Sri Suparti
Konsep syok
Syok dpt didefiniisikan sbg syndrome klinis yg diakibatkan dari
perfusi jaringan yg tidak adekuat.
Perdarahan merupakan komplikasi terbesar pada trauma.
Perdarahan yang menimbulkan gangguan sirkulasi secara klinis
dikenal dengan syok
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana
terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada
kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang
tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat.
Paling sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan
darah yang cepat (syok hemoragik)
Syok hipovolemik mengacu pd suatu kondisi dmn darah plasma,
atau kehilangan cairan menyebabkan penurunan volume sirkulasi
darah dan cardiac output.
Syok dapat menyebabkan kegagalan multiorgan krn perfusi yg tdk
adekuat
Pendahuluan
B.
A.
Membedaka
Pengenalan
n Sebab
syok Syok biasanya
Syok lanjut ditandai Syok
disebabkan oleh
dgn berkurangnya
perfusi jaringan ke kulit, perdarahan
ginjal, dan SSP (khususnya pd multi-
trauma)
Takikardi
Keadaan perdarahan yg dpt
Kulit dingin (bayi
menyebaban syok:
>160x/mnt, balita
>140 x/mnt, anak usia 1. Tension pneumotoraks
sekolah >120 2. Temponade jantung
x/mnt, orang
dewasa >100x/mnt) 3. Neurogenik syok
4. Septik syok
Syok hemoragik
Syok hemoragik adalah suatu sindrom yang terjadi
akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai
dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ
vital tubuh yang biasanya terjadi akibat perdarahan
yang masif
Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian
sirkulasi dan sebagai akibatnya akan menurunkan aliran
balik vena.
Sebagai hasilnya, curah jantung menurun di bawah
normal dan timbul syok.
Etiologi
Beberapa penyebab tersering pada syok hemoragik:
Terapi antitrombosis
Koagulopati,
Perdarahan saluran pencernaan, ( Varises esofagus, Ulkus
peptikum dan duodenum, Ca gaster dan esofagus
Obstetrik/ginekologi ( Plasenta previa, Abruptio plasenta,
Ruptur kehamilan ektopik, Ruptur kista ovarium
Paru ( Emboli pulmonal, Ca paru, Penyakit paru yang
berkavitas: TB, aspergillosis
Rupturaneurisma
Perdarahan retroperitoneal
Trauma ( Laserasi, luka tembus pada abdomen dan toraks,
Ruptur pembuluh darah besar)
Tujuan penatalaksanaan
A. Pemeriksaan Fisik
B. Akses Vaskuler
C. Pemberian Cairan
Awal
A. Pemeriksaan fisik
A, B.
1. Airway &
Breathing
G. C
6. Dilatasi 2. Sirkulasi
Gaster- & Kontrol
dekompresi Perdarahan
F.
D
5. Folley
3. Disability
Cateter-
– pem
Kateter
neurologis
Uretra
E.
4. Exposure
Temuan fisik
Perubahan aktivitas mental, mulai dari letargi spai tidak
responsive
Pernapasan cepat dan dalam, yg secara bertahap mjd
makin sulit dan dangkal seiring dgn perburukan kondisii
pasien
Kulit dingin dan lembap, dengan nadi lemah dan tidak
teraba
Takikardia akibat aktivasi system saraf simpatis
Penurunan haluaran urine; urine berwarna gelap dan
pekat Karena ginjal menyimpan cairan
Penatalaksanan
Prinsip pengelolaan dasar syokhemoragik ialah menghentikan perdarahan dan
menggantikan kehilangan volume darah.
Airwaydan Breathing: Prioritas pertama adalah menjamin airway yang paten
dengan cukupnya pertukaran ventilasi dan oksigenasi. Diberikan tambahan
oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 95%.
Circulation – kontrol perdarahan: Termasuk dalam prioritas adalah
mengendalikan perdarahan yang jelas terlihat, memperoleh akses intravena yang
cukup, dan menilai perfusi jaringan. Perdarahan dari luka di permukaan tubuh
(eksternal) biasanya dapat dikendalikan dengan tekanan langsung pada tempat
perdarahan.
Disability – pemeriksaan neurologi: Dilakukan pemeriksaan neurologi
singkat untuk menentukan tingkat kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil,
fungsi motoric dan sensorik. Informasi ini bermanfaat dalam menilai perfusi otak,
mengikuti perkembangan kelainan neurologi dan meramalkan pemulihan.
Exposure – pemeriksaan lengkap: Setelah mengurus prioritas untuk
menyelamatkan jiwanya, penderita harus ditelanjangi dan diperiksa dari ubun-
ubun sampai ke jari kaki sebagai bagian dari mencari cedera. Pemakaian
penghangat cairan, maupun cara-cara penghangatan internal maupun eksternal
sangat bermanfaat dalam mencegah hipotermia.
Penatalaksanaan
Dilatasi lambung – dekompresi : Dilatasi lambung sering terjadi pada
penderita trauma, khususnya pada anak-anak dan dapat mengakibatkan
hipotensi atau disritmia jantung yang tak dapat diterangkan, biasanya
berupa bradikardia dari stimulasi nervusvagus yang berlebihan. Distensi
lambung menyebabkan terapi syok menjadi sulit. Pada pasien tidak sadar,
distensi lambung membesarkan risiko aspirasi isi lambung dan dapat
menjadi suatu komplikasi yang bisa menjadi fatal. Dekompresi lambung
dilakukan dengan memasukkan NGT.
Pemasangan kateter urin: Kateterisasi kandung kencing memudahkan
penilaian urin akan adanya hematuria dan evaluasi dari perfusi ginjal
dengan memantau produksi urin. Darah pada uretra atau prostat dengan
letak tinggi, mudah bergerak, atau tidak tersentuh pada laki-laki
merupakan kontraindikasi mutlak bagi pemasangan kateter uretra sebelum
ada konfirmasi radiografis tentang uretra yang utuh.
Pengobatan dengan posisi kepala di bawah. Dengan menempatkan
penderita dengan kepala 5 inci lebih rendah daripada kaki akan sangat
membantu dalam meningkatkan alir balik vena dan dengan demikian
menaikkan curah jantung. Posisi kepala di bawah ini adalah tindakan
pertama dalam pengobatan berbagai macam syok.
Cont...
Airway & • Tambahan oksigen diberikan bila perlu utk
Breathing menjaga saturasi O2 >95%
Sirkulasi dan cukup besar & nilai perfusi jaringan. Dpt dikontrol dg
melakukan tek (balut tekan) pd daerah luka, spt kepala, leher
dan eskstrimitas
Kontrol • PASG (Pneumatic Anti Shock Garment) dan gurita
perdarahan pelvis dan ekst inferior, tp tdk blh mengganggu
Perdarahan pemasangan infus.
• Perdarahan internal bs dr: rongga toraks, rongga abdomen,
rongga pelvis, tulang panjang/femur retroperitoneal
Disability-
• Menentukan tingkat kesadaran
pemeriksaan (GCS) dan tanda lateralisasi
neurologis
Cont ...
• Pemeriksaan menyeluruh stlh menentukan prioritas
yg mengacam nyawa
Eksposure • Lepas seluruh pakaian utk mendptkan gambaran
menyeluruh mengenai kelainan yg mengancam
nyawa, perhatikan utk tdk tjd hipotermi
b. Respon sementara
kehilangan vol drh 20-40%. Jika tetesan diperlambat
hemodinamik penderita turun kembali karena kehilanggan
darah yang masih berlangsung /resusitasi tdk cukup.
Pemberian cairan hrs diteruskan, demikian transfusi darah