Anda di halaman 1dari 11

TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik

Tindak Pidana Di Laut

TNI ANGKATAN LAUT


SEBAGAI PENEGAK HUKUM DAN SEKALIGUS
PENYIDIK TINDAK PIDANA DI LAUT
Oleh :

Mangisi Simanjuntak
Dosen di Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Jakarta Timur
dan Dosen di Fakultas Hukum UKI Jakarta serta
Candidate Doktor Universitas Borobudur Jakarta Timur
Email : (simanjuntakmangisi1@gmail.com)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak :

TNI AL, selain sebagai penegak hukum di laut juga sebagai penyidik tindak pidana di laut.
Kewenangan sebagai penyidik tindak pidana tidak dimiliki oleh matra lain bahkan seluruh Tentara di
dunia hanya TNI AL lah yang mempunyai kewenangan sebagai penyidik. Kewenangan yang dimiliki
oleh TNI AL selain berdasarkan undang-undang/ hukum nasional juga didasarkan oleh hukum
internasional dalam hal ini Konvensi PBB Tentang Hukum Laut 1982 (United Convention On The
Law Of The Sea 1982/ Unclos 1982).
Kata kunci : TNI AL sebagai penyidik tindak pidana di laut.

PENDAHULUAN huruf c yaitu Angkatan Laut bertugas


melaksanakan tugas diplomasi dalam
A. Latar Belakang Permasalahan
rangka mendukung kebijakan politik
Undang-Undang Nomor 34 Tahun luar negeri yang ditetapkan oleh
2004 tentang Tentara Nasional pemerintah.1
Indonesia (TNI), khususnya pada Untuk peran dan fungsi TNI AL
pasal 9 telah diatur tentang peran dan bidang polisionil yang dinyatakan
fungsi serta tugas Tentara Nasional pada pasal 9 huruf b tersebut di atas
Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yaitu bahwa Angkatan Laut bertugas
yang dapat digolongkan sebagai fungsi menegakan hukum dan menjaga
militer, fungsi polisionil dan fungsi di keamanan di wilayah laut yurisdiksi
plomasi. Adapun peran dan fungsi nasional sesuai dengan ketentuan
militernya dinyatakan pada pasal 9 hukum nasional dan hukum
huruf a yaitu Angkatan Laut bertugas internasional yang telah diratifikasi.
melaksanakan tugas TNI matra laut di Penjelasan pasal 9 huruf b dinyatakan
bidang pertahanan, peran dan fungsi bahwa yang dimaksud dengan
polisionil dinyatakan pada pasal 9
huruf b, sedangkan peran dan fungsi 1.
Republik Indonesia, Undang-Undang
diplomasinya dinyatakan pada pasal 9 Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia, pasal 9

80
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

menegakkan hukum dan menjaga Tugas dan kewenangan pengejaran,


keamanan adalah segala bentuk penangkapan, penyelidikan, dan
kegiatan yang berhubungan dengan penyidikan perkara seperti halnya
penegakan hukum di laut sesuai penahanan, penyitaan sampai
dengan kewenangan TNI AL membuat berkas perkara berdasarkan
(constabulary function) yang berlaku hukum acara yang berlaklu yang
secara universal dan sesuai dengan selanjutnya diserahkan kepada
ketentuan perundang-undangan yang Kejaksaan tersebut selama ini telah
berlaku untuk mengatasi ancaman dilaksanakan oleh TNI AL. Standard
tindakan kekerasan, ancaman Operasi dan Prosedure (SOP) dalam
navigasi, serta pelanggaran hukum di melaksanakan tugas dan kewenangan
wilayah laut yurisdiksi nasional. tersebut sudah ada dan diatur dalam
Menegakan hukum yang dilaksanakan SOP TNI AL dalam Peraturan
oleh TNI AL di laut, terbatas dalam Kepala Staf TNI-AL Nomor
lingkup pengejaran, penangkapan, 32/V/2009 Tanggal 4 Mei 2009.
penyelidikan, dan penyidikan perkara
Hukum/ undang-undang nasional
yang selanjutnya diserahkan kepada
juga telah mengatur tugas dan
Kejaksaan. TNI AL tidak
kewenangan TNI AL tersebut,
menyelenggarakan pengadilan. 2
khususnya sebagai penegak hukum
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dan penyidik tindak pidana tertentu di
diketahui bahwa TNI AL, selain laut. Tindak pidana tertentu
sebagai penegak hukum di laut juga dimaksudkan adalah tindak pidana
sebagai penyidik tindak pidana di laut. yang ditentukan oleh undang-undang
Kewenangan sebagai penyidik tindak diberikan kewenangan kepada TNI
pidana tidak dimiliki oleh matra lain AL untuk melakukan penegakan
bahkan seluruh Tentara di dunia hukum dan penyidikan. Adapun
hanya TNI AL lah yang mempunyai tindak pidana tertentu tersebut adalah
kewenangan sebagai penyidik. tindak pidana perompakan, tindak
Kewenangan yang dimiliki oleh TNI pidana yang terjadi di Zona Ekonomi
AL selain berdasarkan undang- Eksklusif Indonesia (ZEE Indonesia),
undang/ hukum nasional juga tindak pidana perikanan, tindak
didasarkan oleh hukum internasional pidana pelayaran dan tindak pidana
dalam hal ini Konvensi PBB Tentang pelanggaran wilayah.
Hukum Laut 1982 (United
Dalam melakukan penegakan hukum
Convention On The Law Of The Sea
dan penyidikan terhadap tindak
1982/ Unclos 1982) . Salah satu
pidana tertentu di laut ada kendala
kewenangan tersebut terdapat pada
dan hambatan yang ditemui misalnya
pasal 7 Unclos 1982 tentang “Kapal
keterbatasan sarana dan prasarana,
(Perang) atau pesawat udara (tempur)
belum satu persepsinya aparat
yang berhak menyita karena
penengak hukum, belum adanya
perompakan, penyitaan merupakan
anggaran untuk uang makan tahanan
bagian kewenangan penyidik.
serta biaya/ anggaran penyidikan
yang berakibat penegakan hukum dan
2.
Republik Indonesia, Undang-Undang penyidikan tersebut tidak dapat
Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia pasal 9 huruf b dan penjelasannya. dilakukan secara optimal. Kendala

81
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

dan hambatan tersebut harus C. Tujuan Penulisan :


diselesaikan dan dicarikan solusinya
agar penegakan hukum dan 1. Sebagai sarana bagi penulis agar
penyidikan terhadap tindak pidana kewenangan TNI AL sebagi
tertentu di laut dapat dilaksanakan penyidik khususnya penyidik
dengan baik serta negara tidak begitu tindak pidana di laut dapat
banyak dirugikan akibat terjadinya diperluas melalui pembuatan
tindak pidana di laut Indonesia. undang-undang yang baru.

B. Rumusan Masalah 2. Sebagai masukan bagi Pemerintah


dan Dewan Perwakilan Rakyat
Dasar hukum kewenangan TNI AL agar anggaran yang terkait dengan
melakukan penegakan hukum dan tugas TNI AL sebagai penyidik
sekaligus melakukakan penyidikan tindak pidana di laut dapat
terhadap tindak pidana tertentu serta dianggarkan.
menyerahkan berkas perkara ke
Kejaksaan banyak yang belum
PEMBAHASAN
mengetahuinya, padahal TNI AL
sudah melakukan penyidikan tersebut A. Tindak Pidana Tertentu di Laut dan
sejak dikeluarkannya Undang-Undang Dasar Hukum TNI AL sebagai
Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Penegak Hukum dan Penyidiknya.
Ekonomi Eksklusif Indonesia bahkan
jauh sebelum tahun 1983 yaitu sejak 1. Beberapa Tindak Pidana Tertentu
adanya penangkapan pelaku tindak di Laut TNI AL Sebagai
pidana perompakan di laut. Peran Penyidiknya:
TNI AL sudah tidak diragukan lagi
dalam penegakan nhukum di laut a. Tindak Pidana Pembajakan/
walaupun dalam melaksanakan Perompakan :
perannya tersebut masih terdapat Tindak pidana pembajakan/
kendala dan tantangan-tantangan. perompakan sebagaimana
dinyatakan dalam Bab XXIX
Dari latar belakang dan penjelasan di terutama pasal 438 s/d pasal
atas dapat dirumuskan beberapa 440 KUHP adalah merupakan
rumusan masalah : kejahatan pelayaran yang pada
umunya dilakukan karena
1. Apakah dasar hukum TNI adanya keinginan untuk
Angkatan Laut sebagai penegak mendapatkan materi dari hasil
hukum dan penyidik tindak pidana pembajakan/ perompakan
tertentu di laut ? tersebut. Kejahatan pembajakan
2. Bagaimana upaya TNI Angkatan di laut ini di lakukan di laut
Laut dalam menghadapi kendala suatu negara yang merdeka
dan tantangan dalam penegakan (negara tidak sedang dijajah).3
hukum dan penyidikan tindak
pidana di laut.
3 . R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) Serta Komenta--Komentarnya


Lengkap Pasal Demi Pasal, (Sukabumi : Politea Bogor,
1988) hal 295.

82
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

b. Tindak Pidana di ZEE pemasaran yang dilaksanakan


Indonesia. dalam suatu sistem bisnis
Berdasarkan Undang-Undang perikanan yang tidak memiliki
Nomor 5 Tahun 1983 tentang ijin dari pemerintah Indonesia
Zona Ekonomi Eksklusif atau melanggar ketentuan
Indonesia, Tindak Pidana di dalam ijin tersebut.
ZEE Indonesia yaitu diatur
d. Tindak Pidana Pelayaran.
pada pasal 5 dinyatakan: barang
Berdasarkan Undang-Undang
siapa melakukan eksplorasi
Nomor 17 Tahun 2008 tentang
dan/atau eksploitasi ekonomis
Pelayaran sebagaimana
seperti pembangkitan tenaga
dinyatakan dalam Bab XIX
dari air, arus dan angina di zona
Ketentuan Pidana pada pasal
ekonomi eksklusif , melakukan
284 s/d pasal 336 pada intinya
eksplorasi dan/atau eksploitasi
melakukan kegiatan pelayaran
sumber daya alam hayati yang
tanpa dilengkapi Surat Ijin
dilakukan tanpa izin pemerintah
Berlayar (SIB) atau melakukan
Indonesia. Pasal 6 barang siapa
kegiatan berlayar tetapi tidak
membuat dan / atau
sesuai dengan ijin yang telah
menggunakan pulau-pulau
diberikan dalam SIB nya.
buatan atau instalasi-instalasi
atau bangunan-bangunan e. Tindak Pidana Pelanggaran
lainnya di Zona Ekonomi Wilayah
Eksklusif Indonesia tanpa izin
Berdasarkan pasal 12 ayat (1)
pemerintah Indonesia. Pasal 7
huruf h Ordonansi (Undang-
dinyatakan barang siapa
Undang) Lautan Territoor
melakukan kegiatan penelitian
(Maritim) 1939 Territorial ZEE
ilmiah di ZEE Indonesia tanpa
en Maritime Kringen
izin pemerintah Indonesia .
Ordonantie 1939 (TZMKO
c. Tindak Pidana Perikanan 1939), tindak pidana
Berdasarkan Undang-Undang pelanggaran wilayah dinyatakan
Nomor 31 Tahun 2004 tentang bahwa barang siapa, yang tanpa
Perikanan dan juga berdasarkan berhak untuk itu seperti
Undang-Undang Nomor 45 tercantum pasal 10 dan 11
Tahun 2009 tentang Perubahan (nahkoda kapal-kapal,
Undang-Undang Nomor 31 tongkang-tongkang yang
Tahun 2004 tentang Perikanan mengibarkan bendera asing),
dinyatakan bahwa tindak berlabuh atau tinggal
pidana perikanan adalah semua mengambang dengan kapal atau
kegiatan yang berhubungan tongkangnya dalam lingkaran
dengan penangkapan ikan, maritime atau daerah laut
pengelolaan dan pemanfaatan Negara Republik Indonesia.
sumber daya ikan dan Kalau hanya melintas, apalagi
lingkungannya mulai dari lintas damai (innocence passage)
praproduksi, produksi, di laut territorial bukan
pengolahan sampai dengan

83
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

merupakan pelanggaran semacam itu, Pandu-pandu laut


wilayah. (Loodsen), pula juragan-juragan
dari kapal daerah dan
2. Dasar Hukum TNI AL sebagai selanjutnya orang-orang yang
Penyidik Tindak Pidana Tertentu. ditunjuk oleh Kepala Staf
a. Penyidik Tindak Pidana Angkatan Laut.
Pembajakan/ perompakan : Hukum Acara yang digukanan
TNI AL adalah penegak hukum dalam melakukan penegakan
sekaligus sebagai penyidik hukum tindak pidana
tindak pidana permbajakan/ perompakan ini,
pembajakan/perompakan yang sebagaimana diatur dalam
terjadi di laut territorial Undang-Undang Nomor 8
Indonesia dan juga sebagai Tahun 1981 tentang Kitab
penyidik tindak pidana Undang-Undang Hukum Acara
pembajakan/perompakan Pidana (KUHAP), karena
terhadap kapal berbendera tindak pidana perompakan di
Indonesia yang terjadi di luar atur dan ditentukan pada pasal
laut territorial Indonesia. Dasar 438-450 KUHP.4 Kewenangan
hukum kewenangan TNI AL penyidikan yang dilakukan
tersebut diatur dalam pasal 13 instansi lain diatur dalam pasal
Ordonansi (Undang-Undang) 284 ayat (2) Peraturan
Lautan Territoor (Maritim) Pemerintah Nomor 27 Tahun
1939 Territorial ZEE en 1983 tentang Pelaksanaan
Maritime Kringen Ordonantie KUHAP yang mengakui
1939 (TZMKO 1939) yang adanya instansi lainsebagai
menyatakan bahwa untuk penyidik selain Polri.
memelihara dan mengawasi
pentaatan ketentuan-ketentuan b. Penyidik Tindak Pidana di
dalam ordonansi ini ditugaskan ZEE Indonesia.
kepada : Komandan Angkatan
Dasar hukum TNI AL sebagai
Laut Surabaya, Komandan-
penegak hukum dan penyidik
Komandan kapal-kapal perang
tindak pidana yang terjadi di
Negara dank amp-kamp
ZEE Indonesia adalah pasal 14
penerbangan dari Angkatan
ayat (1) Undang-Undang
Laut Nahkoda-Nahkoda dari
Nomor 5 Tahun 1983 tentang
Jawatan Pelayaran Negara dan
Zona Ekonomi Eksklusif
Nahkoda-nahkoda dari kapal-
Indonesia yang menyatakan :
kapal Perambuan (Bebakening)
dan penerangan pantai, orang- “Aparatur penegak hukum di
orang yang dibawah perintah bidang penyidikan di Zona
Perwira – perwira Angkatan Ekonomi Eksklusif Indonesia
Laut yang diserahi tugas adalah Perwira Tentara
pimpinan atas kapal daerah,
Syahbandar dan pegawai- 4
. M. Karjadi dan R.Soesilo, Kitab Undang-
pegawai yang bertugas Undang Hukum Acara Pidana dengan penjelasan dan
Komentar (Bogor : Politea Bogor 1983) hal 25- 63.

84
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

Nasional Indonesia Angkatan tentang Kitab Undang-Undang


Laut yang ditunjuk oleh Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Panglima Angkatan Bersenjata Kitab Undang-Undang Hukum
Republik Indonesia”. Acara Pidana tersebut diatas
dengan pengecualian sebagai
Panglima Angkatan Bersenjata berikut :
Republik Indonesia yang
dimaksud adalah Panglima 1) Penangkapan terhadap kapal
Tentara Nasional Indonesia dan/atau orang-orang yang
(Panglima TNI). diduga melakukan
pelanggaran di ZEE
Yang dimaksud dengan Perwira Indonesia meliputi
Tentara Nasional Indonesia penghentian kapal sampai
Angkatan Laut yang dapat dengan diserahkannya kapal
ditunjuk (yang disumpah dan/atau orang-orang
sebagai penyidik) sebagai tersebut di pelabuhan di
penyidik adalah misalnya mana perkara tersebut dapat
Komandan Kapal, Panglima diproses lebih lanjut;
Daerah Angkatan Laut, 2) Penyerahan kapal dan/atau
Komandan Pangkalan dan orang-orang tersebut harus
Komanda Stasion Angkatan dilakukan secepat mungkin
Laut. Penetapan Perwira dan tidak boleh melebihi
Tentara Nasional Indonesia jangka waktu 7 (tujuh) hari,
Angkatan Laut sebagai aparat kecuali apabila terdapat force
penyidik di Zona Ekonomi majeure;6
Eksklusif Indonesia sesuai
dengan pasal 17 Peraturan c. Penyidik Tindak Pidana
Pemerintah Nomor 27 Tahun Perikanan
1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 8 Dasar hukum TNI AL sebagai
Tahun 1981 tentang Kitab penegak hukum dan penyidik
Undang-Undang Hukum Acara tindak pidana Perikanan adalah
Pidana (KUHAP).5 pasal 73 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2004
Dalam rangka melaksanakan tentang Perikanan yang
hak berdaulat, hak-hak lain menyatakan :
yurisdiksi dan kerwajiban-
kewajibannya, aparat penegak “Penyidik tindak pidana di
hukum Republik Indonesia bidang perikanan dilakukan
yang berwenang, dapat oleh Penyidik Pegawai Negeri
mengambil tindkan-tindakan Sipil Perikanan, Perwira TNI
hukum sesuai dengan Undang- AL, dan Pejabat Polisi Negara
Undang Nomor 8 Tahun 1981 Republik Indonesia”

Kewenangan TNI AL sebagai


5.
I Made Pasek Diantha, Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia, Berdasarkan Konvensi Hukum penyidik Perikanan tersebut
Laut PBB 1982, (Bandung : Mandar Maju 2002) hal
6.
137. Ibid hal 122

85
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

diperkuat lagi dengan undang- dan sebagai penyidik diatur


undang Perikanan yang baru pada pasal 282 dan
yaitu pasal 73 ayat (1) Undang- penjelasannya Undang-Undang
Undang Nomor 45 Tahun 2009 Nomor 17 Tahun 2008 tentang
tentang Perubahan Undang- Pelayaran. Pasal 282
Undang Nomor 31 Tahun 2004 menyatakan :
tentang Perikanan yang
menyatakan : “Selain penyidik pejabat polisi
Negara Republik Indonesia dan
“Penyidikan tindak pidana di penyidik lainnya, pejabat
bidang perikanan di wilayah pegawai negeri sipil tertentu di
pengelolaan perikanan Negara lingkungan instansi yang
Republik Indonesia dilakukan lingkup tugas dan tanggung
oleh Penyidik Pegawai Negeri jawabnya di bidang pelayaran
Sipil Perikanan, Penyidik diberi wewenang khusus sebagai
Perwira TNI AL, dan/atau penyidik sebagaimana dimaksud
Penyidik Kepolisian Negara dalam Undang-Undang ini“
Republik Indonesia”.
Yang dimaksud dengan
Untuk perkara perikanan, “penyidik lainnya” adalah
walaupun mempunyai penyidik sesuai dengan
pengadilan sendiri, tetapi ketentuan peraturan perundang-
hukum acara yang undangan, antar lain Perwira
dperigunakan tetap mengacu Tentara Nasional Indonesia
pada Kitab Undang-Undang Angkatan Laut.
Hukum Acara Pidana
(KUHAP).Dalam pasal 72 Hukum acara yang
Undang-Undang Nomor 31 dipergunakan dalam tindak
Tahun 2004 tentang Perikanan pidana pelayaran adalah hukum
dinyatakan bahwa penyidikan acara yang diatur dalam
dalam perkara tindak pidana KUHAP
perikanan dilakukan
e. Penyidik Tindak Pidana
berdasarkan hukum acara yang
Pelanggaran Wilayah
berlaku (KUHAP), kecuali
ditentukan lain dalam undang- Dasar hukum TNI AL sebagai
undang ini.7 penyidik tindak pidana
pelanggaran wilayah masih
d. Penyidik Tindak Pidana
menggunakan pasal 13
Pelayaran. Ordonansi (Undang-Undang)
Dalam tindak pidana yang Lautan Territoor (Maritim)
terjadi di bidang Pelayaran, 1939 Territorial ZEE en
kewenangan TNI AL Maritime Kringen Ordonantie
melakukan penegakan hukum 1939 (TZMKO 1939) karena
ketentuan tindak pidana
7.
H. Supriadi dan Alimuddin, Hukum pelanggaran wilayah diatur
Perikanan di Indonesia ( Pali: Simar Grafika 2011), hal dalam Ordonansi (Undang-
430-431.

86
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

Undang) Lautan Territoor tindak pidana perompakan. Pasal


(Maritim) 1939 Territorial ZEE 13 Ordonansi (Undang-Undang)
en Maritime Kringen Lautan Territoor (Maritim) 1939
Ordonantie 1939 (TZMKO Territorial ZEE en Maritime
1939 yaitu pasal 12 ayat (1) Kringen Ordonantie 1939
huruf h. (TZMKO 1939), menurut instansi
tersebut di beberapa tidak dapat
Meskipun tindak pidana digunakan sebagai dasar hukum
pelanggaran wilayah diatur TNI AL sebagai penyidik tindak
dalam pasal 12 ayat (1) huruf h pidana perompakan, karena
TZMKO tetapi hukum acara Ordonansi (Undang-Undang)
yang dipergunakan dalam tersebut masih merupakan produk
melakukan penyidikan tindak hukum Belanda dan juga sudah
pidana pelanggaran wilayah ini kadaluarsa.
adalah hukum acara
sebagaimana yang diatur dan Menyikapi keraguan tersebut di
ditentukan dalam Kitab atas, TNI AL memberikan
Undang-Undang Hukum Acara jawaban secara legalitas bahwa
Pidana (KUHAP) TZMKO 1939 tersebut walaupun
produk hukum Belanda tetapi
B. Upaya TNI AL menghadapi kendala undang-undang Indonesia belum
dalam melakukan penyidikan tindak pernah mencabutnya. Bukankah
pidana di laut. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1946 tentang Kitab Undang-
Dalam melakukan penyidikan
Undang Hukum Pidana (KUHP)
terhadap tindak pidana di laut, ada
yang nama aslinya Wetboek van
beberapa kendala yang dihadapi oleh
strafrecht masih merupakan produk
penyidik TNI AL yaitu sebagai
Belanda dan bahkan mulai berlaku
berikut :
di Indonesia sejak Januari tahun
1. Beberapa instansi terkait di 19178. KUHP tersebut sampai saat
wilayah tertentu belum ini berlaku dan menjadi hukum
mengetahui dan belum mau positif di negara Indonesia.9
menerima kewenangan TNI AL
Upaya TNI AL menghadapi
sebagai penyidik tindak pidana di
kendala seperti ini biasanya
laut.
dilakukan koordinasi dan
Kewenangan TNI AL sebagai sosialisasi. Koordinasi dilakukan
penyidik tindak pidana di laut dengan cara menjelaskan dan
belum sepenuhnya diketahui oleh menunjukan berkas perkara
aparat instansi penegak hukum penyidikan tindak pidana
terkait seperti halnya Kejaksaan.
Aparat dari instansi tersebut di 8. Neng Djubaedah, Undang=-Undang

beberapa wilayah bahkan masih Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, Perspektif
ada yang belum mau menerima Negara Hukum Berdasarkan Pancasila, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2011) hal 3
bahwa TNI AL sebagai penyidik 9. Djoko Prakoso, Pembaharuan Hukum

tindak pidana di laut khususnya Pidana di Indonesia ( Yogyakarta : Penerbit LIBERTY,


1987) hal 4.

87
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

perompakan yang sudah diterima Berbeda dengan tindak pidana


dan dinyatakan lengkap (P-21) oleh perikanan yang sudah jelas
pihak Kejaksaan Negeri di wilayah menyatakan bahwa TNI AL
lain, bahkan menjelaskan perkara adalah penyidik tindak pidana
yang sudah sampai penyerahan perikanan di dalam pasal 73
tersangka dan barang bukti (Tahap Undang-Undang Nomor 31 Tahun
II) dari pihak TNI AL kepada 2004 tentang Perikanan, undang-
pihak Kejaksaan Negeri. Apabila undang tersebut merupakan produk
penjelasan dan koordinasi seperti hukum nasional yang dihasilkan
ini dianggap kurang menyakinkan oleh lembaga eksekutif dan
pihak Kejaksaan Negeri di wilayah legislative setelah Indonesia
tertentu, maka penyidik TNI AL memperoleh kemerdekaannya.
dapat menunjukan putusan
pengadilan yang sudah 2. Belum adanya biaya penyidikan,
berkekuatan hukum tetap terhadap uang makan dan rumah tahanan
perkara perompakan yang TNI AL pelaku tindak pidana di laut serta
sebagai penyidiknya. anggaran untuk juru bahasa.

Sosialisasi yang dilakukan oleh Kendala lain bagi TNI AL dalam


TNI AL kepada masyarakat dan melakukan penyidikan tindak
instansi terkait dengan berbagai pidana di laut adalah belum
macam cara, salah satu caranya adanya anggaran untuk biaya
adalah menerbitkan dan penyidikan dan uang makan para
mengedarkan pamplet, menulis tahanan pelaku tindak pidana di
tentang kewenangan TNI AL laut, anggaran untuk juru bahasa
sebagai penegak hukum sekaligus dari negara asing, karena anak
dasar hukum TNI AL sebagai buah kapal yang ditangkap
penyidik tindak pidana di laut, biasanya banyak dari negara lain
melakukan penyuluhan hukum yang tidak bisa berbahasa
bahkan sampai mengadakan Indonesia, anggaran untuk biaya
kerjasama dengan instansi terkait kesehatan atau biaya pemakamam
tentang prosedur penanganan apabila ada tahanan yang
tindak pidana di laut. Dalam meninggal dunia. Adapun biaya-
mensosialisasikan kewenangan biaya tersebut di atas untuk
penyidik TNI AL tersebut tak sementara ini diambil dari
kalah pentingnya adanya anggaran operasi dan latihan TNI
kerjasama antara Kejaksaan dan AL.
TNI AL atau dengan instansi lain
Biaya penyidikan biasanya
agar para aparatur Kejaksaan dan
digunakan untuk biaya kertas dan
instansi lain yang baru direkrut
alat tulis lainnya dalam pembuatan
mengetahui dan mempelajari
berkas perkara, sedangkan uang
kewenangan TNI AL sebagai
makan para tahanan digunakan
penyidik tindak pidana di laut
untuk biaya keperluaan makan dan
terutama tindak pidana
lainnya bagi para tahanan. Biaya
perompakan dan tindak pidana
juru bahasa biasanya digunakan
lainnya.

88
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

untuk honor para penterjemah B. Saran


selama pemeriksaan para tersangka
Berdasarkan kesimpulan di atas,
dan para saksi yang berkewargaan
maka dapat disarankan sebagai
negara asing.
berikut :
Rumah tahanan Negara (Rutan) 1. Agar pemerintah dan DPR
yang menjadi tempat tahanan memperluas kewenangan TNI
pelaku tindak pidana di laut juga AL sebagai penyidik tindak
belum dimiliki oleh penyidik TNI pidana di laut.
AL. Biasanya para tahanan 2. Agar pemerintah bersama-sama
dititipkan di rumah tahanan Polisi dengan DPR menganggarkan
Militer atau rumah tahanan negara biaya-biaya dalam APBN untuk
yang dibawah binaan Kejakasaan. penyidikan yang dilakukan oleh
TNI AL terhadap tindak pidana
Yang paling penting dari anggaran
di laut .
tersebut di atas adalah anggaran
biaya kesehatan dan anggran untuk DAFTAR PUSTAKA
biaya penguburan bagi tahanan
apabila ada yang meninggal, Antonius Cahyadi (2010),
karena pernah ada tahanan yang Pengantar ke Filsafat Hukum,
sakit kemudian meninggal dunia Jakarta : Kencana Prenada
terpaksa harus dimakamkan di Media Group.
Indonesia karena tidak ada satu Djoko Prakoso, (1987),
negara pun mau mengakui tahanan Pembaharuan Hukum Pidana
tersebut sebagai warga negaranya. di Indonesia , Yogyakarta :
LIBERTY, 1987).
PENUTUP H. Supriadi dan Alimuddin (2011),
Hukum Perikanan di Indonesia
A. Kesimpulan
, Palu: Sinar Grafika .
Dari penjelasan atau pembahasan I Made Pasek Diantha (2002), Zona
tersebut di atas dapat disimpulkan Ekonomi Eksklusif Indonesia,
sebagai berikut : Berdasarkan Konvensi Hukum
Laut PBB 1982, Bandung :
1. TNI AL selain sebagai penegak
Mandar Maju.
hukum juga sebagai penyidik
M. Karjadi dan R.Soesilo (1993),
terhadap tindak pidana tertentu di
Kitab Undang-Undang Hukum
laut berdasarkan undang-undang
Acara Pidana dengan penjelasan
yang telah ditentukan.
dan Komentar , Bogor :
2. Dalam melakukan penyidikan
Politea Bogor
terhadap tindak pidana di laut,
Neng Djubaedah (2011), Undang-
masih ada kendala-kendala yang
Undang Nomor 44 Tahun 2008
dihadapi, misalnya anggaran
tentang Pornografi, Perspektif
penyidikan, uang makan tahanan,
Negara Hukum Berdasarkan
honor untuk juru bahasa, biaya
kesehatan serta rumah tahanan Pancasila, Jakarta : Sinar
negara untuk para tersangka. Grafika.

89
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018
TNI Angkatan Laut Sebagai Penegak Hukum Dan Sekaligus Penyidik
Tindak Pidana Di Laut

Nunung Mahmudah (2015), Illegal


Fishing, Pertanggungjawaban
Pidana Korporasi di Wilayah
Peariran Indonesia, Jakarta :
Sinar Grafika.
R. Soesilo(1988), Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana
(KUHP) Serta Komenta--
Komentarnya Lengkap Pasal
Demi Pasal, Sukabumi :
Politea Bogor.
Viswandoro (2014), Kamus Istilah
Hukum, Sumber Rujukan
Peristilahan Hukum, Jakarta :
Penerbit Pustaka Yustisia.

90
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 8 No. 2, Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai