Anda di halaman 1dari 125

0

LOGBOOK
ILMU BEDAH MULUT KLINIK

NAMA

:_________________________________

______

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
1
LOGBOOK

ILMU BEDAH MULUT KLINIK

Penyusun :
1. drg. Victor Tengar Pamolango, MMRS.,SpBM
2. drg. Michael Andreas leman, MMedEd

Tim Bedah Mulut:


1. drg. Victor Tengar Pamolango, MMRS.,SpBM
2. drg. Cristianto T. Kowel
3. drg. Maudy Komansilan
4. drg. Jequline M. Sagay
5. drg. Mavrits Kanter

Editor :

 drg. Ryan Irwanto Tunggal


 drg. Vera Dantika Wanenda

Revisi 2019 :

2
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia
sehingga penyusunan logbook ini dapat selesai. Logbook ini berisikan rekuirmen kasus, SOP
perawatan, lembar Checklist, dan aturan-aturan yang berlaku di RSGM UNSRAT.
Kami harapkan logbook ini dapat berguna dan sebagai pedoman bagi mahasiswa profesi
pendidikan dokter gigi UNSRAT dalam menempuh masa pendidikan profesi di RSGM UNSRAT.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan logbook ini kami sampaikan
terima kasih .

Manado, Januari 2019

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... 3

Daftar Isi ................................................................................................................................................ 4

Bab I Aturan Umum Rumah Sakit Gigi dan Mulut dan Bagian Bedah Mulut Klinik .......................... 5

Bab II Deskripsi Mata Kuliah ................................................................................................................ 20

Bab III Rekuiremen Klinik Bagian Bedah Mulut .................................................................................. 26

Bab IV Rancangan Pembelajaran Semester (RPS) ................................................................................ 31

Bab V Standar Operasional Prosedur (SOP) Perawatan ........................................................................ 69

Bab VI Rekapitulasi Rekuiremen Klinik Mahasiswa ............................................................................ 90

Bab VII Daftar Tilik Penilaian Rekuiremen Klinik ............................................................................... 106

Lampiran ................................................................................................................................................ 117

4
BAB I
ATURAN UMUM RUMAH SAKI T GIGI DAN MULUT
DAN BAGIAN BEDAH MULUT KLINIK

REGULASI TATA KEHIDUPAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK DI RSGM


PSPDG FK UNSRAT
No. /UN12.1.4.32/DL/2019

Menindaklanjuti beberapa evaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan bagi


mahasiswa profesi di RSGM UNSRAT dan melengkapi aturan akademik No.
104/UN12.1.4.32/DL/2017 tentang Aturan Umum Tentang Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Bagi Mahasiswa Profesi Di RSGM UNSRAT,terdapat beberapa hal yang kemudian perlu diatur dan
dijelaskan sebagai berikut:

A. ATURAN UMUM
1. Mahasiswa kepaniteraan klinik adalah mahasiswa yang sedang melakukan pendidikan
profesi (masa regular/sedang menjalani stase klinik dan masa transisi atau mahasiswa
veteran) di RSGM UNSRAT, selanjutnya disebut co-ass.
2. Bagi co-ass yang membawa kendaraan roda empat WAJIB memarkir mobil di tempat yang
telah disediakan, dan tidak menutup akses pintu masuk RSGM maupun pintu masuk
tetangga, tidak diijinkan memarkir mobil di halaman RSGM dengan alasan apapun/ dropp
off/ hanya melakukan presensi.
3. Bagi co-ass yang membawa kendaraan roda dua, motor diparkir di dalam halaman RSGM
pada tempat yang telah disediakan dengan rapi. Helm diletakkan di tempat yang telah
disediakan di bawah tangga samping dengan rapi.
4. Pada saat memasuki gedung RSGM, co-ass WAJIB mengenakan baju kepaniteraan klinik
berwarna putih, bersih, dan disetrika, serta memakai kartu identitas yang telah ditentukan
dengan warna pin yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Putih : Veteran,
b. Ungu : Bagian Ilmu Penyakit Mulut,
c. Merah : Bagian Bedah Mulut,
d. Hitam : Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Anak,
5
e. Biru : Bagian Konservasi Gigi,
f. Hijau : Bagian Periodonsi,
g. Kuning : Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat.
h. Bagian Prostodonsi dan Ortodonsi mengikuti stase minggu berjalan.
5. Pakaian co-ass kepaniteraan klinik yang diperkenankan yaitu:
a. Pakaian rapi dan sopan,
b. Tidak memakai celana ketat/ leging, panjang rok di bawah lutut, celana/ rok tidak
berbahan dasar blue jeans (berbahan denim),
c. Tidak mengenakan celana, rok, kerudung, dengan warna yang mencolok.
d. Jika mengenakan baju berlengan panjang, lengan baju kepaniteraan klinik dibuat
panjang,
e. Kerudung tidak menjuntai tetapi dimasukkan ke dalam baju kepaniteraan klinik,
f. Baju bedah hanya digunakan di dalam ruang bedah dan area sekitarnya di lantai satu,
g. Memakai sepatu tertutup, boleh memakai sepatu sport, dan sepatu tidak boleh diinjak.
6. Rambut bagi co-ass kepaniteraan kinik harus terlihat rapi, tidak diwarnai/ dicat. Untuk
wanita jika panjang diikat, sedangkan pria tidak melebihi krag baju.
7. Semua co-ass masa regular (sedang menjalani stase klinik) WAJIB melakukan presensi
finger print pagi hari paling lambat pukul 08.15 WITA, siang hari pukul 14.30 WITA.
8. Co-ass veteran WAJIB melakukan presensi finger print pagi apabila akan bekerja pada hari
tersebut.
9. Pendaftaran pasien dibuka jam 08.30-11.00 WITA. Pendaftaran pasien disesuaikan dengan
jumlah kuota masing-masing bagian.
10. Pasien selain co-ass kepaniteraan klinik wajib menunjukkan identitas diri berupa KTP/ SIM/
Kartu co-ass/ Kartu pelajar yang memuat foto diri, atau membawa surat keterangan
pengganti kartu identitas dari yang berwenang.
11. Pada hari yang sama, co-ass kepaniteraan klinik tidak diijinkan menjadi operator sekaligus
menjadi pasien.
12. Pada hari yang sama, co-ass kepaniteraan klinik hanya diijinkan mengerjakan satu pasien.
13. Apabila pada hari yang sama seorang pasien dikerjakan oleh dua orang operator maka pada
rekam medik akan terlampir dua memo pendaftaran.
14. Nama co-ass yang tercatat sebagai operator dalam memo rekam medik harus sama dengan
nama operator pada saat mengerjakan pasien.
15. Co-ass kepaniteran klinik yang menjadi pasien WAJIB melepas baju putih kepaniteraan
klinik dan meninggalkan pin identitas di bagian pendaftaran pasien dan mengenakan name

6
tag PASIEN. Name tag pasien dikembalikan oleh operator bersamaan dengan pengembalian
Rekam Medik.
16. Pintu masuk utama RSGM hanya diperuntukkan bagi pasien, dosen dan karyawan;
sedangkan pintu masuk ruang perawatan untuk co-ass melalui tangga samping. Pintu lantai
2(dua) untuk bagian IPM, BM, IKGM, IKGA, Prostodonsi, dan Ortodonsi. Pintu lantai
3(tiga) untuk bagian Periodonsi dan Konservasi Gigi, Pintu lantai 4(empat) untuk Ruang
Loker dan Aula co-ass.
17. Co-ass tidak dibenarkan berdiri, duduk di tangga, di area pendaftaran, ataupun di ruang
lainnya apabila tidak sedang berkepentingan. Hanya operator dan satu asisten operator yang
diijinkan berada di dalam ruang perawatan. Khusus bedah minor satu operator dengan dua
asisten operator. Asisten operator haruslah co-ass kepaniteraan klinik yang sedang stase di
bagian tersebut.
18. Kursi pasien hanya diperuntukkan bagi pasien. Kursi plastik hijau hanya diperuntukkan
untuk diskusi di dalam ruang diskusi lantai satu, dua, dan di lantai empat. Kursi plastik biru
hanya dipakai untuk keperluan diskusi dengan dosen, diambil di ruang perawat dan
sesudahnya WAJIB dikembalikan.
19. Operator dan asisten operator tidak dibenarkan memakai tas ransel ataupun tas selempang di
dalam ruang perawatan. Operator hanya diijinkan membawa satu tool box di dalam ruang
perawatan yang diletakkan di meja kabinet atau di atas bangku palstik biru, atau dalam loker
yang tersedia di masing-masing unit /bagian perawatan, dengan meminjam kunci pada
perawat bagian dan mengembalikannya setelah selesai bekerja pada hari itu juga.
20. Sebelum mengerjakan pasien co-ass menyiapkan Dental Unit beserta perlengkapannya dan
kemudian melapor pada perawat. Perawat memanggil pasien dan mendudukannya di DU.
21. Co-ass melapor pada DPJP bahwa pasien sudah siap setelah pasien duduk di Dental Unit.
22. Co-ass bisa melakukan pemeriksaan apabila pasien sudah diperiksa oleh DPJP. Co ass
mencatat keadaan pasien pada Dumy Rekam Medik/ rekam medik bagian.
23. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan co-ass wajib melapor kembali pada DPJP.
24. Co-ass tidak dibenarkan mengambil rekam medik di Bagian Rekam Medik. Rekam Medik
hanya dapat diambil dan dikembalikan oleh Perawat Bagian.
25. Co-ass tidak diijinkan meminjam, memfoto, ataupun memfotocopy Rekam Medik.
26. Setelah melakukan perawatan pada hari tersebut dummy rekam medik WAJIB mendapat
persetujuan dari dosen berupa tanda tangan/ paraf meskipun perawatan belum selesai/
tuntas. RM menjadi tanggung jawab DPJP.
27. Co-ass TIDAK DIPERBOLEHKAN membawa pulang rekam medik, co-ass diijinkan

7
membawa pulang rekam medik bagian.
28. Co-ass piket wajib standby di ruang perawat/ ruang perawatan. Pembagian co-ass piket
dilakukan oleh bagian administrasi RSGM. Jadwal piket ditempel di ruang perawat dan
meja dokter jaga.
29. Tugas piket yaitu menjadi asisten DPJP melayani pasien umum.
30. Pasien yang dikerjakan di luar RSGM tidak menjadi tanggung jawab RSGM maupun dosen
pembimbing klinik/ DPJP dan tidak dapat dimasukkan sebagai rekuiremen klinik co-ass
yang bersangkutan.
31. Toilet untuk co-ass tersedia di masing-masing lantai. Setelah memakai toilet harap tetap
menjaga kebersihan toilet dan tidak membuang sampah /tissue /pembalut di dalam kloset.
32. Wastafel tersedia di tiap-tiap bagian, digunakan untuk mencuci tangan, bukan untuk
mencuci alat. Tempat cuci alat tersedia satu buah di setiap lantai dan harus selalu dijaga
kebersihannya.
33. Co-ass wajib menjaga kebersihan di seluruh area dan sudut RSGM. Sampah wajib dibuang
di tempat sampah yang tersedia di tiap-tiap bagian sesuai dengan kategori sampah. Safety
box untuk jarum suntik dan scalpel, tempat sampah medis berwarna kuning, tempat sampah
domestik berwarna hijau. Khusus untuk pekerjaan yang menghasilkan sampah banyak
seperti pencetakan dengan alginate diwajibkan membawa kantong plastik untuk sampah.
34. Setiap selesai bekerja co-ass WAJIB membersihkan dental unit yang dipakai termasuk spoit
bowel dan area sekitarnya, dilanjutkan dengan membersihkan dental unit dan diakhiri
dengan melakukan wraping pada dental unit.
35. Co-ass wajib mematikan dental unit, kompresor, dan membuang udara pada tabung
kompresor setiap selesai pemakaian.
36. Co-ass wajib melaporkan pada perawat bagian apabila ada/ terjadi kerusakan/ masalah pada
dental unit dan kompresor sebelum dan sesudah pemakaian.
37. Alat kedokteran gigi milik co-ass yang disterilkan di RSGM dapat diambil keesokan harinya
pada pukul 08.30-11.00 WITA (kehilangan alat diakibatkan karena keterlambatan
pengambilan alat sesudah dikeluarkan oleh petugas bukan menjadi tanggung jawab petugas)
38. Dalam melakukan perawatan pasien co-ass WAJIB memakai bahan-bahan gigi yang
disediakan di RSGM dan melakukan pembayaran sesuai tarif yang berlaku.
39. Pembayaran dilakukan di loket pembayaran. Setiap transaksi/ pembayaran dimintakan cap
lunas pada saat itu juga. Permintaan cap lunas pada kesempatan lain tidak akan dilayani.
40. Pembayaran biaya tindakan dan bahan dilakukan berdasarkan bukti paraf dari perawat
bagian.

8
41. Co-ass TIDAK DIPERBOLEHKAN membawa makanan dan minuman untuk dosen dan
staff selama jam kerja co-ass.
42. Co-ass TIDAK DIPERBOLEHKAN makan dan minum di dalam ruang perawatan.

9
B. ATURAN KHUSUS
1. Apabila co-ass berhalangan hadir (sakit/ cuti menikah/ cuti melahirkan atau alasan lain)
untuk melaksanakan kepaniteraan klinik di RSGM WAJIB membuat surat ijin yang dapat
dipertanggungjawabkan dan surat tersebut ditujukan pada Koordinator PSPDG FK
UNSRAT dengan tembusan Direktur RSGM UNSRAT (diserahkan di bagian administrasi)
dan Penanggung Jawab Bagian (diserahkan pada perawat bagian). Surat ijin yang dibuat
harus mengikuti aturan akademik yang berlaku di Universitas Sam Ratulangi.
2. Presensi kehadiran co-ass regular selama satu semester minimal 80% dari hari kerja, kecuali
jika sakit, yang dibuktikan dengan surat 
keterangan dokter yang merawat. Kehadiran
kurang dari 80% berakibat tidak akan mendapat nilai akhir pada semester berjalan.
3. Setiap bulan rekapitulasi presensi co-ass kepaniteraan klinik berdasarkan finger print
dilaporkan ke bagian akademik dan diumumkan di portal akademik PSPDG FK UNSRAT
dengan alamat www.pskg-kbk.blogspot.com, dan apabila dirasa ada kekeliruan harap segera
menyelesaikan di bagian administrasi RSGM pada bulan tersebut (Saat rekapitulasi
diumumkan). Keluhan pada kesempatan bulan yang lain tidak akan dilayani.
4. Co-ass harus mengikuti penjadwalan stase klinik yang dikeluarkan oleh bagian akademik
atau dari penanggung jawab bagian dengan sepengetahuan bagian akademik dan tidak
diperkenankan ganti pembimbing atau ganti kelompok atau ganti hari melakukan stase tanpa
sepengetahuan bagian akademik.
5. Nilai akhir semester akan dikeluarkan dengan syarat mengumpulkan berkas verifikasi
bagian, memenuhi persyaratan akademik dan keuangan, serta memenuhi presensi kehadiran
80% berdasarkan data finger print.

C. ATURAN TAMBAHAN

1. Pendaftaran pasien H-1 di beberapa bagian diatur oleh bagian pendaftaran.


2. Co-ass stase bagian Penyakit Mulut sekaligus melakukan piket di bagian Bedah Mulut
dengan tugas menjadi asisten DPJP melayani pasien umum bagian Bedah Mulut.
3. Co-ass stase bagian Penyakit Mulut yang melakukan perawatan di bagian Bedah Mulut
berupa pencabutan gigi akan mendapat poin penuh/ utuh.
4. Co-ass Stase Umum diganti dengan piket di Bagian Konservasi Gigi dengan tugas menjadi
asisten DPJP melayani pasien umum bagian Konservasi Gigi.
5. Bagi co-ass stase umum yang melakukan perawatan pada pasien umum berupa tumpatan
tanpa kontrol akan mendapat poin 0,5. Jika tuntas sampai dengan kontrol maka akan
mendapat nilai penuh/ utuh.
10
6. Co-ass stase RS jejaring diganti dengan piket di bagian Periodonsi dengan tugas menjadi
asisten DPJP melayani pasien umum Periodonsi.
7. Bagi co-ass stase RS jejaring yang melakukan perawatan di bagian periodonsi berupa
skeling akan mendapat poin penuh/ utuh.
8. Co-ass boleh bekerja melanjutkan/ menyelesaikan perawatan pasien di luar Stase dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Kontrol di luar stase sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh bagian dan
mengikuti aturan kuota pendaftaran yng berlaku, kecuali bagian Pedodonsi.
b. DOPS di Bagian Pedodonsi : Pulpektomi (lanjutan)
c. DOPS di Bagian Konservasi gigi : PSA, inlay/onlay, mahkota pasak (lanjutan).
8. Apabila akan mengerjakan DOPS di bagian lain, maka terlebih dahulu melapor/ cek di
perawat bagian, dan pendaftaran dilakukan jam 10.00-11.00 WITA.
9. Pendaftaran H-1 diberlakukan bagi bagian Pedodonsia, Ortodonsia dan Prostodonsia,
dengan mengikuti aturan kuota yang telah ditentukan.

SANKSI

1. Setiap pelanggaran pada item Aturan Umum akan dikenai sangsi :


a. Diperkenankan menyelesaikan pasien pada hari tersebut dan terhitung mulai H+1
mendapat sanksi tidak diperkenankan bekerja di seluruh bagian di RSGM selama
1(satu) minggu untuk pelanggaran pertama. Untuk pelanggaran ke 2(dua) tidak
diperkenankan bekerja selama 1(satu) bulan, dan untuk pelanggaran ke 3(tiga) tidak
dapat bekerja sampai akhir semester berjalan.
b. Sehubungan dengan poin A, maka apabila jenis pekerjaan tidak dapat dihentikan karena
merupakan pekerjaan yang berkelanjutan seperti misalnya pada pasien prostodonsi,
PSA, pulpektomi dst akan dikenai sanksi berupa penambahan satu kasus yang sama
dengan kasus yang dikerjakan kaitannya dengan pelanggaran yang dibuat.
c. Nama dan NRI co-ass yang melakukan pelanggaran akan dipampang di setiap bagian/
papan pengumuman di RSGM di lantai 1 dan 4, dan di dalam Blogspot PSKG-KBK FK
UNSRAT.
2. Setiap pelanggaran pada Item Aturan Khusus akan diselesaikan oleh Bagian Akademik .
3. Setiap pelanggaran pada Item Aturan Tambahan akan diselesaikan oleh Bagian Pelayanan
Medik RSGM.

11
Aturan ini mulai diberlakukan sejak tanggal pengesahan aturan. Hal-hal lain yang dirasa perlu
akan diatur kemudian.

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Plh. Direktur RSGM

Prof. dr. P.L. Suling, MSc, Sp.KK(K),FINSDV,FAADV drg. P.S. Anindita, Sp.Ort
195211011985031001 NIP. 1969 06092008012015

12
BEBERAPA ATURAN DALAM BAGIAN BEDAH MULUT KLINIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
No. 191/BAAK/PSPDG/FK-UNSRAT/IX-16

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan hingga 10 Agustus 2016, maka dirasa perlu untuk
merumuskan beberapa aturan sehubungan penertiban di bagian bedah mulut klinik yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Setiap mahasiswa profesi yang masuk ke bagian bedah mulut WAJIB mematuhi aturan yang
berlaku di bagian bedah mulut.
2. Setiap mahasiswa profesi yang masuk ke bagian bedah mulut WAJIB melapor sebagai
“mahasiswa profesi baru” ke semua dosen pembimbing klinik di bagian bedah mulut.
3. Kebersihan merupakan tanggung jawab bersama antara mahasiswa profesi yang
melaksanakan perawatan di bagian bedah mulut, perawat bagian, dan dosen pembimbing
klinik yang bertugas.
4. Ketua bagian atau dosen pembimbing klinik yang ditunjuk memberikan nama dosen
pembimbing untuk kegiatan DST, CRS, CSS yang berlaku selama empat semester untuk
tiap mahasiswa profesi. Dosen pembimbing untuk kegiatan DST, CRS, dan CSS hanya bisa
digantikan jika terdapat halangan dosen pembimbing sebelumnya dan telah dilaporkan ke
ketua bagian untuk diberikan nama dosen pembimbing yang baru.
5. Setiap mahasiswa profesi yang bekerja menggunakan unit dental di bagian bedah mulut
WAJIB menjaga dan memelihara unit gigi dengan tanggung jawab, mulai dari awal
pemakaian unit gigi hingga selesai menggunakan unit gigi, termasuk kebersihan setiap unit
gigi. Mahasiswa yang lalai dalam hal ini dapat dikenakan sanksi berupa teguran, perbaikan
unit gigi, larangan kerja dalam kurun waktu tertentu, pemotongan dan atau penambahan
kasus rekuiremen (misalnya, jika kemungkinan terjadinya infeksi silang diabaikan) yang
disepakati oleh tim dosen pembimbing klinik bagian bedah mulut klinik.
6. Kehadiran mahasiswa 80% tercatat dalam absensi RSGM dan atau bagian merupakan syarat
presensi selama satu semester dan diperhitungkan dalam penilaian akhir untuk tiap mata
kuliah bedah mulut per semester. Bagi mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 80%,
diberikan nilai E pada akhir semester untuk semua mata kuliah bedah mulut klinik yang
dikontrak pada semester tersebut.
7. Mahasiswa yang melakukan tindakan perawatan di bagian bedah klinik mulut WAJIB
menulis dalam buku jurnal harian yang diletakkan di atas meja dosen pembimbing klinik.

13
8. Mahasiswa stase bagian bedah mulut klinik yang melakukan perawatan di bagian lain selain
bedah mulut klinik yang diatur dalam aturan akademik, WAJIB melapor ke dosen
pembimbing klinik yang bertugas pada hari tersebut. Mahasiswa yang tidak melapor dan
terlihat bekerja di bagian lain, diberikan sanksi tegas berupa “tidak dapat lagi lanjut di
bagian bedah mulut klinik walaupun masa stase belum selesai.”
9. Mahasiswa yang masuk ke dalam ruangan tindakan bagian bedah mulut klinik adalah
mahasiswa yang bekerja sebagai operator atau asisten operator, mahasiswa piket yang
ditugaskan di bagian bedah mulut klinik, dosen pembimbing klinik bagian bedah mulut
klinik, dan perawat bagian bedah mulut klinik WAJIB melepas sepatu dan mengunakan
sandal yang disediakan dalam ruangan tindakan.
10. Mahasiswa yang sementara stase di bagian bedah mulut klinik, tetapi tidak bekerja dalam
hari tersebut, berada di luar ruangan tindakan bagian bedah mulut.
11. Kewajiban sebagai mahasiswa yang melaksanakan piket di bagian bedah mulut klinik yaitu
wajib ADA di ruang bedah mulut dari jam 08.30-13.30, kecuali jam ISTIRAHAT pada
pukul 12.00-13.00. Bagi mahasiswa piket yang hendak keluar dari bagian bedah mulut
klinik di dalam jam kerja selain ishoma, WAJIB meminta izin ke dosen pembimbing yang
bertugas dan menunjukkan tandatangan persetujuan ke perawat bagian bedah mulut sebelum
meninggalkan ruangan bedah mulut. Dalam keadaaan terdapat pasien umum dan tidak
terdapat mahasiswa piket yang bertugas, maka mahasiswa piket tersebut tidak berhak
mendapatkan tanda tangan kehadiran piket pada hari tersebut dan diperhitungkan di akhir
verifikasi sebelum rekomendasi ujian kompetensi.
12. Alat yang sudah disterilkan di bagian bedah mulut klinik dapat mulai diambil pada perawat
bagian mulai pukul 08.30 dan jika mahasiswa yang bersangkutan tidak mengambil alat yang
telah disterilkan hingga melewati batas hari tersebut, maka kehilangan alat bukan tanggung
jawab perawat dan bagian bedah mulut klinik.
13. Mahasiswa diizinkan untuk mengerjakan perawatan di bagian bedah mulut klinik jika
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Mengunakan jas koas putih dan bersih
b. Menggunakan name tag mahasiswa berdasarkan warna sesuai dengan tingkat
semester yang dijalani.
c. Membawa alat dan bahan lengkap seperti tertera di bawah ini:
i. Alat diagnostik (satu nierbeken, dua kaca mulut, satu sonde mulut, satu
eskavator, dan satu pinset)

14
ii. Kasa steril yang telah dibagi dan diletakkan dalam wadah tertutup minimal
10 pcs
iii. Tampon gigit minimal 10 pcs
iv. Povidone iodine
v. Alcohol 70%
vi. Tissue untuk pasien
vii. Gelas kumur untuk pasien
viii. Pengalas dada
ix. Handscoen dan masker
x. Tensimeter dan stetoskop masing-masing
14. Mahasiswa WAJIB memperhatikan kebersihan di sekitar unit gigi yang digunakan selama
perawatan di antaranya tidak meletakkan tas dan kotak alat apapun bentuknya di sekitar unit
gigi, khususnya di atas lantai depan/belakang/samping unit gigi. Dalam keadaaan terdapat
hal tersebut, perawat bagian dan dosen pembimbing klinik berhak menegur dan tidak
mengijinkan mahasiswa tersebut melanjutkan perawatan di bagian bedah mulut klinik pada
hari tersebut.
15. Dalam melakukan perawatan di bagian bedah mulut klinik, operator hanya dapat didampingi
oleh SATU asisten operator yang merupakan mahasiswa yang melakukan stase di bagian
bedah mulut (bukan stase di luar bagian bedah mulut klinik). Keluarga pasien berada di luar
ruang perawatan, kecuali jika pasien tersebut adalah orang lanjut usia atau anak-anak di
bawah umur 15 tahun.
16. Untuk dapat mengajukan perawatan berikut di bagian bedah mulut klinik dalam keadaan
terdapat dua pasien pencabutan gigi yang akan dilakukan perawatan pada hari yang sama,
mahasiswa WAJIB menyelesaikan perawatan hingga memberikan resep dan instruksi post
ekstraksi kepada pasien, membersihkan unit gigi, membersihkan alat dan mengembalikan ke
perawat bagian, sebelum mendapatkan kesempatan dan nomor unit gigi untuk pasien
berikut.
17. Dalam pengerjaan kasus pencabutan untuk pasien yang akan dipasangkan gigi tiruan di
bagian prostodonsia RSGM PSPDG FK Unsrat, mahasiswa harus menunjukkan surat konsul
dari bagian prostodonsia klinik yang telah ditandatangani oleh operator yang akan
mengerjakan gigitiruan dan disahkan oleh dosen pembimbing di bagian prostodonsia. Surat
konsul ini WAJIB dilampirkan di rekam medik bagian bedah mulut klinik.
18. Mahasiwa yang tidak sementara melakukan stase di bagian bedah mulut klinik DILARANG
KERAS memasuki bagian bedah mulut klinik, terutama duduk di bagian bedah mulut klinik,

15
bahkan bertindak sebagai asisten operator. Jika terdapat keadaan tersebut, mahasiswa yang
tidak melakukan stase tersebut, akan dilaporkan di bagian sementara stase atau jika berada
di masa transisi, nama mahasiwa tersebut ditulis di bagian bedah mulut klinik untuk
pertimbangan khusus dalam melakukan verifikasi bagian bedah mulut klinik atau
rekomendasi ujian kompetensi nantinya.
19. Sanksi pelanggaran di bagian bedah mulut klinik berupa penalti tidak mengerjakan pasien
selama 5(lima) hari kerja terhitung dari hari pemberian penalti. Pelanggaran yang dikenakan
sanksi, tertulis di bawah ini:
a. Tidak membersihkan dental unit setelah penggunaan (masih terdapat darah, sputum
ataupun samph bekas pencabutan gigi)
b. Tidak mematikan kompresor/listrik dental unit setelah penggunaan
c. Meninggalkan bagian bedah mulut dan atau bekerja di bagian lain tanpa seijin dosen
pembimbing klinik yang tertulis di BUKU JURNAL masuk keluar bagian bedah
mulut.
20. Dalam keadaan melakukan indikasi pasien untuk kepentingan DST (misalnya pada kasus
operkulektomi, odontektomi, dan alveolektomi) dan dosen pembimbing yang ditunjuk tidak
dapat hadir dengan alasan berhalangan atau bukan di jadwal jaga, maka mahasiswa dapat
melakukan indikasi pada dosen pembimbing klinik yang bertugas pada hari tersebut, tetapi
wajib meminta izin pada dosen pembimbing DST, CRS, dan CSS yang ditunjuk
sebelumnya. Kegiatan DST dapat dilakukan pada dosen pembimbing yang ditunjuk atau di
dosen pembimbing klinik yang menyetujui indikasi pasien, tetapi dengan persetujuan dosen
pembimbing yang ditunjuk.
21. Pada rekuiremen kasus di semester I, untuk dapat mengerjakan kasus perawatan pencabutan
gigi posterior, mahasiswa WAJIB telah menyelesaikan dua gigi anterior (RA/RB) dan bukan
sisa akar. Untuk kasus pencabutan pertama, gigi anterior yang dicabut adalah gigi Incisivus.
22. Sebelum mengerjakan kasus perawatan bedah minor (operkulektomi, alveolektomi dan
odontektomi), mahasiswa harus mendapat persetujuan dari dosen pembimbing DST, CRS,
dan CSS bahwa mahasiswa telah selesai melakukan pembimbingan melalui DST. Surat
keterangan telah melakukan DST disusul dengan surat permohonan izin melakukan
perawatan bedah minor yang ditujukan ke Direktur RSGM PSPDG FK Unsrat dan setelah
mendapat persetujuan dari Direktur dilanjutkan dengan menulis jadwal bedah minor pada
papan di ruangan bedah mulut dan melakukan persiapan pra bedah meliputi persiapan
ruangan bedah minor dan kesiapan peralatan bedah minor yang akan digunakan (termasuk
ruangan bedah minor). Surat permohonan izin kepada direktur RSGM terlampir. Surat

16
permohonan izin yang telah disetujui oleh DIrektur RSGM wajib dilampirkan pada laporan
CRS.
23. Kegiatan DST, CRS, dan CSS semaksimal mungkin dilaksanakan di ruang diskusi
mahasiswa dan pada pagi hari sebelum penerimaan pasien bedah mulut untuk tindakan
pencabutan gigi. Namun, jika hal ini tidak dapat dilakukan, setiap dosen pembimbing klinik
yang bertugas sesuai hari jaga dan juga melaksanakan kegiatan DST, CRS, dan CSS tetap
bertanggung jawab pada pembimbingan dan pengawasan setiap tindakan yang dilakukan di
bagian bedah mulut pada hari tersebut. Kegiatan DST, CRS, dan CSS dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut minimal 5 mahasiswa profesi yang sedang
stase di bagian bedah mulut. Jika dalam keadaan terdapat mahasiswa yang berada
dalam masa transisi (putaran akhir di pendidikan profesi), mahasiswa tersebut dapat
mengikuti kegiatan, tetapi tidak terhitung dalam 5 peserta mahasiswa profesi sebagai
syarat kegiatan dilaksanakan.
b. Naskah kegiatan dan presentasi yang diserahkan ke dosen pembimbing dan
mahasiswa peserta harus diserahkan maksimal 3 hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
24. Mahasiswa harus sedapat mungkin melakukan kontrol pada semua pasien yang telah
dilakukan tindakan bedah mulut, tetapi untuk kepentingan melakukan verifikasi nilai pada
akhir pendidikan profesi diwajibkan tertulis sepuluh pasien yang telah dikontrol untuk
tindakan pencabutan gigi.
25. Untuk kegiatan DST/CRS/CSS, mahasiwa WAJIB mengikuti masing-masing kegiatan lima
kali kegiatan tersebut dengan pembagian sepuluh kegiatan memuat ketiga kegiatan tersebut.
26. Mahasiswa dalam keadaan sengaja/tidak sengaja melakukan pelanggaran, misalnya melapor
untuk indikasi perawatan, tetapi mendapat bantuan tanpa izin dosen pembimbing
klinik/dikerjakan oleh operator lain, dikenakan sanksi berupa pemotongan atau penambahan
kasus dan surat teguran tertulis. Surat teguran dan sanksi pemotongan atau penambahan
kasus merupakan tahap pembinaan. Namun, jika di waktu lain, mahasiswa tetap melakukan
pelanggaran, maka bagian bedah mulut dengan persetujuan seluruh dosen pembimbing
klinik bagian dapat mengajukan surat ke bagian akademik untuk mengeluarkan mahasiswa
yang bersangkutan dari rotasi bagian bedah mulut sebelum waktu rotasi selesai.
27. Semua kegiatan yang diperuntukkan untuk memenuhi rekuiremen di bagian bedah mulut,
misalnya DST/CRS/CSS/DOPS tidak boleh dilaksanakan jika mahasiswa yang
bersangkutan telah berada di luar waktu rotasi bagian bedah mulut, kecuali untuk kontrol

17
pasca perawatan bedah mulut. Aturan poin 24 tidak berlaku untuk mahasiswa yang berada di
semester IV dan telah menyelesaikan seluruh putaran rotasi klinik.
28. Semua perawatan pasien di bagian bedah mulut WAJIB dilakukan dalam ruang bedah mulut
dan maksimal waktu pengerjaan per pasien 45 menit dan maksimal 1 jam terhitung sejak
menggunakan satu dental unit. Untuk keadaan dimana tidak terdapat dosen pembimbing
klinik di bagian oral medicine, sehinga rekam medik umum belum terisi, mahasiswa
diberikan waktu maksimal 75 menit terhitung dari rekam medik umum.
29. Untuk cara pemberian nilai pada mata kuliah bedah mulut klinik dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Mahasiswa profesi gelombang 8 dan 9 berdasarkan ketentuan yang lama masih
diperbolehkan untuk memperoleh nilai “A” pada mata kuliah ilmu bedah mulut
klinik I walaupun pada semester pertama kali mahasiswa melakukan kontrak mata
kuliah tersebut, tidak menyelesaikan seluruh persyaratan kasus yang ditentukan dan
baru menyelesaikan persyaratan kasus tersebut pada semester berikutnya. Untuk
selanjutnya mahasiswa profesi gelombang 8 dan 9, mata kuliah bedah mulut klinik
II, III dan IV tidak diperbolehkan lagi untuk memperoleh nilai A jika tidak
memenuhi persyaratan kasus rekuiremen dalam semester pertama kali mata kuliah
tersebut dikontrak.
b. Perolehan nilai untuk kartu hasil studi mahasiswa pada mata kuliah bedah mulut
klinik dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Nilai A, jika mahasiswa menyelesaikan seluruh rekuiremen kasus minimal yang
ditentukan pada mata kuliah tersebut.
 Nilai B tidak diberikan pada mahasiswa yang melakukan kontrak mata kuliah
bedah mulut klinik, tetapi tidak menyelesaikan seluruh rekuremen kasus minimal
yang ditentukan. Namun, nilai ini merupakan perolehan maksimal bagi
mahasiswa yang melakukan kontrak ulang mata kuliah ilmu bedah mulut klinik
di semester berikutnya.
 Nilai C, diberikan pada mahasiswa yang menyelesaikan seluruh rekuiremen
kasus yang ditentukan, kecuali CSS/DST/CRS pada mata kuliah bedah mulut
klinik I dan II atau masih tertinggal maksimal dua kasus yang ditentukan pada
mata kuliah bedah mulut klinik.
 Nilai D, diberikan pada mahasiswa yang belum selesai waktu rotasi di bagian
bedah mulut pada saat batas waktu pemasukan nilai di SIA Unsrat per semester
atau tidak memenuhi ketentuan perolehan nilai C.
18
 Nilai E, diberikan bagi mahasiswa yang tidak mencukupi absensi 80% dari
kegiatan kepaniteraan klinik pada mata kuliah bedah mulut klinik sesuai dengan
waktu rotasi yang ditentukan atau hanya mengerjakan satu kasus yang ditentukan
pada mata kuliah yang dikontrak pada semester tersebut, tetapi telah selesai
waktu rotasi.
30. Mahasiswa dapat melakukan penjadwalan dan menulis di papan tulis jadwal tindakan bedah
minor, jika telah mendapatkan surat persetujuan dari Direktur RSGM, telah menyelesaikan
kegiatan DST dibuktikan dari pengesahan dalam lembaran berita acara kegiatan DST,
mendapatkan pengesahan lembar kontrol persiapan alat dan bahan yang telah disetujui oleh
perawat bagian bedah mulut.
31. Rekam medik bagian WAJIB ditandatangani oleh dosen pembimbing klinik dan
dikembalikan ke bagian rekam medik RSGM di hari yang sama dengan hari melakukan
perawatan.
32. Aturan-aturan lain yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur kemudian dan diputuskan
oleh tim bedah mulut dan dikeluarkan sebagai aturan di bawah aturan akademik.

19
ATURAN TAMBAHAN BAGIAN BEDAH MULUT KLINIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
No. 060/UN12.1.4.32/DL/2017
Mempertimbangkan pengembangan mutu pendidikan di bagian bedah mulut klinik dan melengkapi
aturan akademik No. 191/BAAK/PSPDG FK Unsrat/IX-16 tentang aturan bagian bedah mulut
klinik, maka dirumuskan beberapa aturan tambahan sebagai berikut:
1. Terhitung sejak 1 Februari 2017 bagian bedah mulut klinik akan membuka pelayanan mulai jam
08.00 hingga jam 16.00. Berkenaan dengan hal tersebut, mahasiswa profesi yang melakukan
rotasi di bagian bedah mulut klinik WAJIB melakukan absen sidik jari RSGM pagi maksimal
jam 08.15 dan absen pulang minimal jam 15.30 dan maksimal jam 16.00 KECUALI ada
kegiatan ilmiah, absen pulang setelah kegiatan usai.
2. Instruktur klinik bagian bedah mulut melakukan supervisi kasus pencabutan gigi
anterior/posterior/sisa akar/mobile 3o atau 4o dan pencabutan gigi yang dijadikan sebagai kasus
Mini-CEX miksimal 2 kasus bagi setiap mahasiswa profesi tiap semester. Aturan ini tidak
diberlakukan bagi rekuiremen mahasiswa yang pada semester yang telah berlalu terutama
mahasiswa yang telah menyelesaikan kasus pencabutan gigi per semester. Namun, aturan ini
diberlakukan sejak tangal ditetapkan, sehingga bagi mahasiswa profesi gelombang 12 mulai dari
bedah mulut klinik I, mahasiswa profesi gelombang 11 mulai bedah mulut klinik II, mahasiwa
profesi gelombang 10 mulai bedah mulut klinik III.
3. Mahasiswa hanya diperkenankan mengerjakan maksimal 2 pasien per hari, termasuk perawatan
pencabutan gigi dan atau premedikasi. Hal ini dilakukan mengingat jumlah unit gigi yang
tersedia tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa profesi yang melakukan rotasi di bagian
bedah mulut klinik.
4. Pemakaian unit gigi di bagian bedah klinik hanya dapat digunakan oleh mahasiswa profesi
bagian bedah mulut mulai pukul 10.00 WITA, kecuali tidak terdapat pasien di bagian bedah
mulut dan atas sepengetahuan perawat bagian, maka unit gigi dapat digunakan oleh mahasiswa
di bagian lain.
Aturan ini mulai diberlakukan sejak tanggal pengesahan aturan. Hal-hal lain yang dirasa perlu akan
diatur kemudian.
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Ketua bagian,
TTD TTD
Prof. dr. P.L. Suling, MSc, SpKK(K),FINSDV,FAADV drg. Cristianto T. Kowel
195211011985031001

20
BAB II
DESKRIPSI MATA KULIAH

DESKRIPSI
Logbook ini diperuntukkan untuk mahasiswa profesi di bagian bedah mulut di Program
Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi mulai semester satu
hingga empat pendidikan profesi.

KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi yang telah menyelesaikan pendidikan tahap akademik jenjang sarjana, dan sedang
mengikuti pendidikan tahap profesi kepaniteraan klinik. Metode pembelajaran yang digunakan
dalam mata kuliah ini, yaitu Direct Observation Procedural Skill (DOPS), Dental Side Teaching
(DST), Case Report Session (CRS), Resource Person Sesion, (RPS), Clinical/ Community Scientific
Session (CSS) yang dijelaskan secara terperinci pada bab II. Penilaian hasil belajar mahasiswa
dilakukan secara formatif dan sumatif dengan menggunakan daftar tilik untuk tiap rekuiremen
klinik yang dikerjakan serta penilaian afektif (perilaku professional dan sikap).

BOBOT PENILAIAN
Penilaian mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
NILAI YANG DICAPAI BOBOT NILAI
86-100 A
79-85.9 B+
71-78.9 B
63-70.9 C+
56-62.9 C
40-55 D
0-39.9 E

21
Metode pembelajaran yang digunakan dalam mata kuliah ilmu bedah mulut klinik dijelaskan
sebagai berikut:

I. DOPS
Direct Observation Procedural Skills (DOPS) adalah observasi langsung dengan disertai
tindakan /perawatan pada pasien untuk mendukung serta meningkatkan keterampilan klinis
berdasarkan suatu kasus atau pengambilan riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Tahap kegiatan:

DST

Mahasiswa melakukan Instruktur melakukan observasi


tahap-tahap penanganan dan penilaian tahap demi tahap
kasus langsung sesuai form DOPS (terukur)
diaplikasikan pada pasien

Form penilaian
Kompetensi tercapai
melalui requirement Logbook
kasus sesuai
Logbook

22
II. DST
Dental Side Teaching (DST) merupakan kegiatan small group discussion (clinical
reasoning) menggunakan kasus yang diambil dari situasi nyata, ada pemaparan kasus dalam bentuk
diskusi serta adanya feedback konstruktif dari tutor/ dosen pembimbing untuk menguatkan yang
sudah benar dan mengoreksi yang masih salah untuk di-follow up.
Tahap kegiatan:

Diskusi DST: presentasi


Mahasiswa melakukan
berdasarkan rangkuman
pengumpulan data-data
kasus yang dibuat
berdasarkan kasus
mahasiswa  rencana
yang ditemui dan akan
tindakan, alat bahan yang
didiskusikan untuk Penjadwalan
akan digunakan harus
menegakkan diagnosis
dipresentasikan dengan
serta rencana
detil dan lengkap.
perawatannya. Rekam
Diskusi bersama teman
medik sudah diisi
sekelompok: preceptor,
dengan baik dan
presenter, audiens
disetujui oleh instruktur

mengumpulkan Berita acara


hasil DST yang
Form penilaian
DOPS telah dikoreksi
dan CRS dan disetujui
oleh tutor

23
III. CRS
Case Report Session (CRS) merupakan kelanjutan DST dan DOPS untuk kasus-kasus
tertentu. Idealnya merupakan lanjutan pelaporan hasil penanganan kasus yang sudah didiskusikan
dalam DST dan telah diaplikasikan dalam DOPS. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan clinical reasoning mahasiswa.
Mahasiswa melaporkan hasil perawatan pasien mulai dari anamnesa sampai perawatan
selesai hingga tahap kontrol. Mahasiswa membuat suatu laporan terstruktur dan dipresentasikan
dalam small group discussion perihal alur perawatan yang telah dilakukan. Dalam diskusi,
mahasiswa harus bisa menjelaskan reasoning yang dipakai pada setiap tahap perawatan yang
dilakukan.
Setiap pelaksanaan kegiatan CRS harus dibuktikan dengan form Berita Acara dan
dilampirkan dengan form penilaian presenter maupun peserta yang hadir serta Instruktur/Tutor yang
membimbing jalannya diskusi.
Makalah CRS yang telah dipresentasikan dan disetujui tutor wajib ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Bagian dan disahkan oleh BP-RSGM. Form berita acara yang telah
ditandatangani oleh presenter,tutor, Penanggung Jawab Bagian dan telah disahkan RSGM wajib
diserahkan pada Penanggung Jawab Bagian sebagai bukti telah melaksanakan CRS.
Tahap kegiatan:
Diskusi CRS: presentasi

DST  DOPS berdasarkan rangkuman


kasus yang dibuat
mahasiswa  semua
tindakan, alat bahan yang
telah digunakan, serta
Mahasiswa
tahap kegiatan/ perawatan
membuat laporan penjadwalan
berdasarkan kasus harus dipresentasikan
yang telah dengan detil dan lengkap.
ditangani Diskusi bersama teman
sekelompok: preceptor,
presenter, audiens

mengumpulkan Berita acara


naskah CRS
Form penilaian
yang telah
dikoreksi dan 24
disetujui oleh
tutor
IV. CSS

Community Scientific Session (CSS) merupakan pemaparan bukti-bukti ilmiah untuk


mendukung perawatan kedokteran gigi.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa mencari evidence base dentistry
yang baik dan tepat sesuai yang dibutuhkan mulai dari perencanaan perawatan sampai yang
mendukung prognosa hasil perawatan maupun untuk menambah referensi pengetahuan tentang
penanganan suatu kasus tertentu.
Bukti ilmiah yang dimaksud berupa jurnal yang berhubungan dengan kasus yang sedang
dihadapi mahasiswa atau dapat juga berupa jurnal literature/kasus yang tidak sedang dihadapi
mahasiswa tersebut, namun memberi manfaat bagi para mahasiswa
Untuk pemilihan jurnal yang akan dipresentasikan dan didiskusikan, maka presenter wajib
mencari minimal 3 jurnal yang belum dipresentasikan sebelumnya. Dari 3 jurnal akan dipilih 1
jurnal oleh tutor untuk kemudian dipresentasikan. Jurnal yang telah dipresentasikan beserta
terjemahan dan ppt yang telah melewati tahap revisi setelah disetujui oleh tutor wajib dikemas
dalam bentuk makalah bersama dengan lembar berita acara dan form penilaian presenter dan
peserta diskusi. Jurnal yang dipresentasikan beserta Form berita acara yang telah ditandatangani
oleh presenter, tutor, serta Penanggung Jawab Bagian dan telah disahkan RSGM wajib diserahkan
pada Penanggung Jawab Bagian sebagai bukti telah melaksanakan CSS.
Sistematika kegiatan :
presentasi
berdasarkan
Critical
kasus yang
Mahasiswa journal
dibahas dalam
membuat/ dikumpulk penjadwalan
journal reading
mencari an pada PJ
tersebut
critical Kegiatan
Diskusi
journal atau Dosen
bersama teman
Pembimbin Berita acara
sekelompok:
g Form Penilaian
preceptor,
mengumpulkan Tutor
presenter,
hasil CSS yang
audiens
telah dikoreksi
dan disetujui
oleh tutor.
25
V. Mini CEX

- Mini clinical examination (Mini CEX), merupakan suatu ujian skill klinis dengan penilaian
secara detil/ rinci/ menyeluruh pada suatu kasus yang dilakukan/ ditangani oleh mahasiswa
- Pasien untuk MiniCex disediakan oleh mahasiswa, disesuaikan dengan kriteria kasus.
Pasien yang digunakan untuk MiniCex tidak termasuk dalam jumlah minimal kasus DOPS
di atas namun tetap merupakan requirement yang diperhitungkan.
- Syarat mendaftar untuk MiniCex adalah sudah mengerjakan semua kasus sejenis yang akan
diujikan.
- Pelaksanaan Minicex telah dijadwalkan sebelumnya (tidak bisa dadakan). Minicex terbagi
atas minicex praktek dan teori.
- Pasien minicex yang tidak memenuhi syarat dapat dibatalkan oleh tutor dan minicex praktek
dijadwalkan kembali setelah sudah ditemukan pasien pengganti. Bila saat minicex praktek
tutor merasa mahasiswa belum siap, maka tutor berhak untuk menghentikan proses yang
tengah berlangsung dan menjadwalkan ulang.
- Bila nilai minicex teori dibawah standar kelulusan maka penguji berhak memberikan
minicex teori remedial. Minicex teori dapat dilakukan maksimal sampai 3 kali. Bila sampai
dengan pertemuan yang ketiga, tutor menganggap nilai yang diperoleh masih dibawah
standar kelulusan maka minicex dianggap batal dan harus diulangi lagi dengan pasien yang
berbeda.

26
BAB III
REKUIREMEN KLINIK BAGIAN BEDAH MULUT
(sejak mahasiswa profesi gelombang 13, semester genap 2017/2018)

Daftar Ketrampilan Klinis Dokter Gigi Indonesia Menurut SKDGI 2015 Dan Perkonsil No.
40 Tahun 2015

Tingkat
No. Jenis Keterampilan
Keterampilan
ANAMNESIS
1. Keluhan utama 4
2. Keluhan tambahan 4
3. Riwayat penyakit gigi sekarang 4
4. Riwayat penyakit gigi dahulu 4
5. Riwayat penyakit sistemik 4
6. Riwayat penyakit herediter 4
7. Riwayat penyakit alergi 4
PEMERIKSAAN FISIK SECARA UMUM DAN SISTEM STOMATOGNATIK
8. Keadaan Umum 4
9. Kesadaran
a. Tanda-tanda vital: tekanan darah, frekuensi nafas, denyut nadi , 4
suhu
b. Pengukuran tekanan darah 4
c. Frekuensi nafas: metode inspeksi gerak naik turun perut dan dada 4
tiap menit
d. Frekuensi nadi : arteri radialis 4
e. Pengukuran suhu : axilla 4
10 Cara pemeriksaan
a. Inspeksi 4
b. Palpasi 4
c. Tes vitalitas gigi 4
d. Perkusi 4
11. Pemeriksaan ekstra oral
a. Mata 4
b. THT 4
c. Bibir 4
d. Kel Getah Bening: submandibula dan submental 4
e. Asimetri wajah 4
12. Pemeriksaan intra oral
a. Jaringan lunak 4
b. Jaringan keras (gigi dan rahang) 4
KEMAMPUAN INTERPRETASI
13. Hasil Pemeriksaan Radiografi 4
14. Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi 4
15. Hasil Pemeriksaan laboratorium darah : darah lengkap (DL) 4
KETERAMPILAN PROSEDURAL
16. Melakukan tindakan anestesi lokal yang tepat untuk mengatasi rasa sakit 4
dan kecemasan pasien

27
17. Melakukan tindakan pencabutan gigi permanen
a. Metode tertutup 4
b. Metode terbuka tanpa penyulit 4
18. Melakukan odontektomi gigi M3 bawah kls I posisi A mesioangular 4
19. Melakukan bedah sederhana preprosthetik dengan menerapkan prinsip
bedah
a. alveolektomi 1 regio 4
20. Melakukan bedah sederhana pada jaringan lunak
a. Insisi abses intra oral menggunakan skalpel dan curved hemostat 4
dan pemasangan drain tanpa Medical Compromisis
b. Insisi abses ekstra oral 3
21. Melakukan perawatan kasus trauma dentoalveolar
a. Fiksasi interdental menggunakan bahan komposit/komposit dengan 4
wire 4.0
b. teknik dental wiring(single/double ivy eyelet, essig) 4
22. Melakukan tata laksana bedah mulut pada pasien kompromis medis
a. status kesehatan ASA 1 dan 2 (American Society of 4
Anasthesiologis)
b. mendapat jawaban rujukan dari Spesialis terkait 4
23. Melakukan Penatalaksana gawat darurat medis di ruang praktek
a. Melakukan kontrol perdarahan 4
b. Tatalaksana Sinkop : posisi pasien trendelenburg (elevasi kaki 4
45°)
c. Tata laksana anaphilactic shock: 4
d. Tatalaksana BLS : prinsip C-A-B (rekomendasi AHA (American 4
Heart Association) 2002
24. Melakukan tindakan aseptik daerah operasi (EO dan IO))
25. Melakukan persiapan pre operasi di ruang bedah sentral
a. teknik cuci tangan secara bedah standar WHO 4
b. teknik menggunakan glove steril 4
c. teknik menggunakan gown operasi 4
d. memahami berbagai peran tenaga medis/paramedis dalam ruang 4
bedah (termasuk scrub nurse, circulating nurse dll)
26. Reposisi TMJ et causa dislokasi TMJ 3
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
1. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai Informed 4
consent
2. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasimengenai penatalaksanaan
penyakit yang dilakukan
a. ekstraksi 4
b. odontektomi 4
c. alveolektomi 4

28
Keterangan:

1. Tingkat kemampuan 1 (Knows) : Mengetahui dan menjelaskan


Lulusan dokter gigi mampu memahami pengetahuan teoritis termasuk aspek
biomedik dan psikososial keterampilan tersebut, sehingga dapat menjelaskan kepada pasien
dan keluarganya, teman sejawat serta profesi lain tentang definisi, prinsip, indikasi, kontra
indikasi, alternatif perawatan dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat
dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan serta belajar mandiri. Penilaian
dapat dilakukan dengan written examination (Essay, Short Answer Question, Multiple
Choice Questions (MCQs), Modified Essay Questions (MEQs))

2. Tingkat kemampuan 2 (Knows How) : Pernah melihat atau didemostrasikan


Lulusan dokter gigi mampu memahami teori pendukung dari keterampilan ini
dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk
melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi pelaksanaan
langsung pada alat peraga atau pasien oleh instruktur atau dokter/dokter gigi pembimbing
klinik. Penilaian dapat dilakukan dengan metodeclinical problem solving secara written dan
atau oralexamination.

3. Tingkat Kemampuan 3 (Shows how) : Pernah melakukan atau pernah menerapkan


pada alat peraga/ standardized patientdibawah supervisi
Lulusan dokter gigi menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar
belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut dengan penekanan pada
clinical reasoning dan problem solving serta berlatih keterampilan penatalaksanaan atau
perawatan penyakit tersebut pada alat peraga atau standardized patient di bawah supervisi
instruktur atau dokter/dokter gigi pembimbing klinik.
Penilaian dapat dilakukan dengan metode Objective Structured Clinical Examination
(OSCE).

4. Tingkat Kemampuan 4 (Does) : Mampu melakukan secara mandiri


Lulusan dokter gigi mampu melakukan penatalaksanaan atau perawatan penyakit
pada pasien secara mandiri berdasarkan pemahaman terhadap seluruh teori, prinsip, indikasi,
kontraindikasi, diagnosis, rencana perawatan, komplikasi serta pengendalian komplikasi
yang dapat terjadi.

29
Rekuiremen Klinik Mahasiswa Profesi PSPDG FK UNSRAT
Mulai Semester Ganjil 2017/2018
(mulai diterapkan pada mahasiswa profesi gelombang 13)

REKUIREMEN KLINIK JUMLAH


MATA
KODE MK SKS NO METODE REKUIREMEN
KULIAH
KLINIK

1 Pre test OA 4
Pengisian rekam medik dan DOPS
2 latihan ketrampilan anastesi
lokal 2
Ekstraksi gigi permanen akar
3
tunggal dengan teknik infiltrasi DOPS 4
Ekstraksi gigi permanen akar
4
jamak dengan teknik infiltrasi DOPS 2
Ekstraksi gigi permanen akar
BEDAH 5 tunggal/jamak dengan teknik
PSPDGP121 MULUT 1 blok mandibula DOPS 2
KLINIK I 6 Ekstraksi gigi mobile 3/4 DOPS 3
7 Kontrol pasca ekstraksi gigi DOPS 5
Journal reading/case
8
report/refarat CSS 1
Perawatan kasus trauma
dentoalveolar (fiksasi interdental
Praktik di
9 dengan bahan komposit dan wire 2
model kerja
4.0/teknik dental wiring
(single/double ivy eyelet,essig)
10 Kehadiran seminar 10

Ekstraksi gigi permanen akar


1
tunggal dengan teknik infiltrasi DOPS 2
Ekstraksi gigi permanen akar
2
jamak dengan teknik infiltrasi DOPS 2
Ekstraksi gigi permanen akar
3 jamak dengan infiltrasi/blok
mandibula(Mini-CEX) DOPS 1
Ekstraksi gigi permanen akar
BEDAH 4 tunggal/jamak dengan teknik
MULUT blok mandibula DOPS 3
PSPDGP221 1 Ekstraksi sisa akar gigi
KLINIK 5
II permanen DOPS 3
6 Kontrol pasca ekstraksi gigi DOPS 5
Indikasi pasien compromise
7
medis DOPS 1
Ujian formatif kasus ekstraksi
8
(Mini-CEX) OA 2
Tata laksana bedah mulut pada
9
pasien compromise medis DOPS 1
10 Diskusi tatalaksana bedah mulut DST-CRS 2
30
pada pasien compromise medis

Reposisi TMJ et causa dislokasi


11
TMJ Demonstrasi 1
Kehadiran diskusi tatalaksana
12 BM pd pasien compromise
medis DST-CRS 4

Ekstraksi gigi permanen akar


1 tunggal/jamak dengan teknik
blok mandibula DOPS 2
BEDAH Ekstraksi sisa akar gigi
MULUT 2
PSPDGP311 1 permanen DOPS 2
KLINIK 3 Kerumahsakitan (Stase UGD) DOPS 1
III
4 Case report kerumahsakitan CRS 1
Kehadiran seminar CRS
5
kerumahsakitan 2

Indikasi insisi abses


gingival/operkulektomi,
1 alveolektomi, & odontektomi DOPS 3
2 Insisi abses/Operkulektomi DOPS 1
3 Alveolektomi DOPS 1
4 Odontektomi DOPS 1
Kontrol pasca insisi
BEDAH 5
abses/operkulektomi DOPS 2
MULUT 6 Kontrol pasca alveolektomi DOPS 2
PSPDGP411 1
KLINIK
7 Kontrol pasca odontektomi DOPS 3
IV
8 Diskusi Insisi/Operkulektomi DST-CRS 2
9 Diskusi kasus alveolektomi DST-CRS 2
10 Diskusi kasus Odontektomi DST-CRS 2
Kehadiran DST/CRS Insisi
11 abses/Operkulektomi,
Alveolektomi dan Odontektomi 6
12 Ujian akhir bagian OA 1
TOTAL SKS BAGIAN
BEDAH MULUT 4
KLINIK

31
BAB IV
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RPS Bedah Mulut Klinik I

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH KODE MK RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER TGL PENYUSUNAN
Kedokteran Gigi
PSPDGP121 1 I 5 Februari 2017
Klinik
Dosen pengembang RPS Koordinator MK Ko. Prodi
BEDAH MULUT KLINIK I
drg. Michael A. Leman, drg. Michael A.
Prof. dr. P.L. Suling, MSc, SpKK (K), FISNDV, FAADV
MMedEd Leman, MMedEd

Sikap S1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
S2
agama, moral dan etika;
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
S3 bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
Capaian Pembelajaran S4
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
S5 pendapat atau temuan orisinal orang lain;
Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
S6
dan lingkungan;
S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
31
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
S9
mandiri;
S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
S11 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya.
S12 Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan pasien
Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik
S13 (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran
(veracity) dan adil (justice).
Ketrampilan umum Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan
KU1 memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja
profesinya;
Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan
KU2
profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di
KU3 bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode
etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
Mampu mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
KU4
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
KU5
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat
Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
KU6
pelatihan dan pengalaman kerja;
Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis
KU7
organisasi;
Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
KU8 profesinya;
Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
KU9 masalah pekerjaan bidang profesinya;
Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat
KU10 profesi dan kliennya;

32
Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
KU11
profesinya;
KU12 Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional
KU13 dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan kebijakan
nasional pada bidang profesinya;
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
KU14 menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil
kerja profesinya;
KU15 Mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan keahlian profesi (long life learner)
Ketrampilan khusus Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali riwayat pasien
(riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat kepenyakitan dan pengobatan,
KK1
riwayat perawatan gigi mulut, perilaku) yang relevan dengan keluhan utama
melalui metode komunikasi efektif terhadap pasien/keluarga pasien.
Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik (meliputi
pemeriksaan ekstra dan intra oral) secara mandiri pada pasien anak dan dewasa
KK2
dengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
dan kode etik.
Mampu mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medik yang akurat dan
komprehensif, sebagai dokumen legal yang mendukung rencana perawatan serta
KK3
keperluan identifikasi odontologi forensik sesuai dengan Disaster Victim
Identification (DVI) secara mandiri.
Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis akhir dan
menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut berdasarkan patogenesis
KK4 dengan mempertimbangkan derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis,
dan sintesis hasil pemeriksaan pasien sesuai standar klasifikasi penyakit
internasional (International Classification of Diseases) secara mandiri.
Mampu menyusun rencana perawatan gigi dan mulut pasien melalui analisis hasil
pemeriksaan, diagnosis dan prognosis sesuai konsep kedokteran gigi klinik,
KK5 kedokteran gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu
biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup pasien dan
kondisi sosio-budaya secara mandiri
Mampu membuat keputusan, melakukan, dan mengevaluasi keberhasilan
perawatan gigi mulut pada pasien yang disertai atau tanpa kompromis medis
KK6
secara komprehensif dengan mengutamakan patient safety, kode etik profesi, cost
effectiveness serta berorientasi pada peningkatan kualitas hidup secara mandiri.
33
Mampu menggunakan material, peralatan, dan teknologi kedokteran gigi pada
KK7 perawatan gigi dan mulut pasien berdasarkan evaluasi atau penelitian sesuai
indikasi secara mandiri.
Mampu mengendalikan rasa nyeri dengan pendekatan farmakologik dan
KK8
kecemasan dengan pendekatan non farmakologik pada pasien secara mandiri.
Mampu membuat kajian secara mandiri dan kelompok tentang permasalahan
bidang kedokteran gigi pada pasien atau masyarakat, dan mengusulkan alternatif
KK9
solusi yang inovatif dengan pendekatan evidence-based dentistry yang bisa
dipertanggungjawabkan secara akademik dan etik profesi.
Mampu mengelola praktik dan lingkungan kerja secara ergonomik dengan
KK10 menerapkan prinsip manajemen kesehatan termasuk keselamatan kerja, kontrol
infeksi dan konsep green dentistry secara mandiri atau kelompok.
Mampu mengambil keputusan medik sesuai kewenangan klinis (clinical privilege)
KK11 untuk merujuk pasien kepada sejawat dan atau penyelenggara kesehatan lain
berdasarkan standar prosedur operasional secara mandiri.
P2 Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi.
P3 Menguasai prinsip-prinsip psikologis kesehatan, ilmu biostatistik; epidemologi
Menguasai konsep aplikatif dasar etik kedokteran dan teknik perawatan klinis di
P4
bidang kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu biomedik meliputi
anatomihistologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi; Ilmu kedokteran klinik meliputi Penyakit Dalam, THT, Kulit
P5 dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Neurologi, Bedah Umum tubuh,
mikrobiologi, biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi; Perkembangan
mental anak; ilmu kedokteran paraklinik meliputi patologi anatomi, patologi
klinik; forensik kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang biologi oral, morfologi
maskroskopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh
P6 manusia secara terpadu; proses tumbuh kembang dentokraniofasial pranatal dan
pascanatal; komunikasi kesehatan dan komunikasi terapeutik
Menguasai konsep aplikasi tentang patogenesis penyakit/ kelainan yang meliputi,
infeksi, dan non infeksi; sterilisasi, desinfeksi dan asepsi; obat-obat yang
P7 digunakan untuk penyakit gimul, termasuk efek samping dan interaksinya;
tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan
kesgimul; berfikir analitis guna mendukung evidence based dentistry; metodologi

34
penelitian

Menguasai konsep aplikasi dalam ilmu kedokteran gigi klinik untuk memberikan
pelayanan kesgimul yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
P8
biomaterial dan teknologi kedokteran gigi; radiologi kedokteran gigi; ilmu
kesehatan gigi masyarakat; manajemen kesehatan
Pada mata kuliah ini, mahasiswa profesi akan belajar mengenai tata cara pengisian rekam medik bagian bedah mulut, pemeriksaan
Deskripsi Singkat mata fisik umum dan sistem stomatognatik (pemeriksaan tanda vital, pengukuran tekanan darah, frekuensi nafas, frekuensi nadi,
kuliah pengukuran suhu tubuh), pemeriksaan intraoral dan ekstraoral, serta ketrampilan prosedural anastesi lokal dan tindakan pencabutan
gigi permanen anterior dan posterior
Konsep dasar rekam medik; pengelolaan rekam medic; Rencana perawatan medis gigi; Analisis riwayat penyakit, temuan klinis,
laboratoris, radiografis, penyakit gigi mulut; Diagnosis sementara, diagnosis kerja dan prognosis penyakit gigi mulut; Sistem
teknologi informasi kesehatan; konsep dasar kesahihan; konsep dasar statistik kesehatan; kaidah penulisan dan laporan ilmiah;
Materi pembelajaran/pokok penatalaksanaan pemecahan masalah; Pola hubungan dokter pasien; Konsep informed consent; Pemeriksaan subjektif; pemeriksaan
bahasan: sistem stomatognatik dan pemeriksaan keadaan umum; Komunikasi efektif antar pribadi dengan pasien atau pendamping pasien;
Rencana perawatan secara komprehensif dan rasional sesuai dengan diagnosis; hak dan kewajiban pasien dalam manjemen waktu
dan biaya perawatan; Penulisan resep; Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit, rasa takut dan
kecemasan; Prinsip anastesi lokal; Penentuan indikasi tindakan bedah mulut; prinsip-prinsip tindakan pencabutan gigi permanen

Pustaka Fragiskos DF. Oral Surgery. Springer. New Yotk: 2007.


Pedersen GW. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Buku ajar Praktis Bedah Mulut. EGC. Jakarta: 1996
Media pembelajaran Bagian Bedah Mulut RSGM PSPDG FK Unsrat
drg. Victor Tengar Pamolango, MMRS, SpBM
drg. Maudy Komansilan
Tim pengajar:
drg. Jequline M. Sagay
drg. Mavrits Kanter

35
Pengalaman Kriteria
Kemampuan akhir Metode
Minggu ke Bahan kajian Waktu belajar penilaian dan Bobot nilai
yang diharapkan pembelajaran
mahasiswa indikator

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Membuat rekam medik Konsep dasar
secara akurat dan rekam medik;
komprehensif serta pengelolaan
mengelola rekam medik rekam medik
sebagai dokumen legal
dengan baik (9.1.3.a)
Membuat odontogram
sesuai dengan pedoman
yang berlaku (9.1.3.b)
Membuat rencana Rencana Responsi
perawatan di bidang perawatan medis Diskusi (syarat
kedokteran gigi gigi kelompok dan Latihan Ketepatan mengerjakan
berdasarkan catatan latihan mengisi bekerja sesuai kasus
medik yang tertulis pada Analisis riwayat
1 penyakit, temuan pengisian 2 x 50 menit rekam dengan SOP perawatan)
rekam medik (9.1.3.d) rekam medik bagian (role- dan instruksi dan Lembar
klinis, laboratoris,
radiografis, bagian bedah play) kerja penilaian per
penyakit gigi mulut kasus
mulut perawatan
Menegakkan diagnosis Diagnosis
sementara dan diagnosis sementara,
kerja (sesuai ICD-DA-10) diagnosis kerja
berdasarkan analisis hasil dan prognosis
pemeriksaan riwayat penyakit gigi
penyakit, temuan klinis, mulut
laboratoris, radiografis,
dan alat bantu yang lain
(10.1.1.a)

36
Menggunakan ilmu Sistem teknologi
pengetahuan dan informasi
teknologi kedokteran gigi kesehatan; konsep
mutakhir untuk mencari dasar kesahihan;
dan menilai informasi konsep dasar
yang sahih dari berbagai statistik
sumber secara profesional kesehatan; kaidah
(2.1.a) penulisan dan
Menyusun dan mengkaji laporan ilmiah;
karya ilmiah sesuai penatalaksanaan
dengan konsep teori, dan pemecahan
Menghadiri
kaidah penulisan ilmiah masalah
Community kegiatan
secara lisan dan tertulis
Scientific 100 menit seminar
(2.1.b)
Science (CSS) mahasiswa
Menerapkan pola berpikir
lain
ilmiah dalam pemecahan
masalah dan pengelolan
2,3,4,5
kesehatan gigi mulut
(2.1.c)
Menggunakan informasi
kesehatan secara
profesional untuk
kepentingan peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
(2.1.d)
Melakukan komunikasi Pola hubungan
secara santun dengan dokter pasien
Melakukan
pasien dalam kedudukan Bertugas
pencabutan gigi
yang setara (3.1.1) sebagai
permanen akar 4 x 120 menit
asisten
tunggal dengan
operator
teknik infiltrasi

37
Mengembangkan empati
dalam menggali keluhan Melakukan
pasien dan permasalahan pencabutan gigi
kesgimul secara holistik permanen akar 2 x 120 menit
dan komprehensif (3.1.2) jamak dengan
teknik infiltrasi

Melakukan prosedur Konsep informed Melakukan


informed consent dan consent pencabutan gigi
konseling dengan cara permanen akar
yang santun, baik dan tunggal/jamak 2 x 120 menit
benar (3.1.3) dengan teknik
blok mandibula

Mengidentifikasi keluhan Pemeriksaan Melakukan 3 x 90 menit


utama penyakit atau subjektif; pencabutan gigi
gangguan sistem pemeriksaan mobile 3/4
stomatognatik (9.1.1.a) sistem derajat
Menerapkan pemeriksaan stomatognatik dan
komprehensif sistem pemeriksaan
stomatognatik dengan keadaan umum
memperhatikan kondisi
umum (9.1.1.b)
Menganalisis kondisi
fisik, psikologis dan
sosial pasien melalui
pemeriksaan klinis
(9.1.1.e)
Menerapkan sikap saling Komunikasi
menghargai dan saling efektif antar
percaya melalui pribadi dengan
komunikasi yang efektif pasien atau
dan efisien dengan pasien pendamping
dan/atau pendamping pasien
pasien (9.1.2.a)
38
Mengkomunikasikan hak Rencana
dan tangung jawab pasien perawatan secara
yang berkenaan dengan komprehensif dan
rencana perawatan rasional sesuai
(11.1.2.b) dengan diagnosis;
hak dan
kewajiban pasien
dalam manjemen
waktu dan biaya
perawatan
Meresepkan obat-obatan Penulisan resep
secara benar dan rasional
(12.1.1.a)
Mengatasi nyeri dan Pendekatan
kecemasan dengan farmakologik dan
pendekatan farmakologik non farmakologik
dan non farmakologik untuk mengatasi
(12.1.1.b) rasa sakit, rasa
takut dan
kecemasan
Menggunakan anastesi Prinsip anastesi
lokal untuk lokal
mengendalikan nyeri
untuk prosedur tindakan
medik kedokteran
gigi(12.1.1.c)
Melakukan pencabutan Penentuan
gigi permanen (13.1.4.a) indikasi tindakan
bedah mulut;
prinsip-prinsip
tindakan
pencabutan gigi
permanen

39
Menangani Prinsip-prinsip Perawatan
kegawatdaruratan akibat reposisi trauma kasus trauma
trauma dentoalveolar dentoalveolar dentoalveolar
(13.1.8.e) (fiksasi
Prinsip-prinsip interdental
tindakan dengan bahan Melakukan
pengelolaan 2 x 170
komposit dan praktik
kegawatdaruratan wire 4.0/teknik
akibat trauma gigi dental wiring
mulut (single/double
ivy
eyelet,essig)

40
RPS Bedah Mulut Klinik II

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH KODE MK RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER TGL PENYUSUNAN
Kedokteran Gigi
PSPDGP221 1 II 5 Februari 2017
Klinik
Dosen pengembang RPS Koordinator MK Ko. Prodi
BEDAH MULUT KLINIK II
drg. Michael A. Leman, drg. Michael A.
Prof. dr. P.L. Suling, MSc, SpKK (K), FISNDV, FAADV
MMedEd Leman, MMedEd

Sikap S1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
S2
agama, moral dan etika;
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
S3
bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
S4
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
S5
Capaian Pembelajaran pendapat atau temuan orisinal orang lain;
Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
S6
masyarakat dan lingkungan;
S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
S9
secara mandiri;
S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
S11 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya.

41
Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan
S12 pasien
Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik
S13 (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran
(veracity) dan adil (justice).
Ketrampilan umum Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik,
KU1 dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi
kerja profesinya;
Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan
KU2
profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di
KU3 bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode
etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
Mampu mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
KU4
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
KU5
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat
Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
KU6
pelatihan dan pengalaman kerja;
Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program
KU7
strategis organisasi;
Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
KU8
profesinya;
Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
KU9
masalah pekerjaan bidang profesinya;
Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat
KU10
profesi dan kliennya;
Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
KU11 profesinya;
KU12 Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional
KU13 dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan
kebijakan nasional pada bidang profesinya;
42
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
KU14 menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil
kerja profesinya;
Mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan keahlian profesi (long life
KU15
learner)
Ketrampilan khusus Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali riwayat pasien
(riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat kepenyakitan dan
KK1 pengobatan, riwayat perawatan gigi mulut, perilaku) yang relevan dengan
keluhan utama melalui metode komunikasi efektif terhadap pasien/keluarga
pasien.
Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik (meliputi
pemeriksaan ekstra dan intra oral) secara mandiri pada pasien anak dan dewasa
KK2 dengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
dan kode etik.
Mampu mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medik yang akurat dan
komprehensif, sebagai dokumen legal yang mendukung rencana perawatan serta
KK3
keperluan identifikasi odontologi forensik sesuai dengan Disaster Victim
Identification (DVI) secara mandiri.
Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis akhir dan
menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut berdasarkan patogenesis
KK4 dengan mempertimbangkan derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis,
dan sintesis hasil pemeriksaan pasien sesuai standar klasifikasi penyakit
internasional (International Classification of Diseases) secara mandiri.
Mampu menyusun rencana perawatan gigi dan mulut pasien melalui analisis
hasil pemeriksaan, diagnosis dan prognosis sesuai konsep kedokteran gigi klinik,
KK5 kedokteran gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu
biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup pasien dan
kondisi sosio-budaya secara mandiri
Mampu membuat keputusan, melakukan, dan mengevaluasi keberhasilan
perawatan gigi mulut pada pasien yang disertai atau tanpa kompromis medis
KK6 secara komprehensif dengan mengutamakan patient safety, kode etik profesi,
cost effectiveness serta berorientasi pada peningkatan kualitas hidup secara
mandiri.

43
Mampu menggunakan material, peralatan, dan teknologi kedokteran gigi pada
KK7 perawatan gigi dan mulut pasien berdasarkan evaluasi atau penelitian sesuai
indikasi secara mandiri.
Mampu mengendalikan rasa nyeri dengan pendekatan farmakologik dan
KK8 kecemasan dengan pendekatan non farmakologik pada pasien secara mandiri.
Mampu membuat kajian secara mandiri dan kelompok tentang permasalahan
bidang kedokteran gigi pada pasien atau masyarakat, dan mengusulkan alternatif
KK9
solusi yang inovatif dengan pendekatan evidence-based dentistry yang bisa
dipertanggungjawabkan secara akademik dan etik profesi.
Mampu mengelola praktik dan lingkungan kerja secara ergonomik dengan
KK10 menerapkan prinsip manajemen kesehatan termasuk keselamatan kerja, kontrol
infeksi dan konsep green dentistry secara mandiri atau kelompok.
Mampu mengambil keputusan medik sesuai kewenangan klinis (clinical
KK11 privilege) untuk merujuk pasien kepada sejawat dan atau penyelenggara
kesehatan lain berdasarkan standar prosedur operasional secara mandiri.
P2 Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi.
P3 Menguasai prinsip-prinsip psikologis kesehatan, ilmu biostatistik; epidemologi
Menguasai konsep aplikatif dasar etik kedokteran dan teknik perawatan klinis di
P4
bidang kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu biomedik meliputi
anatomihistologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi; Ilmu kedokteran klinik meliputi Penyakit Dalam, THT, Kulit
P5 dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Neurologi, Bedah Umum tubuh,
mikrobiologi, biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi; Perkembangan
mental anak; ilmu kedokteran paraklinik meliputi patologi anatomi, patologi
klinik; forensik kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang biologi oral, morfologi
maskroskopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh
P6
manusia secara terpadu; proses tumbuh kembang dentokraniofasial pranatal dan
pascanatal; komunikasi kesehatan dan komunikasi terapeutik

44
Menguasai konsep aplikasi tentang patogenesis penyakit/ kelainan yang meliputi,
infeksi, dan non infeksi; sterilisasi, desinfeksi dan asepsi; obat-obat yang
digunakan untuk penyakit gimul, termasuk efek samping dan interaksinya;
P7 tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan
pelayanan kesgimul; berfikir analitis guna mendukung evidence based dentistry;
metodologi penelitian
Menguasai konsep aplikasi dalam ilmu kedokteran gigi klinik untuk memberikan
pelayanan kesgimul yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
P8
biomaterial dan teknologi kedokteran gigi; radiologi kedokteran gigi; ilmu
kesehatan gigi masyarakat; manajemen kesehatan
Pada mata kuliah ini, mahasiswa akan melakukan ekstraksi gigi permanen anterior, posterior, dan sisa akar serta melakukan tata
Deskripsi Singkat mata laksana bedah mulut pada pasien compromise medis
kuliah
Materi pembelajaran/pokok Pola hubungan dokter pasien; Konsep informed consent; Pemeriksaan subjektif; pemeriksaan sistem stomatognatik dan
bahasan: pemeriksaan keadaan umum; Komunikasi efektif antar pribadi dengan pasien atau pendamping pasien; Rencana perawatan secara
komprehensif dan rasional sesuai dengan diagnosis; hak dan kewajiban pasien dalam manjemen waktu dan biaya perawatan;
Penulisan resep; Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit, rasa takut dan kecemasan; Prinsip
anastesi lokal; Penentuan indikasi tindakan bedah mulut; prinsip-prinsip tindakan pencabutan gigi permanen; Manifestasi berbagai
penyakit sistemik di rongga mulut pada pasien medik kompromis; Rencana perawatan gigi mulut pasien dengan medik kompromis;
Prinsip interprofessional collaboration untuk menunjang keberhasilan perawatan; Prinsip rujukan intra dan interdisiplin; Sistem
teknologi informasi kesehatan; konsep dasar kesahihan; konsep dasar statistik kesehatan; kaidah penulisan dan laporan ilmiah;
penatalaksanaan pemecahan masalah
Pustaka Fragiskos DF. Oral Surgery. Springer. New Yotk: 2007.
Pedersen GW. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Buku ajar Praktis Bedah Mulut. EGC. Jakarta: 1996
Media pembelajaran Bagian Bedah Mulut RSGM PSPDG FK Unsrat
drg. Victor Tengar Pamolango, MMRS, SpBM
drg. Maudy Komansilan
Tim pengajar:
drg. Jequline M. Sagay
drg. Mavrits Kanter

45
Kriteria
Pengalaman
Kemampuan akhir Metode penilaian
Minggu ke Bahan kajian Waktu belajar Bobot nilai
yang diharapkan pembelajaran dan
mahasiswa
indikator
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Melakukan komunikasi Pola hubungan dokter Melakukan
secara santun dengan pasien pencabutan gigi
pasien dalam permanen akar 2 x 120 menit
kedudukan yang setara tunggal dengan
(3.1.1) teknik infiltrasi
Mengembangkan
Melakukan
empati dalam menggali
pencabutan gigi
keluhan pasien dan
permanen akar 2 x 120 menit Responsi
permasalahan kesgimul
jamak dengan (syarat
secara holistik dan Ketepatan
teknik infiltrasi mengerjakan
komprehensif (3.1.2) Bertugas bekerja
kasus
Melakukan prosedur Konsep informed Melakukan 1 x 120 menit sebagai sesuai
1,2 perawatan);
informed consent dan consent ekstraksi gigi asisten dengan SOP
Lembar
konseling dengan cara permanen akar operator dan instruksi
penilaian
yang santun, baik dan jamak dengan kerja
per kasus
benar (3.1.3) infiltrasi/blok
perawatan
mandibula(Mini-
CEX)
Mengidentifikasi Pemeriksaan subjektif; 3 x 120 menit
Melakukan
keluhan utama penyakit pemeriksaan sistem
ekstraksi gigi
atau gangguan sistem stomatognatik dan
permanen akar
stomatognatik (9.1.1.a) pemeriksaan keadaan
tunggal/jamak
umum
dengan teknik
blok mandibula

46
Menerapkan Melakukan 5 x 90 menit
pemeriksaan pencabutan sisa
komprehensif sistem akar gigi
stomatognatik dengan permanen
memperhatikan kondisi
umum (9.1.1.b)
Menganalisis kondisi
fisik, psikologis dan
sosial pasien melalui
pemeriksaan klinis
(9.1.1.e)
Menerapkan sikap Komunikasi efektif antar
saling menghargai dan pribadi dengan pasien
saling percaya melalui atau pendamping pasien
komunikasi yang
efektif dan efisien
dengan pasien dan/atau
pendamping pasien
(9.1.2.a)
Mengkomunikasikan Rencana perawatan
hak dan tangung jawab secara komprehensif dan
pasien yang berkenaan rasional sesuai dengan
dengan rencana diagnosis; hak dan
perawatan (11.1.2.b) kewajiban pasien dalam
manjemen waktu dan
biaya perawatan
Meresepkan obat- Penulisan resep
obatan secara benar dan
rasional (12.1.1.a)
Mengatasi nyeri dan Pendekatan
kecemasan dengan farmakologik dan non
pendekatan farmakologik untuk
farmakologik dan non mengatasi rasa sakit,
farmakologik (12.1.1.b) rasa takut dan
kecemasan

47
Melakukan pencabutan Penentuan indikasi
gigi permanen tindakan bedah mulut;
(13.1.4.a) prinsip-prinsip tindakan
pencabutan gigi
permanen

Menggunakan anastesi Prinsip anastesi lokal


lokal untuk
mengendalikan nyeri
untuk prosedur
tindakan medik
kedokteran gigi
(12.1.1.c)
Mengembangkan
empati dalam menggali
keluhan pasien dan
permasalahan kesgimul
secara holistik dan
komprehensif (3.1.2)
Melakukan prosedur Konsep informed
informed consent dan consent
konseling dengan cara
yang santun, baik dan
benar (3.1.3)
Mengidentifikasi Pemeriksaan subjektif;
keluhan utama penyakit pemeriksaan sistem
atau gangguan sistem stomatognatik dan
stomatognatik (9.1.1.a) pemeriksaan keadaan
Menerapkan umum
pemeriksaan
komprehensif sistem
stomatognatik dengan
memperhatikan kondisi
umum (9.1.1.b)

48
Menerapkan sikap Komunikasi efektif antar
saling menghargai dan pribadi dengan pasien
saling percaya melalui atau pendamping pasien
komunikasi yang
efektif dan efisien
dengan pasien dan/atau
pendamping pasien
(9.1.2.a)
Menganalisis kondisi
fisik, psikologis dan
sosial pasien melalui
pemeriksaan klinis
(9.1.1.e)
Mengkomunikasikan Rencana perawatan
hak dan tangung jawab secara komprehensif dan
pasien yang berkenaan rasional sesuai dengan
dengan rencana diagnosis; hak dan
perawatan (11.1.2.b) kewajiban pasien dalam
manjemen waktu dan
biaya perawatan
Meresepkan obat- Penulisan resep
obatan secara benar dan
rasional (12.1.1.a)
Mengatasi nyeri dan Pendekatan
kecemasan dengan farmakologik dan non
pendekatan farmakologik untuk
farmakologik dan non mengatasi rasa sakit,
farmakologik (12.1.1.b) rasa takut dan
kecemasan

49
Melakukan pencabutan Penentuan indikasi
gigi permanen tindakan bedah mulut;
(13.1.4.a) prinsip-prinsip tindakan
pencabutan gigi
permanen
Mengkaji kelainan Konsep kelainan Reposisi TMJ et 1 x 50 menit Melihat
sendi senditemporomandibular causa dislokasi demonstrasi
tempromandibular, TMJ
oklusi dan gangguan
fungsi mastikasi yang
memerlukan perawatan
(10.1.1.g)
Menggunakan anastesi Prinsip anastesi lokal
lokal untuk
mengendalikan nyeri
untuk prosedur
tindakan medik
kedokteran gigi
(12.1.1.c)

50
RPS Bedah Mulut Klinik III

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH KODE MK RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER TGL PENYUSUNAN
Kedokteran Gigi
PSPDGP311 1 III 13 Maret 2017
Klinik
Dosen pengembang Koordinator
BEDAH MULUT KLINIK
RPS MK Ko. Prodi
III
drg. Michael A. Leman, drg. Michael A.
Prof. dr. P.L. Suling, MSc, SpKK (K), FISNDV, FAADV
MMedEd Leman, MMedEd

Sikap Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
S1
religius
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
S2
agama, moral dan etika;
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
S3
bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
S4
Capaian Pembelajaran nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
S5
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
S6 masyarakat dan lingkungan;
S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

51
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
S9
secara mandiri;
S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan

S11 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya.
Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan
S12
pasien
Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik
S13 (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran
(veracity) dan adil (justice).
Ketrampilan umum Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik,
KU1 dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi
kerja profesinya;
Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan
KU2
profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di
KU3 bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode
etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
Mampu mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
KU4
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan
KU5 yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh
sejawat
Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus
KU6
melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program
KU7
strategis organisasi;
Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
KU8
profesinya;
Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
KU9 masalah pekerjaan bidang profesinya;
Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat
KU10
profesi dan kliennya;

52
Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
KU11 profesinya;

KU12 Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.


Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional
KU13 dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan
kebijakan nasional pada bidang profesinya;
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
KU14 menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil
kerja profesinya;
Mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan keahlian profesi (long life
KU15
learner)
Ketrampilan khusus Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali riwayat pasien
(riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat kepenyakitan dan
KK1 pengobatan, riwayat perawatan gigi mulut, perilaku) yang relevan dengan
keluhan utama melalui metode komunikasi efektif terhadap pasien/keluarga
pasien.
Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik (meliputi
pemeriksaan ekstra dan intra oral) secara mandiri pada pasien anak dan dewasa
KK2
dengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
dan kode etik.
Mampu mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medik yang akurat dan
komprehensif, sebagai dokumen legal yang mendukung rencana perawatan serta
KK3
keperluan identifikasi odontologi forensik sesuai dengan Disaster Victim
Identification (DVI) secara mandiri.
Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis akhir dan
menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut berdasarkan patogenesis
KK4 dengan mempertimbangkan derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis,
dan sintesis hasil pemeriksaan pasien sesuai standar klasifikasi penyakit
internasional (International Classification of Diseases) secara mandiri.
Mampu menyusun rencana perawatan gigi dan mulut pasien melalui analisis
hasil pemeriksaan, diagnosis dan prognosis sesuai konsep kedokteran gigi klinik,
KK5 kedokteran gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu
biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup pasien dan
kondisi sosio-budaya secara mandiri

53
Mampu membuat keputusan, melakukan, dan mengevaluasi keberhasilan
perawatan gigi mulut pada pasien yang disertai atau tanpa kompromis medis
KK6 secara komprehensif dengan mengutamakan patient safety, kode etik profesi,
cost effectiveness serta berorientasi pada peningkatan kualitas hidup secara
mandiri.
Mampu menggunakan material, peralatan, dan teknologi kedokteran gigi pada
KK7 perawatan gigi dan mulut pasien berdasarkan evaluasi atau penelitian sesuai
indikasi secara mandiri.
Mampu mengendalikan rasa nyeri dengan pendekatan farmakologik dan
KK8
kecemasan dengan pendekatan non farmakologik pada pasien secara mandiri.
Mampu mengelola praktik dan lingkungan kerja secara ergonomik dengan
KK10 menerapkan prinsip manajemen kesehatan termasuk keselamatan kerja, kontrol
infeksi dan konsep green dentistry secara mandiri atau kelompok.
Mampu mengambil keputusan medik sesuai kewenangan klinis (clinical
KK11 privilege) untuk merujuk pasien kepada sejawat dan atau penyelenggara
kesehatan lain berdasarkan standar prosedur operasional secara mandiri.
Pengetahuan Menguasai pengetahuan faktual tentang hukum kesehatan; kebijakan lokal,
P1 regional dan global tentang kesehatan; perkembangan iptek kedokteran gigi;
standar kompetensi dokter gigi
P2 Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi.
P3 Menguasai prinsip-prinsip psikologis kesehatan, ilmu biostatistik; epidemologi
Menguasai konsep aplikatif dasar etik kedokteran dan teknik perawatan klinis di
P4
bidang kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu biomedik meliputi
anatomihistologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi; Ilmu kedokteran klinik meliputi Penyakit Dalam, THT, Kulit
P5 dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Neurologi, Bedah Umum tubuh,
mikrobiologi, biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi; Perkembangan
mental anak; ilmu kedokteran paraklinik meliputi patologi anatomi, patologi
klinik; forensik kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang biologi oral, morfologi
maskroskopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh
P6
manusia secara terpadu; proses tumbuh kembang dentokraniofasial pranatal dan
pascanatal; komunikasi kesehatan dan komunikasi terapeutik

54
Menguasai konsep aplikasi tentang patogenesis penyakit/ kelainan yang meliputi,
infeksi, dan non infeksi; sterilisasi, desinfeksi dan asepsi; obat-obat yang
digunakan untuk penyakit gimul, termasuk efek samping dan interaksinya;
P7
tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan
pelayanan kesgimul; berfikir analitis guna mendukung evidence based dentistry;
metodologi penelitian
Menguasai konsep aplikasi dalam ilmu kedokteran gigi klinik untuk memberikan
pelayanan kesgimul yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
P8
biomaterial dan teknologi kedokteran gigi; radiologi kedokteran gigi; ilmu
kesehatan gigi masyarakat; manajemen kesehatan
Pada mata kuliah ini, mahasiswa akan melakukan rotasi kerumahsakitan di stase UGD selama 7 hari kerja, melakukan pencabutan
Deskripsi Singkat mata gigi posterior dan menempuh ujian formatif dengan metode Mini-CEX.
kuliah
Materi pembelajaran/pokok Pola hubungan dokter pasien; Konsep informed consent; Pemeriksaan subjektif; pemeriksaan sistem stomatognatik dan
bahasan: pemeriksaan keadaan umum; Komunikasi efektif antar pribadi dengan pasien atau pendamping pasien; Rencana perawatan secara
komprehensif dan rasional sesuai dengan diagnosis; hak dan kewajiban pasien dalam manjemen waktu dan biaya perawatan;
Penulisan resep; Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit, rasa takut dan kecemasan; Prinsip
anastesi lokal; Penentuan indikasi tindakan bedah mulut; prinsip-prinsip tindakan pencabutan gigi permanen; Prinsip
interprofessional collaboration untuk menunjang keberhasilan perawatan; Prinsip rujukan intra dan interdisiplin; Sistem teknologi
informasi kesehatan; konsep dasar kesahihan; konsep dasar statistik kesehatan; kaidah penulisan dan laporan ilmiah;
penatalaksanaan pemecahan masalah; Prinsip-prinsip kegawatdaruratan medik
Pustaka Fragiskos DF. Oral Surgery. Springer. New Yotk: 2007.
Pedersen GW. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Buku ajar Praktis Bedah Mulut. EGC. Jakarta: 1996
Media pembelajaran Bagian Bedah Mulut RSGM PSPDG FK Unsrat
drg. Victor Tengar Pamolango, MMRS, SpBM
Tim pengajar: drg. Maudy Komansilan
drg. Jequline M. Sagay
drg. Mavrits Kanter

55
Kriteria
Pengalaman
Kemampuan akhir Metode penilaian
Minggu ke Bahan kajian Waktu belajar Bobot nilai
yang diharapkan pembelajaran dan
mahasiswa
indikator
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Melakukan komunikasi Pola hubungan
interpersonal, tatalaksana dokter pasien;
rujukan, tatalaksana konsep informed
informed consent, consent; etika
advokasi dan rujukan;
pemberdayaan individu, ketrampilan
keluarga dan masyarakt berkomunikasi
dalam upaya dan berbahasa
meningkatkan kesgimul
(3.1.a)
Bekerjasama dengan Prinsip
intraprofesional dan interprofesional
interprofesional untuk collaboration Mengikuti
merencanakan perawatan untuk menunjang seminar
yang akurat (11.1.2.c) keberhasilan Kerumahsakitan Absensi Lembar
1 4200 menit kelompok
perawatan (Stase UGD) kehadiran penilaian
kerumahsakitan
Melakukan tindakan Prinsip-prinsip lain
pertolongan pertama kegawatdaruratan
(Basic Life Support/BLS) medik
pada kegawatdaruratan
medik (13.1.8.e)
Melakukan rujukan Prinsip-prinsip
kepada sejawat yang tindakan rujukan
lebih kompeten secara di bidang
interdisiplin dan kedokteran gigi
intradisiplin (13.2.1.c) interdisiplin
(interprofesional
collaboration) dan
intradisiplin

56
Melakukan komunikasi Pola hubungan Melakukan 2 x 120 menit
secara santun dengan dokter pasien ekstraksi gigi
pasien dalam kedudukan permanen akar
yang setara (3.1.1) tunggal/jamak
dengan teknik
blok mandibula
Mengembangkan empati Melakukan 2 x 120 menit
dalam menggali keluhan ekstraksi sisa
pasien dan permasalahan akar gigi
kesgimul secara holistik permanen
dan komprehensif (3.1.2)
Responsi
Melakukan prosedur Konsep informed
(syarat
informed consent dan consent Ketepatan
mengerjakan
konseling dengan cara bekerja
Bertugas kasus
yang santun, baik dan sesuai
2,3,4 sebagai asisten perawatan);
benar (3.1.3) dengan SOP
operator Lembar
Mengidentifikasi keluhan Pemeriksaan dan isntruksi
penilaian
utama penyakit atau subjektif; kerja
per kasus
gangguan sistem pemeriksaan
perawatan
stomatognatik (9.1.1.a) sistem
Menerapkan pemeriksaan stomatognatik
komprehensif sistem dan pemeriksaan
stomatognatik dengan keadaan umum
memperhatikan kondisi
umum (9.1.1.b)
Menganalisis kondisi
fisik, psikologis dan
sosial pasien melalui
pemeriksaan klinis
(9.1.1.e)

57
Menerapkan sikap saling Komunikasi
menghargai dan saling efektif antar
percaya melalui pribadi dengan
komunikasi yang efektif pasien atau
dan efisien dengan pasien pendamping
dan/atau pendamping pasien
pasien (9.1.2.a)
Mengkomunikasikan hak Rencana
dan tangung jawab pasien perawatan secara
yang berkenaan dengan komprehensif dan
rencana perawatan rasional sesuai
(11.1.2.b) dengan diagnosis;
hak dan
kewajiban pasien
dalam manjemen
waktu dan biaya
perawatan
Meresepkan obat-obatan Penulisan resep
secara benar dan rasional
(12.1.1.a)
Mengatasi nyeri dan Pendekatan
kecemasan dengan farmakologik dan
pendekatan farmakologik non farmakologik
dan non farmakologik untuk mengatasi
(12.1.1.b) rasa sakit, rasa
takut dan
kecemasan
Menggunakan anastesi Prinsip anastesi
lokal untuk lokal
mengendalikan nyeri
untuk prosedur tindakan
medik kedokteran gigi
(12.1.1.c)

58
Melakukan pencabutan Penentuan
gigi permanen (13.1.4.a) indikasi tindakan
bedah mulut;
prinsip-prinsip
tindakan
pencabutan gigi
permanen
Menggunakan ilmu Sistem teknologi Case report 100 menit Menghadiri
pengetahuan dan informasi kerumahsakitan kegiatan
teknologi kedokteran gigi kesehatan; konsep seminar
mutakhir untuk mencari dasar kesahihan; mahasiswa lain
dan menilai informasi konsep dasar
yang sahih dari berbagai statistik
sumber secara kesehatan; kaidah
profesional (2.1.a) penulisan dan
Menyusun dan mengkaji laporan ilmiah;
karya ilmiah sesuai penatalaksanaan
dengan konsep teori, dan pemecahan
kaidah penulisan ilmiah masalah
secara lisan dan tertulis Lembar
(2.1.b) penilaian
Menerapkan pola berpikir
ilmiah dalam pemecahan
masalah dan pengelolan
kesehatan gigi mulut
(2.1.c)
Menggunakan informasi
kesehatan secara
profesional untuk
kepentingan peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
(2.1.d)

59
RPS Bedah Mulut Klinik IV

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


MATA KULIAH KODE MK RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER TGL PENYUSUNAN
Kedokteran Gigi
PSPDGP411
Klinik 1 IV 13 Maret 2017
BEDAH MULUT KLINIK IV Dosen pengembang RPS Koordinator MK Ko. Prodi

drg. Michael A. Leman, drg. Michael A.


MMedEd Leman, MMedEd Prof. dr. P.L. Suling, MSc, SpKK (K), FISNDV, FAADV
Sikap S1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
S2
agama, moral dan etika;
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
S3 bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
S4
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
S5
Capaian Pembelajaran pendapat atau temuan orisinal orang lain;
Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
S6
masyarakat dan lingkungan;
S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
S9
secara mandiri;
S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
S11 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya.
60
Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan
S12
pasien
Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik
S13 (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran
(veracity) dan adil (justice).
Ketrampilan umum Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik,
KU1 dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi
kerja profesinya;
Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan
KU2
profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di
KU3 bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode
etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
Mampu mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
KU4
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
KU5 dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat
Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
KU6 pelatihan dan pengalaman kerja;
Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program
KU7 strategis organisasi;
Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
KU8
profesinya;
Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
KU9
masalah pekerjaan bidang profesinya;
Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat
KU10
profesi dan kliennya;
Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
KU11
profesinya;
KU12 Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional
KU13 dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan
kebijakan nasional pada bidang profesinya;
61
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
KU14 menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil
kerja profesinya;
Mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan keahlian profesi (long life
KU15
learner)
Ketrampilan khusus Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali riwayat pasien
(riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat kepenyakitan dan
KK1 pengobatan, riwayat perawatan gigi mulut, perilaku) yang relevan dengan
keluhan utama melalui metode komunikasi efektif terhadap pasien/keluarga
pasien.
Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik (meliputi
pemeriksaan ekstra dan intra oral) secara mandiri pada pasien anak dan dewasa
KK2
dengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
dan kode etik.
Mampu mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medik yang akurat dan
komprehensif, sebagai dokumen legal yang mendukung rencana perawatan serta
KK3
keperluan identifikasi odontologi forensik sesuai dengan Disaster Victim
Identification (DVI) secara mandiri.
Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis akhir dan
menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut berdasarkan patogenesis
KK4 dengan mempertimbangkan derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis,
dan sintesis hasil pemeriksaan pasien sesuai standar klasifikasi penyakit
internasional (International Classification of Diseases) secara mandiri.
Mampu menyusun rencana perawatan gigi dan mulut pasien melalui analisis
hasil pemeriksaan, diagnosis dan prognosis sesuai konsep kedokteran gigi klinik,
KK5 kedokteran gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu
biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup pasien dan
kondisi sosio-budaya secara mandiri
Mampu membuat keputusan, melakukan, dan mengevaluasi keberhasilan
perawatan gigi mulut pada pasien yang disertai atau tanpa kompromis medis
KK6 secara komprehensif dengan mengutamakan patient safety, kode etik profesi,
cost effectiveness serta berorientasi pada peningkatan kualitas hidup secara
mandiri.

62
Mampu menggunakan material, peralatan, dan teknologi kedokteran gigi pada
KK7 perawatan gigi dan mulut pasien berdasarkan evaluasi atau penelitian sesuai
indikasi secara mandiri.
Mampu mengendalikan rasa nyeri dengan pendekatan farmakologik dan
KK8
kecemasan dengan pendekatan non farmakologik pada pasien secara mandiri.
Mampu mengelola praktik dan lingkungan kerja secara ergonomik dengan
KK10 menerapkan prinsip manajemen kesehatan termasuk keselamatan kerja, kontrol
infeksi dan konsep green dentistry secara mandiri atau kelompok.
Mampu mengambil keputusan medik sesuai kewenangan klinis (clinical
KK11 privilege) untuk merujuk pasien kepada sejawat dan atau penyelenggara
kesehatan lain berdasarkan standar prosedur operasional secara mandiri.
Pengetahuan Menguasai pengetahuan faktual tentang hukum kesehatan; kebijakan lokal,
P1 regional dan global tentang kesehatan; perkembangan iptek kedokteran gigi;
standar kompetensi dokter gigi
P2 Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi.
P3 Menguasai prinsip-prinsip psikologis kesehatan, ilmu biostatistik; epidemologi
Menguasai konsep aplikatif dasar etik kedokteran dan teknik perawatan klinis di
P4 bidang kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu biomedik meliputi
anatomihistologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi; Ilmu kedokteran klinik meliputi Penyakit Dalam, THT, Kulit
P5 dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Neurologi, Bedah Umum tubuh,
mikrobiologi, biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi; Perkembangan
mental anak; ilmu kedokteran paraklinik meliputi patologi anatomi, patologi
klinik; forensik kedokteran gigi
Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang biologi oral, morfologi
maskroskopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh
P6
manusia secara terpadu; proses tumbuh kembang dentokraniofasial pranatal dan
pascanatal; komunikasi kesehatan dan komunikasi terapeutik
Menguasai konsep aplikasi tentang patogenesis penyakit/ kelainan yang meliputi,
infeksi, dan non infeksi; sterilisasi, desinfeksi dan asepsi; obat-obat yang
digunakan untuk penyakit gimul, termasuk efek samping dan interaksinya;
P7
tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan
pelayanan kesgimul; berfikir analitis guna mendukung evidence based dentistry;
metodologi penelitian
63
Menguasai konsep aplikasi dalam ilmu kedokteran gigi klinik untuk memberikan
pelayanan kesgimul yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
P8 biomaterial dan teknologi kedokteran gigi; radiologi kedokteran gigi; ilmu
kesehatan gigi masyarakat; manajemen kesehatan
Deskripsi Singkat mata Pada mata kuliah ini, mahasiswa akan melakukan odontektomi dan bedah sederhana prepostetik dengan menerapkan prinsip bedah
kuliah (alveolektomi 1 regio)
Pola hubungan dokter pasien; Konsep informed consent; Pemeriksaan subjektif; pemeriksaan sistem stomatognatik dan
pemeriksaan keadaan umum; Komunikasi efektif antar pribadi dengan pasien atau pendamping pasien; Rencana perawatan secara
komprehensif dan rasional sesuai dengan diagnosis; hak dan kewajiban pasien dalam manjemen waktu dan biaya perawatan;
Materi pembelajaran/pokok Penulisan resep; Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit, rasa takut dan kecemasan; Prinsip
bahasan: anastesi lokal; Penentuan indikasi tindakan bedah mulut; prinsip-prinsip tindakan pencabutan gigi permanen Sistem teknologi
informasi kesehatan; konsep dasar kesahihan; konsep dasar statistik kesehatan; kaidah penulisan dan laporan ilmiah;
penatalaksanaan pemecahan masalah; Prinsip-prinsip kegawatdaruratan medik
Pustaka Fragiskos DF. Oral Surgery. Springer. New Yotk: 2007.
Pedersen GW. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Buku ajar Praktis Bedah Mulut. EGC. Jakarta: 1996
Media pembelajaran Bagian Bedah Mulut RSGM PSPDG FK Unsrat
drg. Victor Tengar Pamolango, MMRS, SpBM
Tim pengajar: drg. Maudy Komansilan
drg. Jequline M. Sagay
drg. Mavrits Kanter

64
Kriteria
Pengalaman
Kemampuan akhir penilaian
Minggu ke Bahan kajian Metode pembelajaran Waktu belajar Bobot nilai
yang diharapkan dan
mahasiswa
indikator
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Melakukan komunikasi Pola hubungan Melakukan insisi 1 x 180 menit
secara santun dengan dokter pasien abses/operkulektomi
pasien dalam kedudukan
yang setara (3.1.1)
Mengembangkan empati Melakukan 1 x 180 menit
dalam menggali keluhan alveolektomi
pasien dan permasalahan
kesgimul secara holistik
dan komprehensif
(3.1.2)
Melakukan prosedur Konsep informed Melakukan 1 x 240 menit
Responsi
informed consent dan consent odontektomi
'Ketepatan (syarat
konseling dengan cara
bekerja mengerjakan
yang santun, baik dan bertugas
sesuai kasus
benar (3.1.3) sebagai
1,2,3,4 dengan perawatan);
Mengidentifikasi Pemeriksaan asisten
SOP dan Lembar
keluhan utama penyakit subjektif; operator
instruksi penilaian
atau gangguan sistem pemeriksaan
kerja per kasus
stomatognatik (9.1.1.a) sistem
perawatan
Menerapkan stomatognatik
pemeriksaan dan pemeriksaan
komprehensif sistem keadaan umum
stomatognatik dengan
memperhatikan kondisi
umum (9.1.1.b)
Menganalisis kondisi
fisik, psikologis dan
sosial pasien melalui
pemeriksaan klinis
(9.1.1.e)

65
Menerapkan sikap saling Komunikasi
menghargai dan saling efektif antar
percaya melalui pribadi dengan
komunikasi yang efektif pasien atau
dan efisien dengan pendamping
pasien dan/atau pasien
pendamping pasien
(9.1.2.a)
Mengkomunikasikan Rencana
hak dan tangung jawab perawatan secara
pasien yang berkenaan komprehensif
dengan rencana dan rasional
perawatan (11.1.2.b) sesuai dengan
diagnosis; hak
dan kewajiban
pasien dalam
manjemen waktu
dan biaya
perawatan
Meresepkan obat-obatan Penulisan resep
secara benar dan
rasional (12.1.1.a)
Mengatasi nyeri dan Pendekatan
kecemasan dengan farmakologik
pendekatan dan non
farmakologik dan non farmakologik
farmakologik (12.1.1.b) untuk mengatasi
rasa sakit, rasa
takut dan
kecemasan

66
Menggunakan anastesi Prinsip tindakan
lokal untuk bedah mulut;
mengendalikan nyeri prinsip-prinsip
untuk prosedur tindakan tindakan bedah
medik kedokteran gigi pada jaringan
(12.1.1.c) keras dan
jaringan lunak;
prinsip-prinsip
bedah
preprostetik
sederhna;
prinsip-prinsip
penanggulangan
komplikasi pasca
bedah minor;
prinsip-prinsip
evaluasi hasil
perawatan pasca
bedah minor
Melakukan bedah minor
sederhana pada jaringan
lunak dan keras
(13.1.4.ba)
Melakukan tindakan
bedah preprostetik
sederhana (13.1.4.c)
Menaggulangi
komplikasi pasca bedah
minor (13.1.4.d)
Menggunakan ilmu Sistem teknologi Diskusi tatalaksana 3 x 100 menit Menghadiri
pengetahuan dan informasi insisi abses kegiatan
teknologi kedokteran kesehatan; gingival/operkulektomi, seminar
Lembar
gigi mutakhir untuk konsep dasar alveolektomi, mahasiswa
penilaian
mencari dan menilai kesahihan; odontektomi lain
informasi yang sahih konsep dasar
dari berbagai sumber statistik
67
secara profesional kesehatan;
(2.1.a) kaidah penulisan
dan laporan
ilmiah;
penatalaksanaan
pemecahan
masalah
Menyusun dan mengkaji
karya ilmiah sesuai
dengan konsep teori, dan
kaidah penulisan ilmiah
secara lisan dan tertulis
(2.1.b)
Menerapkan pola
berpikir ilmiah dalam
pemecahan masalah dan
pengelolan kesehatan
gigi mulut (2.1.c)
Menggunakan informasi
kesehatan secara
profesional untuk
kepentingan peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
(2.1.d)

68
BAB V
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN

PENGENDALIAN INFEKSI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PROSEDUR 1. Mengenakan pakaian klinik yang rapi, pantas, dan bersih.
2. Rambut dirapikan atau diikat rapi dan tidak boleh berkontak dengan
pasien atau peralatan.
3. Menggunakan masker, sarung tangan, dan bila perlu kaca mata
pelindung.
4. Sarung tangan digunakan sekali untuk satu pasien
5. Sebelum melepas sarung tangan, cuci tangan dengan sabun di bawah
air mengalir dan ulangi sekali lagi setelah sarung tangan dilepas
6. Sarung tangan dan semua bahan sekali pakai dibuang pada tempat yang
telah disediakan.
7. Alat dan peranti rehabilitasi/restorasi harus disucihamakan terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam mulut pasien.

69
CUCI TANGAN MENURUT WORLD HEALTH ORGANIZATION
(WHO) (DURASI WAKTU YAITU 40-60 DETIK)
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1-2

RSGM PSPDG
FK
UNIVERSITAS
SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR Tanggal terbit: Ditetapkan,


TETAP Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PROSEDUR 1. Gulung lengan baju dan lepaskan jam tangan
2. Nyalakan kran air, basahi tangan dengan air dan ambil sabun secukupnya
3. Gosokkan sabun di telapak tangan
4. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari (kanan dan kiri secara
bergantian)
5. Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
6. Gosok punggung tangan dengan jari saling mengait (kanan dan kiri secara
bergantian
7. Gosok ibu jari (kanan dan kiri secara bergantian)
8. Gosok ujung jari (kanan dan kiri secara bergantian)
9. Bilas dengan air mengalir ke arah siku (jangan terbalik dari siku ke telapak
tangan)
10. Ambil tissue, keringkan tangan, tissuenya jangan langsung dibuang, tetapi
digunakan untuk menutup kran
11. Buang tissue setelah menutup kran

70
Gambar. Cara cuci tangan menurut WHO

71
PRINSIP KERJA ERGONOMIS
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit:

Ditetapkan,
Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PROSEDUR 1. Posisi pasien dan operator
 Posisi operator:
 Posisi duduk/berdiri. Jika operator berada pada posisi duduk maka
telapak kaki melekat ke lantai dan paha sejajar lantai
 Bekerja nyaman, pertahankan sikap punggung dan kepala
 Posisi pasien:
 RA: mulut terbuka sedikit ke arah belakang, menengadah untuk
memaksimalkan penglihatan
 RB: rahang sejajar lantai
2. Kemudahan pandangan, penerangan dan retraksi:
 Cahaya yang cukup
 Gunakan kaca mulut (tidak menggunakan pandangan langsung)
 Retraksi untuk memanfaatkan penerangan lampu, retraksi bisa
dengan jari atau kaca mulut disesuaikan dengan daerah kerja
3. Ketajaman alat:
 Alat dalam keadaan bersih, steril dan baik
 Mata pisau harus tajam
 Berhati-hati dalam menggunakan instrumen tajam
4. Daerah kerja yang bersih (bebas saliva, darah dan debris)
5. Kestabilan alat:

72
 Instrumen grasp: modified pens grasp untuk mengontrol gerakan
selama bekerja
 Finger rest: stabilisasi tangan dan alat saat bekerja, gerakan alat
terkontrol, menghindari trauma jaringan sekitar

73
PENCABUTAN GIGI ANTERIOR RAHANG BAWAH DAN GIGI
RAHANG ATAS DENGAN INJEKSI INFILTRASI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Pencabutan gigi : Memisahkan gigi dari soket alveolar
Gigi anterior rahang bawah : gigi yang berada di depan gigi kaninus
Gigi rahang atas : seluruh gigi yang berada di rahang atas
Injeksi infiltrasi : Menganestesi saraf perifer dengan anestetikum
TUJUAN Sebagai acuan tindakan pencabutan gigi di RSGM PSPDG UNSRAT.
KEBIJAKAN Proses pencabutan gigi anterior rahang bawah dan gigi rahang atas harus
sesuai prinsip eksodonsia
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostic
2. Sarung tangan steril
3. Masker steril
4. Disposable spuit 3 cc
5. Anastesi lokal
6. Tang cabut gigi sesuai indikasi
7. Bein sesuai indikasi
8. Kuret periapikal
9. Kapas steril
10. Tampon
11. Kasa steril
12. Povidone iodine
13. NaCl 0,9 %
14. Hibiscrub

74
Prosedur:
1. Asisten menyiapkan alat
2. Salam dan perkenalan diri
3. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan kemudian masker
4. Dilakukan aseptik di bukal atau labial dan lingual atau palatal gigi
yang akan dicabut dengan povidone iodine 10 %
5. Injeksi infiltrasi di bagian bukal atau labial sebanyak 1 cc dan
lingual atau palatal sebanyak 1 cc pada gigi yang akan dicabut
6. Dilakukan pencabutan dengan tang dan atau bein
7. Dilakukan kuretase dan spooling dengan NaCl 0,9 %
8. Dilakukan pemijatan dengan jari pada tulang alveolar soket gigi
9. Aplikasi tampon
10. Instruksi post op
11. Medikasi antibiotik dan analgesik bila perlu
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

75
PENCABUTAN GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH DENGAN
INJEKSI BLOK DAN INFILTRASI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Pencabutan gigi : Memisahkan gigi dari soket alveolar
Gigi posterior rahang bawah : Gigi yang berada di belakang gigi kaninus
Injeksi blok : Menganestesi batang saraf nervus alveolaris inferior
Injeksi infiltrasi : Menganestesi saraf bukalis di perifer
TUJUAN Sebagai acuan tindakan pencabutan gigi di RSGM PSPDG UNSRAT
KEBIJAKAN Proses pencabutan gigi posterior rahang bawah harus sesuai prinsip
eksodonsia
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostik
2. Sarung tangan steril
3. Masker steril
4. Disposable spuit 3 cc
5. Anastesi lokal
6. Tang cabut gigi sesuai indikasi
7. Bein sesuai indikasi
8. Kuret periapikal
9. Kapas steril
10. Tampon
11. Kasa steril
12. Povidone iodine
13. NaCl 0,9 %
14. Hibiscrub

76
Prosedur:
1. Asisten menyiapkan alat
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan
3. Dilakukan aseptik di trigonum retromolar, bukal, dan lingual gigi
yang akan dicabut dengan povidone iodine 10 %
4. Injeksi blok mandibula dengan teknik indirek sebanyak 1,5 cc dan
infiltrasi di bagian bukal sebanyak 0,5 cc
5. Dilakukan pencabutan dengan tang dan atau bein
6. Dilakukan kuretase dan spooling dengan NaCl 0,9 %
7. Dilakukan pemijatan dengan jari pada tulang alveolar soket gigi
8. Aplikasi tampon
9. Instruksi post op
10. Medikasi antibiotik dan analgesik bila perlu
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

77
PENCABUTAN DENGAN PENYULIT
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Pencabutan gigi : Memisahkan gigi dari soket alveolar
Penyulit : Mahkota gigi fraktur, hipersementosis, fraktur fragmen akar,
sehingga harus dilakukan pembuatan flap, separasi bagian gigi dan atau
tulang
TUJUAN Sebagai acuan tindakan pencabutan gigi di RSGM PSPDG UNSRAT
KEBIJAKAN Proses pencabutan gigi dengan penyulit harus sesuai prinsip eksodonsia
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostic
2. Sarung tangan steril
3. Masker steril
4. Disposable spuit 3 cc
5. Anastesi lokal
6. Tang cabut gigi sesuai indikasi
7. Bein sesuai indikasi
8. Scalpel No. 3
9. Blade No. 15
10. Rasparantorium
11. Bur tulang bentuk round dan atau fissure
12. Bur diamond bentuk fissure
13. Bone File
14. Silk 3.0 dan Suture
15. Kuret periapikal

78
16. Kapas steril
17. Tampon
18. Kasa steril
19. Povidone iodine
20. NaCl 0,9 %
21. Hibiscrub

Prosedur:
1. Asisten menyiapkan alat
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan
3. Dilakukan aseptik di daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan
gigi yang akan dicabut dengan povidone iodine 10 %
4. Injeksi anestetikum sesuai letak anatomis gigi
5. Dilakukan pembuatan flap mukoperiosteum triangular atau
trapezoid sesuai kebutuhan
6. Dilakukan diseksi mukosa dengan rasparatorium
7. Dilakukan separasi akar gigi
8. Dilakukan pembuangan tulang di bagian bukal bila diperlukan
9. Dilakukan pengungkitan dengan bein
10. Dilakukan kuretase dan spooling dengan NaCl 0,9 %
11. Dilakukan pemijatan dengan jari pada tulang alveolar soket gigi
12. Aplikasi tampon
13. Instruksi post op
14. Medikasi antibiotik dan analgesik bila perlu
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

79
OPERKULEKTOMI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
0 1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Orto


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Operculektomi :
Suatu tindakan pemotongan gingiva yang menutupi parsial permukaan gigi
molar ketiga mandibula sehingga menjadi tempat retensi sisa-sisa makanan
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan tindakan operculektomi pada pasien di
bagian Bedah Mulut RSGM
KEBIJAKAN Prosedur operculektomi pada pasien-pasien di bagian bedah mulut RSGM
harus sesuai dengan prosedur operculektomi yang benar.
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostik
2. Sarung tangan steril
3. Masker steril
4. Disposable spuit 3 cc
5. Anastesi lokal
6. Scalpel No. 3
7. Blade No. 12
8. Rasparantorium
9. Silk 3.0 dan Suture
10. Kapas steril
11. Tampon
12. Kasa steril
13. Povidone iodine

80
14. NaCl 0,9 %
15. Hibiscrub
16. Alkohol 70%
17. Pack periodontal
18. Duk bolong steril

Prosedur:
1. Asisten menyiapkan alat-alat untuk operculektomi
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan
3. Dilakukan aseptik ekstra oral dengan alkohol 70 % dan povidone
iodine 10 %. Intra oral dengan povidone iodine 10 %
4. Daerah operasi ditutup dengan duk bolong steril
5. Dilakukan injeksi infiltrasi sebanyak 1 cc pada daerah gingiva yang
akan dibuang
6. Dilakukan pemotongan gingiva yang menjadi tempat retensi sisa-
sisa makanan dengan blade no 12
7. Dilakukan spooling dengan NaCl 0,9%
8. Penjahitan situasional luka dengan benang silk 3.0 bila perlu
9. Pemberian medikasi sesuai indikasi
10. Instruksi perawatan post op
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

81
ALVEOLEKTOMI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
0 1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Orto


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Alveolektomi :
Tindakan membentuk kembali lingir alveolar dengan membuang fragmen-
fragmen yang tajam dan mempertahankan sisa tulang alveolar normal
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan tindakan alveolektomi pada pasien di
bagian Bedah Mulut RSGM
KEBIJAKAN Prosedur alveolektomi pada pasien-pasien di bagian bedah mulut RSGM
harus sesuai dengan prosedur alveolektomi yang benar.
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostik
2. Disposable spuit 3 cc
3. Anastesi lokal
4. Tang cabut gigi sesuai indikasi
5. Bein sesuai indikasi
6. Scalpel No. 3
7. Blade No. 15
8. Rasparantorium
9. Bur tulang bentuk round dan atau fissure
10. Bur diamond bentuk fissure
11. Bone File
12. Knabel tang
13. Silk 3.0 dan Suture
14. Kuret periapikal

82
15. Kapas steril
16. Tampon
17. Kasa steril
18. Povidone iodine
19. NaCl 0,9 %
20. Hibiscrub

Prosedur:
1. Asisten Menyiapkan alat-alat untuk alveolektomi
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan steril
3. Dilakukan aseptik ekstra oral dengan alkohol 70 % dan povidone
iodine 10 %. Intra oral dengan povidone iodine 10 %
4. Daerah operasi ditutup dengan duk bolong steril
5. Dilakukan injeksi anestesi infiltrasi dengan pehacaine pada sisi
yang akan dilakukan operasi
6. Dilakukan insisi mukoperiosteum trapezoid sesuai kebutuhan
7. Dilakukan diseksi mukosa dengan rasparatorium hingga seluruh
tonjolan tulang terlihat
8. Dilakukan pembuangan fragmen tulang alveolar yang tajam
seperlunya dengan knable tang
9. Dilakukan penghalusan tulang dengan bone file
10. Dilakukan trimming mukosa
11. Dilakukan spooling dengan NaCl 0,9%
12. Dilakukan penjahitan mukosa dengan benang silk 4.0
13. Pemberian medikasi sesuai indikasi
14. Pasien diberi instruksi post op
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

83
SPLINTING GIGI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
0 1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Splinting :
Prosedur pengikatan gigi yang goyang ke gigi yang tidak goyang dengan
menggunakan kawat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan splinting pada gigi
goyang
KEBIJAKAN Prosedur splinting pada pasien-pasien di bagian bedah mulut RSGM harus
sesuai dengan prosedur splinting yang benar.
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostik
2. Sarung tangan steril
3. Masker steril
4. Disposable spuit 3 cc
5. Anastesi lokal
6. Needle holder
7. Wire 0.02 mm
8. Bone File
9. Silk 3.0 dan Suture
10. Kapas steril
11. Tampon
12. Kasa steril
13. Povidone iodine
14. NaCl 0,9 %

84
15. Alkohol 70%
16. Hibiscrub
17. Duk bolong steril

Prosedur:
1. Asisten Menyiapkan alat-alat untuk splinting
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan steril
3. Dilakukan aseptik ekstra oral dengan alkohol 70 % dan povidone
iodine 10 %. Intra oral dengan povidone iodine 10 %
4. Daerah operasi ditutup dengan duk bolong steril
5. Dilakukan infiltrasi anestesi dengan pehacaine pada daerah yang
akan dilakukan splinting
6. Dilakukan reposisi gigi
7. Dilakukan penjahitan jaringan lunak bila perlu
8. Dilakukan pemasangan kawat menggunakan wire holder dengan
teknik eyelet atau essig
9. Dilakukan spooling dengan NaCl 0,9%
10. Pemberian medikasi sesuai indikasi
11. Pasien diberi instruksi post op
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

85
INSISI ABSES GINGIVA
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
0 1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Insisi abses gingiva :
Suatu tindakan pembuatan drainase untuk mengalirkan pus dari abses yang
terlokalisasi di gingiva
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan tindakan insisi abses gingiva pada pasien
di bagian Bedah Mulut RSGM
KEBIJAKAN Prosedur insisi abses gingiva pada pasien-pasien di bagian bedah mulut
RSGM harus sesuai dengan prosedur insisi abses gingiva yang benar.
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostik
2. Disposable spuit 3 cc
3. Anastesi lokal
4. Scalpel No. 3
5. Blade No. 11
6. Klem
7. Silk 3.0 dan Suture
8. Kapas steril
9. Tampon
10. Kasa steril
11. Povidone iodine
12. NaCl 0,9 %
13. Hibiscrub
14. Alkohol 70%

86
15. Pack periodontal
16. Duk bolong steril
17. Drain karet

Prosedur:
1. Asisten menyiapkan alat-alat untuk insisi abses gingiva
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan
3. Dilakukan aseptik ekstra oral dengan alkohol 70 % dan povidone
iodine 10 %. Intra oral dengan povidone iodine 10 %
4. Daerah operasi ditutup dengan duk bolong steril
5. Dilakukan injeksi infiltrasi pada daerah gingiva yang akan di insisi
6. Dilakukan insisi dengan blade no 11
7. Dilakukan diseksi tumpul dengan klem
8. Dilakukan spooling dengan NaCl 0,9%
9. Pemasangan drain dan fiksasi dengan benang silk 3.0 bila perlu
10. Pemberian medikasi sesuai indikasi
11. Instruksi perawatan post op
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

87
ODONTEKTOMI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
0 1-2

RSGM PSPDG FK
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur

drg. P.S. Anindita, Sp.Ort


NIP. 1969 06092008012015
PENGERTIAN Odontektomi :
Suatu tindakan pengambilan gigi yang tidak erupsi dan erupsi sebagian
atau sisa akar yang tidak dapat dikeluarkan dengan tang sehingga harus
dengan pembedahan dengan cara membuat flap mukoperiosteal dan
membuang tulang sekitar gigi dengan menggunakan pahat, bur, atau tang
pemotong tulang
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan tindakan odontektomi pada pasien di
bagian Bedah Mulut RSGM
KEBIJAKAN Prosedur odontektomi pada pasien-pasien di bagian bedah mulut RSGM
harus sesuai dengan prosedur odontektomi yang benar.
PROSEDUR Alat dan bahan:
1. Standar alat diagnostik
2. Disposable spuit 3 cc
3. Anastesi lokal
4. Tang cabut gigi sesuai indikasi
5. Bein sesuai indikasi
6. Scalpel No. 3
7. Blade No. 15
8. Rasparantorium
9. Bur tulang bentuk round dan atau fissure
10. Bur diamond bentuk fissure
11. Bone File

88
12. Silk 3.0 dan Suture
13. Kuret periapikal
14. Kapas steril
15. Tampon
16. Kasa steril
17. Povidone iodine
18. NaCl 0,9 %
19. Hibiscrub

Prosedur:
1. Asisten menyiapkan alat-alat untuk odontektomi
2. Operator dan asisten mencuci tangan dengan Hibiscrub, kemudian
dikeringkan dan memakai sarung tangan steril
3. Dilakukan aseptik ekstra oral dengan alkohol 70 % dan povidone
iodine 10 %. Intra oral dengan povidone iodine 10 %
4. Daerah operasi ditutup dengan duk bolong steril
5. Dilakukan injeksi anestesi blok dengan teknik indirek sebanyak 1,5
cc dan infiltrasi bukal 0,5 cc pada sisi yang akan dilakukan operasi
6. Dilakukan pembuatan flap mukoperiosteum triangular sesuai
kebutuhan
7. Dilakukan diseksi mukosa dengan rasparatorium
8. Dilakukan pembuangan jaringan tulang dibukal mahkota gigi
impaksi hingga membentuk parit
9. Dilakukan pemotongan gigi dengan bor
10. Dilakukan pengungkitan mahkota gigi dengan bein
11. Dilakukan pengungkitan akar gigi dengan bein
12. Dilakukan penghalusan sisa tulang yang kasar dengan bone file
13. Dilakukan kuretase soket pencabutan dengan kuret
14. Dilakukan spooling dengan NaCl 0,9%
15. Penjahitan luka dengan benang silk 3.0
16. Pemberian medikasi sesuai indikasi
17. Instruksi perawatan post op
UNIT TERKAIT 1. Poli Bedah Mulut
2. Poli Eksekutif Bedah Mulut
3. Poli Eksekutif Spesialis Bedah Mulut

89
BAB VI
REKAPITULASI REKUIREMEN KLINIK MAHASISWA

MATA KULIAH BEDAH MULUT KLINIK I

Nama Mahasiswa : .........................................................................................


NIM Mahasiswa : .........................................................................................

Pre-test
Teori Praktek

Tanggal: Tanggal:

Pembimbing: Pembimbing:

Paraf: Paraf:

Tindakan : Ekstraksi Gigi Permanen akar tunggal dengan teknik infiltrasi


No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

90
Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen akar jamak dengan teknik infiltrasi
No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen akar tunggal/jamak dengan teknik blok mandibula
No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen Mobile 3/4o


No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

91
Journal Reading/refarat
Presentasi Paraf
Judul Naskah Ilmiah Tanggal Nilai Nama
Tutor

Perawatan kasus trauma dentoalveolar (fiksasi interdental dengan bahan komposit dan wire
4.0/teknik dental wiring (single/double ivy eyelet,essig)
No. Kegiatan Tanggal Paraf Ket

1 Diskusi

2 Praktik di model kerja


3 Hasil kerja

Kehadiran seminar

No. Tanggal Nama Presenter Topik Paraf

92
NILAI AKHIR MATA KULIAH

A / B+/ B / C+/ C / D / E (lingkari salah satu, coret nilai yang lain)


NILAI:
86-100 A
79-85.9 B+
71-78.9 B
63-70.9 C+
56-62.9 C
40-55 D
0-39.9 E
K= kehadiran tidak mencukupi 80%, terhitung selama masa rotasi berlangsung, bukan pada masa
peralihan

Manado, ……………..…………. 20....


Dokumen telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap,

( ……………...……………………………………… )
Ketua Bagian

CATATAN KHUSUS: (diisi oleh ketua bagian berdasarkan masukan tim dosen pembimbing klinik)

(diisi jika terdapat sesuatu catatan akademik yang dirasa perlu untuk dituliskan, misalnya kehadiran mahasiswa tidak mencukupi 80%
selama waktu rotasi di bagian yang bersangkutan, perilaku mahasiswa perlu mendapatkan perhatian khusus, dan sebagainya)

93
MATA KULIAH BEDAH MULUT KLINIK II

Nama Mahasiswa : .........................................................................................


NIM Mahasiswa : .........................................................................................

Tindakan : Ekstraksi Gigi Permanen akar tunggal dengan teknik infiltrasi


No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen akar jamak dengan teknik infiltrasi


No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen akar tunggal/jamak dengan teknik blok mandibula
No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

94
Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen Sisa Akar
No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Tindakan: Ekstraksi Gigi Permanen akar jamak dengan infiltrasi/blok mandibular (Mini-Cex)
No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Indikasi dan tatalaksana pasien compromise medis


No Nama Pasien No Rekam Tangal Paraf DOPS
Medik Indikasi
Elemen Tanggal Paraf

Diskusi pasien compromise medis


No Nama Pasien No Elemen DST / CRS Ket
Rekam
Medik Tanggal Nama Nilai
Selesai Tutor

95
Kehadiran seminar

No. Tanggal Nama Presenter Topik Paraf

96
NILAI AKHIR MATA KULIAH

A / B+/ B / C+/ C / D / E (lingkari salah satu, coret nilai yang lain)


NILAI:
86-100 A
79-85.9 B+
71-78.9 B
63-70.9 C+
56-62.9 C
40-55 D
0-39.9 E
K= kehadiran tidak mencukupi 80%, terhitung selama masa rotasi berlangsung, bukan pada masa
peralihan

Manado, ……………..…………. 20....


Dokumen telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap,

( ……………...……………………………………… )
Ketua Bagian

CATATAN KHUSUS: (diisi oleh ketua bagian berdasarkan masukan tim dosen pembimbing klinik)

diisi jika terdapat sesuatu catatan akademik yang dirasa perlu untuk dituliskan, misalnya kehadiran mahasiswa tidak mencukupi 80% selama
waktu rotasi di bagian yang bersangkutan, perilaku mahasiswa perlu mendapatkan perhatian khusus, dan sebagainya)

97
MATA KULIAH BEDAH MULUT KLINIK III

Nama Mahasiswa : .........................................................................................


NIM Mahasiswa : .........................................................................................

Tindakan : Ekstraksi Gigi Permanen akar tunggal/jamak dengan teknik blok mandibula
No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Tindakan: Ekstraksi Gigi Sisa Akar Permanen


No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik

Nilai Rata-Rata

Kerumahsakitan
Presentasi
Judul Naskah Ilmiah Nama Paraf
Tanggal Nilai
Tutor

98
Kehadiran seminar kerumahsakitan

No. Tanggal Nama Presenter Topik Paraf

99
NILAI AKHIR MATA KULIAH

A / B+/ B / C+/ C / D / E (lingkari salah satu, coret nilai yang lain)


NILAI:
86-100 A
79-85.9 B+
71-78.9 B
63-70.9 C+
56-62.9 C
40-55 D
0-39.9 E
K= kehadiran tidak mencukupi 80%, terhitung selama masa rotasi berlangsung, bukan pada masa
peralihan

Manado, ……………..…………. 20....


Dokumen telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap,

( ……………...……………………………………… )
Ketua Bagian

CATATAN KHUSUS: (diisi oleh ketua bagian berdasarkan masukan tim dosen pembimbing klinik)

(diisi jika terdapat sesuatu catatan akademik yang dirasa perlu untuk dituliskan, misalnya kehadiran mahasiswa tidak mencukupi 80%
selama waktu rotasi di bagian yang bersangkutan, perilaku mahasiswa perlu mendapatkan perhatian khusus, dan sebagainya)

100
MATA KULIAH BEDAH MULUT KLINIK IV
Nama Mahasiswa : .........................................................................................
NIM Mahasiswa : .........................................................................................

Tindakan: Insisi abses/Operkulektomi


No. Nama Pasien No Rekam Elemen Tanggal Tanggal Nama Instruktur Nilai Paraf
Medik Kontrol

Nilai Rata-Rata

Tindakan : Alveolektomi
Nama Pasien No Elemen, DST DOPS CRS Ket
Rekam Kasus / Diagnosa Tanggal Nama Tanggal Nama Tanggal Tanggal Nama
Medik Tutor dan Instruktur Kontrol Tutor dan
Nilai Tindakan dan Nilai Nilai

Tim terdiri dari : Nama Operator :


Nama Asisten Operator ; 1) 2)
3) 4)

Tim terdiri dari : Nama Operator :


Nama Asisten Operator ; 1) 2)
3) 4)

101
Tindakan: Odontektomi
Nama Pasien No Elemen, DST DOPS CRS Ket
Rekam Kasus / Diagnosa Tanggal Nama Tanggal Nama Tanggal Tanggal Nama
Medik Tutor dan Instruktur Kontrol Tutor dan
Nilai Tindakan dan Nilai Nilai

Tim terdiri dari : Nama Operator :


Nama Asisten Operator ; 1) 2)
3) 4)

Tim terdiri dari : Nama Operator :


Nama Asisten Operator ; 1) 2)
3) 4)

102
NILAI AKHIR MATA KULIAH

A / B+/ B / C+/ C / D / E (lingkari salah satu, coret nilai yang lain)


NILAI:
86-100 A
79-85.9 B+
71-78.9 B
63-70.9 C+
56-62.9 C
40-55 D
0-39.9 E
K= kehadiran tidak mencukupi 80%, terhitung selama masa rotasi berlangsung, bukan pada masa peralihan

Manado, ……………..…………. 20....


Dokumen telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap,

( ……………...……………………………………… )
Ketua Bagian

103
REKAPITULASI REQUIREMENT TAMBAHAN
BEDAH MULUT KLINIK

Nama Mahasiswa : .........................................................................................


NIM Mahasiswa : .........................................................................................

Tindakan : Ekstraksi Gigi Permanen (tambahan)


No. Nama Pasien No Elemen Tanggal Tanggal Nama Nilai Paraf
Rekam Kontrol Instruktur
Medik
1

10

11

12

104
DAFTAR RUJUKAN

1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Panduan praktik klinis bagi dokter
gigi. 2015.
2. Perkonsil No. 40 tentang Standar Kompetensi dokter Gigi Indonesia tahun 2015.
3. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Panduan Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi. 2016.
4. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.Panduan penyusunan Kurikulum
Pendidikan Profesi. 2016.
5. Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia. Pedoman pendidikan dokter gigi
indonesia. 2016.
6. Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia. Deskripsi Capaian pembelajaran
lulusan program sarjana kedokteran gigi dan program profesi dokter gigi. 2016.
7. Peraturan Pemerintah No. 93 tahun 2015 tentang rumah sakit pendidikan.
8. Undang-Undang No, 20 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran
9. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar kompetensi dokter gigi indonesia. 2015.

105
BAB VII
DAFTAR TILIK PENILAIAN REKUIREMEN KLINIK

LEMBAR PENILAIAN
EKSTRAKSI GIGI PERMANEN AKAR TUNGGAL/JAMAK DENGAN INFILTRASI DAN
BLOK DAN EKSTRAKSI GIGI DENGAN FAKTOR PENYULIT
(diberlakukan mulai semester ganjil 2017/2018)

Tindakan Ekstraksi Gigi Permanen akar tunggal/jamak dengan infiltrasi dan blok
Elemen Teknik Anastesi Lokal

Nama Pasien No. Status


Operator Observer
As. Operator
No. Tanggal Instruktur derajat kegoyangan gigi / Paraf Instruktur/ &
tingkat kesulitan *) Keterangan (bila ada)
1
2
3 Kontrol

Skor Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2 0 1 2
1. Salam & Perkenalan diri Tidak mengucapkan Mengucapkan salam
salam dan dan
memperkenalkan memperkenalkan diri
diri
2 Komunikasi, informasi, Tidak melakukan hanya melakukan Melakukan
dan edukasi untuk satu di antaranya keduanya
informed consent dan
penatalaksanaan penyakit
yang dilakukan
3 Persiapan alat dan bahan Alat dan bahan Semua alat dan
tidak tersedia secara bahan yang akan
lengkap digunakan tersedia
dengan lengkap dan
baik
4 Persiapan operator meliputi Hanya melakukan Melakukan semua Melakukan
cuci tangan, pemasangan satu di antaranya persiapan operator, sesuai urutan
masker, , dan pemasangan tetapi tidak sesuai SOP
handskun urutan dalam SOP
5 Desinfeksi daerah kerja Tidak melakukan Melakukan
6 Anastesi pada daerah Tidak melakukan Melakukan teknik
pencabutan teknik anastesi lokal anastesi lokal sesuai
sesuai SOP SOP
7 Separasi gusi dengan Tidak melakukan Melakukan
rasparantorium

106
8 Fiksasi gigi Tidak melakukan Melakukan
9 Longgarkan gigi dari soket Tidak melakukan Melakukan
menggunakan bein sesuai
SOP
7 Gunakan tang cabut gigi Tidak melakukan Melakukan
yang sesuai untuk
mengeluarkan gigi dari
soket dengan gerakan
luksasi, rotasi dan ekstraksi
8 Tindakan post ekstraksi Hanya melakukan hanya melakukan Melakukan
meliputi: dua tindakan post tiga tindakan post empat
 Cek soket dengan ekstraksi ekstraksi tindakan post
meraba bagian dalam ekstraksi
soket gigi
 Jika ada tulang yang
tajam, dipotong dengan
knabel tang dan
dihaluskan dengan bone
file (jika ada)
 Spuling dengan
povidone iodine untuk
mengeluarkan debris dan
sisa tulang
 Memijat soket dengan
ibu jari dan jari telunjuk
 Gigitkan tampon yang
telah diberi povidone
iodine
9 Penulisan resep Tidak meresepkan Meresepkan
antibiotik, antibiotik, analgetik,
analgetik, dan dan vitamin dengan
vitamin dengan tepat
tepat
10 Pemberian instruksi post Hanya memberikan tiga instruksi post Memberikan
ekstraksi meliputi: ekstraksi seluruh
 Gigit tampon Hanya memberikan empat instruksi post instruksi post
selama 30-60 ekstraksi ekstraksi
menit
 Jangan berkumur-
kumur dan
meludah terlalu
sering
 Jangan
makan/minum
yang panas dan
keras hingga dua
hari setelah
pencabutan gigi
 Jangan
merokok/minum
beralkohol
 Minum obat secara
teratur sesuai
dengan instruksi

107
JUMLAH SKOR

TOTAL SKOR n / 17 x 100 =

KETERANGAN NILAI 0-39,9 = KURANG


40-70,9 = CUKUP
71-85,9 = BAIK
86-100 = SEMPURNA
PARAF PENILAI

108
LEMBAR PENILAIAN
TINDAKAN ODONTEKTOMI
(diberlakukan mulai semester ganjil 2017/2018)

Tindakan Odontektomi
Elemen Teknik Anastesi Lokal

Nama Pasien No. Status


Operator Observer
As. Operator
No. Tanggal Instruktur Paraf Instruktur/ &
Keterangan (bila ada)
1
2
3 Kontrol
4 Kontrol

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR KETERANGAN SKOR


0 1 2 0 1 2
1 Membuat foto rontgen dental/ Tidak melakukan Melakukan
panoramik
2 Melakukan diagnosa Tidak melakukan Melakukan
klasifikasi impaksi dengan
foto rontgen dental/ panoramik
3 Salam & Perkenalan diri Tidak mengucapkan Mengucapkan salam
salam dan dan
memperkenalkan memperkenalkan
diri diri
4 Komunikasi, informasi, dan Tidak melakukan hanya melakukan Melakukan
edukasi untuk informed satu di antaranya keduanya
consent dan penatalaksanaan
penyakit yang dilakukan
5 Melakukan strelisasi alat Tidak melakukan Melakukan

6 Mengukur tekanan darah Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan


(bila diperlukan) belum sesuai SOP sesuai SOP

7 Persiapan operator meliputi Hanya melakukan Melakukan semua Melakukan


cuci tangan, pemasangan satu di antaranya persiapan operator, sesuai urutan
masker, , dan pemasangan tetapi tidak sesuai SOP
handskun urutan dalam SOP
8 Melakukan tindakan asepsis Tidak melakukan Melakukan
pada daerah pencabutan
9 Melakukan blok mandibula Tidak melakukan Melakukantetapi Melakukan
belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
10 Melakukan infiltrasi pada Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
bagian bukal belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
11 Melakukan insisi flap Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
12 Melakukan refleksi flap Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
mukoperiosteal belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
109
13 Melakukan pengambilan Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
jaringan tulang dengan bur belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
14 Melakukan pembelahan pada Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
gigi ( bila diperlukan) belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
15 Melakukan teknik luksasi/ Tidak melakukan Melakukantetapi Melakukan
rotasi pada gigi belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
16 Mempertahankan daerah Tidak melakukan Melakukan
operasi tetap bersih
17 Menghaluskan tulang yang Tidak melakukan Melakukan, tetapi Melakukan
tajam dengan bone file (bila belum sesuai SOP sesuai dengan
diperlukan) SOP
18 Melakukan pembersihan pada Tidak melakukan Melakukan
daerah pencabutan
19 Melakukan spoling soket Tidak melakukan Melakukan
dengan NaoCl 0,9%
20 Menjahit luka bedah Tidak melakukan Melakukantetapi Melakukan
belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
21 Menempatkan tampon pada Tidak melakukan Melakukan sesuai
daerah pencabutan SOP
22 Memberikan instruksi post Tidak melakukan Melakukan instruksi
ekstraksi post ekstraksi sesuai
SOP

23 Menulis resep Tidak melakukan Melakukan


penulisan resep
antibiotika ,
analgetika dan
vitamin dengan tepat
sesuai dengan SOP
penulisan resep

JUMLAH SKOR

TOTAL SKOR n / 33 x 100 =

KETERANGAN NILAI 0-39,9 = KURANG


40-70,9 = CUKUP
71-85,9 = BAIK
86-100 = SEMPURNA
PARAF PENILAI

110
LEMBAR PENILAIAN
TINDAKAN ALVEOLEKTOMI
(diberlakukan mulai semester ganjil 2017/2018)

Tindakan Alveolektomi
Elemen Teknik Anastesi Lokal

Nama Pasien No. Status


Operator Observer
As. Operator
No. Tanggal Instruktur Paraf Instruktur/ &
Keterangan (bila ada)
1
2
3 Kontrol
4 Kontrol

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR KETERANGAN SKOR


0 1 2 0 1 2
1 Salam & Perkenalan diri Tidak mengucapkan Mengucapkan salam
salam dan dan
memperkenalkan diri memperkenalkan diri
2 Komunikasi, informasi, dan Tidak melakukan hanya melakukan Melakukan
edukasi untuk informed satu di antaranya keduanya
consent dan penatalaksanaan
penyakit yang dilakukan
3 Melakukan strelisasi alat Tidak melakukan Melakukan

4 Mengukur tekanan darah (bila Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan


diperlukan) belum sesuai SOP sesuai SOP

5 Persiapan operator meliputi Hanya melakukan Melakukan semua Melakukan


cuci tangan, pemasangan satu di antaranya persiapan operator, sesuai urutan
masker, , dan pemasangan tetapi tidak sesuai SOP
handskun urutan dalam SOP
6 Melakukan tindakan asepsis Tidak melakukan Melakukan
pada daerah alveolektomi
7 Melakukan infiltrasi pada Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
bagian bukal belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
8 Melakukan insisi flap Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
9 Melakukan refleksi flap Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
mukoperiosteal belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
10 Melakukan pengambilan Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
jaringan tulang dengan knabel belum sesuai SOP sesuai dengan
tang SOP
11 Mempertahankan daerah Tidak melakukan Melakukan
operasi tetap bersih

111
12 Menghaluskan tulang yang Tidak melakukan Melakukantetapi Melakukan
tajam dengan bone file belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
13 Melakukan trimming mukosa Tidak melakukan Melakukan

14 Melakukan spoling daerah Tidak melakukan Melakukan


operasi
15 Menjahit luka bedah Tidak melakukan Melakukantetapi Melakukan
belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
16 Menempatkan tampon pada Tidak melakukan Melakukan sesuai
daerah pencabutan SOP
17 Memberikan instruksi post Tidak melakukan Melakukan instruksi
ekstraksi post ekstraksi sesuai
SOP

18 Menulis resep Tidak melakukan Melakukan


penulisan resep
antibiotika ,
analgetika dan
vitamin dengan tepat
sesuai dengan SOP
penulisan resep

JUMLAH SKOR

TOTAL SKOR n / 27 x 100 =

KETERANGAN NILAI 0-39,9 = KURANG


40-70,9 = CUKUP
71-85,9 = BAIK
86-100 = SEMPURNA
PARAF PENILAI

112
LEMBAR PENILAIAN
TINDAKAN OPERKULEKTOMI
(diberlakukan mulai semester ganjil 2017/2018)

Tindakan Operkulektomi
Elemen Teknik Anastesi Lokal

Nama Pasien No. Status


Operator Observer
As. Operator
No. Tanggal Instruktur Paraf Instruktur/ &
Keterangan (bila ada)
1
2
3 Kontrol
4 Kontrol

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR KETERANGAN SKOR


0 1 2 0 1 2
1 Salam & Perkenalan diri Tidak mengucapkan Mengucapkan salam
salam dan dan
memperkenalkan diri memperkenalkan diri
2 Komunikasi, informasi, dan Tidak melakukan hanya melakukan Melakukan
edukasi untuk informed satu di antaranya keduanya
consent dan penatalaksanaan
penyakit yang dilakukan
3 Melakukan strelisasi alat Tidak melakukan Melakukan

4 Mengukur tekanan darah (bila Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan


diperlukan) belum sesuai SOP sesuai SOP

5 Persiapan operator meliputi Hanya melakukan Melakukan semua Melakukan


cuci tangan, pemasangan satu di antaranya persiapan operator, sesuai urutan
masker, , dan pemasangan tetapi tidak sesuai SOP
handskun urutan dalam SOP
6 Melakukan tindakan asepsis Tidak melakukan Melakukan
pada daerah operkulektomi
7 Melakukan infiltrasi pada Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
bagian bukal belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
8 Melakukan pemotongan Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
gingiva belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
9 Melakukan spoling daerah Tidak melakukan Melakukan
operasi
10 Menempatkan tampon pada Tidak melakukan Melakukan sesuai
daerah pencabutan SOP
11 Memberikan instruksi post Tidak melakukan Melakukan instruksi
ekstraksi post ekstraksi sesuai
SOP

113
12 Menulis resep Tidak melakukan Melakukan
penulisan resep
antibiotika ,
analgetika dan
vitamin dengan tepat
sesuai dengan SOP
penulisan resep

JUMLAH SKOR

TOTAL SKOR n / 17 x 100 =

KETERANGAN NILAI 0-39,9 = KURANG


40-70,9 = CUKUP
71-85,9 = BAIK
86-100 = SEMPURNA
PARAF PENILAI

114
LEMBAR PENILAIAN
TINDAKAN INSISI ABSES
(diberlakukan mulai semester ganjil 2017/2018)

Tindakan Insisi abses


Elemen Teknik Anastesi Lokal

Nama Pasien No. Status


Operator Observer
As. Operator
No. Tanggal Instruktur Paraf Instruktur/ &
Keterangan (bila ada)
1
2
3 Kontrol
4 Kontrol

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR KETERANGAN SKOR


0 1 2 0 1 2
1 Salam & Perkenalan diri Tidak mengucapkan Mengucapkan salam
salam dan dan
memperkenalkan diri memperkenalkan diri
2 Komunikasi, informasi, dan Tidak melakukan hanya melakukan Melakukan
edukasi untuk informed satu di antaranya keduanya
consent dan penatalaksanaan
penyakit yang dilakukan
3 Melakukan strelisasi alat Tidak melakukan Melakukan

4 Mengukur tekanan darah (bila Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan


diperlukan) belum sesuai SOP sesuai SOP

5 Persiapan operator meliputi Hanya melakukan Melakukan semua Melakukan


cuci tangan, pemasangan satu di antaranya persiapan operator, sesuai urutan
masker, , dan pemasangan tetapi tidak sesuai SOP
handskun urutan dalam SOP
6 Melakukan tindakan asepsis Tidak melakukan Melakukan
pada daerah abses
7 Melakukan infiltrasi sekitar Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
daerag abses belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
8 Melakukan insisi Tidak melakukan Melakukan tetapi Melakukan
belum sesuai SOP sesuai dengan
SOP
9 Melakukan diseksi tumpul Tidak melakukan Melakukan

10 Melakukan spoling daerah Tidak melakukan Melakukan


operasi
11 Menempatkan drain Tidak melakukan Melakukan

12 Melakukan penjahitan drain Tidak melakukan Melakukan


pada mukosa
13 Memberikan instruksi post Tidak melakukan Melakukan instruksi
ekstraksi post ekstraksi sesuai

115
SOP

14 Menulis resep Tidak melakukan Melakukan


penulisan resep
antibiotika ,
analgetika dan
vitamin dengan tepat
sesuai dengan SOP
penulisan resep

JUMLAH SKOR

TOTAL SKOR n / 19 x 100 =

KETERANGAN NILAI 0-39,9 = KURANG


40-70,9 = CUKUP
71-85,9 = BAIK
86-100 = SEMPURNA
PARAF PENILAI

116
LAMPIRAN

KARTU PENILAIAN AKHIR


MATA KULIAH BEDAH MULUT KLINIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Pas Foto
Nama :
3X4
NIM :
warna

Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Nilai


PSPDGP121 Bedah Mulut Klinik I

PSPDGP221 Bedah Mulut Klinik II

PSPDGP311 Bedah Mulut Klinik III

PSPDGP411 Bedah Mulut Klinik IV

Manado, ………………….. 20….

Mengetahui,
Koordinator Program Studi, Ketua Bagian,

…………………………………………. ……………………………………..
NIP. NIP.

117
SURAT PERMOHONAN IZIN

PELAKSANAAN ODONTEKTOMI DI RSGM PSPDG FK UNSRAT

Manado, ....................................... 20............

Kepada Yth.

Direktur RSGM PSPDG FK Unsrat

Bersama surat ini, kami selaku mahasiswa yang akan mengerjakan perawatan bedah minor
(Operkulektomi / Alveolektomi / Odontektomi) memohon kiranya diberikan izin melakukan
perawatan tersebut di atas. Perawatan yang kami lakukan telah mendapat persetujuan oleh dosen
pembimbing di bagian bedah mulut dan perawatan tersebut akan dilakukan pada:

Hari/Tanggal : ...........................................................

Jam : ...........................................................

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, terima kasih.

Mahasiswa yang bermohon,

...........................................

NIM.

Meyetujui, Mengetahui,

Ketua Bagian Dosen pembimbing,

..................................................... .......................................................

NIP. NIP.

Tembusan Yth.

1. Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FK Unsrat


2. Arsip Bagian
3. Mahasiswa yang bersangkutan

118
RSGM PSPDG FK UNSRAT

BERITA ACARA
MINI CEX

Pada Hari……………tanggal…………………………………bertempat di………….

Telah Diselenggarakan MINI CEX

Nama Mahasiswa :

NRI :

Logbook :

Ujian Mini CEX ke :

Kasus yang dipilih :

Nama Pasien : Umur :……….tahun

No. Rekam Medik :

Examiner utama :

Manado,………………….2015

Examiner Peserta Ujian,

……………………. ……………………..

Pada saat ujian MINI CEX, disiapkan :


(1) Berita Acara, (2) Checklis Penilaian Kasus, (3) Lembar Penilaian Mini Cex, (4) Kartu Status Bagian/Kasus

119
RSGM PSPDG FK UNSRAT

Hari :
Tanggal :
Jam :

Nama NIM
mahasiswa

As. Operator NIM

Nama pasien NO. REKAM MEDIK

Diagnose

Kasus/ tindakan

No. Examiner Paraf Examiner

Keterangan Interval nilai :

< 55 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 > 75
Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali/Mandiri

No Aspek Yang Dinilai (Klinis) Nilai


1 Mengucapkan salam/sapa dengan tutur kata yang baik/sopan pada pasien pada
awal sesi perawatan dan cara mengakhiri sesi perawatan.
Mempersiapkan pasien untuk memulai perawatan atau tindakan

2 Universal precaution
 Operator menggunakan masker dan handscoen
 Alas dada terpasang pada pasien
 Penggunaan alat yang tersusun rapi, terkoordinasi, bersih dan telah
120
disterilisasi
3 Kemampuan mengisi Rekam Medik
 Kemampuan wawancara medis/anamnesa, menggali informasi perihal
Keluhan Utama dan riwayat dental
 Pemeriksaan fisik (subyektif dan obyektif)
 Kemampuan menentukan diagnosis, rencana perawatan dan prognosis
4 Kemampuan bekerja sama dan berkoordinasi dengan rekan kerja (four handed
dentistry)
5 Kemampuan humanistic/empati/profesionalisme dalam merawat pasien secara
umum dari awal, selama perawatan, hingga akhir perawatan

6 Kemampuan secara klinis dalam merawat pasien sesuai dengan Checklist/tahap


perawatan yang tersedia
7 Kemampuan konseling
Memberi saran, nasehat, atau instruksi pada pasien dengan argumentasi yang baik
8 Organisasi/ efisiensi (penatalaksanaan tiap tahap dalam merawat pasien sesuai
urutan yang efektif dan benar), termnasuk kesiapan alat dan bahan, kesiapan
dalam menangani pasien.
9 Kompetensi klinis secara umum dilihat dari segala aspek

10 Penampilan operator (kerapian, kebersihan, kesopanan)


Rambut, pakaian, sepatu, aksesoris/perhiasan yang dipakai berlebihan/tidak
Nilai Total/Jumlah
Skor

Nilai rata-rata= Jumlah skor = ………..


10

Waktu MINI CEX Pada Pasien :……………………menit

121
RSGM PSPDG FK UNSRAT
No. Aspek Yang Dinilai (Landasan Teori) Nilai

1 2
Ujian teori topik yang sesuai dengan kasus
1
Ujian teori topik yang masih ada hubungannya dengan kasus/bidang
2

Nilai rata-rata = Jumlah skor = ………..


10

Nilai total

Kesimpulan :

Hal Penilaian Klinis Penilaian Penilaian Teori


Tindakan/Checlist
Nilai

Setelah didiskusikan bersama tim penguji maka saudara tersebut dinyatakan

LULUS / BORDERLINE / TIDAK LULUS *)

Keputusan ini di buat dengan sesungguhnya untuk di pergunakan sebagaimana mestinya

Manado,………………………2015
Examiner,

………………………………….

Komentar/ catatan :
 …………………………………………………………………..
 …………………………………………………………………..

TIM PENGUJI

No Examiner Tanda Tangan

122
INDEKS PLAK O‘LEARY
Indeks plak O‘Leary menggunakan gambar atau grafik yang dapat menunjukkan lokasi
plak sehingga memungkinkan dokter gigi dan pasien untuk melihat kemajuan setelah pasien
melakukan kontrol plak. Selain itu, gambar ini memudahkan dokter menentukan lokasi
penumpukan plak dan bagian mana yang harus lebih ditekankan penyikatan giginya atau
pembersihan dengan dental floss.
Tahapan dalam penggunaan indeks plak ini adalah sebagai berikut :
1. Gigi dibagi atas 4 bagian yaitu mesial, distal, bukal dan lingual.
2. Sebelum dilakukan pemeriksaan, semua gigi yang hilang ditandai ‗x‘ dan gigi yang masih
ada dicatat. Untuk tujuan kontrol plak, semua gigi yang merupakan pontik atau bridge harus
diberi skor sama seperti gigi asli karena plak dapat menumpuk di seluruh permukaan gigi.
3. Pasien diinstruksikan berkumur untuk menyingkirkan sisa makanan atau debris.
4. Seluruh permukaan gigi diolesi dengan disclosing agent. Pastikan bahwa daerah pertemuan
gigi dan gusi (dentogingival junction) sudah tercakup.
5. Setelah berkumur dengn air, gunakan ujung sonde untuk memastikan ada tidaknya plak di
daerah dentogingival junction. Bila dijumpai plak pada permukaan gigi yang berkontak
dengan margin gingiva, maka pada kartu diwarnai hitam atau merah.
Pemeriksaan dengan menggunakan indeks ini hanya dilakukan pada permukaan yang
ada plak dan diberi skor. Untuk yang tidak ada plak dibiarkan kosong, kemudian jumlah total
permukaan yang diberi skor ditambahkan dan dibagi dengan jumlah total permukaan yang ada
dalam rongga mulut dan dikalikan seratus. Hasil inilah yang merupakan nilai indeks plak
pasien. Untuk mengevaluasi perkembangan kontrol plak pasien maka dapat dilakukan dengan
menggunakan indeks skor awal dan berikutnya (O‘Leary 1972 cit. Pintaulli dan Hamada 2010).

123

Anda mungkin juga menyukai