Anda di halaman 1dari 15

1.

Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, sulit bernapas, retraksi intercostal,
luka bakar pada leher, kepala, dada, abdomen, kerusakan pada seluruh lapisan kulit, bunyi
napas stridor, CRT >3 detik, dan SpO 2 80%. TD 90/50 mmHg, frekuensi nadi 130 x/mnt, frekuensi
napas 32 x/mnt, dan suhu 38 oC. Hasil laboratorium AGD pH 7,28, PaO2 56 mmHg, PCO2 52
mmHg, HCO3 29 mEq/L, BE -2 mEq/L. Apakah interpretasi hasil AGD pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi
Jawaban E. Asidosis respiratorik terkompensasi
Pembahasan
Data focus pH 7,28 = pH yang <7,35 menandakan Asidosis. PCO 2 52 = pH menurun dan PCO 2
meningkat diinterpretasikan sebagai Asisdosis Respiratorik. PCO2 dan HCO3 meningkat berarti
terkompensasi

Nilai gas darah arteri atau Arterial Blood Gas (ABG) berguna untuk mengkaji status pernapasan
dan keseimbangan asam basa; ABG adalah pengukuran pertukaran gas secara sistemik. Dengan
membandingkan pH, PaCO2 dan HCO3, kemampuan tubuh untuk mengkompensasi
keseimbangan asam basa, dapat dikaji; nilai PO2 yang mengindikasikan ada tidaknya
hipoksemia.
Nilai Normal AGD
PH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmhg
HCO3 21 – 28 mEq / L
BE -2 s/d 2
Menginterpretasikan nilai ABG melibatkan 3 langkah :
- Langkah 1 : Kaji pH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis
- Langkah 2 : Kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
apakah karena pernapasan (respiratorik) atau metabolik. Jika nilai pH dan PaCO2 bergerak
ke arah berlawanan (pH meningkat dan PCO2 menurun atau pH menurun dan PaCO2
meningkat), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernapasan (Respiratorik)
- Langkah 3 : Kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
adalah metabolik. Jika pH dan HCO3 berpindah ke arah yang sama (pH meningkat dan HCO3
meningkat, atau pH menurun dan HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi secara
alamiah karena metabolik.
Ketika terjadi ketidakseimbangan asam basa, tubuh akan berusaha untuk mengkompensasi dan
membuat pH menjadi normal. Hasil dari upaya ini bisa jadi tidak terkompensasi, terkompensasi
sebagian, atau terkompensasi penuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Disorder PH Primer Respon Kompensasi
Asidosis HCO3 PCO2
Metabolik
Alkalosis HCO3 PCO2
Metabolik
Asidosis PCO2 HCO3
Respiratorik
Alkalosis PCO2 HCO3
Respiratorik
Catatan :
- Murni : PCO2 dan HCO3 ada yang normal
- Terkompensasi penuh : PH normal
- Terkompensasi sebagian : Tidak ada yang normal
2. Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian henti nafas dan henti jantung. Perawat melakukan resusitasi jantung paru selama 10
siklus. Saat dievaluasi, arteri karotis teraba tapi belum bernapas spontan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan DC shock
b. Melanjutkan kompresi dada
c. Memberikan ventilasi 2 kali
d. Melakukan recovery position
e. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Jawaban E. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Pembahasan : data fokus yang mendukung adalah saat dievaluasi arteri karotis teraba. Hal ini
menandakan jantung sudah berdenyut dan data yang kedua adalah belum bernapas spontan
menandakan kebutuhan oksigenasi pasien belum terpenuhi. Ketika arteri karotis sudah teraba
dan pasien belum bernafas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan ventilasi
(bantuan oksigen) 10 x/mnt atau 1 kali setiap 6 detik. Pilihan A tidak tepat. DC Shock dilakukan
ketika pasien mengalami ventrikel takikardia tanpa nadi dan ventrikel fibrilasi. Pilihan B tidak
tepat juga. Indikasi dilakukan kompresi dada adalah ketika nadi tidak teraba (henti jantung) dan
tidak ada pengembangan dada (henti nafas). Pilihan C juga kurang tepat. Karena kebutuhan
oksigen pasien tidak cukup ketika hanya diberikan ventilasi 2 kali. Pilihan D tidak tepat pula.
Karena indikasi melakukan recovery position ketika kondisi pasien sudah stabil.

3. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 10, sesak napas, pucat,
fraktur tertutup pada 1/3 tibia fibula dan nampak lendir yang banyak pada mulut. Perawat
melakukan suction. TD 130/70 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu
37 oC dan SpO2 90%. Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan perawat pada kasus tersebut?
a. Bunyi napas
b. Tekanan darah
c. Frekuensi napas
d. Saturasi oksigen
e. Tingkat kesadaran

Jawaban A. Bunyi napas

Pembahasan

Data fokus yang menunjang perawat melakukan suction. Indikasi dilakukan suction adalah ketika
muncul bunyi napas abnormal pada pasien yakni tidak mampu mengeluarkan lendir secara
spontan, banyak lendir pada jalan nafas atas dan terdengar bunyi nafas gurgling. Maka yang
harus dievaluasi setelah melakukan suction adalah bunyi nafas pasien apakah masih terdengar
bunyi nafas gurgling atau sudah hilang

4. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi perdarahan pada abdomen akibat
luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian, kesadaran apatis, membran mukosa pucat,
akral dingin dan CRT 5 detik. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt dan frekuensi napas 24
x/mnt. Perawat melakukan bebat tekan pada luka dan memberikan posisi modified
Trendelemburg. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menjahit luka
b. Memasang kateter
c. Memberikan oksigen
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan infus cairan 2 line

Jawaban E. Memberikan infus cairan 2 line

Pembahasan

Data fokus yang membran mukosa pucat, akral dingin, CRT 5 detik, TD 90/60 mmHg dan
frekuensi nadi 110 x/mnt. Hal ini menunjukkan pasien mengalami risiko syok hipovolemik akibat
kurang volume cairan. Pada kasus di atas perawat sudah melakukan bebat tekan sebagai
tindakan awal untuk mengontrol perdarahan dan memberikan posisi modified Trendelemburg.
Maka tindakan selanjutnya adalah memberikan infus cairan 2 line untuk mengganti volume
cairan yang telah hilang.

5. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat luka tusuk
pada dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada kiri skala 6, wajah
pucat, deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat, pengembangan dada
tidak simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas pada dinding dada kiri
menurun, dan suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi
napas 32 x/mnt dan SpO2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan bantuan oksigen bag-valve-mask
b. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Mencabut benda yang menancap
e. Memasang chest tube
Jawaban B. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah sesak napas, luka tusuk pada dada kiri, deviasi trakea ke
kanan, tekanan vena jugularis meningkat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks
hiperresonan, bunyi nafas dada kiri menurun, suara jantung menjauh dan frekuensi napas 32
x/mnt. Data ini menandakan pasien mengalami tension pneumothoraks yakni adanya
penumpukan udara dalam rongga thoraks. Kondisi ini mengakibatkan pasien mengalami
gangguan breathing (pernapasan). Maka tindakan yang tepat adalah harus mengeluarkan udara
dengan cara melakukan needle dekompresi pada ICS ke 2 garis mid axilaris agar paru-paru
kembali terisi oksigen segara maksimal. Pilihan E kurang tepat karena chest tube / WSD
dilakukan hanya pada kondisi terdapat cairan di dalam rongga pleura atau thoraks. Pilihan D
tidak boleh dilakukan oleh perawat karena benda yang tertancap berfungsi sebagai tampon. Jika
dicabut, berisiko terjadi perdarahan. Pilihan C kurang tepat karena walaupun pasien diberikan
analgetik, masalah pada breathing tidak akan teratasi. Pilihan A kurang tepat karena meskipun
diberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi, tidak akan maksimal dan masalah pada breathing
tidak teratasi karena paru-paru tidak mengalami kembang kempis secara maksimal dan bahkan
paru-paru berisiko kolaps akibat adanya tekanan udara dan juga menempati sebagian ruang
pada paru-paru.
6. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang ke poli KIA untuk
konsultasi kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering sesak bila melakukan
aktivitas dan sulit untuk melakukan mobilisasi. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 24x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit. Apakah masalah utama pada kasus?
A. Gangguan mobilisasi
B. Gangguan jalan nafas
C. Gangguan oksigenisasi
D. Gangguan rasa nyaman
E. Kurangnya pengetahuan
Pembahasan
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi sesak nafas yang secara fisiologis dialami pada
ibu hamil trimester III akibat pembesaran rahim yang mendorong diafragma kearah atas sebesar
4 cm, yang dapat menimbulkan penurunan ekspansi paru dalam berinspirasi (pengisian oksigen)
dan berekspirasi (mengeluarkan karbonmonoksida)
Kunci Jawaban: C

7. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2019, dan Observasi tanda-
tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2019
B. 12 Januari 2019
C. 13 Januari 2020
D. 13 Februari 2019
E. 12 Februari 2020
Pembahasan
Menghitung taksiran persalinan dihitung dengan mengetahui data HPHT. Dimana tanggal
tanggal, bulan dan tahun HPHT dihitung menggunakan rumus Negel’s Rule yaitu hari + 7 bulan –
3 dan tahun +1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada data HPHT yaitu tanggal 6 April 2019 dimana tanggal di
tambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 maka hasil yang diperoleh adalah: 13 Januari
2020.
Kunci Jawaban: C

8. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU 28 centimeter
dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi
Nadi: 88x/menit
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 28 cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 32 minggu. Pilihan jawaban B, C, D dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat meteran
pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus Mc. Donald.
Kunci Jawaban: A

9. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu, datang ke poli KIA untuk
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian pada daerah abdomen dengan palpasi leopold
diperoleh pada dareah fundus terdapat bokong, pada sisi kanan perut ibu teraba punggung janin
dan presentasi kepala belum masuk PAP.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
a. Mencari daerah pungtum maksimum
b. Klarifikasi pada arteri radialis ibu
c. Melakukan pemeriksaan DJJ
d. Pastikan kembali posisi janin
e. Menilai kontraksi rahim

Rasional:
Pemeriksaan leopold dapat dijadikan indikator untuk menilai DJJ janin. Penilaian DJJ janin
dilakukan dengan mengetahui hasil pemeriksaan leopold dua yaitu untuk mengetahui apa yang
ada pada sisi kanan dan sisi kiri perut ibu. Pemeriksa merasakan pada salah satu sisi kiri dan
kanan perut ibu yaitu panjang rata dan tidak terputus-putus. Pilihan jawaban A, B, D, dan E
tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: Pemeriksaan DJJ dilakukan setelah pemeriksaan leopold untuk
mengetahui letak punggung janin dan area punctum maksimum.
Kunci Jawaban: C

10. Seorang perempuan berusia 32 tahun hamil 28 minggu datang ke poli KIA untuk konsultasi
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien telah memiliki anak hidup dua, dan riwayat
mengalami keguguran pada anak ke tiga.
Apakah status obstetri pada pada kasus?
a. G3P2A1
b. G4P2A1
c. G3P2
d. G4P2
e. G5P2A1

Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien sedang hamil anak ke empat,
dengan riwayat anak hidup dua orang dan abortus satu kali maka status obstetri pada pasien
adalah G4P2A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: B

11. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu, inpartu berada dikamar
bersalin. Hasil pengkajian diperoleh data pasien gelisah, keluar keringat banyak, dan mengerang
kesakitan. Observasi kontraksi uterus frekuensi 4-5x/menit, intensitas berat, durasi >40 detik
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
A. Melakukan pemeriksaan dalam
B. Memimpin meneran
C. Pecahkan ketuban
D. Mengatur posisi
E. Mempersiapkan alat-alat persalinan

Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien inpartu sedang berada pada kala dua. Bila akan
dipimpin meneran maka harus dipastikan kemajuan persalinan dengan melakukan pemeriksaan
dalam. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada
pasien inpartu berada pada kala dua jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: A

12. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 berada diruang nifas dengan keluhan rasa nyeri
pada daerah kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data terdapat luka episiotomi, kemerahan,
edema, kebiruan dan sekresi negatif. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi
Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Apakah tindakan utama pada kasus?
A. Vulva hygiene
B. Mobilisasi dini
C. Penkes perawatan luka
D. Berikan nutrisi adekuat
E. Perawatan luka episiotomi

Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien berada pada masa nifas dengan terdapat luka
episiotomy pada area perineum. Luka episiotomi dilakukan guna memudahkan presentasi janin
dapat melalui jalan lahir dan mencegah terjadinya rupture pada perineum. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada
pasien masa nifas yang dilakukan episiotomi, jawaban yang tepat pada kasus C.
Kunci Jawaban: C

13. Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke unit gawat darurat maternitas dengan keluhan
perdarahan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, tampak muka
pucat, perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan, berwarna merah terang, konsistensi cair,
dan menggunakan dua pembalut penuh. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 20x/menit Frekuensi Nadi: 88x/menit dan kapilari refil >3 detik.
Apakah masalah utama pada kasus?
A. Kurangnya volume cairan dan elektrolit
B. Gangguan Keseimbangan cairan
C. Gangguan perfusi jaringan
D. Resiko Injuri maternal
E. Resiko Injuri Fetal

Rasional: Kondisi perdarahan pada awal masa kehamilan dapat disebabkan oleh: hasil konsepsi
yang tidak berimplantasi pada tempatnya (KET), hasil konsepsi yang tidak mampu bertahan
hidup diluar Rahim, dan mola hidatidosa. Tanda dan gejala perdarahan yang menimbulkan
kondisi kapilari refil melambat menandakan adan gangguan sirkulasi ke pembuluh darah perifer.
Pilihan A, B, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien
yang mengalami perdarahan pada awal masa kehamilan.
Kunci Jawaban: C

14. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
mual dan muntah pada pagi hari. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing,
lemas, muka pucat, kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Observasi tanda-tanda vital
TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit, dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Gangguan rasa nyaman
b. Kekurangan volume cairan
c. Resiko kekurangan volume cairan
d. Resiko syok (hipovolemik)
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang

Rasional: Pada masa kehamilan terjadi adaptasi pada system tubuh sebagai akibat adanya
kehamilan. Kondisi mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan resiko dehidrasi
dengan tanda dan gejala kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien
yang mengalami resiko dehidrasi sebagai akibat mual dan muntah karena kehamilan.

Kunci Jawaban: C

15. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan pusing dan
penglihatan ganda. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh nyeri pada daerah
epigastrium, sesak nafas serta bengkak pada kaki dan tangan. Observasi tanda-tanda vital TD:
160/110mmHg, Frekuensi Nafas: 24x/menit, Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
A. Resiko cidera
B. Resiko Injuri Fetal
C. Resiko Injuri maternal
D. Gangguan perfusi jaringan cerebral
E. Kurangnya volume cairan dan elektrolit

Rasional: Penyakit yang timbul pada masa kehamilan antara lain adalah PEB. PEB akan
menimbulkan spasme pada pembuluh darah arteriola sehingga sirkulasi pada organ vital seperti
ginjal akan terganggu pada fungsi filtrasi. Akibat filtrasi yang terganggu maka protein akan
tereksresi sehingga mengganggu tekanan onkotik dalam sel. Pilihan A, B, D dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien hamil
yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: C

16. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
adanya bercak darah dari kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien G1P0A0 hamil 16
minggu, mengeluh cemas akan kehamilannya, pusing, dan lemas. Observasi tanda-tanda vital
TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Tirah baring
B. Suport pasangan
C. Kurangi aktivitas
D. Kontrol KIA secara teratur
E. Penkes pada ibu hamil dan pasangan

Rasional: Bercak darah pada masa kehamilan merupakan tanda dan gejala yang dapat
mengancam terhadap janin. Pada kondisi tersebut untuk mempertahankan kehamilan maka
upaya yang dilakukan adalah dengan tirah baring untuk menghindari bercak darah yang semakin
banyak. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien hamil
yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: A

17. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan perdarahan setelah 2 jam
post partum. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, muka pucat, tinggi
fundus uteri 1 jari diatas pusat, dan teraba lunak. Observasi tanda-tanda vital TD: 100/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Posisi
B. Tirah baring
C. Massage uterus
D. Cek kelengkapan placenta
E. Observasi tanda-tanda vital

Rasional: Perdarahan pada masa post partum dapat terjadi akibat kontraksi uterus yang
menurun sehingga saat dipalpasi rahim teraba lembek. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kontraksi uterus adalah dengan melakukan kompresi bimanual eksternal dan
internal serta berkolaborasi pemberikan suntikan syntocynon Pilihan A, B, D dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas tindakan keperawatan pada
perempuan yang mengalami perdarahan pada masa nifas.
Kunci Jawaban: C

18. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan keluhan demam setelah
melahirkan anak yang ke tiga. Hasil pengkajian diperoleh data karakteristik lochea rubra,
menggunakan dua pembalut penuh, konsistensi cair dan berbau busuk. Observasi tanda-tanda
vital TD: 110/70mmHg, Suhu 390C, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Hipertermia
b. Resiko cidera
c. Resiko infeksi
d. Kekurangan volume cairan
e. Ketidakefektifan termoregulasi

Rasional: Infeksi post partum terjadi pada 2x24jam dengan tanda dan gejala peningkatan suhu
tubuh dan karakteristik lochea berbau busuk. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak
sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan pada
perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.

Kunci Jawaban: A

19. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering
mengalami keputihan, gatal, warna kehijauan, konsistensi kental dan berbau.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
A. Usapan vagina
B. Colposkopi
C. USG transvaginal
D. Biopsi
E. Pap smear

Rasional: Ciri khas dari ca cervik adalah perdarahan pasca berhubungan yang terjadi pada usia
dengan rata-rata >35 tahun. Faktor penyebab Ca. Cervik terjadi karena sering berganti-ganti
pasangan, infeksi organ reproduksi dan transmisi dari virus HPV. Pemeriksaan penunjang
penting dilakukan untuk memastikan terjadinya Ca. Cervik. Pilihan A, B, C dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan pada
perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.
Kunci Jawaban: D
20. Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan keputihan, gatal dan
berbau. Hasil pengkajian diperoleh data pada daerah genital pasien tampak kemerahan dan
lecet. Observasi tanda-tanda vital Tekanan Darah 110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, dan
Frekuensi nafas 20x/menit.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
A. Usapan vagina
B. Colposkopi
C. USG transvaginal
D. Biopsi
E. Pap smear

Rasional: Infeksi organ reproduksi terjadi karena faktor kebersihan yang buruk pada daerah
genital. Pemeriksaan penunjang usapan vagina dilakukan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme. Jenis mikroorganisme dapat diketahui dengan melakukan kultur untuk
mengetahui jenis kuman yang dapat berupa bakteri, jamur, amuba dan protozoa, sehingga tepat
pemberian antibiotika. Pilihan B, C D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada pemeriksaan penunjang pada
perempuan yang mengalami infeksi pada organ reproduksi.
Kunci Jawaban: A

21. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke klinik KIA dengan keluhan nyeri saat haid. Hasil
pengkajian diperoleh data nyeri yang dirasakan pada daerah syimpisis. Nyeri seperti tertusuk
benda tajam hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Kompres hangat
B. Posisi
C. Massage pada daerah simphisis
D. Exercise
E. Diit

Rasional: Nyeri hebat saat haid disebut dengan istilah dysmenore. Kondisi ini disebabkan karena
meningkatnya hormone prostaglandin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pada otot-otot
myometrium uterus. Intervensi yang tepat adalah dengan melaukan distraksi dengan pemberian
kompres hangat pada daerah simphisis pubis agar terjadi vasodilatasi. Pilihan B, C D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah intervensi keperawatan pada perempuan
yang mengalami nyeri hebat saat haid.
Kunci Jawaban: A

22. Seorang bayi laki-laki baru lahir menangis kuat, gerakan aktif, badan merah, extremitas pucat,
nadi lebih dari 100 per menit dengan BB: 3500 gram, dan PB: 50 cm,
Berapakah nilai APGAR bayi tersebut?
A. 10
B. 9
C. 8
D. 7
E. 6

Rasional: Penilaian APGAR score dilakukan untuk menilai kondisi janin apakah dalam kondisi
bayi normal Nilai APGAR 7-10; Nilai APGAR 4-6: Asfiksia ringan; Nilai APGAR 0-3 : Asfiksia berat.
APGAR score dinilai pada masing-masing komponen dengan nilai 2 bila pada kondisi normal,
nilai 1 dan 0 pada dan bila ada kondisi abnormal b masing-masing Pilihan A, C, D dan E kurang
tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada penilaian APGARA score pada bayi
segera setelah lahir.
Kunci Jawaban: B

23. Seorang perempuan berusia 25 tahun inpartu berada di kamar bersalin dan telah melahirkan
bayi laki-laki, dengan kondisi menangis spontan dan dilakukan pembersihan pada daerah mulut
dan hidung.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
A. Klem tali pusat dengan jarak 3-5 cm dari insersi bayi
B. Klem tali pusat dengan klem ke 2 dengan jarak 0,5-1 cm
C. Letakkan kassa di daerah tali pusat yang akan digunting
D. Desinfektan daerah yang mau digunting
E. Gunting tali pusat dengan hati-hati

Rasional: Persalinan terdiri dari empat kala, yaitu: kala 1: pembukaan, kala 2: pengeluaran, kala
3: pengeluaran placenta dan kala 4: observasi adanya kondisi perdarahan. Pada kala 2 setelah
dilakukan pembersihan jalan nafas bayi maka tindakan selanjutnya adalah pemotongan tali
pusat. Pemotongan tali pusat dari pangkal umbilicus 5 cm dilakukan klem tali pusat pertama dan
selanjutnya dipasang klem kedua dengan jarak 2-3cm dari klem pertama. Pilihan B, C, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada tahapan prosedur setelah dilakukan
pembersihan jalan nafas yaitu pemotongan tali pusat dengan memperhatikan jarak tertentu.
Kunci Jawaban: A

24. Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil anamnesa diperoleh data pasien memiliki anak pertama laki-laki berusia 24 tahun, anak
kedua perempuan berusia 20 tahun, anak ketiga perempuan berusia 15 tahun dan riwayat anak
ke tiga keguguran pada kehamilan usia 16 minggu.
Apakah status obstetri pada kasus diatas?
a. G3P2A1
b. G5P3A1
c. G3P2A0
d. G4P2A0
e. G4P1A1

Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan
anak hidup tiga orang dan pengalaman abortus satu kali maka status obstetri pada pasien
adalah G5P3A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.

Kunci Jawaban: B

25. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tinggi fundus pasien 35cm, PUKA, presentasi kepala
belum masuk pintu atas panggul.
Berapakah usia kehamilan pasien pada kasus diatas?
A. 21 Minggu
B. 24 Minggu
C. 28 Minggu
D. 32 Minggu
E. 40 Minggu

Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 35cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 40 minggu. Pilihan jawaban A, B, C dan D tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat meteran
pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus Mc. Donald.

Kunci Jawaban: E

26. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil anamnesa diperoleh data HPHT pasien 15 Agustus 2019. Observasi tanda-tanda vital TD:
110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, Frekuensi Nafas 20x/menit dan Suhu 37C.
Kapankah taksiran persalinan pasien pada kasus diatas?
a. 22-06-2020
b. 22-07-2020
c. 22-05-2020
d. 21-05-2020
e. 21-06-2020

Rasional: Perhitungan taksiran persalinan dihitung dari HPHT pasien dan dengan menggunakan
rumus Nagle dengan hari + 7 bulan -3 dan tahun + 1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada HPHT pasien dan gunakan rumus Nagle

Kunci Jawaban: C

27. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke unit gawat darurat, dengan keluhan perdarahan
pada awal masa kehamilan. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data: pasien mengeluh pusing dan
lemas, muka pucat, conjunctiva anemis, kapilari refil >3 detik. Pasien juga G1P0A0, TD:
90/60mmHg, Nadi: 125x/mnt, Suhu 37,5⁰C, Pernafasan 22x/mnt.
Apa prioritas masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. Resiko injuri fetal
B. Resiko injuri maternal
C. Resiko tinggi gawat janin
D. Gangguan perfusi jaringan
E. Deficit volume cairan dan elektrolit

Rasional: Perdarahan pada masa kehamilan dapat terjadi pada awal dan lanjut. Perdarahan
yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya hasil konsepsi yang tidak
mampu bertahan saat nidasi, hasil konsepsi bernidasi tidak pada tempatnya dan lain-lain. Kasus
menggambarkan data-data perdarahan dan kapilari refil melambat. Masalah keperawatan
prioritas yang tepat adalah gangguan perfusi jaringan. Pilihan jawaban A, B, C dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan dan data-data
pendukung perdarahan.

Kunci Jawaban: D

28. Seorang perempuan, usia 45 tahun, datang poli klinik KIA, dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan dengan pasangannya. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data keputihan,
gatal, berbau dan berwarna kehijauan.
Apa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus diatas?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi

Rasional: Ciri khas dari pasien Ca. Cervik adalah perdarahan setelah berhubungan dengan
pasanganData-data pada kasus menunjukkan kondisi infeksi pada organ reproduksi dan
memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu usapan pada vaginal. Ciri berikutnya bau yang khas
dari sekresi yang dikeluarkan dari organ reproduksi.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan pasca berhubungan
dan data-data klinis pada pasien dengan Ca. Cervik.
Kunci Jawaban: B

29. Seorang perempuan, usia 21tahun, status menikah, datang ke poli KIA untuk menunda
kehamilannya. Hasil wawancara diperoleh informasi haid teratur, siklus 28 hari dan lama haid
rata-rata lima hari .
Apakah Alat kontrasepsi yang dianjurkan pada kasus?

a. KB Pil
b. KB IUD
c. KB Alami
d. KB Suntik
e. KB Implan/ susuk
Rasional: Alat kontrasepsi terbagi ada yang hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi hormonal
terdiri dari PIL, Suntik, dan AKBK. Kontrasepsi non hormonal terdiri dari Spiral, kondom dan
alamiah. Alat kontrasepsi alamiah dapat dipilih bila pasien haid teratur, siklus 28 hari dan lama
haid rata-rata lima hari .
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan karakteristik pasien yang akan
merencanakan menggunakan alat kontrasepsi

Kunci Jawaban: C

30. Seorang perempuan, usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan mual dan muntah
setiap diberikan asupan nutrisi. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data pasien G1P0A0, berat
badan menurun, kelopak mata cekung dan mukosa bibir kering.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus?
A. Istirahatkan pasien
B. Terminasi kehamilan
C. Batasi intake peroral
D. Kolaborasi antiemetik
E. Kolaborasi parenteral nutrisi

Rasional: Tanda dan gejala mual dan muntah proyektil setiap diberikan asupan makanan peroral
sering dialami pada perempuan yang mengalami Hyperemisis Gravidarum. Tindakan yang tepat
pada kasus untuk mencegah aspirasi adalah dengan pasien dipuasakan dan mengganti asupan
nutrisi melalui parentral nutrisi

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan tanda dan gejala pasien yang mengalami
kondisi mual dan muntah proyektil

Kunci Jawaban: E

Anda mungkin juga menyukai