilai yang dibawa peradaban global,
terutama peradaban barat, memberi dampak buruk bagi sikap dan perilaku
masyarakat Indonesia.
Sedangkan globalisasi sebagai peluang yaitu globalisasi membawa
peradaban luar yang berpengaruh demi kemajuan bangsa Indonesia. Misalnya
budaya disiplin, kebersihan, tanggungjawab, kerjakeras, egalitarisme, budaya
kompetensi, pengahragaan terhadap orang lain, demokrasi, jujur, optimis,
mandiri, taat aturan, dan lain halnya. Harus diakui juga bahwa peradaban lama
bangsa indonesia tidak banyak mengenalkan nilai-nilai itu kepada masyarakat
luas dan nilai-nilai ini semakin berkembang ketika pengaruh global mulai
muncul.
Dalam modul pembelajaran karya Nurbayani dan Iqbal (2010)
menyatakan bahwa dampak dari globalisasi terhadap perubahan sosial dan
budaya masyarakat seperti halnya berikut,
14

(1) Dampak Postif


Perubahan tata nilai dan sikap, yaitu dari masyarakat irasional

menjadi rasional
Berkembangnya IPTEK, mudah beraktivitas dan mendorong

untuk maju
Tingkat kehidupan yang lebih baik, dengan banyaknya
perusahaan alat komunikasi dan transportasi setidaknya

mengurangi pengangguran.
(2) Damak Negatif
Pola hidup konsumtif, dengan banyaknya penyediaan barang

masyarakat yang melimpah, masyarakat jadi mudah tertarik


Sikap individualistik, dengan dimudahkannya aktivitas oleh
teknologi mebuat masyarakat merasa tidak membutuhkan lagi

orang lain
Gaya hidup

kebarat-baratan,

masyarakat

yang

lebih

menyenangi budaya barat ketimbang budaya local. Akibatnya

terjadinya degradasi budaya bahkan moral


Kesenjangan sosial, hanya beberapa individu yang dapat
mengikuti arus globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan.

3.2 Sikap terhadap Globalisai


Dalam menghadapai globalisasi ini, bangsa-bangsa didunia memberi
tanggapan yang dikategorikan sebagai berikut

1. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap


sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
2. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap
sebagai

bentuk

penjajahan

melalui

cara

baru

yang

bersifat

transnasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.


3. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah akibat
dari perkembangan teknologi, informasi, dan transportasi, tetapi tetap
kritis terhadap akibat negatif globalisasi.
Kelompok yang pro globalisasi menganggap bahwa globalisasi dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia,

15

mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh


David Ricardo yang menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain
saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan
salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi.
Kelompok yang antiglobalisasi adalah orang-orang yang menentang perjanjian
dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antardunia,
kelompok ini dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem
perdagangan global saat ini yang menurut mereka mengikis kehidupan
lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dan lain-lain.
Bagi bangsa indonesia, globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi
dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah
semakin menguatnya nilai nilai matrealisme pada masyarakat Indonesia.
Disisi lain, nilai-nilai kekeluargaan, ramah tamah, dan rasa kekeluargaan, dan
rasa cinta tanah air sebagai pemersatu dan ciri khas Indonesia makin pudar
yang menyababkan krisis pada jati diri bangsa. Oleh karena itu harus
diupayakannya pembangunan moral bangsa yang mengedepankan nilai-nilai
kejujuran, amanah, keteladanan, gotong royong, tanggungjawab, dll. Tujuan
tersebut dapat dilaksanakan melalui pengembangan nilai-nilai budaya pada
setiap aspek pembangunan.

16

BAB IV
SIMPULAN
4.1 Simpulan
Globalisasi yang tidak terbatas ruang dan waktu tentulah membawa
pengaruh yang cukup signifikan bagi keberlangsungan hidup manusia.
Pengaruh globalisasi terlihat dalam segala aspek kehidupan ekonomi, sosial,
budaya, politik, pendidikan. Terlepas dari dampak positif ataupun negative
yang dibawanya sebagai mahluk yang beradab tentunya kita haruslah bijak
dalam mengahdapi segala sesuatu yang muncul. Globalisasi membawa
manusia pada peradaban yang lebih maju, sebab manusia dan peradaban
adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebab peradaban itu tidak
mungkin ada tanpa adanya manusia sebagai objeknya. Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat di pengaruhi oleh faktor kemajuan teknologi,
ilmu pengetahuan, dan tingkat pendidikan. Peradaban muncul karena adanya
Kebudayaan yang merupakan keseluruhan hasil budi daya manusia, baik cipta,
karsa, dan rasa. Sedangkan peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang
tinggi, halus, indah, dan maju, jadi peradaban termasuk pula di dalamnya
gagasan dan perilaku manusia yag tinggi, halus, dan maju.
4.2 Saran
Pada dasarnya perubahan adalah suatu keharusan agar tidak tergilas
oleh arus perubahan jaman, namun yang tidak boleh dilupakan perubahan
jaman haruslah dibarengi dengan bijaknya manusia sebagai pencipta
perubahan agar terjadi keseimbangan. Ciptakanlah kebudayaan dan peradaban

17

baru tanpa menghilangkan hakikat manusia sebagai mahluk individu, sosial,


budaya, dan fenomena alam.

18

DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dkk. (2010) Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nurbayani, Siti dan Iqbal, M. (2010) Buku Ajar Individu dan Masyarakat.

Prodi IPS FPIPS UPI.


Sumaatmadja, Nursid. (2012) Manusia : dalam konteks Sosial, Budaya, dan

Lingkungan Hidup. Bandung : Alfabeta.


Wijanarti, Erlina dan Iqbal, M. (2010) Perubahan Sosial Budaya. Prodi IPS
FPIPS UPI.

19

Anda mungkin juga menyukai