Anda di halaman 1dari 101

 ESPA4316/MODUL 1 1.

DAFTAR ISI

TINJAUAN MATA KULIAH.................................................................................

MODUL I PERKEMBANGAN PERMIKIRAN


EKONOMI DAN KOTROVERSI...........................................................................

PENDAHULUAN....................................................................................................

Jegiatan belajar 1......................................................................................................

Perkembangan pemikiran ekonomi dan


kontroversi................................................................................................................

Latihan .....................................................................................................................

Rangkiman................................................................................................................

Tesformatif...............................................................................................................

Kegiatan belajar 2.....................................................................................................

Aliran belajar dan intitusional..................................................................................

Latihan......................................................................................................................

Rangkuman...............................................................................................................

Tes formatif..............................................................................................................

Kegiatan belajar 3.....................................................................................................

Tokoh tokoh pemikiran ekonomi.............................................................................


 ESPA4316/MODUL 1 1.3

Latihan......................................................................................................................

Rangkuman...............................................................................................................

Tes formatif..............................................................................................................

Kunci jawaban dan tes formatif................................................................................

Daftar pustaka...........................................................................................................

MODUL PEMIKIRAN EKONOMI PRA-


KLASIK DAN KEYNES

Kegiatan belajar 1.....................................................................................................

Pemikiran ekonomi pra-klasik..................................................................................

Latihan .....................................................................................................................

Rangkiman................................................................................................................

Tes formatif..............................................................................................................

Kegiatan belajar 2 pemikiran ekonomi keynes........................................................

Aliran sejarah dan institusional................................................................................

Latihan......................................................................................................................

Rangkuman...............................................................................................................

Tesformat..................................................................................................................
 ESPA4316/MODUL 1 1.4

Kunci jawaban dan tes format..................................................................................

Daftar pustaka

MODUL I

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI


DAN KONTORVERSI

PENDAHULUAN

M ateri pertama dalam modul ini


adalah pemikiran ekonomi dan
kontroversi, yang berisi tentang
pengertian teori ekonomi,
kontroversi
teori, dan tokoh-tokoh pemikir ekonomi.
Pembahasan teori ekonomi meliputi
pembahasan mengenai komponen-
komponen teori secara singkat,
kemudian pada kontroversi pemikiran
ekonomi dijelaskan tentang proses
terjadinya kontroversi teori ekonomi dan
alasan-alasan yang mendasarinya dalam
melihat kenyataan ekonomi. Bagian
 ESPA4316/MODUL 1 1.5

terakhir modul ini, mencoba untuk


memperkenalkan beberapa tokoh
pemikir ekonomi yang sangat
berpengaruh pada bidang ekonomi.
Setelah mempelajari modul ini,
secara umum diharapkan Anda dapat
menjelaskan pengertian teori ekonomi,
proses terjadinya kontroversi dalam
pemikiran ekonomi, dan mengenal
beberapa tokoh ekonomi. Secara khusus,
Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan batasan teori ekonomi.
2. Menjelaskan peranan asumsi dalam
teori ekonomi.
3. Membedakan variabel ekonomi dan
nonekonomi.
4. Menjelaskan sumber terjadinya
kontroversi pemikiran ekonomi.
5. Membedakan teori ekonomi dan
kebijakan ekonomi.
6. Menjelaskan beberapa tokoh pemikir
ekonomi.
7. Menjelaskan beberapa contoh
tentang terjadinya revolusi dalam
pemikiran ekonomi.
 ESPA4316/MODUL 1 1.6

Kegiatan
Belajar 1

Perkembangan Pemikiran
Ekonomi dan Kontroversi

A pakah yang dimaksud dengan teori?


Mungkin dalam kehidupan sehari- hari,
Anda sering mendengar pertanyaan
seperti itu, bahkan ada pula pernyataan
dalam teori, praktiknya sangat berbeda.
Bagi seseorang, penjelasan mengenai
penerapan teori dalam kehidupan sehari-
hari bersifat subyektif. Seorang yang
memiliki idealisme tinggi,
memungkinkan hidup mendekati dengan
teori, akan tetapi berbeda dengan
seseorang yang memiliki pandangan
bahwa hidup hanya mengalir begitu saja.
Orang seperti ini biasanya tidak tanggap
terhadap teori. Lalu sebenarnya apakah
itu teori dan apa itu teori ekonomi?
Penjelasan mengenai kedua hal
 ESPA4316/MODUL 1 1.7

tersebut akan
dilakukan berikut ini.

PENGERTIAN TEORI EKONOMI

Secara singkat teori adalah suatu


abstraksi dari kenyataan, abstraksi
tersebut mengandung variabel, andaian
(asumsi) dan ramalan (prediksi) maka
dalam teori ekonomi mengandung
variabel-variabel ekonomi yang dapat
berpengaruh terhadap motivasi dan
tujuan ekonomi (Hasibuan, 2003). Oleh
karena ilmu ekonomi merupakan salah
satu cabang ilmu sosial maka variabel-
variabel yang berpengaruh, pada
umumnya relatif tidak terkontrol.
Berbeda dengan ilmu eksakta, seperti
fisika, kimia, biologi, dan lainnya. Hal
ini menyebabkan teori ekonomi
memerlukan adanya asumsi-asumsi yang
bertujuan mendekatkan pada kenyataan
atau hanya mengambil beberapa variabel
sehingga dapat dikontrol.
 ESPA4316/MODUL 1 1.8

Meskipun variabel ekonomi sulit


dikontrol (karena perilaku variabel
ekonomi dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi), namun perilaku variabel dapat
dipelajari sehingga kecenderungan-
kecenderungan perilaku tersebut dapat
diramalkan. Oleh karena itu, sebuah teori
ekonomi mengandung variabel ekonomi
yang sulit dikontrol dan perilaku
variabelnya dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi maka suatu variabel dapat saja
tidak berlaku pada suatu saat tertentu,
namun berlaku pada masa yang lain.
Berkaitan dengan situasi dan kondisi
tersebut maka timbul banyak kajian
tentang relevansi sebuah
teori dengan kenyataan yang terjadi. Untuk menghadapi
permasalahan yang selalu berubah akibat adanya perubahan
perilaku dari variabel ekonomi diperlukan kajian-kajian baru
yang dilakukan oleh para pemikir ekonomi dengan sistematika
yang konsisten sehingga dapat menjawab permasalahan-
permasalahan yang muncul.
Penelitian dan penelaahan terhadap eksistensi suatu teori
ekonomi dan relevansinya dalam menjawab masalah-masalah
ekonomi yang muncul, terus dilakukan oleh para ahli ekonomi
dari waktu ke waktu. Namun demikian, tidak semua ahli
ekonomi menjadi pemikir ekonomi karena pertama, sebagian
dari ahli ada yang terlanjur menjadi praktisi sehingga pemikiran
yang dilahirkannya cenderung tidak menyukai teori dan lebih
menyukai aspek kebijakan yang praktis dan pragmatis sehingga
tidak ada perkembangan yang baru dari hasil karya dan
pemikirannya. Kedua, adalah lingkungan yang belum
mendukung untuk melakukan kajian-kajian tentang masalah-
masalah ekonomi, meskipun kegiatannya terlibat dalam
masalah- masalah ekonomi secara langsung (Hasibuan, 2003).
Dalam hal ini, dibutuhkan motivasi internal yang lebih kuat.
Seorang ahli dapat dikatakan sekaligus sebagai pemikir ekonomi
apabila dia memiliki pemikiran yang berkembang sesuai dengan
masalah yang dihadapi dalam bidang ekonomi. Untuk
mengembangkan sebuah teori ekonomi, tidak cukup hanya
mempelajari kondisi ekonomi saat ini, tetapi diperlukan
pengetahuan mengenai teori ekonomi dan masalah-masalah
ekonomi masa lalu. Selain kondisi ekonomi masa lalu, kondisi
ekonomi antar negara juga diperlukan untuk mengembangkan
pemikiran ekonomi sehingga dapat menghasilkan teori yang
relevan dengan kenyataan. Kondisi ekonomi tentu tidaklah sama
pada setiap negara, oleh karena itu kajian yang diperlukan para
pemikir ekonomi menjadi lebih luas dan kompleks. Oleh karena
pemikir ekonomi sangat banyak dan berasal dari berbagai negara
dengan kondisi perekonomian yang berbeda maka sering kali
pemikiran-pemikiran yang dilahirkannya juga berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan persepsi ini, selanjutnya
akan dibahas dalam kontroversi teori ekonomi.
Munculnya sebuah teori, termasuk teori ekonomi adalah dari
adanya metodologi. Metodologi adalah ilmu pengetahuan
tentang metode-metode, metode-metode tersebut meliputi
metode-metode tentang perkembangan zaman, kedudukan, dan
peranan ilmu. Metodologi (dalam kaitannya dengan penelitian)
dapat diartikan sebagai metode-metode yang digunakan di dalam
melakukan kajian-kajian dan penelitian untuk menguji suatu
hipotesis
(Hasibuan, 2003), sedangkan metode ilmiah itu sendiri diartikan
sebagai pengetahuan tentang berbagai metode yang
dipergunakan dalam berbagai penelitian ilmiah. Setiap penelitian
pada hakikatnya mempunyai metode penelitian masing-masing
sehingga mampu menjawab permasalahan yang diteliti.
Kemampuan metode penelitian dalam menjawab permasalahan
dapat menghasilkan sebuah teori. Dalam ilmu ekonomi, metode
yang semula digunakan adalah deduktif kemudian bergabung
dengan metode induktif. Metode deduktif, yaitu pengambilan
kesimpulan dari dalil-dalil yang umum, kemudian diberlakukan
kepada dalil yang khusus, sedangkan metode induktif adalah
sebaliknya, yaitu dari dalil yang khusus ditarik menjadi dalil
yang umum, tetapi jika dalil khusus ini keliru maka kesimpulan
yang diambil dapat keliru.
Setelah Perang Dunia II, metode penelitian ekonomi
berkembang. Jan Tinbergen merupakan salah satu pelopor utama
yang menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian
ekonomi, yaitu mengombinasikan matematika, statistik, dan
teori ekonomi menjadi ilmu ekonometri. Kelompok lain dari
metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model general
equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep
aliran uang dalam masyarakat, dari satu pelaku ekonomi ke
pelaku yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian
berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi
sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam
analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama
berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode
kuantitatif dalam menjelaskan variabel ekonomi yang berubah-
ubah (Rahadi, 2011). Pada umumnya, metode penelitian
ekonomi menggunakan sebuah hipotesis yang dilahirkan dari
teori. Kemudian hipotesis diuji dengan melakukan penelitian
empirik sehingga mendapat kesimpulan. Jika sekiranya,
hipotesis tersebut tidak mampu menjawab fakta-fakta yang
diteliti, bukan berarti teori yang digunakan tidak berlaku, akan
tetapi masih mungkin karena banyak faktor, seperti perhitungan
data, apakah sudah benar, apakah data sudah cukup mewakili
fakta-fakta sehingga kesimpulan yang diambil cukup untuk
menolak sebuah teori ataukah metode perhitungan sudah
memadai atau belum.
Ditolaknya sebuah teori dalam suatu penelitian ekonomi
dapat menjadi titik tolak lahirnya sebuah teori baru. Pengertian
baru bukan berarti baru secara keseluruhan, dapat juga sebagai
bahan pijakan bagi penelitian selanjutnya sehingga dapat
melahirkan sebuah teori baru sebab penelitian di bidang
ekonomi tidaklah mulai nol, akan tetapi memiliki perbandingan-
perbandingan dengan penelitian-penelitian di tempat yang lain
dan di waktu yang lain. Oleh karena itu, penelitian-penelitian di
bidang ekonomi semakin dikembangkan baik dalam seminar-
seminar maupun dalam kajian-kajian ekonomi untuk menjawab
permasalahan ekonomi yang semakin kompleks.
Hasil-hasil dari penelitian ekonomi tentunya harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada awalnya, hasil
penelitian ekonomi tidak begitu saja diterima oleh para ahli,
kemudian para ahli mendiskusikannya secara serius apakah
jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian
mampu menerangkan fenomena-fenomena ekonomi yang baru
dan terus berkembang, dan apakah metode ilmiah yang
digunakan sudah tepat atau belum. Tidak hanya para ahli ilmu
ekonomi, para kritikus ekonomi juga ikut berperan dalam
mengamati hasil penelitian ekonomi tersebut.
Sebuah hasil penelitian ekonomi mengandung ilmu ekonomi
positif dan ilmu ekonomi normatif. Dikatakan ilmu ekonomi
positif karena dalam pembahasannya, analisis bersifat netral dan
apa adanya tanpa memasukkan unsur baik dan buruk, sedangkan
normatif karena dalam mengemukakan saran-saran, unsur nilai
akan masuk dengan sendirinya. Jika sebuah penelitian hanya
memasukkan ilmu ekonomi positif maka pembahasan yang
dihasilkan bersifat apa adanya dan terlepas dari penilaian baik
atau buruk. Nilai baik atau buruk akan dimiliki oleh orang yang
menguasai ilmu ekonomi sehingga ia akan memiliki pilihan
apakah ilmu ekonomi yang dikuasainya akan dipergunakan
untuk mencapai kemakmuran ataukah ilmu ekonomi yang
dikuasainya itu akan digunakan sebagai senjata untuk
mengeksploitasi manusia. Untuk menghindari pilihan yang
kedua, atau dapat dikatakan sebagai penyalahgunaan ilmu
ekonomi maka saran-saran yang bersifat normatif sangat
diperlukan. Dalam hal ini, dapat dikatakan sebuah hasil
penelitian ekonomi mengandung ilmu ekonomi normatif.
Berdasarkan uraian tadi, timbul pertanyaan apakah manfaat
mempelajari Sejarah Pemikiran Ekonomi? setidaknya terdapat 6
manfaat, yaitu (Hasibuan, 2003)
1. Untuk mengetahui perkembangan berbagai pemikiran
ekonomi.
2. Oleh karena pemikiran tersebut lahir dari para pemikir maka
pribadi pemikir dapat dijadikan teladan bagi kita.
3. Menanamkan sikap menghargai pendapat orang lain.
4. Secara etik, kita yang mempelajari teori-teori ekonomi
mempunyai utang budi terhadap para pemikir yang telah
bekerja keras, ulet, dan tabah
dalam menyusun jawaban-jawaban untuk mengatasi masalah
ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
5. Memberikan inspirasi yang lebih luas dan semangat bagi kita
untuk berperan serta dalam penelitian-penelitian yang
bertujuan mengembang- kan ilmu ekonomi.
6. Mendidik diri kita untuk tidak bersikap benar sendiri dan
bersikap bahwa satu persoalan dapat dilihat dari berbagai
segi. Dengan demikian, sikap toleran dan demokratik secara
tidak langsung dapat tumbuh.

Untuk menggambarkan bagaimana sejarah ekonomi


berkembang dari waktu ke waktu, berikut merupakan
ilustrasi perkembangan pemikiran mengenai mekanisme
pasar. Pada zaman klasik, keseimbangan pasar terjadi karena
adanya kekuatan permintaan dan penawaran. Asas
pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada
mekanisme pasar, dan dengan melalui mekanisme
permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu
keseimbangan (equilibrium). Dengan keseimbangan yang
bersifat otomatis dan diatur oleh tangan yang tak nampak
(invisible hands) maka masyarakat senantiasa secara
otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full
employment. Tokoh-tokohnya adalah Adam Smith, J.B. Say,
David Richardo, Malthus. Namun, setelah terjadi resesi
ekonomi pada tahun 1930-an, teori kaum Klasik dianggap
tidak mampu menjeskan permasalahan sehingga
Keynes mengemukakan kritik dan teorinya dalam
buku The General Theory of Employment, Interest,
and Money. Dalam bukunya, tidak hanya
dikemukakan mengenai kritik terhadap kaum Klasik,
tetapi juga menciptakan suatu teori baru yang
menjelaskan tentang faktor-faktor yang akan
menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat
penggunaan tenaga kerja. Menurut Keynes,
keseimbangan tidak terjadi dengan sendirinya, akan
tetapi terjadi apabila pemerintah ikut ambil bagian
dalam kegiatan ekonomi melalui kebijakan
pemerintah. Teori-teori yang dilahirkan dari
pemikiran Keynes ini, merupakan landasan dari teori
ekonomi makro yang masih digunakan saat ini.
Bertolak dari uraian tersebut, pemikiran-pemikiran yang
dikemukakan dalam modul berikutnya, terutama adalah
pemikiran-pemikiran ekonomi positif.
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Apakah semua ahli ekonomi dapat menjadi pemikir ekonomi?
2) Jelaskan dengan singkat perkembangan metodologi di dalam
ilmu ekonomi!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Tidak semua ahli ekonomi menjadi pemikir ekonomi,


kuncinya adalah pada motivasi internal yang lebih kuat. Oleh
karena pengembangan teori ekonomi memerlukan
penelaahan lebih lanjut baik teori-teori maupun masalah-
masalah ekonomi.
2) Pada awalnya, metodologi yang digunakan dalam kajian dan
penelitian ilmu ekonomi dengan metode deduktif, kemudian
bergabung dengan metode induktif.

RANGKUMAN

Pengertian teori ekonomi adalah abstraksi dari kenyataan


ekonomi yang berupa konsep-konsep tentang variabel,
asumsi (andaian), perilaku, dan prediksi variabel. Sebuah
teori muncul dari adanya metodologi. Teori ekonomi
berkembang terus karena masalah-masalah ekonomi dalam
dunia nyata mengalami perubahan. Dalam usaha untuk
menyelesaikan masalah tersebut, lahirlah pemikiran-
pemikiran yang diakui sebagai teori. Teori ini merupakan
jawaban teoritik terhadap masalah tadi. Jika jawaban teoritik
tadi dapat dibenarkan oleh penelitian empirik maka relevansi
teori mendukung dalam penyelesaian masalah ekonomi.
Dengan demikian, teori tersebut dapat menjelaskan
kenyataan ekonomi dan dapat pula meramalkan apa yang
akan terjadi terhadap perilaku variabel-variabel ekonomi.
Mempelajari teori ekonomi positif berarti mempelajari
apa adanya tentang masalah-masalah ekonomi, sedangkan
mempelajari ilmu ekonomi normatif cenderung apa
seharusnya. Mempelajari sejarah pemikiran ekonomi
bertujuan agar kita dapat mengetahui perkembangan
pemikiran dan teori ekonomi, memberi inspirasi,
menanamkan sikap demokratik, dan toleran.
TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Salah satu tokoh yang menggunakan metode analisis kuantitatif
adalah....
A. Adam Smith
B. Jan Timbergen
C. JM. Keynes
D. JB. Say

2) Sifat dari variabel ekonomi adalah….


A. Relatif tidak terkontrol
B. Terukur
C. Kuantitatif
D. Dapat dikontrol

3) Struktur pasar yang banyak dijelaskan pada buku yang


ditulis oleh Adam Smith pada tahun 1776 adalah ....
A. Duopoli
B. Persaingan sempurna
C. Oligopoli
D. Persaingan tidak sempurna
4) Salah satu ciri dari ilmu positif adalah mempelajari sesuatu dari
sisi....
A. Yang sebaiknya
B. Normanya
C. Yang seharusnya
D. Apa adanya

5) Menurut kaum Klasik, keseimbangan akan terjadi dengan


sendirinya karena diatur oleh tangan yang tak tampak atau
sering diistilahkan dengan…..
A. Interest Rate
B. Full Employment
C. General Equilibrium
D. Invisible Hand
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes
Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 1.

JumlahJawabanyangBenar
Tingkat penguasaan = 100%
JumlahSoal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda


dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
 ESPA4316/MODUL 1 1.10

Kegiatan Belajar 2

Kontroversi Teori Ekonomi

D alam kegiatan belajar 2 ini, akan dibahas mengenai


berbagai sumber kontroversi dalam teori ekonomi
dan usaha-usaha melakukan
rekonsiliasi sehingga terjadi kesepakatan baik terhadap
kehadirannya maupun
terhadap relevansinya.

A. SUMBER-SUMBER KONTROVERSI

Pada kegiatan belajar sebelumnya, telah dikemukakan bahwa


ilmu ekonomi lahir dari para pemikir ekonomi. Secara formal,
ilmu ekonomi lahir pada tahun 1776 dengan hadirnya buku The
Wealth of Nations hasil karya Adam Smith sekaligus dijuluki
sebagai bapak ilmu ekonomi. Meskipun demikian, bukan berarti
sebelum diterbitkannya buku The Wealth of Nations tidak ada
konsep ekonomi. Konsep-konsep ekonomi yang sebelumnya
tidak ada acuan, dan hanya ditemukan dalam ajaran-ajaran
agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral.
Misalnya, dalam kitab Hammurabi dari Babilonia pada tahun
 ESPA4316/MODUL 1 1.11

1700 SM, dalam kitab tersebut terdapat rincian tentang cara-cara


berekonomi pada masyarakat Yunani. Dalam kitab itu, konsep
ekonomi masih bercampur dengan aspek sosial, politik, dan
etika sehingga tidak ada pemikiran ekonomi yang tersusun
secara sistematik dan mendalam. Selain itu, analisis ekonomi
kurang memberi acuan untuk kebijakan ekonomi, hal ini akibat
dari ahli filsafat yang berpedoman pada etika, sedangkan para
pengusaha yang telah terjun dalam dunia ekonomi secara nyata
memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda dengan para ahli
filsafat. Akibatnya, antara filsuf dan pelaku ekonomi dalam
menilai kegiatan ekonomi memiliki kesimpulan-kesimpulan
yang berbeda terhadap perilaku variabel ekonomi.
Perbedaan pendapat antara filsuf dengan para praktisi
menyebabkan terjadinya konflik antara pendapat yang satu
dengan pendapat yang lain. Pendapat-pendapat inilah yang
selanjutnya melahirkan mazhab (paham) ekonomi. Paham-
paham ini ada yang bertahan dan terus berkembang, namun ada
pula yang hilang dan makin tidak dikenal. Dapat juga terjadi
suatu paham
sudah lama tidak dikenal akan muncul lagi pada suatu masa
tertentu karena relevansinya pada kenyataan. Saat itu suatu
paham (mazhab) dapat terus bertahan dan berkembang biasanya
karena pengikut paham tersebut ada yang pandai, berpengaruh,
dan mampu mengembangkannya.
Pada masa sekarang, pengembangan ilmu ekonomi
dilakukan oleh setiap universitas-universitas melalui tenaga
pengajar maupun guru besar dengan cara mengajar dan
melakukan penelitian-penelitian ekonomi. Selain itu, mahasiswa
yang pandai akan dibimbing dan diasuhnya sehingga
memungkinkan untuk mengembangkan teori-teori yang telah
diperolehnya. Teori tidak hanya diperoleh dalam mata kuliah
yang bersifat teoritis, tetapi dapat juga diperoleh melalui mata
kuliah sejarah pemikiran ekonomi. Dengan mempelajari sejarah
pemikiran ekonomi, kita akan mengetahui seorang ahli ekonomi
akan mengikuti aliran/paham yang mana. Dengan cara
mempelajari berbagai tulisannya, kita mengetahui acuan-acuan
yang digunakan dalam meneliti dan menulis sehingga
kemungkinan besar seorang penulis akan mengembangkan
ilmunya dari seorang guru atau dapat juga menciptakan teori-
teori baru dan menentang teori gurunya yang dianggap tidak
relevan lagi.
Oleh karena bahasan ilmu ekonomi sangat luas dan
melibatkan perilaku manusia yang sangat bervariasi maka untuk
menjelaskan suatu teori diperlukan batasan atau asumsi. Asumsi
dalam teori ekonomi berbeda-beda karena adanya perbedaan
tujuan dan cara mencapai tujuan. Misalnya, perbedaan asumsi
mengenai paham ekonomi di dunia. Di dunia ini dikenal adanya
tiga paham ekonomi, yaitu ekonomi liberal, ekonomi sosialis,
dan ekonomi campuran. Masyarakat maupun pemerintah dapat
memilih aliran ekonomi mana yang sesuai atau setidaknya
mendekati dengan keadaan negara masing-masing. Dalam kasus
ini, peranan pemikir ekonomi sangat menentukan. Selain itu,
peranan pemikir ekonomi juga menentukan bukan hanya
terhadap pemilihan aliran ekonomi dan kebijakan pemerintah
dalam suatu negara, tetapi juga terhadap para pengambil
kebijakan ekonomi pada tingkat dunia.
Hasil dari pemikiran ekonomi akan menentukan kebijakan
ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, dengan adanya
kontroversi pemikiran ekonomi, pemerintahan suatu negara
harus luwes dalam menentukan kebijakan karena jika terjadi
kesalahan dalam menentukan kebijakan akan dapat berakibat
jauh. Oleh karena itu, dalam suatu pemerintahan kebijakan
ekonomi yang disusun dapat berbeda dengan kebijakan ekonomi
sebelumnya
meskipun permasalahan yang dihadapi hampir sama. Dalam
keadaan seperti ini, kontroversi tidak hanya pada batas
pemikiran atau teori, akan tetapi sudah mencapai taraf dunia
praktik ekonomi. Perbedaan pemikiran ini selanjutnya, dapat
menjadi konflik antara kebijakan ekonomi dan praktik ekonomi,
terutama dalam lingkungan mikro. Jika suatu kebijakan yang
dilahirkan dari suatu teori ekonomi dipakai oleh pemerintah
maka masyarakat akan tahu pemikiran siapa yang sedang
mempengaruhi perilaku ekonomi yang diatur pemerintah.
Namun demikian, apa yang diatur pemerintah tidak selalu
mempengaruhi ekonomi dalam praktek karena pelaku ekonomi
terutama swasta dapat juga dipengaruhi oleh aliran pemikiran
yang lain.
Setidak-tidaknya terdapat tiga sumber timbulnya kontroversi
pemikiran ekonomi, yakni pertama kesulitan dalam perumusan
hipotesis yang tepat, kedua perilaku ekonomi tidak mempunyai
batas tujuan, dan ketiga ke dalam penilaian pemikiran dan teori
ekonomi sulit melepaskan diri dari faktor kepentingan tertentu
(judgement) (Hasibuan, 2003).

1. Kesulitan dalam perumusan hipotesis


Salah satu sumber kontroversi dalam teori ekonomi adalah
dalam perumusan hipotesis yang tepat dan benar. Perumusan
hipotesis tergantung pada metode deduktif yang digunakan,
yakni dengan menggunakan teori ekonomi maka jawaban
sementara (hipotesis) dapat disusun. Teori berusaha menjawab
persoalan ekonomi dalam dunia nyata. Hipotesis juga dapat
digunakan untuk meramalkan perilaku variabel yang tergantung
pada asumsi- asumsi. Jika demikian maka timbul pertanyaan
seberapa jauh sebuah hipotesis yang dilandasi teori dapat
menjelaskan tentang permasalahan dunia nyata sehingga
perilaku variabel ekonomi dapat diramalkan dengan tepat?.
Pertanyaan semacam ini sebenarnya sangat menarik untuk
dibicarakan karena merupakan kunci dari permasalahan dalam
sebuah penelitian. Di sisi lain, penggunaan asumsi dapat
menyebabkan perbedaan dalam menyusun hipotesis. Misalnya,
saja terdapat dua penelitian dengan masalah dan tujuan yang
sama, tetapi menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda dalam
menyusun hipotesis maka kesimpulan yang dihasilkan dari
kedua penelitian tersebut juga berbeda, bahkan ada
kemungkinan dapat menghasilkan kesimpulan yang berlawanan.
Sebagai contoh terdapat dua pandangan yang berlawanan
tentang keberhasilan Perusahaan Inti Rakyat perkebunan (PIR-
BUN). Pandangan
pertama didasarkan atas optimisme yang berlebihan dengan
asumsi bahwa perusahaan inti (induk) dikelola secara
profesional, dan pengelola ulet, kerja keras, dan jujur, serta
semua instansi yang berkaitan dengan pengembangan
perusahaan berfungsi melancarkan pengembangan dan
pembinaan pada perusahaan plasma, sedangkan pandangan yang
kedua adalah pesimisme. Asumsi yang mendasarinya adalah
perusahaan besar (inti) cenderung memiliki sifat eksploitatif
sehingga perusahaan plasma memiliki kondisi yang lemah maka
perusahaan plasma bukan makin kuat malah makin lemah.
Apabila kedua hal di atas menjadi dasar sebuah penelitian maka
kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut akan
berbeda bahkan berlawanan.
Seperti halnya asumsi dalam teori ekonomi mengenai pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.
Asumsi yang digunakan dalam kedua struktur pasar sangat
bertentangan sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Asumsi yang mendasari sebelum tahun 1920-an, teori
persaingan sempurna merupakan teori umum, yang dapat
menjelaskan kenyataan ekonomi menyangkut struktur pasar
komoditi, tetapi dalam perkembangannya, teori ini dikritik
bukan sebagai teori umum, tetapi sebagai teori khusus. Teori
umum menjelaskan realitas struktur adalah persaingan tidak
sempurna, yang merupakan revolusi dalam teori ekonomi.
Dengan dua asumsi yang berbeda itu maka perilaku variabel
(misalnya jumlah barang dan tingkat harga) tidak seperti yang
diramalkan dalam teori umum dengan asumsi persaingan
sempurna. Perubahan asumsi memberikan peluang bagi perilaku
variabel yang berubah, ini berarti rumusan hipotesis juga akan
berubah, inilah yang merupakan salah satu kelemahan dalam
ilmu ekonomi variabel tidak dapat dikontrol. Dalam ilmu
ekonomi, untuk melakukan eksperimen yang terkontrol sangat
sulit, bahkan tidak mungkin. Meskipun usaha-usaha penelitian
dalam pengembangan teori ekonomi terus dilakukan dengan
mencari cara pengamatan empirik terhadap kejadian-kejadian
ekonomi.

2. Perilaku ekonomi tidak mempunyai batas tujuan


Penyebab timbulnya kontroversi pemikiran yang kedua
adalah perilaku ekonomi yang tujuannya terbuka atau tidak
mempunyai batas tujuan. Oleh karena tindakan ekonomi
merupakan pilihan terhadap alokasi sumber daya langka maka
pilihan dilakukan secara khusus agar pengamatan lebih mudah
dilakukan. Selain itu, setiap tindakan ekonomi dilakukan dengan
motivasi dan tujuan ekonomi, misalnya untuk memaksimalkan
laba atau meningkatkan
laba atau meningkatkan pendapatan. Dari sini, mulai timbul
perdebatan antara tujuan ekonomi dan non ekonomi, yang
kemudian timbul pula variabel ekonomi dan non ekonomi.
Tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba yang sebesar-
besarnya tidak saja secara teoritis, tetapi juga secara empiris. Di
sisi lain, sekelompok konsumen memiliki tujuan lainnya, yaitu
motivasi, keamanan, prestise, dan status. Hal ini sebenarnya di
luar motivasi dan tujuan-tujuan ekonomi, contohnya bila
seseorang membeli pakaian dengan motivasi kebanggaan dan
merasa lebih dari orang lain karena merasa baru memakai
pertama dari mode pakaian tersebut. Oleh karena adanya tujuan-
tujuan konsumen yang telah disebutkan tadi maka perusahaan
(produsen) berusaha memanfaatkan peristiwa tersebut untuk
mendapatkan keuntungan sehingga cenderung mengeksploitasi
konsumen, kegiatan ini biasanya dilakukan melalui iklan. Iklan
biasanya memiliki kecenderungan untuk menjelaskan kondisi
dan kualitas barang yang tidak sebenarnya, bahkan terkadang
melebih-lebihkan. Meskipun demikian, melalui iklan seorang
produsen dapat menarik minat pembeli dengan mengaitkan atau
mengasosiasikan seseorang yang memakai barang tersebut
dengan prestise.

3. Dalam penilaian teori ekonomi sulit melepaskan diri


dari faktor nilai
Faktor ketiga yang menyebabkan terjadinya kontroversi
adalah pengaruh nilai-nilai atau penilaian pemikiran dari teori
ekonomi sehingga perlu adanya penetapan (judgement). Nilai-
nilai yang dimaksudkan adalah pengaruh nilai normatif, yaitu
pandangan yang dipengaruhi oleh tradisi, adat, agama, dan
norma-norma untuk bertindak. Seperti telah dijelaskan di muka
bahwa dalam proses lahirnya teori ekonomi melalui perdebatan
tentang nilai etika yang menjadi acuan para ahli filsafat dengan
motivasi para ahli ekonomi yang terjun di dunia praktik
ekonomi. Jika pengaruh faktor etika, agama, dan norma-
norma/adat sangat dominan maka para ahli dan kritisi ilmu
ekonomi menolak kehadiran teori tersebut.
Penolakan atas satu teori ekonomi bukan berarti tidak
dipakainya teori tersebut, tetapi teori tersebut masih proses
penyusunan sehingga masih dalam taraf diskusi maupun
pembahasan. Atau teori tersebut belum tergolong dalam teori
ekonomi akan tetapi teori tersebut lebih relevan dalam
menjelaskan masalah-masalah di luar ekonomi. Oleh karena itu,
timbul tuduhan bahwa ilmu ekonomi sebenarnya ilmu yang
sempit.
Kontroversi juga terjadi pada pandangan-pandangan Gunnar
Myrdal karena pandangan-pandangannya cenderung melawan
arus. Hukum sebab yang kumulatif dan sekuler sulit dipahami
dalam ajaran teori ekonomi. Pada awalnya, sebab perubahan
mempunyai pengaruh yang kecil, tetapi kemudian sebab ini
mendatangkan sebab lain dan terjadilah penumpukan sebab yang
mempunyai pengaruh semakin besar dan masalah yang
ditimbulkannya juga semakin besar. Kekuatan-kekuatan yang
terkandung di dalam berbagai sebab itu, bukan hanya dapat
dianalisis dari faktor ekonomi, tetapi juga dari faktor non
ekonomi. Atas dasar pandangannya ini, beberapa ahli ekonomi
menuduh Gunnar Myrdal bukan sebagai ahli atau cendekiawan
ekonomi, tetapi cenderung pada ahli cendekiawan sosiologi.
Dalam perjalanan sejarahnya, pemikiran ekonomi
mengalami evolusi dengan kecenderungan mengarah pada
perbaikan kualitas penelitian karena masalah-masalah ekonomi
dan metode ilmiah yang dipakai dalam ilmu ekonomi juga
berkembang. Misalnya, pandangan tentang pembagian kerja
telah lahir sejak pemikiran Plato, tetapi kemudian Adam Smith
membahasnya dengan menggunakan metode yang lebih ilmiah
dan mengembangkannya menjadi dasar dari teori hukum
perdagangan internasional. Pada perjalanan sejarah juga terjadi
perbedaan pandangan yang melahirkan berbagai aliran
pemikiran ekonomi, dengan demikian pengembangan variabel
ekonomi juga semakin banyak. Misalnya, pada variabel
pendidikan. Pada mulanya, faktor pendidikan bukan termasuk
dalam variabel ekonomi, tetapi sejak tahun 1950-an melalui teori
human investment, dapat dijelaskan secara ekonomi bahwa
pendidikan merupakan salah satu variabel ekonomi sehingga
muncul cabang studi baru dalam ilmu ekonomi, yang disebut
ilmu ekonomi pendidikan. Maksudnya, bukan pendidikan
ekonomi, tetapi pendidikan merupakan investasi dalam diri
manusia yang return-nya dapat diukur. Selanjutnya, muncul
berbagai cabang studi ekonomi baru, seperti ekonomi
lingkungan, ekonomi kesehatan, dan ekonomi sumber daya
sehingga dapat memperkaya bidang studi ilmu ekonomi.
Pada masa sekarang ini, semakin terintegrasinya negara-
negara di dunia akan melahirkan permasalahan yang semakin
kompleks sehingga peluang lahirnya berbagai kontroversi dalam
ilmu ekonomi juga semakin besar, bahkan dapat melahirkan
cabang-cabang ilmu ekonomi baru. Selain itu, persaingan dari
cabang-cabang ilmu ekonomi itu sendiri baik dalam konteks
pengajaran maupun penelitian juga akan semakin kuat.
Misalnya, seorang ahli ekonomi moneter karena dia harus
memfokuskan pada ilmu ekonomi
moneter akan menjadi kurang etis kalau merasa lebih
mengetahui tentang ekonomi lingkungan ataupun ekonomi
internasional.
Bila suatu masyarakat memiliki jurnal ilmu ekonomi yang
terbit secara berkala dan bertahan lama, yang dikembangkan
oleh ahli-ahli ilmu ekonomi maka hal itu dikatakan sebagai
pertanda adanya tingkat kemajuan ilmu ekonomi pada negara
tersebut. Jurnal-jurnal tersebut memuat berbagai hasil penelitian
dan penulisan-penulisan para ahli ekonomi dan cendekiawan
ekonomi, yang dapat dijadikan sumber kajian, baik bagi peneliti
maupun bagi eksekutif pemerintahan dan swasta. Melalui media
ini kritik-kritik pada bidang penelitian dan pengembangan ilmu
ekonomi dapat berlangsung. Apabila dibanding dengan negara
lain, Indonesia masih termasuk lemah dalam pemanfaatan dan
pengembangan kritik dalam bidang ilmu ekonomi.

B. REKONSILIASI

Masalah kontroversi teori ekonomi yang sering kali menjadi


perdebatan, dapat diselesaikan melalui rekonsiliasi. Rekonsiliasi
teori ekonomi adalah satu proses penyesuaian teori ekonomi
yang mengalami perbedaan pandangan. Dapat tidaknya sebuah
teori ekonomi melakukan rekonsiliasi, tergantung pada
relevansinya pada kenyataan. Sebuah teori akan bertahan dan
mendapat pengakuan apabila dapat menjelaskan permasalahan-
permasalahan ekonomi pada dunia nyata. Sebaliknya, sebuah
teori akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak dapat
menjelaskan fenomena ekonomi pada dunia nyata. Menghilang
dapat berarti tidak terpakainya teori saat ini, namun masih
memungkinkan untuk dikembangkan dan digunakan pada
tempat dan waktu yang lain.
Cara lain adalah bahwa setiap generasi pemikir ekonomi
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang tidak taat asas dalam teori-teori ekonomi
yang berkembang sebelumnya. Seperti yang terjadi pada mazhab
fisiokrat yang memiliki kritik terhadap pemikiran ekonomi
Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab
fisiokrat adalah Francois Quesnay. Merkantilis merupakan
model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah
yang dominan dan politik kolonial, sedangkan kaum Fisiokrat
menganggap bahwa sumber kekayaan yang senyata-nyatanya
adalah sumber daya alam. Kaum Fisiokrat percaya bahwa alam
diciptakan oleh Tuhan penuh keselarasan dan keharmonisan.
Artinya, bahwa biarkan manusia diberikan kebebasan untuk
mengelola alam
demi memenuhi kebutuhannya masing-masing. Dengan
sendirinya dalam mengelola alam akan selaras dengan
kebutuhan masyarakat dan bersifat otomatis sehingga
pemerintah tidak boleh ikut campur tangan dan membiarkan
alam yang mengatur dirinya sendiri. Kepercayaan inilah yang
selanjutnya berkembang menjadi doktrin “laissez faire” yang
dikembangkan oleh kaum Klasik.
Kontroversi cenderung mengalami konvergensi, jika porsi
tata nilai yang dimasukkan dikurangi. Dengan cara mengurangi
tata nilai, yaitu nilai agama, norma, etika maupun adat istiadat
dalam teori maka kadar kontroversi dapat dikurangi sehingga
cakupannya benar-benar terbatas hanya pada ilmu ekonomi
positif. Pada awalnya, banyak ahli ekonomi yang tidak dapat
membedakan antara teori ekonomi dan kebijakan ekonomi,
meskipun dalam masalah-masalah tertentu sering dipisahkan
antara moralitas, keadilan, dan politik ataupun kepentingan
pribadi. Oleh karena itu, pada zaman Fisiokrat dan Klasik,
kegiatan ekonomi dibiarkan agar hukum-hukum alam yang
mengatur sehingga dapat melakukan kajian yang lebih objektif.
Pendapat tentang analisis ekonomi memang sudah banyak
bermunculan, akan tetapi perumusan kebijakan ekonomi masih
sangat sulit dipahami pada waktu itu karena berbenturan dengan
nilai. Sejak abad ke 17, ada beberapa tahap perkembangan
pemikiran mengenai pemisahan antara analisis ekonomi dan
perumusan kebijakan ekonomi. Pada awalnya, ilmu pengetahuan
dianggap berguna untuk membantu menyusun kebijakan
pemerintah. Kebijakan pemerintah pada masa itu, berarti
rumusan kebijakan ditujukan pada masyarakat banyak. Hal ini
terlihat jelas pada aliran merkantilis dan aliran fisiokrat.
Tahap selanjutnya, adalah pemikiran untuk memisahkan
antara ilmu ekonomi dan kebijakan pemerintah. Pemikiran
Walras dan Pareto termasuk dalam tahap ini. Hal ini membuat
ilmu ekonomi semakin berkembang pesat. Pada fase ke tiga
adalah sejak pertengahan abad ke 20, di mana metodologi dalam
ilmu ekonomi mulai mendapat perhatian. Pembahasan-
pembahasan ini terlihat pada karya–karya Joan Robinson,
Kalecki, Myrdal, dan Kanneth Galbraith.
Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa pembebasan analisis
ekonomi dari kebijakan pemerintah telah berlangsung sejak
kaum klasik dan masa setelahnya. Hal ini berawal dari kritik
Jean Babtise Say terhadap pemikiran kaum Fisiokrat, kemudian
John Stuart Mill dan John E Cairnes pengikut Smith menyatakan
bahwa gagasan economist tidak harus dan tidak dapat
menarik suatu kesimpulan politik kebijakan. Di sisi lain, teori
tentang surplus ekonomi dari Ricardo dipinjam oleh Marx, tetapi
dengan asumsi lain maka tujuan pembahasan ekonomi telah
menjurus kepada kekuasaan dan mempertajam pertentangan
antar kelas. Marx membuat asumsi bahwa nilai lebih sebagai
hasil pemerasan. Dengan asumsi ini, disusunlah teori-teori
ekonomi yang radikal sehingga analisis ekonomi pada masa itu
bercampur dengan politik yang melahirkan kekuasaan, tetapi
sebelumnya paham nilai lebih tidak mutlak berasal dari hasil
pemerasan, ternyata nilai lebih tanpa melalui revolusi dari Karl
Marx juga mampu memberikan kemakmuran bagi negara maju.
Akibat-akibat itulah yang membawa pendirian bagi pemikir
ekonomi untuk memisahkan analisis ekonomi dengan analisis
kebijakan ekonomi. Pembahasan kebijakan ekonomi para ahli
ekonomi dapat berpihak karena dapat dimasukkan nilai-nilai
pertimbangan. Jika tidak demikian maka ilmu ekonomi dapat
disalahgunakan, sedangkan pembahasan mengenai analisis
ekonomi bersifat bebas nilai (valueless). Pandangan mengenai
hal ini masih mengalami perdebatan hingga sekarang. Peranan
tata nilai inilah yang mempertajam terjadinya kontroversi.
Dengan cara mengurangi peranan tata nilai dalam pembahasan-
pembahasan ekonomi maka kontroversi dapat dikurangi,
meskipun cara ini tidak bersifat mutlak.
Hingga saat ini, yang terjadi di Indonesia adalah kontroversi
mengenai pemikiran ekonomi Pancasila. Ada yang beranggapan
bahwa ekonomi Pancasila termasuk pada ilmu ekonomi normatif
karena terlalu banyak memasukkan unsur nilai sehingga sulit
untuk mendapatkan kompromi pemikiran atau persetujuan dari
para ahli ekonomi. Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai
kepentingan sebagai pertimbangan (apakah pribadi atau
masyarakat), dapat diikutsertakan sepanjang untuk kesimpulan-
kesimpulan yang bersifat kebijakan, sedangkan ilmu ekonomi
betapapun positifnya belum dapat terlepas dari proses nilai
kepentingan sebagai pertimbangan nilai.
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi


di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan tiga (3) tahap pandangan mengenai kedudukan


antara analisis ekonomi dan kebijakan ekonomi.
2) Jelaskan mengapa ilmu ekonomi dapat berkembang lebih
cepat.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Perkembangan pemikiran ekonomi selalu berbeda selain


faktor waktu juga berdasarkan dari pertimbangan nilainya,
fungsinya, dan penggunaan metodologinya.
2) Adanya pembedaan atau pemisahan antara pembahasan teori
ekonomi terpisah dengan kebijakan ekonomi sehingga dapat
berkembang pesat.

RANGKUMAN

Secara formal, ilmu ekonomi lahir pada tahun 1776


dengan hadirnya buku The Wealth of Nations hasil karya
Adam Smith sekaligus dijuluki sebagai bapak ilmu ekonomi.
Pada masa sebelumnya, konsep ekonomi masih bercampur
dengan aspek sosial, politik, dan etika sehingga tidak ada
pemikiran ekonomi yang tersusun secara sistematik dan
mendalam.
Perbedaan pendapat antara ahli filsafat dan pelaku
ekonomi melahirkan kesimpulan yang berbeda dalam
melihat perilaku variabel ekonomi. Perbedaan pandangan
inilah selanjutnya menjadi kontroversi dalam teori ekonomi.
sumber-sumber kontroversi teori ekonomi ada 3, yaitu
kesulitan untuk merumuskan hipotesis yang tepat dan benar,
perilaku ekonomi, dan kadar nilai.
Usaha-usaha untuk memurnikan teori ekonomi telah
dilakukan sehingga terjadi pemisahan antara analisis teori
ekonomi dan analisis kebijakan. Dalam analisis teori
ekonomi bersifat apa adanya sehingga bebas nilai,
sedangkan dalam analisis kebijakan bersifat apa yang
seharusnya.
Kontroversi dapat diselesaikan jika salah satu teori
terbukti secara empiris lebih relevan untuk menjelaskan
realitas ekonomi. Cara lain
 ESPA4316/MODUL 1 1.20

adalah bahwa setiap generasi pemikir ekonomi memiliki


kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang tidak taat asas dalam teori-teori ekonomi
yang berkembang sebelumnya. Dengan cara mengurangi
nilai dalam pembahasan-pembahasan ekonomi maka
kontroversi teori ekonomi dapat mengalami rekonsiliasi.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Secara formal ilmu ekonomi lahir pada


tahun….. A. 1779
B. 1778
C. 1777
D. 1776

2) Ahli ekonomi yang menjelaskan pertama kali tentang


cakupan ilmu ekonomi adalah….
A. Adam Smith
B. John Locke
C. William Petty
D. Kennel Galbraith
 ESPA4316/MODUL 1 1.21

3) Kesulitan melepas faktor pertimbangan (judgement)


merupakan sumber timbulnya kontroversi pemikiran
ekonomi yang ....
A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat

4) Bentuk ramalan terhadap perilaku variabel berupa ....


A. metode
B. hipotesis
C. analisis
D. kesimpulan
5) Lahirnya kontroversi dalam ilmu ekonomi disebabkan …..
A. Perbedaan pandangan atas variabel ekonomi
B. Perbedaan penelitian di bidang ekonomi
C. Perbedaan ahli ekonomi
D. Perbedaan pribadi para ahli ekonomi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes


Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 2.

JumlahJawabanyangBenar
Tingkat penguasaan = 100%
JumlahSoal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda


dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
Kegiatan Belajar 3

Tokoh-tokoh Pemikir Ekonomi

D alam kegiatan belajar 3 akan dibahas mengenai beberapa


tokoh pemikir ekonomi yang memiliki pengaruh cukup
besar dalam perekonomian dunia pada masa Klasik
hingga tahun 1930-an. Tokoh-tokoh tersebut sangat
berjasa bagi pengembangan ilmu ekonomi karena
sebagian dari pemikirannya
digunakan menjadi teori ekonomi.
Kegiatan ekonomi telah berlangsung sejak masa sebelum
Klasik, seperti masa kerajaan Babilonia, Cina, Mesir, dan
Yunani Kuno, manusia telah mencoba untuk membahas
mengenai kegiatan ekonomi, tokohnya seperti Plato dan
Aristoteles. Plato hidup pada abad keempat sebelum Masehi
memiliki pola pikir yang memandang rendah terhadap para
pekerja kasar dan mereka yang mengejar kekayaan. Selain itu,
Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu negara
dan diversifikasi pekerjaan dalam masyarakat merupakan
keharusan karena tidak ada seorang pun yang dapat memenuhi
sendiri berbagai kebutuhannya tanpa bantuan orang lain.
Sementara itu, Aristoteles memiliki konsep pemikiran ekonomi
yang didasarkan pada konsep pengelolaan rumah tangga yang
baik, melalui tukar-menukar. Ia menolak kehadiran uang dan
pinjam-meminjam dengan sistem bunga, uang hanya sebagai alat
tukar-menukar saja, jika menumpuk kekayaan dengan jalan
mengambil riba maka menurutnya uang menjadi tidak produktif
(Lombok, 2009).
Pemikiran-pemikiran Plato dan Aristoteles membahas
kegiatan ekonomi dengan memasukkan unsur nilai di dalamnya.
Segala aspek yang terkandung di dalam produksi, harga, pasar,
uang, tingkat bunga telah menjadi perdebatan yang panjang.
Pembahasan pada zaman ini masih sangat sederhana, bahkan
masih sangat primitif sehingga kebenarannya pun masih
diragukan. Pada zaman Romawi, pembahasan ekonomi menjadi
lebih jelas, kemudian mengalami kemunduran pada zaman
kegelapan dan kembali menarik untuk didiskusikan pada abad
12-13, dengan tokohnya St. Thomas Aquinas. Keadaan berlanjut
pada abad 14-17, bertepatan dengan penemuan- penemuan dunia
baru, peranan perdagangan maju relatif pesat, namun kemudian
pemikiran ekonomi agak terlambat berkembangnya. Pada
periode
abad ke 16 dan 17, pemikiran berkembang dari kaum
Merkantilisme menurut kaum ini, kekayaan ekonomi terdapat
pada logam mulia (emas) yang mendukung kekuatan suatu
negara bersama kemampuan militernya. Apabila bahan baku
dalam suatu negara tidak mencukupi untuk pemenuhan
kebutuhan maka negara harus memiliki wilayah negara lain
sebagai negara jajahan (politik kolonial). Tetapi berbeda dengan
para pemikir yang beraliran Fisiokrat, mereka menganggap
bahwa kekayaan suatu negara bukan terletak pada emas, tetapi
pada kapasitas sumber daya yang produktif. Mereka berpendapat
bahwa pengelolaan sumber daya agar dikelola oleh masyarakat
sepenuhnya maka dengan sendirinya akan selaras dengan
kebutuhan masyarakat banyak. Pandangan kaum Fisiokrat ini
tidak disetujui oleh kaum Klasik. Menurut kaum Klasik,
kekayaan suatu bangsa terletak pada kemampuan memproduksi
yang ditentukan oleh kemampuan sumber daya, tenaga kerja,
dan modal. Kaum Klasik dipelopori oleh Adam Smith.
Berdasarkan uraian tersebut, berikut ini disebutkan beberapa
tokoh yang memiliki pengaruh pada perkembangan pemikiran
ekonomi.
Terdapat banyak tokoh yang ada dalam masa Klasik hingga
tahun 1930-an, namun dalam kesempatan ini, hanya akan
dibahas mengenai pemikiran empat tokoh, yaitu Adam Smith
(1723-1790), David Ricardo (1772-1823), Alfried Marshall
(1842-1924), dan John Mynard Keynes (1883- 1946). Pemilihan
empat tokoh ini dikarenakan pemikiran-pemikiran mereka sering
digunakan dalam pembahasan ekonomi baik melalui kutipan,
penyebutan nama maupun pandangan-pandangannya yang
sangat berpengaruh pada perkembangan pemikiran teori
ekonomi bukan hanya pada masanya saja, tetapi juga sampai
sekarang.

A. ADAM SMITH

Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab


Klasik yang kemudian dinobatkan menjadi Bapak Ilmu Ekonomi
melalui karya besarnya, yaitu An Inquiry Into the Nature and
Causes of the Wealth on Nations. Karyanya terbit pada tahun
1776 dan dianggap sebagai buku standar yang pertama di bidang
pemikiran ekonomi. Adam Smith adalah guru besar dalam ilmu
falsafah di Universitas Glasgow, ia seorang pemikir besar dan
ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia tahun 1723, perhatian
pada awalnya di bidang logika dan etika, yang kemudian
semakin diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi.
Gagasannya adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan
dasar-dasar ekonomi persaingan bebas tanpa campur tangan
pemerintah. Sistem ekonomi akan menuju keseimbangan dengan
sendirinya yang diatur oleh invisible hand sehingga tugas
pemerintah adalah melindungi rakyat, menegakkan keadilan, dan
menyiapkan sarana dan prasarana umum. Setelah berhenti
mengasuh filsafat di Universitas Glasgow, ia melakukan
perjalanan ke Eropa dan bertemu dengan Quesnay, Turgot, dan
Voltair. Selesai melakukan perjalanan, Adam Smith kembali ke
Kirkaldy dan sepuluh tahun kemudian ia kembali mengajar di
Universitas Glasgow dan menulis buku berjudul The Theory of
Moral Sentiments. Buku ini terbit 17 tahun sebelum buku The
Wealth of Nations.

B. DAVID RICHARDO

David Richardo lahir pada tahun 1772 di Inggris, ia tidak


pernah menuntut pelajaran formal di sebuah lembaga pendidikan
tinggi. David Richardo merupakan seorang praktisi yang berasal
dari keluarga pedagang sebagai stock broker, Bukunya adalah
Principles of Political Economy and Taxation terbit pada tahun
1817. Ricardo penganut Laissez Faire, dan mengembangkan
dasar teori nilai yang terkenal dengan labor theory of value.
Pergaulannya sangat luas, dan kenal dengan James Mill, Jeremy
Bentham, Jean Baptiste Say. Ricardo adalah seorang pemikir
yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia
sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode
pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah
mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih
terjabar dan juga lebih sistematis. Pendekatannya teoretis
deduktif, pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan
kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan
menurut pendekatan logika. Perangkat teori yang dikembangkan
oleh Ricardo menyangkut empat pokok permasalahan, yaitu (1)
teori tentang nilai dan harga barang dan yang berkaitan
dengannya itu, (2) teori tentang distribusi pendapatan sebagai
pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai
teori upah, teori sewa tanah, teori bunga, dan laba, (3) teori
tentang perdagangan internasional, dan (4) teori tentang
akumulasi dan perkembangan ekonomi.
David Richardo mendapatkan pendidikan praktik dari orang
tuanya. Disamping sebagai stock broker ia juga menjabat di
parlemen. Perhitungan dan pandangan-pandangannya sangat
tajam sehingga banyak pemikirannya yang diterima di parlemen.
Richardo kenal dengan James Mill, dan melalui
Mill, kemudian kenal dengan Jeremy Bentham sehingga tertarik
ke dalam filsafat radikal. Richardo juga kenal dengan Malthus
sejak tahun 1811, meskipun dalam banyak hal terdapat
ketidaksesuaian pandangan. Selain itu, Richardo juga bertemu
dengan Jean Baptise Say pada tahun 1814, ketika Say
mengunjungi Inggris. Pemikirannya dikelompokkan menjadi
dasar kapitalisme baru.

C. ALFRIED MARSHALL

Alfried Marshall merupakan tokoh perintis Neo Klasik.


Marshall merupakan seorang guru besar dari Universitas
Cambridge dan mengasuh mata pelajaran ekonomi politik.
Selain seorang ekonom, juga sebagai komentator dalam
masalah-masalah pemerintahan. Karyanya adalah The Principles
of Economics terbit pada tahun 1890. Pemikiran Marshall dalam
teori nilai merupakan sintetis antara pemikiran pemula dari
Marjinalis dan pemikiran Klasik. Pembahasannya tentang
kepuasan marjinal telah mulai sebelum 1870, dalam
membahasnya terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal
uang yang tetap. Disamping itu, Marshall merapikan teori
surplus konsumen, utilitas marginal, dan berhasil menurunkan
kurva permintaan. Menurutnya, mekanisme pasar lahir dari
kekuatan permintaan dan penawaran. Bekerjanya kekuatan
permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting.
Dengan demikian, analisis ongkos produksi merupakan
pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai
sisi permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan
parsial digunakan asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk
memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya maka pasar
diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek,
dan jangka panjang. Selain itu, Alfred Marshall juga mahir
dalam menggunakan hitungan matematika ke dalam analisis
ekonomi. Untuk memudahkan pembaca maka catatan-catatan
matematikanya diletakkan pada bagian catatan kaki dan pada
lampiran bukunya. Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall
telah menghitung koefisien barang yang diminta sebagai akibat
terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai koefisien ini
dapat sama dengan satu, lebih besar dari satu atau lebih kecil
dari satu.
Tiga puluh tahun menjelang berakhirnya abad 19, terjadi
revolusi besar dalam perkembangan pemikiran ekonomi. Pada
masa itu, terdapat beberapa tokoh ekonomi, seperti William
Stanly Jevons dan Leon Walras. Pada masa
sebelumnya, yakni Malthus dan Richardo memiliki pandangan
yang pesimistis tentang perkembangan masyarakat. Menjelang
Neo Klasik, terjadi pandangan yang optimistik, hal ini didasari
atas perubahan kondisi perekonomian pada kawasan Amerika
dan Eropa akibat dari kemajuan ekonomi dan teknologi.

D. JOHN MAYNARD KEYNES

Lahir pada tahun 1883, putera dari John Neville Keynes


seorang ahli logika dan ekonomi politik. John Neville Keynes
menerbitkan buku yang berjudul Scope and Method of Political
Economy terbit pada tahun 1891. Sekitar 45 tahun kemudian,
John Mynard Keynes menerbitkan buku The General Theory of
Employment, Interest and Money. Di samping sebagai pengajar
ekonomi di Cambridge, juga menjadi editor pada Economic
Journal selama tidak kurang 35 tahun. Dengan demikian,
namanya menjadi terkenal. Keynes memiliki banyak jabatan
seperti menteri keuangan. Setelah berhenti dari kementrian ini,
kemudian menulis buku The Economic Consequences of the
Peace. Keynes banyak menulis buku dengan pemikiran-
pemikiran yang menggugah teori sebelumnya sehingga
mengakibatkan berhentinya Keynes dari menteri keuangan
adalah karena dipersonanongratakan. Keynes merupakan murid
dari Marshal sehingga dibesarkan dalam tradisi Cambridge.
Keynes juga mengembangkan teori ekonomi makro yang telah
lama dikembangkan oleh pemikir Neo-Klasik.
Dalam bukunya The General Theory of Employment,
Interest, and Money, Keynes menyampaikan kritik terhadap
ekonomi Klasik dan juga memberikan sumbangan pemikiran
teori ekonomi antara lain, perangkap likuiditas, tingkat suku
bunga yang inelastis terhadap permintaan investasi, ketegaran
upah, keseimbangan dalam pengangguran, dan intervensi
pemerintah untuk menyelamatkan kapitalisme. Sumbangan
pemikiran ini bertujuan untuk menghadapi resesi global tahun
1930-an, di mana pemerintah menjadi memiliki peranan
yang penting pada sistem ekonomi pada sebagian besar negara-
negara di dunia. Sebagai contoh pada tahun 1929, total
pengeluaran Amerika Serikat berjumlah kurang dari
sepersepuluh dari GNP, pada 1970-an berjumlah mencapai
sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada negara-negara
industri dengan sistem ekonomi kapitalis, seperti Prancis
misalnya, mencapai perbandingan antara pengeluaran
pemerintah dengan GNP lebih tinggi dibandingkan Amerika
Serikat.
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi


di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1. Jelaskan perbedaan pandangan antara kaum Merkantilisme


dengan kaum Fisiokrat yang berkaitan dengan konsep
kekayaan.
2. Buku The Wealth of Nations dianggap sebagai karya yang
mampu melakukan analisis pemikiran ekonomi secara
menyeluruh. Jelaskan mengapa demikian.

Petunjuk Jawaban Latihan

1. Kemampuan suatu negara didukung oleh kekayaan dalam


bentuk logam- logam mulia menurut kaum Merkantilis,
sedangkan bagi kaum Fisiokrat cenderung menyoroti sebagai
kapasitas sumber daya yang produktif.
2. Terbitnya buku Adam Smith yang membahas tentang
kekayaan negara terletak pada kemampuan memproduksi
yang ditentukan oleh kemampuan sumber daya, tenaga kerja,
dan modal sehingga timbul diskusi tentang kejadian-kejadian
ekonomi yang lebih intensif mengenai hal tersebut.
RANGKUMAN

Kegiatan ekonomi dan pemikiran ekonomi sebenarnya


sudah ada sejak zaman dahulu, namun secara formal ilmu
ekonomi lahir pada tahun 1776, dengan terbitnya buku The
Wealth of Nation karya Adam Smith. Kegiatan ekonomi
pada masa kerajaan-kerajaan kuno masih sangat sempit dan
diragukan kebenarannya.
Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam
mazhab Klasik yang kemudian dinobatkan menjadi Bapak
Ilmu Ekonomi melalui karya besarnya, yaitu An Inquiry Into
the Nature and Causes of the Wealth on Nations.
Gagasannya adalah sistem ekonomi yang
mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas
tanpa campur tangan pemerintah. Sistem ekonomi akan
menuju keseimbangan dengan sendirinya yang diatur oleh
invisible hand sehingga tugas pemerintah adalah melindungi
rakyat, menegakkan keadilan, dan menyiapkan sarana serta
prasarana umum. Ia lahir pada tahun 1723 dan meninggal
dalam usia 67 tahun.
David Richardo lahir pada tahun 1772 di Inggris, ia tidak
pernah menuntut pelajaran formal di sebuah lembaga
pendidikan tinggi. David Richardo merupakan seorang
praktisi yang berasal dari keluarga pedagang sebagai stock
broker. Bukunya adalah Principles of Political Economy and
Taxation terbit pada tahun 1817. Ricardo penganut Laissez
Faire, dan mengembangkan dasar teori nilai yang terkenal
dengan labor theory of value. Perangkat teori yang
dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat pokok
permasalahan, yaitu (1) teori tentang nilai dan harga barang,
(2) teori tentang distribusi pendapatan, (3) teori tentang
perdagangan internasional, dan (4) teori tentang akumulasi
dan perkembangan ekonomi.
Alfried Marshall merupakan tokoh perintis Neo Klasik.
Ia adalah seorang guru besar dari Universitas Cambridge dan
mengasuh mata pelajaran Ekonomi Politik. Karyanya adalah
The Principles of Economics terbit pada tahun 1890.
Marshall merapikan teori surplus konsumen, utilitas
marginal, dan berhasil menurunkan kurva permintaan.
Menurutnya, mekanisme pasar lahir dari kekuatan
permintaan dan penawaran. Bekerjanya kekuatan permintaan
dan penawaran tersebut ibarat bekerjanya dua mata gunting.
Keynes lahir pada tahun 1883, putera dari John Neville
Keynes, seorang ahli logika dan ekonomi politik. John
Mynard Keynes menerbitkan buku The General Theory of
Employment, Interest, and Money. Disamping sebagai
pengajar ekonomi di Cambridge, juga menjadi editor pada
Economic Journal selama tidak kurang 35 tahun. Dalam
bukunya The General Theory of Employment, Interest, and
Money, Keynes menyampaikan kritik terhadap ekonomi
klasik dan juga memberikan sumbangan pemikiran teori
ekonomi, antara lain perangkap likuiditas, tingkat suku
bunga yang inelastis terhadap permintaan investasi,
ketegaran upah, keseimbangan dalam pengangguran, dan
intervensi pemerintah untuk menyelamatkan kapitalisme.
Sumbangan pemikiran ini bertujuan untuk menghadapi resesi
global tahun1930-an.

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Pemahaman proses kegiatan ekonomi yang telah tercatat
dalam kitab- kitab suci sudah dimulai sejak zaman kerajaan
....
A. Babilonia
B. Modern
C. Masehi
D. Klasik
2) Tokoh ekonomi yang hidup pada abad ke 12-13 adalah….
A. JM. Keynes
B. Adam Smith
C. St. Aquinas
D. Plato

3) Karya Adam Smith yang menjadikannya sebagai Bapak Ilmu


Ekonomi adalah….
A. Economic Journal
B. The General Theory of Employment, Interest and Money
C. Principles of Political Economy and Taxation
D. An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth on
Nations

4) Alfred Marshall merupakan seorang tokoh ekonomi yang


hidup pada zaman….
A. Klasik
B. Pra Klasik
C. Neo Klasik
D. Merkantilis

5) JM. Keynes merupakan seorang tokoh ekonomi yang


mengkritik kaum Klasik, ia dilahirkan pada tahun…..
A. 1880
B. 1881
C. 1882
D. 1883

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes


Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 3.

JumlahJawabanyangBenar
Tingkat penguasaan = 100%
JumlahSoal
 ESPA4316/MODUL 1 1.30

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda


dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih
di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar
3, terutama bagian yang belum dikuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif


1) B 1) D 3
2) A 2) C 1) A
3) B 3) C 2) C
4) D 4) B 3) D
5) D 5) A 4) C
5) D
Daftar Pustaka

Blog Kanak Lombok. www.google.com diakses 25 Oktober


2010. Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Cari Ilmu Online Borneo diakses 25 Oktober 2010. Perkembangan


Pemikiran Ekonomi dan Kontroversi.

Deliarnov. (2005). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. PT.


Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Djojohadikusumo, Sumitro. (1991). Perkembangan Pemikiran


Ekonomi.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

e-Library UT diakses 25 Oktober 2010. Rangkuman Mata


Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Hasibuan, Nurimansyah. (2003). Materi Pokok Sejarah Pemikiran


Ekonomi.
Universitas Terbuka. Jakarta.

Naftali, Yohan. (2008). Butir-Butir Analisis Pemikiran


Teori Ekonomi dari Para Ahli Filsafat, Kaum
Merkantilis, dan Kum Psyokrat Serta Manfaatnya
Dewasa Ini. Cerdas Creatif Inovatif, www. Google.com
diakses 31 Oktober 2010.

Rahadi, Dhani. (2011). Dhani Rahadi


Ngeblog.www.google.com diakses 29 Mei 2011.
Definisi dan Metologi Ekonomi.

Sofa, Pakde. (2008). Cari Ilmu Online Borneo.


www.google.com diakses 19 Oktober 2010. Sejarah
Pemikiran Ekonomi Pra Klasik, Klasik, Sosialis, dan
Neo Klasik.

Sukirno, Sadono. (1981). Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina


Grafika.
Jakarta.

Winardi, (1985). Sejarah Perkembangan Ilmu Eko


A View from Ecological Economics”,
International Journal Of Social Economics
Vol.22 No.2.pp.40-60

Deliarnov, (2010), Perkembangan Pemikiran

Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persad


BAB II
PEMIKIRAN EKONOMI PRA-KLASIK DAN KEYNESIAN

PENDAHULUAN

Adam Smith melalui karya besarnya The Wealth of Nations yang


ditulis pada tahun 1776, sering disebut sebagai orang yang pertama
mengembangkan ilmu ekonomi sebagai satu cabang tersendiri dalam
ilmu pengetahuan. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan
akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of
Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi
kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred
Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel
bidang Ekonomi tahun 2009, Elinor ostrom dan Oliver E.
Williamson.
Pemikiran ekonomi sebenarnya dimulai dari masa praklasik yaitu
pemikiran ekonomi zaman Yunani Kuno, skolastik, merkantilisme
dan fisiokrat. Namun secara garis besar, perkembangan aliran
pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai
aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini

menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian


sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat
dibatasi karena akan mengganggu proses ini.
Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai
mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya. Aliran
klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun
1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi
terhadap gejolak di pasar saham.

Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam


bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang
menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan
keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan
agar distribusi sumberdaya mencapai sasarannya. Dua aliran ini
kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan
menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical,
neo klasik, neo keynesian, monetarist, aliran sisi penawaran, aliran
rational expectations dan lain sebagainya. Namun perkembangan
dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori
pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran
institusional yang

pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian


oleh peraih nobel Douglass C. North.

Penelusuran sejarah pemikiran ekonomi diperlukan untuk bisa


menganalisis masalah-masalah ekonomi, meskipun dalam ilmu
ekonomi menunjukkan tidak ada suatu teori ekonomi yang dapat
menjawab semua problema ekonomi. Problema ekonomi bisa sama
tetapi setiap negara mempunyai sistem sosial, politik, budaya yang
berbeda, tentu penanganannya juga berbeda. Setiap teori hanya
bermanfaat untuk periode, masalah, negara tertentu. Untuk itulah
perlu dikaji pemikiran ekonomi yang mana yang ideal khususnya
untuk Indonesia, dilihat dari tinjauan filosofis dan empiris masa kini
sehingga perekonomian Indonesia akan menjadi lebih baik di masa
yang akan datang.

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI


1. Pemikiran Ekonomi Kaum Pra Klasik
Sejarah pemikiran ekonomi dimulai dari kaum perintis sosialis.
Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama
dalam ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-
aturan moral. Tokoh kaum perintis antara lain Plato yang

memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan mereka


yang mengejar kekayaan. Aristoteles sebagai tokoh kaum perintis,
konsep pemikiran ekonominya didasarkan pada konsep pengelolaan
rumah tangga yang baik, melalui tukar-menukar. Aristoteleslah yang
membedakan dua macam nilai barang, yaitu nilai guna dan nilai
tukar. Ia menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam uang
dengan bunga, uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja, jika

menumpuk kekayaan dengan jalan minta/mengambil riba, maka uang


menjadi mandul atau tidak produktif. Tokoh lain pada masa ini
adalah Xenophon, inti pemikiran Xenophon adalah pertanian
dipandang sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan
perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh negara, modal
patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep
perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.
Thomas Aquinas (1225-1274) seorang filosof dan tokoh pemikir
ekonomi pada abad pertengahan, mengemukakan tentang konsep
keadilan yang

dibagi dua menjadi keadilan distributif dan keadilan konvensasi,


dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus
dilakukan dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga uang
adalah riba.

Pemikiran ekonomi berikutnya adalah kaum Merkantilis .


Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan
yang sangat melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan
persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang
terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan
kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak,
kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah.
Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan
tingkat upah yang rendah mendorong ekspor. Mazhab fisiokrat
tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis,
tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois
Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan
ilmu ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus
lingkaran ekonomi.
2. Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
Filsafat kaum klasik dengan tokoh Adam smith mengenai
masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab fisiokrat,

kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan


bertolak dari suatu metode alamiah, keseimbangan yang bersifat
otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan
mencapai keseimbangan pada tingkat full employment. Asas
pengaturan kehidupam perekonomian didasarkan pada mekanisme
pasar. Jean Batiste Say menjadi pendukung pemikiran Adam Smith,
memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis
serta logis. Karya Say dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu
supply creats its oven demand tiap penawaran akan menciptakan
permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau
liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production)
yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan
terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi
yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas
(pengangguran friksi).
Tokoh klasik lainnya adalah Thomas Robert Malthus. Pola dasar
pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah menyangkut teori
tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur
padahal persediaan bahan makanan bertambah secara deret
hitung.Ricardo adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di
antara segenap pakar Mazhab Klasik. Teori yang dikembangkan oleh
Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori

tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh


produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori
bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan
internasional dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan
ekonomi.
3. Pemikiran Ekonomi Kaum Sosialis
Kritik yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan
dengan doktrin laissez faire dengan pengendalian tangan tak kentara
(invisible hand) dan intervensi pemerintah. Pemikiran yang dibahas
adalah tentang teori nilai, pembagian kerja, teori kependudukan, dan
the law of deminishing return, dan kritiknya karena asumsi bahwa
negaralah yang berhak untuk mengatur kekayaan bangsa. Tokoh
kaum sosialis yaitu Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang
ditentukan oleh kelangkaan dan permintaan, sedangkan Muller dan
List melihat bahwa nilai barang ditentukan juga tidak hanya oleh
modal fisik, tetapi juga oleh modal spiritual dan modal mental.
Demikian juga Carey melihat tentang teori nilai dari segi teori biaya
reproduksi, sedangkan Bastiat bahwa faktor-faktor yang menentukan
nilai barang adalah besarnya tenaga kerja yang dikorbankan pada
pembuatan barang, menurut beliau hal-hal yang menjadi karunia
alam tidak mempunyai nilai, kecuali telah diolah manusia.
Sismonde mengajukan keberatan terhadap teori kependudukan
Malthus, dan tidak mungkin dapat dikendalikan dengan cara-cara

yang dikemukakan Malthus, sebab sangat tergantung pada kemauan


manusia dan kesempatan kerja, dan kemampuan ekonomi. Mesin
mempunyai fungsi untuk menggantikan tenaga kerja manusia, aspek
mesin tidak selalu mempunyai keuntungan dalam meningkatkan
kekayaan bangsa. Carey berpendapat pertambahan modal lebih cepat
dari
pertambahan penduduk. Pemikiran John Stuart Mill tentang teori
nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi telah menggunakan sisi
permintaan melalui teori elastisitas. Mill menjelaskan bahwa hukum
yang mengatur produksi lain dengan hukum distribusi pendapatan,
juga memperkenalkan human capital investment yaitu keterampilan,
kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas.
Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya
dapat dibagi menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang
proses akumulasi dan konsentrasi, kedua teori tentang proses
kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die verelendung atau
increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang cenderung
menurun.
4. Pemikiran Ekonomi Kaum NeoKlasik
Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi
baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi
didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah
beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Salah satu pendiri

mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan


dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum
Gossen I dan II. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga
mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons
berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam
menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang
menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori
nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang
ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya.
Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras
tentang teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan
yang serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai
aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi.
Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah
modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi
produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada
salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan
seluruh aktivitas ekonomi Sumbangan yang paling terkenal dari
pemikiran Marshall adalah bekerjanya kedua kekuatan, yakni
permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting.
Dengan demikian, analisis ongkos produksi merupakan pendukung
sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan
permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial,
maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk
memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar
diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan
jangka panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal terselip asumsi
lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap. Marshall menemukan
surplus konsumen yang dikaitkan pula dengan welfare economics.
Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil
daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi
surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen
lebih kecil daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak
menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama
bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah meningkat.
Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata
menurun dan meningkat tergantung internal dan eksternal perusahaan
atau industri.
5. Pemikiran Ekonomi Kaum Institusionalisme
Inti pemikiran Veblen dapat dinyatakan dalam beberapa
kenyataan ekonomi yang terlihat dalam perilaku individu dan
masyarakat tidak hanya disebabkan oleh motivasi ekonomi tetapi
juga karena motivasi lain (seperti motivasi sosial dan kejiwaan),
maka Veblen tidak puas terhadap gambaran teoretis tentang perilaku
individu dan masyarakat dalam pemikiran ekonomi ortodoks. Veblen

melihat pengkajian ilmu ekonomi dari berbagai aspek ilmu sosial


sehingga diperlukan interdisiplin. Oleh karena itu pula Veblen
mendapat tuduhan bukan sebagai seorang pemikir ekonomi, tetapi
sebagai seorang sociologist.
John R. Commons banyak memberikan sumbangan dalam
ekonomi perburuhan. Dalam pasar ekonomi ortodoks terjadi
pertukaran, tetapi bukan hubungan pertukaran. Dia membagi tiga
macam transaksi dalam pasar, yakni transaksi pengalihan hak milik
kekayaan, transaksi kepemimpinan, dan transaksi distribusi. Dalam
transaksi tersebut, melibatkan aspek-aspek kebiasaan, adat, hukum
dan kejiwaan. Tokoh Institutional lainnya adalah Wesley Mitchel,
Gunnar Myrdal, J Schumpeter dan Douglas North. Implikasi aliiran
institutional terutama pandangan North adalah perkembangan
ekonomi hanya akan berjalan lancar jika ada aturan main (rule of
law).Tanpa aturan main yang jelas perkembangan ekonomi akan
berjalan semrawut, dan yang menang hanya mereka yang bias
berkolaborasi dengan penguasa.
6. Pemikiran Ekonomi Keynes, Kaum Moneterist, aliran Sisi
Penawaran dan aliran Rational Expextations ( Ratex)

Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran


ekonomi modern. Ia banyak melakukan pembaharuan dan perumusan
ulang doktrin-doktrin klasik dan neoklasik. Keynes menganggap
peran pemerintah perlu dalam pembangunan. Keynes juga dianggap
sebagai peletak dasar ekonomi makro, yang sebelumnya baik aliran
klasik maupun neoklasik menggunakan analisis ekonomi secara
mikro.Keynes melihat hubungan diantara variable-variabel ekonomi
seperti pendapatan, konsumsi, tabungan, pajak, pengeluaran
pemerintah, ekspor impor, pengangguran, inflasi secara agregatif.
Tokoh-tokoh pendukung Keynes adalah Simon Kuznets, Wassilily
Leontief, dan Paul Samuelson.

Pemikiran ekonomi berikutnya adalah monetarist , tokoh-


tokohnya Friedrich von Hayek, Milton Friedman. Kaum monetarist
beranggapan pentingnya laju pertumbuhan uang terhadap aktivitas-
aktivitas ekonomi. Friedman sangat anti dengan peran pemerintah
yang terlalu besar dalam perekonomian. Jika penerimaan pemerintah
terlalu besar , otomatis pengeluarannya harus harus besar. Padahal,
banyak program-program pemerintah yang dinilai tidak efektif dalam
mencapai sasara
Harold McCure, Thomas Willet adalah tokoh aliran sisi
penawaran. Pandangan aliran sisi penawaran dalam menghadapi
masalah perekonomian adalah penurunan pajak dan anggaran
berimbang, sedangkan aliran Rational Expectations (Ratex)
berargumentasi pendekatan keseimbangan ekspektasi rasional
dibangun dengan tujuan agar semua teori-teori makro didasarkan
pada teori-teori mikro yang kokoh.
Setiap orang berusaha memaksimumkan well being-nya (konsumen
menginginkan kepuasan yang sebesar-besarnya dan produsen
mengingin-kan laba yang setinggi-tingginya, dan pemerintah
menginginkan kesejahteraan masyarakat luas yang sebesar-besarnya)
serta menyerahkan perekonomi-an pada mekanisme pasar.

PEMBELAJARAN 2
PEMIKIRAN EKONOMI KEYNES
Pemikiran ekonomi yang diterapkan di dunia saat ini
mendasarkan diri kepada pemikiran Neoklasik. Aliran ini merupakan
perkembangan lebih lanjut dari aliran klasik yang dirintis oleh Adam
Smith , dimana campur tangan negara boleh dikatakan tidak ada
dalam urusan ekonomi, ditambah dengan penggunaan matematika
dalam analisis ekonomi yang dilakukan (Santosa, 2010). Menurut
Mubyarto (2002), ilmu ekonomi yang diajarkan dan diterapkan di
seluruh dunia sejak Perang Dunia II, dirintis oleh buku Paul
Samuelson yang berjudul Economics An Introductory Analysis (MIT,
1946). Inti ajaran yang dikemukakan oleh Samuelson dikenal sebagai
teori ekonomi Neoklasik. Isi ajaran ekonomi Neoklasik merupakan
sintesis antara teori ekonomi pasar persaingan bebas Klasik (homo
ekonomikus dan invisible hand Adam Smith), dan ajaran marginal
utility serta keseimbangan umum. Tekanan ajaran ekonomi Neoklasik
adalah bahwa mekanisme pasar persaingan bebas, dengan asumsi-

asumsi tertentu, selalu menuju keseimbangan dan efisiensi


optimal yang baik bagi semua orang. Artinya jika pasar dibiarkan
bebas, tidak diganggu oleh aturan-aturan pemerintah yang bertujuan
baik sekali pun, masyarakat secara keseluruhan akan mencapai
kesejahteraan bersama yang optimal (Pareto Optimal).
Nelson dalam Santosa (2010) bahkan menilai Samuelson mampu
menumbuhkan inspirasi ilmu ekonomi seperti berfungsi sebagai
agama, di mana kutub akhir dari kegiatan ekonomi adalah efisiensi
pasar. Mencuatnya negara maju karena penerapan ajaran-ajarannya
Samuelson, maka bagi masyarakat umum timbul keyakinan "Tuhan
berpihak kepada kami" dan pasar juga telah "diberkati" oleh Tuhan.
Setiap kegiatan yang baik menurutnya adalah yang efisien,
sedangkan yang tidak efisien harus disingkirkan kerena tidak baik.
Ciri khas dari aliran ekonomi Neoklasik adalah begitu
dominannya pemakaian metode kuantitatif dalam melakukan
analisis ekonomi. Pendekatan kuantitatif yang dipakai dalam
ilmu ekonomi seperti layaknya ilmu eksakta tidak terlepas
dari paradigma positivisme. Keyakinan dasar dari paradigma
positivisme berakar pada paham ontologi realisme yang
menyatakan bahwa realitas berada (exist) dalam kenyataan
dan berjalan sesuai dengan hukum alam (natural law).
Penelitian berupaya mengungkap kebenaran realitas yang ada,
dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan.
Positivisme, ilmu yang valid adalah ilmu yang dibangun dari
empiris.
Kritik yang bertumpu kepada aliran ekonomi Neoklasik secara
filosofis sebenarnya bertumpu kepada bias yang terlalu memutlakkan
kepada paradigma positivisme, yang melihat realitas hanya dari sudut
permodelan yang terlalu disederhanakan dengan bertumpu kepada
analisis kuantitatif, ditunjang dengan pemakaian asumsi-asumsi yang
sering tidak realistis. Realitas empiris yang terjadi merupakan refleksi
dari kondisi deterministik serta hanyalah sebuah materi belaka dan
bagaikan sebuah mesin, sehingga perbaikannya hanyalah bertumpu
kepada unsur-unsur yang ada dalam mesin tersebut. Analisis yang
terlalu sederhana dan steril ini pada kenyataannya bisa berlainan
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.

2. Tinjauan Empiris
Secara empiris teori neoklasik tidak cocok untuk menyelesaikan
masalah ekonomi negara berkembang. J.H. Boeke dalam santosa
(2010), telah menyatakan terdapatnya dualisme sosial-ekonomi pada
masyarakat di Hindia Belanda (Indonesia). Negara berkembang perlu
ilmu ekonomi yang spesifik. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut,
Gunnar Myrdal mengatakan teori ekonomi Neoklasik tidak
dikembangkan untuk menganalisis masalah-masalah ekonomi
negara-negara terbelakang (sedang berkembang), oleh karenanya
bagi negara sedang berkembang diperlukan teori yang lain dengan
negara maju karena perbedaan masalah sosial, ekonomi, politik,
hukum dan budaya. Demikian juga Yunus, mengkritik teori ekonomi
dengan corak pasar bebas tidak cocok untuk mengatasi kemiskinan
Negara berkembang. J.E Stiglitz (2002),
mengatakan globalisasi adalah penerapan teori ekonomi neoklasik
dan paham neoliberalisme yang hanya menguntungkan sebagian kecil
Negara maju tetapi merugikan Negara berkembang. Hatta (1976,
1979) pasar bebas menyebabkan bahaya eksploitasi. Chapra (2001)
menyatakan ekonomi Neoklasik mengabaikan moral.
Dari pembahasan pemikiran ekonomi masa kini, baik dilihat dari
filosofis maupun empiris dapat disimpulkan bahwa pemikiran

ekonomi neoklasik yang merupakan perkembangan pemikiran


ekonomi klasik dan yang dipakai saat ini di dunia serta menggunakan
paradigm positivism, tidak cocok dan gagal diterapkan untuk negara
berkembang termasuk Indonesia. Untuk itu harus ada ada pemikiran
ekonomi yang memang ideal untuk Indonesia.

PEMIKIRAN EKONOMI IDEAL


Secara umum dalam ilmu sosial , termasuk ekonomi ada tiga
paradigma. Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat
kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam
bertindak dalam kehidupan sehari -hari (Salim, 2006). Paradigma
post-positivisme muncul sebagai perbaikan terhadap pandangan
positivisme, dimana metodologi pendekatan eksperimental melalui
observasi dipandang tidak mencukupi, tetapi harus dilengkapi dengan
triangulasi, yaitu penggunan beragam metode, sumber data, periset
dan teori. Teori kritis dalam memandang suatu realitas penuh dengan
muatan ideologi tertentu, seperti neo-Marxisme, materialisme,
feminisme dan paham lainnya. Paradigma konstruktivisme secara
ontologis menyatakan realitas itu ada dalam beragam bentuk
konstruksi mental yang didasarkan kepada pengalaman sosial,
bersifat lokal dan spesifik serta tergantung kepada pihak yang
melakukannya. Atas dasar pandangan filosofis ini, hubungan

epistemologis antara pengamat dan objek merupakan satu


kesatuan subjektif dan merupakan perpaduan interaksi di antara
keduanya.
Capra dalam Santosa (2010) yang menyatakan kerusakan di dunia
ini disebabkan oleh pandangan dunia mekanistis ilmu pengetahuan
berdasarkan Cartesian dan Newtonian, dan untuk merubahnya ke
masa depan yang lebih baik berdasarkan paradigma yang holistik
tentang ilmu
pengetahuan dan spiritualisme. Peninjauan secara holistik sangatlah
diperlukan, melihat bahwa terdapat fenomena "matinya ilmu" di
mana studi secara partikularistik kurang kegunaannya secara
aksiologi. Masa mendatang perkembangan ilmu akan menjurus
kepada studi lintas ilmu di mana unsur spiritualitas terlebih-lebih
utamanya unsur moralitas harus mendapat porsi utama.
Tahun 1976 telah terbit buku yang berjudul Economics in the
Future yang sebenarnya di dalamnya berisi ketidakpuasan terhadap
ajaran ekonomi Neoklasik. Jan Tinbergen dan Gunnar Myrdal
sebagai dua contoh penulis kenamaan di buku tersebut mengusulkan
di masa mendatang hendaknya dapat dikembangkan ilmu ekonomi
yang induktif-empirik dan memperhatikan masalah kelembagaan
(institutional). Chapra (2001) menyatakan ekonomi konvensional
memang telah memperoleh wibawa intelektual yang besar, akan
tetapi bukanlah kecanggihan suatu disiplin ilmu yang menarik
perhatian orang, melainkan kontribusi apa yang ditawarkan oleh
disiplin ilmu tersebut pada kemanusiaan dalam upaya mewujudkan
tujuan-tujuan umat manusia, yang pada puncaknya orang akan
meletakkan keadilan dan kesejahteraan umum di atasnya. Ekonomi
konvensional telah gagal dalam hal ini karena ketidaksukaan
ekonomi ini pada penilaian berdasarkan norma, dan konsentrasinya
yang berlebihan pada maksimalisasi kekayaan, pemuasan keinginan
serta pemenuhan kebutuhan perorangan. Sejauh mencakup
kepentingan sosial, para ekonom konvensional secara umum telah
mengasumsikan bahwa persaingan akan membatasi kepentingan
pribadi, dan karena itu mendorong terpenuhinya kepentingan sosial.
Sekiranya bahasan ilmu ekonomi orientasinya pada kesejahteraan
manusia, maka cakupannya tidak hanya terbatas pada variabel-
variabel ekonomi saja, melainkan perlu memperhatikan masalah
moral, psikologi, sosial, politik, demografi, dan sejarah.
Keen (2001) menyatakan kritiknya atas keberadaan teori ekonomi
Neoklasik dan diperlukannya alternatif ajaran lainnya. Alternatif-
alternatif yang dikemukan meliputi:
1. Austrian Economics, yang menerima banyak ajaran ekonomi
Neoklasik kecuali konsep keseimbangan.
1. Post Keynesian Economics, yang sangat kritis terhadap ajaran
Neoklasik dan menekankan pada pentingnya ketidakpastian.
2. Sraffian Economics, mendasarkan pada konsep produksi
komoditas dalam artian komoditas (sektor riil) menjadi icon
analisis
3. Complexity Theory, yang menerapkan konsep dinamika nonlinier
dan teori kekacauan terhadap isu-isu ekonomi
4. Evolutionary Economics, yang memperlakukan perekonomian
sebagai sistem evolusi mirip ajarannya Darwin.
Dari pembahasan pemikiran ekonomi ideal dapat disimpulkan
bahwa pemikiran ekonomi yang ideal sebagai alternatif pengganti
teori ekonomi Neoklasik adalah teori ekonomi yang melandaskan
paradigma yang holistik, orientasi kesejahteraan manusia,
multidisiplin. Aliran ekonomi yang diperkirakan sangat cocok/ideal
untuk menggantikan peran aliran ekonomi Neoklasik adalah aliran
ekonomi kelembagaan.

PEMIKIRAN EKONOMI KELEMBAGAAN.


Ekonomi kelembagaan adalah paradigma baru dalam ilmu
ekonomi yang melihat kelembagaan (rule of the game) berperan
sentral dalam membentuk perekonomian yang effisien. Ada 2
Macam: Old Institutional Economics dan New Institutional
Economics (NIE).Old Instutitional Economics lahir dari kritikan

Thorsten Veblen atas asumsi dasar ekonomi klasik/neoklasik


yang dianggapnya lemah. Pandangan Veblen adalah sebagai berikut:

1. Manusia bukan hanya mahkluk rasional tapi juga makhluk


emosional yang memiliki perasaan, selera, nilai, dan
kecenderungan (instink) yang terikat dengan budaya

2. Selera, perasaan, nilai dan kecenderungan juga mempengaruhi


transaksi ekonomi yang dilakukan oleh manusia

3. Pilihan-pilihan ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik


dan teknologi

4. Dunia ekonomi tidak dapat lepas atau bahkan dipegaruhi oleh


faktor sejarah, sosial dan kelembagaan yang selalu berubah,
dinamis
5. Perkembangan ekonomi selalu dikondisikan baik secara
langsung atau tidak langsung oleh keadaan sosial dan
kelembagaan yang melingkupinya.

Adapun Pandangan NIE: Untuk dapat berjalan, pasar


membutuhkan biaya karena informasi bersifat asimetris.
Persaingan tidak berjalan sempurna karena tergantung
pada ketersediaan informasi dan penguasaan sumber
kekuatan (power resources)

Transaksi tidak bersifat costless (zero cost)

Penegakan property right tidak bersifat costless

Mekanisme pasar tak mampu menyelesaikan kasus eksternalitas,


commons pool resources dan public goods

Kelembagaan mengandung makna aturan main yang


dianut oleh masyarakat atau anggota yang dijadikan
pedoman oleh seluruh anggota masyarakat atau anggota
organisasi dalam melakukan transaksi North dalam
Sutrisno (2007). Seberapa jauh kelembagaan

dapat diterima masyarakat bergantung pada struktur wewenang,


kepentingan individu, keadaan masyarakat, adat dan kebudayaan. Hal
ini mengisyaratkan bahwa kelembagaan mempunyai nilai-nilai dan
norma yang mampu mengatur anggotanya berperilaku selaras dengan
lingkungannyaakan mencerminkan suatu totalitas kinerja kehidupan
sosial yang khas. Menurut North , Kelembagaan formal adalah
peraturan tertulis seperti perundang-undangan, kesepakatan
(agreements), perjanjian kontrak, peraturan bidang ekonomi, bisnis,
politik dan lain-lain. Kesepakatan-kesepakatan yang berlaku baik
pada level internasional, nasional, regional maupun lokal termasuk ke
dalam kelembagaan formal.

Banyak definisi yang telah diberikan oleh ekonom-


ekonom tentang ekonom kelembagaan, Samuels dalam
Prasad (2003) merangkum delapan aspek ekonomi
kelembagaan sebagai berikut:

1. Menekankan proses evolusi melalui per-


kembangan institusi dan menolak teori
neoklasik yang menekankan mekanisme
penyesuaian otomatis melalui sistem harga.

2. Menolak pandangan neoklasik bahwa efisiensi akan tercapai


dengan sistem pasar.
3. Teknologi bersifat dinamis
4. Alokasi sumber daya tergantung struktur kelembagaan.
5. Teori kelembagaan tidak hanya memperhati-kan harga tetapi juga
nilai-nilai yang terkandung dalam struktur dan perilaku sosial.
6. Menolak pandangan neoklasik yang hanya memaksimalkan
kepuasan individu tanpa melihat norma-norma yang ada dalam
masyarakat.
7. Lebih berorientasi "Pluralistik atau demokratik". Sementara
neoklasik tidak memperhatikan ketimpangan dan kejahatan sosial
sebagai hasil dari struktur kelembagaan yang ada.
8. Memandang perekonomian dengan cara holistik dan menjelaskan
kegiatan ekonomi dengan cara multi-disiplin

Para penganut ekonomi kelembagaan percaya bahwa pendekatan


multidisipliner sangat penting untuk memotret masalah-masalah
ekonomi, seperti aspek sosial, hukum, politik, budaya, dan yang lain
sebagai satu kesatuan analisis (Yustika, 2008). Oleh karena itu, untuk
mendekati gejala ekonomi maka, pendekatan ekonomi kelembagaan
menggunakan metode kualitatif yang dibangun dari tiga premis
penting yaitu: partikular, subyektif dan, nonprediktif.

1. Partikular dimaknai sebagai heterogenitas karakteristik dalam


masyarakat. Artinya setiap fenomena sosial selalu spesifik
merujuk pada kondisi sosial tertentu (dan tidak berlaku untuk
kondisi sosial yang lain). Lewat premis partikularitas tersebut,
sebetulnya penelitian kualitatif langsung berbicara dua hal: (1)
keyakinan bahwa fenomena sosial tidaklah tunggal; dan (2)
penelitian kualitatif secara rendah hati telah memproklamasikan
keterbatasannya .

2. Subyektif disini sesungguhnya bukan berarti peneliti melakukan


penelitian secara subyektif tetapi realitas atau fenomena sosial.
Karena itu lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang
ada pada sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta
berpikir dari sudut pandang “orang dalam” dalam antropologi
disebut dengan emic.
3. Nonprediktif ialah bahwa dalam paradigma penelitian
kualitatif sama sekali tidak masuk ke
wilayah prediksi kedepan, tetapi yang ditekankan disini
ialah bagaimana pemaknaan, konsep, definisi,
karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi atas
sesuatu. Jadi titik tekannya adalah menjelaskan secara
utuh proses dibalik sebuah fenomena.

Paarberg dalam Arifin dan Rachbini ( 2001)


menyatakan perbedaan mendasar antara aliran
ekonomi Neoklasik dan ekonomi Kelembagaan.
Perhatikan Tabel 1 berikut yang menggambarkan
perbedaan mendasar antara kedua aliran ekonomi
tersebut.

Tabel 1. Perbedaan Paradigma antara Aliran ekonomi


Neoklasik dan ekonomi Kelembagaan

Ekonomi
Uraian-Elemen Neoklasik Ekonomi Kelembagaan
(Mainstream (Institutional
Economics) Economics)

Pendekatan Materialistik Idealistik

Da
Satuan Komoditas Transaksi
n
Observasi harga
send
i
r
i
(
s
e
l
f
Tujuan Individu
Diri -Diri sendiri dan orang lain
interest)

sem
u
a
i
l
m
u

s
o
s
i
Hubungan Ilm a
dengan Hanya Hampir
u l
ilmu -ilmu ekonomi saja
sosial
Lain
Dal
a Dala
Konsep nilai Nilai Nilai
m m
pertukaran Penggunaan

ilmu
-
i
l
m
Konsep Mirip uPendekatan budaya
Ekonomi alam
Falsafah Pra-Dewey Pasca-Dewey

Tingkah Percaya
laku free-willBehaviorist
Sosial
Postulat Keseimbangan Ketidakseimbangan

Fokus Sebagian Keseluruhan (holism)


(particularism)

Pas
t
Metode ilmiahHampir Kebanyakan
i normatif
Positif

Kebanyakan
Data kuantitatif Kebanyakan kualitatif

Sistem Tertutup Terbuka


sec
a
r
a

b
a
i
EkonometrikaDipakai Tidak/kadang
k dipakai

Visi ekonomi Mengarah ke statis


Lebih ke arah dinamis
Memberikan
Peranan pilihan Merekomendasi pilihan

Sikap terhadapMelawan Tak dapat dihindari


kegiatan
kolektif

anuta Smith,
Tokoh Adam Alfred
Thorstein
B. Veblen, John R.
dan idola Marshall Commons

Sumber : Paarberg dalam Arifin dan Rachbini, 2001


Dari pembahasan ekonomi kelembagaan di atas dapat disimpulkan
bahwa pemikiran ekonomi kelembagaan adalah pemikiran ekonomi
yang holistik, multidisiplin, memperhatikan moral yang bertujuan
untuk kesejahteraan individu dan orang lain.

2. Tinjauan Empiris

Chariri (2008) dalam Studinya menemukan bahwa


kekuasaan dan kepemimpinan mem-pengaruhi praktik
laporan keuangan, yang di budaya Jawa dituntun oleh
pedoman bijak ing ngarso sung tolodo, ing madyo
mangun karso dan tut wuri handayani. Studi ini pada
akhirnya menunjukkan bahwa akuntansi adalah ilmu
sosial yang tidak bebas nilai, tetapi merupakan realitas
yang dibentuk (dikonstruksi) secara sosial.

Penelitian Santosa (2007), Arsyad (2005), Hatta


(1976), Sen (1981) dan Yunus (2007), bahwa
pemberdayaan masyarakat seharusnya mem-perhatikan
masalah kearifan lokal sebagai salah satu unsur
kelembagaan yang sangat penting dan potensial dalam
menentukan laju pembangunan.

Susilowati, dkk (2005) menunjukkan bahwa usaha


pengolahan ikan kebanyakan usahanya masih kurang
berdaya (powerless) dalam memperoleh akses atas
kekuatan ekonomi, politik, hukum dan sosial budaya
padahal cukup penting mendukung ketahanan pangan
bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Arifin (2005) mengadakan penelitian mengenai
ekonomi kelembagaan pangan di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan pentingnya peran pemerintah
pusat dan daerah dalam menjalankan sistem
kelembagaan ketahanan pangan. Yustika (2005) meneliti
bagaimana penerapan ekonomi Kelembagaan pada
masalah industri pergulaan di Indonesia. Dalam
penelitiannya biaya transaksi petani tebu menyumbang
sekitar 42 persen dari biaya total dan sisanya (58 persen)
berupa biaya produksi. Selanjutnya Yustika berpendapat
kemunduran industri gula nasional disebabkan oleh
inefisiensi kelembagaan (institutional inefficient), baik
pada level kebijakan kelembagaan (institutional
environment) maupun kesepakatan kelembagaan
(institutional arrangement)
SBM (2008) mengemukakan beberapa kebijakan kelembagaan yang
harus diambil dalam pembangunan pertanian di Indonesia antara lain
kebijakan kelembagaan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah
tidak boleh merusak kelembagaan yang sudah ada dan perlunya
pengurangan biaya transaksi dalam transaksi jual-beli produk
pertanian secara formal dan tidak berdasarkan jaringan etnik, sosial
maupun kekerabatan. Jaya (2004) mengadakan kajian teoritis sejauh
mana peran Ekonomi Kelembagaan Baru (NIE) dapat diaplikasikan
pada kasus otonomi daerah di Indonesia. Hasil pengkajian
menemukan bahwa daerah (negara) merupakan neksus hubungan
kontrak antara prinsipal yaitu konstituen dengan agen perwakilan.
Sekiranya hubungan yang tercipta harmonis maka kinerja
pembangunan pada daerah otonomi menjadi lebih baik, begitu juga
keadaan sebaliknya.
Karseno dan Adjie (2001) telah mengadakan
penelitian mengenai kebijakan ekonomi dan
pembangunan kelembagaan di Indonesia. Kedua peneliti
tersebut menyoroti kelemahan per-ekonomian Indonesia
di masa pemerintahan orde baru yang berupa kurangnya
pem-bangunan kapasitas kelembagaan dan sumber daya
manusia, yang tentunya dapat beragam masing-masing
daerah yang ada di Indonesia.
Santosa (2009) menyoroti masalah pemilu yang
dapat dianalisis memakai ekonomi Kelembagaan,
khususnya memakai disiplin ekonomi politik.
Berdasarkan teori pilihan publik (public choice)
berusaha mengkaji perilaku rasional dari aktor-aktor
politik , baik di parlemen, lembaga pemerintah, lembaga
kepresidenan, masyarakat pemilih, pencinta lingkungan
hidup dan sebagainya. Yustika (2004) , pemilu yang
digelar di Indonesia sering menimbulkan biaya transaksi
politik yang sangat besar, yang sering dari segi
pendanaan dibantu oleh para pemilik modal.

Tjitoresmi, dkk (2007) meneliti masalah kebocoran


yang ada di Indonesia disebabkan karena masalah
birokrasi yang tidak profesional dan tidak menerapkan
asas-asas transparansi dan sesuai dengan kaidah hukum
yang berlaku. Hasil penelitiannya menunjukkan berbagai
bentuk usaha yang rawan akan kebocoran
ekonomi dan tindak penyimpangan, karena masalah
assymetric information, ekonomi biaya tinggi
penyimpangan dari hak kekayaan intelektual (HAKI),
persaingan usaha dan eksternalitas dari suatu kegiatan
yang memerlukan kompensasi.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas
kerjakan latihan berikut !
1) Apakah teori Plato tentang fungsi uang masih relevan dengan
perkembangan ekonomi saat ini? Berikan alasannya!
2) Jelaskan perbedaan oeconomia dan chrematistike!
3) Mengapa pemikiran mazhab merkantilisme hanya dapat
dilakukan dengan kekuatan pemerintahan pusat yang kuat?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang ini


adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Menurut Plato, selain
sebagai alat tukar uang memiliki fungsi sebagai alat pengukur
nilai dan alat menimbun kekayaan.
2) Oeconomia diartikan sebagai cara untuk mengatur rumah
tangga, dimana motif dari kegiatan yang dilakukannya adalah
untuk memperoleh faedah atau manfaat, sebaliknya
chrematistike diartikan sebagai aktivitas yang dilatarbelakangi
oleh motif untuk memperoleh laba.
3) Pemikiran mazhab merkantilisme hanya dapat dilakukan dengan
kekuatan pemerintahan pusat yang kuat karena pemerintahan
memiliki pengaruh dan kekuatan yang besar dalam
perekonomian.

RANGKUMAN

Dari pembahasan dapat disimpulkan :


1. Pemikiran ekonomi Neoklasik tidak cocok diterapkan di negara
berkembang termasuk Indonesia.

2. Pemikiran ekonomi yang ideal adalah pemikiran ekonomi yang


holistik, multidisiplin dan orientasi kesejahteraan masyarakat.

3. Pemikiran ekonomi kelembagaan secara filosofis dan empiris


bisa dijadikan sebagai pemikiran ekonomi yang ideal.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B., dan Rachbani, D.J., . (2001). Ekonomi Politik dan


Kebijakan Publik. Jakarta: Grasindo.

Arsyad, L . (2005). "Institutional do Really Matter: Important


Lesssons from Village Credit Institution of Bali “ Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia. April

Chapra, U.M., (2001). The Future of Economics: An Islamic


Perspective, Landscape Baru Perekonomian Masa Depan.
Terjemahan Amdiar Amir, et al. Jakarta: Shari'ah Economics and
Banking Institute.

Chariri. A., (2008). The Dynamics of Financial Reporting Practice


in an Indonesian Insurance Company: a Reflection of Javanese
Views on an Ehical Sosial Relationship. School of Accounting
and Finance. Saarbrucken : VDM Verlag Dr. Muller.

Choudhury, M.A., (1995). “Ethics and Economics:

Anda mungkin juga menyukai