Anda di halaman 1dari 10

Kepada :

Yth. Ketua Pengadilan Negeri Surabaya


Jln. Arjuna No. 16 - 18
Di –
Surabaya

Dengan hormat ,
Kami yang bertanda-tangan dibawah ini:

MUHAMMAD SHOLEH, S.H.


ANUGRAH ARIYADI, S.H.
LUJIANTO, S.H.
IMAM SYAFII, S.H.
M. NAZAR, S.H.

Advokat pada Badan Bantuan Hukum PDI Perjuangan kota Surabaya yang
berkantor di Jln. Tunjungan No.53 i Surabaya, Bertindak untuk diri sendiri, yaitu :

1. Nama : MUHAMMAD SHOLEH, SH.


Pekerjaan : Advokat
Alamat : Jl. Puri Kalijudan Blok B. No. 19 Surabaya

2. Nama : LUJIANTO, SH.


Pekerjaan : Advokat
Alamat : .................................................Surabaya

3. Nama : LUJIANTO, SH.


Pekerjaan : Advokat
Alamat : .................................................Surabaya

Untuk selanjutnya dalam gugatan ini disebut sebagai PENGGUGAT

Dalam hal ini memilih domisili hukum dikantor kuasanya, untuk selanjutnya
disebut sebagai: PENGGUGAT

Dengan ini PENGGUGAT baik mewakili dirinya sendiri maupun mewakili seluruh
rakyat Jawa Timur selain PENGGUGAT yang jumlahnya kurang lebih 3 juta orang
sebagai pengguna jasa layanan SMS operator telekomunikasi. Dengan ini
mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum melalui Perwakilan Kelompok
(Class Action) terhadap:

1
1. PT Excelkomindo Pratama, Tbk. yang beralamat di Istana Kepresidenan Jl.
Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat
2. PT Telekomunikasi Selular yang beralamat di Istana Kepresidenan Jl.
Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat ........................
3. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., yang beralamat di Istana
Kepresidenan Jl. Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat ............
4. PT Bakrie Telecom, yang beralamat di Istana Kepresidenan Jl. Medan
Merdeka Utara Jakarta Pusat ........................
5. PT Mobile-8 Telecom, Tbk. yang beralamat di Istana Kepresidenan Jl.
Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat ........................
6. PT Smart Telecom yang beralamat di Istana Kepresidenan Jl. Medan
Merdeka Utara Jakarta Pusat ........................ .....................Untuk
selanjutnya mohon semuanya disebut sebagai PARA TERGUGAT

I. TENTANG KEDUDUKAN HUKUM PENGGUGAT dan KEPENTINGAN


HUKUM PENGGUGAT sebagai Wakil KELAS

I. Dalam Hal Substansi Hukum

1. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah masyarakat Jawa Timur yang


menjadi pelanggan setia PARA TERGUGAT dan memiliki hak untuk
menikmati seluruh fasilitas SMS (short message service) yang
dijalankan oleh PARA TERGUGAT dengan harga yang kompetitif tanpa
melanggar hukum (Undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang larangan
praktek monopoli).
2. Bahwa, PARA PENGGUGAT tidak pernah melakukan pelanggaran
atau membayar biaya SMS diluar ketentuan yang disyaratkan oleh
PARA TERGUGAT. Hal itu dibuktikan apabila pulsa PARA
PENGGUGAT tidak mencukupi maka PARA PENGGUGAT tidak bisa
melakukan pengiriman SMS.
3. Bahwa, KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) telah
mengeluarkan putusan terhadap perkara No. 26/KPPU-L/2007 yaitu
dugaan pelanggaran terhadap  Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU
No. 5/1999).

II.Dalam Hal Prosedur Beracara

1. Bahwa UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam


Pasal 4 ayat 2 disebutkan Peradilan dilakukan dengan sederhana,
cepat, dan biaya ringan, maka gugatan dengan mekanisme perwakilan
kelompok (Class Action) adalah dalam rangka memenuhi ketentuan-
ketentuan tersebut diatas.

2
2. Bahwa Dasar Hukum mengajukan Gugatan Perwakilan Kelompok
(Class Action) adalah dalam Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No.
1 Tahun 2002 dalam Pasal 1 huruf a, yang menyebutkan “Gugatan
perwakilan kelompok adalah suatu cara pengajuan gugatan, dalam
mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan
gugatan untuk diri sendiri atau diri-diri mereka sendiri dan sekaligus
mewakili sekelompok orang yang mengajukan jumlahnya banyak, yang
mewakili kesamaan fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok dan
anggota kelompok dimaksud.”

3. Bahwa yang dimaksud kelas atau kelompok dalam gugatan ini adalah
seluruh rakyat Jawa Timur yang menjadi pelanggan telekomunikasi
seluler milik PARA TERGUGAT. Keberadaan PENGGUGAT sebagai
“wakil kelas” (Class Representative) yang secara jujur dan sungguh
melindungi kepentingan seluruh rakyat Indoensia selain PENGGUGAT
yang merupakan anggota kelas (Class Member) telah sesuai dan
berdasarkan hukum untuk mengajukan gugatan tidak hanya mewakili
dirinya sendiri tetapi sekaligus juga mewakili seluruh rakyat Jawa
Timur selain PARA PENGGUGAT yang memiliki kesamaan fakta dan
dasar hukum untuk mengajukan gugatan a quo yaitu mengalami
kerugian akibat kenaikan harga Bahan Bakar (BBM) (Peraturan
Mahkamah Agung No.1 Tahun 2002, Pasal 1 hurf b Pasal 1 hruf c)”

Bahwa akibat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan PARA


TERGUGAT terhadap PARA PENGGUGAT membuat PARA
PENGGUGAT merasa tidak diperdulikan oleh PARA TERGUGAT
padahal PARA PENGGUGAT jelas-jelas warga Negara Indonesia,
oleh karena itu gugatan ini diajukan dengan metode perwakilan
kelompok (Class Action) sebagaimana diatur dalam Perma Mahkamah
Agung RI No.1 Tahun 2002, sehinggga PARA PENGGUGAT sebagai “
Wakil Kelompok” (Class Reperesentive) “ Pasal 1 huruf B PERMA
No. 1 Tahun 2002 telah sesuai dan berdasarkan hukum
mengajukan gugatan tidak hanya mewakili seluruh dirinya sendiri
tetapi sekaligus mewakili “seluruh angggota kelompok (Class
Member)” yang memiliki kesamaan fakta dan dasar hukum yang
sama untuk mengajukan gugatan a quo.

4. Bahwa rakyat Indonesia jumlahnya sangat banyak dan domisilinya


tersebar diberbagai tempat serta tak teroganisir dan bila masing-
masing secara langsung atau sendiri-sendiri bertindak sebagai
PENGGUGAT dalam gugatan ini, maka pengajuan gugatan menjadi
tak sederhana, tidak cepat dan memakan biaya yang sangat besar
sehingga tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No.4
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 4 ayat 2 jo Perma
No.1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok Pasal
1 huruf a;

3
5. Bahwa penggunaan mekanisme Gugatan Perwakilan Kelompok (Class
Action) mempunyai manfaat sebagai berikut:(1) Proses berperkara
yang bersifat ekonomis; (2) Akses kepada keadilan (Acces to Justice);
(3) perubahan sikap pelaku pelanggaran ; yang mana ketiga manfaat
ini sesuai dengan prinsip-prinsip Peradilan sederhana, cepat dan biaya
ringan;

6. Bahwa mengenai keberadaan PARA PENGGUGAT sebagai Wakil


Kelompok yang memiliki kepentingan dan kedudukan hukum untuk
mewakili anggota kelas dalam memperjuangan hak-haknya akan
diumumkan secara luas (Notifikasi) melalui Media Massa Nasional,
sehingga keberadaan wakil kelompok dalam proses gugatan
perwakilan kelompok ini dapat diikuti oleh rakyat dan anggota kelas
lain yang punya kepentingan sama. Serta bagi anggota kelompok yang
tidak ingin ikut dalam Kelompok dapat menggunakan hak untuk
menyatakan keluar dari keanggotaan kelompok (opt out) sebagaimana
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) NO.1 Tahun 2002 tentang
Acara Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action);

II. FAKTA-FAKTA HUKUM

1. Bahwa, pada tanggal 18 Juni 2008 KPPU (Komisi Pengawas Persaingan


Usaha) telah mengeluarkan putusan terhadap perkara No. 26/KPPU-
L/2007 yaitu dugaan pelanggaran terhadap  Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(UU No. 5/1999). Yang amar putusannya menyatakan:

1. Menyatakan bahwa Terlapor I: PT Excelkomindo Pratama, Tbk.,


Terlapor II: PT Telekomunikasi Selular, Terlapor IV: PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk., Terlapor VI: PT Bakrie Telecom, Terlapor VII: PT
Mobile-8 Telecom, Tbk., Terlapor VIII: PT Smart Telecom terbukti
secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5 UU No 5 / 1999; 
2. Menyatakan bahwa Terlapor III: PT Indosat, Tbk, Terlapor V: PT
Hutchison CP Telecommunication, Terlapor IX: PT Natrindo Telepon
Seluler tidak terbukti melanggar Pasal 5 UU No 5 / 1999;
3. Menghukum Terlapor I: PT Excelkomindo Pratama, Tbk. dan Terlapor
II: PT Telekomunikasi Selular masing-masing membayar denda
sebesar Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah) yang
harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda
pelanggaran di bidang persaingan usaha Departemen Perdagangan
Sekretariat Jenderal Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan
Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755
(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

4
4. Menghukum Terlapor IV: PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
membayar denda sebesar Rp 18.000.000.000,00 milyar (delapan belas
milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran
pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha
Departemen Perdagangan Sekretariat Jenderal Satuan Kerja Komisi
Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang
Persaingan Usaha);
5. Menghukum Terlapor VI: PT Bakrie Telecom, Tbk. membayar denda
sebesar Rp 4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah) yang harus disetor
ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di
bidang persaingan usaha Departemen Perdagangan Sekretariat
Jenderal Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui
bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan
Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);
6. Menghukum Terlapor VII: PT Mobile-8 Telecom, Tbk. membayar denda
sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) yang harus disetor ke
Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang
persaingan usaha Departemen Perdagangan Sekretariat Jenderal
Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank
Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda
Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

2. Bahwa, dari putusan KKPU di atas jelas PARA TERGUGAT telah


melakukan perbuatan hokum yang merugikan PARA PENGGUGAT.
3. Bahwa, sudah sejak lama PARA PENGGUGAT merasakan mahalnya biaya
tariff SMS, meskipun PARA PENGGUGAT sudah melakukan protes
kepada operator (PARA PENGGUGGAT) tetapi tidak pernah membuahkan
hasil penurunan tariff. Baru setelah adanya putusan KPPU di atas.
Sekarang ini semua PARA TERGUGAT telah menurunkan tarifnnya.
4. Bahwa, Pada periode 1994-2004 hanya terdapat tiga operator
telekomunikasi seluler di Indonesia dan berlaku satu tarif SMS sebesar Rp
350,-. Namun demikian tidak ditemukan adanya kartel diantara operator
pada saat itu karena tarif yang terbentuk terjadi karena struktur pasar yang
oligopoli.
5. Bahwa, Pada periode 2004-2007 industri telekomunikasi seluler ditandai
dengan masuknya beberapa operator baru dan mewarnai situasi
persaingan harga. Namun demikian harga SMS yang berlaku untuk
layanan SMS off-net hanya berkisar pada Rp 250-350,-. Pada periode ini
Tim Pemeriksa dari KPPU menemukan beberapa klausula penetapan
harga SMS yang tidak boleh lebih rendah dari Rp 250,- dimasukkan ke
dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) Interkoneksi antara operator
sebagaimana tertera dalam Matrix Klausula Penetapan Tarif SMS dalam
PKS Interkoneksi.

5
6. Bahwa, Pada bulan Juni 2007, berdasarkan hasil pertemuan BRTI (Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dengan Asosiasi Telepon Seluler
Indonesia (ATSI), ATSI mengeluarkan surat untuk meminta kepada seluruh
anggotanya untuk membatalkan kesepakatan harga SMS yang kemudian
ditindaklanjuti oleh para operator. Namun demikian Tim Pemeriksa dari
KPPU melihat tidak terdapat perubahan harga SMS off-net  yang signifikan
di pasar.
7. Pada periode 2007 sampai sekarang, dengan harga yang tidak berubah
Tim Pemeriksa KPPU menilai kartel harga SMS masih efektif terjadi sampai
dengan April 2008 ketika terjadi penurunan tarif dasar SMS off-net di pasar.

Matrix Klausula Penetapan Tarif SMS dalam PKS Interkoneksi

Telkoms Indosa Telko Hutchinso Mobile


Operator XL Bakrie Smart NTS STI
el t m n -8

√ √
√ √    
  (2004)     (2006)  
XL - - - (2005) (2003) (2001)   - 
   

√ √ √ √
Telkomsel - - (2002) - (2004) - (2007) (2001) -

Indosat - -   - - - - - - -

Telkom - (2002) -   - - - - - -

  
Hutchinso (2005)  
- - -   - - - - -
n

√ √
Bakrie (2004) (2004) - - -   - - - -

Mobile-8 (2003) - - - - -   - - -
√ √
Smart (2006) (2007) - - - - -   - -
√ √
NTS (2001) (2001) - - - - - -   -

-
STI - - - - - - - -  

6
Berdasarkan fakta-fakta hasil pemeriksaan tersebut Majelis Komisi KPPU
kemudian melihat terdapat kerugian konsumen yang dihitung berdasarkan selisih
penerimaan harga kartel dengan penerimaan harga kompetitif SMS off-net
setidak-tidaknya sebesar Rp 2.827.700.000.000,- dengan perincian masing-
masing operator sebagai berikut:

Tabel Perhitungan Kerugian Konsumen


Berdasarkan Proporsi Pangsa Pasar Operator Pelaku (dalam Milyar Rupiah)

Tahun Telkomsel XL M-8 Telkom Bakrie Smart Total

2004
311,8 53,4 2,6 12,2 5,8   385,8

2005 446,3 62,4 10,2 30,6 7,8   557,4

2006 615,5 93,7 15,9 59,3 17,5   801,9

III. SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM PARA TERGUGAT

Sebagaimana berlaku dalam Yurisprudensi sejak Putusan Hoge Raad 1919


Arrest 31 Januari 1919, mengenai Perbuatan Melawan Hukum yang telah
diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata dan masih berlaku hingga saat ini,
maka Perbuatan Melawan Hukum merupakan Perbuatan tidak saja
melanggar Undang-Undang Negara, tetapi juga termasuk juga asas
kesusilaan, kepatutan dan kebiasaan yang berlaku, dan dalam arti luas
meliputi pula pada perbuatan yang melanggar undang-undang yang
berlaku, melangar hak orang lain yang dijamin oleh hukum atau
bertentangan dengan kewajiban hukum di pembuat.,atau bertentangan
dengan kesusilaan, dan perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang
baik dalam masyarakat untuk memperhatikan kepentingan untuk
memperhatikan orang lain dan berlaku juga didalam perkara ini PARA
TERGUGAT telah memenuhi sifat-sifat daripada Perbuatan Melawan
Hukum yaitu adalah sebagai berikut:

Bahwa, perbuatan Para Tergugat dengan bersama-sama membuat aturan


Kartel dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) Interkoneksi antara operator
sebagaimana tertera dalam Matrix Klausula Penetapan Tarif SMS dalam
PKS Interkoneksi. kebijakan harga tarif SMS ini merugikan konsumen dan
masuk kategori perbuatan melanggar hukum. Kebijaka Para Tergugat jelas
melanggar pasal 5 Undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang larangan
prkatek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang menyatakan; (1)
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang atau jasayang

7
harus dibayaroleh konsumen atau pelanggan pasar bersangkutan yang
sama.

IV.KERUGIAN YANG DIDERITA PENGGUGAT

PARA PENGGUGAT mengalami kerugian meteril yang besar akibat dari tindakan
yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT. Bahwa tindakan PARA TERGUGAT
membuat kesepakatan harga tarif rendah SMS dalam Perjanjian Kerja Sama
(PKS) Interkoneksi antara operator sebagaimana tertera dalam Matrix Klausula
Penetapan Tarif SMS dalam PKS Interkoneksi.membuat PARA PENGGUGAT
tidak bisa tidak harus menuruti aturan main PARA TERGUGAT mesikipun hal itu
melanggar Undang-undang.

Bahwa, kerugian materil yang diderita oleh PARA PENGGUGAT yang kalau dinilai
dengan materi, kerugian tersebut setara dengan uang sebesar
Rp.10.000.000.000.,00,- (Sepuluh milyar Rupiah).

V. PEMBERIAN GANTI RUGI


Bahwa oleh karena Gugatan ini diajukan dengan menggunakan mekanisme
perwakilan kelompok maka untuk penyelesaian ganti rugi akan mengalami
kesulitan dalam mendistribusikan ganti ruginya. Maka kami mengusulkan agar
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara dalam amar putusannya meminta kepada
PARA TERGUGAT menggratiskan biaya SMS selama 6 (enam) bulan berturut-
turut kepada PARA TERGUGAT yang nilainnya apabila dirupiahkan menjadi
Rp.10.000.000.000.,00,- (Sepuluh milyar Rupiah).

VI. TUNTUTAN PENGGUGAT

Dalam Pokok Pekara:

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya ;

2. Menyatakan bahwa PARA PENGGUGAT dapat diterima sekaligus


bertindak dan berkedudukan hukum untuk mewakili kepentingan hukum
seluruh masyarakat Jawa Timur yang menggunakan jasa layanan
telekomunikasi seluler milik PARA TERGUGAT.

3. Menyatakan PARA TERGUGAT telah Melakukan Perbuatan Melawan


Hukum karena telah membuat kesepatan tariff rendah SMS antar operator

4. Menghukum kepada PARA TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian


yang diderita PARA PENGGUGAT yang timbul akibat Perbuatan Melawan
Hukum PARA TERGUGAT dengan uang sebesar Rp. 10.000.000 .
000,00,- (Sepuluh milyar Rupiah ) Secara Tunai dan sekaligus 3 (Tiga) hari
Setelah putusan . Karena PARA PENGGUGAT mengalami kesulitan dalam

8
mendisttribsikan uang tersebut maka, PARA PENGGUGAT meminta
kepada PARA TERGUGUGAT menggratiskan biaya SMS kepada PARA
PENGGUGAT selama 6 bulan. Nilai ini sama dengan biaya ang harus
dibayar oleh PARA TERGUGAT sebesar Rp. 10.000.000 . 000,00,-
(Sepuluh milyar Rupiah ).

5. Menghukum PARA TERGUGAT mematuhi putusan ini tepat pada


waktunya, PARA TERGUGAT harus dihukum untuk membayar denda
kepada PENGGUGAT sebesar Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)
secara tunai dan sekaligus dan seketika perhari setiap 1 (Satu) hari
keterlambatan TERGUGAT mematuhi putusan pekara ini.

6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk meminta maaf kepada PARA


PENGGUGAT dengan Membuat iklan permohonan maaf di koran
Nasional, 9 Stasiun Televisi Nasional, 9 Stasiun Radio dan 9 Situs
Internet (tiga) hari setelah putusan Pengadilan berkekuatan hukum tetap.

7. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu meskipun


TERGUGAT Verzet, Banding atau kasasi.

8. Menghukum TERGUGAT untuk membayar perkara ini

SUBSIDAIR:

Atau, apabila majelis berpendapat lain, mohon keadilan yang seadil-adilnya


(ex aequo et bono)

Jakarta , 20 Juni 2008


HORMAT KAMI
Kuasa Hukum PARA PENGGUGAT

MUHAMMAD SHOLEH, SH.

ANUGRAH ARIYADI, S.H.

LUJIANTO, S.H.

9
IMAM SYAFII, S.H.

M. NAZAR, S.H.

10

Anda mungkin juga menyukai