Disusun oleh:
Alvin 1606823802
Evie Amandha 1606887144
Universitas Indonesia
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Obligasi
Pemerintah” ini dengan lancar dan baik.
Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas akhir Ujian Tengah
Semester untuk mata kuliah Investasi Pasar Modal. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan gambaran inklusif mengenai obligasi pemerintah. Dalam proses
penulisan makalah ini, tentunya kami mendapatkan berbagai macam bentuk
arahan, koreksi, dan saran yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu, rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada para dosen pengajar
selaku narasumber, keluarga, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak
memberikan bantuan berupa kritik maupun saran yang membangun dan
bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
1
STATEMENT OF AUTHORSHIP
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
STATEMENT OF AUTHORSHIP 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Obligasi Pemerintah 6
Obligasi di Luar Indonesia 7
Obligasi di Indonesia 8
2.2 Obligasi Ritel Indonesia 8
Sejarah ORI 12
ORI001-ORI003 12
ORI004-ORI005 12
ORI006-ORI009 13
ORI010-ORI012 13
ORI013-ORI015 14
ORI dan SUN Lain 15
BAB III 16
DAFTAR PUSTAKA 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Obligasi adalah salah satu dari produk investasi atau efek yang ada
di dunia. Dalam pengertiannya, obligasi adalah surat utang jangka
menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Pemegang
obligasi artinya merupakan pihak yang memberikan pinjaman dana,
sedangkan penerbit obligasi adalah pihak yang menerima pinjaman dana
tersebut. Biasanya obligasi berisi ‘janji’ dari pihak yang menerbitkan obligasi
untuk membayar imbalan kepada pembeli obligasi berupa bunga, atau biasa
disebut dengan kupon, pada periode tertentu dan pelunasan pada akhir
periode yang telah ditentukan. Bagi investor yang ingin memiliki pendapatan
tetap, obligasi adalah pilihan yang tepat karena pada saat jatuh tempo, uang
yang akan dikembalikan akan senilai dengan face value atau nominal yang
tertera pada obligasi beserta dengan imbalan bunga atau kupon.
Ada beberapa jenis dari obligasi, yaitu obligasi pemerintah, obligasi
korporasi, dan obligasi ritel. Obligasi pemerintah umumnya adalah surat
utang yang diterbitkan oleh pemerintah, obligasi korporasi adalah surat
utang yang diterbitkan oleh perusahaan, dan obligasi ritel adalah obligasi
pemerintah yang dijual kepada individu melalui agen penjual yang telah
ditunjuk oleh pemerintah.
Belakangan ini pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu obligasi,
yaitu Obligasi Ritel Indonesia atau yang lebih dikenal dengan ORI. ORI
adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah kepada warga negara
Indonesia melalui mitra kerjanya di pasar perdana. Saat ini ORI yang
diterbitkan memiliki seri ORI015. Hal tersebut yang mendorong kami untuk
menyusun makalah berjudul ‘Obligasi Pemerintah’ ini.
Banyak pihak yang masih kurang mengenal mengenai obligasi
pemerintah, khususnya ORI, sebagai salah satu opsi investasi yang cukup
baik sehingga kami rasa perlu untuk membahas mengenai hal ini. Oleh
karena itu, kami akan membahas lebih lanjut dalam makalah ini mengenai
4
obligasi pemerintah yang ada di luar Indonesia maupun di Indonesia, serta
secara khusus mengenai ORI.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Obligasi di Luar Indonesia
7
Obligasi di Indonesia
Obligasi Negara Ritel atau disebut juga Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan
kepada individu atau perseorangan khusus kepada Warga Negara Indonesia
melalui mitra distribusi di Pasar Perdana. Pemerintah Indonesia
menawarkan ORI sebagai “alternatif investasi yang aman, mudah,
terjangkau dan menguntungkan.”
Beberapa karakteristik ORI seperti dikutip dari website Kemenkeu
adalah: dapat diperdagangkan tanpa warkat, memiliki kupon yang tetap,
an minimal pembeliannya dimulai dari Rp
memiliki potensi capital gain/loss, d
1 juta rupiah, dan maksimal Rp 3 miliar. Diperdagangkan tanpa warkat,
artinya tidak sertifikat/benda konkrit bukti kepemilikan obligasi tersebut.
Sebagai gantinya sistemnya elektronik dalam perdagangan ORI. Memiliki
kupon yang tetap, artinya setiap seri ORI memiliki nilai bunga yang tetap
8
hingga jatuh tempo. Meskipun demikian, seri ORI yang berbeda dapat
memiliki besaran kupon yang berbeda. Setiap ORI tetap memiliki potensi
untuk capital gain/loss, artinya harganya bisa berubah-ubah, baik naik
ataupun turun, sesuai dengan perubahan effective interest rate (EIR) yang
ada di pasar. Semakin besar EIR maka harga obligasi akan semakin turun,
dan sebaliknya. Selain itu, juga ada minimal dan maksimal pembelian, yang
disesuaikan dengan tujuan ORI yaitu investor individual, sehingga nilainya
disesuaikan dengan kemampuan investor individual.
Hakikat ORI sebagai Surat Utang Negara (SUN) berarti investasi pada
ORI sama dengan memberi pinjaman pada negara. Pemerintah sendiri
menyatakan bahwa ORI akan menjadi sumber pembiayaan untuk kegiatan
produktif di Indonesia. Hal ini yang juga menjadi salah satu “nilai jual” ORI
kepada masyarakat. Pemerintah juga sangat tegas bahwa ORI hanya
diperuntukkan bagi investor WNI. Penawaran setiap seri ORI biasanya
berlangsung sekitar satu bulan, dengan jatuh tempo 3-5 tahun. Bunga yang
ditawarkan juga relatif tinggi mengingat obligasi pemerintah dapat
dikategorikan sebagai investasi yang bebas risiko (risk-free asset) , berkisar
6-11% p.a.
Pemerintah sendiri menyatakan 5 tujuan dalam menerbitkan SUN
untuk pihak ritel (masyarakat). Pertama, memperluas basis investor dalam
negeri, dan menyadarkan serta menumbuhkan minat berinvestasi di
masyarakat luas secara umum. Kedua, menyediakan alternatif untuk
investor ritel dalam berinvestasi, dengan jumlah yang juga sesuai dengan
investor ritel. Ketiga, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik, karena
ORI dikhususkan untuk investor lokal (WNI), yang berarti modal masyarakat
digunakan kembali untuk pembangunan di Indonesia. Keempat, melalui ORI
Indonesia dapat mewujudkan cita-cita kemandirian dalam pembiayaan
pembangunan. Hal ini terkait tujuan ketiga, dimana Indonesia bisa
melakukan pembangunan mandiri, yang diwujudkan dalam pembiayaan dari
dalam negeri. Terakhir, melalui ORI dapat mewujudkan masyarakat yang
berorientasi pada investasi jangka menengah dan panjang. Hal ini untuk
mencegah masyarakat yang konsumtif, dan kurang memikirkan
kesejahteraan di masa depan.
9
Investasi pada ORI bukan tanpa risiko. Namun pemerintah telah
menyatakan bahwa ORI tidak memiliki risiko gagal bayar, namun tetap ada
risiko pasar dimana harga ORI turun dibawah 100%, serta adanya risiko
likuiditas investor dimana investor tidak dapat menjual ORI di pasar
sekunder pada harga pasar yang wajar.
Pemerintah Indonesia memberikan 10 keuntungan masyarakat apabila
berinvestasi pada ORI, yaitu:
1. Kupon dan pokok dijamin oleh Undang-Undang.
2. Kupon ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat
bunga deposito bank BUMN.
3. Kupon dengan tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh
tempo.
4. Kupon dibayar setiap bulan pada tanggal 15.
5. Dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder setelah melewati 2
periode pembayaran kupon.
6. Tersedianya kuotasi harga beli(bid price) dari Mitra Distribusi.
7. Berpotensi memperoleh capital gain.
8. Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain.
9. Dapat diperdagangkan di organized OTC melalui Electronic
Trading Platform (ETP).
10. Masyarakat turut serta mendukung pembiayaan pembangunan
nasional.
Dilihat dari sejarahnya, ORI sebenarnya adalah instrumen yang relatif
baru di Indonesia. Seri ORI pertama diterbitkan di tahun 2006, dan
pemerintah rutin menerbitkan satu seri per tahunnya, kecuali di tahun
2007-2008 dimana pemerintah menerbitkan dua seri. Setiap penerbitan ORI
menghasilkan nominal triliunan secara kolektif, dengan rekor tertinggi
dipegang oleh ORI012 sebesar Rp 27,439 triliun. ORI012 sendiri diterbitkan
pada Oktober 2015 dengan kupon 9% p.a., serta jatuh tempo di bulan
Oktober tahun ini. Sementara itu ORI005 memegang rekor sebagai ORI
dengan nominal penerbitan terendah, dengan total penerbitan “hanya” Rp
2,714 triliun. ORI005 memiliki kupon 11.45%, dan jatuh tempo pada 2013
(tenor 5 tahun). Bunga yang besar yang ditawarkan tidak diikuti dengan
nominal investasi yang besar, mengingat 2008 adalah tahun krisis ekonomi
10
global, dimana Indonesia juga tidak lepas dari krisis tersebut, dan akibatnya
investasi pun lesu. Dana yang telah dihimpun oleh pemerintah melalui
instrumen investasi ORI sejak seri ORI001 hingga ORI013 mencapai angka
Rp 114,125 triliun, sementara jumlah investor ORI hingga ORI013 mencapai
214.852 orang. Pada seri pertama ORI001 saja, berhasil menjaring kurang
lebih 16.000 investor, dan selalu berhasil menjaring paling tidak 10 ribu
investor baru setiap seri baru ORI yang ditawarkan. Rekor tertinggi jumlah
total investor ORI mencapai 38.860 pada seri ORI010 di tahun 2013.
Pada masa-masa awal ORI tidak dapat diperdagangkan di pasar
sekunder. Artinya, memang model investasi untuk ORI adalah memegang
obligasi dan mendapat return dari kupon saja, tanpa adanya kesempatan
memperoleh capital gain. Namun sejak seri ORI009 di tahun 2012, ORI
dapat diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga selain potensi
keuntungan dari kupon, juga terdapat potensi keuntungan dari capital gain.
Namun, terdapat batasan minimum waktu dimana investor harus memegang
ORI sampai beberapa periode pembayaran kupon sebelum dapat menjual
kembali ORI yang dipegang. Hal ini disebut Minimum Holding Payment
(MHP).
Penawaran ORI sendiri dilakukan bukan langsung dari pemerintah
melalui Bank Indonesia. Pemerintah memiliki beberapa mitra dari bank
umum, baik bank BUMN, bank swasta maupun perusahaan sekuritas,
beberapa diantaranya Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia 46,
Bank Mandiri (dari Bank BUMN), Bank Central Asia, Bank HSBC, Bank
Standard Chartered (dari bank swasta), serta ada Bahana Sekuritas dan
Trimegah Sekuritas (perusahaan sekuritas). Prosedur untuk melakukan
pemesanan ORI juga cukup singkat, cukup mendatangi mitra-mitra distribusi
yang ada, kemudian membuka rekening dana jika sebelumnya belum ada,
dan menyediakan serta menyetor dana yang ingin diinvestasikan kepada
mitra distribusi tersebut. Kemudian investor cukup mengisi formulir
pemesanan, serta fotokopi KTP, kemudian menerima tanda terima bukti
penyerahan dokumen dari mitra distribusi.
11
Sejarah ORI
1. ORI001-ORI003
2. ORI004-ORI005
Kedua ORI ini diterbitkan di tahun krisis ekonomi, tahun 2008. ORI004
yang diterbitkan bulan Maret 2008 berhasil mencatatkan rekor Rp 13,4
triliun, dengan kupon 9,5%. Target awal untuk ORI004 “hanya” Rp
10,25 triliun, sehingga ORI004 ini melampaui ekspektasi awal
pemerintah, meskipun di dalam situasi krisis ekonomi. Bahkan jumlah
investor pada ORI004 mencapai rekor tertinggi baru, sebanyak 37.724
investor, termasuk 26.089 orang investor baru. Keberhasilan ini
membuat pemerintah menerbitkan kembali ORI di tahun yang sama
dengan seri ORI005, di bulan September 2008. Kupon ORI005 cukup
tinggi, mencapai 11,45%, tertinggi sejak ORI001 yang menyentuh 12%.
Besaran kupon ini juga pertama yang menembus 10% setelah ORI001.
Dengan bunga yang cukup tinggi, serta berkaca pada kesuksesan
ORI004, pemerintah mengharapkan Rp 6,22 triliun terjual dari seri
ORI005. Namun target ini sangat jauh dari tercapai, karena ORI005
12
membuat rekor terendah sepanjang sejarah ORI hingga saat ini, Rp
2,71 triliun saja. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
pemesanan ORI005 adalah kesulitan likuiditas yang dialami kala itu.
3. ORI006-ORI009
4. ORI010-ORI012
Ketiga seri ORI ini memiliki kemiripan dari segi kupon yang ditawarkan.
Ketiga seri ini memiliki kupon pada kisaran 8,5-9% dan tenornya
13
seluruhnya 3 tahun. ORI010 mengawali tren tersebut dengan target
yang fantastis pada Rp 20 triliun. Hal ini dilakukan pemerintah
mengingat kupon yang cukup tinggi, serta kondisi ekonomi global saat
itu yang cukup mendukung. Hebatnya, target tersebut memang
tercapai, tepatnya realisasi penyerapan dana ORI010 mencapai Rp
20,2 triliun. Pencapaian tersebut tertinggi sepanjang sejarah ORI kala
itu, dan berhasil menarik 38 ribu investor, termasuk hampir 27 ribu
investor baru. Hal ini juga merupakan sejarah baru dari sisi jumlajh
investor. Tahun 2014 ORI011 dengan tingkat kupon serupa dan target
serupa, memperoleh hasil yang hampir serupa pula. Kali ini ORI011
berhasil meraup Rp 21,2 triliun dari para investor ritel. Tahun
berikutnya ORI kembali membuat rekor melalui ORI012, yang
penjualannya mencapai Rp 27,4 triliun. Dengan kupon 9%, target awal
pemerintah ditetapkan sama seperti sebelumnya, yaitu pada Rp 20
triliun. Target ini kemudian direvisi, menjadi Rp 25 triliun, dan
seluruhnya terlampaui. Jumlah investor di seri ORI012 ini juga hampir
menembus 50 ribu orang, dengan 28 ribu investor baru. Ketiga seri
ORI ini juga mengusung tema yang sejenis, yakni mengenai
lingkungan hidup.
5. ORI013-ORI015
14
ORI dan SUN Lain
Indonesia sendiri memiliki bentuk surat utang negara lain untuk ritel,
yaitu Savings Bond Ritel (SBR). Terdapat beberapa perbedaan antara ORI
dan SBR. Pertama, secara kupon, ORI memiliki bunga atau kupon yang
tetap hingga jatuh tempo. Sementara itu, SBR memiliki kupon yang
mengambang (floating) artinya tidak pasti, Kupon ini dapat berubah setiap 3
bulan, namun selalu di atas BI 7-day Reverse Repo Rate. Kedua, ORI dapat
diperdagangkan di pasar sekunder, dan dari situ bisa terdapat potensi
capital gain/loss. Pada SBR tidak bisa memperdagangkan dalam pasar
sekunder, hanya bisa dicairkan lebih awal, sehingga tidak ada potensi
mendapat capital gain/loss.
15
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Diakses pada 14 Oktober 2018
Obligasi Pemerintah Indonesia. Website I BPA Penilai Harga Efek Indonesia.
http://www.ibpa.co.id/
18