Anda di halaman 1dari 19

FALSAH KEPERAWATAN

KONSEP SISTEM DAN PENDEKATAN SISTEM

Disusun oleh kelompok 5

Three Nur Oktavia (2011316043)


Rizky Cahaya Putri (2011316044)
Windi Wahyuni (2011316045)
Nadiya Ayu Nopihartati (2011316046)
Dina Annisa Utami (2011316047)
Salmi Dianita Nasution (2011316048)
Rheynanda (2011316059)

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas berkat rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Falsafah dan Teori Keperawatan yang berjudul
“Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah falsafah dan teori keperawatan di Fakultas
Keperawatan Unand.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 30 November 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................................ 2
BAB II TINJAU TEORI ............................................................................................ 3
A. Pengertian Konsep Sistem.................................................................................. 3
B. Komponen Sistem Dalam Keperawatan ............................................................. 3
C. Penerapan Sistem Dalam Penggunaan Proses Keperawatan................................ 6
D. Hubungan Sistem Dengan Subsistem Dan Supra Sistem .................................... 9
E. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem .................. 10
F. Pelayanan Kesehatan Sebagai Suatu Bagian Integral dari Pelayanan
Kesehatan .......................................................................................................... 10
G. Pembaharuan Pendidikan Keperawatan Sebagai pelayanan kesehatan ............. 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTA ........................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika ditinjau dari sejarah perkembangan ilmu administrasi, teori sistem memang
dapat dikatakan relatif baru. Teori ini muncul sebagai reaksi positif terhadap
administrasi klasik yang terlalu menekankan pembagian tugas dalam melaksanakan
suatu program. Menyadari bahwa suatu organisasi pada dasarnya dibentuk oleh
sekelompok manusia yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, maka
muncullah teori hubungan manusia serta teori perilaku yang merupakan dasar dari Teori
Sistem.
Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem ini
kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan
aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan di sekitarnya.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter atau
tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang
dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan
kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan, Keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas
sehingga masyarakat akan merasa didukung dan diperhatikan dalam meningkatkan
kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjadi antara perawat dan
pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip- prinsip perubahan perawat harus
menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh
(Holistik).
Salah satu kemajuan yang dicapai saat ini adalah kemajuan dalam pengembangan
sistem informasi pada umumnya dan khususnya dalam bidang kesehatan yang dikenal
dengan istilah Sistem Informasi Kesehatan yaitu suatu sistem yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan
keputusan dalam organisasi kesehatan. Sistem informasi menerima masukan data dan
instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model
dasar sistem berupa masukan, pengolahan dan keluaran adalah cocok bagi suatu kasus
informasi yang paling sederhana. Oleh karena itu pengetahuan sistem dan pendekatan
sistem dasar untuk mempelajari sistem informasi kesehatan adalah mutlak diperlukan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui serta
mampu memahami konsep sistem dan pendekatan sistem.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini agar makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar
dalam proses pendidikan, dan pengetahuan bagi pelayanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Sistem


Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat
komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani
(sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah
ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika
suatu model metematika sering kali dapat dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta
memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan dari
beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering
digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah.
Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna
yang beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan
alat yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan
karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional
dalam upaya mencapai tujuan akhir.
B. Komponen Sistem Dalam Keperawatan
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan,
proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:
1) Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.
Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan,
sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu
sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2) Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan
yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud
adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3) Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna,
misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat
berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas
pembedahan pasien.
4) Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5) Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah
di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup,
atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan
permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko
kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan
keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau
dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan
menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan
dana.
Secara khusus, komponen dalam sistem keperawatan meliputi:
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan
holistik mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi
keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang
didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa
yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang
diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana
manusia berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang
hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak
yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini,
manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya
tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia
beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan
masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat
mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya,
lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi
kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi
tentang sehat adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental,
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran
dan tugasnya secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif
dan terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai
interaksi antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun
eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan
dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku
dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain,
tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut
manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang
memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral
dari pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan
spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.

C. Penerapan Sistem dalam Penggunaan Proses Keperawatan


Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan,
yaitu :
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan
seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai
kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan
keperawatan kepada pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama
klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang
untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber
data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder :
1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien
bagaimanapun kondisi klien.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari
perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien,
catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
3) Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari
pasien dengan tatap muka.
4) Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara
langsung kepada pasien.
5) Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis
bagian yang mengalami gangguan.
6) Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran
EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul
dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
1) Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social,
data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
2) Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan
output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan
roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data
objektif dan data subjektif.
1) Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau observasi secara langsung.
2) Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau
perkataan klien atau keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan
diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan
data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang
relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui pengesahan
data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan ketimpangan /
kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang
ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah
kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan
pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu
/ klien terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan
intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah
untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan
prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi
prioritas untuk dilakukan intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak
berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu secara total baru
mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan
dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa
keperawatan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan
menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang berhubungan
dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien.
Misalnya klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus.
Kriteria diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang
dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau faktor pendukung dari
diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan
klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah
intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan, keterampilan interpersonal, intelektual, dan tekhnikal. Intervensi
harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik
dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana,
pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien
dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada
tujuan ( intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah
implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi
atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi
keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek
keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan
keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan
tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan salah satu ciri profesi
dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses
keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis.
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, dokumentasi masalah,
perencanaan, tindakan.

D. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem


Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan
umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan
secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan
sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya
yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan sebagai keseluruhan
karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.[5]
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk
satu sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem
(masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut.
Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen,
struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan
lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses
keperawatan. proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas
lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan
diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah asuhan keperawatan
yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan ditetapkan
berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
1. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien.
Asuhan Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan
lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di
RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.
2. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga
saling berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI,
Penyelenggara pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan
pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
3. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi
Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional,
PPNI, faktor lain, AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan
bekerjasama bersama peleyanan-pelayanan lainnya sehingga pengembangan
profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
4. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara
Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan,
konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai
profesi kesehatan.

E. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem


1. Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat
dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan
secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
kecintaan pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
2. Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam
perawatan disetiap tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional

F. Pelayanan Kesehatan Sebagai Suatu Bagian Integral dari Pelayanan Kesehatan


Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari suatu pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat dalam
pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan asuhan keperawatan
keluarga, komunitas dalam pelayanan kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan
keperawatan secara umum pada pelayanan rujukan.
Sebagaimana contoh pelayanan keperawatan dalam tingkat dasar yang dilakukan
dilingkup puskesmas dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dan
komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan diantaranya
mengenai masalah kesehatan secara dini. Mengambil keputusan dalam kesehatan,
menanggulangi keadaan darurat bila terjadi kecelakaan atau penyakit yang sifatnya
mendadak, memberikan pelayanan keperawatan dasar pada anggota keluarga yang
sakit serta memodifikasi lingkungan untuk menunjang peningkatan status kesehatan
serta memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Demikian juga pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada
anak, maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada anak melalui
pendekatan proses perawatan anak untuk lingkup keperawatan jiwa, perawatan akan
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan jiwa pada kasus
medik dan bedah perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada kasus medik
dan bedah, pada kasus obstretic dan gynecology perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada maternitas dengan tingkat kasus tertentu, pada kasus gawat
darurat perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada keadaan gawat dan
darurat dan lain-lain tinggi keperawatan.
Produktivitas Keperawatan naik secara signifikan dengan reformasi kesehatan
tahun 1990 yang mengurangi biaya keperawatan input tetapi dampak pada
keselamatan pasien dan perawat negatif. Pendekatan saat ini untuk meningkatkan
produktivitas keperawatan termasuk "bangsal produktif" dan rekonfigurasi tim
menyusui juga menggambar pada inovasi manufaktur. Muncul pemikiran
menganggap produktivitas dalam konteks lingkungan kerja dan peran profesional
berubah, dan mengusulkan reconceptualising perawat sebagai aset intelektual
organisasi kesehatan pengetahuan intensif.

G. Pembaharuan Pendidikan Keperawatan Sebagai pelayanan kesehatan


Perkembangan pelayanan sebagai pelayanan profesional didukung oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang
terarah dan terencana.Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang
sangat bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini
bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada lokakarya nasional keperawatan
pada bulan januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional
(profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi
(profesional education).
Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar
seyogyanya dapat memberikan kontribusi essensial dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan.untuk itu tenaga keperawatan dituntut untuk dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperwatan
profesional.Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat
dipisahkan dengan pendidikan profesional keperawatan, pendidikan keperawatn
bukan lagi merupakan pendidikan vokasional atau kejuruan akan tetapi bertujuan
untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang
siap dan mampu melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan profesional
kepada masyarakat jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat
doktoral. Keyakinan inilah yang merupakan faktor pengerak perkembangan
pendidikan keperawatan di indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang
sebenarnya telah dimulai sejak 1962 yaitu dengan dibukanya akademi keperawatan
yang pertama di jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan hakikat
profesionalisme keperawatan, dalam lokakarya keperawatan tahun 1983, telah
dirumuskan dan disusun dasar- dasar pengembangan pendidikan tinggi keperawatan.
Sebagai realisasinya di susun kurikulum program pendidikan D3 keperawatan, dan
dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan sarjana (SI) keperawatan.
Pendidikan tinggi keperawatan di harapkan menghasilkan tenaga keperawatan
profesional yang mampu mengadakan membaharuan dan memperbaiki mutu
pelayanan atau asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan profesi
keperawatan, keperawatan sebagai suatu profesi , dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab pengembangan harus mampu mandiri.
Agar melaksanakan perannya dengan baik, perawat harus menguasai bidang
pendidikan, karena dengan mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi
keperawatan diharapkan dapat memberi dan menerima informasi yang akan
dibutuhkan dalam menghadapi pasien ( orang lain) sehingga mampu mengarahkan
pada pencapaian kompetensi profesional.
Adapun fungsi pendidikan keperawatan sebagai media pengabdian bagi masyarakat
yang mencakup :
1. Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang pelayanan
kepada masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan keperawatan.
2. Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan
masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.
3. Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan professional.
4. Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang memerlukan.
Dimana dalam implementasinya di lapangan, pendidikan keperawatan sangat
berperan penting dalammembina sikap, pandangan dan kemampuan professional,
lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional,
berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah
keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional secara baik
dan benar (Husin, 1966). Dan juga Pendidikan kepe rawatan menghasilkan
perawat yang bersikap professional mencakup keterampilan intelektual,
interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal,
keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi,
serta dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.[9]
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan
yang sangat umum. Dalam dunia keperawatan, menurut NLN (The National League
for Nursing), tujuan pendidikan bagi keperawatan yaitu, antara lain :
1. Menjadi pemain kunci dalam inisiatif untuk membangun keragaman dalam tenaga
kerja pendidik perawat.
2. Promosikan penyusunan tenaga kerja keperawatan yang memberikan kontribusi
untuk kualitas kesehatan dan keselamatan.
3. Diakui sebagai pemimpin dalam memajukan keunggulan dan inovasi
dalam pendidikan keperawatan.
4. Menjadi sumber utama data untuk undang-undang, peraturan, atau
keputusan tentang pendidikan keperawatan dan tenaga kerja pendidik perawat,
dan yang menginformasikan praktek mengajar di semua jenis program pendidikan
keperawatan untuk populasi siswa yang beragam.
5. Menjadi pemain kunci dalam menciptakan komunitas pendidik perawat
dari seluruh dunia untuk isu-isu dan pengaruh yang terkait dengan keunggulan
dalam pendidikan keperawatan.
Adapun menurut steve glenn pendidikan bagi keperawatan untuk
mempersiapkan siswa untuk menjadi perawat profesional yang berdedikasi dan
kompeten. Perawat ini akan memiliki kemampuan untuk mengelola pelayanan
kesehatan yang efektif untuk penduduk yang beragam, termasuk masyarakat
miskin dan kurang terlayani.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Dengan demikian keperawatan, dapat diartikan sebagai satu keseluruhan
karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional
dalam upaya mencapai tujuan akhir.Pendekatan sistem adalah metode umum yang
dapat diterapkan pada segala jenis organisasi yang telah menggunakan pendekatan
sistem untuk menemukan masalah mengenai tidak memadainya pemrosesan informasi,
pendekatan sistem bukanlah prosedur yang tidak fleksibel namun ia adalah pedoman
yang dapat disesuaikan dengan situasi masalah tertentu. Pendekatan sistem dalam
memecahkan masalah dan keputusan sangatlah diperlukan dalam memecahkan masalah
agar mendapatkan tujuan bersama demi kemajuan sistem suatu perusahaan dengan tidak
merugikan pihak manapun.
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan
balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara
menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan Fragmentis.Sebagai suatu sistem, proses
keperawatan mempunyai komponen-komponen, yang meliputi Masukan (berasal dari
klien/ manusia ), Hasil (status kesehatan klien ), Umpan Balik ( Respon klien) dan Isi (
produk keperawatan).
B. Saran
Pendekatan sistem merupakan cara yang baik untuk menunjang segala kegiatan.
Oleh karena itu, kita harus membiasakan diri untuk melakukan sesuatu dengan tersistem
agar segala kegiatan yang kita lakukan akan berjalan lebih baik dan berjalan lebih
efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. Pengantar Keperawatan Profesional. 1999. Jakarta :


EGC
Ali H, Zaidin. Dasar- Dasar Keperawatan Profesional. 2001. Jakarta : Widya
Medika
Alimul H, A. Aziz. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. 2006. Jakarta :Salemba
Medika
Potter,Patricia A,Perry, Anne Griffin. Fundamental Keperawatan. 2005. Jakarta :
EGC
Asmadi. 2008. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Potter,Patricia A,Perry, Anne Griffin. Fundamental Keperawatan. 2005. Jakarta :
EGC
http://www.Google scholar / Henri Nicola North, Frances Hughes, (2012) "A systems
approach to nursing productivity", Journal of Health Organization and
Management, Vol. 26 Iss: 2
Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. Pengantar Keperawatan Profesional. 1999. Jakarta :
EGC
http://www.nursing-of international. _sub study,. Hamka Abdi Kusuma “Peran
PentingAsuhan Keperawatan dalam Pelayanan Kesehatan Yang Profesional “

Anda mungkin juga menyukai