Anda di halaman 1dari 15

SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

GOVERNANCE: PERUBAHAN PARADIGMA


PADA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Subhan Haris
Dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon
Email: subhan@umc.ac.id

ABSTRAK
Penyelenggaran Negara dan pemerintah dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari perubahan
yang sangat cepat dan dramatis yang terjadi dalam skala gobal. Munculnya konsep
“governance” merupakan salah satu jawaban perubahan tersebut. Dalam konsep
“governance” ini terdapat pergeseran paradigma penyelenggaraan negara dan pemerintah
dari “government” ke “governance”, sebagai konsekwensi dari perubahan ini adalah
pemerintah tidak lagi memegang monopoli dalam penyelenggaraan Negara, tetapi harus
berbagi peran baik dengan sektor swasta maupun dengan civil society (masyarakat).
Perubahan ini juga berakibat pada pola hubungan antara pemerintah, sektor swasta dan
masyarakat menjadi lebih sejajar dan demokratis.

Kata Kunci: Perubahan, Paradigma, Penyelengggraan Pemerintahan

ABSTRACT
Current state and government delivery cannot be separated from the very rapid and
dramatic changes that occur on a global scale. The emergence of the concept of
"governance" is one of the answers to these changes. In the concept of "governance" there
is a paradigm shift in the administration of the state and government from "government" to
"governance", as a consequence of this change that the government no longer holds a
monopoly in the administration of the State, but must share roles with both the private
sector and civil society community). This change also resulted in a pattern of relations
between the government, the private sector and society becoming more equal and
democratic.

Keywords: Change, Paradigm, Governance

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

PENDAHULUAN perubahan dalam penyelenggaraan


Dewasa ini tengah terjadi pemerintahan dari konsep ”government”
perubahan sangat besar dan sangat cepat kepada konsep ”governance”.
dalam segala bidang kehidupan Implikasi dari perubahan tersebut
masyarakat. Perubahan ini tidak dapat adalah bahwa pemerintah bukan lagi
dilepaskan dari proses gelombang besar satu-satunya aktor dalam
yang terjadi yaitu: globalisasi, penyelenggaraan negara seperti dalam
demokratisasi serta kemajuan ilmu dan penyelenggraan negara terdahulu.
teknologi yang begitu dramatis. Perkembangan paradigma
Bagi Farazmand (2004,7) kekuatan penyelenggaraan pemerintahan dari
sentral di balik perubahan yang majemuk konsep government ke konsep
adalah terjadinya transformasi dalam governance tersebut, menyebabkan pola
globalisasi modal, proses yang hubungan antar pemerintah dengan
melampaui negara-bangsa, ekonomi, masyarakat menjadi lebih sejajar dan
pasar, institusi, dan budaya. Proses demokratis.
globalisasi dipercepat oleh sejumlah
faktor atau kekuatan, seperti inovasi PEMBAHASAN
teknologi, peran propaganda ideologis 1) Sejarah Konsep Governance
barat dan peran badan-badan Dalam prespektif historis konsep
Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti governance bukanlah istilah baru, istilah
International Monetary Fund (IMF), ini dipergunakan untuk pertama kali di
Bank Dunia (WB), dan World Trade Perancis pada abad ke semasa ke Raja
Organization (WTO); meningkatnya Henry berkuasa IV pada tahun di 1399.
ekspektasi warga, termasuk tuntutan Dalam masa ini governance dipahami
tenaga kerja untuk berbagi kekuasaan sebagai ”pemerintah pusat”. (Loffler
dalam manajemen dan demokrasi 2003, 160; Eliassen dan Sitter 2008,113).
organisasi. Istilah ini governance menjadi lebih
Seiring dengan terjadinya populer ketika Bank Dunia kembali
perubahan tersebut menyebabkan memperkenalkan istilah 'governance”
terjadinya perubahan tentang sifat dan dalam Laporan Bank Dunia dalam tahun
peranan pemerintah. Perubahan mengenai 1989. Penggunaan istilah governance
sifat dan peranan tersebut melahirkan oleh Bank Dunia mengisyaratkan

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

pendekatan baru untuk pembangunan pasar sebagi salah prasyarat untuk


yang didasarkan pada keyakinan bahwa mendapatkan bantuan.
kesejahteraan ekonomi tidak mungkin Carlos Santiso (2001:3-4)
terwujud tanpa aturan hukum yang mengemukakan bahwa pengenalan
paling minimum dan demokrasi. Pada konsep governance dalam agenda
saat yang sama, penggunaan istilah pembangunan mencerminkan tumbuh
governance dalam rangka mencegah kekhawatiran terhadap efektivitas
kritik terhadap Bank Dunia berkaitan bantuan yang bertujuan utama adalah
dengan keikut sertaan atau campur tangan untuk mengurangi kemiskinan dan
Bank Dunia dalam keputusan politik penderitaan manusia. Hal dihadapkan
yang dibuat oleh negara-negara dengan anggaran bantuan yang menurun
pengutang. dan peningkatan pengawasan oleh
Sejalan dengan hal tersebut konteks masyarakat sipil, Bank Dunia telah
pembangunan menurut Nanda memberikan pertimbangan yang lebih
(2006,271) konsep good governance besar terhadap efek meresap dari salah
berkaitan dengan persyaratan yang urus dan korupsi endemik.
diminta kepada negara-negara yang akan Chhotray and Stoker (2009:7)
menerima bantuan (aid program) melihat bahwa selama tiga dekade
terutama beberapa negara Sub Sahara terakhir, terdapat dua perkembangan
Afrika yang pada tahun 1980 mengalami yang telah memicu gelombang terhadap
kebangkrutan, negara-negara tersebut minat kepada kajian mengenai
memperoleh tawaran dari internasional governance. Yang pertama adalah
financial instirution (IFIs) seperti IMF perkembangan dan derajat globalisasi.
dan World Bank serta juga beberapa Yang kedua adalah penyebaran institusi
negara yang maju untuk mengatasi dasar dari demokrasi dan apa yang
permasalahan yang ada. disebutnya sebagai kemenangan
Tuntutan lembaga pendanaan demokratis yang ideal. Perubahan ini
internasional dan negara-negara pemberi secara signifikan dan menyebabkan
pinjaman kepada negara pengutang pendefinisian ulang dari sejarah manusia.
adalah melaksanakan apa yang disebut Governance walaupun merupakan tema
dengan good governance, konsep ini yang ditemui oleh cendekiawan
dengan mengadopsi kebijakan ekonomi sebelumnya, namun dalam konteks

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

kekinian arus baru governance manage a nation’s affairs. It is the


didefinisikan oleh perubahan sosial dan complex mechanisms, processes,
ekonomi yang besar. relationships, and institutions through
Bagi Farazmand (2004:8) which citizens and groups articulate their
meningkatnya penggunaan istilah interests, exercise their rights and
governance dikaitkan dengan sejumlah obligations and mediate their
faktor seperti : “negative connotation differences” (pelaksanaan otoritas politik,
with the term bureaucracy and ekonomi, dan administratif untuk
traditional hierarchical system of public mengelola urusan suatu negara. Ini
administration, the less participatory adalah mekanisme yang kompleks,
mode and meaning of public proses, hubungan, dan lembaga di mana
administration, the authoritative and warga negara dan kelompok-kelompok
unilateral commanding function and role mengartikulasikan kepentingan mereka,
of government and governing concepts, melaksanakan hak dan kewajiban mereka
and the more inclusive and interactive serta menengahi perbedaan mereka) (Ali
notion of governance as a process”. Farazmand, 2004:7).
(konotasi negatif dengan makna birokrasi Selanjutnya, UNDP
dan sistem hirarki tradisional administrasi mengemukakan “governance transcends
publik, modus dan makna administtrasi the state to include civil society
publik yang kurang partisipatif, fungsi organizations and the private sector,
pengaturan dan peranan pemerintah dan because all are involved in most activities
pemerintahan dan memerintah promoting sustainable human
berwibawa dan unilateral dan peran development” (governance melampaui
pemerintah dan gagasan yang lebih negara untuk menyertakan organisasi-
inklusif dan interaktif pemerintahan organisasi masyarakat sipil dan sektor
sebagai sebuah proses). swasta, karena semua terlibat dalam
2) Pemahaman tentang kegiatan mempromosikan pembangunan
Governance dan Good Governannce manusia yang berkelanjutan).
UNDP memberikan definisi Sementara itu Canadian Institute
tentang governance sebagai secara luas on Governance (Ali Farazmand, 2004:7)
yaitu: “the exercise of political, memberikan penekanan tidak hanya pada
economic, and administrative authority to aspek kekuasaan tetapi juga menyangkut

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

aspek kebijakan, yaitu: “Governance particular”. (Pola atau struktur yang


comprises the traditions, institutions and muncul dalam sistem sosio-politik
processes that determine how power is sebagaihasil dari upaya intervensi
exercised, how citizens are given a voice, interaksi dari semua aktor yang terlibat.
and how decisions are made on issues of Pola ini tidak dapat diturunkan untuk
public concern” (Governance terdiri dari [hasil diproduksi oleh] satu aktor atau
tradisi, institusi dan proses-proses yang kelompok aktor pada khususnya).
menentukan bagaimana kekuasaan Tony Bovaird memberikan definisi
dilakukan, bagaimana warga negara tentang governance yang menitik-
diberikan suara, dan bagaimana beratkan pada kekuasaan yang dimiliki
keputusan tentang isu-isu keprihatinan oleh stakeholder dalam pengambilan
publik dibuat). keputusan. Bagi Bovaird (1993:258),
Sama halnya dengan Canadian governance adalah: “the set of rules,
Institute on Governance, Governance structures and procedures which give
International UK membahas tentang stakeholders some power to influence the
interaksi dalam pembuatan kebijakan decisions which affect their welfare”
dalam bahasa: “Governance is the way in (himpunan aturan, struktur dan prosedur
which stakeholders interact with each yang memberikan beberapa kekuasaan
other in order to influence the outcomes pada stakeholder untuk mempengaruhi
of policies” (Governance adalah cara di keputusan yang menyangkut
mana para pemangku kepentingan kesejahteraan mereka).
berinteraksi satu sama lain untuk Vasudha Chhotray and Gerry
mempengaruhi hasil dari kebijakan). Stoker (2009:3) mengemukakan:
Jan Kooiman (2002:347) “Governance is about the rules of
menjelaskan pengertian governance collective decision-making in settings
sebagai: ”The pattern or structure that where there are a plurality of actors or
emerges in a socio-political system as a organisations and where no formal
‘common’ result or outcome of the control system can dictate the terms of
interacting intervention efforts of all the relationship between these actors and
involved actors. This pattern cannot be organisations (aturan pengambilan
reduced to [the outcome produced by] keputusan kolektif di mana dalam
one actor or groups of actors in pengaturanya terdapat pluralitas aktor

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

atau organisasi dan di mana tidak ada normatif, yang menganalisis ” apa yang
sistem kontrol formal yang bisa seharusnya”).
mendikte dalam hal hubungan antara 3) Komponen Governance
aktor dan organisasi). Konsep Governance menurut
Berdasarkan beberapa definisi Chhotray dan Stoker (2009,3)
tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa dibangun oleh empat elemen, yaitu:
governance merujuk pada mekanisme pertama, adalah aturan; kedua, adalah
pengelolaan negara, dimana didalamnya konsep kolektif; ketiga, adalah
mencakup pengoperasian berbagai pengambilan keputusan dan keempat
kewenangan berbagai kewenagan, adalah ide bahwa tidak ada sistem kontrol
keterlibatan warga negara dan interaksi formal dalam governance yang dapat
berbagai intentitas politik dalam mendikte "hubungan dan hasil”.
pembuatan keputusan. Dalam konteks 1. Elemen aturan. Aturan tertanam
governance pemerintah merupakan dalam sistem pemerintahan dapat
bukan satu-satunya aktor, tetapi ada meregang dari formal untuk
banyak konteks multi-stakeholder dalam informal. Prosedur Pengambilan
governance. Karenanya kerjasama antara keputusan umumnya menemukan
berbagai stakeholder tidak dapat ekspresi dalam suatu bentuk
dielakan. kelembagaan dan dapat relatif stabil
Konsep mengenai governance dari waktu ke waktu, meskipun
dalam literatur sering dipertukarkan tidak selalu berubah. Memang salah
dengan konsep good governance. satu alasan untuk kepentingan yang
Mengenai hal ini Tony Bovaird dan tumbuh di pemerintahan adalah
Loffler (2003:100) mengemukakan: justru karena didirikan bentuk
"whereas governance is a positivistic kelembagaan governancemuncul di
concept, analysing ‘what is’, good bawah tantangan, dan bentuk-
governance is obviously a normative bentuk baru governance muncul
concept, analysing ‘what ought to be’” akan muncul. Dalam mempe-lajari
(Jika governance adalah sebuah konsep pemerintahan kita tertarik baik
positivistik, tepatnya analisa tentang ” pengaturan formal yang ada dengan
apa yang dimaksud dengan itu”, maka struktur pengambilan keputusan
good governance adalah sebuah konsep

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

dan lebih kepada praktik informal, kolektif dalam masyarakat atau


konvensi dan kebiasaan. proses internal dalam organisasi.
2. Elemen kolektif. Adalah keputusan Governance dapat menaruh
kolektif keputusan yang diambil, perhatian tentang pengambilan
oleh kumpulan individu. Dalam hal keputusan kolektif pada isu-isu
ini yang terpenting walaupun global, dan menaruh perhatian
adalah bahwa kita dapat tentang aturan yang mengatur
mengekspresikan preferensi kita seorang eksekutif lokal atau badan
melalui berbagai mekanisme administratif .Adalah penting untuk
dengan cara proses pengambilan mengenali unsur-unsur makro dan
keputusan yang disepakati atas mikro perdebatan governance dan
hasil dari proses tersebut yang membedakan antara mereka. Tapi
kemudian akan diberlakukan. sama itu dapat dicatat bahwa
Dalam pengembilan keputusan perspektif mikro dan makro yang
kolektif biasanya beberapa individu terhubung ke satu salah dengan
mempunyai hak untuk bertanya, yang lain dan meskipun sebagian
tetapi juga memiliki tanggung- besar literatur cenderung untuk
jawab untuk menerima keputusan mengambil lebih perspektif makro,
kolektif. kita menganggap bahwa kedua
3. Elemen pengambilan keputusan. perspektif menawarkan sesuatu
Yaitu dapat mengandung makna nilai. Unsur terakhir dalam definisi
yang strategis tetapi prakteknya kita tentang governance yang perlu
juga dapat ditemui sistem mendapat perhatian lebih lanjut,
implementasi setiap hari atau dalam adalah ide bahwa tidak ada sistem
orga-nisasi. Memutuskan sesuatu kontrol formal governance yang
secara kolektif memerlukan aturan ”dapat mendikte " hubungan dan
tentang siapa yang dapat hasil. Atau dengan kata lain: tata
memutuskan apa, dan bagaimana adalah sebuah dunia di mana ”tidak
pembuat keputusan harus dibuat ada orang yang bertanggung
akuntabel. Kerangka kerja jawab”. Monocratic Government
governance bisa berfokus pada atau pemerintah oleh satu orang
sistem pengambilan keputusan adalah lawan dari governance, yang

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

yang mengatur kolektifitas. berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi,


Kewenangan dan paksaan adalah sosial dan politik (baca juga Thoha,
sumber daya yang tersedia untuk 2004:63).
beberapa dalam pengaturan Dalam Governance ketiga
governance tetapi tidak pernah komponen yang membangunnya
dalam jumlah atau kualitas yang mempunyai tata hubungan yang sama
memadai cukup ini berarti mereka dan sederajat (Miftah Thoha, 2004,63).
dapat mengendalikan proses Kesamaan derajat ini akan sangat
pengambilan keputusan. berpengaruh terhadap upaya menciptakan
Karakteristik bentuk interaksi sosial good governance. Jika kesamaan derajat
dalam governance bergantung pada tidak sebanding, atau tidak terbukti maka
negosiasi, sinyal, komunikasi dan akan terjadi pembiasan dari good
pengaruh hegemonik agak dari governance tersebut.
pengawasan langsung dan 4) Prinsip-prinsip Good
pengawasan. Governance
Dalam penyelenggaraan good
Sedarmayanti (2003:5)
governance ada beberapa prinsip yang
mengemukakann terdapat tiga komponen
harus dijalankan. Bovaird dan Loffler
kelembagaan yang membangun konsep
(2003:10) memunculkan isu sebagai
governance yaitu: pertama, state
berikut: stakeholder engagement;
(pemerintah atau negara); kedua private
transparency; the equalities agenda
sektor (sector swasta atau dunia usaha)
(gender, ethnic groups, age, religion,
dan terkahir adalah society (masyarakat).
etc.); ethical and honest behaviour;
Ketiga komponen tersebut saling
accountability; sustainability.
berinteraksi dan berinterelasi. State
a. Deklarasi Manila seperti yang
berfungsi untuk menciptakan lingkungan
dikutip oleh Lembaga
politik dan hukum yang kondusif. Private
Adminstrasi Negara atau LAN
sector menciptakan pekerjaan dan
(2007:9) merumuskan
pendapat. Sedankan society berperan
karakteristik good governance
positif dalam interaksi social, ekonomi
sebagai berikut: Transparan
dan politik termasuk mengajak
mengindikasikan adanya adanya
kelompok dalam masyarakat untuk
kebebasan dan kemudahan

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

didalam memperoleh informasi tidak merasa diasingkan dari


yang akurat dan memadai bagi kehidupan masyarakat.
mereka yang memerlukan. d. Wajar dalam arti jaminan atas
Informatif, mutakhir, dapat pemerintah terhadap pemenuhan
diandalkan, mudah diperoleh dan kebutuhan dasar masyarakat
dimengerti adalah beberapa (standar). Hal ini mensyaratkan
parameter yang digunakan untuk bahwa semua kelompok, terutama
mengecek keberhasilan kelompok yang lemah, memiliki
tranparansi. kesempatan untuk meningkatkan
b. Akuntabel di mana semua pihak kesejahteraannya. Dan untuk
(baik pemerintah, swasta dan alasan ini dalam memberikan
masyarakat) harus mampu pelayanan kepada masyarakat,
memberikan pertanggungjawaban pemerintah harus menyediakan
atas mandat yang diberikan standar pelayanan untuk
kepadanya (stakeholders-nya). menjamin kesamaan (fair) dan
Secara umum organisasi atau konsistensi pelayanan.
institusi harus akuntabel kepada e. Demokratis dalam arti terdapat
mereka yang terpengaruh dengan jaminan kebebasan bagi setiap
keputusan atau aktivitas yang individu untuk
mereka lakukan. berpendapat/mengeluarkan
c. Adil dalam arti terdapat jaminan pendapat serta ikut dalam
bagi masyarakat untuk kegiatan pemilihan umum yang
mendapatkan pelayanan dan bebas, langsung, dan jujur.
kesempatan yang sama dalam f. Partisipatif dalam arti terdapat
menjalankan kehidupannya. Sifat jaminan kesamaan hak bagi setiap
adil ini diperoleh dari aspek individu dalam pengambilan
ekonomi, sosial dan politik. Adil keputusan (baik secara langsung
ini juga berarti terdapat jaminan maupun melalui lembaga
akan kesejahteraan masyarakat perwakilan). Dalam kaitannya
dimana semua masyarakat merasa dengan partisipasi ini, terdapat
bahwa mereka memiliki hak dan tuntutan agar pemerintah
meningkatkan fungsi kontrol

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

terhadap manajemen pemerintah dalam penyelengggaraan good


dan pembangunan dengan governance, yaitu:
melibatkan organisasi non- a) Partisipasi: setiap orang atau setiap
pemerintah. Peran Organisasi warga masyarakat, baik laki-laki
non-pemerintah sangat penting maupun perempuan harus memiliki
dalam konteks ini karena diyakini hak suara yang sama dalam proses
organisasi ini memiliki kontak pengambilan keputusan, baik secara
yang lebih baik dengan langsung maupun melalui lembaga
masyarakat miskin, memiliki perwakilan, sesuai dengan
hubungan yang baik dengan kepentingan dan aspirasinya
daerah pedalaman dan pedesaan, masing-masing. Partisipasi yang
mampu menyediakan metode luas ini perlu dibangun dalam suatu
alternatif pelayanan publik tatanan kebebasan berserikat dan
dengan harga yang murah dan berpendapat, serta kebebasan untuk
sebagai mediator dalam berpartisipasi secara konstruktif.
menyampaikan berbagai b) Aturan hukum (rule of law):
pandangan dan kebutuhan kerangka aturan hukum dan
masyarakat. perundang-undangan haruslah
g. Tanggap/peka/responsif bahwa berkeadilan, ditegakkan dan
dalam melaksanakan dipatuhi secara utuh (impartially),
kepemerintahan semua institusi terutama aturan hukum tentang
dan proses yang dilaksanakan hak-hak asasi manusia.
pemerintah harus melayani semua Pelaksanakan kepemerintahan yang
stakeholders-nya secara tepat, baik membutuhkan kerangka
baik dan dalam waktu yang tepat hukum yang fair dan penegakan
(tanggap terhadap kemauan hukum dalam pelaksanaan tanpa
masyarakat). terkecuali. Hal ini dibutuhkan
sebagai upaya perlindungan hak
asasi manusia secara mutlak,
UNDP (LAN, 11-12)
terutama untuk kelompok
mengemukakan sejumlah karakteristik
minoritas. Penegakan hukum secara
mutlak membutuhkan pengadilan

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

yang independen daharus dapat f) Efektivitas dan efisiensi: setiap


disediakan secara memadai dan proses kegiatan dan kelembagaan
mudah dimengerti, sehingga dapat diarahkan\untuk menghasilkan
digunakan sebagai alat monitoring sesuatu yang sesuai dengan
dan evaluasi. kebutuhan melalui pemanfaatan
c) Daya tanggap (responsiveness): sebaik-baiknya berbagai sumber
setiap isntitusi dan prosesnya harus yang tersedia.
diarahkan pada upaya untuk g) Akuntabilitas: para pengambil
melayanai berbagai pihak yang keputusan dalam organisasi
berkepentingan (stakeholders). pemerintah, swasta, dan masyarakat
d) Berorientasi konsensus (consensus madani memiliki
orientation): dalam hubungan yang pertanggungjawaban (akuntabilitas)
saling melengkapi antara kepada publik (masyarakat umum),
pemerintah-masyarakat-sektor sebagimana halnya kepada para
swasta, pemerintah bertindak pemilik (stakeholders).
sebagai penengah (mediator) bagi Pertanggungjawaban tersebut
berbagai kepentingan yang berbeda berbeda-beda, bergantung apakah
untuk mencapai konsensus atau jenis keputusan organisasi itu
kesepakatan yang terbaik bagi bersifat internal atau external.
kepentingan masing-masing pihak, h) Bervisi strategis: para pimpinan dan
dan jika dimungkinkan juga dapat masyarakat memiliki perspektif
diberlakukan terhadap berbagai yang luas dan jangka panjang
kebijakan dan prosedur yang akan tentang penyelenggaraan
ditetapkan pemerintah. pemerintahan yang baik (good
e) Berkeadilan (equity): pemerintahan governance) dan pembangunan
yang baik akan memberikan manusia (human development),
kesempatan yang sama baik bersamaan dengan dirasakannya
terhadap laki-laki maupun kebutuhan untuk pembangunan
perempuan dalam upaya mereka tersebut. Mereka juga memahami
untuk meningkatkan dan aspek-aspek historis, cultural, dan
memelihara kualitas hidupnya. komplesitas sosial yang mendasari
perspektif mereka.

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

i) Saling keterkaitan (interrelated): j) Transparansi: transparansi harus


bahwa keseluruhan ciri good dibangun dalam kerangka
governance tersebut di atas adalah kebebasan aliran informasi.
saling memperkuat dan saling Berbagai proses, kelembagaan, dan
terkait (mutually reinforcing) dan informasi baru harus dapat diakses
tidak bisa berdiri sendiri. Misalnya secara bebas oleh mereka yang
informasi semakin mudah diakses membutuhkannya, dan
berarti transparensi semakin baik, informasinya.
tingkat partisipasi akan semakin
Bagi LAN (2004,12) good
luas, dan proses pengambilan
governance mempunyai tujuan yang
keputusan akan semakin efektif.
lebih dari manajemen yang efisien dan
Partisipasi yang semakin luas akan
penggunaan resources yang ekonomis.
berkontribusi kepada dua hal, yaitu
Good governance adalah strategi untuk
terhadap pertukaran informasi yang
menciptakan institusi masyarakat yang
diperlukan bagi pengambilan
kuat, dan juga untuk membuat
keputusan, dan untuk memperkuat
pemerintah/sektor publik semakin
keabsahan atau legitimasi atas
terbuka, responsif, akuntable dan
berbagai keputusan yang
demokratis. Akan tetapi konsep good
ditetapkan. Tingkat legitimasi
governance jika dikembangkan akan
keputusan yang kuat pada
menciptakan modern governance (baik
gilirannya akan mendorong
good national governance maupun good
efektifitas pelaksanaannya, dan
local governance) yang handal yang tidak
sekaligus mendorong peningkatan
hanya menekankan aktivitasnya dalam
partisipasi dalam pelaksanaannya.
kerangka efisiensi tetapi juga
Dan kelembagaan yang responsif
akuntabilitasnya dimata publik.
haruslah transparan dan berfungsi
Bagi Mudiyati Rahmatunnisa
sesuai dengan aturan hukum dan
(Jurnal jipsi fisip.unikom penerapan
perundang undangan yang berlaku
Volume 2, diakses 24 Juni 2018 hal 13-
agar keberfungsiannya itu dapat
14 ) Good Governance tentu mempunyai
dinilai berkeadilann pihak
dampak yang positif bagi pembangunan
kepolisian yang tidak korupsi.
sebuah negara, paling tidak pertama,

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

dengan mengutip--pendapat najem dan mendapat kritikan atau pandangan yang


Nayar--membantu untuk negatif. Dalam pandangan Farazmand
mempromosikan pertumbuhan ekonomi good governance membangkitkan kritik
yang berkelanjutan, dengan pertumbuhan serius dan juga pujian di seluruh dunia.
ekonomi, bersama-sama dengan human Pandangan negatif sebagai contoh,
development program dan program- dikemukakan oleh mantan Presiden
program jangka pendek dapat Tanzania, Julius K. Nyerere, dalam
mengurangi angka kemiskinan. Kedua, menyampaikan pidato utama pada
peran negara yang dibatasi dalam Konferensi PBB tentang Governance di
aktivitas ekonomi masyarakat berdampak Afrika pada tahun 1998, mengkritik keras
pada kemunculan pusat kekuasaan lain di gagasan "good governance "sebagai
luar negara. Pada gilirannya, keberadaan konsep imperialis dan kolonial” Dia
elemen-elemen kekuasaan baru ini melihat sebagai konsep yang
menuntut negara menjadi lebih terbuka mengesankan yang dipaksakan
dan akuntabel. Ketiga, melalui good berkembang dan negara-negara
governance persoalan pembangunan terbelakang Afrika oleh kekuatan industri
berkeadilan terutama berkaitan dengan Barat dan perusahaan-perusahaan
hak asasi manusia, perluasan hak-hak transnasional . Menurut dia, badan
masyarakat sipil dan demokrasi bisa donor dan pemerintah serta sebagai wakil
lebih ditingkatkan. Potensi keuntungan organisasi PBB telah menetapkan bahwa
inilah lanjut Mudiyati Rahmatunnisa governance di Afrika adalah "buruk" dan
yang telah menjadikan good governance memutuskan bahwa harus direformasi
diterima secara luas dan mengglobal menjadi "baik" dengan cara mengurangi
sebagai salah satu strategi pembagunan peran negara dan administrasi publik,
yang penting. memperluas bisnis swasta sektor melalui
5) Kritik terhadap Good privatisasi, dan membuka jalan untuk
Governance korporasi kapitalis global dengan
Pelaksanaan good governance di mencari keuntungan yang tinggi dan
beberapa negara terutama negara integrasi ke sistem pasar global (2004:8).
berkembang disamping mendapat pujian Kritik yang sama dikemukakan
karena mempunyai dampak yang positif oleh Patomaki dalam Mudiyati
bagi kemajuan sebuah negara, tetapi juga Rahmatunnisa (2018, 14-15) yang

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

mengatakan bahwa agenda global good bahwa kesejahteraan ekonomi tidak


governance tidaklah tanpa bias atau mungkin terwujud tanpa aturan hukum
”interest free”. Sulit untuk tidak sepakat yang paling minimum dan masalah
bahwa agenda good governance sangat demokrasi.
mendukung terhadap neoliberalisme dan Di samping mendapat pujian
kepentingan ekonomi global di bawah konsep good governance juga mendapat
bayang-bayang rejim non demokratis. kritik yang negatif terutama berkaitan
Selain itu, menurut Mudiyati dengan berkaitan dengan neoliberalisme,
Rahmatunissa dengan mengutip agenda mana menguntungkan negara
pendapatnya Tony Evan, menyatakan kaya para para pemilik modal.
bahwa good governance hanyalah sebuah
mekanisme untuk melindungi aliran DAFTAR PUSTAKA
modal dan keuangan di seluruh dunia Bovair, Tony. 2002. Public Management
and Governance Emerging Trends
untuk kepentingan dan keuntungan
and Potential Future Directions
negara kaya dan para investor. dalam Eran Vigoda (edited) Public
Administration: An
Interdisciplinary Critical Analysis.
SIMPULAN Marcel Decker Inc, New York
Konsep Governance dan Good
Chhotray, Vasudha and Gerry Stoker .
Governance memperkenalkan pandangan 2009. Governance Theory and
practice: A cross-diciplinary
baru dalam pengelolaan negara terutama
approach, Palgrave Macmillan
menyangkut proses pengambilan
Farazmand, Ali. 2004. Sound
keputusan dalam penyelenggaraan
Governance: Policy and
pemerintahan atau negara, dimana negara Administrative Innovations Praeger
Publishers. Wesport
atau pemerintahan bukan satu-satunya
aktor ada multi-stakeholder yaitu sektor Kooiman Jan, ed. 1993. Modern
Governance: New Government–
private dan civil society. Dalam
Society Interactions. London: Sage
governance ketuganya menduduki
LAN. 2007. Good Governance dan
kedudukan yang sederajat.
Akuntabiltas Kinerja Institusi
Konsep governance diperkenalkan Pemerintah (Modul 1), Jakarta
oleh organisasi Bank Dunia dalam rangka
Loffler, Elke. 2003. Governance and
peningkatan kesejahteraan untuk negara- Government: Networking with
external stakeholders, dalam Tony
negara terbelakang, dengan asuismsoi

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 


SOSFILKOM Volume XIII Nomor 01 Januari-Juni 2019

Bovair dan Elke Löffler (edited)


Public Management and
Governance. Routledge NewYork

Miftah Thoha. 2004. Birokrasi dan


Politik di Indonesia. Rajawali
Press. Jakarta

Mudiyati Rahmatunnisa. Analisa Kritis


Atas Good Governance.
https://jipsi.fisip.unikom.ac.id/_s/da
ta/jurnal/volume-02/mudiyati-
rahmatunnisa.pdf/pdf/mudiyati-
rahmatunnisa.pdf (Diakses pada 20
Oktober 2018)

Nanda, V.P.2006. 'The "Good


Governance"Concept Revisited',
Annals of the American Academy
of Political and Social Science, vol.
603, Law, Society, and Democracy:
Comparative Perspective

Santiso, Carlos. 2001. Good Governance


and Aid Effectiveness: The World
Bank and Conditionality. The
Georgetown Public Policy Review
Volume 7 Number 1 Fall

Sedarmayanti.2003. Good Governance


(Kepemerintahan yang baik) dalam
rangka Otonomi Daerah. Mandar
Maju. Bandung

Diterbitkan oleh FISIP-UMC | 

Anda mungkin juga menyukai