Anda di halaman 1dari 7

1.

Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan.
(PerBPOM_No_11_Tahun_2019_tentang_BTP)

2. Untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya


simpan.[1] Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan
vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu.
Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan
(sintetis)

3. Masyarakat perlu dilindungi dari penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang


tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi Pangan

4. CAC didirikan oleh FAO dan WHO yang merupakan badan di bawah PBB untuk
melindungi kesehatan konsumen dan menjamin perdagangan pangan yang adil.
CAC pertama kali bersidang tahun 1963 dan saat ini telah beranggotakan 183
negara anggota termasuk European Community sebagai organisasi anggota
CAC juga merupakan badan antar pemerintah yang bertugas
melaksanakan Joint FAO/WHO Food Standards Programme (program standar
pangan FAO/WHO)
Codex menetapkan teks-teks yang terdiri dari standar, pedoman, code of
practice dan rekomendasi lainnya yang mencakup bidang komoditi pangan,
kententuan bahan tambahan dan kontaminan pangan, batas maksimum residu
pestisida dan residu obat hewan, prosedur sertifikasi dan inspeksi serta metoda
analisa dan sampling.
Beberapa komoditi pangan yang saat ini dicakup oleh Codex adalah minyak dan
lemak, ikan dan produk perikanan, buah dan sayuran segar, buah dan sayuran
olahan, jus buah dan sayuran, susu dan produk susu, gula, produk kakao dan
cokelat, produk turunan dari sereal, dan lain-lain

5. A. CODEX COMMITTEE ON FOOD ADDITIVE (CCFA)


B. Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA)
C. General Standard for Food Additive (GSFA)
6. GENERAL PRINCIPLES FOR THE USE OF FOOD ADDITIVES
A. Only those food additives shall be endorsed and included in this Standard
which, so far as can be judged on the evidence presently available from
JECFA, present no risk to the health of the consumer at the levels of use
proposed.
B. The inclusion of a food additive in this Standard shall have taken into account
any Acceptable Daily Intake, or equivalent assessment, established for the
additive and its probable daily intake from all sources. Where the food
additive is to be used in foods eaten by special groups of consumers,
account shall be taken of the probable daily intake of the food additive by
consumers in those groups.
PRINSIP UMUM PENGGUNAAN TAMBAHAN MAKANAN
A. Hanya bahan tambahan makanan yang akan didukung dan dimasukkan
dalam Standar ini, sejauh mungkin dinilai berdasarkan bukti yang saat ini
tersedia dari JECFA, tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan konsumen di
tingkat penggunaan yang diusulkan.
B. Pencantuman bahan tambahan makanan dalam Standar ini harus
memperhitungkan semua yang Dapat Diterima Asupan Harian, atau
penilaian yang setara, ditetapkan untuk aditif dan kemungkinan asupan
hariannya dari semua sumber. Dimana aditif makanan akan digunakan
dalam makanan yang dimakan oleh kelompok khusus konsumen,
memperhitungkan kemungkinan asupan harian dari bahan tambahan
makanan oleh konsumen dalam kelompok tersebut.

7. BPOM menetapkan pengaturan penggunaan BTP dalam pangan:


A. Nama dan golongan BTP yang diizinkan
B. Tujuan penggunaan dan
C. Batas maksimal penggunaannya menurut jenis pangan
D. Bahan yang dinyatakan terlarang sebagai BTP
8. Jenis BTP Pengawet yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri atas:

1. Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts);


2. Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts);
3. Etil para-hidroksibenzoat (Ethyl para-hydroxybenzoate);
4. Metil para-hidroksibenzoat (Methyl para-hydroxybenzoate);
5. Sulfit (Sulphites);
6. Nisin (Nisin);
7. Nitrit (Nitrites);
8. Nitrat (Nitrates);
9. Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts); dan
10. Lisozim hidroklorida (Lysozyme hydrochloride).
9. ADI (Acceptable Daily Intakes) yaitu batas aman konsumsi BTP menurut JECFA
WHO-FAO. Semakin besar tingkat paparan maka semakin besar pula risiko
konsumen terkena bahaya kesehatan akibat konsumsi BTP berlebih.

10. Bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP:


Asam borat dan senyawanya, asam salisilat dan senyawanya, formalin, dulsin,
kalium bromat, kalium klorat, minyak nabati yang dibrominasi, nirofurazon, biji
tonka, minyak kalamus/tansi/sassafras.

Anda mungkin juga menyukai