Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SKRIPSI

PENELITIAN KUALITATIF

MINAT KEGIATAN KEPRAMUKAAN SISWA SEKOLAH DASAR

Dipersembahkan oleh:
Weebo

Kunjungi Website Weebo dan Subscribe Weebo di Youtube

dengan Mengeklik Link / Gambar di Bawah ini:

Website: Youtube:
TERM OF SERVICES, READMORE, AND RELATED LINKS

A. Terms of Services
1. Segala hak cipta penulisan skripsi ini adalah milik penulis asli skripsi. Weebo
hanya membagikan skripsi ini dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang
lain.
2. Sebagian besar skripsi yang diperoleh Weebo berasal dari internet yang dapat
dicari dengan mesin pencarian, kemudian diupload ulang oleh Weebo.
3. Silahkan subscribe youtube Weebo Corner dengan mengeklik link/gambar
pada halaman cover untuk mendukung program-program dari Weebo.
4. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

B. Readmore and Related Links


1. Tips dan Trik Menulis Skripsi Youtube Playlist
Playlist youtube yang berisi video pedoman penulisan skripsi, tips dan
trik penulisan skripsi, cara membuat judul skripsi penelitian kualitatif,
kuantitatif, dan penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya.
2. Ide Proposal Skripsi
Blog yang berisi artikel panduan cara menulis skripsi, contoh judul
skripsi, download contoh skripsi penelitian kualitatif, kuantitatif, dan penelitian
tindakan kelas, dan lain sebagainya. Contoh artikel:
a. Panduan Cara Menyusun Skripsi dari Awal sampai Akhir
b. Contoh Judul Penelitian Kualitatif Terbaik dan Terlengkap
c. Contoh Judul Penelitian Kuantitatif Terbaik dan Terlengkap
d. Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Terbaik dan Terlengkap
e. Download Proposal Skripsi dan Skripsi Penelitian Kualitatif
f. Download Proposal Skripsi dan Skripsi Penelitian Kuantitatif
g. Download Proposal Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
h. Ejaan dan Tanda Baca dalam Penulisan Karya Ilmiah
i. Cara Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Ilmiah
j. Dan lain sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu faktor penentu kemajuan suatu negara adalah sumber daya
manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dan handal dibutuhkan dalam
menghadapi persaingan bangsa di dunia internasional yang semakin mengglobal.
Sektor strategis yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia
adalah sektor pendidikan, termasuk pendidikan untuk anak-anak. Untuk itu,
keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat diharapkan agar tercapainya
suatu tujuan pendidikan.
Sistem pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu
melalui jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur
pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di dalam
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan. Jenjang pendidikan sekolah meliputi pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar
sekolah dapat diselenggarakan di dalam maupun di luar sekolah, tidak harus
secara berjenjang dan tidak harus berkesinambungan. Salah satu jalur pendidikan
di luar sekolah adalah pendidikan kepramukaan.
Pendidikan pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang
penting, karena termasuk bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan
target yang diharapkan dari kegiatan kepramukaan adalah pembentukan
kepribadian (Building Character) yang berpegang teguh pada Tri Satya dan Dasa
Dharma. Gerakan pramuka juga ikut memberikan kontribusi dalam membentuk
generasi muda yang berbudaya dan berkarakter. Pramuka selalu mendukung
pemerintah dalam upaya mempertahankan, menumbuhkan serta memacu
terbentuknya generasi muda yang berbudaya dan karakter meskipun akhir-akhir
ini gerakan pramuka kurang mendapat apresiasi kaum muda.
Selain itu, kegiatan pramuka di sekolah dasar biasanya dilaksanakan
menjelang akan diadakannya kegiatan pesta siaga/ kegiatan pertemuan anggota
siaga, padahal kita tidak tahu seberapa besar keinginan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan kepramukaan tersebut karena gerakan pramuka harus
menjadi wadah terbentuknya watak, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengajukan judul “Minat
Kegiatan Kepramukaan Kelas IV pada SDN 2 Mrentul, Kecamatan
Bonorowo, Kabupaten Kebumen”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah bagaimana minat kegiatan kepramukaan pada kelas IV SDN 2 Mrentul
Kecamatan Bonorowo kabupaten Kebumen?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui minat kegiatan kepramukaan pada kelas IV SDN 2 Mrentul
kecamatan Bonorowo Kabupaten Kebumen.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat secara teoristis.
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan keilmuan khususnya dalam
kaitannya dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan melalui pemberian
kegiatan pramuka di sekolah dasar.
2. Manfaat secara praktis.
Hasil penelitian ini secara langsung dapat menambah dan memperoleh
wawasan ilmu pengetahuan, baik bagi peneliti maupun siswa kelas IV SDN 2
Mrentul dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Minat

Wijaya Kusumah dalam


http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/16/apakah-minat-itu/ menyatakan bahwa
“minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk
mencapai tujuan.”
Menurut Tidjan dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/
menyatakan bahwa “minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang.”
Sedangkan menurut Tidjan dalam
http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/ menyatakan bahwa:
minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa
seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu
dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman
yang efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau suatu obyek,
atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.

Menurut pendapat Crow and Crow yang dikutip oleh Wijaya Kusumah
dalam http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/16/apakah-minat-itu/
mengemukakan bahwa minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif
dan reaksi emosional. Misalnya minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau
mengajar bisa timbul dari tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam
memenuhi rasa ingin tahu terhadap kegiatan tersebut.
Skinner dalam Wijaya Kusumah dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/16/apakah-minat-itu/ berpendapat bahwa
minat sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek
yang menarik atau menyenangkan, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan
obyek tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
minat merupakan gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian sebab
ada perasaan terhadap suatu objek yang mengakibatkan seseorang tersebut
terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Dengan adanya minat,
rasa ingin tahu seseorang menjadi lebih besar pada suatu kegiatan dan akibatnya
orang tersebut mempunyai keinginan untuk terjun dalam kegiatan tersebut dan
berpartisipasi aktif di dalamnya.
Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai ke taraf ini menurut
Wijaya Kusumah dalam http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/16/apakah-
minat-itu/ antara lain adalah: mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri,
melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi.
Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan
atas inisiatif sendiri.
Faktor yang mungkin terpenting dalam membangkitkan minat menurut
Wijaya Kusumah dalam http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/16/apakah-
minat-itu/ adalah pemberian kesempatan bagi siswa untuk aktif berpartisipasi
dalam kegiatan belajar. Seiring dengan pengalaman belajar yang menimbulkan
kebahagiaan, minat anak akan terus tumbuh.

2. Kegiatan Kepramukaan
a. Pengertian Kepramukaan
Lord Baden Powel dalam (Mashudi, 1983: 26) berpendapat bahwa:
“SCOUTING is not a science to be solemnly studied, NOR is it
collection of doctrine and texts. No! It is a jolly game in the out of
doors, where boy-men and boy can go adventuring together as leader
and younger brother picking up health and happiness, handicaft and
helpfulness”.
Artinya:
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara
tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan
naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah permainan yang
menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak
pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak
beradik, membina kesehataan dan kebahagiaan, ketrampilan dan
kesediaan memberi pertolongan.
Mashudi (1983: 26) mengatakan bahwa pada hakekatnya
kepramukaan adalah:
- Suatu proses pendidkan dalam bentuk kegiatan yang
menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab
orang dewasa;
- Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan
di luar lingkungan pendidikan keluarga;
- Dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan.

Rivai Harahap dalam bukunya Bahan Serahan KMD ( 2001: BS 2.4)


menyatakan bahwa “kepramukaan adalah proses pendidikan luar lingkungan
sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik menyenangkan dan
menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan sasaran akhir pembentukan
karakter.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab
orang dewasa, berupa permainan yang menyenangkan di alam terbuka,
membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan memberikan
pertolongan.

b. Tujuan Gerakan Pramuka


Munasifah (2007: 4) menyatakan bahwa “gerakan pramuka adalah
suatu perkumpulan yang berstatus non-govermental (bukan badan pemerintah)
dan yang berbentuk kesatuan.”
Mengenai gerakan pramuka, Rivai Harahap (2001: BS 2.3)
menyatakan bahwa:
Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang
KOMPLEMENTER (mengkomplitkan pendidikan yang didapat oleh
anak/ remaja/ pemuda dirumah/ keluarganya dan di sekolahnya) pada
segmen yang belum di tangani oleh lembaga pendidikan yang lain
dan untuk pelaksanaannya menggunakan prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan sekaligus dapat menjadi
upaya “self education” bagi dan oleh anak/ remaja/ pemuda/
pramuka sendiri.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota gerakan pramuka.
Gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah dari proses
pendidikan kepramukaan yang dilaksankan di Indonesia, menyatukan
bermacam-macam organisasi kepramukaan, yang berdudukan sebagai anak
didik.
Mengenai tujuan gerakan pramuka, Mashudi (1983: 43) menyatakan
bahwa:
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia,
agar supaya:
1. menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur
serta:
a. tinggi mental-moral-budi pekerti dan kuat keyakinan
beragamanya.
b. tinggi kecerdasan dan ketrampilannya.
c. kuat dan sehat fisiknya.
2. menjadi warga negara indonesia yang ber-Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia;
sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang
sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan
Negara.

c. Fungsi Kepramukaan
Mashudi (1983: 43) menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai
fungsi sebagai:
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik (game) di sini dimaksudkan kegiatan yang
menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu game di
sini berarti permainan yang mempunyai tujuan dan aturan
permainan, jadi bukan hanya sekedar main-main, yang hanya
bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai
pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan
menarik.
2. Pengabdian (job) bagi orang dewasa.
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi
suatu tugasyang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban untuk secara
sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi.
3. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi.
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi
untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan
yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu
sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

d. Prinsip Metode Gerakan Pramuka


Prinsip dasar metodik kepramukaan merupakan prinsip yang
digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan
gerakan pendidikan lainnya.
Hasil Seminar Kepanduan Nasional Indonesia di Jawa Barat yang
dikutip oleh Mashudi (1980: 49-50) menyatakan bahwa prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan ialah:
a. prinsip kesukarelaan;
b. prinsip kode kehormatan, dalam bentuk janji dan ketentuan
moral;
c. sistem beregu;
d. sistem satuan terpisah untuk anggota putera dan anggota puteri;
e. sistem tanda kecakapan;
f. kegiatan menarik yang mengandung pendidikan;
g. penyesuaian dengan perkembangan rokhani dan jasmani;
h. keprasahajaan hidup;
i. swadaya.

Kegiatan pramuka merupakan wadah pendidikan luar sekolah dan


luar keluarga. Gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan yang pada hakekatnya berbentuk kegiatan menarik
yang mengandung pendidikan, bertujuan pendidikan dilandasi nilai-nilai
pendidikan.
Gerakan pramuka dalam menuju proses pendidikannya, disamping
menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan juga
memanfaatkan sistem among bagi perlengkapan pelaksanaan pendidikan
kepramukaan dengan mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak,
mental, jasmani, rokhani, bakat pengetahuan, pengalaman dan kecakapan
pramuka melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis.

e. Penggolongan Pramuka Menurut Usia


Munasifah (2007: 14) menggolongkan pramuka menurut usia, yaitu:
1) Anak-anak yang berusia antara 7-10 tahun, disebut dengan SIAGA
2) Remaja yang berusia 11-15 tahun, disebut dengan PENGGALANG.
3) Pemuda dewasa yang berusia 16-20 tahun, disebut dengan PENEGAK.
4) Pemuda dewasa berusia 21-25 tahun, disebut dengan PANDEGA.
Berdasarkan penggolongan tersebut di atas, maka untuk anak usia
sekolah dasar termasuk penggolongan dalam anggota siaga.

f. Materi Kepramukaan
Pada pramuka siaga, materi kegiatan kepramukaan yang diajarkan di
sekolah dasar antara lain sebagai berikut:
1) Janji dan kode moral kepramukaan, meliputi: Dwisatya dan
Dwidharma.
2) Kecakapan pramuka: baris berbaris.
3) Salam pramuka
4) Morse
5) Semaphore
6) Pedoman kompas
7) Tali temali
8) Berkemah, dll.

3. Siswa Kelas IV SD

Usia siswa SDN 2 Mrentul kelas IV berkisar antara 10 sampai 11 tahun,


dengan jumlah siswa 15 anak, siswa laki-laki berjumlah 8 anak dan perempuan
sebanyak 7 anak.
Dilihat dari fase perkembangan aspek biologis, Aristoteles dalam (Surya,
dkk., 2005: 5.11) membagi perkembangan anak menjadi 3 fase, yaitu:
a. Fase I, umur 0,0 – 7,0, disebut masa anak kecil, kegiatan anak mas ini
hanya bermain.
b. Fase II, umur 7,0 – 14,0, masa anak atau masa sekolah di mana anak
mulai masuk SD.
c. Fase III, umur 14,0 – 18,0, disebut masa remaja atau pubertas, masa
ini adalah masa peralihan (transisi) dari anak menjadi orang dewasa.

Dilihat dari fase perkembangan berdasarkan aspek psikologisnya,


Charlotte Buhler dalam (Surya, dkk., 2005: 5.13), membagi perkembangan anak
menjadi:
a. Fase I umur 0,0 – 0,1, masa menghayati objek-objek di luar dirinya
juga masa melatih fungsi-fungsi motorik.
b. Fase II umur 1,0 – 4,0, disebut masa fase bermain. Pada masa ini pada
diri anak mulai ada pengenalan aku-nya. Anak biasanya
memindahkan keadaan batinnya kepada benda-benda di luar dirinya.
c. Fase III umur 4,0 – 8,0, disebut masa sosialisasi anak. Anak mulai
belajar mengenal dunia luar secara objektif. Anak mulai mengenal
juga arti pekerjaan, tugas dan kewajiban.
d. Fase IV umur 8,0 – 13,0, disebut masa sekolah rendah. Anak mulai
memisahkan diri dari orang lain dan munculnya rasa ingin tahu yang
lebih besar.
e. Fase V umur 13,0 – 19,0, anak bersikap secara subjektif dan ini
dilakukan secara sadar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang perkembangan usia anak,


maka anak usia 10 – 11 tahun ini termasuk dalam golongan masa anak atau masa
sekolah dimana anak mulai masuk sekolah rendah dengan rasa ingin tahu yang
lebih besar. Anak kelas IV SD yang berusia sekitar 10 tahunan, memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda, ia senang
bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan
sesuatu secara langsung. Jadi, dalam usia tersebut seorang anak lebih senang
belajar sambil bermain di alam terbuka dan rasa ingin tahunya membuat anak
menjadi ingin mencoba sesuatu yang baru.
B. Kerangka Berfikir

Minat Kegiatan Kepramukaan pada Kelas IV SDN 2 Mrentul


Kecamatan Bonorowo Kabupaten Kebumen.

Minat merupakan gejala psikologis yang menunjukan pemusatan


perhatian sebab ada perasaan terhadap suatu objek yang mengakibatkan seseorang
tersebut terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
Kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab
orang dewasa, berupa permainan yang menyenangkan di alam terbuka, membina
kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan memberikan pertolongan.
Anak kelas IV SD yang berusia sekitar 10 tahunan, memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda, ia senang
bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan
sesuatu secara langsung. Berdasarkan usia anak yang berkisar 10 tahun ini, maka
anak kelas IV ini tergolong pada anggota kepramukaan siaga.
Minat kegiatan kepramukaan memberikan kesempatan siswa untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok dan memberikan kesempatan untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran/ pendidikan kepramukaan. Proses pendidikan dalam
kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asyik melakukan kegiatan yang
menarik, menyenangkan yang kreatif dan menantang. Peserta didik yang
mempunyai minat dalam kegiatan kepramukaan, pasti terdorong untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut dan sesuai dengan tujuan pramuka,
maka peserta didik yang aktif pasti akan :
1. menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta:
a. tinggi mental-moral-budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
b. tinggi kecerdasan dan ketrampilannya.
c. kuat dan sehat fisiknya.
2. menjadi warga negara Indonesia yang ber-Pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Manusia yang berkepribadian
Minat Aktif dan berwatak luhur, Menjadi
pramuka berpartisipasi
WNI yang ber-Pancasila, setia
dan patuh kepada NKRI

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat diasumsikan bahwa


peserta didik yang mempunyai minat dalam kegiatan kepramukaan, maka akan
aktif berpartisipasi dalam kegiatan kepramukaan, menjadi manusia yang berwatak
luhur, menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kegiatan


belajar mengajar di kelas dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya.
Pembahasan metodologi ini menjelaskan uraian langkah-langkah penelitian yang
dapat memberikan informasi tentang rencana dan pelaksanaan penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Mrentul, Kec.
Bonorowo, Kab. Kebumen. Jumlah siswa kelas IV adalah 15 anak. SDN 2
Mrentul mempunyai letak yang strategis, selain mudah dijangkau juga dekat
dengan pemukiman penduduk. Luas tanah sekitar 2800 m2 dan luas bangunan 490
m2, untuk bangunan memenuhi syarat. SDN 2 Mrentul mempunyai 5 ruang kelas,
1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang MCK, 1 ruang gudang, 1 ruang dapur
dan 1 garasi.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 selama 4 bulan, yaitu pada
bulan Maret sampai bulan Juni Tahun Ajaran 2010/ 2011. Adapun secara rinci,
hasil penelitian dirinci sebagai berikut:
Bulan
No Uraian Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal
2. Konsultasi proposal
3. Seminar
4. Revisi
5. Penyiapan instrumen
6. Pengumpulan data
7. Analisis data
8. Seminar hasil
9. Revisi
10. Ujian
11. Revisi
12. Pelaporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian


1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah berbentuk kualitatif deskriptif.
Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln dalam (Lexy J.
Moleong, 2010: 5) menyatakan bahwa penelitian adalah penelitian yang
menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan
menurut Lexy J. Moleong (2010: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,
dengan cara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahas,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.

2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus
adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap
suatu organisasi, lembaga dan gejala tertentu. Penelitian studi kasus dapat pula
diartikan sebagai suatu penelitian yang bertujuan untuk mempertahnkan keutuhan
dan kedalaman dari objek yang diteliti.
Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi kasus hanya meliputi
daerah yang sempit. Sedangkan ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus
lebih mendalam. Adapun tujuan dari penelitian studi kasus adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter
yang khas.
Adapun studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui minat
kegiatan pramuka kelas IV pada SDN 2 Mrentul kecamatan Bonorowo kabupaten
Kebumen.
C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam (Lexy J. Moleong, 2010: 157)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Pada penelitian
ini, sumber data yang peneliti gunakan yaitu melalui kata-kata dan tindakan dan
sumber data tertulis.
Sumber data penelitian ini berasal dari:
1. Siswa Kelas IV SDN 2 Mrentul
Seluruh siswa kelas IV SDN 2 Mrentul, Kec. Bonorowo, Kab. Kebumen.
Peneliti mengamati kegiatan kepramukaan siswa dan kemampuan siswa dalam
kegiatan siswa.
2. Guru
Peneliti melibatkan langsung guru kelas IV sebagai pembina untuk
mengetahui kegiatan pramuka siswa kelas IV SDN 2 Mrentul, Kec.
Bonorowo, Kab. Kebumen.
3. Dokumen.
Peneliti menggunakan dokumen siswa yang meliputi daftar hadir kegiatan
pramuka.

D. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam
penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball
sampling.
1. Sampilng Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sampling purposive,
dengan sampel sumber data yaitu siswa kelas IV SDN 2 Mrentul, Kecamatan
Bonorowo, Kabupaten Kebumen dengan jumlah siswa 15 anak.

E. Teknik Pengumpulan Data


Tujuan dari teknik pengumpulan data yaitu untuk mendpatkan data. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,
cheklist. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah transkip
wawancara, lembar observasi, dan lembar cheklist.

1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik untuk memperoleh informasi secara
langsung (bertatap muka). Teknik wawancara yang dilakukan peneliti yaitu
dengan cara bertanya langsung kepada peserta didik tentang minat kegiatan
kepramukaan pada kelas IV SDN 2 Mrentul, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten
kebumen. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara
terstruktur, yaitu dengan mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah dipersiapkan.

2. Observasi
Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2009: 145) mengemukakan bahwa,
“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikhologis.”
Observasi merupakan suatu metode untuk mengadakan pencatatan secara
sistematis tentang tingkah laku seseorang dengan cara pengamatan secara
langsung atau tidak langsung. Agar pengamatan yang dilakukan memperoleh
informasi yang benar, harus dipilih teknik observasi yang tepat.
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
informasi mengenai respon siswa setelah mendapatkan penjelasan tentang minat
kegiatan kepramukaan. Hal ini dapat diketahui dari sikap siswa yang memberikan
respon berminat ataupun yang pasif tidak mempunyai minat dalam kegiatan
kepramukaan. Observasi ini digunakan untuk menjaring data tentang minat
kegiatan kepramukaan kelas IV pada SDN 2 Mrentul Kecamatan Bonorowo
Kabupaten Kebumen.
3. Cheklist
Cheklist merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Alat pengumpulan data pada teknik ini adalah dengan menggunakan
lembar cheklist. Peneliti memberikan lembaran cheklist kepada siswa kelas IV
SDN 2 Mrentul Kecamatan Bonorowo Kabupaten Kebumen yang berisi daftar
pertanyaan sebanyak 30 pernyatan tentang minat kegiatan kepramukaan yang
diadakan di sekolah.

F. Validitas Data
Validasi data menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang
seharusnya di ukur. Sebuah instument dikatakan valid apabila mengungkapkan
data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul dari gambaran tentang variable
yang dimaksud. Dalam penelitian ini untuk memperoleh validitas data dan
keshahihan data melalui trianggulasi (trianggulasi data, trianggulasi peneliti,
trianggulasi teori).
Menurut Sugiyono (2009: 273) menyatakan bahwa triangulasi ada 3, yaitu:
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi waktu pengumpulan data.
Waktu juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat nara sumber masih segar,
belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel.
Pada penelitian ini penulis menggunakan triangulasi teknik, yaitu data
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dilanjutktan
dengan pengisian lembar cheklist.

G. Analisis Data
Sugiyono (2009: 244) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesia,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis data adalah suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian,
penyusunan dan elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul dapat diberikan
makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan dan untuk
mencapai tujuan penelitian.
Langkah-langkah analisis data:
1. Mengorganisasi data;
2. Menguraikan data menjadi satuan yang dapat diatur;
3. Mensintesis data (mengumpulkan/ mengelompokan);
4. Mencari pola;
5. Menemukan yang penting;
6. Memutuskan yang akan dilaporkan.
Pada penelitian ini, Analisis data yang digunakan yaitu model Miles and
Huberman. Miles and Huberman dalam (Sugiyono, 2009: 246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Langkah-langkah analisis data model Miles and Huberman adalah sebagi
berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah difahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena
seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi 3 tahap,
yaitu:
1. Tahap persiapan/ pembuatan rancangan
Tahap ini merupakan langkah awal dan pertama. Peneliti mempersiapkan
segala macam yang dibutuhkan sebelum memasuki tahap selanjutnya
terjun dalam kegiatan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian dengan melaksanakan pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan cheklist. Kemudian melaksanakan
analisis data dengan semua data yang telah diperoleh dilapangan dianalisis
dan dicek atau diperiksa kebenarannya menggunakan teknik triangulasi.
3. Tahap penyusunan laporan
Tahap selanjutnya yaitu tahap penyusunan laporan. Pada tahap ini peneliti
menyusun laporan berdasarkan hasil pada tahap pelaksanaan penelitian.

Untuk selanjutnya prosedur penelitian dituangkan dalam bentuk bagan/


skema, yaitu sebagai berikut:

Tahap Persiapan/
membuat rancangan

Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap penyusunan laporan


DAFTAR PUSTAKA

Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Mashudi. 1983. Kursus Pembina Pramuka Mahit Tingkat Dasar. Jakarta Pusat:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Munasifah. 2007. Belajar Mandiri Melalui Pramuka. Semarang: Ghyyas Putra.
Rivai Harahap. 2001. Bahan Serahan KMD. Jakarta: Lemdikanas.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surya, dkk. 2005. Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tidjan. Diakses dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/ pada tanggal 1
Mei 2011.
Wijaya Kusumah. 2009. Diakses dari
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/16/apakah-minat-itu/ pada
tanggal 1 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai