Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS DAN EVALUASI

PROGRAM PENDIDIKAN DAN


PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
(P.PAUD)
DI 4 (EMPAT) KABUPATEN
PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN
Jl. Pemuda No. 134 Semarang
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
tersusunnya Laporan Analisis dan Evaluasi Program Pengembangan PPAUD Non-
Formal Provinsi Jawa Tengah di empat Kabupaten penerima blockgrant yaitu
Kabupaten Wonogiri, Rembang, Cilacap dan Banjarnegara.

Laporan ini disusun diawali dengan menyampaikan Latar Belakang Pemerintah


menyelenggarakan hibah blockgrant Program PPAUD, dilanjutkan dengan penjelasan
tentang Program PPAUD, serta metodologi yang dipakai untuk melakukan analisis
terhadap hasil monitoring dan evaluasi program. Pada bagian utama disampaikan hasil
monitoring terhadap pelaksanaan, permasalahan dan usulan terhadap Program
PPAUD. Laporan ini diakhiri dengan menyampaikan simpulan dan mengusulkan
rekomendasi-rekomendasi untuk mendukung keberlanjutan program PPAUD.

Banyak pihak telah membantu penyusunan laporan ini, sehingga pada


kesempatan ini dihaturkan ucapan tertima kasih kepada:

1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah


2. Kepala Bidang PNF-PT Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
3. Kepala Seksi PAUD dan Kesetaraan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
4. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Wonogiri, Cilacap dan
Banjarnegara
5. Pengelola DPIU di Kabupaten Rembang, Wonogiri, Cilacap dan Banjarnegara
6. Pihak-pihak lain yang telah membantu.

Semoga laporan evaluasi ini berguna bagi pengembangan Program PPAUD di


masa yang akan datang.

Semarang, Nopember 2010

Tim Analisis dan Evaluasi


Program PPAUD Non Formal
Provinsi Jawa Tengah

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Gambar 2 Orientasi Pembelajaran Tenaga Pengembangan Masyarakat

Gambar 3 Orientasi Teknik Pembelajaran

Gambar 4 Tempat Pendidikan Anak Usia Dini

Gambar 5 Tempat Pendidikan Anak Usia Dini

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kerangka Acuan Kerja Analisis dan Evaluasi Program PPAUD


Non-formal Provinsi Jawa Tengah

Lampiran 2. Tabulasi Instrumen Monitoring dan Evaluasi

Lampiran 3. Daftar Nama Tim Monitoring Evaluasi

Lampiran 4. Surat Tugas

Lampiran 5. Foto-foto Kegiatan

iii
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
EXECUTIVE SUMMARY vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. DASAR PELAKSANAAN 2
C. TUJUAN 2
D. HASIL YANG INGIN DICAPAI 2
BAB II PROGRAM PPAUD 4
A. LATAR BELAKANG PPAUD 4
B. PENGERTIAN PPAUD 4
C. TUJUAN PROGRAM PPAUD 5
D. ARAH PROGRAM PPAUD 5
E. KEGIATAN PROGRAM PPAUD 5
F. LAYANAN PPAUD 7
G. DAERAH LAYANAN PPAUD 7
H. JANGKA WAKTU DAN PENDANAAN PPAUD 8
BAB III METODE MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) 9
A. METODE ANALISIS DAN EVALUASI 9
B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN MONEV 9
C. RESPONDEN MONEV 9
D. PANITIA MONEV 9
E. TIM MONEV DAN TIM ANALISIS HASIL MONEV PROVINSI 9
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 10
G. TEKNIK ANALISA DATA 11
H. JADWAL PENELITIAN 11
I. SUMBER DANA 12
I. PELAPORAN HASIL ANALISIS MONEV 12

iv
BAB IV HASIL MONITORING DAN EVALUASI 13
A. GAMBARAN UMUM IMPLEMENTASI PPAUD 13
1. Legalitas Tata Kelola Oganisasi PPAUD di Kabupaten 13
2. Operasional Kegiatan Program PPAUD 14
3. Proses Persiapan dan Peluncuran Dana Hibah/BlockGrant 17
Masyarakat
4. Upaya Rekomendasi/usulan/masukan 19
B. TINGKAT PEMAHAMAN PPAUD DAN PEMAHAMAN PERAN 21
DAN TUGAS STAKEHOLDERS

1. Tingkat Pemahaman PPAUD pada Stakeholders 21

2. Tingkat Pemahaman Peran dan Tugas Stakeholders 21

C. KEBERLAJUNTAN PPAUD 22

1. Kesinambungan Komitmen Melalui Realisasi MoU 22

2. Permasalahan Keberlanjutan 24

3. Solusi Keberlanjutan 24

4. Strategi Keberlanjutan 24

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI 26


A. SIMPULAN 26
B. REKOMENDASI 26
1. Kontinuitas Sosialisasi PPAUD 26
2. Sosialisasi Capaian dan ketersediaan data implementasi 26
program layanan
3. Pemahaman Tugas dan Peran stakeholders 27
4. Pemecahaan Masalah PPAUD 27
5. Membangun Komitment Lintas Sektor dalam Program 27
Keberlanjutan
BAB VI PENUTUP 28

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
EXECUTIVE SUMMARY

Pemerintah memandang perlu program percepatan layanan anak usia dini


melalui pendekatan yang lebih bersifat holistik dan terintegrasi, hal ini
kemudian dilakukan melalui dana hibah blockgrant dari pendanaan pemerintah
Indonesia, Bank Dunia dan Pemerintah Belanda untuk memperluas pemerataan
dan memastikan layanan program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia
Dini (P.PAUD) non formal terintegrasi bagi anak-anak usia 0-6 tahun dari
keluarga di wilayah pedesaaan yang lemah ekonomi.
Selanjutnya dilakukan pemantauan (monitoring) lapangan di masing-
masing Kabupaten penerima Hibah Blockgrant yaitu Banjarnegara, Cilacap,
Rembang dan Wonogiri, terhadap implementasi proses pelaksanaan kegiatan
beserta keluarannya untuk melihat indikasi apakah kegiatan proyek /program
sudah dilaksanakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Hasil
pemantauan menunjukan realisasi aspek-aspek (1) legalitas tata kelola
organisasi, (2) operasional kegiatan program, (3) proses persiapan dan
peluncuran hibah telah dilaksanakan sesuai dengan Dasar-dasar yang
tercantum dalam Pedoman Operasional Program PPAUD (POP) dan Pedoman
Operasional Layanan PPAUD (POL), serta petunjuk teknis-petunjuk teknis dan
adanya.upaya komitmen pemerintah daerah dalam mendukung keberlanjutan
program sesuai dengan MoU yang telah disepakati dan ditandatangani bersama
meskipun masih terdapat kekurangan disemua aspek tersebut.
Dalam operasional Dana hibah telah sepenuhnya terserap, seluruh
tahapan persiapan program mulai dari pelatihan orientasi teknis (ortek) pada
petugas (CDW) dan tenaga pendidik telah dilaksanakan. Masyarakat memiliki
animo besar baik dalam rekrutmen dan seleksi Petugas PPAUD, tenaga maupun
perekrutan TFM. Dalam persiapan peluncuran dana telah terjadi proses yang
sesuai ketentuan dengan melibatan masarayakat dalam berbagai forum
pengambilan keputusan mulai dari penyusunan RKM dan hingga pencairan.
Program Sosialisasi pentingnya PAUD telah dilaksanakan kepada
masyarakat melalui kerjasama dengan berbagai Dinas/Instansi terkait selaku
Leading Sektor dan Organisasi masyarakat dengan organisasi dan Pemerintahan
Daerah. Seluruh stakeholders merasa membutuhkan keberlanjutan PPAUD.

vi
Terdapat permasalahan dalam implementasi tata kelola kelembagaan
meliputi keterlambatan SK jika terjadi perubahan personil, pergantian pejabat
dalam struktur organisasi, SK komite koordinasi, kesulitan dalam berkoordinasi
lintas sektor, serta dalam koordinasi dan bermitra kerja dengan HIIMPAUDI,
PKK, forum PPAUD, PNPM dll. Permasalahan operasional kegiatan muncul pada
kualitas pendidik dan tingkat pendidikan formalnya, belum semua kabupaten
mengalokasikan dana untuk honor tenaga didik dan petugas PPAUD, kebutuhan
akan alokasi dana kegiatan supervise (tenaga penilik). Belum semua daerah
memiliki rencana dan strategi keberlanjutan.
Terhadap hasil monitoring ini kemudian dilakukan kegiatan evaluasi untuk
dinilai adanya perubahan dampak program seiring waktu dan sejauh mana
perubahan ini merupakan akibat dari pelaksanaan proyek/program. Penialian
dalam 3 aspek yaitu aspek proses, aspek kemajuan dengan dimensi jumlah,
kualitas dan waktu serta aspek keberlanjutan kegiatan..
Dalam kurun waktu proses pelaksanaan program telah terjadi tingkatan
pemahaman PPAUD yang lebih baik, dinilai dari meningkatnya partisipasi
masyarakat (keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas dan aparat
pemerintah desa, kecamatan hingga kabupaten), meningkatnya popularitas
program PPAUD di mata masyarakat bahkan kini menjadi trend dalam
masyarakat memanfaatkan PPAUD untuk mendapatkan layanan peningkatan
serta pengembangan kesehatan dan gizi, pendidikan anak usia dini dan keluarga
pedesaan.

Sebagian stakeholders cukup memahami peran dan tugasnya, namun


terjadinya pergantian pejabat di pemerintahan telah menghambat optimalisasi
peran dan fungsi masing-masing stakeholders. Masih terdapat persoalan
koordinasi dan komunikasi antar stakeholders, karena stakeholders memiliki
tugas kedinasan pada instansi masing-masing di luar program PPAUD. Dalam
aspek keberlanjutan, belum semua kabupaten memiliki rencana pendanaan
mandiri untuk menjamin keberlanjutan.

Simpulan dari hasil monitoring dan evaluasi ini menunjukkan adanya


faktor-faktor yang mempengaruhi kesinambungan Program PPAUD yaitu adanya
perwujudan Komitemen sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman
(MoU) Tingkat Kabupaten terkait tentang Kesinambungan Kelembagaan/
Institusional, kesinambungan teknis operasional, kesinambungan financial,
kesinambungan sosial dan kesinambungan lingkungan.
vii
Rekomendasi yang disampaikan untuk menciptakan pemahaman peran
dan tugas seluruh stakeholders meliputi (1) kontinuitas sosialisasi atau
kampanye “sadar PPAUD“ baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Desa dan Para Pengelola Program
melalui berbagai media yang efektif di daerah masing-masing, (2) perlu
sosialisasi capaian kepada seluruh stakeholders, baik masyarakat, eksekutif
maupun legislatif, serta peningkatan kesejahteraan para tenaga didik dan
petugas dalam membangun dukungan keberlanjutan, (3) peningkatan
pemahaman peran stakeholders memerlukan adanya rancangan tertulis
berkaitan peran dan tugas masing-masing stakeholders untuk dapat dipahami
dan dilaksanakan. Dengan dukungan Peraturan Pemerintah Daerah agar
terbangun komitmen stakeholders dalam menangani PAUD secara holistik dan
integratif, (4) Dilakukan inventarisasi permasalahan yang timbul dalam program
PPAUD, untuk dicarikan solusi dengan dibuat skala prioritas permasalahan yang
akan diatasi, (5) Perlu adanya komitmen Lintas Sektor dalam keberlanjutan
dengan menjalankan kesepakatan-kesepakatan dalam MoU dan keberlasungan
financial dengan kerjasama berbagai pihak pemerintah daerah, dunia usaha dan
potensi masyarakat local yang potensial

Mengingat belum semua daerah memiliki rencana pendanaan mandiri


program PPAUD untuk keberlanjutan, pemeliharaan, peningkatan sarana
prasarana, peningkatan pelatihan, peningkatan kesejahteraan Pengelola dan
Tenaga Pendidik, serta alokasi dana untuk supervisi bagi Penilik PAUD/PLS
Tingkat Kecamatan, maka perlu pencarian sumber dana baik dari pemerintah
daerah, dunia usaha (BUMN/BUMD/Swasta) yang memiliki program Corporate
Social Responsibilities (CSR)., organisasi masyarakat, individu masyarakat
setempat yang mapan ekonomi, maupun sumber dana PNPM .

Semarang, Nopember 2010

Tim Penyusun Analisis dan Evaluasi


Pengembangan Program
P.PAUD Non-Formal
Provinsi Jawa Tengah

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan titik sentral yang sangat
fundamental dan strategis untuk pembangunan masa depan bangsa, oleh karena
itu upaya penumbuhan dan pengembangan usia dini secara terencana dan
terprogram merupakan suatu keniscayaan. Berdasarkan para ahli, hampir 80%
pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dan ditentukan sejak usia dini. Oleh
karena itu mutlak sekali anak usia dini perlu mendapatkan stimulan dan pendidikan
yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Menurut catatan UNESCO pada
tahun 2005 mengemukakan bahwa angka partisipasi PAUD di Indoneisa menduduki
posisi terendah di dunia (20%), bahkan lebih rendah dari rata-rata Negara yang
berpenghasilan rendah.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi anak usia
dini dalam memperoleh layanan pendidikan diduga disebabkan oleh : (1)
rendahnya kesadaran orangtua, keluarga dan masyarakat dalam memberikan
layanan bagi pendidikan anak usia dini; (2) terbatasnya jumlah lembaga pemberi
layanan PAUD; (3) lembaga PAUD umumnya terdapat di perkotaan sehingga sangat
sulit dijangkau oleh anak usia dini yang berada di pedesaan; (4) terbatasnya jumlah
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD; (5) sebagian besar pendidik dan
tenaga kependidikan belum memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang
diharapkan; (6) terbatasnya dukungan pemerintah dalam rangka peningkatan
akses layanan PAUD; (7) Program PAUD belum mampu memberdayakan keluarga
dan masyarakat untuk terlibat dalam penyelenggaraan Program.
Pada saat ini, layanan PAUD di Indonesia pada umumnya masih terfokus
pada keluarga relatif mampu terutama yang tinggal di perkotaan, sementara itu
PAUD belum menjadi pendidikan wajib. Untuk itu perlu ada program
percepatan guna memberikan layanan terhadap anak usia dini melalui pendekatan
yang lebih bersifat holistik dan terintegrasi.
Berbagai permasalahan dimaksud, maka pemerintah dengan dukungan Bank
Dunia berusaha lebih memperluas layanan program Pendidikan dan Pengembangan
Anak Usia Dini (P.PAUD). Fokus program PPAUD ini adalah untuk memastikan
bahwa anak-anak usia 0-6 tahun dari keluarga di wilayah pedesaaan yang kurang
beruntung ekonominya dapat berpartisipasi dan menerima manfaat dari layanan
PPAUD non formal yang terintegrasi, sehingga diharapkan dengan program ini
terjadi pemerataan layanan pendidikan anak usia dini.
Mengingat implementasi program PPAUD serta permasalahan di masing-
masing Kabupaten berbeda satu sama lain, maka diperlukan kegiatan Monitoring
dan Evaluasi (Monev) program pendidikan dan pengembangan anak usia dini,
sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana kondisi yang sebenarnya di
lapangan. Kegiatan monev ini difasilitasi melalui Daftar Pelaksanaan Anggaran
(DPA) SKPD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010.

1
Kegiatan monev telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah terhadap 4 Kabupaten sebagai wilayah dan penerima program Hibah
PPAUD, meliputi Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, Rembang dan Wonogiri, guna
mendapatkan evaluasi terkait unsur legalitas tata kelola organisasi, operasional
kegiatan Program PPAUD, proses persiapan dan peluncuran dana hibah block grant
masyarakat serta upaya dan rekomendasi yang diusulkan terhadap keberlanjutan
program PPAUD di ke 4 Kabupaten tersebut.
Dari hasil monev tersebut kemudian disusun laporan monev yang
menyampaikan (1) gambaran umum terhadap kondisi pelaksanaan ke 4 unsur
tersebut di lapangan, (2) analisis terhadap tingkat pemahaman Program PPAUD
dan pemahaman tugas dan peran stakeholders, (3) keberlanjutan Program PPAUD
serta (4) rekomendasi keberlanjutan program PPAUD di masa mendatang
memperhatikan kondisi yang saat ini telah ada di 4 Kabupaten tersebut.

B. DASAR PELAKSANAAN
1. Financing Agreement IDA Credits No. 4205-IND; Ducth Grant Agreement TF.
No. 056841 (Netherlands Program For Education Trust Fund Grant For Early
Childhood Education And Development Project)
2. Pedoman Operasional Program (POP) PPAUD
3. Pedoman Operasional Kegiatan Pelayanan PPAUD di Tingkat Masyarakat
4. Annual Work Plan 2010 and Procurement Plan 2010
5. Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) No. 31/DPA/2009 SKPD Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan Monev ini adalah
1. Mendapatkan gambaran secara umum tentang implementasi program P.PAUD
yang telah berjalan di seluruh Kabupaten/Kota dan khususnya pada 4 (empat)
daerah yang menjadi wilayah P.PAUD yaitu Rembang, Wonogiri, Cilacap dan
Banjarnegara
2. Menyebarluaskan pemahaman pentingnya PAUD dan peningkatan pemahaman
peran dan tugas pelaku program PAUD di Jawa Tengah, khususnya di 4 (empat)
Kabupaten wilayah P.PAUD;
3. Membahas pelbagai permasalahan dan solusi keberlanjutan program PPAUD;
4. Menyiapkan strategi dan langkah keberlanjutan program pasca berakhirnya
program PPAUD;
5. Tersusunnya Rekomendasi dan Implementasi Program PPAUD dan untuk
menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan program.

D. HASIL YANG INGIN DICAPAI


Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
1. Mendapatkan gambaran umum tentang implementasi program P.PAUD yang
telah berjalan di 4 (empat) daerah yang menjadi wilayah PPAUD yaitu
Kabupaten Rembang, Wonogiri, Cilacap dan Banjarnegara;
2. Meningkatnya pemahaman tentang Program PPAUD bagi Stakeholders PPAUD
3. Tersusunnya Rekomendasi dalam Implementasi Program PPAUD;

2
4. Tersosialisasikannya capaian program PPAUD sampai kondisi saat sekarang;
5. Tersedianya data-data atas implementasi program P.PAUD dan data-data
layanan yang akurat;
6. Pengelola P.PAUD pada Dinas Pendidikan Kabupaten (DPIU), Tim Fasilitator
Masyarakat (TFM), Master Trainer dan Petugas lainnya di 4 (empat) Kabupaten,
dalam memahami peran dan tugasnya masing-masing;
7. Teridentifikasikannya berbagai masalah dan rekomendasi penyelesaiannya.
8. Terbangunnya komitmen semua unsur pada keberlanjutan program.

3
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI (P.PAUD)

A. LATAR BELAKANG PPAUD

Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) atau Early
Childhood Education and Development (ECED) Program adalah program Pemerintah
Indonesia (dalam hal ini Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Dirjen Pendidikan Non
Formal dan Informal, Kementrian Pendidikan Nasional) dengan dukungan Bank
Dunia yang saat ini makin digalakan dalam rangka lebih menyebar luaskan program
PPAUD dengan cara yang mudah, murah dengan tetap mengedepankan mutu.
Berbagai studi di bidang tumbuh-kembang anak merekomendasikan bahwa
anak usia dini merupakan peletak dasar (fondasi awal) bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya. Walaupun setiap bayi yang lahir telah diberikan
Tuhan dengan potensi genetik yang demikiaan sempurna, tetapi lingkungan juga
mempunyai peran besar dalam pembentukan sikap, kepribadian dan pengembangan
kemampuan anak. Milyaran neuron (sel saraf) dalam otak anak ketika dilahirkan,
akan musnah lewat proses alamiah apabila neuron-neuron ini tidak mendapatkan
stimulasi/rangsangan. Rangsangan tersebut bukan saja terhadap aspek
pendidikannya, tetapi juga terhadap aspek gizi dan kesehatannya. Rangsangan akan
sangat efektif ketika anak masih berusia dini, terutama usia 4 tahun ke bawah. Usia
ini merupakan usia yang sangat menentukan, karena pada usia tersebut otak anak
sedang mengalami perkembangan secara luar biasa dengan membuat sambungan
antar sel. Itulah sebabnya usia 4 tahun ke bawah sering disebut juga dengan usia
emas.
Mengingat betapa besarnya peranan pendidikan, layanan gizi dan kesehatan
pada usia dini tersebut, maka Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang
keberadaannya masih relatif baru di Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Termasuk dukungan dari Bank Dunia untuk lebih menyebar luaskan
program pendidikan dan pengembangan anak usia dini (PPAUD) dengan cara yang
mudah, murah dengan tetap mengedepankan mutu.

B. PENGERTIAN PPAUD

Program PPAUD adalah program layanan pendidikan sekaligus


pengembangan kepada anak usia dini secara holistik dan terintegrasi. Holistik
artinya bukan hanya stimulasi/ rangsangan terhadap aspek pendidikan yang
diberikan kepada anak usia dini, tetapi juga terhadap aspek gizi dan kesehatannya
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Terintegrasi artinya
bahwa layanan pendidikan dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai layanan
anak usia dini yang telah ada di masyarakat (seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita,
dan berbagai layanan anak usia dini lainnya).

4
C. TUJUAN PROGRAM PPAUD
Program PPAUD bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap tumbuh-
kembang anak dari keluarga kurang mampu melalui program layanan PAUD holistik
dan terintegrasi dengan cara : meningkatkan pemerataan kesempatan atau akses
pelayanan PAUD, memperkuat kemampuan kelembagaan Pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
PAUD.

D. ARAH PROGRAM PPAUD


Pelaksanaan program PPAUD berdasarkan pada penguatan peran
masyarakat. Pemerintah Kabupaten merekrut Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) yang
bertugas memfasilitasi masyarakat agar mereka memahami pentingnya PAUD. TFM
akan memfasilitasi masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengelola,
serta memantau layanan PPAUD. Dalam hal ini masyarakat akan dipandu untuk
memanfaatkan potensi layanan anak usia dini yang sudah ada, seperti Posyandu,
BKB, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), Sekolah Minggu dan Bina Iman Anak
Sholeh. Atau jika tidak ada, dapat membentuk lembaga baru yang memberikan
layanan pendidikan, gizi dan kesehatan secara terintegrasi. Sehingga kehadiran
PPAUD akan menghidupkan kembali dan memperkuat kegiatan yang sudah ada dan
bukan untuk menyainginya.
Kegiatan PPAUD secara luwes dapat ditempatkan di Balai Desa/Balai
Kelurahan, ruang sekolah yang tidak dimanfaatkan, tempat ibadah, atau rumah
penduduk (bahkan bisa di teras rumah, kolong rumah panggung, atau ruang yang
tidak dimanfaatkan). Untuk layanan terhadap anak usia 2-6 tahun diberikan oleh
pendidik PAUD, yang bisa diambil dari warga masyarakat setempat yang telah
mendapatkan pelatihan. Sedangkan untuk layanan terhadap anak 0-2 tahun
termasuk orangtua/keluarganya, diberikan oleh tenaga tumbuh-kembang anak.
Tenaga tumbuh-kembang anak dapat dipilih dari para kader atau warga masyarakat
yang telah mendapatkan pelatihan.

E. KEGITAN PROGRAM PPAUD


Pada dasarnya ada tiga program inti yang akan ditangani melalui program
PPAUD, yakni : (1) meningkatkan layanan PPAUD bagi anak-anak dari keluarga
kurang mampu; (2) membangun sistem PPAUD yang bermutu dan berkelanjutan;
dan (3) melaksanakan pengelolaan, pemantauan dan penilaian program secara
efektif sebagai berikut :
1. Meningkatkan layanan PPAUD bagi anak-anak dari keluarga kurang
mampu.
Program ini dikembangkan berdasarkan perencanaan dan pengelolaan
masyarakat. Melalui program PPAUD akan disiapkan Tim Pelatih Nasional (32
orang), Tim Pelatih Provinsi/Kabupaten (200 orang), dan Fasilitator dari
masyarakat (600 orang). Tim pelatih nasional akan melatih tim pelatih
provinsi/kabupaten, dan tim pelatih provinsi/kabupaten akan melatih fasilitator
dari masyarakat dan tenaga pendidik serta tenaga tumbuh-kembang anak.
Fasilitator yang telah dilatih akan memberikan pendampingan terhadap desa-
desa calon lokasi program PPAUD.

5
Program PPAUD juga akan melatih 6.000 tenaga pendidik PAUD dan 6.000
tenaga tumbuh-kembang anak. Mereka ini yang nantinya akan menangani
program PPAUD di tingkat desa. Operasional program PPAUD di tingkat desa
akan berasal dari dana hibah yang untuk mendapatkannya harus melalui
pengajuan proposal (yang akan dibimbing oleh Fasilitator). Program PPAUD juga
menyediakan dana hibah khusus bagi program PAUD Rujukan Kecamatan (setiap
kabupaten hanya tersedia 10 paket yang akan diperebutkan melalui proposal).
Selain itu, terdapat Matching Grant bagi program PAUD Rujukan Kabupaten
(hanya tersedia 30 paket). Program ini akan diperebutkan oleh 50 kabupaten
lokasi program PPAUD dan 12 kabupaten/kota lokasi eks Proyek PAUD Pertama
(Loan 4378-IND).

Dalam rangka mencapai komponen pertama dari program PPAUD


ini dilakukan sejumlah kegiatan meliputi :
a. Kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas pelaku kegiatan yaitu :
Pelatih tingkat nasional, Pelatih tingkat propinsi dan kabupaten, Fasilitator
masyarakat, Tenaga pendidik (anak 0-6 th), Petugas PPAUD desa (0-3 th).
Tim Nasional juga melakukan pelatihan untuk Tenaga Fasilitator Masyarakat
selama 500 jam dengan pola pembagian waktu pelatihan seimbang antara
materi dikelas dan praktek atau stimulasi. Setelah TFM dilatih harus memiliki
komitment proses pelaksanaan PPAUD.
b. Persiapan dan peluncuran proses bantuan masyarakat secara kompetitif,
yang meliputi aktivitas-aktivitas : seleksi desa yang layak dalam satu
kabupaten, Rekrutment TFM, Penyadaran desa tentang pentingya layanan
PPAUD, pemilihan perwakilan menjadi TPK, Peluncuran proses bantuan
masyarakat secara kompetitif sebagai wujud dukungan kabupaten ikut
perhitungan dana dalam mendukung unit implemetasi proyek di daerah
masing -masing dan stafnya untuk mengawasi TFM dan berkerjasama
dengan masyrakat secara partisipatif.
c. Penyediaan bantuan paket kepada masyarakat miskin sebanyak 2 kali
setahun. Proposal peningkatan layanan PPAUD, misalnya peningkatan
peningkatan gizi, layanan pembelajaran anak perbaikan dan pengembangan
layanan kesehatan.
d. Pengembangan model layanan PPAUD untuk diserbar luaskan ke kecamatan
lain sebagai sentra sumber daya dan tempat pelatihan.

2. Membangun sistem PPAUD yang bermutu dan berkelanjutan.


Program ini dimaksudkan untuk mendukung upaya penjaminan mutu
program, Tenaga PPAUD termasuk pelatihannya. Selain itu juga dalam rangka
penguatan kemampuan Satuan Kerja (Satker) Provinsi dan Kabupaten dalam
mengelola program PPAUD yang makin berkembang.
Adapun Komponen tersebut akan diupayakan melalui :
a. Penjaminan kualitas system standar penilaian program PPAUD yang
berkualitas, sistem professional yang dipercaya oleh pelaku program, Kualitas
penyedia pelatihan, sumber daya dan standar kurikulum PPAUD yang
berkualitas, konsultasi dan lokakarya.

6
b. Pelembagaan PPAUD di Kabupaten dan Provinsi memfasilitasi koordinasi dan
kemitraan lembaga terkait.
Pencantuman PPAUD dalam Perda setempat dan pada strukur organisasi,
Tupoksi Dinas Pendidikan maupun lembaga terkait, peningkatan pengetahuan
kedinasan.

3. Melakukan pengelolaan, pemantauan dan penilaian program secara


efektif.
Program ini mencakup pembiayaan pengelolaan program tingkat pusat,
provinsi, dan kabupaten. Diperkirakan minimal 783.000 anak usia dini usia 0-6
tahun di 3.000 desa akan terlayani selama program ini berlangsung.
Sebagai komponen ke tiga dalam capaian program PAPUD kegiatannya meliputi :
a. Pengembangan pengelolan program ditingkat propinsi dan kabupaten
b. Pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi ditingkat desa, kecamatan
dan dan kabupaten
c. Pengembangan sistem pelaporan yang efektif

F. LAYANAN PPAUD
Dalam layanan PPAUD maka diintegrasikan berbagai layanan masyarakat
meliputi :
1. Layanan Pendidikan
2. Layanan Kesehatan dan Gizi
3. Layanan Pendidikan Keluarga
Layanan posyandu yang terintegrasi dengan PAUD, Bina Keluarga Balita,
Taman Pendidikan, Pendidikan Al Qur’an, Sekolah Minggu, Bina Iman, Taman
Pendidikan, Kegiatan berlajar anak, dan layanan usia dini lainnya dll. Dalam
kesehatan gisi meliputi sosialisasi ASI, vitamin dan lain-lain.

G. DAERAH LAYANAN PROGRAM PPAUD


Daerah layanan program PPAUD dipilih dengan persyaratan cukup ketat,
serta adanya Komitmen Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten) untuk
menanggung sebagian biaya dan jaminan keberlangsungan program. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 070/P/2006, maka telah ditetapkan
sejumlah 21 (dua puluh satu) Provinsi dan 50 (lima puluh) Kabupaten yang menjadi
daerah layanan PPAUD, sebagai berikut :
1. NAD : Kab. Aceh Tenggara dan Kab. Aceh Tengah,
2. Sumut : Kab. Toba Samosir dan Kab. Tapanuli Tengah,
3. Sumbar : Kab. Solok, Kab. Sawahlunto/Sijunjung, dan Kab. Pesisir Selatan,
4. Jambi : Kab. Tanjung Jabung Timur dan Kab. Sarolangun,
5. Sumsel : Kab. Ogan Komering Ilir,
6. Bengkulu : Kab. Bengkulu Utara dan Kab. Bengkulu Selatan,
7. Lampung : Kab. Lampung Timur dan Kab. Lampung Selatan,
8. Jabar : Kab. Sumedang, Kab. Sukabumi, Kab. Subang, Kab. Majalengka,
dan Kab. Garut,
9. Jateng : Kab. Wonogiri, Kab. Rembang, Kab. Cilacap, dan Kab.
Banjarnegara,

7
10. DIY :Kab. Kulon Progo dan Kab. Gunung Kidul,
11. Jatim :Kab. Pacitan, Kab. Madiun, dan Kab. Bondowoso,
12. NTB :Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Tengah, dan Kab. Dompu,
13. NTT :Kab. Timor Tengah Utara dan Kab. Sumba Barat,
14. Kalbar :Kab. Sambas dan Kab. Ketapang,
15. Sulut :Kab. Kep. Talaud dan Kab. Kep. Sangihe,
16. Sulbar :Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamuju,
17. Sulsel :Kab. Wajo, Kab. Sinjai, Kab. Sidenreng Rappang, dan Kab.
Jeneponto,
18. Gorontalo : Kab. Gorontalo dan Kab. Boalemo,
19. Maluku Utara: Kab. Halmahera Utara dan Kab. Halmahera Selatan,
20. Papua : Kab. Marauke dan Kab. Jayapura, serta
21. Irjabar : Kab. Manokwari.

H. JANGKA WAKTU DAN PENDANAAN PROGRAM PPAUD

Jangka waktu pelaksanaan Program PPAUD berlangsung dari tahun 2007 sampai
dengan 2013. Sedangkan Anggaran yang diperlukan seluruhnya berjumlah U$ 127,74
juta terdiri dari dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah (U$ 34,94 juta), Dana Hibah
dari Kerajaan Belanda (U$ 25,30 juta), serta pinjaman lunak dari Bank Dunia (U$ 67,50
juta).

8
BAB III

METODE MONITORING DAN EVALUASI

A. METODE MELAKSANAKAN ANALISIS DAN EVALUASI

Tujuan analisis dan evaluasi Program PPAUD ini adalah untuk mendapatkan
gambaran/deskripsi dan pemahaman akan pelaksanaan program PPAUD yang
terjadi di empat Kabupaten penerima hibah Blockgrant. Untuk mendapatkan
deskripsi tersebut maka tim monev harus mengeksplorasi dan melakukan
pengamatan serta mencatat semua hal yang disampaikan pada informan kompeten
(DPIU). Untuk menjamin terjadinya eksplorasi dan deskripsi maka dipakai metode
kualitatif.

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN MONEV

Pelaksanaan Kegiatan Monev ini diadakan pada 4 (empat) Kabupaten Wilayah


P.PAUD yaitu Rembang, Wonogiri, Cilacap dan Banjarnegara. Sedangkan waktu
pelaksanaan Monev disetiap Kabupaten selama 2 (dua) hari pada bulan November
2010.

C. PESERTA/REPONDEN MONEV PPAUD

Adapun peserta yang dilibatkan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi


Program PPAUD adalah sebagai berikut :
Peserta/Responden Tingkat Kabupaten :
1. Dinas Pendidikan (DPIU) terdiri dari :
a. Kepala Seksi PAUD : 1 orang
b. PUMK : 1 orang
c. Bidang Pelatihan : 1 orang
d. Bidang Monev : 1 orang
e. Bidang Sosialisasi : 1 orang
2. Dinas Kesehatan : 1 orang
3. Bappeda : 1 orang
4. Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) : 1 orang
5. Pelatih (Master Trainer) Kabupaten : 1 orang
6. HIMPAUDI : 1 orang
7. Forum PAUD : 1 orang
8. Penilik PAUD/PLS : 1 orang
9. Pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK) : 1 orang

9
D. PANITIA MONEV
Panitia Penyelenggara Monev pada 4 (empat) wilayah binaan P.PAUD adalah
dari Seksi PAUD dan Kesetaraan pada Bidang PNF dan PT Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah dan didukung dari masing-masing Seksi PAUD Dinas Pendidikan
Kabupaten.

E. TIM MONEV DAN TIM ANALISIS HASIL MONEV TK. PROVINSI :


1. Bappeda : 1 orang
2. Dinas Pendidikan : 2 orang
3. BKKBN : 1 orang
4. Dinas Kesehatan : 1 orang
5. Akademisi : 1 orang
6. HIMPAUDI/Forum : 1 orang
7. Praktisi PAUD : 1 orang
8. Bapermasda : 1 orang
9. BP3AKB : 1 orang

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA MONEV

Untuk memampukan deskrispsi dan eksplorasi data dalam analisis dan evaluasi
Program PPAUD dipergunakan beberapa metode pengumpulan data wawancara,
observasi serta analisis dokumen.

1. Wawancara

Untuk mendapatkan kejelasan data dilakukan teknik wawancara dengan


informan yang kompeten dari DPIU di tiap kabupaten melalui wawancara
mendalam (in-depth interview). Untuk memudahkan wawancara telah dibuat
panduan wawancara dengan format open-ended dan semi-strutured.. Format
open-ended dilakukan pada tahapan awal agar mendorong informan
menjelaskan secara luas isu yang dibahas. Sementara format semi-structured
dipergunakan untuk tahapan selanjutnya khususnya untuk melakukan konfirmasi
terhadap hal-hal khusus yang penting dan ditemukan. Wawancara juga dilakukan
dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) antar koordinator lapangan di tiap
kabupaten. Hasil rekapitulasi panduan wawancara terdapat pada lampiran 2.

2. Observasi atau pengamatan lapangan langsung

Tim Monev terjun langsung ke lapangan melakukan pengamatan di setiap


wilayah kajian. Observasi lapangan (Field Work) sepanjang tim ada dilapangan
terjadi proses simultan antara melihat, mendengar, mencatat apa yang harus
dimasukkan dalam catatan lapangan, mencoba mencatat semua kemungkinan
yang mungkin tidak terantisipasi sebelumnya.

10
3. Analisis Dokumen

Dilakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang telah lebih dulu dibuat oleh
TPK maupun DPIU terkait pelaksanaan program PPAUD. Analisis dokumen ini
diperlukan terkait guna mendukung pernyataan-pernyataan yang diberikan para
informan. Analisis dokumen juga dapat dilakukan pada sumber-sumber tertulis
tentang program PPAUD khususnya dari Dirjen Pendidikan Non Formal dan
Informal, Kementrian Pendidikan Nasional, laporan-laporan kegiatan di tingkat
desa, kecamatan hingga kabupaten serta sumber-sumber tertulis lainnya.

G. TEKNIK ANALISA DATA


Data analisis terdiri dari tiga sub proses yang saling terkait satu dengan yang lain
yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data dan (3) simpulan atau verifikasi atau
interpretasi data.
1. Data reduksi merupakan interaksi berbagai alat analisis yang dikumpulkan saat
proses pengumpulan data berlangsung seperti buku acuan, refleksi catatan
harian, catatan wawancara, dan informasi kontekstual serta informasi lainnya.
2. Hasil reduksi data akhirnya diartikan dan dimaknai
3. Hasil pemaknaan kemudian diinterpretasi data dalam 2 tahapan utama,
deskriptif panjang awal tentang kunci-kunci temuan dan penjelasan narasi yang
lebih interpretatif pada temuan, selanjutnya dilakukan deskripsi mendalam dan
pandangan analitis atas kontekstualisasi dari deskripsi tersebut.

H. JADWAL MONEV
Penyelenggaraan kegiatan Monev di wilayah program PPAUD tahun 2010 ini adalah
sebagai berikut :
NO REMBANG WONOGIRI BANJARNEGARA CILACAP

1 28 s/d 29 28 s/d 29 Oktober 28 s/d 29 Oktober 28 s/d 29


Oktober Oktober

2 Nama-nama Nama-nama Nama-nama Nama-nama


Petugas Petugas Petugas Petugas
sebagaimana sebagaimana sebagaimana sebagaimana
terlampir terlampir terlampir terlampir

Gambar 1. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi


11
I. SUMBER DANA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Monev ini didukung dan tertuang melalui DPA
Nomor 31 APBD Jateng pada SKPD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2010.

J. PELAPORAN HASIL ANALISIS MONEV


Penyusunan Laporan, dokumentasi dan hasil Analisis kegiatan Monev dibuat oleh
Tim Perumus Monev berdasarkan pengamatan, pengumpulan data dan masukan
dari Petugas yang melakukan Monev dan ditunjuk oleh Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah/Kepala Bidang PNF-PT. Laporan Penyelenggaraan Kegiatan
Monev dibuat secara rapi dan tertib sesuai tahap-tahap pelaksanaan mulai dari
persiapan sampai dengan administrasi maupun teknis Monev.

12
BAB IV
HASIL MONITORING DAN EVALUASI

A. GAMBARAN UMUM IMPLEMENTASI PPAUD

Dalam gambaran umum ini disampaikan hasil survey lapangan terhadap 4


Kabupaten (Banjarnegara, Cilacap, Wonogiri dan Rembang) baik dalam
pengamatan langsung maupun pengisian kuesioner pada sejumlah pertanyaan
yang diajukan dalam aspek (1) legalitas tata kelola organisasi PPAUD Kabupaten,
(2) operasional kegiatan Program PPAUD, (3) proses persiapanan dan peluncuran
dana hibah/blockgrant masyarakat serta (4) upaya dan rekomendasi/usul/masukan
terhadap program PPAUD.

1. LEGALITAS TATA KELOLA ORGANISASI PPAUD DI KABUPATEN


a. Stakeholder (Bupati) telah merespon kegiatan dan program PPAUD melalui
penerbitan Surat Keputusan (SK) untuk Organisasi Pengelola Program
P.PAUD Tingkat Kabupaten dengan rentang waktu mulai 2007 s/d 2013.
b. Bupati sudah mengeluarkan semua SK, meskipun dengan tanggal yang
berbeda-beda tergantung daerah masing-masing. Terdapat dua SK yaitu SK
pertama tentang DPIU awal Januari antara tanggal 2-3 Januari 2010 untuk
personil yang masuk dalam Organisasi PPAUD. Kemudian Surat Keputusan
kedua untuk pencairan dana yang tanda tangan Kepala Dinas Pendidikan
masing-masing.
c. Terkait pencaraian dana maka disampaikan bahwa Kabupaten Rembang
dana cair bulan Oktober 2010 berbentuk Blockgrant, kegunaan untuk
operasional dan rehabilitasi gedung. Dana pendampingan dari APBD II
Kabupaten Rembang adalah untuk kegiatan Hari Anak Nasional (HAN)
mendapat dana Rp. 50 juta, untuk APBD I Jateng Rp. 5 juta serta dari APBN
Pusat (Dekonsentrasi) 10 juta, semua dana dimaksud sudah dilaksanakan.
d. Pencairan dana 2008 tahap I 40 %, tahap II 30 %, tahap III 30 %.
Terbitnya peraturan baru tahun 2010 maka pencairan dana dibagi menjadi
dua termin yaitu 60 % (pertama) dan 40% (kedua).
e. Untuk Kabupaten Wonogiri, pencairan telah dilaksanakan sejak bulan
Agustus-September, dan dana pendampingan dari APBD II sejumlah Rp. 415
juta untuk mendukung kegiatan PAUD secara keseluruhan. Sementara itu
untuk Kabupaten Cilacap juga mengalami hal serupa dengan memperoleh
dana pendampingan dari APBD II sebanyak Rp. 1,3 Milyar, dan khusus
untuk PPAUD sejumlah Rp. 520 juta
f. Pada tahun 2011, Rencana Kementerian Pendidikan Nasional maka
pemilihan dan dukungan dana pendampingan PPAUD dimasa mendatang
akan tergantung pada kelayakan, kompetisi proposal, dan kenyataan
lapangan. Alokasi Dana hibah untuk 4 Kabupaten tersebut adalah sebesar
Rp. 6 Milyar, untuk mengajukan kegiatan Rintisan, dan bantuan untuk
PPAUD Unggulan tidak sama dengan daerah lain.

13
g. Terdapat permasalahan dalam personil organisasi, dimana Kabupaten
Rembang mengusulkan (tidak spesialisasi pada Kabupaten tertentu,
tambahan pendampingan PPAUD, SK pengorganisasian. Untuk Bupati Cilacap
penerbit SK mengalami kasus hukum sehingga terjadi pergantian pimpinan
daerah, yang berakibat pada masalah legalitas SK dan keterlambatan
penerbitan SK selanjutnya. Saat ini pengurus masih menggunakan SK lama.
Dalam tata kelola organisasi timbul permasalahanan bila pejabat atau
pengurus dalam SK mengalami perpindahan tugas.

2. OPERASIONAL KEGIATAN PROGRAM PPAUD


a. Daya Serap Keuangan
Pada umumnya sebagian besar penyerapan dana sudah mencapai 90% dari
4 Kabupaten telah terealisasi dan terserap dengan melalui berbagai
kegiatan. Saat sekarang tinggal proses laporan pelaksanaan kegiatan (LK)
dan laporan pertanggung jawaban (LPJ). Berdasarkan informasi dari
Direktorat PAUD Ditjen PNFI Kemendiknas maka pada bulan Desember 2010
direncanakan Penanggung Jawab Kegiatan dari DPIU pada 4 Kabupaten
maupun Provinsi, akan diundang untuk mengikuti kegiatan evaluasi pada
tingkat pusat.
b. Ortek/Pelatihan bagi Tendik dan CDW
 Diadakannya kegiatan Orientasi Teknis atau Pelatihan bagi Tenaga
Pendidik dan Child Development Worker (CDW) dari 4 Kabupaten
wilayah PPAUD oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, telah
mengikuti kegiatan dimaksud. Dimana masing-masing Kabupaten
mengirimkan Peserta berjumlah antara 40 – 120 orang dari jumlah
Desa 30–60, dan Kecamatan 13-25.
 Pelaksanaan pelatihan CDW maupun Tendik Kabupaten Cilacap dan
Banjarnegara dilaksanakan di Hotel Grand Valley Baturaden Banyumas
yaitu gelombang I pada tanggal 23 Maret s/d 13 April 2010 dan
gelombang II tanggal 13 April s/d 3 Mei 2010.

14
 Sedangkan Kabupaten Wonogiri dan Rembang dilaksanakan di Hotel
Grand Wahid Salatiga gelombang I pada tanggal 15 Maret s/d 4 April
2010 dan gelombang II tanggal 6 April s/d 26 April 2010.

Gambar 1: Orientasi Pembelajaran Tenaga Pengembangan Masyarakat

 Nara Sumber (Tim Pelatih) terdiri dari 4 (empat) orang yaitu 1 (satu)
dari Provinsi dan 3 (tiga) orang dari Kabupaten masing masing, yang
berasal dari unsur Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BKKBN/KB-PP
(Dinas Pemberdayaan Masyarakat Daerah). Sampai tahun 2010,
Ortek/Pelatihan Tendik dan CDW sudah diikuti semua dari 4 kabupaten
wilayah P.PAUD sejak tahun 2008 s/d 2010 (lihat lampiran).

Gambar 2. Orientasi Teknik Pembelajaran

15
c. Rekruitmen TFM, Tendik dan CDW
 TFM 11 orang ditugaskan untuk menangani 24 Kecamatan. Perekrutan
diadakan setiap tahun setelah diterima sebagai TFM, kemudian dilatih di
Jakarta tingkat pusat. Tempat penyelenggaraan ortek /pelatihan yang
dana bersumber dari Anggaran APBN pada umumnya di laksanakan di
hotel baik dalam maupun luar kota. Hal ini disesuaikan dengan pagu
akomodasi dan konsumsi yang sudah ditetapkan dari pusat (dalam
RKKL). Untuk sumber dana anggaran dari APBD I dan II semuanya
dilaksanakan di tempat pertemuan milik Negara dan millik masyarakat,
antara lain LPMP, P2PNFI, Balai Diksus, BP DIKJUR, Balai Desa.
 Dalam perekrutan CDW dan Tendik terlihat besarnya animo masyarakat
yang mendaftar dan mengikuti seleksi yang dipilih oleh Kepala Desa
setempat, dengan syarat memiliki Ijazah SLTA, mempunyai waktu luang,
baik dan benar, diseleksi melalui Dinas Pendidikan Kecamatan dan
Kabupaten, kemudian diterbitkan SK Bupati. Dalam pengamatan
ditemukan adanya tenaga CDW atau Tendik yang diterima
berpendidikan akhir lulusan SLTP.
 Tenaga CDW atau Tendik yang belum lulusan SLTA mendapat
rekomendasi mengikuti Kejar Paket C (Setara SMA). Permasalahan
kekurangan tendik pada umumnya diselesaikan dengan bantuan
fasilitator dari Desa lain, serta memotivasi motivasi CDW atau tendik
yang lulusan SLTA untuk melanjutkan studi lebih lanjut (Misal melalui
kuliah di Universitas Terbuka)
 Dari 4 kabupaten terdapat 3 Kabupaten (Cilacap, Rembang dan
Wonogiri) yang telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung
kegiatan DPIU dan untuk membayar gaji/honor para tenaga pendidik
dan petugas/tenaga PPAUD, yang sudah memiliki pengalaman kerja
minimal 2 tahun. Sedangkan hanya Kabupaten Banjarnegara yang
belum mengalokasi anggaran tersebut.
 Unsur yang tergabung dalam TFM pada umumnya terdiri dari unsur
bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan khusus Kabupaten Cilacap TFM berasal dari unsur
masyarakat yang berminat dan terseleksi. Penerimaan TFM diatur oleh
peraturan SK dari Pusat yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing kabupaten, sehingga berbeda antar Kabupaten. Informasi
mengenai perekrutan TFM telah dilakukan melalui media massa (Koran
Daerah)
 Dalam perekrutan TFM animo masyarakat yang mendaftar dan
mengikuti seleksi sangat tinggi. Mereka mendapatkan informasi dari
mass media dan dinas pendidikan kabupaten setempat. Urutan seleksi
meliputi seleksi administrasi, pengetahuan potensi karakteristik daerah
masing-masing, kemampuan komputer, bahasa inggris dan kepribadian.
 TFM diseleksi oleh Tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten,
antara lain berasal dari unsur-unsur terkait ( Dinas Kesehatan, Diknas,
Bappeda, BKKBN daerah serta Akademisi.

16
 Bagi anggota TFM yang telah dinyatakan lolos seleksi mereka
mendapatkan pelatihan oleh penyelenggara pusat ( tempat-tempat
pelatihan antara lain Jakarta, Bandung, Solo) selama 500 jam ( 3 bulan).
 Pembagian tugas TFM Kabupaten di masing-masing kecamatan/wilayah
dilakukan secara proporsional sesuai dengan banyak sedikitnya TPK.
 Pemerintah Kabupaten dalam mengawasi kinerja TFM bekerjasama
dengan Dinas Pendidikan Kecamatan dalam bentuk pemantuan langsung
ke lapangan dan pembuatan laporan berkala. Pada umumnya di tingkat
kecamatan dilakukan oleh Penilik PAUD, sementara di tingkat Kabupaten
oleh Kasi PAUD.

3. PROSES PERSIAPAN DAN PELUNCURAN DANA HIBAH /BLOCKGRANT


MASYARAKAT
TPK telah dibentuk sebelum blockgrant diluncurkan, melalui rapat musyawarah
desa, yang dihadiri oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, tokoh masyarakat,
pemuka agama, dan warga masyarakat yang berminat, dengan jumlah 60 desa
di berbagai kecamatan dari masing-masing Kabupaten PPAUD. Rencana
Kegiatan Masyarakat (RKM) telah dibuat di semua kabupaten.
Dalam pembuatan RKM difasilitasi oleh TFM (sebagai koordinator yang dihadiri
oleh pengurus TPK dan seluruh elemen masyarakat yang terkait melalui
proses, rapat, sharing, diskusi untuk penyamaan persepsi, dengan proses
tahapan sebagai berikut :
a. Penyusunan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dibuat berdasarkan
musyawarah desa,
b. Pengesahan kelengkapan dan kelayakan oleh Tim DPIU,
c. Penandatangan Surat perjanjian penerimaan bantuan (SPPB)
d. Pencairan dana hibah
RKM (Proposal) dari TPK yang sudah diajukan ke DPIU dan sudah diproses di
tingkat Kabupaten, sebagaimana telah dijelaskan di atas, dan sudah ada surat
tanda terima pengajuan RKM.

Untuk dasar penentuan lembaga penerima bantuan dana hibah untuk layanan
PPAUD yang diajukan melalui proses evaluasi meliputi :
a. Penilaian proposal
b. Seleksi administrasi
c. Visitasi lapangan/survey
d. Rapat penentuan kelayakan lembaga penerima dana bantuan yang telah
mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten
e. Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi .

Tim penilai proposal blockgrant pada umumnya melibatkan Kepala Bidang


PNFI, Kasi PAUD, Kepala SKB, Kasi Dikmas, Staf Seksi PAUD. Surat keputusan
diterbitkan oleh Nota kesepakatan antara Direktur Jendral PLS Depdiknas
dengan Bupati (masing-masing Kabupaten). Pencarian dana hibah program
sudah terealisasi antara bulan Agustus-Oktober 2010. Tahap pencairan
blockgrant / hibah di tahun 2008 melalui 3 tahapan: tahap I 40 % per TPK,

17
tahap II 30 %, dan tahap III 30 %. Terjadi perubahan tahapan pencairan pada
tahun 2010 menjadi 2 tahap, tahap I 60 % dan tahap II 40 %. Dana
blockgrant disetor langsung pada bank BRI yang ditandatangani oleh 2 orang
pengurus TPK .

Gambar 4. Tempat Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini yang dilayani, pada kelompok usia 0 – 3 tahun, dan
3 – 6 tahun, dalam bentuk Kelompok Bermain, PAUD Kunjungan dan Pusat
PAUD. Penggunaan dana hibah PPAUD direalisasikan dalam kegiatan
Pembelajaran, Kesehatan dan Gizi, Pemberdayaan Masyarakat, Renovasi
Bangunan, Penyempurnaan Administrasi, APE serta Sarana Prasarana. Dana
blockgrant untuk Tenaga Pendidik sudah dicairkan sesuai aturan.

Gambar 4. Tempat Pendidikan Anak Usia Dini

18
4. UPAYA, SARAN/MASUKAN, REKOMENDASI DAN PERMASALAHAN
a. Guna mendukung perkembangan program PPAUD yang bermutu di
tingkat Kabupaten diperlukan upaya :
1) Sosialisasi program PPAUD kepada semua elemen masyarakat pada
tingkat Kabupaten. Pihak-pihak yang dilibatkan adalah Dewan
Pendidikan Kabupaten, Komite Koordinasi Kabupaten, Himpaudi,
Forum PAUD dan Lembaga-lembaga yang terkait langsung maupun
tidak langsung dengan program PPAUD, dengan Tim Legislatif, Tim
Penggerak PKK dan lainnya, termasuk Forum PAUD. Karena
keberadaan Forum PAUD adalah hal yang dibutuhkan agar terjadi
kerjasama lintas sektoral pada Program P.PAUD ini. Sehingga program
PAUD dapat masuk dalam RPJMD dan RPJPD Kabupaten;
2) Di tingkat Kecamatan : program PPAUD harus mampu bekerjasama
dengan Leading Sector, Tim penggerak PKK, Lembaga kecamatan lain,
Himpaudi dan bila perlu dibentuk Forum PAUD Kecamatan;
3) Di tingkat Desa : pelaksanaan program PPAUD harus bekerjasama
lebih optimal lagi dengan Pemerintah Desa, PKK Desa dan Organisasi
Social lain;
4) Dibutuhkan gerakan Wajib PAUD dan sadar PAUD;
5) Membangun kemitraan dengan BUMD dan BUMN di Wilayah
Kabupaten masing-masing;
6) Mencari dukungan dana dari kalangan masyarakat tertentu seperti
TKI;
7) Mencari dukungan dana dari RT;
8) Mendapatkan dukungan dana Alokasi Dana Desa (ADD);
9) Upaya menyediakan Tenaga Pendidik sesuai bidangnya;
10) Koordinasi yang lebih baik dan lebih intentif antara dengan Dinas
Pendidikan, TFM dan TPK;
11) Penyediaan alokasi dana khusus untuk kegiatan kunjungan ke
lapangan secara intensif guna mengetahui perkembangan dan
masalah yang terjadi melalui (supervisi, monitoring dan evaluasi);
12) Merintis dan membuat PAUD Unggulan Tingkat Desa/Kecamatan;
13) Sosialisai kepada Orangtua (Parenting Education), Tokoh Masyarakat,
Tokoh Agama dan Pemerintah Desa tentang pentingnya program
PAUD;
14) Disediakan Penilik PAUD pada setiap Kecamatan;
15) Terintegrasinya Stakeholders di lapangan
16) Dimasa mendatang tetap diperlukan keberlanjutan pendampingan
PPAUD (setelah Proyek PPAUD berakhir), meskipun Kabupaten
tersebut sudah mendapatkan blockgrant pada periode sebelumnya.

b. Saran/masukan/rekomendasi terkait dengan keberlangsungan


program PPAUD di Kabupaten :
1) Menyadarkan pentingnya PAUD bagi anak-anak di usia dini kepada
keluarga dan masyarkat di Desa-desa tertinggal dan terpencil;
2) Perlu kampanye yang lebih gencar tentang gerakan PPAUD, melalui
pemasarangan Pamflet/Leaflet, Spanduk/Slogan2 di seluruh Desa;
3) Kampanye PPAUD melalui Media TV (elektronika) dan media Cetak
perlu dioptimalkan lagi;
4) Mengkampanyekan program PPAUD sebagai program Invenstasi
bangsa dalam rangka mempersiapkan generasi penerus (sebagai SDM
yang lebih unggul dibidangnya masing-masing);

19
5) Peningkatan kesejahteraan kepada Tenaga Pendidik, Petugas PPAUD
Desa dan Pengelola program PPAUD (TPK);
6) Perlu keseriusan dan keahlian sebagai Pengelola PPAUD;
7) Perlu upaya menggali potensi lokal dan budayanya, sehingga akan
muncul kearifan lokal termasuk bagaimana pembiayaan dan
pemeliharan program PPAUD supaya dapat tetap berjalan;
8) Jika terjadi pergantian Pejabat Bupati/Kadinas atau perpindahaan
Pejabat dalam Struktur Pengelola PPAUD, maka perlu diciptakan
mekanisme terhadap pembaharuan SK yang ada;
9) Diperlukan pendampingan dana/anggaran secara bekelanjutan;
10) Dibutuhkan peningkatan sarana-prasarana pada Kelembagaan PPAUD;
11) Peningkatan pelatihan bagi Tenaga Pendidik dan Pengelola;
12) Dibutuhkan dana untuk melakukan kunjungan lapangan dalam monev.

c. Permasalahan :
1) Kabupaten Cilacap
- Pada saat SK masih berlaku, terjadi pergantian Personil/Pejabat/Staf
pada tingkat DPIU (Kabupaten). Kondisi sampai bulan
Oktober/November (dilaksanakannya Monev), Pengelola PPAUD dan
PUMK masih dijabat Pejabat lama, padahal sudah mutasi ke Bidang
lain);
- Lembaga pada program PPAUD, ada yang belum memiliki Gedung
sendiri dan masih menggunakan fasilitas Pemerintah Desa (Balai
desa),
- Di setiap Desa ada Tendik yang dibiayai/didukung dari dana Bank
Dunia dan ada yang dibiayai melalui Swadana. Dimana rata-rata 1
lembaga untuk 2 orang (yang dari dana hibah Bank Dunia);.
- Dari 120 TPK yang telah memiliki PAUD Kunjungan di Pos PAUD baru
tercapai sebanyak 56 TPK. Padahal target pada tahun 2010 semua
TPK telah memilikinya;
- Lembaga yang baru mendapatkan bantuan baru 10 % dari sebanyak
380 lembaga; Usul penambahan kuota dana maupun alokasi
ditambah agar semua lembaga medapatkan tambahan alokasi dana
dan kuota.
2) Kabupaten Wonogiri
- Kurangnya peningkatan kuantitas dan kualitas bagi tenaga Pendidik.
Karena belum merata atau baru 40 % yang telah terlatih. Usul
kuantitas dan kualitas Tenaga Pendidik melalui Pelatihan agar dapat
menjangkau kepada semua Tenaga Pendidik.
- Anggaran dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda/APBD II) perlu
lebih ditingkatkan jumlah dan kegiatannya.
- Pelaksanaan program belum berjalan secara terintegrasi dengan
Kemitraan. Usul agar kegiatan dilaksanakan lebih terintegrasi dan
perlu melibatkan pihak Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, Tim
Penggerak PKK, HIMPAUDI dan Lembaga PAUD.
3) Kabupaten Banjarnegara
- Masih ada Fasilitator desa yang tidak lulus SMA (tingkat Pendidikan
SDM rendah), karena SDM penduduk setempat kurang memenuhi
persyaratan (sebagai fasilitator), sehingga menggunakan bantuan
fasilitator dari desa lain.

20
- Belum ada Sosialisasi tentang Stimulasi Dini Intervensi Deteksi
Tumbuh Kembang (SDIDTK);
- Tahun 2013, dana bantuan dari Bank Dunia akan berakhir, namun
sampai saat ini belum tahu bagaimana kelanjutan programnya.
- Kesadaran masyarakat tentang pentingnya program PAUD masih
rendah, walaupun sudah disosialisasikam melalui berbagai pertemuan
(tingkat RT maupun informasi melalui mimbar di Masjid-masjid).

B. TINGKAT PEMAHAMAN TERHADAP PROGRAM PPAUD DAN PEMAHAMAN


PERAN SERTA TUGAS STAKEHOLDERS
1. Tingkat Pemahaman PPAUD pada Stakeholders
a. Terjadi peningkatan pemahaman tentang program PAPUD antar stakeholders,
dapat dilihat dari bertambahnya tingkat partisipasi masyarakat (keluarga,
tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas dan Aparat Pemerintah mulai dari
Desa, Kecamatan hingga Kabupaten);

b. Peningkatan pemahaman PPAUD juga dapat dinilai dari aspek Popularitas


program PPAUD di mata masyarakat dan kini telah menjadi trend
masyarakat dalam memanfaatkan program PPAUD dan dalam mendapatkan
layanan kesehatan dan gizi, PAUD serta kepentingan keluarga. Namun
demikian masih terdapat beberapa kelompok yang belum memahami konsep
PPAUD Formal dengan Non Formal, sehingga dinilai sebagai suatu persoalan
dan menimbulkan kondisi persaingan.
2. Tingkat Pemahaman Peran dan Tugas Stakeholders
a. Masih sebagian Stakeholders yang cukup memahami peran dan tugas
masing-masing. Hal ini disebabkan oleh sering terjadinya pergantian Pejabat
di Pemerintahan, sehingga membuat peran dan fungsi masing-masing
Stakeholders terhambat (seperti kelambatan perijinan, penerbitan surat
keputusan, dan pembahasan program tindak lanjut Program PPAUD kedepan
kurang berkesinambungan).
b. Kurang intensifnya koordinasi dan komunikasi antar Stakeholders, karena
masing-masing personil yang terlibat banyak memiliki tugas yang ada pada
kedinasan/instansi masing-masing (di luar tugas program PPAUD).

21
C. KEBERLAJUTAN PROGRAM PPAUD

1. KESINAMBUNGAN KOMITMENT MELALUI REALISASI MoU

Dalam rangka memastikan adanya keberlanjutan, maka telah diadakan MoU ,


antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Provinsi, dan realiasi MoU
yang telah laksanakan sebagai berikut:

Belum seluruh butir dalam MoU konsisten dilaksanakan oleh pihak terkait, 3
(tiga) kabupaten yaitu Wonogiri, Rembang dan Cilacap telah memasukan
program PPAUD dalam rencana strategi/arah kebijakan umum Pembangunan
Daerah, sementara Kabupaten Banjarnegara belum melaksanakannya.

Telah ditetapkan seksi PAUD dalam struktur organisasi Dinas Pendidikan di


seluruh Kabupaten PPAUD. Dalam hal penetapan penilk PAUD tingkat kecamatan
Kabupaten Banjarnegara telah melaksanakannya khususnya penilik di Kecamatan
yang menjadi lokasi kegiatan Program PPAUD dan 3 (tiga) kabupaten lain yaitu
Wonogiri, Rembang dan Cilacap belum menetapkan.

Di tingkat provinsi telah terbentuk HIMPAUDI dan Komite Koordinasi PAUD.


Komite Koordinasi tingkat provinsi ini bertugas merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan dan mengevaluasi Progrram secara koordinatif, integrative dan
sinkronisasi dari instansi terkait.

Semua kabupaten telah menyediakan dana kontribusi pelaksanaan kegiatan


PPAUD (Anggaran Dana Pendampingan dari APBD Pemerintah Kabupaten).
Tidak seluruh kabupaten mempertahankan pengelola program PAUD. Kabupaten
Rembang masih mempertahankan pengeleola program PAUD selama kegiatan
program PPAUD ini berlangsung, sementara 3 kabupaten lain yaitu Wonogiri,
rembang dan Cilacap melakukan perubahan pengelola program dengan berbagai
alasan peruabhaan.

Laporan pelaksanaan kegiatan Program PPAUD dari DPIU telah dilaporkan


masing-masing secara triwulanan, namun seluruh Pemerintah Daerah Kabuapten
belum mengadakan aturan tertulis dalam rangka mendukung penyelenggaraan
program PAUD di Tingkat Kabupaten yang bersangkutan.

22
Tabel Realisasi MoU
No. Jenis MoU Realisasi MoU Ket
Sudah Proses Belum
1 Memasukan Program PPAUD dalam V -- V
Rencana Strategi/Arah Kebijakan Wonogiri, Banjarnegara
Umum Pembangunan Daerah Rembang &
Cilacap
2 Menetapkan Seksi PAUD dalam V -- --
struktur organisasi Dinas Pendidikan
3 Menetapkan Penilik PAUD Tingkat V -- V
Kecamatan, Khususnya bagi Wonogiri,
Kecamatan Lokasi kegiatan Program Rembang &
PPAUD Cilacap
4 Membentuk Forum PAUD (Tingkat V -- --
Kabupaten)
5 Membentuk Himpunan Pendidik V -- --
Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Tingkat
Provinsi
6 Menyediakan Dana Kontribusi V -- Berubah:
Pelaksanaan Kegiatan PPAUD Cilacap,
(Anggaran Dana Penampingan dari Banjarnegara &
APBD Pemerintah Kabupaten Wonogiri
7 Mempertahankan Pengelola Program V -- --
PAUD selama Kegiatan Program
PPAUD berlangsung, kecuali bila
yang bersangkutan dinilai tidak
mampu, berhalangan tetap, atau
melakukan pelanggaran yang
ditetapkan dengan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum
8 Membentuk Komite Koordinasi PAUD V V
di Tingkat Provinsi yang bertugas
merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan dan mengevaluasi
Program PPAUD secara Koordinatif,
Integratif dan Sinkronisasi dari
Instansi Terkait
9 Membuat Laporan Pelaksanaan V -- --
kegiatan Program Pendidikan dan
Pengebmabgan Anak Usia Dini dari
DPIU secara triwulan
10 Adakah aturan tertulis yang dibuat -- -- V
oleh Pemerintah Daerah setempat
yang mendukung penyelenggaraan
program PAUD di Tingkat
Kabupaten? Jika ada apakah bentuk
aturannya?

23
2. PERMASALAHAN KEBERLANJUTAN
a. Sebagian besar Penyelenggara PPAUD belum memiliki rencana pendanaan
pasca berakhirnya program PPAUD dari dana blocgrant yang telah didukung
Bank Dunia.
b. Belum ada Sosialisasi upaya-upaya keberlanjutan program PPAUD pada
masyarakat, instansi terkait, legislatif maupun eksekutif,
c. Belum ada Peraturan Daerah, atau Peraturan Bupati yang mencantumkan
program PPAUD sebagai program Pendidikan di 4 (empat) Kabupaten
masing-masing.
d. Kurangnya Komitmen dari para Stakeholders dalam keberlanjutan program.
e. Belum ada pengkaderan SDM program PPAUD, sehingga jika terjadi
pergantian Tim, maka harus dilakukan pelatihan ulang dari awal.
f. Belum ada mekanisme yang mengatur transparansi tentang manajemen,
penggunaan dana hibah, prosedur operasional program, yang menyebabkan
munculnya kecurigaan yang berdampak pada tingkat partisipasi masyarakat.

3. SOLUSI KEBERLANJUTAN
a. Perlu direncanakan secara matang sumber-sumber pendanaan pasca
berakhirnya program PPAUD dari dana blocgrant Bank Dunia, melalui Bapeda
dan Dinas Pendidikan serta Instansi terkait lainnya.
b. Diperlukan sosialisasi akan keberlanjutan program PPAUD pada masyarakat,
instansi terkait, legislatif maupun eksekutif,
c. Diperlukan Peraturan Daerah, atau Peraturan Bupati yang mencantumkan
program PPAUD sebagai program pendidikan di Kabupaten masing-masing.
d. Perlu ada komitmen lintas instansi atau para Stakeholders dalam melakukan
integrasi dukungan pada PPAUD di masa mendatang.
e. Perlu pengkaderan SDM program PPAUD, agar terpenuhi kebutuhan tenaga,
dan mampu mengambil alih keberlanjutan program di masa mendatang.
f. Perlu mekanisme yang mengatur transparansi manajemen, penggunaan dana
hibah, prosedur operasional program, untuk menghindari kecurigaan yang
dapat berakibat pada menurunnya tingkat kepercayaan dan partisipasi
masyarakat pada program PPAUD.

4. STRATEGI KEBERLANJUTAN
a. Perlu diadakan lokakarya atau presentasi tentang keberhasilan program
PPAUD di depan para legislatif, eksekutif dan stakeholders lainnya, guna
meyakinkan program PAUD dan PPAUD sebagai sebagai investasi Negara
dalam bidang SDM.
b. Melakukan sosialisasi dan advokasi tentang program PPAUD melalui kegiatan
: orientasi, audiensi, dan informasi melalui media massa (media cetak :
bulletin, spanduk, leaflet, poster dan media Elekronik : RRI/Radio swasta dan
TV lokal).
c. Komitmen lintas sektoral perlu diwujudkan dengan membuat draf Peraturan
Daerah, atau Peraturan Bupati yang mencantumkan Penyelenggaraan dan
Pembinaan program PAUD sebagai program pendidikan Kabupaten.

24
d. Mewujudkan pemenuhan nota kesepakatan (MoU) tentang komitmen
pengembangan program PPAUD melalui pengintegrasian dengan program
pemberdayaan masyarakat lainnya, seperti program PNPM Mandiri, PKBM,
dan sebagainya.
e. Diselenggarakan pengkaderan SDM program PPAUD, melalui Pelatihan, TOT
diluar program PPAUD.
f. Membuat mekanisme yang mengatur transparansi tentang manajemen,
penggunaan dana hibah, prosedur operasional program, sehingga tidak
menyebabkan munculnya kecurigaan yang berdampak pada tingkat
partisipasi masyarakat.

25
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Suatu program dikatakan berkesinambungan apabila dirasakan banyak


manfaatnya oleh masyarakat. Suatu program dikatakan berkesinambungan apabila
program tersebut tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, kesetaraan dalam
pengelolaan serta adanya partisipasi masyarakat yang berkontribusi pada
pelaksanaan program dan ada pertanggungan jawab secara transparan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesinambungan Program PPAUD adalah


adanya komitment mewujudkan Kesinambungan teknis, Kesinambungan financial,
Kesinambungan kelembagaan/institusional, Kesinambungan social dan
Kesinambungan lingkungan. Kesinambungan ini diwujudkan melalui pemenuhan
segala komitmen yang telah tertuang dalam MoU. Untuk itu dibutuhkan efektivitas
kesinambungan, dukungan kelembagaan, dukungan kebijakan, kesetaraan
pengelolaan, ketanggapan program terhadap kebutuhan serta efektivitas akses
layanan.

B. REKOMENDASI
1. Kontinuitas Sosialisasi PPAUD
a. Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten agar secara rutin ikut
mempopulerkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
program PPAUD melalui pemasangan informasi dalam Spanduk di setiap
sudut desa, Kecamatan dan Kabupaten.
b. Pemerintah Daerah agar terus mempopulerkan pemahaman program PPAUD
melalui media massa nasional, Provinsi dan Kabupaten baik melalui media
cetak maupun media elektronik.
c. Memanfaatkan organisasi sosial, organisasi wanita, organisasi profesi dan
aktivitas PKK di tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten (RT, RW, maupun
Desa) sebagai wahana untuk melakukan Sosialisasi Pentingnya PAUD dan
program PPAUD secara langsung kepada para ibu-ibu Rumah tangga maupun
masyarakat secara luas.

2. Sosialisasai Capaian dan Ketersediaan Data Implementasi Program dan


Data Layanan
a. Perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus tentang pentingnya PAUD
melalui dari tingkat RT, RW, Desa, sampai Kecamatan dengan sasaran
masyarakat menengah kebawah (keluarga miskin);
b. Melakukan pendataan secara valid dan melibatkan pihak-pihak yang
berkompenten, sehingga DPIU (Kabupaten) memiliki pendataan yang dapat
diperlukan dalam pemetaan dan penyusunan rencana program PPAUD.

26
Sehingga keberlanjutan dan implementasinya dapat diwujudkan atas dasar
komitmen yang telah disepakati dalam MoU.
3. Rekomendasi Pemahaman Peran dan Tugas Stakeholders
a. Merancang peran dan tugas bagi Stakeholders secara tertulis, sehingga dapat
dipahami dan mendukung dalam pelaksanaan program PPAUD.
b. Masing-masing Stakeholders memiliki program dan kegiatan yang memiliki
nilai manfaat baik bagi anak usia dini, orang tua, Tenaga Pendidik maupun
Lembaga PAUD. Sehingga kebutuhan esensi pelayanan terhadap anak dapat
dipenuhi dan penanganan PAUD secara holistik dan terintegrasi bisa
terwujud.
4. Rekomendasi Pemecahan Masalah PPAUD
a. Semua permasalahan yang masih terjadi dapat diinventarisasi dan
mendapatkan solusi pemecahannya sesuai peran dan tugas Stakeholders.
b. Masalah yang diatasi merupakan prioritas yang harus diselesaikan bersama di
masing-masing Kabupaten wilayah PPAUD.
5. Rekomendasi Membangun Komitmen Lintas Sektor Dalam Program
Keberlanjutan
a. Perwujudan dalam membangun Komitmen terhadap keberlangsungan
program PPAUD hendaknya menjadi perhatian secara serius dan dapat
diwujudkan oleh Dinas/Intansi Lintas Sektoral yang telah dituangkan melalui
MoU.
b. Program PAUD dan PPAUD yang sudah didukung dari Bank Dunia, Dana
APBN, Pendampingan APBD II (Pemerintah Daerah/Kabupaten), Swadaya
Masyarakat, Orangtua dan pihak-pihak lain yang peduli, hendaknya terus
berkesinambungan/berkelanjutan. Karena investasi jangka panjang pada
bidang SDM bagi kepentingan bangsa dan negara harus dimulai dengan
memberikan pelayanan terbaik kepada anak usia dini.

27
BAB VI
PENUTUP

Demikian laporan hasil analisis monitoring dan evaluasi yang telah selesai
disusun, khususnya yang terkait dengan implementasi program Pendidikan dan
Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) pada 4 (empat) Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah, yang telah ditunjuk sebagai wilayah PPAUD oleh Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini Ditjen PNFI Kementerian Pendidikan Nasional.

Oleh karena itu dengan hasil analisis monev ini, diharapkan dapat :

1. Diketahui sampai sejauhmana program PPAUD telah dilaksanakan di 4 Kabupaten


dimaksud, sehingga dapat diketahui keberhasilan dan kelemahan yang masih terjadi
guna dilakukan perbaikan.

2. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan atas penerapan program dan kegiatan PPAUD.

3. Mengetahui Indikator-indkator yang telah dicapai dalam penanganan program


PPAUD di 4 Kabupaten.

4. Adanya tindak lanjut atas permasalahan yang terjadi dan memberikan masukan
serta rekomendasi sesuai kondisi di daerahnya masing-masing setelah diadakan
Monev. Sehingga pelaksanaan program PPAUD semakin sempurna dan memenuhi
harapan semua pihak serta adanya kesiapan rencana dan keberlangsungan program
setelah proyek PPAUD yang didukung dari Bank Dunia berakhir.

Semoga hasil analisis monev ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi
Pemangku Kepentingan atau Stakeholder (khususnya Petugas/Pengelola di tingkat DPIU
pada 4 Kabupaten yaitu Rembang, Wonogiri, Banjarnegara dan Cilacap) maupun PPIU
(Provinsi dan Pusat/CPICU) dan pihak-pihak lain yang memerlukan.

28
HASIL EVALUASI MONEV PPAUD DI 4 (EMPAT) KABUPATEN

KONDISI : SAMPAI AKHIR NOVEMBER 2010


No. Uraian Pertanyaan

I ORGANISASI PPAUD DI Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Cilacap Kabupaten Rembang Kabupaten Wonogiri
KABUPATEN

1 Kapan Surat Keputusan Organisasi Tanggal : 11 Pebruari 2009 Tanggal : 15 Desember 2006 Tanggal : 19 Maret 2009 Tanggal : 26 Mei 2010
Pengelola Program P.PAUD Tingkat No SK : 900/37/ 2009 No.SK : 420/422/33/2006 No SK : 420/228/2009 Nomor SK : 212/2010
Kabupaten diterbitkan ? Pejabat Penerbit SK : Bupati Pejabat Penerbit SK : Bupati Pejabat Penerbit SK : Bupati Pejabat Penerbit SK : Bupati
Banjarnegara (terlampir) Rembang (H. Moh. Salim) Wonogiri
2. Kapan Surat Keputusan Tim Tanggal 6 Maret 2007 Tanggal : 3 November 2009 Tanggal : 22 Januari 2007 Tanggal : 26 Mei 2010
Koordinasi P.PAUD Tingkat No. SK : 420/46 No. SK : 420/423/33/2006 No SK : 420/016/2009 No. SK : 213 tahun 2010
Kabupaten diterbitkan Bupati ?
3 Jika belum diterbitkan, apa kendala -- -- -- --
yang dihadapi? Upaya yang
dilakukan :

ANALISIS :
Stakeholder (Bupati) telah merespon adanya PPAUD melalui penerbitan Surat Keputusan (SK) Organisasi Pengelola Program P.PAUD Tingkat Kabupaten dengan rentang waktu
2007 s/d 2013. Bupati sudah mengeluarkan semua SK dengan tanggal berbeda tergantung daerah masing-masing, dengan pertimbangan. Ada dua SK yaitu (1) DPIU awal
Januari antara 2-3 Januari awal tahun di Rembang 2 Januari 2010 untuk personil yang masuk dalam Organisasi PPAUD, SK (2) untuk pencairan dana yang tanda tangan Kepala
Dinas Pendidikan masing-masing. Kabupaten Rembang dana cair bulan Oktober 2010 berbentuk Block Grant, kegunaan untuk operasional dan rehab gedung. Untuk
pendampingan APBD II Rembang diperuntukkan kegiatan HAN = Rp. 50 juta, untuk APBD I Jateng = Rp. 5 juta, dari dana APBN pusat (Dekonsentrasi) Rp.10 juta. Dana-dana
tersebut, sudah dilaksanakan semua. Adapun untuk Pencairan dana tahun 2008 dilaksanakan dengan tahap I = 40 %, tahap II = 30 %, tahap III = 30 %. Sedangkan
Peraturan baru tahun 2010 dilakukan dengan dua tahap I = 60 % dan tahap II = 40 %. Untuk Kabupaten Wonogiri, dana telah dicairkan bulan Agustus-September, terdiri
dari dana Pendampingan dari APBD II sebanyak = Rp. 415 juta (untuk kegiatan PAUD). Kab Cilacap dari APBD II sejumlah = Rp. 1,3 Milyar, khusus untuk program PPAUD
= Rp. 520 juta. Rembang untuk tahun 2011 mengusulkan ( tidak spesialisasi pada Kabupaten tertentu, namun tergantung kelayakan, kompetisi proposal, dan kenyataan di
lapangan, tapi Kab Rembang minta ditambah untuk pendampingan PPAUD. Karena Rembang sudah mendapatkan dana dari Bank Dunia, Dana hibah utk 4 kabupaten tersebut
sebanyak = Rp. 6 Milyar, untuk mengajukan Rintisan, PPAUD Unggulan tidak sama dengan daerah lain. Permasalahan Organisasi Pengelola di Kab. Cilacap maka Bupatinya
masih mengalami kasus hukum, maka terjadi pergantian pimpinan daerah, sehingga terjadi keterlambatan penerbitan SK, pengurus masih menggunakan SK lama. Permasalahan
pengurus dalam organisasi mengalami perubahan . Tetapi sebenarnya akan lebih mudah kalau DPIU masih dipegang oleh Petugas Pendidikan Non Formal.
II. OPERASIONALISASI KEGIATAN Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Cilacap Kabupaten Rembang Kabupaten Wonogiri
PROGRAM PPAUD

1. Sejauhmana realisasi Anggaran Kondisi sampai Oktober 2009


P.PAUD pada DPIU dapat diserap ?
(Kondisi Bulan : s/d Juli 2010) *)

a. Keuangan : Rp...... (... %) Rp. 26.733.000,- atau Rp. 378.000.000,- Rp. 3.325.310.000 Rp. 1.745.900,- (29 %)

(15,47 %) (70 %) ( 54,58 %) dari total Rp.


6.092.800.000

b. Fisik : ................ % 50 % ................ % 56,25 % Sisa Rp, 4.346.900 (72


%)

c. Sisa yang tidak terserap : Rp....... Rp. 162.000.000,- (30 %) Rp. 2.0767.490.000 (45,62%)
(.... %)

d. Nama Kegiatan yang tidak Dana Bantuan Sosial


terserap :

e. Alasan tidak terserap : .... Sedang dalam Proses, karena


terjadi perubahan Pejabat. Dana
yang bertanda (* ) bintang, baru
pada proses seleksi karena harus
ada persetujuan dari KPPN.

2 Kapan pelaksanaan Orientasi


Teknis/Pelatihan Petugas P.PAUD
Desa atau Child Development Worker
(CDW atau Petugas P.PAUD Desa)
dan Tenaga Pendidik PAUD
dilaksanakan ?
a. Petugas P.PAUD Tk. Desa dan - Batch I (15-27 Nopember - Jumlah : 40 orang Peserta Jumlah : 120 orang Jumlah : 120 orang
CDW : 2008) = 56 peserta di - Jumlah Desa : 60 Jumlah Jumlah Desa : 60, Jumlah Desa : 60
Pendidikan Luar Biasa /PLB Kec. : 24 Jumlah Kec. : 13 Jumlah Kec. : 25
- Jumlah : ................ orang Semarang; - Tempat : Hotel Grand Valley
Tempat : Hotel Grand Wahid Kota Tempat Hotel Joglo
- Batch I (21 Agustus -1 Sept. baturaden Kab. Banyumas
- Jumlah Desa : ................ 2009), 30 peserta, di Gedung Salatiga Kabupaten Wonogiri
P2PNFI Ungaran Kab. Smg
- Jumlah Kec. : ................
- Batch I & II (2-13 September
- Tempat : ....................... 2009), 26 orang di Gedung
P2PNFI Ungaran Kab. Smg
- Jumlah 56 orang
- Jumlah Desa 30 desa
- Jumlah Kecamatan = 20
- Batch II/III tanggal 23 Maret
– 12 April 2010, Pelatihan CWD
di GV Bms
- Batch III Tgl 13 April – 3 Mei
2010, Tenaga Didik
- Jumlah : 40 orang
- Jumlah Desa 30, Jml Kec. 10
- Tempat di Hotel Grand Valley
Baturaden Kab. Banyumas

b. Tenaga Pendidik : Batch I (15-27 Nopember 2008), Jumlah : 40 orang Jumlah : 120 orang Jumlah : 120 orang
56 org di Pendidikan Luar Jumlah Desa : 60 Jumlah desa 60, Jumlah Desa : 60
- Jumlah : .................... orang Biasa/PLB Semarang Jumlah Kec. : 24 Jumlah Kecamatan 13 Jumlah : kec. : 25
Batch I (17-28 Juli 2009), 29 org,
- Jumlah Desa : ...................... - Tempat : Pendopo Kabupaten Tempat : Hotel Grand
di Gedung P2PNFI
Jumlah Kec. : ..................... Rembang dan P2PNFI Ungaran Wahid Salatiga dan
Batch I dan II (9-20 Agustus
2009) 27 org, di gedung P2PNFI Kabupaten Semarang. P2PNFI Ungaran Kab.
- Tempat : ............................. Batch II (28 september-18 Semarang
Oktober 2009) 20 org di gedung
P2PNFI
Batch III (19 Oktober-8
Nopember 2009), 20 org di
Gedung P2PNFI
Batch III dan Batch I,
Coaching Clinic Tenaga Pendidik
(4-6 Desember 2009) 22 org di
SKB Banjarnegara
Jumlah : 118 org
Jumlah desa : 60,
Jumlah Kec. : 20
Tempat : Pendidikan Luar Biasa
Semarang dan P2PNFI Ungaran
Jumlah : 40 orang
Jml Desa : 20
Jml Kecamatan : 8
Hotel Grand Valley Baturaden
Purwokerto Kab. Banyumas

3 Apa saja permasalahan yang terjadi Di desa-desa tertentu terkadang Tidak ada masalah yang Kekurangan SDM Jumlah Sumber daya
pada Perekruitan/ Pemilihan CDW mengalami kesulitan untuk berarti/menghambat Pendidikan SDM masih rendah manusia (SDM) Tenaga
dan Tenaga Pendidik ? mencari Calon Tenaga Pendidik Perlu bantuan SDM Pendidik sangat
dan Petugas PPAUD, apalagi terbatas
dengan persyaratan minimal SMA,
dan terkadang ada dusun yang
atau desa yang tidak memiliki
lulusan SLTA

4 Solusi / upaya pemecahan masalah ? a. Mewajibkan bagi calon Tenaga a. Memotivasi tenaga pendidik dan Diadakan pelatihan
Pendidik ataupun calon Petugas CDW untuk melanjutkan selama 200 jam dan
PPAUD Tingkat Prov. untuk pendidikan pendapingan secara
mengikuti Kejar Paket C (Bagi
terus menerus oleh TFM
mereka yang belum lulus SLTA) b. Memotivasi tenaga pendidik
b. Mencari dari dusun lain untuk mengikuti pelatihan
c. Apabila Terpaksa tidak ada,
mencari desa tetangga

5. Apakah Pemerintah Kabupaten sudah


mengalokasikan Anggaran guna
mendukung kegiatan di DPIU dan
untuk membiayai Gaji/Honor para
Tenaga Pendidik dan Petugas/
Tenaga P.PAUD setelah pelaksanaan
kegiatan sudah berjalan selama 2
tahun ?

Sudah / Belum Belum a. Sudah Sudah Sudah


Sudah, sejumlah Rp. .................... b. Sudah, sejumlah Rp. Sejumlah Rp. 100/ bulan Rp. 286.680.000
Diperuntukkan Tenaga Pendidik 55.000.000,- Untuk 120 Pendidik Untuk 240 orang
c. Diperuntukkan Pembinaan
sejumlah : ................... orang Sudah ada TPK
terhadap Tenaga Pendidik.
Jika Belum, mengapa ? Orang
d. Untuk pengadaan APE dalam
dan luar

6. Siapakah unsur Tim Fasilitator a. Bidang Pendidikan ( 3 org) - Peni a. Bidang Pendidikan Bidang Kesehatan
Masyarakat (TFM) ? b. Bidang Kesenian ( 2 org) - b.Rina b. Bidang Kesehatan BKKBN
c. Bidang Pemberdayaan ( 6 - Rahmat c. Bidang Pemberdayaan Bidang Pendidikan
org) - Teguh
BAPPEDA
- Sumiati
- Rina B
- Fenti
- Betta
- Farida
7. Kapan penerimaan TFM dilaksanakan 1. Tanggal 15 April 2008 -  November 2007 Tahun 2007
? 2. Tanggal 28 Maret 2009  April 2008 Tahun 2008
(SK Terlampir)  Maret 2009 Tahun 2009
8 Apakah dalam penerimaan/ Seleksi
TFM sesuai ketentuan ?
Sudah sesuai / belum Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai
Jika belum, apa saja kendala yang
dihadapi?
9. Siapakah unsur Tim Penilai a. Dinas Pendidikan a. Kabid PNFI, Dinas Dindikpora a. Tim Koordinator Dinas a. Bidang Kesehatan
Perekruitan TFM (SK - terlampir) b. KBPM (Keluarga Berencana Kab Cilacap Pendidikan b. BKKNB
Pemberdayaan Masyarakat) b. Kasi Dikmas, Dinas b. Dinas Kesehatan c. Dinas Pendidikan
c. Dinas Kesehatan Dindikpora Kab Cilacap c. Teknis LPK d. BAPPEDA
d. Setda c. Kasi PAUD, Dinas Dindikpora d. Humas Pemerintah
Kab Cilacap Kabupaten
e. BPMPKB, Akademisi
10. Apakah TFM sudah pernah dilatih ? a. Sudah pernah, 12 orang a. Sudah pernah : 11 org a. Sudah pernah, a. Sudah pernah 11
Sudah pernah/ belum pernah : b. Jumlah : 500 jam b. Jumlah : 500 jam b. Jumlah : 500 jam orang
.......................................... orang c. Kapan : c. Kapan : Setelah perekrutan c. Kapan : b. Jumlah : 700 jam
TFM I : 1-19 Desember 2007 dilaksanakan  Bandung 2007
Jumlah : ........................... jam
dan 11 Pebruari-19 Maret 2008 d. Dimana tempat Pelatihan :  Solo 2008
Kapan : . (di Sasana Budaya Ganesha di Jakarta  Ungaran 2009
Dimana tempat Pelatihan : Bandung dan Hotel Sahid Raya  Salatiga 2010
Solo) d. Tempat Pelatihan : Jakarta
TFM II : 4 Juni-19 Juli 2008 di
Hotel Sahid Raya (Yogyakarta)
TFM III : 17 April – 12 Juni 2009
di Hotel Sahid Solo
11. Bagaimana pembagian tugas TFM di  TFM I sejak bulan Januari TFM : 11 org ditugaskan untuk Pembagian TFM per-desa a. Kec. Baturetno 2
Kabupaten ? 2010 : 3 org dengan wilayah 24 kecamatan dengan bukan org
Kecamatan: .................. orang kerja di 20 kec. Hal ini krn pembagian wilayah kerja per - kecamatan b. Kec. Wuryantoro 2
Kecamatan: .................. orang desa sasaran program PPAUD (Cilacap Timur - Tengah = 4 1 TFM dapat 5 desa org
Kecamatan: .................. orang Batch I tersebar di 20 orang; Cilacap Tengah – Jumlah TFM ada 12 orang c. Kec. Purwantoro 2
Kecamatan: .................. orang kecamatan (1 kec 1 desa). Sidareja = 2 orang, Cilacap Jadi ada = 60 desa org
Kecamatan: .................. orang  TFM II : 4 org dengan Barat = 5 org) d. Kec. Wonogiri 2
wilayah kerja di 4 kec. org
 TFM 3 : 4 org dg wilayah e. Kec. Jatisrono 3
kerja 8 kec. org
12. Bagaimana Pemerintah Kabupaten, Kabupaten bekerja sama dengan TFM diminta membuat laporan Berdasarkan laporan kegiatan Koordinasi UPTD
dalam mengawasi Kinerja TFM yang Dinas Pendidikan Kecamatan se kegiatan yang dilaksanakan harian TFM dan monitoring tim KecamatanPenilik
melaksanakan tugas di desa-desa ? kabupaten Banjarnegara untuk secara berkala, Dinas monev PKK Diknas
memonitor Kegiatan/Kinerja TFM Pendidikan melakukan
pemantauan langsung

ANALISIS :
1. Pada umumnya sebagian besar dana (90%) dari 4 Kabupaten telah terealisasi dan terserap dengan melalui berbagai kegiatan. Saat sekarang tinggal proses laporan
pelaksanaan kegiatan dan laporan pertanggung jawaban (LK & LPJ). Rencana pada bulan Desember 2010 penanggung jawab kegiatan DPIU dari 4 Kabupaten maupun
Propinsi akan diundang untuk evaluasi kegiatan tingkat pusat
2. Dari semua Kabupaten telah melaksanakan kegiatan pelatihan Orientasi Teknis/Pelatihan Petugas P.PAUD Desa atau Child Development Worker (CDW atau Petugas
P.PAUD Desa) dan Tenaga Pendidik PAUD. Dengan dengan Peserta berjumlah antara 40 – 120 orang, jumlah Desa 30 – 60 , Kecamatan 13-25. Pelaksanaan pelatihan
CDW maupun Tendik Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara dilaksanakan di Hotel Grand Valley Baturaden Banyumas. Kemudian Kabupaten Wonogiri dan Rembang
dilaksanakan di Hotel Grand Wahid Salatiga antara bulan Maret s/d Mei 2010. Nara sumber terdiri dari 4 orang yaitu 1 dari propinsi dan 3 dari kabuapten masing
masing, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Pendidikan Propinsi, BKKBN Daerah.
3. Dalam perekrutan CDW dan Tendik, animo masyarakat yang mendaftar dan mengikuti seleksi sangat tinggi yang dipilih oleh Kepala Desa setempat, dengan syarat
memiliki Ijazah SLTA, mempunyai waktu luang, baik dan benar, diseleksi melalui Dinas Pendidikan Kecamatan dan Kabupaten, kemudian diterbitkan SK Bupati. Terdapat
tenaga CDW atau Pendik yang diterima lulusan SLTP.
4. Tenaga CDW atau Tendik yang belum lulusan SLTA mendapat rekomendasi mengikuti Kejar Paket C (Setara SMA). Mendapatkan bantuan fasilitator dari Desa lain.
Memotivasi CDW atau tendik yang lulusan SLTA untuk melanjutkan studi lebih lanjut (Misal melalui kuliah di Universitas Terbuka)
5. Dari 4 kabupaten terdapat 3 Kabupaten yang telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan DPIU dan untuk membayar Gaji/honor para tenaga
pendidik dan petugas/tenaga PPAUD, yang sudah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun. Sedangkan hanya kabupaten Banjarnegara yang belum
mengalokasi anggaran tersebut.
6. Unsur yang tergabung dalam TFM pada umumnya terdiri dari unsure bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan khusus kabupaten
Cilacap TFM berasal dari unsure masyarakat yang berminat dan terseleksi
7. Penerimaan TFM diatur oleh peraturan SK dari Pusat yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kabupaten, sehingga berbeda antar Kabupaten. Informasi
mengenai perekrutan TFM melalui media massa (Koran Daerah)
8. Dalam perekrutan TFM animo masyarakat yang mendaftar dan mengikuti seleksi sangat tinggi. Mereka mendapatkan informasi dari Mass media dan dinas pendidikan
kabupaten setempat. Urutan seleksi meliputi seleksi administrasi, pegetahuan potensi karakteristik daerah masing-masing, kemampuan komputer, bahasa inggris dan
kepribadian.
9. TFM diseleksi oleh Tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten, antara lain berasal dari unsure-unsur terkait ( Dinas Kesehatan, Diknas, Bappeda, BKKBN
daerah, Akademisi),
10. Bagi anggota TFM yang telah dinyatakan lolos seleksi mereka mendapatkan pelatihan oleh penyelenggara pusat ( tempat-tempat pelatihan antara lain Jakarta,
Bandung, Solo) selama 500 jam ( 3 bulan).
11. Pembagian tugas TFM Kabupaten di masing-masing kecamatan/wilayah dilakukan secara proporsional sesuai dengan banyak sedikitnya TPK.
12. Pemerintah Kabupaten dalam mengawai kinerja TFM bekerjasama dengan dinas pendidikan kecamatan dengan bentuk pemantuan langsung ke lapangan dan
pembuatan laporan berkala. Pada umumnya di tingkat kecamatan dilakukan oleh Penilik PAUD, sementara di tingkat Kabupaten oleh Kasi PAUD.
III. PROSES PERSIAPAN DAN
PELUNCURAN DANA HIBAH
/BLOCKGRANT MASYARAKAT Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Cilacap Kabupaten Rembang Kabupaten Wonogiri

1. Apakah Tim Pengelola Kegiatan a. Sudah dibentuk a. Sudah dibentuk a. Sudah dibentuk a. Sudah dibentuk.
(TPK) P.PAUD sudah dibentuk ? b. Petugas TPK : 120 orang b. Petugas TPK : 100 orang b. Petugas TPK : 120 b. Petugas TPK : 360 org
Sudah dibentuk / belum dibentuk c. Jumlah Desa : 60 , c. Jumlah Desa : 60 Jumlah orang c. Jml Desa 60 Jml
d. Jml Kec. : 20 d. Jml Kec. : 24 c. Jumlah Desa: 60 , d. Jml Kec : 25
Jika belum, apa alasannya ? ...........
d. Jml Kec. : 12
Berapa jumlah Petugas TPK .... org
Jumlah Desa : .. Jumlah Kec. .....
2. Apakah Rencana Kegiatan Sudah a. Sudah Sudah a. Sudah
Masyarakat (RKM)/Proposal (Rekapitulasi / Daftar
Blockgrant telah disusun oleh TPK ? Pengajuan Proposal
Sudah/ belum (Rekapitulasi/Daftar Terlampir)
Pengajuan Proposal Terlampir)
Jika belum, apa alasannya ?
3. Apakah RKM (Proposal) dari TPK Sudah a. Sudah Sudah a. Sudah
sudah diajukan ke DPIU untuk
diproses dan dievaluasi ?
Sudah/belum ?, Jika sudah,
adakah Surat Tanda Terima
Pengajuan RKM (Proposal
Masyarakat) ? Ada / tidak
Jika belum, apa alasannya :
4. Apa dasar penentuan lembaga Penilaian Proposal dan Penilaian Proposal dan Survey Penilaian Proposal dan b. Penilaian Proposal dan
penerima bantuaan Dana Hibah/ Survey ke Lapangan ke Lapangan Survey ke Lapangan survey ke Lapangan
Blockgrant untuk Program Layanan
P.PAUD yang diajukan oleh TPK ?. Jumlah Anak Usia Dini
Penilaian Proposal dan Survey ke
Lapangan , Lainnya, sebutkan
5. Siapa saja Unsur Tim Evaluasi/ a. Kasi PAUD a. Kabid PNFI, Dinas a. DPIU a. Kasi PAUD
b. Ka Subag Perencanaan Dindikpora Kab Cilacap b. Pengelola PAUD
Penilai Proposal Dana c. Kasi Diknas b. Kasi Dikmas, Dinas b. Sekretaris b. Kasi Dikmas
Hibah/Blockgrant untuk RKM yang d. Kepala SKB Dindikpora Kab Cilacap c. Anggota c. Kabid PNFI
diajukan oleh TPK ? e. Staf Seksi PAUD c. Kasi PAUD, Dinas Dindikpora d. Staf Seksi PAUD
Kab Cilacap
6. Siapa yang menerbitkan Surat SK Bupati SK Bupati SK Bupati SK Bupati
Keputusan (SK) Dana Hibah/ Nomor : 569/2006 Nomor : 420/402/14/2009 Terlampir No. 214 Tgl 26 Mei 2010
Blockgrant tersebut ? Tgl 21 Desember 2006 Tgl. 28 September 2009
Nomor :....................... Tgl. ......
Bulan ......Th. .......... (terlampir)
7. Apakah pencairan Dana Hibah/ Ya Ya Ya Ya
Blockgrant sudah terealisasi ?
Ya / tidak, Jika tidak, apa alasannya
8. Berapa kali pencairan Dana 1 (satu) tahun sekali 1 (Satu) tahun sekali 1 (satu) tahun sekali 2 (dua) kali dalam satu
Hibah/Blockgrant dalam setahun ? tahun
1 (Satu) tahun sekali
2 (Dua) kali dalam satu tahun
9. Apa saja jenis pelayanan program a. Kelompok Anak usia 0-3 a. Kelompok Anak usia 0 – 3 a. Kelompok Anak usia 0-3 a. Kelompok Anak usia 0-3
P.PAUD dari Dana Hibah tersebut ? tahun dan orang tuanya tahun dan orang tuanya tahun dan orang tuanya tahun dan orang tuanya
a. Kelompok Anak usia 0 – 3 tahun b. Kelompok Anak usia 3-6 b. Kelompok Anak usia 3 – 6 b. Kelompok Anak usia 3-6 b. Kelompok Anak usia 3-6
dan orang tuanya tahun dan orang tuanya tahun dan orang tuanya tahun dan orang tuanya tahun dan orang tuanya
b. Kelompok Anak usia 3 – 6 tahun c. PAUD Kunjungan
dan orang tuanya d. Pusat PAUD
c. Lainnya, sebutkan
10. Penggunaan Dana Hibah program a. Kegiatan Program a. Program Pembelajaran. a. APE dalam dan luar a. Kesehatan dan gizi
P.PAUD untuk apa saja ? Pembelajaran b. Program Kesehatan dan Gizi.. b. Program Pembelajaran b. Dukungan Program
b. Kegiatan Program c. Program Pemberdayaan c. Kesehatan dan Gizi pembelajaran
Kesehatan dan Gizi Masyarakat. d. Renovasi Bangunan c. Pengadaan sarana
c. Kegiatan Pembangunan e. Penyempurnaan prasarana
Pusat Kegiatan administrasi d. Operasional dan
d. Kegiatan manajemen administrasi
dan Operasional
11. Apakah Dana Blockgrant Tenaga Sudah, Rp. 2.000.000/bulan Sudah Sudah Sudah
Pendidik sudah dicairkan ?
Sudah / belum
Jika belum, apa alasannya ? ..........
Jumlah pencairan dana = Rp. .......

ANALISIS :

1. TPK telah dibentuk sebelum Block Grand diluncurkan, melalui rapat musyawarah desa, yang dihadiri oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, tokoh masyarakat,
pemuka agama, dan warga masyarakat yang berminat, dengan jumlah 60 desa di berbagai kecamatan dari masing-masing Kabupaten PPAUD.
2. Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) telah dibuat di semua kabupaten. Dalam pembuatan RKM difasilitasi oleh TFM (sebagai koordinatoryang dihadiri oleh pengurus
TPK dan seluruh elemen masyarakat yang terkait melalui proses, rapat, sharing, diskusi untuk penyamaan persepsi, dengan proses tahapan sebagai berikut :
a. penyusunan Rencana kegiatan Masyarakat (RKM) dalam musyawarah Desa II
b. Pengesahan kelengkapan dan kelayakan oleh Tim DPIU
b. Penandatangan Surat perjanjian penerimaan bantuan (SPPB)
c. Pencairan dana hibah
3. RKM (Proposal) dari TPK yang sudah diajukan ke DPIU dan sudah diproses di tingkat Kabupaten, sebagaimana telah dijelaskan di atas, dan sudah ada surat tanda
terima pengajuan RKM.
4. Untuk dasar penentuan lembaga penerima bantuan dana hibah untuk layanan PPAUD yang diajukan melalui proses evaluasi
a. penilaian proposal
b. seleksi administrasi
c. visitasi lapangan/survey
d. rapat penentuan kelayakan lembaga penerima dana bantuan yang telah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten
e. Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi .
5. Tim penilai proposal block grand pada umumnya melibatkan Kabid PNFI, Kasi PAUD, Kepala SKB, Kasi Dikmas, Staf Seksi PAUD.
6. Surat Keputusan diterbitkan oleh Nota kesepakatan antara Direktur Jendral PLS Depdiknas dengan Bupati (masing-masing Kabupaten)
7. Pencarian dana hibah program sudah terealisasi antara bulan Agustus - Oktober 2010;
8. Tahap pencairan Blockgrant / hibah. Untuk pencairan dana di tahun 2008 melalui 3 tahapan: tahap I 40 % per TPK, tahap II 30 %, dan tahap III 30 %. Pada tahun
2010 berubah menjadi 2 tahap, tahap I 60 % dan tahap II 40 %. Dana block grand disetor langsung pada bank BRI yang ditandatangani oleh 2 orang pengurus TPK .
9. Pendidikan Anak Usia Dini yang dilayani, pada kelompok usia 0 – 3 tahun, dan 3 – 6 tahun, dalam bentuk Kelompok Bermain, PAUD Kunjungan dan Pusat PAUD.
10. Penggunaan dana hibah PPAUD direalisasikan dalam kegiatan Pembelajaran, Kesehatan dan Gizi, Pemberdayaan Masyarakat, Renovasi Bangunan, Penyempurnaan
Administrasi, APE serta Sarana Prasarana.
11. Dana blockgrant untuk Tenaga Pendidik sudah dicairkan sesuai aturan.
IV. UPAYA & REKOMENDASI/ Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Cilacap Kabupaten Rembang Kabupaten Wonogiri
USUL/MASUKAN :

1. Upaya apa yang perlu a. Sosialisai Program PPAUD a. Membangun kemitraan a. Tenaga pendidik yang ahli a. Membuat PAUD
dilakukan, guna mendukung ke semua elemen dengan BUMD dan BUMN di dibidangnya unggulan
pelembagaan program PPAUD masyarakat, dan tingkat Wilayah Cilacap(Bantuan b. Koordinasi yang baik antara b. Sosialisasi ke orang
APE untuk lembaga PAUD) Diknas (Program PAUD),
yang bermutu di tingkat Kabupaten dg melibatkan tua , masyarakat,
b. Persatuan Tenaga Kerja TFM dan TPK
Kabupaten , Kecamatan dan Dewan Pendidikan Indonesia memberi c. Memberikan aturan yang tokoh agama,
Desa ? Kabupaten, Komite dukungan dana untuk jelas pada Penilik PAUD pemerintahan desa
Koordinasi Kabupaten, membangun gedung PAUD melalui surat tugas masing- c. Masing-masing
Himpaudi, Forum PAUD di desa Karang Anyar masing kecamatan ada
dan Lembaga-lembaga yg Kecamatan Adipala d. Kerjasama TPK, TFM dan penilik PAUD
terkait secara langsung c. Setiap RT menyumbang pejabat fungsional terkait d. Terintegrasinya stake
uang Rp. 150.000/bulan (penilik PLS dll) perlu
maupun tidak langsung holder di lapangan
untuk membangun ruang diintensifkan
dg program PPAUD, belajar/bangunan e. Ada alokasi dana khusus
dengan legislatif, dengan d. 10 lembaga PAUD mendapat kunjungan untuk penilik
Tim Penggerak PKK bantuan material dari (supervisi, evaluasi),
Kabupaten, dll. masyarakat berbentuk in mengingat saat ini belum
Keberadaan Forum PAUD Kind ada.
adalah hal yang e. Beberapa lembaga
mendapat tanah wakaf dari
dibutuhkan agar terjadi
masyarakat
kerjasama lintas sektoral f. Dukungan dana ADD
di Program ini. sebesar Rp 25.000.000
Perjuangkan agar PAUD untuk TPK Tunas Karya dan
masuk dalam RPJM dan Tunas Harapan. 9 TPK lain
RPJP Kabupaten mendapat dukungan dana
yang variatif
b. Di tingkat kecamatan
program PPAUD harus
mampu bekerja sama
dengan leading sektor di
Kecamatan-kecamatan,
Tim Penggerak PKK
kecamatan, Lembaga-
lembaga lain di
kecamatan, Himpaudi
kecamatan dan apabila
memungkinkan dibentuk
Forum PAUD di
Kecamatan. Perlu
dilakukan proggram
bersama di Kecamatan
agar semua tahu dan
mengerti tentnag
program PPAUD. Pastikan
PAUD termasuk dalam
RPJM kecamatan

c. Di tingkat desa maka


program PPAUD harus
bekerjasamana dengan
pemerintah desa, PKK
desa dan organisasi sosial
lain di tingkat desa.
Perjuangkan program
PAUD masuk dalam RPJM
desa dan menjadi
program desa

d. Untuk menjaga
konsistensi PAUD maka
dapat dimulai dulu
dengan Gerakan sadar
PAUD (yg pada tahap
adalah agar arang yang
tidak mengerti dan sadar
pentingnya PAUD utk
anak-anak)

2. Apa saja saran/ masukan/ a. Sebagian masyarakat Sehubungan dengan Tetap melakukan pendampingan a. Meningkatkan sarana
rekomendasi Saudara yang belum butuh PAUD, berakhirnya Jabatan Bupati secara berkelanjutan dan prasarana PAUD
terkait dengan orangtua belum selaku penanggung jawab b. Memberi insentif /
keberlangsungan program memikirkan pendidikan Program sebelum masa honor
P.PAUD di Kabupaten ? untuk anak-anak sejak seharusnya, maka Bupati baru c. Diadakan pelatihan
dini. Orangtua hanya segera memperbaharui SK bagi pendidik dan
akan menyekolahkan berkaitan dengan Program pengelola
anaknya apabila sudah PPAUD dan menerbitkan SK d. Ditingkat kabupaten
umur 6 th (SD). untuk Pejabat DPIU yang baru ada dana untuk
karena Pejabat lama telah visitasi movev
b. Perlu kampanye yg heboh beralih tugas ke bidang lainnya.
utk gerakan PAUD,
pemasangan pamflet,
spanduk yg tersebar di
seluruh desa ( Sosialisai
PAUD melalui TV kurang
efisien).

c. Program PPAUD adalah


program perbaikan
bangsa untuk masa
depan. Utk itu perlu
semangat utk
memperbaiki negeri ini
dari mulai anak-anak usia
dini sbg investasi bangsa.

d. Perlu kesejahteraan
(insentif) utk tendik,
petugas PPAUD desa, dan
pengelola program.

e. Utk memperbaiki generasi


bukanlah pekerjaan
sambilan shg diperlukan
keahlian dan keseriusan
mendidik anak sejak dini

f. Perlu menggali potensi


lokal (desa) sehingga
akan muncul kearifan
lokal termasuk salah
satunya bagaimana
pembiayaan dan
pemeliharaan PAUD
supaya tetap berjalan dg
lancar.

3 Berkas-berkas sebagaimana Ada Ada Ada Ada


terlampir.

ANALISIS :
1. Di Kab. Cilacap permasalahan pada disaat SK masih berlaku, terjadi pergantian personil pejabat / staf DPIU, di Cilacap sudah terbentuk forum yg melibatkan semua
SKPD forum PAUD (terjadi komitmet) mitra tim penggerak PKK, GOW, P2PP.
2. Ada PPAUD yg belum punya Gedung menggunakan fasilitas masyarakat (balai desa), Di setiap desa ada tendik yg dibiayai oleh bank dunia ada yg swadana, rata-rata
1 lembaga 2 orang dari Bank Dunia. Di Cilacap dari 120 TPK yang telah memiliki PAUD Kunjungan di pos PAUD sebanyak 56 TPK, target th 2010 semua telah
memiliki .

PERMASALAHAN :
1. Di Cilacap : Lembaga yang baru mendapatkan bantuan baru 10 % dari sebanyak 380 lembaga; Usul penambahan kuota dana maupun alokasi ditambah agar semua
lembaga medapatkan tambahan alokasi dana dan kuota.
2. Kurangnya peningkatan kuantitas dan kualitas bagi tenaga Pendidik. Karena belum merata atau baru 40 % yang telah terlatih. Usul kuantitas dan kualitas Tenaga
Pndidik melalui Pelatihan agar dapat menjangkau kepada semua Tenaga Pendidik.
3. Pelaksanaan program belum berjalan secara terintegrasi dengan Kemitraan. Usul agar kegiatan dilaksanakan lebih terintegrasi dan perlu melibatkan pihak Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, Tim Penggerak PKK, HIMPAUDI dan Lembaga PAUD.
4. Di Banjarnegara : Masih ada Fasilitator desa yang tidak lulus SMA (tingkat Pendidikan SDM rendah), karena SDM penduduk setempat kurang memenuhi persyaratan
(sebagai fasilitator), sehingga menggunakan bantuan fasilitator dari desa lain.
5. Belum ada Sosialisasi tentang Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK);
6. Tahun 2013, dana bantuan dari Bank Dunia akan berakhir, namun sampai saat ini belum tahu bagaimana kelanjutan programnya.
7. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya program PAUD masih rendah, walaupun sudah disosialisasikam melalui berbagai pertemuan (tingkat RT maupun informasi
melalui mimbar di Masjid-masjid).

REKOMENDASI :
1) Menyadarkan pentingnya PAUD bagi anak-anak diusia dini kepada kelaurga;
2) Perlu kampanye yang lebih gencar tentang gerakan PPAUD, melalui pemasarangan Pamflet/Leaflet, Spanduk/Slogan2 di seluruh Desa;
3) Kampanye PPAUD melalui Media TV (elektronika) dan media Cetak perlu dioptimalkan lagi;
4) Mengkampanyekan program PPAUD sebagai program Invenstasi bangsa dalam rangka mempersiapkan generasi penerus (sebagai SDM yang lebih
unggul dibidangnya masing-masing);
5) Peningkatan kesejahteraan kepada Tenaga Pendidik, Petugas PPAUD Desa dan Pengelola program PPAUD (TPK);
6) Perlu keseriusan dan keahlian sebagai Pengelola PPAUD;
7) Perlu upaya menggali potensi lokal dan budayanya, sehingga akan muncul kearifan lokal termasuk bagaimana pembiayaan dan pemeliharan program
PPAUD supaya dapat tetap berjalan;
8) Jika terjadi pergantian Pejabat Bupati/Kadinas atau perpindahaan Pejabat dalam Struktur Pengelola PPAUD, maka perlu diciptakan mekanisme
terhadap pembaharuan SK yang ada;
9) Diperlukan pendampingan dana/anggaran secara bekelanjutan;
10) Dibutuhkan peningkatan sarana-prasarana pada Kelembagaan PPAUD;
11) Peningkatan pelatihan bagi Tenaga Pendidik dan Pengelola;
12) Dibutuhkan dana untuk melakukan kunjungan lapangan dalam monev.
Lampiran 5

FOTO-FOTO KEGIATAN PROGRAM PPAUD

Foto 1. Orientasi Teknik Pembelajaran Foto 2. Orientasi Teknik Pembelajaran

Foto 3. Orientasi Teknik Pembelajaran Foto. 4 Orientasi Teknik Pembelajaran

Foto 5. Orientasi Teknik Pembelajaran Foto 6. Orientasi Teknik Pembelajaran


Foto 7 Orientasi Teknik Pembelajaran Foto 8. Dialog dengan DPIU di Banjarnegara

Foto 9. Kegiatan Monev di Banjarnegara Foto 10. Kegiatan Monev di Banjarnegara

Anda mungkin juga menyukai