Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu organisasi atau perusahaan harus mengadakan hubungan dengan organisasi atau
perusahaan lain agar aktivitas bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Didalam upaya
menjalin dan membina hubungan tersebut ‘surat’ masih memegang peranan yang penting
disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya seperti telepon, faxcimili, internet dan lainnya.
Jadi yang dimaksud dengan ‘korespondensi bisnis’ pada dasarnya adalah berbagai macam aktivitas
pertukaran informasi dan data melalui media surat-menyurat dalam menunjang aktivitas bisnis
diantara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Komunikasi sangat penting dalam menyampaikan sejumlah pengetahuan dan informasi


antara kedua pihak yang berkomunikasi (komunikator dan komunikan), atau antara badan
perusahaan yang sedang bermitra atau saling nerinteraksi. Peran surat sangatlah penting, karena
surat merupakan bukti otentik yang sah secara hukum dan dapat digunakan sebagai media
komunikasi, seperti ; surat jual beli, atau surat transaksi, surat perjanjian, faktur dan lain
sebagainya. Hal ini dikarenakan jika dengan lisan atau pembicaraan tidak dapat dikatakan sah
secara hukum karena pembicaraan tidak tertulis sehingga dapat disangsikan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis memberi judul pada makalah ini adalah
“Korespondensi Bisnis” yang berkaitan erat dengan penyampaian pesan melalui surat – menyurat.

1.2. TUJUAN MAKALAH


Adapun tujuan makalah ini disusun adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelasakan beberapa komponen pesan-pesan persuasif.


2. Menginformasikan rencana organisasional AIDA untuk pesan-pesan persuasif.
3. Untuk mengindentifikasi beberapa alat untuk memperkuat pesan-pesan persuasif.
4. Memberikan penjelasan mengenai beberapa kunci dalam penulisan pesan-pesan persuasif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komunikasi Persuasif


Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan
kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi kita sendiri dengan
orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak tahu (we can not not
communication).

Karena ke-kompleks-an komunikasi, maka Little John mengatakan, komunikasi adalah


sesuatu yang sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut ensiklopedia bebas berbahasa
Indonesia, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain, agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.

Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
dengan istilah “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”. Kelima elemen
dasar tersebut adalah Who (sumber atau komunikator), Says What (pesan), in Which Channel
(Saluran), to Whom (Penerima), with What Effect (Efek atau dampak). Lima elemen dasar dari
komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell di atas akan bisa membantu para komunikator
dalam menjalankan tugas mulianya.

Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung dari kelima elemen dasar tersebut.
Bagaimana komunikator bisa mempengaruhi komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari
komunikan tersebut. Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa
merubah sikap dan perilaku komunikan, serta perubahan yang bagaimana yang diharapkan harus
menjadi perhatian sangat besar bagi kita semua.

Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif, yaitu komunikasi yang
bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh komunikator. Menurut K. Andeerson, komunikasi ersuasive didefinisikan sebagai
perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu
atau kelompok lain melalui transmisi beberapa pesan. Sedangkan menurut R. Bostrom bahwa
komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau
membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima.

Komunikasi persuasif ini dapat dipergunakan dalam komunikasi politik. Yang dikehendaki
dalam komunikasi persuasif adalah perubahan perilaku, keyakinan, dan sikap yang lebih mantap
seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas
kehendak komunikan sendiri. Persuasi yaitu menggunakan informasi tentang situasi psikologis dan

2
sosiologis serta kebudayaan dari komunikan, untuk mempengaruhinya, dan mencapai perwujudan
dari apa yang diinginkan oleh message.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita menjadi persuasif atau bisa
mempengaruhi orang lain.

2.1.1. Komunikator

Komunikator atau sumber adalah orang-orang yang akan mengkomunikasikan suatu pesan
kepada orang lain. Agar komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menjadi persuasif, maka
komunikator harus mempunyai kredibilitas yang tinggi. Yang dimaksud dengan kredibitas disini
adalah komunikator yang mempunyai pengetahuan, terutama tentang apa yang disampaikannya.
Misalnya, ketika seorang komunikator menjelaskan kepada komunikannya, dia harus menguasai
apa yang akan disampaikannya. Apalagi pada saat audience atau komunikan adalah masyarakat
yang memiliki pendidikan yang tinggi.

Komunikasi persuasive dikatakan gagal, ketika mengikuti sosialisasi pada seminar di suatu
perguruan tinggi yang dimana audiencenya adalah mahasiswa dan masyarakat umum yang
mempunyai pendidikan dan pengalaman yang jauh lebih tinggi dari komunikator. Seandainya pada
saat itu para komunikator yang hadir kurang menguasai program yang dibawa, tentunya
masyarakat tidak akan puas, bahkan mungkin tidak akan berpengaruh pada perubahan sikap yang
diharapkan. Ketidak-kredibelan komunikator juga sering disampaikan oleh masyarakat sendiri,
dengan cara membandingkan antara fasilitator yang satu dengan fasilitator lainnya. Kemudian
trustworthiness (dapat dipercaya) juga sangat penting bagi komunikator supaya komunikasi yang
dilakukannya menjadi persuasif. Ketika seorang komunikator yang sudah tidak dipercaya oleh
komunikan, apapun yang disampaikannya tidak akan didengar oleh komunikannya.

2.1.2. Pesan

Pesan adalah hal-hal yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima, yang bertujuan
agar komunikan melakukan hal-hal yang disampaikan dalam pesan tersebut. Sama halnya dengan
sumber atau komunikator, pesan juga sangat berpengaruh terhadap persuasif tidaknya
komunikasi yang kita lakukan.

Pesan-pesan yang disampaikan oleh fasilitator harus sederhana dan mudah dimengerti.
Artinya, fasilitator harus menyesuaikan isi pesan yang disampaikan dengan khalayak
sasarannya/masyarakat. Informasi yang diberikan harus disesuaikan dengan kebudayaan dan
kepercayaan kelompok sasaran. Yang paling mudah kita lihat adalah dari segi bahasa. Ketika
masyarakat sasaran kita adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah, maka
bahasa yang dipakai harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan mereka.

Dalam mengembangkan pesan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya,
lugas. Artinya, pesan tidak bertele-tele dan dilakukan pengulangan kata-kata tertentu yang

3
dianggap perlu. Konsisten, artinya semua pesan harus terkait dengan tema yang akan disampaikan
dan saling mendukung antara satu pesan dengan pesan lainnya. Nada dan daya tarik, ini berkaitan
dengan style komunikator tadi. Ketika komunikator menyampaikan pesan sedih, tentu disesuaikan
dengan nada suaranya dan lain sebagainya. Bertanggungjawab, dalam hal ini sumber pesan yang
dapat dipercaya akan berpengaruh pada diterima atau tidaknya pesan yang disampaikan.

2.1.3. Saluran

Saluran adalah media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan oleh
sumber kepada si penerima. Supaya komunikasi bisa persuasif, maka media atau saluran yang
digunakan harus tepat. Saluran atau media harus mempertimbangkan karakteristik kelompok
sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, maupun tingkat pendidikan, dan lain-lain. Mengenali
siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai.
Kalau dihubungkan dengan social mapping, maka pemetaan budaya sangat berarti disini.

2.1.4. Penerima (komunikan)

Penerima adalah orang-orang yang menerima pesan dari komunikator, yang biasa disebut
dengan komunikan. Dalam berkomunikasi, khalayak sasaran/komunikan juga perlu menjadi
perhatian. Bagaimana karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, maupun
tingkat pendidikan, dan lain-lain, sangat dibutuhkan dalam memformulasikan pesan yang akan
disampaikan. Ketika kita berkomunikasi dengan masyarakat kelas bawah, maka bahasa yang
digunakan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat, jangan sampai kita
menggunakan kata-kata yang tidak dimengerti oleh masyarakat, seperti transparansi,
akuntabilitas, fleksibel, dan sebagainya. Sederhanakanlah bahasa sesuai dengan pemahaman
masyarakat.

2.2. Tujuan Komunikasi Persuasif


Tujuan komunikasi persuasif secara bertingkat ada dua yaitu:

1. Mengubah atau menguatkan keyakinan (believe) dan sikap (attitude) audiens, dan
2. Mendorong audiens melakukan sesuatu/ memiliki tingkah-laku (behaviour) tertentu yang
diharapkan.

2.3. Prinsip Komunikasi Persuasif


Ada empat prinsip dasar dalam komunikasi persuasif yang dapat menentukan efektivitas
dan keberhasilan komunikasinya, yakni sebagai berikut :
4
a. Prinsip Pemaparan yang Selektif (The Selective Exposure Principle)
Prinsip ini menyatakan bahwa pada dasarnya audiens akan mengikuti hukum pemaparan
selektif ( the law of selective exposure ), yang menegaskan bahwa audiens (pendengar) akan
secara aktif mencari informasi yang sesuai dan mendukung opini, keyakinan, nilai, keputusan
dan perilaku mereka, dan sebaliknya audiens akan menolak atau menghindari informasi-
informasi yang berlawanan dengan opini, kepercayaan, sikap, nilai, dan perilaku mereka.

b. Prinsip Partisipasi Audiens ( The Audience Participation Principle )


Prinsip ini menyatakan bahwa daya persuasif suatu komunikasi akan semakin besar manakala
audiens berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi tersebut. Bentuk partisipasi bisa
dalam berbagai bentuk dan aktivitas, seperti dalam menentukan tema, dalam presentasi,
membuat slogan, dan lain-lain.

c. Prinsip Suntikan (The Inoculation Principle)


Audiens telah memiliki pendapat dan keyakinan tertentu, maka pembicaraan komunikasi
persuasif biasanya dimulai dengan memberi pembenaran dan dukungan atas keyakinan dan
pengetahuan yang dimiliki audiens.

d. Prinsip Perubahan yang Besar (The Magnitude of Change Principle)


Prinsip ini menyatakan bahwa semakin besar, semakin cepat dan semakin penting perubahan
yang ingin dicapai, maka seorang da’i mempunyai tugas dan kerja yang lebih besar, serta
komunikasi yang dilakukan membutuhkan perjuangan yang lebih besar.

2.4. Penulisan Pesan-pesan Persuasif


Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audiens
untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasi yang efektif adalah kemampuan untuk
menyampaiakan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau
pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju.

Meskipun kebanyakan pesan-pesan bisnis adalah rutin, namun dalam beberapa situasi
tertentu diperlukan pesan yang didesain untuk memotivasi atau memberi persuasi kepada orang
lain. Penyampaian pesan ini tidak hanya  digunakan untuk kepentingan internal organisasi namun
dapat pula digunakan untuk kepentingan eksternal organisasi seperti permintaan atau informasi
yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk mendapatkan dana dan kerjasama.

Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung


mempertahankan ide atau gagasannya. Pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci,
dan tergantung pada perencanaan strategis yang cukup ketat. Adapun langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan persuasif antara lain :

5
2.4.1. Analisis Audiens

Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara menhubungkan


suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasi perbedaan individual, maka
perlu menganalisis audiens dan kemudian menyusun suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik
bagi kebutuhan mereka. Cara yang paling mudah dalam menilai kebutuhan audiens adalah dengan
berpedoman pada teori kebutuhan dari Maslow yang menyatakan bahwasanya manusia memiliki
lima kebutuhan yang sifatnya berjenjang. Teori kebutuhan hirarki yang dikemukakan oleh Maslow
secara lengkap adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis
Adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan kehidupan manusia yang
merupakan kebutuhan hidup yang mendasar.
b. Kebutuhan Keselamatan dan keamanan 
Adalah kebutuhan akan rasa dan selamat dari segala macam mara bahaya yang menimpa
manusia.
c. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial berkaitan dengan kegiatan kemasyarakatan, bagaimana seseorang
berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Kebutuhan status
Adalah kebutuhan manusia akan status yang berkaitan dengan pengakuan, penghargaan,
kedudukan dan tingkatan sosial di masyarakat. 
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Adalah bagaimana seseorang mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan yang
menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi – inovasi baru maupun mampu menunjukkan sikap
kearifan dan kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan penting dalam suatu
organisasi.

2.4.2. Mempertimbangkan Perbedaan Budaya

Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam
memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka akan
memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda akan  berbeda
cara memberikan persuasinya.

2.4.3. Memilih Pendekatan Organisasional

Agar penyampaian pesan persuasif dapat tempat sasaran dan sesuai dengan apa yang 
dikehendaki maka perlu diperhatikan cara penyampaiannya kepada audiens, apakah   
menggunakan pendekatan langsung atau tidak langsung.

6
2.5. Mengembangkan Pesan-Pesan Persuasif
2.5.1. Menetapkan kredibilitas

Bagi seorang komunikator tingkat kredibilitas ditentukan oleh sejaumana tingkat


kepercayaan dan reabilitas dirinya. Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dapat dipercaya oleh
orang lain. Cara yang digunakan untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah dengan fakta,
berupa dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset yang menjadi bukti objektif yang mendukung
kredibilitas seseorang.

Cara lain yang dapat dilakukan guna menambah kredibilitas seseorang adalah menjadi
seorang pakar atau ahli dalam bidang tertentu, antusias terhadap materi yang disampaikan,
objektif dalam penilaian sesuatu, sikap hormat dapat membantu memfokuskan kebutuhan
audiens, kejujuran dapat menumbuhkan penghargaan audiens, intensitas yang baik akan
membantu minat audiens, dan pengalaman latar belakang baik sikap, kepercayaan sebelumnya
dapat membantu mengidentifikasi audiens.

2.5.2. Membuat kerangka argumentasi audiens

Ketika telah cukup mengumpulkan berbagai fakta, buti, dan temuan lainnya, Anda telah
siap membuat kerangka argumentasi. Kerangka argumentasi dapat dibuat berdasarkan rencana
organisasional AIDA (Attention, Interest, Desire dan Action).

a. Attention (Perhatian), meyakinkan audiens dibagian permulaan bahwa ada sesuatu yang akan
disampaikan. Memperkenalkan suatu masalah atau ide yang membuat audiens mau
mendengar pesan-pesan yang akan disampaikan.
b. Interest (Minat), menjelaskan relavansi pesan-pesan yang disampaikan dengan audiens.
Mengembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama secara rinci.
Menghubungkan pesan-pesan yang akan disampaikan dengan manfaat secara spesifik yang
dapat dinikmati oleh audiens.
c. Desire (Hasrat), mengubah keinginan audiens dengan menjelaskan bagaimana perubahan
yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens, dan berusaha untuk
mengimplementasikan ide atau gagasan.
d. Action (Tindakan), menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap audiens. Perlu
juga dipikirkan bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan yang dilakukan,
serta menemukan cara agar tindakan tersebut mudah untuk dilakukan.

2.5.3. Memilih Daya Pemikat

Umumnya pesanpesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika (logical


appeals) dan daya pemikat emosional (emotional appeals) untuk melakukan persuasi audiens.

7
Kedua pendekatan ini akan memiliki keseimbangan apabila tergantung pada tindakan yang
diharapkan, harapan para audiens, tingkat resistensi yang diatasi, kemampuan menjual ide atau
gagasan tersebut.

a. Pemikat Emosional
Dalam melakukan persuasi audiens, dapat memanfaatan emosi yang dilandasi dengan suatu
argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens sepanjang pemikat emosional
bersifat kuat. Dapat menggunakan kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi seseorang
seperti kebebasan, keberhasilan, nilai, penghargaan, kenyamanan, dan keamanan.

b. Pemikat Logika
Dalam berbagai hal, penggunaan pendekatan ini dapat dilakukan seperti membuat aduan
(claim) dan memberikan dukungan atas aduan tersebut dengan memberikan alasan dan bukti-
bukti yang ada. Adapun penggunaan pendekatan ini didasari atas berbagai alasan
diantaranya:
1) Analogi, adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik menuju bukti-bukti
fisik pula.
2) Induksi, adlah memberikan berbagai alasan dari bukti-bukti spesifik menuju
kesimpulan umum.
3) Deduksi, Pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan yang khusus.

c. Pertimbangan Etika
Persuasif dapat digunakan untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan
menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Hal yang paling penting dalam
pendekatan ini adalah menunjukkan perhatian yang jujur kepada audiens dengan memenuhi
kebutuhan mereka.

2.6. Menulis Permintaan Persuasif


Hal yang penting ketika menyusun permintaan persuasif untuk suatu tindakan adalah tetap
menjaga batas-batas permintaannya. Perlu perhatian khusus terhadap manfaat yang didapat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.

Manfaat langsung ( direct benefit ) permintaan persuasif meliputi pengurangan beban kerja
seorang supervisor atau memberikanpremi kepada seseorang yang memberikan tanggapan atas
survei. Manfaat tak langsung ( indirect benefit ) permintaan persuasif meliputi peningkatan atau
perbaikan moral karyawan dan peningkatan prestise atau tantangan untuk membuat kontribusi
yang berarti bagi perusahaan.

8
2.6.1. Permintaan Persuasif untuk Tindakan

Mulailah dengan kalimat yang mampu mengundang perhatian pembaca yang


menunjukkan bahwa anda mengetahui sesuatu yang sangat diharapkan pembaca. Bahkan pesan
persuasive yang sifatnya memuji atau menyanjung tentang pembaca juga dapat dibenarkan.
Pertengahan, gunakan kalimat yang mampu menarik minat dan harapan pembaca. Akhiri tulisan
anda dengan suatu permintaan atau permohonan tindakan spesifik.

2.6.2. Permintaan dan Pengaduan Persuasif untuk Penyesuaian

Kebanyakan surat pengaduan (claim letters) dimulai dengan pernyataan pesan-pesan rutin.
Namun demikian, anda juga menulis surat pengaduan persuasive dengan menambahkan bukti
tambahan dan menggunakan teknik yang lebih menarik perhatian pembaca.

2.7. Penulisan Pesan-Pesan Penjualan dan Permohonan Dana


Ada dua jenis pesan-pesan persuasive, yaitu surat penjualan (sales letters) dan surat
permohonan bantuan dana (fundraising letters). Kedua pesan tersebut memiliki perbedaan yaitu
pesan-pesan penjualan biasanya dikirim oleh organisasi yang berorientasi pada laba untuk
melakukan persuasi kepada pembaca agar mengeluarkan sejumlah uang atas produk mereka
sendiri. Di lain pihak, pesan-pesan permohonan bantuan dana biasanya dikirim oleh organisasi
nirlaba untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar memberikan bantuan dana atau lainnya
kepada pihak lain. Persamaannya, keduanya bersaing untuk bisnis dan kepentingan publik.
Keduanya juga berusaha melakukan persuasi kepada pembaca untuk mengeluarkan uang atau
waktu untuk menghasilkan suatu nilai tertentu yang ditawarkan.

2.7.1. Perencanan Pesan-Pesan Penjualan

Salah satu tujuan ketika merencanakan pesan-pesan penjualan adalah untuk memperoleh
pemahaman secara menyeluruh tentang produk anda. Dalam penyampaian pesan persuasive,
mulailah dengan melakukan analisis audiens dan memfokuskan pada bagaimana kebutuhan,
minat, dan emosianal mereka.

Langkah selajutnya adalah memilih poin penjualan produk atau manfaat yang paling
menarik bagi audiens. Ketika melakukan komposisi pesan-pesan persuasive, fokuskan pada poin
penjualan produk yang mampu menjadi daya pikat bagi audiens.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan penjualan,
diantaranya melalui brosur, pengiriman surat, sample, kartu, telpon, surat elektronik dan iklan
media masa dan elektronik.

9
2.7.2. Pengorganisasian dan Komposisi Pesan-Pesan Penjualan
a. Menarik Perhatian, dengan menggunakan kalimat tanya pada permulaan paragraph, dengan
menekankan contoh produk terbaru, memberikan ilustrasi, dan memberikan solusi dari suatu
masalah.
b. Membangun Minat, dengan menekankan titik penjualan produk kepada audiens, dengan
menempatkan titik penjualan utama dalam paragraph awal.
c. Meningkatkan Hasrat, dengan mengungkapakan manfaat utama bagi pembaca dalam kata-
kata atau gambar, grafik atau bagan yang lebih menarik.
d. Memotivasi tindakan, dengan memilih media penyampaian surat penjualan kepada pembaca
yang memungkinkan mereka memberikan tanggapan atas surat tersebut.

2.7.3. Perencanaan Pesan-Pesan Permohonan Bantuan Dana

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat permohonan bantuan dana,
yaitu:

a. Anda harus mampu menjelaskan kebutuhan secara spesifik.


b. Tunjukkan kepada pembaca betapa pentingnya donasi yang anda sumbangkan kepada
pihak lain.
c. Kemukakan secara jelas berapa jumlah donasi yang dibutuhkan.
d. Jelaskan manfaat atau kegunaan donasi yang diberikan kepada pembaca.

10
BAB III

KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN
Dalam mengembangkan pesan persuasif secara lebih efektif perlu diperhatikan kompone-
komponen penting yaitu (1) menentukan kredibilitas, (2) menyiapkan kerangka argumentasi, (3)
menggunakan daya pemikat atas dasar logika dan emosional, (4) memperkuat posisi dengan
menggunakan bahasa yang baik dan bukti yang jelas.

Untuk memperkuat kredibilitas terdapat beberapa cara yang dilakukan, diantaranya


adalah: memberikan dukungan pernyataan dengan fakta dan sumber-sumber lainnya,
menjelaskan tujan secara jelas, menunjukkan sikap hormat, menunjukkan sikap percaya terhadap
pihak lain.

Dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif, rencana organisasional yang dapat


digunakan adalah dengan menerapkan prinsip AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action ).
Sedangkan untuk memperkuat posisi dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif dapat
digunakan metode semantic, metafora, anekdot, bahasa yang sederhana dan mudah dipahami,
dan fakta yang mampu memperkuat posisi.

Beberapa kunci dalam menyampaikan pengaduan, permintaan, atau penyesuain yang baik
secara persuasif yaitu (1) mengemukakan fakta dengan lebih rinci, logis, dan menarik pembaca; (2)
mengekspresikan perasaan dengan tenang; (3) memfokuskan kepada manfaat atas problem-solusi
dan; (4) memberikan pernyataan permintaan suatu tindakan secara spesifik dan beralasan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://fungsiumum.blogspot.com/2013/06/penulisan-pesan-pesan-persuasif.html

http://kunangsenja.blogspot.com/2010/05/penulisan-pesan-pesan-persuasif.html

http://dyaeducationblog.blogspot.com/2013/06/penulisan-pesan-pesan-persuasif.html

http://www.slideshare.net/ayashoo/pesan-persuasif

12

Anda mungkin juga menyukai