NIM : 155120601111026
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena menjadi salah satu indikator yang
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Sehingga perlu adanya inovasi-inovasi di dalam
bidang pendidikan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia nya. Inovasi
pendidikan di perkembangan zaman ini sangat diperlukan agar mampu menyetarakan pendidikan
kita dengan realita kehidupan yang semakin maju. Melihat kemajuan ilmu pengetahuan serta
teknologi khususnya teknologi informasi banyak membawa dampak yang positif bagi kemajuan
di bidang pendidikan.
manfaat bagi kemajuan dalam bidang pendidikan. Teknologi tersebut dapat di nikmati
oleh semua pendidikan , mulai dari pendidikan formal , informal maupun non formal.
Fasilitas yang tawarkan berupa komputer dan jaringan internet dan banyak pilihan
lainnya yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa. Tentunya teknologi semacam
ini sangat berdampak bagi dunia pendidikan, faktor kecepatan yang menjadi keunggulan
multimedia visual secara interaktif. Hal ini sangat sejalan dengan perkembangan
teknologi yang mengharuskan kegiatan pembelajaran banyak menggunakan pemanfaatan
teknologi informasi yang di terapkan dalam dunia pendidikan, yang pada dasarnya
berfokus pada proses pembelajaran. Pengertian e-learning berasal dari kata e yang berarti
elektronika dan learning yang artinya pembelajaran, yang berarti e-learning merupakan
digunakan ini berupa komputer yang dibantu dengan jaringan internet untuk
menghubungan pendidik dan peserta didik atau siswa .Diketahui teknologi pembelajaran
elektronika ini sangat banyak digunakan di era modern karena memiliki banyak
membantu dalam meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan dan dapat membantu
dan perguruan tinggi Indonesia belum se-populer di luar negeri khususnya negara eropa
media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajaran nya. E-Learning ini
merupakan aplikasi berupa web yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga
1
Silahudin, “Penerapan E-LEARNING dalam Inovasi Pendidikan” : Program Studi Pendidikan Teknik
2
merupakan inovasi yang memudahkan pembelajaran di luar jam sekolah sehingga peserta
didik dapat mendapatkan informasi dengan mudah tanpa harus datang ke sekolah
sehingga pembelajaran masih bisa berjalan dengan efektif dan dengan pemanfaatan
fasilitas multimedia dalam penerapan progam ini dapat membuat belajar lebih menarik
Wali Kota Blitar sedang berupaya memajukan daerah yang dipimpinnya, yang
dimulai dari pembenahan sistem pendidikan, yang secara tidak langsung Kota Bllitar juga
sedang mengincar gelar Kota Pendidikan, yang seperti sudah dikatakan, langkah awal
jenjang yang memanfaatkan anggaran pendidikan sebersar 46 % dari total APBD Kota
Blitar yang besarnya Rp. 782,8 miliar. Bersamaan dengan itu pula, walikota memiliki
salah satu caranya adalah dengan menghubungkan satu kota tersebut dengan jaringan
internet, untuk menyulap Kota Blitar menjadi sebuah kota pintar yang melek akan
Salah satu hal yang saat ini sedang menjadi permasalahan utama adalah
bagaimana upaya meningkatkan potensi masyarakat Kota Blitar, yang untuk mewujudkan
hal tersebut Walikota Blitar bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Blitar
mengusung sebuah progam pemerataan pendidikan dan upaya melek teknologi yaitu
progam pendidikan gratis bagi warganya serta memunculkan inovasi-inovasi pendidikan
dengan menerapkan teknologi masa kini dalam dunia pendidikan di kota Blitar.
memanfaatkan progam inovasi di dalam pendidikan yaitu berupa progam e-learning yang
diberi nama SINAU yaitu berarti “Sistem Informasi Anak Unggul”. Progam ini
merupakan perwujudan visi misi Walikota Blitar untuk mewujudkan anak didik sebagai
penerus bangsa yang semakin cerdas dan berdaya guna tinggi sehingga menciptakan
sumber daya manusia yang semakin memiliki potensi. Progam ini juga bertujuan agar
dapat memudahkan guru dan murid untuk meningkatkan intensitas interaksinya secara
online sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang lebih variatif, inovatif, dan
konstruktif, dan progam ini salah satu bentuk dari pemanfaatan teknologi komputer
dalam kegiatan belajar mengajar yang telah menjadi salah satu kebutuhan bagi civitas
Progam ini bertujuan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Blitar.
Progam ini diprakarsai langsung oleh dinas pendidikan kota Blitar, seluruh pembuatan serta
pengembangan progam ini juga dalam pengawasan dari dinas pendidikan. Proses dari
pengembangan progam ini bermula dari Walikota ingin menerapkan pendidikan berbasis IT di
kota Blitar. Sebelum nya ada beberapa sekolah SMA sudah merapkan progam tersebut, Namun
Walikota Blitar mengiinginkan adanya pemerataan ,sehingga semua sekolah kota Blitar dapat
menerapkan progam ini. Selain itu dibuat nya progam ini untuk memaksimalkan penggunakan
tablet gratis yang telah diberikan oleh Walikota Blitar, sebelum nya tablet gratis dianggap kurang
3
www.e-learning.blitarkota.go.id diakses pada tanggal 20 April 2018, pukul 22.10
WIB
maksimal penggunaanya karena masih belum adanya aplikasi yang menunjang tablet tersebut
dalam pembelajaran..4
E-learning kota Blitar pada dasarnya sama dengan e-learning pada umumnya,
namun ada sistem dari e-learning kota Blitar yang membedakan dengan e-learning lainya,
perbedaan tersebut terletak pada sistemnya yang terintegrasi. Integrasi yang disebutkan
di seluruh kota Blitar. Seluruh siswa di kota Blitar dapat mengakses progam tersebut
merupakan salah satu kebijakan pemerintah pada bidang pendidikan yang bersifat wajib
diterapkan di setiap sekolah. Hal ini menandakan pemerintah sangat serius dalam
menerapkan progam tersebut dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di kota Blitar.
yang tujuan awal pembentukannya yaitu untuk mempersiapkan ujian nasional berbasis
komputer di tingkat SMA pada tahun 2017. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
serentak dilaksanakan pada tahun 2017 di seluruh SMA di kota Blitar. Hal tersebut yang
membuat pemerintah kota Blitar melalui dinas pendidikan membuat progam ini untuk
menghadapi UNBK yang bertujuan agar siswa diberikan pembekalan dalam hal
pengoprasian sistem pembelajaran online yang modulnya sejenis dengan ujian nasional
berbasis online.
Dalam proses penerapan nya dirasa kurang maksimal, masih terdapat faktor
faktor penghambat berjalanya progam tersebut. Sejak diterapkan nya progam e-learning
4
Wawancara dengan Tim Pengembang Abusani pada tanggal 15 April 2017
tersebut pada bulan Mei tahun 2016 para pengguna progam itu seperti guru dan murid
masih belum menerima adanya teknologi tersebut di Kota Blitar. Hal ini dapat dilihat dari
SMAN 1 Blitar, SMAN 2 Blitar, SMAN 3 Blitar dan SMAN 4 Blitar yang belum semua
guru dan siswa menggunakan e-learning tersebut.5 Dinilai Kota Blitar belum sepenuhnya
progam tersebut. Hal itu dibuktikan dengan adanya kekurangan dari fasilitas penunjang
progam tersebut seperti kurang nya komputer dan dan sambungan internet yang tersedia
Selama ini belum pernah dilakukan adanya evaluasi mengenai progam e-learning
di kota Blitar . Melihat dari permasalahan yang terjadi diharapkan adanya evaluasi yang
merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan e-learning. Evaluasi ini
6
dimaksudkan untuk mengetahui proses pembelajaran e-learning. Evaluasi yang
semua sekolah untuk menggunakan e-learning. Evaluasi atau penilaian adalah penentuan
pencapaian tujuan suatu program. Penilaian merupakan suatu bentuk sistem pengujian
dalam penyelengaraan e-learning untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai
kompetensi dasar yang telah dipilih dan ditetapkan oleh guru dalam pembelajaran.
5
Diah Destaningrum., Suprapto., Niken Hendrakusma Wardani. Tesis Magister :“Analisis Faktor
Penerimaan Pengguna E-Learning SMA Negeri di Kota Blitar Menggunakan Model Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT)” (Malang: Universitas Brawijaya),hlm. 723
6
. hlm 10
Dari permasalahan dan kendala yang ada, Maka peneliti ingin membahas
1.2 Tujuan
Berdasarkan pertanyaan dalam rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang di dapatkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat diketahuinya segala hal mengenai e-learning Kota Blitar , baik dari
Blitar.
yang bermanfaat bagi guru maupun siswa. Progam e-learning ini diharapkan
BAB II
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa tinjauan pustaka seperti
penelitian terdaluhu yang dijadikan sebagai bahan referensi dan rujukan untuk melakukan
penelitian. Teori Evaluasi dan Konsep E-Learning akan dijelaskan peneliti untuk
digunakan sebagai cara mengevaluasi progam E-Learning Kota Blitar. Selain itu peneliti
teori dan dapat memudahkan pembaca dalam melihat alur penelitian dalam skripsi ini.
evaluasi sejauh mana penyelenggaran pembelajaran e-learning dilihat dari model CIPP
( evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi produk) . Awal dari
dilakukanya penelitian ini yaitu pelaksanaan e-learning di SMA ARO Semarang dinilai
penyelenggaraan e-learning baik guru dan siswa maupun sarana prasaraja menunjang
McKinsey 7s Model untuk menilai kesiapan dari struktur organisasi Universitas Telkom.
Model McKinsey 7s merupakan salah satu model evaluasi dengan berorientasi pada
struktur institusi. Terdapat tujuh dimensi dalam melakukan evaluasi yaitu strategy,
7
Baiti Kharisma Sari, Skripsi : “Evaluasi Penyelenggaraan E-Learning Dalam
Pembelajaran Di SMA Negeri Aro Semarang” ( Semarang : Universitas Negeri
Semarang, 2015). hlm
structure, systems, style/culture, staff, skills dan shared values. Dari ke tujuh dimensi
tersebut akan terlihat dimensi –dimensi yang akan dijadikan perbaikan dalam struktur
institusi dalam pengembangan e-learning. Hasil dari penelitian ini menyebutkan evaluasi
e-learning dengan metode McKinsey 7s di Universitas Telkom , pada tingkat siap tetapi
Management System (LMS) Berbasis Moodle Pada Mata Kuliah Teknik Propulasi Tahun
Akademik 2010/2011 Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS “ Penelitian ini banyak
membahas mengenai evaluasi implementasi dengan melihat kemampuan para dosen dan
insfrastruktur untuk menunjang agar dapat berjalan secara optimal. Sarana dan prasarana
8
Tigor Yusuf N, et al., Evaluasi E-Learning Readiness Universitas Telkom Dengan
Menggunakan McKinsey 7s Model. E-Proceeding of Engineering. 1 (1). Bandung,
2014. hlm
9
Tito Suyono, Skripsi : “Evaluasi Pembelajaran Menggunakan Learning Management
System (LMS) Berbasis Moodle Pada Mata Kuliah Teknik Propulasi Tahun Akademik
2010/2011 Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS” (Surakarta : Universitas Sebelas Maret,
2011) hlm
Sandhy Putra Purwokerto ) Penelitian ini membahas mengenai evaluasi pelaksanaan e-
penyampaian materi, interaktivitas prlaksanaan e-learning. Selain itu peneliti juga melihat
pada sisi faktor pendukung dan penghambat proses pelaksanaan e-learning. Dalam
penelitian ini menggunakan model discrepancy dalam mengevaluasi terkait standart mutu
penelitian yang diukur dari keefektifan pelaksanaan e-learning di SMK Telkom Sandhy
sebesar 77, 27 %. Hal ini disebabkan karena di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto
pelaksanaan e-learning seperti computer sekolah dengan jumlah yang cukup banyak.10
10
Numik Sulistyo H, “Keefektifan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran ( Studi
Evaluasi Model Pembelajaran E-Learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto )”.
Jurnal Pendidikan Vokasi. 3 (1), Yogyakarta, 2013. hlm
e-learning penyempurnaan.
A. Definisi E-Learning
awalnya dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Perkembangan e-
learning secara pesat terjadi ketika terdapat jasa layanan Internet pertama yaitu
IndoInternet pada tahun 1995. Di Indonesia sendiri pemanfaatan teknologi dalam bidang
Pengertian e-learning dibagi menjadi dua bagian, yaitu “e” yang berarti elektronik
dan “learning” yang diartikan sebagai pembelajaran, maka e-learning atau pembelajaran
juga sering diartikan sebagai on-line course (Soekartiwi, 2003) . On-line course yang
merupakan menyajikan bahan belajar secara online, dan menyediakan ruang bagi pelajar
dan pengajar untuk berinteraksi (Picciano, 2002). Dalam beberapa literature e-Learning
an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit
11
Darmawan Deni, Pengembangan E-Learning Teri dan Desain ( Bandung : Rosda )
Hlm. 24
beberapa istilah e-learning dalam pembelajaran elektronik, antara lain adalah on-line
dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainya ( Brown, 2000;
Feasey, 2001) . Dari penjelasan kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning
merupakan media pembelajaran online yang berbasis pada internet, Sistem pembelajaran
online ini dinilai memudahkan para guru dan siswa dalam penyampaian materi maupun
soal –soal dapat terdistribusikan lebih cepat, mudah dan lebih efisien dibandingkan harus
atau website. Pembelajaran berbasis web ini memanfaatkan media situs (website) yang
dinilai lebih efektif dan efisien dengan penggunaan jaringan internet. Dengan
menggunakan web juga menjadi salah satu alternative pembelajaran di dunia saati ini.
Penggunaan web ini mempunyai tujuan utama yaitu pembelajaran jarak jauh. Bentuk
pembelajaranpun beragam , ada yang berupa e-book, video, web atau blog , jejaring
sosial dan lain-lain, yang tentu saja memperudah peserta didik mendapatkan pengetahuan
12
Ibid. Darmawan. 25
13
Ibid. Darmawan. Hlm 26
14
Ibid. Darmawan. Hlm. 10
Dalam salah satu publikasinya di situs about-e-learning.com (dalam Rusman,
of this delivered via the internet, intranets, audio and videotape, satellite
menggunakan computer (computer based learning), kelas virtual (virtual class) dan kelas
melalui media internet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit televisi interaktif
serta CD ROM melalui media internet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit
televisi interaktif serta CD ROM. Definisi yang dipaparkan oleh situs about e-learning ini
15
iki tulisen yowwww.hlm.263
16
Clark, R.C. & Mayer, R.E. (2008). e-Learning & the Science of Instruction. San
Berdasarkan definisi e-learning diatas dapat dikatakan bahwa sistem yang
terlepas dari jaringan internet. Namun tidak serta merta hanya menggunakan internet,
tetapi juga menggunakan fasilitas penunjang pembelajaran yang dilakukan dengan media
dengan online learning yang biasa disebut dengan virtual learning. Perbedaan tersebut
internet , intranet LAN/WAN, dan tidak termasuk menggunakan CD-ROM. Untuk lebih
konvensional.
Francisco: Pfeiffer.
bergantung pada bentuk konten dan alat penyampaiannya. Makin baik
peserta didik , maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada
dan kecepatan (self-pace). Dalam hal ini para pendidik akan memberikan materi
mengenal ruang dan waktu. Peserta didik tidak harus selalu belajar dikelas untuk
internet, Namun juga melihat kemampuan dalam memiliki komputer serta akses
jaringan. tidak hanya itu saja kemampuan dalam keterampilan menjelajah dunia
17
Op.cit. Darmawan. Hlm. 26-28
Dalam hal ini lah e-learning memiliki fungsi yaitu mendekatkan sesorang dengan
2003)18
A. Suplemen (tambahan)
Learning atau tidak. Dalam hal ini , tidak ada kewajiban/keharusan bagi
B. Komplemen (pelengkap)
18
Op.cit. Darmawan. Hlm. 29
enrichment (pengayaan), yang apabila peserta didik dapat dengan cepat
dengan cara tatap muka (fast leaners) secara khusus peserta didik diberikan
Dalam progam remedial yang disebutkan, jika terdapat perserta didik yang
pendidik secara tatap muka di kelas peserta didik yang memahami materi
C. Substutusi (pengganti)
sehari-hari peserta didik. Terdapat tiga model kegiatan yang dapat dipilih
muka.
learning, yang menyediakan peluang terbaik untuk transisi pembelajaran dari kelas
menuju e-learning. Blended learning melibatkan kelas atau tatap muka dan menggunakan
pembelajaran secara online sebagai proses pembelajaranya. Model ini dinilai cukup
efektif dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dikelas dan dapat
Berbagai alternatif model pembelajaran tidak menjadi masalah bagi peserta didik.
penilaian yang sama. Apabila peserta didik dapat lulus menyelesaiakan perkuliahan nya
keadaan fleksibel ini akan sangat membantu para peserta didik dalam mempercepat
proses perkuliahanya.
Pembelajaran berbasis web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi
peserta didiknya (Kruse dalam Rusman, 2009:117). Perancangan model e-learning sangat
berpengaruh pada proses penerapan. Bila e-learning dirancang baik dan tepat sesuai
unsur interaktivitas yang tinggi, menyebab kan peserta didik dapat mengingat banyak
materi pelajaran dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional seperti pembelian kertas
19
Rusman, D. Kurniawan, C. Riyaya. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm 266.
Pemanfaatan internet sangat berpengaruh terhadap materi serta tugas pendidik
oleh peran pendidik ketika pembelajran konvensional berlangsung. Hal tersebut disebut
dengan (the era of teacher) . Namun pada perkembangan zaman proses pembelajaran
banyak didominasi oleh peran pendidik dan buku (the era of teacher and book). Di masa
pendidik , buku, dan teknologi (the era of teacher , book, and technologi)
sebagai berikut :
direduksi sehingga produktivitas peserta didik dan pendidik tidak akan hilang
pembelajaran.
depresiasi. Maka dari itu dibutuhkan nya pembaruan kompetensi tersebut yang
yang relative singkat dan dapat mencakup jumlah yang lebih besar
peserta didik dan pendidik. Membantu interkasi dengan penyampaian informasi materi
dan kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Pendidik dapat dengan mudah
memberikan materi serta soal-soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik melalui
website yang dapat diakses sesuai kebutuhan para peserta didik dimanapun berada, maka
tidak ada batasan jarak, waktu dan tempat dalam mengakses e-learning.