Kasus 1:

Pusat Pembersihan Carter tidak memiliki struktur upah formal atau pun apakah itu memiliki rentang
tarif atau menggunakan faktor kompensasi. Tarif upah berdasarkan apa yang ada di masyarakat sekitar
dan marah dengan upaya dari pihak Jack Carter untuk menjaga beberapa persamaan kesetaraan antara
apa yang pekerja dibayar dengan tanggung jawab yang berbeda di toko.

Carter tidak melakukan survei formal saat menentukan apa yang harus dibayar perusahaannya. Dia
membaca iklan kebutuhan hampir setiap hari dan melakukan survei informal di antara teman-temannya
di cabang lokal dari asosiasi perdagangan binatu dan pembersih. Sementara Jack telah mengambil
pendekatan "kursi biasa" untuk membayar karyawan, Jadwal gajinya telah dipandu oleh beberapa
kebijakan gaji dasar.

Meski banyak rekannya yang menganut kebijakan pembayaran tarif minimum, Jack selalu mengikuti
kebijakan membayar karyawan sekitar 10% di atas apa yang dia rasakan adalah tarif yang berlaku,
sebuah kebijakan yang dia yakini mengurangi pergantian (turn over) sambil membina loyalitas
karyawan. Yang menjadi perhatian Jennifer adalah sikap informal ayahnya dengan kebijakan membayar
laki-laki sekitar 20% lebih banyak daripada perempuan untuk pekerjaan yang sama. Penjelasan ayahnya
adalah, "Mereka lebih kuat dan bisa bekerja lebih keras untuk jam kerja yang lebih lama, dan selain itu
mereka semua memiliki keluarga yang perlu didukung."

Pertanyaan

1. Apakah perusahaan Carter pada titik di mana ia harus mendirikan formal struktur gaji berdasarkan
evaluasi pekerjaan lengkap? Mengapa?

2. Apakah kebijakan Jack Carter membayar 10% lebih banyak dari pada gaji yang berlaku secara umum
di pasaran itu sehat bagi perusahaannya dan bagaimana cara menentukannya?

3. Demikian pula, apakah perbedaan membayar laki laki 20% lebih tinggi dari pada perempuan itu
merupakan suatu yang bijaksana? Jika tidak, mengapa?

4. Secara khusus, apa yang akan Anda sarankan untuk dilakukan Jennifer sekarang sehubungan dengan
rencana pembayaran perusahaannya?