Anda di halaman 1dari 295

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN ASETANILIDA DARI ANILIN DAN ASAM ASETAT


DENGAN KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR

OLEH :
LUTFI DIFI ROSTA
NIM : 060405015

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Assalammu‘alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Segala puji hanya bagi-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada hamba-
Nya yang terpilih, Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, para
pengikutnya, dan juru dakwah yang menyeru kebenaran sampai Hari pembalasan.
Penulis mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat dengan Kapasitas Produksi 30.000
Ton/Tahun”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan sidang sarjana
Teknik Kimia atau untuk mendapatkan gelar ST.
Rasa syukur, bahagia, lelah, kesal, sedih, senang, semuanya bercampur aduk
dalam penyelesaian skripsi ini. Tetapi pada akhirnya kepuasan dan kebahagiaan
penulis tercurahkan juga dalam penyelesaiannya. Dengan menggunakan prinsip-
prinsip unik pemberian Ayahku, seperti tidak menabung rasa takut, cintailah dosen
dan cintailah pelajarannya, mahasiswa sebagai figur yang mengerucut dalam belajar,
konsep 638 (6 bulan penelitian, 3 bulan kp dan 8 bulan skripsi), memanfaatkan setiap
momen, memberikan penghargaan tinggi terhadap waktu, belajar dengan cara
menulis dan menulis terus, serta yang terpenting adalah penggunaan schedulle yang
sangat membantu. Penulis dapat menyelesaikan segala amanah dan tanggung jawab
yang telah diberikan dengan baik. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis selama
mengerjakan skripsi. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa dukungan dan bantuan
mereka, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan skripsi ini. Perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia dan Ibu Dr. Maulida, ST, M.Sc selaku dosen
pembimbing I dan II. Yang telah membimbing dan memberikan masukan
serta arahan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. Terima
kasih banyak bu.

Universitas Sumatera Utara


2. Ibu Dr. Ir. Halimatuddahliana, M.Sc dan Ibu Ir. Netty Herlina, MT, selaku dosen
penguji. Yang telah membimbing dan memberikan masukan serta arahan
kepada penulis dalam memperbaiki tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT. Selaku koordinator Tugas Akhir.
4. Bapak Dr.Eng. Ir. Irvan, MSi. Selaku ketua Departemen Teknik Kimia dan Ibu
Dr. Ir. Fatimah, MT. Selaku sekretaris Departemen Teknik Kimia Universitas
Sumatera Utara
5. Ibu Dr. Zuhrina Masyithah, ST, MSc. Selaku dosen penasehat akademik saya.
6. Mama, Mama, Mama, Rostati Br. Sitepu (Pariwisata USU, 1981) dan Papa, Ir.
Soni Syamsinar (Sosial Ekonomi Pertanian USU, 1976). Tidak ada artinya diriku
tanpa ada kalian disisiku. Papa yang juga menjadi sahabat dan mentor bagi diriku
dalam menjalani hari-hari dikampus. Mama dan semua kasih sayang yang telah
diberikan, skripsi ini juga hadiah ulang tahun dariku untukmu.
7. Nenek Iting (untuk semua kasih sayangnya) dan Bibi Adek (semoga keadaan bibi
lebih baik dan lebih baik lagi).
8. Mbah Kakung (R.S. Kartolo) dan Mbah Uti. Semoga tetap tenang di alam sana.
9. Mama Tua, Dr. Makmur Sitepu SpOG (K), (FK USU) dan Om Faisal Syam
(Matematika FMIPA USU, 1975).
10. Kedua adikku tercinta, Luigi Ceserarosta dan Dandi Nostiagirosta. Yang telah
menemani hari-hariku dirumah selama ini.
11. Bu Tutik, Bu Atik, Bu Yuyun, Bibi Tina, Bibi Ida, Bibi Ana, Bibi Atik, Mama
Darma, Mama Uda, Mama Nan, Pak Tua, Pak Tengah Musa, Pak Tengah
Karianta, Pak Tengah Umum, Pak Uda, Mami Caca, Mami Novi, Mami Emi,
Bolang Punda dan Nenek, serta semua keluarga yang selalu mendoakan,
mendukung, memberi semangat serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Juga untuk semua keluargaku yang namanya tidak bisa disebutkan
satu persatu.
12. UNTUK TEMAN-TEMANKU 2006, TANPA TERKECUALI, TERIMA KASIH
UNTUK SEGALANYA. AKU MENYADARI DAN SANGAT MENYADARI. DIRIKU
INI TIDAK ADA APA-APANYA SAMA SEKALI JIKA KALIAN TIDAK ADA.
13. Seluruh staf pengajar dan pengurus administrasi Departemen Teknik Kimia
Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


14. Semua abang/kakak senior-senior dan alumni, terutama stambuk 2002 sampai
2005, junior-junior stambuk 2007, 2008, 2010 dan adik kandungku 2009.
15. Pak Bowo, Bang Andi, Bang Jimun Alexander, Bang Rudi Phanjaya, Bapak
Sofyan Asmirza, Pak Amin, Pak Hendro, Bang Ahmad Khadirun, Bang Arief
Hidayat, Bang Rikson, Bang Bernard dan Kak Nurmay. Untuk semangat,
dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
16. Guru-guruku di SDN 028 Riau, SMPN 3 Pangkalan Kuras, SMPN 252 Jakarta
Timur, SMAN 100 Jakarta Timur (terutama Bu Aat, Pak Martin dan Pak Guntur).
Juga tentor-tentorku di bimbingan belajar Q-Brain, yang telah membantuku
dalam persiapan menghadapi SPMB.
17. Teman-teman diluar Teknik Kimia USU, yang tersebar diseluruh penjuru
Indonesia. Baik di Riau, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Lampung dan
dimanapun kalian berada, terima kasih untuk semua doa dan bantuannya selama
ini. (terutama untuk Nela Renanda, Muhammad Fajar Baharuddin, Ika Nurjanah,
Ramdhan Jaka Perkasa, Jerry Yendra Sukatendel, Didik Supriyadi dan Kak
Mami Riza Umami).
18. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Segala
tujuan hanya tertuju kepada Allah, dan kepada-Nya kita memohon ampunan dan
pertolongan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Medan, 26 Februari 2011
Penulis,

LUTFI DIFI ROSTΛ


NIM. 060405015

Universitas Sumatera Utara


INTISARI

Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang


berbentuk butiran (kristal) berwarna putih. Asetanilida dapat dibuat dengan
mereaksikan anilin dan asam asetat. Dimana reaksi berlangsung selama 8 jam pada
suhu 150oC dan tekanan 2,5 atm dengan konversi reaksi mencapai 99,5%. Produk
dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer untuk
membentuk butiran (kristal) asetanilida.
Pra rancangan pabrik asetanilida ini direncanakan akan berproduksi dengan
kapasitas 30.000 ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Lokasi
pabrik yang direncanakan adalah di Jl. Yos Sudarso KM 20, Kelurahan Martubung,
Kecamatan Medan Labuhan dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 18.000 m2.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 100
orang. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dan
bentuk organisasinya adalah organisasi sistem garis dan staf.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik asetanilida, adalah :
Modal Investasi : Rp 3.825.553.235.137,-
Biaya Produksi per tahun : Rp 2.443.363.052.800,-
Hasil Jual Produk per tahun : Rp 5.082.947.860.320,-
Laba Bersih per tahun : Rp 1.829.249.771.612,-
Profit Margin : 51,41 %
Break Event Point : 44,25 %
Return of Investment : 32,40 %
Pay Out Time : 3,09 tahun
Return on Network : 54,01 %
Internal Rate of Return : 36,10 
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan
asetanilida ini layak untuk didirikan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
INTISARI.................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. I-3
1.3 Tujuan Pra Rancangan pabrik ............................................................ I-3
1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik .......................................................... I-4
BAB II TINJUAN PUSTAKA ........................................................................... II-1
2.1 Asetanilida........................................................................................ II-1
2.2 Proses Pembuatan Asetanilida ......................................................... II-1
2.2.1 Pembuatan Asetanilida dari asam asetat anhidrid dan anilin .. II-1
2.2.2 Pembuatan Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat ............. II-2
2.2.3 Pembuatan Asetanilida dari Keten dan Anilin ........................ II-2
2.3 Pemilihan Proses .............................................................................. II-3
2.4 Spesifikasi, Sifat Fisi dan Kimia dari Bahan Baku dan Produk ....... II-3
2.4.1 Sifat Fisis dan Kimia ............................................................. II-10
2.4.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ..................................... II-10
2.5 Deskripsi Proses ............................................................................... II-7
2.5.1 Tahap Persiapan Bahan Baku.................................................. II-7
2.5.2 Tahap Reaksi ........................................................................... II-8
2.5.3 Tahap Pemisahan dan Kristalisasi ........................................... II-8
2.5.4 Tahap Pemurnian dan Penyimpanan ....................................... II-9
BAB III NERACA MASSA................................................................................ III-1
3.1 Reaktor (R-130) .............................................................................. III-1
3.2 Evaporator (V-210) ......................................................................... III-1

Universitas Sumatera Utara


3.3 Kristalizer (H-220) .......................................................................... III-2
3.4 Sentrifuse (H-230) ........................................................................... III-2
3.5 Rotary Dryer (D-240) ...................................................................... III-2
BAB IV NERACA PANAS ................................................................................ IV-1
4.1 Heater Anilin (E-110) ..................................................................... IV-1
4.2 Heater Asam Asetat (E-120) ........................................................... IV-1
4.3 Reaktor (R-130) .............................................................................. IV-1
4.4 Evaporator (V-210) ......................................................................... IV-2
4.5 Kristalizer (H-220) .......................................................................... IV-2
4.6 Rotary Dryer (D-240) ...................................................................... IV-2
4.7 Blow Box (E-310) ........................................................................... IV-3
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ................................................................ V-1
5.1 Tangki Penyimpanan Anilin (F-110) ............................................... V-1
5.2 Tangki Penyimpanan Asam Asetat (F-120) ..................................... V-1
5.3 Pompa Anilin (L-111) ...................................................................... V-2
5.4 Pompa Asam Asetat (L-121) ............................................................ V-2
5.5 Heater Anilin (E-112) ...................................................................... V-2
5.6 Heater Asam Asetat (E-122) ............................................................ V-3
5.7 Reaktor (R-130) ............................................................................... V-3
5.8 Pompa Reaktor (L-131).................................................................... V-4
5.9 Evaporator (V-210) .......................................................................... V-4
5.10 Pompa Evaporator (L-211) ............................................................ V-5
5.11 Kristalizer (H-220) ......................................................................... V-5
5.12 Pompa Kristalizer (L-221) ............................................................. V-6
5.13 Sentrifuse (H-230) .......................................................................... V-6
5.14 Screw Conveyor Sentrifuse (J-231) ............................................... V-6
5.15 Rotary Dryer (D-240) ..................................................................... V-6
5.16 Screw Conveyor Rotary Dryer (J-241) .......................................... V-7
5.17 Blower (G-311) .............................................................................. V-7
5.18 Blow Box (B-310) .......................................................................... V-7
5.19 Bucket Elevator (J-312) ................................................................. V-8
5.20 Silo (F-320) .................................................................................... V-8

Universitas Sumatera Utara


BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ........................ VI-1
6.1 Instrumentasi ................................................................................... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik ............................................................. VI-10
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Asetanilida .............. VI-11
6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan .................... II-11
6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis ................................ II-12
6.3.3 Pencegahan Terhadap Bahaya Listrik ................................... II-13
6.3.4 Menggunakan Alat Pelindungan Diri (APD) ........................ II-13
6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik ................................ II-14
BAB VII UTILITAS ............................................................................................VII-1
7.1 Kebutuhan Uap (Steam) .................................................................VII-1
7.2 Kebutuhan Air ................................................................................VII-2
7.2.1 Screening ...............................................................................VII-5
7.2.2 Sedimentasi ...........................................................................VII-5
7.2.3 Klarifikasi ..............................................................................VII-5
7.2.4 Demineralisasi .......................................................................VII-7
7.2.5 Deaerasi ...............................................................................VII-10
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia ..............................................................VII-11
7.4 Kebutuhan Listrik.........................................................................VII-11
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ..............................................................VII-13
7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas........................................................VII-15
7.6.1 Screening (SC) ....................................................................VII-15
7.6.2 Pompa Screening (PU-01)...................................................VII-15
7.6.3 Bak Sedimentasi (BS) .........................................................VII-15
7.6.4 Pompa Sedimentasi (PU-02) ...............................................VII-16
7.6.5 Tangki Pelarutan Alum [Al2(SO4)3] (TP-01) ......................VII-16
7.6.6 Pompa Alum (PU-03) .........................................................VII-16
7.6.7 Clarifier (CL) ......................................................................VII-17
7.6.8 Pompa Clarifier (PU-04).....................................................VII-17
7.6.9 Tangki Utilitas (TU-01) ......................................................VII-17
7.6.10 Pompa ke Cation Exchanger (PU-05)...............................VII-18
7.6.11 Tangki Pelarutan Asam Sulfat [H2SO4] (TP-02) ..............VII-18

Universitas Sumatera Utara


7.6.12 Pompa H2SO4 (PU-08) ......................................................VII-18
7.6.13 Penukar Kation/Cation Exchanger (CE)...........................VII-18
7.6.14 Pompa Cation Exchanger (PU-09) ...................................VII-19
7.6.15 Tangki Pelarutan NaOH (TP-03) .....................................VII-19
7.6.16 Pompa NaOH (PU-10) ......................................................VII-20
7.6.17 Penukar Anion/Anion Exchanger (AE) .............................VII-20
7.6.18 Pompa Anion Exchanger (PU-11) .....................................VII-20
7.6.19 Pompa Tangki Utilitas-01 (PU-06) ...................................VII-21
7.6.20 Menara Pendingin Air/Water Cooling Tower (CT) ..........VII-21
7.6.21 Pompa Menara Pendingin Air (PU-14) .............................VII-21
7.6.22 Tangki Pelarutan Kaporit [Ca(ClO)2] (TP-04) ..................VII-22
7.6.23 Pompa Kaporit (PU-12) ....................................................VII-22
7.6.24 Pompa Tangki Utilitas (PU-07) ........................................VII-22
7.6.25 Tangki Utilitas (TU-02) ....................................................VII-22
7.6.26 Pompa Domestik (PU-13) .................................................VII-23
7.6.27 Deaerator (DE) ..................................................................VII-23
7.6.28 Pompa Deaerator (PU-15) .................................................VII-24
7.6.29 Ketel Uap (KU) .................................................................VII-24
7.7 Unit Pengolahan Limbah..............................................................VII-25
7.7.1 Bak Penampungan ...............................................................VII-27
7.7.2 Bak Pengendapan Awal ......................................................VII-28
7.7.3 Bak Netralisasi ....................................................................VII-28
7.7.4 Pengolahan Limbah dengan Sistem Activated Sludge ........VII-30
7.7.5 Tangki Sedimentasi .............................................................VII-33
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK .......................................... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ............................................................................... VIII-1
8.2 Tata Letak Pabrik ......................................................................... VIII-3
8.3 Perincian Luas Tanah ................................................................... VIII-4
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ....................... IX-1
9.1 Pengertian Organisasi dan Manjemen ............................................. IX-1
9.2 Bentuk Badan Usaha ....................................................................... IX-1
9.3 Bentuk Struktur Organisasi ............................................................. IX-2

Universitas Sumatera Utara


9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ............................ IX-8
9.5.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ............................... IX-1
9.5.2 Dewan Komisaris ................................................................... IX-4
9.5.3 Direktur .................................................................................. IX-4
9.5.4 Staf Ahli ................................................................................. IX-4
9.5.5 Sekretaris ................................................................................ IX-5
9.5.6 Manajer Teknik ...................................................................... IX-5
9.5.7 Manajer Produksi ................................................................... IX-5
9.5.8 Manajer Pemasaran ................................................................ IX-5
9.5.9 Manajer Keuangan ................................................................. IX-5
9.5.10 Manajer Personalia ............................................................... IX-5
9.5.11 Manajer Riset dan Pengembangan ....................................... IX-6
9.5.12 Kepala Bagian Teknik .......................................................... IX-6
9.5.13 Kepala Bagian Produksi ....................................................... IX-6
9.5.14 Kepala Bagian Pemasaran .................................................... IX-6
9.5.15 Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi ........................ IX-7
9.5.16 Kepala Bagian Personalia .................................................... IX-7
9.5.17 Kepala Bagian Riset dan Pengembangan ............................. IX-7
9.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ........................................................... IX-7
9.5.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja ...................... IX-8
9.5.2 Pengaturan Jam Kerja ............................................................ IX-9
9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja ......................................................... IX-10
BAB X EVALUASI EKONOMI ........................................................................ X-1
10.1 Modal Investasi .............................................................................. X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap/Fixed Capital Investment (FCI)........ X-1
10.1.2 Modal Kerja/Working Capital (WC) .................................... X-3
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ................................ X-4
10.2.1 Biaya Tetap (BT)/Fixed Cost (FC) ....................................... X-4
10.2.2 Biaya Variabel (BV)/Variable Cost (VC) ............................. X-4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ......................................................... X-5
10.4 Bonus Perusahaan .......................................................................... X-5
10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha............................................................ X-5

Universitas Sumatera Utara


10.6 Analisa Aspek Ekonomi ................................................................. X-5
10.6.1 Profit Margin (PM) ............................................................... X-5
10.6.2 Break Even Point (BEP)........................................................ X-6
10.6.3 Return On Investment (ROI) ................................................. X-6
10.6.4 Pay Out Time (POT) ............................................................. X-7
10.6.5 Return On Network (RON) ................................................... X-7
10.6.6 Internal Rate of Return (IRR) ............................................... X-7
BAB XI KESIMPULAN ..................................................................................... XI-1
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xvi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kebutuhan Asetanilida di Indonesia Berdasarkan Data Impor ............. I-2
Tabel 1.2 Perkiraan Kebutuhan Asetanilida
di Indonesia Berdasarkan Data Impor .................................................. I-2
Tabel 2.1 Perbandingan Proses Pembuatan Asetanilida ..................................... II-3
Tabel 3.1 Neraca Massa Reaktor (R-130).......................................................... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Evaporator (V-210) .................................................... III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa Kristalizer (H-220) ..................................................... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa Sentrifuse (H-230) ...................................................... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa Rotary Dryer (D-240) ................................................. III-2
Tabel 4.1 Neraca Panas Heater Anilin (F-110) .................................................. IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas Heater Asam Asetat (F-120) ....................................... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Panas Reaktor (R-130) .......................................................... IV-1
Tabel 4.4 Neraca Panas Evaporator (V-210) ..................................................... IV-2
Tabel 4.5 Neraca Panas Kristalizer (H-220) ...................................................... IV-2
Tabel 4.6 Neraca Panas Rotary Dryer (D-240) .................................................. IV-2
Tabel 4.7 Neraca Panas Blow Box (B-310) ....................................................... IV-3
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi Pada Pra Rancangan Pabrik Asetanilida ......... VI-5
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Sebagai Media Pemanas .........................................VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pada Alat .................................................VII-2
Tabel 7.3 Pemakaian Air untuk Berbagai Kebutuhan ......................................VII-4
Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Deli ...................................................................VII-4
Tabel 7.5 Kebutuhan Daya pada Unit Proses .................................................VII-11
Tabel 7.6 Kebutuhan Daya pada Unit Utilitas ................................................VII-12
Tabel 7.7 Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri .............................VII-26
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah ...................................................................... VIII-5
Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya ...................... IX-8
Tabel 9.2 Pembagian Kerja Shift Tiap Regu ................................................... IX-10
Tabel LA.1 Neraca Massa Reaktor (R-130)......................................................... LA-3
Tabel LA.2 Neraca Massa Menara Evaporator (V-210) ...................................... LA-5
Tabel LA.3 Neraca Massa Kristalizer (H-220) .................................................... LA-6

Universitas Sumatera Utara


Tabel LA.4 Neraca Massa Sentrifuse (H-230) ..................................................... LA-7
Tabel LA.5 Neraca Massa Rotary Dryer (D-240) ................................................ LA-9
Tabel LA.6 Komposisi Produk ........................................................................... LA-10
Tabel LB.1 Kapasitas Panas Gas ......................................................................... LB-1
Tabel LB.2 Kapasitas Panas Liquid ..................................................................... LB-1
Tabel LB.3 Kapasitas Panas Solid ....................................................................... LB-1
Tabel LB.4 Data Air Pendingin dan Steam yang Digunakan............................... LB-1
Tabel LB.5 Panas Masuk Heater Anilin (E-112) ................................................. LB-2
Tabel LB.6 Panas Keluar Heater Anilin (E-112) ................................................. LB-2
Tabel LB.7 Panas Masuk Heater Asam Asetat (E-122)....................................... LB-3
Tabel LB.8 Panas Keluar Heater Asam Asetat (E-122)....................................... LB-3
Tabel LB.9 Panas Reaksi Pembentukan [kJ/mol] ................................................ LB-4
Tabel LB.10 Panas Keluar Reaktor (M-130) ......................................................... LB-5
Tabel LB.11 Panas Keluar Evaporator (Produk Bawah) ....................................... LB-7
Tabel LB.12 Panas Keluar Evaporator (Uap) ........................................................ LB-7
Tabel LB.13 Panas Keluar Kristalizer (H-220) ..................................................... LB-8
Tabel LB.14 Nilai Panas Laten ............................................................................ LB-10
Tabel LB.15 Panas Keluar Uap Air ..................................................................... LB-10
Tabel LB.16 Panas Keluar Rotary Dryer (D-240) ............................................... LB-10
Tabel LB.17 Panas Keluar Blow Box (B-310) .................................................... LB-11
Tabel LC.1 Densitas Campuran Pada Reaktor ..................................................... LB-25
Tabel LC.2 Komposisi Bahan Masuk ke Tangki Pencampur .............................. LB-25
Tabel LC.3 Densitas Campuran Pada Pompa Reaktor......................................... LB-30
Tabel LC.4 Viskositas Campuran Pada Pompa Reaktor ...................................... LB-30
Tabel LC.5 Densitas Campuran Pada Evaporator................................................ LB-39
Tabel LC.6 Viskositas Campuran Pada Pompa Evaporator................................. LB-41
Tabel LC.7 Densitas Campuran Pada Pompa Evaporator ................................... LB-42
Tabel LC.8 Viskositas Campuran Pada Pompa Evaporator................................. LB-45
Tabel LC.9 Densitas Campuran Pada Pompa Evaporator ................................... LB-45
Tabel LC.10 Viskositas Campuran Pada Pompa Evaporator............................... LB-50
Tabel LC.11 Densitas Campuran Pada Pompa Evaporator ................................. LB-50
Tabel LC.12 Aliran Umpan Sentrifuse ................................................................ LB-53

Universitas Sumatera Utara


Tabel LC.13 Aliran Mother Liquor Sentrifuse .................................................... LB-53
Tabel LC.14 Aliran Produk Sentrifuse................................................................. LB-53
Tabel LC.15 Densitas Campuran Screw Conveyor Rotary Dryer ....................... LB-58
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan ............................................................... LE-1
Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ..................................................... LE-3
Tabel LE.3 Perkiraan Harga Peralatan Proses ..................................................... LE-5
Tabel LE.4 Perkiraan Harga Peralatan Utilitas .................................................... LE-6
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ................................................................ LE-9
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai ................................................................... LE-12
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ........................................................................ LE-13
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja .................................................................... LE-14
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU RI No. 17 Tahun 2000 .................... LE-16
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Sesuai UU RI No. 17 Tahun 2000 .. LE-16
Tabel LE.11 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ............................ LE-25

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok Diagram Proses Pembuatan Asetanilida dari Anilin


Dan Asam Asetat dengan Kapasitas Produksi 30.000 Ton/Tahun ... II-10
Gambar 6.1 Instrumentasi Tangki ......................................................................... VI-5
Gambar 6.2 Instrumentasi Pompa.......................................................................... VI-6
Gambar 6.3 Instrumentasi Heater .......................................................................... VI-6
Gambar 6.4 Instrumentasi Reaktor ........................................................................ VI-7
Gambar 6.5 Instrumentasi Evaporator ................................................................... VI-7
Gambar 6.6 Instrumentasi Kristalizer .................................................................... VI-8
Gambar 6.7 Instrumentasi Sentrifuse .................................................................... VI-8
Gambar 6.8 Instrumentasi Screw Conveyor .......................................................... VI-9
Gambar 6.9 Instrumentasi Rotary Dryer ............................................................... VI-9
Gambar 6.10 Instrumentasi Blow Box .................................................................... VI-9
Gambar 7.1 Pengolahan Air Limbah Pada Pabrik
Pembuatan Asetanilida .....................................................................VII-27
Gambar 7.1 Tangki Aerasi dan Tangki Sedimentasi pada Pengolahan Air Limbah
Pabrik Pembuatan Asetanilida .........................................................VII-32
Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik Pembuatan Asetanilida ...................................... VIII-4
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan
Pabrik Pembuatan Asetanilida ........................................................... IX-7
Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan
Tangki Pelarutan .............................................................................. LE-5
Gambar LE.2 Kurva Break Even Point Pabrik Asetanilida ................................ LE-24

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ......................................... LA-1


LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS .......................................... LB-1
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ......................... LC-1
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS ..... LD-1
LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ........................................ LE-1

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan dewasa ini tertuju pada terwujudnya sektor industri yang kuat
dan maju, sehingga mampu menunjang terciptanya perekonomian yang mandiri dan
handal. Kebijakan sektor industri yang meliputi arah dan tujuan pembangunan
industri, pengembangan industri dengan nilai tambah yang tinggi dan strategis,
makin memperdalam struktur industri secara efisien dan mampu bersaing dengan
industri luar negeri.
Pembangunan sektor industri ditujukan untuk meningkatkan industri yang
mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi bahan setengah jadi untuk
keperluan industri selanjutnya, dan menjadi bahan jadi yang mempunyai nilai
ekonomi yang lebih tinggi.
Peran sektor industri akan semakin meningkat, baik dalam jumlah produksi
maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena pembangunan
pada sektor industri ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional
dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan
daya tahan perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja dan kesempatan
usaha sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan berbagai sektor lainnya. Salah
satu contoh produk sektor industri adalah senyawa asetanilida.
Asetanilida memiliki beragam manfaat, baik sebagai bahan baku maupun
bahan penunjang industri kimia, seperti :
1. Sebagai bahan baku pembuatan obat–obatan seperti parasetamol (keperluan
analgesik dan antipretik), lidokain (keperluan anestesi), obat sulfa dan
penisilin
2. Bahan pembantu dalam industri cat dan karet
3. Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida
4. Sebagai inhibitor dalam industri peroksida
5. Sebagai stabilizer pada selulosa ester varnis seperti tinner
6. Sebagai pewarna buatan dan sebagai intermediet pada pembuatan pewarna
buatan. (Wikipedia, 2010)

I-1

Universitas Sumatera Utara


Saat ini kebutuhan asetanilida di Indonesia masih mengandalkan impor.
Dapat kita lihat melalui data impor asetanilida, dimana terus terjadi peningkatan nilai
impor asetanilida dari tahun ke tahun hingga tahun 2008 (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Kebutuhan Asetanilida di Indonesia Berdasarkan Data Impor


Tahun Ke Tahun Impor (kg)
1 2002 26.812.471
2 2003 24.086.030
3 2004 28.627.398
4 2005 31.188.370
5 2006 35.862.200
6 2007 39.765.100
7 2008 41.666.300
(Sumber : BPS, 2008)

Kapasitas produksi pada pra rancangan pabrik asetanilida ini adalah 30.000
ton/tahun, diharapkan sekitar 75% kebutuhan asetanilida domestik dapat dipenuhi.
Sehingga tidak hanya bergantung pada impor asetanilida.
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi asetanilida adalah anilin
dan asam asetat, yang ketersediaanya di Indonesia cukup memadai. Anilin dapat
diimpor dari Nanjing Linghao Chemical Trading Co.Ltd, Provinsi Jiangsu, China
dan/atau Shreya Aniline Industries Pvt.Ltd, Mumbai, India. Sedangkan asam asetat
dapat diperoleh dari PT. Multitrade Chemindo di daerah Lampung dan/atau PT. Indo
Acidatama Chemical di daerah Surakarta.
Sumber bahan baku merupakan hal penting dalam pemilihan lokasi pabrik.
Hal ini dapat mengurangi biaya transportasi dan biaya penyimpanan. Sedangkan
perkiraan kebutuhan asetanilida hingga tahun 2012 diperkirakan seperti yang tertera
pada Tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2 Perkiraan Kebutuhan Asetanilida di Indonesia Berdasarkan Data Impor


2009-2012
Tahun Impor (kg)
2009 43.567.500
2010 45.468.700
2011 47.369.900
2012 49.271.100

Universitas Sumatera Utara


Oleh karena itu, dalam menyongsong era industrialisasi yang merupakan
program pemerintah yang sangat penting dalam rangka proses alih teknologi dan
membuka lapangan pekerjaan yang baru serta untuk penghematan devisa negara dan
untuk merangsang pertumbuhan industri kimia yang lain, maka perlu dibangun
pabrik asetanilida untuk mencukupi kebutuhan asetanilida dalam negeri. Pendirian
pabrik asetanilida di Indonesia dapat dilakukan karena didukung oleh beberapa
alasan, antara lain :

1. Pabrik – pabrik industri kimia seperti pabrik cat, pabrik karet dan terutama pabrik
farmasi semakin berkembang yang memungkinkan kebutuhan akan asetanilida
semakin meningkat.
2. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor asetanilida dari negara lain, dengan
mendirikan pabrik asetanilida maka kebutuhan akan bahan ini dapat dipenuhi
sehingga dapat menghemat devisa negara
3. Dapat memberikan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat menyerap tenaga
kerja.
Keberadaan pabrik asetanilida ini diharapkan dapat menjadi pendorong dan
menggerakkan perkembangan industri-industri kimia yang menggunakan produk ini,
baik sebagai bahan baku utama maupun bahan baku penunjangnya.

1.2 Perumusan Masalah


Dengan minimnya produksi asetanilida domestik mengakibatkan kebutuhan
akan asetanilida sangat bergantung kepada impor sehingga hal ini mendorong untuk
dibuatnya suatu pra rancangan pabrik pembuatan asetanilida dari anilin dan asam
asetat dengan tujuan mencukupi kebutuhan asetanilida domestik.

1.3 Tujuan Perancangan


Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan asetanilida ini adalah
untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia khususnya di bidang perancangan,
proses dan operasi teknik kimia sehingga dapat memberikan gambaran kelayakan pra
rancangan pabrik pembuatan asetanilida dari anilin dan asam asetat.

Universitas Sumatera Utara


Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan asetanilida ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan asetanilida sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap impor asetanilida.

1.4 Manfaat Perancangan


Manfaat pra perancangan pabrik pembuatan asetanilida adalah memberikan
gambaran kelayakan dari segi rancangan dan ekonomi sehingga diharapkan akan
menjadi salah satu pendukung pertumbuhan industri di Indonesia juga memenuhi
kebutuhan asetanilida domestik.
Manfaat lain yang ingin dicapai adalah dapat meningkatkan devisa negara dan
dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan masalah pengangguran di
Indonesia yaitu, dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asetanilida
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang
digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih
(kristal) tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral
anhidrat. Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul
C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16 g/gmol. (Wikipedia, 2010)
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872
dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk
asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi
asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara
benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker
menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.

2.2 Proses Pembuatan Asetanilida


Ada beberapa proses pembuatan asetanilida antara lain :
1. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan anilin
2. Pembuatan asetanilida dari anilin dan asam asetat
3. Pembuatan asetanilida dari ketena dan anilin

2.2.1 Pembuatan Asetanilida dari Asam Asetat Anhidrid dan Anilin


Asetanilida dapat dihasilkan dari reaksi antara asam aseta anhidrid dan anilin.
Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad
berlebih 150 % dengan konversi 90% dan Yield 65%, direfluks dalam sebuah kolom
yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin yang tersisa kondisi operasi
temperatur reaksi 30-110oC.

2 C6H5NH2 (l) + ( CH2CO )2O (l) → 2 C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)


Anilin Asam Asetat Anhidrid Asetanilida Air

II - 1

Universitas Sumatera Utara


Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya
dengan pendinginan, sedangkan filtratnya di recycle kembali. Pemakaian asam asetat
anhidrad dapat diganti dengan asetil klorida. ( Kirk & Othmer, 1981 )

2.2.2 Pembuatan Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat


Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih
ekonomis jira dibandingkan dengan semua proses pembuatan asetanilida. Anilin dan
asam asetat direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.

C6H5NH2 (l) + CH3COOH (l) → C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)


Anilin Asam Asetat Asetanilida Air

Reaksi berlangsung selama 8 jam pada suhu 150oC-160oC dan tekanan 2,5
atm dengan yield mencapai 98 % dan konversi mencapai 99,5%. Produk dalam
keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer untuk membentuk
butiran (kristal) asetanilida. (Faith dkk, 1975)

2.2.3 Pembuatan Asetanilida dari Ketena dan Anilin


Ketena (gas) dicampur ke dalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan
akan menghasilkan asetanilida dengan konversi 90%. Ketena direaksikan dengan
anilin di dalam reaktor packed tube pada temperatur 400-625oC dan pada tekanan
2,5 atm.

C6H5NH2 (l) + H2C=C=O(g) → C6H5NHCOCH3 (s)


Anilin Ketena Asetanilida
( Kirk & Othmer, 1981 )

Universitas Sumatera Utara


2.3 Pemilihan Proses
Dari ketiga proses yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dilihat
perbandingan ketiga proses tersebut pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Perbandingan Proses Pembuatan Asetanilida


No. Parameter Proses Pembuatan Asetanilida
Asam asetat
Asam asetat (lokal), Ketena (impor),
1 Bahan Baku anhidrid (impor),
anilin (impor) anilin (impor)
anilin (impor)
T : 30-110oC T : 150-160oC T : 400-625oC
2 Kondisi Operasi
P : 1 atm P : 2,5 atm P : 2,5 atm
3 Konversi 90 % 99,5 % 90 %

Dari ketiga jenis proses pembuatan asetanilida, dipilih proses pembuatan


asetanilida dari asam asetat dan anilin, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Reaksi yang berlangsung relatif lebih sederhana
2. Konversi sebesar 99,5 % lebih tinggi daripada proses lainnya
3. Bahan baku yang digunakan lebih murah dan lebih cepat diperoleh karena
asam asetat sebagai bahan baku diproduksi di dalam negeri.

2.4. Spesifikasi, Sifat Fisis dan Kimia dari Bahan Baku dan Produk
2.4.1 Sifat Fisis dan Kimia
A. Bahan Baku
1. Anilin
Sifat – sifat fisis:
Rumus Molekul : C6H5NH2
Berat Molekul : 93,12 g/gmol
Titik Didih Normal : 184,4oC (1 atm) ; 221,793 oC (2,5 atm)
Wujud : Cair
Warna : Jernih (tidak berwarna)
Spesifik Graviti : 1,024 g/cm3
(Priyatmono, 2010)

Universitas Sumatera Utara


Sifat – sifat kimia :

1. Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer


menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.
2. Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada
tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa dipenilamin.
3. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan tekana 50 –
500 atm menghasilkan 80% sikloheksamin ( C6H11NH2 ). Sedangkan
hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel
menghasilkan 95% sikloheksamin.
C6H5NH2 + 3H2 →C6H11NH2

4. Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada suhu -20oC menghasilkan


mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu
0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol. (Priyatmono, 2010)

2. Asam Asetat
Sifat – sifat fisis:
Rumus Molekul : CH3COOH
Berat Molekul : 60,53 g/gmol
Titik Didih Normal : 117,9oC (1 atm) ; 151,606oC (2,5 atm)
Titik Leleh : 16,7 oC (1 atm)
Berat Jenis : 1,051 gr/ml
Wujud : Cair
Warna : Jernih (tidak berwarna)
(Priyatmono, 2010)
Sifat – sifat kimia:

1. Dengan alkohol menghasilkan proses esterifikasi


 R-OH + CH3COOH → CH3COOR + H2O
2. Pembentukan garam keasaman
 2 CH3COOH + Zn → (CH3COO)2Zn2+ + H
3. Konversi ke klorida – klorida asam
 3 CH3COOH + PCl3 → 3CH3COOCl + H3PO3

Universitas Sumatera Utara


4. Pembentukan ester
 CH3COOH + CH3CH2OH → H+ CH3COOC2H5 + H2O

(Priyatmono, 2010)

B. Produk
1. Asetetanilida
Sifat – sifat fisis:
Rumus Molekul : C6H5NHCOCH3
Berat Molekul : 135,16 g/gmol
Titik Didih Normal : 305oC (1 atm) ; 415,212oC (2,5 atm)
Berat Jenis : 1,21 gr/ml
Titik Kristalisasi : 113-60oC (1 atm)
Wujud : Padat
Warna : Putih
Bentuk : Butiran (kristal)
(Priyatmono, 2010)
Sifat – sifat kimia:
1. Pirolisa dari asetanilida menghasilkan N–diphenil urea, anilin, benzen dan
asam hidrosianik.
2. Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa,
hydrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam
kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.
3. Adisi sodium dlam larutan panas Asetanilida didalam xilena menghasilkan
C6H5NH2.
C6H5NHCOCH3 + HOH → C6H5NH2 + CH3COOH
(Priyatmono, 2010)

Universitas Sumatera Utara


2. Air
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18
Wujud : Cairan bening tak berwarna
Titik didih : 100oC (1 atm)
Titik leleh : 0 oC (1 atm)
Viskositas : 0.85 cp (pada 30oC)
Densitas : 0.995647 g/cm3 (pada 30oC)
(Priyatmono, 2010)
2.4.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
A. Spesifikasi Bahan Baku
1. Anilin
Bentuk : Cair
Bau : Khas
Warna : Jernih (tidak berwarna)
Densitas : 1,022 g/ml pada 20oC
Titik didih : 184oC (1 atm) ; 221,793oC (2,5 atm)

2. Asam asetat
Bentuk : Cair
Bau : Khas
Warna : Jernih (tidak berwarna)
Densitas : 1,051 g/ml
Titik didih : 117,9oC (1 atm) ; 150,606oC (2,5 atm)

Universitas Sumatera Utara


B. Spesifikasi Produk (Asetanilida)
Bentuk : Padatan / butiran / kristal
Warna : Putih
Densitas : 1,21 g/ml pada 20oC
Titik Didih : 305oC (1 atm) ; 415,212oC (2,5 atm)
Titik Beku : 114oC (1 atm)
Titik Kristalisasi :113-60oC (1 atm)
Kemurnian : Minimal 99,62 %
Impuritas : - Kandungan anilin maksimum 0,05 %
- Kandungan asam asetat maksimum 0,3 %
- Kandungan air maksimum 0,03%
(Priyatmono, 2010)

2.5 Deskripsi Proses


Proses pembuatan asetanilida dari hasil reaksi antara anilin dengan
asam asetat terdiri dari beberapa tahap operasi. Tahap ini terdiri dari : tahap
persiapan bahan baku, tahap reaksi, tahap pemisahan dan kristalisasi serta tahap
pemurnian.

2.5.1 Tahap Persiapan Bahan Baku


Bahan baku asetanilida adalah asam asetat dan anilin dengan fasa cair.
Masing-masing bahan baku disimpan di dalam tangki penyimpanan, terdapat
dua tangki penyimpanan (F-110 dan F-120) untuk memenuhi kebutuhan
produksi. Pada temperatur 30oC dan tekanan 1 atm bahan baku diumpankan
ke reaktor R-130. Sebelum memasuki reaktor R-130 asam asetat dan anilin
masing-masing dialirkan melalui pompa sentrifugal (L-111 dan L-121) untuk
menaikkan tekanan hingga 2,5 atm dan dipanaskan pada heater (E-112 dan E-
122) hingga suhu mencapai 150oC.

Universitas Sumatera Utara


2.5.2 Tahap Reaksi
Bahan baku yang telah dipanaskan disesuaikan kondisi operasinya
diumpankan ke reaktor R-130. Tipe reaktor yang digunakan adalah tipe
continues stirred tank reactor (CSTR) karena reaksi berlangsung pada fasa
cair, reaktor dilengkapi dengan pengaduk dan jaket pendingin.
Adapun fungsi dari pengaduk adalah untuk membuat seluruh umpan
yang masuk dapat bercampur dengan sempurna. Faktor tumbukan
dipengaruhi oleh sifat pencampuran pereaksi. Jika pereaksi-pereaksi tidak
saling melarutkan atau tidak dapat bercampur dengan sempurna maka
pengaduk sangat dibutuhkan. Sedangkan jaket pendingin yang digunakan
pada reaktor ini adalah sebagai penyerap panas, dan juga sebagai penstabil
suhu reaktor karena reaksi antara asam asetat dan anilin bersifat eksotermis.
Reaktor beroperasi pada suhu 150oC dan tekanan 2,5 atm (untuk
mempertahankan fasa cair) serta berlangsung selama 8 jam. Dalam Reaktor
R-130 ini asam asetat akan terkonversi menjadi asetanilida sebanyak 99,5%.
Produk keluaran reaktor R-130 yang terdiri dari asetanilida selanjutnya
diumpankan ke evaporator V-210.

2.5.3 Tahap Pemisahan dan Kristalisasi


Dari reaktor R-130, anilin, asam asetat, asetanilida dan air dialirkan ke
evaporator V-210 untuk mendapatkan konsentrasi asetanilida yang lebih baik
dengan cara menguapkan reaktan yang tersisa (anilin dan asam asetat) juga
untuk mengurangi kandungan air pada asetanilida. Kondisi operasi dari
evaporator V-210 adalah 225oC dan tekanan 2,5 atm, disesuaikan dengan
kondsisi bahan baku dan air, agar dapat menguap tanpa mempengaruhi
produk asetanilida.
Setelah melalui proses evaporasi, asetanilida, asam asetat, anilin dan
air dialirkan menuju pompa sentrifugal L-211 untuk mengembalikan tekanan
menjadi 1 atm dan selanjutnya ke kristalizer H-220 untuk dikristalkan.
Pembentukan butir-butir kristal asetanilida terjadi pada temperatur 60 oC,
yang merupakan temperatur terendah untuk pembentukan kristal asetanilida.
Untuk menjaga temperatur selama proses kristalisasi sedang berlangsung,

Universitas Sumatera Utara


digunakan jaket pendingin. Keluaran kristalizer akan berbetuk magma yang
merupakan kombinasi antara kristal asetanilida yang telah terbentuk dan
kandungan larutan induk yang tersisa (mother liquor). Selanjutnya asetanilida
diumpankan ke sentrifuse H-230.
Pada sentrifuse H-230, terjadi proses pemisahan mother liquor yang
merupakan sisa larutan induk paska proses kristalisasi dari kristal asetanilida
yang telah terbentuk. Jumlah mother liquor yang terpisah di buang ke unit
utilitas bagian wastewater treatment untuk diolah lebih lanjut.

2.5.4 Tahap Pemurnian dan Penyimpanan


Setelah kristal asetanilida dipisahkan dari mother liquor, kadar air
yang terkandung dalam produk masih cukup tinggi, sehingga kandungan air
tersebut harus dikurangi dengan bantuan rotary dryer D-240 . Media pemanas
yang digunakan adalah steam dengan temperatur masuk pada 250oC.
Selanjutnya produk dialirkan menuju blow box B-310 untuk menurunkan
panas produk dengan cara mengalirkan udara pendingin hingga panas produk
menurun menjadi 30oC. Ketika produk sudah memenuhi spesifikasi yang
diinginkan maka, produk dapat disimpan didalam silo F-320. Untuk kemudian
dapat dikemas, disimpan dalam gudang dan siap dipasarkan.

Universitas Sumatera Utara


Air
Pendingin
30oC
Dari 1 atm

Utilitas
Steam
250oC
1 atm

Asetanilida (l)
Anilin (l) 7 225oC
Asam Asetat (l) 1 atm
Air (l)

Kristalizer
H-220 Efisiensi
96%

Asetanilida (g) Asetanilida (s)


L-221 PS
Anilin (l)
Liquid 225oC
6
Anilin (g)
Asam Asetat (l)
2,5 atm Asam Asetat (g)
30oC Air (g) 60oC Air (l)
1 atm
8 Asetanilida (l)
1 atm 30oC
30oC
150oC
1 atm 2,5 atm
2,5 atm
Tangki Anilin 1 Pompa
Sentrifugal Heater 3
150oC
Anilin (l) L-111 Anilin (l) Anilin (l) 2,5 atm
F-110 E-112

30oC 150oC
Reaktor PS 5 Evaporator H-230 Sentrifuse
30oC Konversi L-131 Efisiensi
1 atm 2,5 atm Efisiensi
Tangki Asam 2,5 atm 99,5% 95%

Asetat
2 Pompa
Sentrifugal Heater 4 Asetanilida (l)
9
96%

Asam L-121 Asam Anilin (l)


Asam
Asetat (l) Asam Asetat (l) Asetanilida (s)
Asetat (l) Asetat (l)
F-120 Liquid E-122 R-130
Air (l)
V-210 60oC
10 Anilin (l)
30oC 1 atm
Asam Asetat (l) 12
Air (l)
1 atm Uap Air
30oC
1 atm
P-3 P-4
Screw Screw Blow Bucket
Conveyer
11 Rotary Dryer
Efisiensi
13
Conveyer
14
Box
15
Elevator
16
Silo
60oC 98% 100oC 100oC 30oC Asetanilida (s)
1 atm 1 atm 1 atm 1 atm Anilin (l)
Asetanilida (s) D-240 Asetanilida (s) J-241 Asetanilida (s) B-310 Asetanilida (s) J-312 Asam Asetat (l) F-320
Pompa
Sentrifugal J-231 Anilin (l) Anilin (l) Anilin (l) Anilin (l) Air (l)
Asam Asetat (l) Asam Asetat (l) Asam Asetat (l) Asam Asetat (l)
L-211 Air (l) Air (l) Air (l) Air (l)

Blower 30oC
1 atm
Udara Pendingin
G-311

Utilitas

Asetanilida (l)

Waste Water
Treatment

Gambar 2.1 Blok Diagram Proses Pembuatan Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat
dengan Kapasitas Produksi 30.000 Ton/ Tahun

Universitas Sumatera Utara


Air
Pendingin

Steam

Keterangan Gambar
Asetanilida (g)
Anilin (g) 6
Asam Asetat (g)
TC
Air (g)
F-110 = Tangki Anilin
FC
Anilin (l)
LI
3 F-120 = Tangki Asam Asetat
1

E-112
Anilin (l) L-111 = Pompa Anilin
Anilin (l) PC
F-110 L-111 L-121 = Pompa Asam Asetat
FC

E-112 = Heater Anilin


E-122 = Heater Asam Asetat
TC
TC 7
PC
Asetanilida (l)
FC Anilin (l)
Asam
LI
Asetat (l) 4
Asam Asetat (l)
Air (l)
L-211 TC R-130 = Reaktor
2
Asam
Asetat (l)
L-131 = Pompa Reaktor
Asam E-122
F-120 Asetat (l) L-121
PC
V-210 = Evaporator
PC
L-211 = Pompa Evaporator
H-220 L-221

Asetanilida (s)
H-220 = Kristalizer
FC
Anilin (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)
L-221 = Pompa Kristalizer
8

LC
Asetanilida (l)
L-221 H-230 = Sentrifuse
TC
V-210 TC
J-231 = Screw Conveyor Sentrifuse
Efisiensi
95%
D-240 = Rotary Dryer
LC 9 J-241 = Screw Conveyor Rotary Dryer
Asetanilida (l)
G-311 = Blower
R-130 FC
Efisiensi
96%
H-230 B-310 = Blow Box
Konversi
99,5%
Asetanilida (s)
Anilin (l)
10
12 J-312 Asetanilida (s) J-312 = Bucket Elevator
Asam Asetat (l) 16 Anilin (l)
5
Air (l) TC Asam Asetat (l)

Asetanilida (l)
Air (l) F-320 = Silo
Anilin (l)
Asam Asetat (l)
L-131 11

Asetanilida (s)
Air (l) Anilin (l)
FC Asetanilida (s) Asetanilida (s) Asam Asetat (l)
Anilin (l) 13 Anilin (l) Air (l)
J-231 Asam Asetat (l) D-240 Asam Asetat (l)
Air (l) Efisiensi Asetanilida (s) Air (l)
98% Anilin (l)
15
Asam Asetat (l) 14
Air (l)

FC TC B-310 F-320
J-241
G-311
Kondensat

Air Pendingin
Bekas
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
Wastewater
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Treatment
MEDAN

No Aliran (kg/jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 DIGRAM ALIR PRA-PERANCANGAN PABRIK PEMBUATAN


ASETANILIDA DARI ANILIN DAN ASAM ASETAT
1 C6H5NHCOCH (s ) - - - - - - - 3773.484 - 3773.484 3773.484 - 3773.484 3773.484 3773.484 3773.484
KAPASITAS PRODUKSI 30.000 TON/TAHUN
2 C6H5NH2 2864.66 - 2864.66 - 14.322 13.6059 0.7161 0.7161 - 0.7161 0.7161 - 0.7161 0.7161 0.7161 0.7161 Tanda
Skala : Tanpa Skala Tanggal
3 CH3COOH - 1848.168 - 1848.168 9.24 8.778 0.462 0.462 - 0.462 0.462 - 0.462 0.462 0.462 0.462 Tangan
4 H2O - - - - 551.6784 524.09448 27.58392 27.58392 - 27.58392 27.58392 27.03224 0.55168 0.55168 0.55168 0.55168 Nama: Lutfi Difi Rosta
Digambar
5 C6H5NHCOCH (l) - - - - 4137.588 206.875 3930.7086 157.2284 157.2284 - - - - - - - NIM : 060405015
Total (kg/jam) 2864.66 1848.168 2864.66 1848.168 4712.8284 753.35338 3959.4706 3959.4706 157.2284 3802.2422 3802.2422 27.03224 3775.2138 3775.2138 3775.2138 3775.2138 Diperiksa/ 1 . Nama : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia
NIP : 19530921 198103 2 003
Tekanan (atm) 1 1 2,5 2,5 2,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Disetujui
2 . Nama : Dr. Maulida, ST, MSc
Suhu (C) 30 30 150 150 150 225 225 60 60 60 60 100 100 100 30 30 NIP : 19700611 199702 2 001

Universitas Sumatera Utara


BAB III
NERACA MASSA

Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan asetanilida dari anilin
dan asam asetat dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun diuraikan sebagai
berikut:
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan berat : kilogram (kg)
Kapasitas produksi : 30.000 ton/tahun
Waktu operasi : 330 hari/tahun

3.1 Reaktor (R-130)


Tabel 3.1 Neraca Massa Reaktor (R-130)
Input Output
Komponen (kg/jam) (kg/jam)
Aliran 3 Aliran 4 Aliran 5
C6H5NHCOCH3 - - 4137,588
C6H5NH2 2864,6604 - 14,322

CH3COOH - 1848,168 9,24


H2O - - 551,6784
2864,6604 1848,168
Total 4712,8284
4712,8284

3.2 Evaporator (V-210)


Tabel 3.2 Neraca Massa Menara Evaporator (V-210)
Input
Output (kg/jam)
Komponen (kg/jam)
Aliran 5 Aliran 6 Aliran 7
C6H5NHCOCH3 4137,588 206,875 3930,7086
C6H5NH2 14,322 13,6059 0,7161

CH3COOH 9,24 8,778 0,462


H2O 551,6784 524,09448 27,58392
4712,8284 753,35338 3959,4706
Total
4712,8284 4712,8284

III - 1

Universitas Sumatera Utara


3.3 Kristalizer (H-220)
Tabel 3.3 Neraca Massa Kristalizer (H-220)

Alur Masuk Alur Keluar


Komponen (Kg/ jam) (Kg/ jam)
7 8
C6H5NHCOCH (s) 3930,7086 3773,484
C6H5NH2 0,7161 0,7161
CH3COOH 0,462 0,462
H2O 27,58392 27,58392
C6H5NHCOCH (l) - 157,2284
Total 3959,4706 3959,4706

3.4 Sentrifuse (H-230)


Tabel 3.4 Neraca Massa Sentrifuse (H-230)

Alur Masuk Alur Keluar


Komponen (Kg/ jam) (Kg/ jam)
8 9 10
C6H5NHCOCH (s) 3773,484 - 3773,484
C6H5NH2 0,7161 - 0,7161
CH3COOH 0,462 - 0,462
H2O 27,58392 - 27,58392
C6H5NHCOCH (l) 157,2284 157,2284 -
157,2284 3802,2422
Total 3959,4706
3959,4706

3.5 Rotary Dryer (D-240)


Tabel 3.5 Neraca Massa Rotary Dryer (D-240)

Alur Masuk Alur Keluar


Komponen (Kg/ jam) (Kg/ jam)
11 12 13
C6H5NHCOCH 3773,484 - 3773,484
C6H5NH2 0,7161 - 0,7161
CH3COOH 0,462 - 0,462
H2O 27,58392 27,03224 0,55168
27,03224 3775,2138
Total 3802,2422
3802,2422

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
NERACA PANAS

Basis perhitungan : 1 jam operasi


Satuan berat : kJ/ Jam
Temperatur basis : 25oC (298 K)

4.1 Heater Anilin (E-112)


Tabel 4.1 Neraca Panas Heater Anilin (F-110)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
40091,49165 -
Produk
- 1118730,664
Steam
1078639,173 -
Total
1118730,664 1118730,664

4.2 Heater Asam Asetat (E-122)


Tabel 4.2 Neraca Panas Heater Asam Asetat (F-120)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
24587,5906 -
Produk
- 524992,669
Steam
500405,0787 -
Total
524992,669 524992,669

4.3 Reaktor (R-130)


Tabel 4.3 Neraca Panas Reaktor (R-130)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
1643723,334 -
Produk
- 2071173,597
r x ΔHr
- 72071,2968
Air Pendingin
499521,5598 -
Total
2143244,894 2143244,894

IV - 1

Universitas Sumatera Utara


4.4 Evaporator (V-210)
Tabel 4.4 Neraca Panas Evaporator (V-210)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
2071173,597 -
Produk
- 3014597,085
Uap
- 1581286,078
Steam
2524709,566 -
Total
4595883,163 4595883,163

4.5 Kristalizer (H-220)


Tabel 4.5 Neraca Panas Kristalizer (H-220)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
3014597,085 -
Produk
- 21267,4134
Panas Kristalisasi
319507,16177 -
Air Pendingin
-2673822,51 -
Total
21267,4134 21267,4134

4.6 Rotary Dryer (D-240)


Tabel 4.6 Neraca Panas Rotary Dryer (D-240)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
21267,4134 -
Produk
- 3123,685541
Uap Air
65071,6656
Steam
46927,9377 -
Total
68195,3511 68195,3511

Universitas Sumatera Utara


4.6 Blow Box (B-310)
Tabel 4.7 Neraca Panas Blow Box (B-310)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan
3123,685541 -
Produk
- 192,8884374
Udara Pendingin
-2930.797104 -
Total
192,8884374 192,8884374

Universitas Sumatera Utara


BAB V
SPESIFIKASI ALAT

5.1 Tangki Penyimpanan Anilin (F-110)


Fungsi : Menyimpan anilin
Bentuk : Tangki silinder vertikal dengan alas datar dan tutup
ellipsoidal
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA – 240 Grade A
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2422,4983 m3
Kondisi Operasi :
- Temperatur : 30 0C
- Tekanan : 1 atm
Kondisi fisik :
- Silinder
- Diameter : 12,7162 m
- Tinggi : 20,13405 m
- Tebal : 2 in
- Tutup
- Diameter : 12,7162 m
- Tinggi : 3,17905 m
- Tebal : 2 in

5.2 Tangki Penyimpanan Asam Asetat (F-120)


Fungsi : Menyimpan asam asetat
Bentuk : Tangki silinder vertikal dengan alas datar dan tutup
ellipsoidal
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA – 240 Grade A
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1522,2279 m3
Kondisi Operasi :
- Temperatur : 30 0C

V-1

Universitas Sumatera Utara


- Tekanan : 1 atm
Kondisi fisik :
- Silinder
- Diameter : 10,8917 m
- Tinggi : 18,15256 m
- Tebal : 1 in
- Tutup
- Diameter : 10,8917 m
- Tinggi : 3,6305 m
- Tebal : 1 in

5.3 Pompa Anilin (L-111)


Fungsi : Memompa anilin dari tangki penyimpanan ke heater dan reaktor
juga untuk menaikkan tekanan dari 1 atm menjadi 2,5 atm
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 13,2 Hp

5.4 Pompa Asam Asetat (L-121)


Fungsi : Memompa asam asetat dari tangki penyimpanan ke heater dan
reaktor juga untuk menaikkan tekanan dari 1 atm menjadi 2,5 atm
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 8,5 Hp

5.5 Heater Anilin (E-112)


Fungsi : Menaikkan temperatur anilin sebelum dimasukkan ke
reaktor dari 30oC menjadi 150oC
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2864,6604 kg/jam
Diameter tube : 1 in

Universitas Sumatera Utara


Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 12 ft
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Jumlah tube : 55
Diameter shell : 17,25 in

5.6 Heater Asam Asetat (E-122)


Fungsi : Menaikkan temperatur asam asetat sebelum dimasukkan
ke reaktor dari 30oC menjadi 150oC
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1848,168 kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 12 ft
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Jumlah tube : 21
Diameter shell : 17,25 in

5.7 Reaktor (R-130)


Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembentukan asetanilida
Jenis : Reaktor tangki berpengaduk
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Kapasitas : 43,8403 m3
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : - Temperatur : 150°C
- Tekanan : 2,5 atm
Spesifikasi : a. Silinder
- Diameter : 5,31735 m
- Tinggi : 5,31735 m
- Tebal : 3/16 in

Universitas Sumatera Utara


b. Tutup
- Diameter : 5,31735 m
- Tinggi : 1,3293 m
- Tebal : 3/16 in
c. Jaket pendingin
- Diameter : 5,5713 m
- Tinggi : 5,31735 m
- Tebal : 3/16 in
d. Pengaduk
- Jenis : Six Blade Open Turbin
- Baffle : 4 buah
Daya motor : 0,5 hp

5.8 Pompa Reaktor (L-131)

Fungsi : Memompa campuran dari reaktor ke evaporator

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 0,5 Hp

5.9 Evaporator (V-210)


Fungsi : Mengurangi kandungan anilin dan asam asetat dalam
larutan asetanilida dengan cara memekatkan produk
pada suhu 225oC
Jenis : Long Tube Vertical Evaporator
Jumlah : 1 unit
Diameter luar tube (OD) : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Panjang tube (L) : 12 ft = 3,6576 m
Temperatur umpan masuk : 150oC

Universitas Sumatera Utara


Temperatur umpan keluar : 225oC
Temperatur steam masuk : 250 oC
Temperatur steam keluar : 250 oC
Tekanan : 2,5 atm

5.10 Pompa Evaporator (L-211)

Fungsi : Memompa campuran dari evaporator ke kristalizer dan


menurunkan tekanan dari 2,5 atm menjadi 1 atm

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 18,27 Hp

5.11 Kristalizer (H-220)


Fungsi : Tempat terbentuknya kristal asetanilida
Jenis : Continous Stired Tank Crystallizer (CSTC)
Kondisi operasi : T = 600C ; P = 1 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 1,256 m
- Tinggi : 1,785 m
- Tebal : ¼ in
Tutup
- Diameter : 1,19 m
- Tinggi : 0,314 m
- Tebal : ¼ in
Pemgaduk : six blade open turbine (turbin datar enam daun)
 Diameter pengaduk (Da) = 0,3768 m
 Lebar daun pengaduk (W) = 0,1256 m
 Tinggi pengaduk dari dasar (C) = 0,3768 m
 Panjang daun pengaduk (L) = 0,0785 m

Universitas Sumatera Utara


 Lebar baffle (J) = 0,0754 m
Daya motor : 0,75 Hp

5.12 Pompa Kristalizer (L-221)

Fungsi : Memompa campuran dari kristalizer ke sentrifuge

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 0,5 Hp

5.13 Sentrifuse (H-230)


Fungsi : Memisahkan kristal asetanilida dari mother liquornya.
Jenis : Solid Bowl Centrifuge
Kondisi Operasi : P = 1 atm ; T = 60oC
Kecepatan sudut = 1200 rpm
Diameter bowl (d) = 36 in = 0,9144 m
Daya motor = 30 hp = 22,38 Kw
Waktu tinggal = 3600 s (1 jam)

5.14 Screw Conveyor Sentrifuse (J-231)


Fungsi : Mengangkut bahan asetanilida padat menuju rotary dryer
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Kondisi operasi : Temperatur = 60°C
Tekanan = 1 atm
Jarak angkut : 10 m
Daya motor : 2 Hp

5.15 Rotary Dryer (D-240)


Fungsi : Mengurangi kadar air didalam asetanilida dengan cara
pengeringan pada suhu 100oC

Universitas Sumatera Utara


Jenis : Rotary Dryer
Kondisi Operasi : T = 100 °C ; P = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Volume : 8,0759 m3
Luas permukaan : 0,041 ft2
Panjang : 3,777 m
Diameter : 0,965 m
Putaran : 6 rpm
Daya motor : 2,2 Hp
Tube steam OD : 114 mm
Jumlah tube steam : 14

5.16 Screw Conveyor Rotary Dryer (J-241)


Fungsi : Mengangkut bahan asetanilida padat menuju blow box
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Kondisi operasi : Temperatur = 60°C
Tekanan = 1 atm
Jarak angkut : 10 m
Daya motor : 2 Hp

5.17 Blower (G-311)


Fungsi : Mengalirkan udara pendingin ke Blow Box
Jenis : Centrifugal Blower
Bahan kontruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Kondisi operasi : T = 30oC ; P = 1 atm
Daya motor : 0,25 Hp

5.18 Blow Box (B-310)


Fungsi : Untuk menurunkan temperetur padatan asetanilida dengan
cara mengontakkannya dengan udara pendingin yang berasal
dari blower

Universitas Sumatera Utara


Bentuk : Box vertikal dengan tutup datar bagian atas
Bahan kontruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi : T = 30oC ; P = 1 atm


Dimensi :
 Tinggi box = 2,13 m
 Panjang box = 3,195 m
 Lebar box = 3,195 m

5.19 Bucket Elevator (J-312)


Fungsi : mengangkut produk asetanilida ke silo
Jenis : Centrifugal-discharge spaced buckets
Kondisi operasi : Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Jarak angkut : 10 m
Daya motor : 0,6 Hp

5.20 Silo (F-320)


Fungsi : Tempat penyimpanan ptoduk asetanilida
Jenis : Tangki Silinder Vertical dengan Conical Bottom Head
Kondisi operasi : Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Tinggi silo : 15,489 m
Diameter silo : 5,1634 m
Tebal shell : 2 in

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 Instrumentasi
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan
yang ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,
spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan
faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan
lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang
disebut disturbance (gangguan) (Stephanopoulus, 1984). Adanya gangguan tersebut
menuntut penting dilakukannya pemantauan secara terus-menerus maupun
pengendalian terhadap jalannya operasi suatu pabrik kimia untuk menjamin
tercapainya tujuan operasional pabrik. Pengendalian atau pemantauan tersebut
dilaksanakan melalui penggunaan peralatan dan engineer (sebagai operator terhadap
peralatan tersebut) sehingga kedua unsur ini membentuk satu sistem kendali terhadap
pabrik.
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)
(Timmerhaus, 2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.

VI - 1

Universitas Sumatera Utara


2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel
lainnya.

Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari :


1. Elemen Perasa / sensing (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel
yang diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan
sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang
diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun
meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari
elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada
dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.

Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis


dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang
dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi
penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri
untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja
sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian
yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol.
Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha
secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (recorder).

Universitas Sumatera Utara


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah:
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses

Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set point.
2. Pressure Controller (PC)
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal
mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas
yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja:
Pressure Controller (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup
diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur
dan mendeteksi tekanan pada set point.
3. Flow Controller (FC)
Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran
fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.

Universitas Sumatera Utara


Prinsip kerja:
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan
discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan
valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran
pada set point.
4. Level Controller (LC)
Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan
dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan
cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan
mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja :
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui
valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan
pada set point.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:
 Kualitas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
 Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
 Sistem kerja lebih efisien
 Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat
Beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam perancangan pabrik
antara lain :
1. Tidak boleh terjadi konflik antar unit, di mana terdapat dua pengendali pada satu
aliran.
2. Penggunaan supervisory computer control untuk mengkoordinasikan tiap unit
pengendali.
3. Control valve yang digunakan sebagai elemen pengendali akhir memiliki opening
position 70 %.
4. Dilakukan pemasangan check valve pada pompa dengan tujuan untuk
menghindari fluida kembali ke aliran sebelumnya. Check valve yang dipasangkan
pada pipa tidak boleh lebih dari satu dalam one dependent line. Pemasangan
check valve diletakkan setelah pompa.

Universitas Sumatera Utara


5. Seluruh pompa yang digunakan dalam proses diletakkan di permukaan tanah
dengan pertimbangan syarat safety dari kebocoran.
6. Pada perpipaan yang dekat dengan alat utama dipasang flange dengan tujuan
untuk mempermudah pada saat maintenance.

Pada pra rancangan pabrik asetanilida, instrumentasi pada alat-alat yang


digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi Pada Pra Rancangan Pabrik Asetanilida
No. Nama Alat Instrumentasi
1. Tangki Level Indicator
2. Pompa Flow Controller
Temperature Controller
3. Heater
Pressure Controller
Temperature Controller
4. Reaktor Pressure Controller
Level Controller
Temperature Controller
5. Evaporator
Pressure Controller
6. Kristalizer Temperature Controller
Temperature Controller
7. Sentrifuse
Level Controller
8. Screw Conveyor Flow Controller
9. Rotary Dryer Temperature Controller
10. Blow Box Temperature Controller

Adapun instrumentasi yang digunakan pada pabrik pembuatan asetanilida


adalah:
1. Instrumentasi Tangki
Instrumentasi pada tangki penyimpanan berupa level indicator (LI) yang
berfungsi untuk menunjukkan tinggi cairan di dalam tangki

LI

Gambar 6.1 Instrumentasi Tangki

Universitas Sumatera Utara


2. Instrumentasi Pompa
Instrumentasi pada pompa mencakup flow controller (FC) yang berfungsi untuk
mengatur laju alir bahan dalam pipa dengan mengatur bukaan katup aliran bahan.
FC

Gambar 6.2 Instrumentasi Pompa

3. Instrumentasi Heater
Instrumentasi pada heater terdiri dari temperature controller (TC) dan pressure
controller (PC). Temperature controller (TC) berfungsi untuk mengontrol
temperatur. Pressure controller (PC) berfungsi untuk mengontrol tekanan.
Steam
TC

PC

Kondensat Bekas

Gambar 6.3 Instrumentasi Heater


4. Instrumentasi Reaktor
Instrumentasi pada reaktor terdiri dari temperature controller (TC), pressure
controller (PC) dan level controller (LC). Temperature controller (TC) berfungsi
untuk mengontrol temperatur dalam reaktor dengan mengatur bukaan katup air
pendingin. Pressure controller (PC) berfungsi untuk mengontrol tekanan dalam
reaktor. Level controller (LC) berfungsi untuk mengontrol tinggi cairan dalam
reaktor dengan mengatur bukaan katup aliran produk keluar reaktor.

Universitas Sumatera Utara


Air Pendingin

PC

TC

LC

Air Pendingin

Gambar 6.4 Instrumentasi Reaktor

5. Instrumentasi Evaporator
Instrumentasi pada evaporator terdiri dari temperature controller (TC) dan
pressure controller (PC). Temperature controller (TC) berfungsi untuk
mengontrol temperatur. Pressure controller (PC) berfungsi untuk mengontrol
tekanan.

Steam

TC PC

Gambar 6.5 Instrumentasi Evaporator


6. Instrumentasi Kristalizer
Instrumentasi pada kristalizer temperature controller (TC) yang berfungsi untuk
mengontrol temperatur.

Universitas Sumatera Utara


Air
Pendingin

TC

E-13

Gambar 6.6 Instrumentasi Kristalizer

7. Instrumentasi Sentrifuse
Instrumentasi pada sentrifuse terdiri dari temperature controller (TC) dan level
controller (LC). Temperature controller (TC) berfungsi untuk mengontrol
temperatur dalam sentrifuse dengan mengatur bukaan katup air pendingin. Level
controller (LC) berfungsi untuk mengontrol tinggi cairan dalam sentrifuse.

TC

LC

Gambar 6.6 Instrumentasi Sentrifuse

Universitas Sumatera Utara


8. Instrumentasi Screw Conveyor
Instrumentasi pada screw conveyor berupa flow controller (FC) yang berfungsi
untuk mengatur laju bahan pada screw conveyor dengan mengatur laju putaran
screw conveyor.

FC

Gambar 6.7 Instrumentasi Screw Conveyer

9. Instrumentasi Rotary Dryer


Instrumentasi pada rotary dryer berupa temperature controller (TC) yang
berfungsi untuk mengontrol temperatur dalam rotary dryer dengan mengatur
bukaan katup steam masuk.

TC

Steam

Gambar 6.9 Instrumentasi Rotary Dryer

10. Instrumentasi Blow Box


Instrumentasi pada blow box berupa temperature controller (TC) yang berfungsi
untuk mengontrol temperatur dalam blow box dengan mengatur bukaan udara
pendingin yang masuk dari blower.

TC

Udara Pendingin

. Gambar 6.10 Instrumentasi Blow Box

Universitas Sumatera Utara


6.2 Keselamatan Kerja Pabrik

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi


pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu.
Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan
kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.

Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan


kerja adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan
akan pentingnya usaha untuk menjamin keselamatan kerja. Usaha-usaha yang
dapat dilakukan antara lain:
- Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan
- Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan memberi sanksi
bagi karyawan yang tidak disiplin
- Membekali karyawan dengan keterampilan menggunakan peralatan secara benar
dan cara-cara mengatasi kecelakaan kerja

Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja,


Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang
Keselamatan Kerja pada tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat
keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja
para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin
dan suasana kerja yang menyenangkan.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk


menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Timmerhaus
2004) :

1. Penanganan dan pengangkutan bahan menggunakan manusia harus


seminimal mungkin.
2. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik.
3. Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas.
4. Setiap ruang gerak harus aman, bersih dan tidak licin .
5. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah

Universitas Sumatera Utara


kebakaran.
6. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya.
7. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.

6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Asetanilida

Pada pabrik pembuatan asetanilida, usaha-usaha pencegahan terhadap


bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut:

6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan


1. Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti
power station, laboratorium dan ruang proses.
2. Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire
station.
3. Fire hydrant ditempatkan di daerah storage, proses dan perkantoran.
4. Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api
yang relatif kecil.
5. Gas detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan
dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran
gas.
6. Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi
kebakaran melalui asapnya.

Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja


No. Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :
1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara
dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas:
a. Smoke detector adalah detector yang bekerja berdasarkan terjadinya
akumulasi asap dalam jumlah tertentu.
b. Gas detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan
konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang
mudah terbakar.

Universitas Sumatera Utara


c. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini
berupa:
 Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus
(audible alarm).
 Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh
pandangan mata secara jelas (visible alarm).

2. Panel Indikator Kebakaran


Panel indikator kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di ruang
operator.

Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik,


maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :

1. Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik.


2. Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam kebakaran
yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi, yaitu :
a. Instalasi pemadam dengan air
Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan berpijar seperti kayu, arang, kertas,
dan bahan berserat. Air ini dapat disemprotkan dalam bentuk kabut. Sebagai
sumber air, biasanya digunakan air tanah yang dialirkan melalui pipa-pipa
yang dipasang pada instalasi-instalasi tertentu di sekitar areal pabrik. Air
dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan instalasi
listrik tersendiri, sehingga tidak terganggu apabila listrik pada pabrik
dimatikan ketika kebakaran terjadi.
b. Instalasi pemadam dengan CO2
CO2 yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung gas
yang bertekanan yang disambung secara seri menuju nozzle-nozzle. Instalasi
ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti pada tempat
tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik.

Universitas Sumatera Utara


6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis

Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah :


1. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah
kemungkinan terguling atau terjatuh.
2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat
kegiatan karyawan.
3. Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan
pada atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila
diluar gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.
4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja
dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau
pembongkaran.
5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

6.3.3 Pencegahan Terhadap Bahaya Listrik

Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah sebagai


berikut :
1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian
sekring atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.
2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak
pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan
perbaikan.
3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu
lalu lintas pekerja.
4. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan
tinggi.
5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.
6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat
penangkal petir yang dibumikan.
7. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja
pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

Universitas Sumatera Utara


6.3.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini


adalah dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Fasilitas yang
diberikan berupa alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh setiap
karryawan selama berada di lokasi pabrik. Adapun alat pelindung diri yang
disediakan adalah sebagai berikut:
1. Pakaian kerja
Pakaian dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan asbes.
Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan keadaan badan
atas terbuka.
2. Helm
Helm digunakan untuk melindungi kepala dari percikan-percikan bahan kimia,
terutama apabila bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala,
maupun tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor.
3. Sarung tangan
Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka karyawan
diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
4. Masker
Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya
ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup.
5. Sepatu pengaman
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan panas.
Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya terjepit.
Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis pekerjaan
yang dilakukan.

6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik


Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat kecelakaan di lokasi
pabrik seperti terhirup gas beracun, luka terbakar, patah tulang dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII
UTILITAS

Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama dalam


memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan
prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kelangsungan operasi suatu pabrik.

Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan asetanilida adalah


sebagai berikut :

1. Kebutuhan uap (steam)


2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia
4. Kebutuhan listrik
5. Kebutuhan bahan bakar
6. Unit pengolahan limbah

7.1 Kebutuhan Uap (steam)


Total kebutuhan steam pada pabrik pembuatan asetanilida adalah sebesar
2403,4549 kg/jam, yang berasal dari empat alat yaitu : heater anilin (E-112), heater
asam asetat (E-122), evaporator (V-210) dan rotary dryer (D-240). Rincian
kebutuhan uap pada pabrik pembuatan asetanilida dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Sebagai Media Pemanas
Nama Alat Jumlah uap (kg/jam)
Heater Anilin (E-112) 629,0541
Heater Asam Asetat (E-122) 291,8324
Evaporator (V-210) 1472,3914
Rotary Dryer (D-240) 10,177
Total 2403,4549

Universitas Sumatera Utara


Tambahan, untuk faktor keamanan diambil sebesar 20 % dan faktor kebocoran
sebesar 10% (Perry, 1997)
Jadi total steam yang dibutuhkan :
= (1+(0,2+0,1)) x 2403,4549 kg/jam
= 1,3 x 2403,4549 kg/jam
= 3124,4914 kg/jam
Total steam yang berubah menjadi kondensat :
= 2403,4549 kg/jam
Diperkirakan 80 % kondensat yang dihasilkan dapat digunakan kembali, sehingga
Kondensat yang digunakan kembali :
= 80% x 2403,4549 kg/jam
= 1922,7639 kg/jam

7.2 Kebutuhan Air


Dalam proses produksi, air memegang peranan yang sangat penting, baik
untuk kebutuhan proses, kebutuhan domestik maupun kebutuhan laboratorium dan
pengolahan limbah. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan asetanilida adalah sebagai
berikut :
1. Kebutuhan air untuk ketel
Air untuk umpan ketel uap :
= 20% × Total steam yang berubah menjadi kondensat
= 20% × 2403,4549 kg/jam
= 480,69098 kg/jam
2. Kebutuhan air pendingin
Kebutuhan air pendingin pada keseluruhan pabrik pembuatan asetanilida
ditunjukkan pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pada Alat


Nama Alat Jumlah Air Pendingin
(kg/jam)
Reaktor (R-130) 306,092
Kristalizer (H-220) 1638,437
Total 1944,529

Universitas Sumatera Utara


Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara
pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi,
maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan,
drift loss, dan blowdown (Perry, 1997).
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan:
We = 0,00085 Wc (T2 – T1) (Pers. 12-10, Perry, 1997)
Di mana :
Wc = jumlah air pendingin yang diperlukan
T1 = temperatur air pendingin masuk = 20°C = 68 °F
T2 = temperatur air pendingin keluar = 50°C = 122°F

Maka :
We = 0,0085 x 1944,529 x (122-86)
= 595,0258 kg/jam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 – 0,2 % dari air pendingin yang masuk
ke menara air (Perry, 1997). Ditetapkan drift loss 0,2 %, maka:
Wd = 0,002 x 1944,529
= 3,889 kg/jam
Air yang hilang karena blowdown berrgantung pada jumlah siklus sirkulasi air
pendingin, biasanya antara 3-5 siklus (Perry, 1997). Ditetapkan 5 siklus, maka:
We
Wb  (Pers, 12-12, Perry, 1997)
S 1
595,0258
Wb 
5 1
= 148,7565 kg/jam
Sehingga total air tambahan yang diperlukan :
= We + Wd +Wb
= 595,0258 + 3,889 + 148,7565
= 747,67125 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


3. Air untuk berbagai kebutuhan
Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan
Kebutuhan Jumlah air (kg/jam)
Kantor 50
Laboratorium 100
Kantin dan tempat ibadah 150
Poliklinik 50
Total 350

Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah:


= air untuk ketel + air tambahan yang diperlukan + air untuk berbagai kebutuhan
= 480,69098 + 747,67125 + 350
= 1578,3622 kg/jam
Sumber air bagi pabrik pembuatan asetanilida ini diperoleh dari Sungai Deli, daerah
Labuhan, Sumatera Utara. Kualitas air Sungai Deli (Debit air sungai 12 m3/detik ),
berdasarkan data terakhir BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Ligkungan)
Provinsi Sumatera Utara, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Deli


Parameter Satuan Kadar
pH - 6,9
Suhu C ± 27,01
Nitrat (NO3-N) mg/L 1,065
Nitrit (NO2-N) mg/L 0,1187
Ammonia (NH3) mg/L 0,7366
Hidrogen Sulfida (H2S) mg/L 0,0952
Fenol (C6H5OH) mg/L 0.0737
Ortofosfat (PO4 3-) mg/L 1,026
Klorida (Cl-) mg/L 8,7
Sianida (CN) mg/L 0,0018
Sulfat (SO42-) mg/L 16
CaCO3 (CO32-) mg/L 87
Besi (Fe2+) mg/L 1,6282
Timbal (Pb2+) mg/L 1,142
Seng (Zn2+) mg/L 0,2006
Tembaga (Cu2+) mg/L 0,0323
Kadmium (Cd2+) mg/L 0,1125
Krom (Cr3+) mg/L 0,0513
Nikel (Ni2+) mg/L 0,1335
Kalsium (Ca2+ ) mg/L 43
Magnesium (Mg2+) mg/L 28
TDS (Total Dissolve Oxygen) mg/L 132,1665
DO (Dissolved Oxygen) mg/L 4,5065
TSS (Total Suspended Solid) mg/L 77,9174
COD (Chemical Oxygen Demand) mg/L 26,2144
BOD (Biological Oxygen Demand) mg/L 17,0561
TOC (Total Organic Carbon) mg/L 14,3404
MBAS (Detergen) mg/L 0,3252
Turbiditas NTU 50,61
(Sumber : BAPEDAL, 31 Desember 2008)

Universitas Sumatera Utara


Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan
air dibangun fasilitas penampungan air yang juga merupakan tempat pengolahan
awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang
terbawa bersama air yang akan digunakan. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi
pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya masing-masing.
Pengolahan air pada pabrik pembuatan asetanilida terdiri dari lima tahap, yaitu:
1. Screening
2. Sedimentasi
3. Klarifikasi
4. Demineralisasi
5. Deaerasi

7.2.1 Screening
Pengendapan merupakan pengolahan secara fisik dan tahap awal dari
pengolahan air. Pada screening, partikel-partikel padat yang besar akan tersaring
tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut
bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya.

7.2.2 Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat
partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada. Untuk menghilangkan
padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam
bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang tidak terlarut.

7.2.3 Klarifikasi
Air dari screening dialirkan ke dalam clarifier untuk melewati proses
klarifikasi. Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Pada
proses pengolahan air tahap klarifikasi terdiri dari koagulasi dan flokulasi. Koagulasi
adalah proses pengolahan air/ limbah cair dengan cara menstabilasi partikel –
partikel koloid untuk memfasilitasi pertumbuhan partikel selama flokulasi,
sedangkan flokulasi itu adalah proses pengolahan air dengan cara mengadakan
kontak diantara partikel – partikel koloid yang telah mengalami destabilisasi
sehingga ukuran partikel – partikel tersebut bertambah menjadi partikel - partikel
yang lebih besar (Kiely, 1997).

Universitas Sumatera Utara


Koagulasi/ flokulasi diperlukan untuk menghilangkan material pengotor pada
air yang berbentuk suspensi atau koloid. Koloid merupakan partikel – partikel
berdiameter sekitar 1 nm (10-7 cm) hingga 0,1 nm (10-8 cm). partikel – partikel ini
tidak dapat mengendap dalam periode waktu tertentu sehingga tidak dapat
dihilangkan dengan proses perlakuan fisika biasa. Dalam tahap klarifikasi Al2(SO4)3
(alum) digunakan sebagai koagulan
Turbiditas (kekeruhan) air Sungai Deli sebesar 50,61 NTU (BAPEDAL,
2008). Suatu koagulan dikatakan efektif, apabila mampu mengurangi nilai turbiditas
sebesar 50% (Wiley,1955). Dengan menggunakan koagulan tawas efisiensi
penyisihan turbiditas yang diperoleh adalah sebesar 93,54% (Utami,1991). Sehingga,
turbiditas akhir yang diperoleh menjadi sebesar 3,27 NTU.
Soda abu (Na2CO3) yang digunakan sebagai penetral pH dan koagulan
tambahan tidak diperlukan lagi, karena pH air Sungai Deli sudah mencapai pH netral
yaitu 6,9 (BAPEDAL, 2008) sesuai dengan baku mutu pH dari Kementrian
Lingkungan Hidup RI (Kementrian Negara Lingkungan Hidup,2010) yaitu sebesar 6-
9. Sedangkan untuk efisiensi penyisihan turbiditas, alum sudah menghasilkan
efisiensi penyisihan turbiditas yang tinggi yaitu 93,54%, jauh diatas 50%. sehingga
soda abu (Na2CO3) sebagai koagulan tambahan tidak diperlukan lagi.
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-
flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena pengaruh gaya grafitasi,
sedangkan air jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk
ke tangki utilitas (TU-01).

Perhitungan Al2(SO4)3 yang diperlukan :


Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang akan
diolah (Baumann, 1971).
Total kebutuhan air = 1578,3622 kg/jam
Pemakaian larutan Al2(SO4)3 = 50 ppm
Larutan Al2(SO4)3 yang dibutuhkan = 50.10-6 × 1578,3622 = 0,079 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


7.2.4 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas
dari garam-garam terlarut yang terdapat didalamnya. Untuk itu perlu dilakukan
proses demineralisasi. Alat demineralisasi terdiri atas penukar kation (cation
exchanger) dan penukar anion (anion exchanger).
1. Penukar Kation (Cation exchanger)
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation
Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang
digunakan bertipe gel dengan merek IRR–122 (Lorch, 1981).

Reaksi yang terjadi :


2H+R + Ca2+ → Ca2+R + 2H+
2H+R + Mg2+ → Mg2+R + 2H+
2H+R + Mn2+ → Mn2+R + 2H+
Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi :
Ca2+R + H2SO4 → CaSO4 + 2H+R
Mg2+R + H2SO4 → MgSO4 + 2H+R
Mn2+R + H2SO4 → MnSO4 + 2H+R
Perhitungan Kesadahan Kation
Air sungai Deli, Medan mengandung kation Ca2+, Mg2+, Fe2+, Pb2+, Cu2+, Zn2+, Cd2+,
Cr3+ dan Ni2+ masing-masing 43 ppm, 28 ppm, 1,6282 ppm, 1,142 ppm, 0,0323 ppm,
0,2006 ppm, 0,1125 ppm, 0,0513 dan 0,1335 ppm (Tabel 7.4).
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan kation = 3,3004 ppm / 17,1
= 4,2855 gr/gal

Kebutuhan tambahan ketel uap


= 480,69098 kg/jam
Jumlah air yang diolah
480,69098 kg/jam
= 3
 264,17 gal/m 3
995,904 kg/m
= 127,506 gal/jam
Kesadahan air

Universitas Sumatera Utara


= 4,2855 gr/gal × 127,506 gal/jam × 24 jam/hari
= 13114,289 gr/hari = 13,114 kg/hari

Perhitungan ukuran Cation exchanger


Jumlah air yang diolah = 127,506 gal/jam = 2,1251 gal/menit
Dari Tabel 12.4 Flynn (1979) diperoleh data-data berikut :
- Diameter penukar kation = 6 ft = 2 m
- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 13,114 kg/hari

Dari Tabel 12.2 Flynn (1979) diperoleh :


- Kapasitas resin = 20 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 6 lb H2SO4/ft3 resin
13,114 kg/hari
Jadi, kebutuhan resin = = 0,6557 ft3/hari
20 kg/ft 3
0,6557
Tinggi resin = = 0,2088 ft
3,14
Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4 Flynn, 1979)
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft × 3,14 ft2 = 7,85 ft3
7,85 ft 3  20 kg/ft 3
Waktu regenerasi = = 11,97 hari = 287,28 jam
13,114 kg/hari

6 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant H2SO4 = 13,114 kg/hari ×
20 kgr/ft 3
= 3,9342 lb/hari = 1,785 kg/hari

2. Penukar Anion (Anion Exchanger)


Penukar anion berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air
dengan ion hidroglikol dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA-410. Resin
ini merupakan kopolimer stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:
2ROH + SO42-  R2SO4 + 2OH-
ROH + Cl-  RCl + OH-

Universitas Sumatera Utara


Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:
R2SO4 + 2NaOH  Na2SO4 + 2ROH
RCl + NaOH  NaCl + ROH
Perhitungan Kesadahan Anion
Air sungai Deli mengandung Anion Cl-, SO42-, CO32-, NO3- , NO2-, PO43- dan CN-
masing-masing 8,7 ppm, 16 ppm, 87 ppm, 1,065 ppm, 0,1187 ppm, 1,026 ppm dan
0,0018 ppm (Tabel 7.4).
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan anion = 112,0018 ppm / 17,1
= 6,5498 gr/gal
Kebutuhan tambahan ketel uap
= 480,69098 kg/jam
Jumlah air yang diolah
480,69098 kg/jam
= 3
 264,17 gal/m 3
995,904 kg/m
= 127,506 gal/jam
Kesadahan air = 6,5498 gr/gal × 127,506 gal/jam × 24 jam/hari
= 20043,33 g/hari = 20,043 kg/hari

Ukuran Anion Exchanger


Jumlah air yang diolah = 127,506 gal/jam = 2,1251 gal/menit
Dari Tabel 12.4 Flynn (1979) diperoleh:
- Diameter penukar kation = 6 ft = 2 m
- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 20,043 kg/hari
Dari Tabel 12.7 Flynn (1979) diperoleh :
- Kapasitas resin = 12 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOH/ft3 resin
20,043 kg/hari
Jadi, kebutuhan resin = = 1,6703 ft3/hari
12 kgr/ft 3

Universitas Sumatera Utara


1,6703
Tinggi resin = = 0,532 ft
3,14
Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft (Tabel 12.4 Flynn, 1979)
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft × 3,14 ft2 = 7,85 ft3
7,85 ft 3  12 kgr/ft 3
Waktu regenerasi = = 4,69 hari = 112,79 jam
20,043 kgr/hari

5 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant NaOH = 20,043 kgr/hari ×
12 kgr/ft 3
= 8,351 lb/hari = 3,787 kg/hari

7.2.5 Deaerasi
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion
(ion exchanger) dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan hingga 90°C supaya gas-gas yang terlarut dalam air,
seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menimbulkan
suatu reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya bintik-bintik yang semakin menebal
dan menutupi permukaan pipa-pipa dan hal ini akan menyebabkan korosi pada pipa-
pipa ketel. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam
deaerator.
Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
softener dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah,
serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk
membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa
kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi
diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air yang keluar
merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum tanpa harus dimasak
terlebih dahulu.
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 350 kg/jam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %
Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air (Gordon, 1968)
Total kebutuhan Ca(ClO)2 = (2.10-6 x 350)/0,7 = 0,001 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


7.3 Kebutuhan Bahan Kimia
Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan asetanilida adalah sebagai
berikut:
1. Al2(SO4)3 (Alum) = 0,079 kg/jam
2. Ca(ClO)2 (Kaporit) = 0,001 kg/jam
3. H2SO4 = 1,785 kg/hari
4. NaOH = 3,787 kg/hari

7.4 Kebutuhan Listrik


Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut :
1. Unit proses, daya yang dibutuhkan pada unit proses sebesar 79,07 Hp dengan
rincian sebagai berikut :

Tabel 7.5 Kebutuhan Daya Pada Unit Proses


Nama Alat Kebutuhan Daya (Hp)
Pompa Anilin L-111 13,2
Pompa Asam Asetat L-121 8,5
Reaktor R-130 0,5
Pompa Reaktor L-131 0,5
Pompa Evaporator L-211 18,27
Kristalizer H-220 0,75
Pompa Kristalizer L-221 0,5
Sentrifuse H-230 30
Screw Conveyor Sentrifuse J-231 2
Rotary Dryer D-240 2,2
Screw Conveyor Rotary Dryer J-241 2
Blower G-311 0,25
Bucket Elevator J-312 0,6
Total Daya 79,27
1. Unit utilitas, daya yang dibutuhkan pada unit utilitas sebesar 1,9 Hp dengan
rincian sebagai berikut :

Tabel 7.6 Kebutuhan Daya Pada Unit Utilitas


Nama Alat Kebutuhan Daya (Hp)
Pompa Screening (PU-01) 0,25
Pompa Sedimentasi (PU-02) 0,25
Tangki Pelarutan Alum (TP-01) 0,5
Pompa Alum (PU-03) 0,25
Clarifier (CL) 0,25
Pompa Clarifier (PU-04) 0,25

Universitas Sumatera Utara


Pompa CE-01 (PU-05) 0,25
Tangki Pelarutan Asam Sulfat (TP-02) 0,25
Pompa Asam Sulfat (PU-08) 0,25
Pompa CE-02 (PU-09) 0,25
Tangki Pelarutan NaOH (TP-03) 0,25
Pompa NaOH (PU-10) 0,25
Pompa AE (PU-11) 0,25
Pompa Tangki Utilitas-01 (PU-06) 0,25
Pompa Menara Pendingin (PU-14) 0,25
Tangki Kaporit (TP-04) 0,25
Pompa Kaporit (PU-12) 0,25
Pompa Tangki Utilitas-01 (PU-07) 0,25
Pompa Domestik (PU-13) 0,25
Pompa Deaerator (PU-15) 0,5
Total Daya 21,25

3. Ruang kontrol dan laboratorium = 20,25 Hp


4. Penerangan dan kantor = 20,25 Hp
5. Bengkel = 25,25 Hp

Total kebutuhan listrik = 79,27 + 21,25 + 20,25 + 20,25 + 25,25


= 166,27 Hp × 0,7457 kW/Hp = 123,98 kW
Untuk cadangan 20% = (1+0,2) x 123,98 = 148,785 kW

Efisiensi generator 80 %, maka


Daya output generator = 148,785/ 0,8 = 185,98 kW = 186 kW
Untuk perancangan dipakai 2 unit generator diesel AC 200 kW, 220-240 Volt, 50
Hertz. (1 unit pakai dan 1 unit cadangan).

Universitas Sumatera Utara


7.5 Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik
(generator) adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai
bakar yang tinggi.

Keperluan Bahan Bakar Generator


Nilai bahan bakar solar = 19860 Btu/lbm (Perry, 1997)
Densitas bahan bakar solar = 0,89 kg/L (Perry, 1997)
Daya output generator = 186 kW
Daya generator yang dihasilkan
= 186 kW  (0,9478 Btu/det)/kW
= 176,2908 Btu/det  3600 det/jam
= 63464,88 Btu/jam
Jumlah bahan bakar
= (63464,88 Btu/jam) / (19860 Btu/lbm)
= 31,956 lbm/jam  0,45359 kg/lbm
= 14,49 kg/jam = 15 kg/jam
Kebutuhan solar
= (15 kg/jam) / (0,89 kg/ltr)
= 16,85 ltr/jam
Kebutuhan total solar untuk 2 generator = 33,7 ltr/jam
Keperluan Bahan bakar ketel uap
Uap yang dihasilkan ketel uap = 2403,4549 kg/jam kg/jam (Tabel 7.1)
Panas laten saturated steam (250C) = 1714,7 kJ/kg (Reklaitis, 1983)
Panas yang dibutuhkan ketel
= 2403,4549 kg/jam  1714,7 kJ/kg
= (4121204,117 kJ/jam) / (1,05506 kJ/Btu)
= 3906132,464 Btu/jam
Efisiensi ketel uap = 75 %
Panas yang harus disuplai ketel
= 3906132,464 Btu/jam / 0,75
= 5208176,618 Btu/jam

Universitas Sumatera Utara


Nilai bahan bakar solar = 19860 Btu/lb (Perry, 1997)

Jumlah bahan bakar


= (5208176,618 Btu/jam) / (19860 Btu/lbm)
= 262,245 lbm/jam  0,45359 kg/lbm
= 118,952 kg/jam

Kebutuhan solar
= (118,952 kg/jam) / (0,89 kg/ltr)
= 133,653 ltr/jam

Total kebutuhan solar


= 33,7 ltr/jam + 133,653 ltr/jam
= 167,353 ltr/jam

Universitas Sumatera Utara


7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas
7.6.1 Screening (SC)
Fungsi : Menyaring partikel-partikel padat yang besar
Jenis : Bar screen
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Stainless steel
Ukuran screening:
Panjang =2m
Lebar =2m
Ukuran bar:
Lebar = 5 mm
Tebal = 20 mm
Bar clear spacing = 20 mm
Slope = 30°
Jumlah bar = 50 unit

7.6.2 Pompa Screening (PU-01)


Fungsi : Memompa air dari sungai ke bak pengendapan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.3 Bak Sedimentasi (BS)


Fungsi : Mengendapkan lumpur yang terikut dengan air
Bentuk : Bak dengan permukaan persegi
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Panjang : 4 ft
Lebar : 4 ft

Universitas Sumatera Utara


Tinggi : 12 ft
Waktu tinggal : 8,85 menit

7.6.4 Pompa Sedimentasi (PU-02)


Fungsi : Memompa air dari bak pengendapan ke bak clarifier
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.5 Tangki Pelarutan Alum [Al2(SO4)3] (TP-01)


Fungsi : Membuat larutan alum [Al2(SO4)3]
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Diameter : 1,45 m
Tinggi : 2,17 m
Jenis pengaduk : Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 unit
Daya motor : 0,5 Hp

7.6.6 Pompa Alum (PU-03)


Fungsi : Memompa larutan alum dari tangki pelarutan alum ke
clarifier
Jenis : Pompa injeksi
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 0,25 Hp

Universitas Sumatera Utara


7.6.7 Clarifier (CL)
Fungsi : Memisahkan endapan (flok-flok) yang terbentuk
karena penambahan alum dan soda abu
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi operasi : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Diameter : 0,8322 m
Tinggi : 1,2483 m
Daya motor : 0,25 Hp
Waktu Tinggal : 1 jam

7.6.8 Pompa Clarifier (PU-05)


Fungsi : Memompa air dari clarifier ke sand filter
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.9 Tangki Utilitas (TU-01)


Fungsi : Menampung air untuk didistribusikan
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi operasi : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Diameter : 2,2968 m
Tinggi : 2,7562 m
Tebal dinding : 0,5 in

Universitas Sumatera Utara


7.6.10 Pompa Cation Exchanger – 01 (PU-05)
Fungsi : Memompa air dari TU -01 ke cation exchanger
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.11 Tangki Pelarutan H2SO4 (TP-02)


Fungsi : Membuat larutan asam sulfat.
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Plate Steel SA–167 tipe 304
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Diameter : 1,065 m
Tinggi : 1,421 m
Jenis pengaduk : Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 unit
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.12 Pompa H2SO4 (PU-08)


Fungsi : Memompa larutan asam sulfat dari tangki pelarutan
Asam sulfat ke penukar kation (cation exchanger)
Jenis : Pompa injeksi
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.13 Penukar Kation/ Cation Exchanger (CE)


Fungsi : Mengurangi kesadahan air
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C

Universitas Sumatera Utara


Kondisi penyimpanan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Resin yang digunakan : Amberlite IR-120
Silinder
- Diameter : 0,61 m
- Tinggi : 0,91 ft
- Tebal : 1/4 in
Tutup
- Diameter : 0,61 m
- Tinggi : 0,2 ft
- Tebal : 0,125 in

7.6.14 Pompa Cation Exchanger (PU-09)


Fungsi : Memompa air dari cation exchanger ke anion
exchanger
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.15 Tangki Pelarutan Natrium Hidroksida [NaOH] (TP-03)


Fungsi : Membuat larutan natrium hidroksida (NaOH)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 86,985 m3
Diameter : 1,49 m
Tinggi : 1,419 m
Jenis pengaduk : Flat 6 blade turbin impeller

Universitas Sumatera Utara


Jumlah baffle : 4 unit
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.16 Pompa NaOH (PU-10)


Fungsi : Memompa larutan natrium hidroksida dari tangki
pelarutan natrium hidroksida ke penukar anion
(anion exchanger)
Jenis : Pompa injeksi
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.17 Penukar Anion/ Anion Exchanger (AE)


Fungsi : Mengurangi kesadahan air
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi penyimpanan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Resin yang digunakan : Dowex 2
Silinder
- Diameter : 2,2 m
- Tinggi : 3,3 m
- Tebal : 11/2 in
Tutup
- Diameter : 7,2 m
- Tinggi : 1,8 m
- Tebal : 11/2 in

7.6.18 Pompa Anion Exchanger (PU-11)


Fungsi : Memompa air dari anion exchanger ke deaerator
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1

Universitas Sumatera Utara


Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.19 Pompa Tangki Utilitas (PU-06)


Fungsi : Memompa air dari tangki utilitas-01 ke water cooling
tower
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.20 Menara Pendingin Air/ Water Cooling Tower (CT)


Fungsi : Mendinginkan air pendingin bekas dari temperatur
35C menjadi 25C
Jenis : Mechanical Draft Cooling Tower
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–53 Grade B
Kondisi operasi :
Suhu air masuk menara = 35C = 95F
Suhu air keluar menara = 25C = 77F
Jumlah : 1 unit
Panjang : 6 ft
Lebar : 6 ft
Tinggi : 6 ft

7.6.21 Pompa Menara Pendingin Air (PU-14)


Fungsi : Memompa air pendingin dari menara pendingin air
untuk didistribusikan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

Universitas Sumatera Utara


7.6.22 Tangki Pelarutan Kaporit (TP-04)
Fungsi : Membuat larutan klorin
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Diameter : 0,3 m
Tinggi : 0,3 m
Jenis pengaduk : Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 unit
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.23 Pompa Kaporit (PU-12)


Fungsi : Memompa larutan kaporit dari tangki pelarutan
kaporit ke tangki utilitas-02
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.24 Pompa Tangki Utilitas (PU-07)


Fungsi : Memompa air dari tangki utilitas-01 ke tangki utilitas
2
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.25 Tangki Utilitas (TU-02)


Fungsi : Menampung air domestik sebelum didistribusikan
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Universitas Sumatera Utara


Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53 grade B
Kondisi operasi : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Diameter : 3,027 m
Tinggi : 7,451 m
Tebal dinding : 1,261 in

7.6.26 Pompa Domestik (PU-13)


Fungsi : Memompa air dari tangki utilitas -02 ke kebutuhan
domestik
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,25 Hp

7.6.27 Deaerator (DE)


Fungsi : Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air
umpan ketel
Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C
Kondisi operasi : Temperatur = 90C
Tekanan = 1 atm
Jumlah : 1 unit
Silinder
- Diameter : 2,8 m
- Tinggi : 4,2 m
- Tebal : 1 1/2 in
Tutup
- Diameter : 2,8 m
- Tinggi : 0,7 m
- Tebal : 1 1/2 in

Universitas Sumatera Utara


7.6.28 Pompa Deaerator (PU-15)
Fungsi : Memompa air dari deaerator ke ketel uap
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,5 Hp

7.6.29 Ketel Uap (KU)


Fungsi : Menyediakan uap untuk keperluan proses
Jenis : Ketel pipa air
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2403,4549 kg/jam
Panjang tube : 18 ft
Diameter tube : 1,5 in
Jumlah tube : 2 unit

Universitas Sumatera Utara


7.7 Unit Pengolahan Limbah
Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat atau
kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif,
produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown
beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary
wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip
pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-
pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution
prevention).

Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume


limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan
pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan
pencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah
ditetapkan. Demi kelestarian lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai
unit pengolahan limbah (Hidayat, 2008).

Pengontrolan air limbah (wastewater) haruslah dimulai dengan suatu


pengertian akan sumbernya dan efek yang terjadi dengan adanya polutan yang
terdapat didalamnya. Lalu dilanjutkan dengan langkah penganalisaan sumber
polutannya (Pohan, 2010). Pada pabrik pembuatan asetanilida, unit pengolahan
limbah dirancang untuk mengubah suatu kondisi air limbah yang merupakan
buangan dari berbagai proses menjadi kondisi yang dapat diterima oleh lingkungan
disekitarnya. Sehingga aman dan tidak mencemari lingkungan. Sumber-sumber
limbah cair pabrik pembuatan asetanilida ini meliputi :
1. Limbah proses seperti buangan uap evaporator (V-210), mother liquor dari alat
sentrifuse (H-230) dan uap air dari rotary dryer (D-240).
2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan
mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik.
3. Limbah domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar
mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah
cair.

Universitas Sumatera Utara


4. Limbah laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu
produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan
pengembangan proses.
Pengolahan limbah cair pada pabrik pembuatan asetanilida ini dilakukan
dengan menggunakan sistem activated sludge (sistem lumpur aktif), mengingat cara
ini dapat menghasilkan effluent dengan BOD yang lebih rendah (20 – 30 mg/l)
(Perry, 1997).

Tabel 7.7 Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri


No. Parameter Satuan Kadar Maksimum
1 pH - 6-9
2 TSS mg/L 150
3 BOD mg/L 50
4 COD mg/L 100
5 Sulfida mg/L 1
6 Amonia (NH3-N) mg/L 20
7 Fenol mg/L 1
8 Minyak & Lemak mg/L 15
9 MBAS mg/L 10
10 Kadmium mg/L 0,1
Krom Heksavalen mg/L 0,5
11
(CR6+)
12 Krom Total (Cr) mg/L 1
13 Tembaga (Cu) mg/L 2
14 Timbal (Pb) mg/L 1
15 Nikel (Ni) mg/L 0,5
16 Seng (Zn) mg/L 10
0,8 L/detil per Ha
Kuantitas Air Limbah
17 Lahan Kawasan
Maksimum
Terpakai

(Sumber : Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2010)

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan untuk Sistem Pengolahan Limbah
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik :
1. Pencucian peralatan pabrik dan limbah proses diperkirakan 120.000 liter/jam
2. Limbah domestik dan kantor
Diperkirakan air buangan tiap orang untuk :
- domestik = 10 ltr/hari (Metcalf & Eddy, 1991)
- kantor = 20 ltr/hari (Metcalf & Eddy, 1991)
Jadi, jumlah limbah domestik dan kantor
= 100 x (20 + 10) ltr/hari x 1 hari / 24 jam
= 125 ltr/jam
3. Laboratorium = 30 liter/jam
Total air buangan = 120.000 + 125 + 30
= 120.155 liter/jam = 120,155 m3/jam ≈ 121 m3/jam

Bak Tangki Bak Tangki Tangki


Penampungan Sedimentasi Netralisasi Aerasi Sedimentasi
Awal Akhir

Gambar 7.1 Pengolahan Air Limbah Pada Pabrik Pembuatan Asetanilida

7.7.1 Bak Penampungan


Bak Penampungan berfungsi untuk tempat menampung air buangan pabrik
asetanilida untuk sementara sebelum diolah lebih lanjut.
Laju volumetrik air buangan = 121 m3/jam
Waktu penampungan air buangan = 15 hari
Volume air buangan = 121 x 15 x 24 = 43560 m3
43560
Bak terisi 90 % maka volume bak = = 48400 m3
0,9
Jika digunakan 8 bak penampungan maka :
Volume 1 bak = 1/8 . 48400 m3
= 6050 m3

Universitas Sumatera Utara


Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 1,5 x lebar bak (l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l)

Maka : Volume bak = p x l x t


6050 m3 = 1,5l x l x l
l = 15,918 m
Jadi, panjang bak = 23,877 m
Lebar bak = 15,918 m
Tinggi bak = 15,918 m
Luas bak = 380,074 m2

7.7.2 Bak Pengendapan Awal


Bak pengendapan awal berfungsi untuk menghilangkan padatan dengan cara
pengendapan dan merupakan proses sedimentasi awal sebelum diolah dengan sistem
Activated Sludge (lumpur aktif).

Laju volumetrik air buangan = 121 m3/jam = 2904 m3/hari


Waktu tinggal air = 2 jam = 0,083 hari (Perry, 1997)
Volume bak (V) = 2904 m3/hari x 0,083 hari = 241,032 m3
241,032
Bak terisi 90  maka volume bak = = 267,813 m3
0,9
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 2 x lebar bak (l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l)
Maka: Volume bak = pxlxt
267,813 m3 = 2l x l x l
l = 5,116 m = 5,2 m
Jadi, panjang bak = 10,4 m
Lebar bak = 5,2 m
Tinggi bak = 3m
Luas bak = 54,08 m2

Universitas Sumatera Utara


7.7.3 Bak Netralisasi
Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan bahan yang
bersifat asam (acidic) ataupun basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum
dibuang kelingkungan. Netralisasi adalah penambahan basa (alkali) pada limbah
yang bersifat asam (Rahayu,2009). Netralisasi biasanya tidak dibutuhkan jika pH
sudah mencapai pH netral (7), netralisasi hanya dibutuhkan untuk mengubah pH
hingga mencapai nilai yang dapat diterima (Andrianjati, 2011).

Volume total limbah :


Diperkirakan volume total limbah setelah proses pengendapan awal adalah 71
m3/jam
Volume limbah = 71124 = 1704 m3/hari
1704
Bak terisi 90 % maka volume bak = = 1893,3333 m3/hari
0,9
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak, p = 2  lebar bak, l
- tinggi bak, t = 1,5 m
maka;
Volume bak = plt
1893,3333 m3 = 2l  l 1,5
l = 8,5776 m

Jadi, panjang bak = 17,1553 m


Lebar bak = 8,5776 m
Tinggi bak = 10,3688 m
Luas bak = 147,1513 m2

Menentukan kebutuhan Na2CO3 ;


Air buangan pabrik yang mengandung bahan organik diperkirakan
mempunyai pH 4-5, yang dipengaruhi oleh bahan baku yang bersifat asam (asam
asetat). Untuk menetralkan limbah diinjeksikan larutan soda abu (Na2CO3) agar
diperoleh pH netral. Kebutuhan Na2CO3 untuk menetralkan pH air limbah

Universitas Sumatera Utara


berdasarkan data pada Lab. Analisa FMIPA USU (1999) adalah 0,15 gr Na2CO3/ 30
ml air limbah yang bersifat asam.
Jumlah air buangan : 1893,3333 m3/hari = 1893,3333 L/hari
Kebutuhan Na2CO3 :
= (1893,3333 L/hari) x (15 mg/L) x (1 kg/ 106 mg) x (1 hari/ 24 jam)
= 0,0012 kg jam

7.7.4 Pengolahan Limbah dengan Sistem Activated Sludge (Lumpur Aktif)


Proses lumpur aktif merupakan proses aerobis di mana flok biologis (lumpur
yang mengandung biologis) tersuspensi di dalam campuran lumpur yang
mengandung O2. Biasanya mikroorganisme yang digunakan merupakan kultur
campuran. Flok biologis ini sendiri merupakan makanan bagi mikroorganisme ini
sehingga akan diresirkulasi kembali ke tangki aerasi.
Data:
Laju volumetrik (Q) air buangan = 51 m3/jam = 767.149,68 gal/hari
BOD5 (So) = 783 mg/l ( Beckart Environmental, Inc.,
2004)
Efisiensi (E) = 95 % (Metcalf & Eddy,
1991)
Koefisien cell yield (Y) = 0,8 mg VSS/mg BOD5 (Metcalf & Eddy,
1991)
Koefisien endogenous decay (Kd) = 0,025 hari-1 (Metcalf & Eddy,
1991)
Mixed Liquor Suspended Solid = 441 mg/l (Beckart Environmental, Inc.,
2004)
Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (X) = 353 mg/l
(Beckart Environmental, Inc., 2004)
Direncanakan:
Waktu tinggal sel (c) = 10 hari
1. Penentuan BOD Effluent (S)
So  S
E x100 (Metcalf & Eddy, 1991)
So

Universitas Sumatera Utara


95 = 783 – S x 100
783
S = 39,15 mg/l
2. Penentuan Volume Tangki Aerator (Vr)
θ c .Q.Y(So  S)
Vr  (Metcalf & Eddy, 1991)
X(1  k d .θ c )
(10 hari)(767. 149,68 gal/hari)( 0,8)(783  39,15)mg/l
Vr 
(353 mg/l)(1  0,025 x 10)
= 10.345.958,79 gal = 39.164,0186 m3

3. Penentuan Ukuran Tangki Aerasi


Direncanakan tinggi cairan dalam aerator = 14,57 m (Metcalf & Eddy, 1991)
Perbandingan lebar dan tinggi cairan = 1,5 : 1 (Metcalf & Eddy, 1991)
Jadi, lebar = 1,5 x 14,57 m = 21,855 m
Direncanakan digunakan 5 bak aerasi

Maka : Volume 1 bak = 1/5 . 39.164,0186 m3


= 7832,8037 m3
V=pxlxt
7832,8037 m3 = p x 21,855 m x 14,57 m
p = 24,5984 m
Faktor kelonggaran = 0,5 m di atas permukaan air (Metcalf & Eddy, 1991)

Jadi, ukuran tangki aerasi sebagai berikut:


Panjang = 24,5984 m
Lebar = 21,855 m
Tinggi = (14,57 + 0,5 )m = 15,07 m

Universitas Sumatera Utara


4. Penentuan Jumlah Flok yang Diresirkulasi (Qr)

Q Q + Qr Tangki Qe
Tangki
aerasi X sedimentasi Xe

Qw
Qr
Xr Qw'
Xr
Gambar 7.2 Tangki Aerasi dan Tangki Sedimentasi pada Pengolahan Air Limbah
Pabrik Pembuatan Asetanilida

Asumsi:
Qe = Q = 2.055.524,366 gal/hari
Xe = 0,001 X = 0,001 x 353 mg/l = 0,353 mg/l
Xr = 0,999 X = 0,999 x 353 mg/l = 352,647 mg/l
Px = Qw x Xr (Metcalf & Eddy, 1991)
Px = Yobs .Q.(So – S) (Metcalf & Eddy, 1991)
Y
Yobs  (Metcalf & Eddy, 1991)
1  k dθc

0,8
Yobs  = 0,64
1  (0,025).(1 0)
Px = (0,64).(2.055.524,366 gal/hari).(783–39,15 )mg/l
= 978.561.151,8 gal.mg/l.hari

Neraca massa pada tangki sedimentasi :


Akumulasi = jumlah massa masuk – jumlah massa keluar
0 = (Q + Qr)X – Qe Xe – Qw Xr
0 = QX + QrX – Q(0,001X) - Px

Universitas Sumatera Utara


QX(0,001  1)  Px
Qr 
X
(2.055.524 ,366)(353) (0,001  1)  978.561.15 1,8

353
= 718659,0671 gal/hari = 2720,4416 m3/hari
5. Penentuan Waktu Tinggal di Aerator ()
Vr 38.905,333
θ  = 14,3 hari
Q 2.720,4416

6. Penentuan Daya yang Dibutuhkan


Type aerator yang digunakan adalah surface aerator.
Kedalaman air = 14,57 m, dari Tabel 10-11, Metcalf & Eddy, 1991 diperoleh
daya aeratornya 50 Hp.

7.7.5 Tangki Sedimentasi


Fungsi : mengendapkan flok biologis dari tangki aerasi dan sebagian
diresirkulasi kembali ke tangki aerasi
Laju volumetrik air buangan = (2.055.524,366 + 718.659,0671) gal/hari
= 2.774.183,433 gal/hari = 10.501,5083 m3/hari
Diperkirakan kecepatan overflow maksimum = 33 m3/m2 hari (Perry, 1997)
Waktu tinggal air = 2 jam = 0,083 hari (Perry, 1997)
Volume tangki (V) = 10.501,5083 m3/hari x 0,083 hari = 871,625 m3
Luas tangki (A) = (10.501,5083 m3/hari) / (33 m3/m2 hari)
= 318,2275 m2
A = ¼  D2
D = (4A/)1/2
= (4 x 318,2275 / 3,14 )1/2 = 20,13 m
Kedalaman tangki, H = V/A = 871,625 / 318,2275 = 2,74 m.

Universitas Sumatera Utara


Kondensat Bekas

Air Pendingin Bekas

NaOH FC

PU-10 Steam
TP-03
FC
H2SO4

TP-02
PU-08
FC

FC

Al2(SO4)3
AE CT PU-14 KU
CE
TP-01 PU-03 FC
FC
FC
FC

DE
PU-05
FC
PU-09 PU-11 PU-15

FC PU-06
FC
TU-01 FC Kaporit
CL PU-07
FC PU-12 TP-04
FC PU-04

SC Air Pendingin
PU-01 PU-02

BS TU-02
FC

Domestik

PU-13

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


KETERANGAN :
FAKULTAS TEKNIK
AE = ANION EXCHANGER
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BS = BAK SEDIMENTASI
CE = CATION EXCHANGER MEDAN
CL = CLARIFIER
CT = WATER COOLING TOWER DIGRAM ALIR PENGOLAHAN AIR PABRIK PEMBUATAN
DE = DEAERATOR ASETANILIDA DARI ANILIN DAN ASAM ASETAT
KU = KETEL UAP KAPASITAS PRODUKSI 30.000 TON/TAHUN
PU = POMPA UTILITAS Tanda
SC = SCREENING Skala : Tanpa Skala Tanggal
Tangan
SF = SAND FILTER
TP = TANGKI PELARUTAN Digambar Nama: Lutfi Difi Rosta
TU = TANGKI UTILITAS NIM : 060405015

Diperiksa/ 1 . Nama : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia


NIP : 19530921 198103 2 003
Disetujui
2 . Nama : Dr. Maulida, ST, MSc
NIP : 19700611 199702 2 001

Universitas Sumatera Utara


BAB VIII
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan
pabrik yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah
peralatan dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang
dapat diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh
perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian.

8.1 Lokasi Pabrik


Secara geografis, penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan
serta kelangsungan dari suatu industri pada saat sekarang dan pada masa yang
akan datang karena berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari
pabrik yang didirikan. Pemilihan lokasi pabrik harus tepat berdasarkan
perhitungan biaya produksi dan distribusi yang minimal serta pertimbangan
sosiologi dan budaya masyarakat di sekitar lokasi pabrik (Timmerhaus,2004).
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Pembuatan Asetanilida
ini direncanakan berlokasi di Jl. Yos Sudarso KM 20, Kelurahan Martubung,
Kecamatan Medan Labuhan, Sumatera Utara.
Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah :
1. Bahan baku
Suatu pabrik sebaiknya berada di daerah yang dekat dengan sumber bahan
baku dan daerah pemasaran sehingga transportasi dapat berjalan dengan
lancar. Sumber bahan baku utama berupa anilin dan asam asetat. Anilin dapat
diimpor dari Nanjing Linghao Chemical Trading Co.Ltd, Provinsi Jiangsu,
China dan/atau Shreya Aniline Industries Pvt.Ltd, Mumbai, India. Sedangkan
asam asetat dapat diperoleh dari PT. Multitrade Chemindo di daerah
Lampung dan/atau PT. Indo Acidatama Chemical di daerah Surakarta.
2. Transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan
darat maupun laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini

Universitas Sumatera Utara


merupakan kawasan perluasan industri, yang dekat dengan sarana pelabuhan
Belawan. Selain itu, fasilitas transportasi darat dari industri ke tempat sekitar
juga sangat baik dan dekat dengan jalan tol.
3. Pemasaran
Kebutuhan asetanilida terus menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun
dengan semakin banyaknya industri kimia yang membutuhkan asetanilida
sehingga, pemasarannya tidak akan mengalami hambatan. Lokasi pendirian
pabrik dekat dengan pelabuhan Belawan sehingga produk dapat dipasarkan
baik dalam maupun luar negeri seperti ke Singapura dan Malaysia.
4. Kebutuhan air
Air yang digunakan diperoleh dari air Sungai Deli yang telah diolah
sebelumnya dengan menggunakan unit utilitas untuk selanjutnya digunakan
dalam keperluan proses dan kebutuhan lainnya (kantor, laboratorium,kantin
dan tempat ibadah serta poliklinik).
5. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah faktor
penunjang yang paling penting. Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah
menggunakan generator diesel yang bahan bakarnya diperoleh dari Pertamina.
Selain itu, kebutuhan tenaga listrik juga dapat diperoleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN) Medan.
6. Tenaga kerja
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para pencari
kerja. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai
tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
7. Biaya untuk tanah
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga
yang terjangkau.
8. Kondisi Iklim dan Cuaca
Seperti daerah lain di Indonesia, maka iklim di sekitar lokasi pabrik relatif
stabil. Pada setengah bulan pertama musim kemarau dan setengah bulan kedua
musim hujan. Walaupun demikian perbedaan suhu yang terjadi relatif kecil.

Universitas Sumatera Utara


9. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah sekitar memang dikhususkan
untuk daerah pembangunan industri.
10. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
kitosan karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka. Selain
itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan
keamanan masyarakat di sekitarnya.

8.2 Tata Letak Pabrik


Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan
yang efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan
baku menjadi produk.
Disain yang rasional harus memasukkan unsur lahan proses, storage
(persediaan) dan lahan alternatif (areal handling) dalam posisi yang efisien dan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut (Timmerhaus,2004):
a. Urutan proses produksi.
b. Pengembangan lokasi baru atau penambahan / perluasan lokasi yang belum
dikembangkan pada masa yang akan datang.
c. Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam proses, tenaga listrik dan
bahan baku
d. Pemeliharaan dan perbaikan.
e. Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan
kerja.
f. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya
yang memenuhi syarat.
g. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
h. Masalah pembuangan limbah cair.

Universitas Sumatera Utara


i. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya
diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa
keuntungan, seperti (Timmerhaus,2004) :
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi
material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah
perbaikan mesin dan peralatan yang rusak atau di-blowdown.
3. Mengurangi ongkos produksi.
4. Meningkatkan keselamatan kerja.
5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.

8.3 Perincian Luas Tanah


Pendirian pabrik pembuatan asetanilida ini direncanakan menggunakan
tanah berukuran 150 x 120 m. Luas areal tanah adalah 18000 m². Tata letak pabrik
dapat dilihat pada Gambar 8.1. Sedangkan rinciannya dapat dilihat pada Tabel 8.1
berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


TATA LETAK PABRIK

8
4

N
W E
S
22

5
21
SUNGAI

RAYA
7

JALAN
2 1

14
12 10
20 19 18 17 15 9 4 3

16 13 11

Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik Pembuatan Asetanilida

Universitas Sumatera Utara


Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah
No Nama Bangunan Luas (m2)
1 Pos Jaga 20
2 Rumah Timbangan 20
3 Parkir 152
4 Taman 4398
5 Area Bahan Baku 840
6 Ruang Kontrol 50
7 Area Proses 3310
8 Area Produk 1025
9 Perkantoran 240
10 Laboratorium 80
11 Poliklinik 40
12 Kantin 60
13 Ruang Ibadah 30
14 Gudang Peralatan 40
15 Bengkel 70
16 Unit Pemadam Kebakaran 40
17 Gudang Bahan 150
18 Unit Pengolahan Air 780
19 Pembangkit Uap 55
20 Pembangkit Listrik 110
21 Unit Pengolahan Limbah 634
22 Area Perluasan 1680
23 Jalan 1500
24 Areal Antar Bangunan, dan Lainnya 2676
Total 18000

Universitas Sumatera Utara


BAB IX
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

9.1 Pengertian Organisasi dan Manajemen


Masalah organisasi dan manajemen merupakan salah satu faktor yang
penting diperhatikan dalam suatu perusahaan karena akan menentukan
kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu perusahaan.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau cara yang
sistematis untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan organisasi merupakan
alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan. Kedua unsur ini merupakan unsur
yang tidak terpisahkan dalam menjalani operasional pabrik yang bersangkutan.

9.2 Bentuk Badan Usaha


Badan usaha adalah lembaga berbadan hukum tempat pengusaha
melaksanakan tugasnya, yaitu mengelola perusahaan secara teratur untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan status kepemilikannya, bentuk badan usaha di
Indonesia dapat dibedakan atas:
1. Perusahaan Perorangan
2. Persekutuan Firma
3. Persekutuan Komanditer (CV)
4. Perseroan Terbatas (PT)
5. Koperasi
6. Usaha Daerah
7. Perusahaan Negara
Bentuk badan usaha yang akan didirikan harus dipertimbangkan dengan
sebaik-baiknya agar tujuan pendirian pabrik dapat dipenuhi secara maksimal.

Tujuan utama dari pendirian pabrik pembuatan asetanilida ini adalah untuk
memperoleh keuntungan. Selain itu, untuk mendirikan suatu pabrik diperlukan
modal besar dan tenaga-tenaga yang ahli dan professional di dunia industri,
sehingga bentuk badan usaha yang cocok adalah bentuk Perseroan Terbatas (PT).

Universitas Sumatera Utara


Pemilihan bentuk badan usaha ini didasari atas pertimbangan-pertimbangan
berikut:
1. Mudah mendapatkan modal, yaitu dari bank maupun dengan menjual
saham perusahaan.
2. Adanya tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap
hutang perusahaan, sehingga pemegang saham hanya menderita kerugian
sebesar jumlah saham yang dimilikinya.
3. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin sebab kehilangan seorang
pemegang saham tidak begitu mempengaruhi jalannya perusahaan.
4. Terdapat efisiensi yang baik dalam kepemimpinan karena dalam
perusahaan yang berbentuk PT dipekerjakan tenaga-tenaga yang ahli pada
bidangnya masing-masing.
5. Adanya pemisahan antara pemilik dan pengurus, sehingga merupakan
faktor pendorong positif bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan
besar.

9.3 Bentuk Struktur Organisasi


Berdasarkan pola hubungan kerja dan wewenang serta tanggung jawab
maka struktur organisasi dapat dibedakan atas:
1. Bentuk struktur organisasi garis
2. Bentuk struktur organisasi fungsional
3. Bentuk struktur organisasi garis dan staf
4. Bentuk struktur organisasi fungsional dan staf
Bentuk struktur organisasi yang direncanakan untuk pabrik pembuatan
asetanilida ini adalah struktur organisasi garis dan staf. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Dapat digunakan oleh setiap organisasi yang bagaimanapun besar dan


kompleks susunan organisasi tersebut.
2. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah karena adanya pembagian
kewenangan dan kekuasaan serta tugas yang jelas dari pimpinan, staf dan
pelaksana sehingga koordinasi mudah dilaksanakan.
3. Pimpinan lebih cepat mengambil keputusan.

Universitas Sumatera Utara


4. Bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dari karyawan dapat
dikembangkan ke arah spesialisasinya.
5. Perintah berjalan dengan baik dan lancar dari atas ke bawah, sedangkan
tanggung jawab, nasihat dan saran, bergerak dari bawah ke atas.
Dalam organisasi garis dan staf, pimpinan atas tetap memegang posisi
komando, akan tetapi dilengkapi dan didampingi oleh departemen staf yang terdiri
dari ahli-ahli di berbagai bidang. Departemen staf memberi nasihat dan
pertimbangan kepada pimpinan atas dan tidak mempunyai wewenang memerintah
atau membuat keputusan langsung terhadap bagian atau departemen yang lebih
rendah dalam organisasi. Dengan demikian bentuk organisasi garis dan staf pada
dasarnya adalah bentuk organisasi yang melengkapi organisasi garis dengan
departemen-departemen beranggotakan staf ahli dalam berbagai bidang.

9.4 UraianTugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab


9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Pemegang kekuasaan tertinggi pada struktur organisasi garis dan staf
adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan minimal satu kali
dalam setahun. Bila ada sesuatu hal, RUPS dapat dilaksanakan secara mendadak
sesuai dengan jumlah forum. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, Dewan
Komisaris, dan Direktur.
Hak dan wewenang RUPS adalah sebagai berikut:
1. Meminta pertanggung-jawaban Dewan Komisaris dan Direktur lewat suatu
sidang.
2. Dengan musyawarah dapat mengganti Dewan Komisaris dan Direktur
serta mengesahkan anggota pemegang saham bila mengundurkan diri.
3. Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan,
dicadangkan, atau ditanamkan kemabali.

9.4.2 Dewan Komisaris


Dewan Komisaris dipilih RUPS untuk mewakili para pemegang saham
dalam mengawasi jalannya perusahaan. Dewan Komisaris ini bertanggung jawab
kepada RUPS. Tugas-tugas Dewan Komisaris adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Menentukan garis besar kebijaksanaan perusahaan.
2. Mengadakan rapat tahunan para pemegang saham.
3. Meminta laporan pertanggung-jawaban Direktur Utama secara berkala.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan
pelaksanaan tugas Direktur.

9.4.3 Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan
Komisaris. Adapun tugas-tugas Direktur adalah:
1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan
kebijaksanaan RUPS.
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.
4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian-
perjanjian dengan pihak ketiga.
5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang
bekerja pada perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Manajer Teknik dan


Produksi serta Manajer Umum dan Keuangan.

9.4.4 Staf Ahli


Staf ahli bertugas memberikan masukan, baik berupa saran, nasehat,
maupun pandangan terhadap segala aspek operasional perusahaan.

9.4.5 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh direktur untuk menangani masalah surat-menyurat
untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk
membantu direktur dalam menangani administrasi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


9.4.6 Manajer Teknik
Manajer Teknik bertanggung jawab langsung kepada Direktur. Tugasnya
mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah teknik baik
dilapangan maupun dikantor. Manajer Teknik dibantu oleh Kepala Teknik.

9.4.7 Manajer Produksi


Manajer Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Tugasnya mengkoordinir segala kegitan yang berhubungan dengan masalah
proses baik dibagian produksi maupun utilitas. Dalam menjalankan tugasnya
Manajer Produksi dibantu oleh Kepala Produksi.

9.4.8 Manajer Pemasaran


Manajer Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Tugasnya mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah
pemasaran. Dalam menjalankan tugasnya, Manajer Pemasaran dibantu oleh
Kepala Pemasaran.

9.4.9 Manajer Keuangan


Manajer Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur dalam
mengawasi dan mengatur keuangan. Dalam menjalankan tugasnya Manajer
Keuangan dibantu oleh Kepala Keuangan.

9.4.10 Manajer Personalia


Manajer Personalia bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
dalam mengawasi dan mengatur karyawan. Dalam melaksanakan tugasnya
Manajer Personalia dibantu oleh Kepala Personalia.

9.4.11 Manajer Riset dan Pengembangan


Manajer Riset dan Pengembangan bertanggung jawab kepada Direktur
Utama dalam hal pelaksanaan riset dan penelitian perusahaan serta rencana
pengembangan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya Manajer Riset dan
Pengembangan dibantu oleh Kepala Riset dan Pengembangan.

Universitas Sumatera Utara


9.4.12 Kepala Bagian Teknik
Tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:
1. Memimpin bagian teknik dan bertanggung jawab langsung kepada
Manajer Teknik.
2. Menyusun program perawatan dan pemeliharaan peralatan produksi.

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Bagian Teknik dibantu oleh empat


Kepala Seksi, yaitu seksi mesin, seksi listrik, seksi instrumentasi, serta seksi
pemeliharaan pabrik.

9.4.13 Kepala Bagian Produksi


Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.
Tugasnya adalah untuk mengkoordinir dan mengawasi semua kegiatan produksi
meliputi proses dan utilitas. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian
Pemasaran dibantu oleh dua Kepala Seksi, yaitu seksi promosi dan seksi
penjualan.

9.4.14 Kepala Bagian Pemasaran


Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada Manajer Pemasaran.
Kepala bagian ini bertugas dan bertanggung jawab dalam mengkoordinir segala
kegiatan penjualan dan promosi. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian
Pemasaran dibantu oleh dua Kepala Seksi, yaitu seksi promosi dan seksi
penjualan.

9.4.15 Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi


Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi bertanggung jawab kepada
Manajer Keuangan dan Administrasi. Kepala bagian ini bertugas dan bertanggung
jawab dalam administrasi dari semua kegiatan operasional pabrik serta
pembukuan dan pengaturan gaji pegawai. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala
Bagian Keuangan dan Administrasi dibantu oleh dua Kepala Seksi, yaitu seksi
akuntansi dan seksi administrasi.

Universitas Sumatera Utara


9.4.16 Kepala Bagian Personalia
Kepala Bagian Personalia bertanggung jawab kepada Manajer Personalia.
Tugasnya adalah untuk mengkoordinir kegiatan pabrik yang bersifat umum,
seperti perawatan kesehatan, transportasi, kebersihan, dan sarana pelayanan
lainnya, serta menangani urusan pegawai.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Personalia dibantu oleh
empat Kepala Seksi, yaitu Seksi kepegawaian, seksi humas, seksi kesehatan dan
seksi keamanan.

9.4. 17 Kepala Bagian Riset dan Pengembangan


Kepala Riset dan Pengembangan bertugas membantu Manajer Riset dan
Pengembangan dalam hal pengawasan segala kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan penelitian dan perencanaan pengembangan perusahaan
berdasarkan data yang diperoleh dari riset serta kualitas dari produk yang
dipasarkan. Kepala Bagian ini bertanggung jawab kepada Manajer Riset dan
Pengembangan dan dibantu oleh dua orang Kepala Seksi, yaitu seksi quality
assurance, dan seksi quality control.

9.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja


Jumlah tenaga kerja pada pabrik ini direncanakan sebanyak 100 orang.
Status tenaga kerja pada perusahaan in dibagi atas:
1. Tenaga kerja bulanan dengan pembanyaran gaji sebulan sekali.
2. Tenaga kerja harian dengan upah yang dibayar 2 minggu sekali.
3. Tenaga kerja honorer/kontrak dengan upah dibayar sesuai perjanjian
kontrak.

9.5.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja


Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, pabrik ini membutuhkan
susunan tenaga kerja seperti pada struktur organisasi. Adapun jumlah tenaga kerja
beserta tingkat pendidikan yang disyaratkan dapat dilihat pada tabel 9.1 berikut
ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya

Jabatan Jumla Pendidikan


h
Dewan Komisaris 3 Teknik Kimia/ Industri (S2)
Direktur 1 Teknik Kimia (S2)
Staf Ahli 3 Teknik Kimia/ Mesin/
Industri (S1)
Sekretaris 1 Sekretaris (D3)
Manajer Teknik dan Produksi 1 Teknik Kimia (S1)
Manajer Pemasaran dan Keuangan 1 Akuntansi / Manajemen (S1)
Manajer Personalia dan R & D 1 Hukum (S1)
Kepala Bagian Teknik 1 Teknik Mesin/ Elektro/ Kimia
(S1)
Kepala Bagian Produksi 1 Teknik Kimia (S1)
Kepala Bagian Personalia 1 Hukum (S1)
Kepala Bagian Keuangan dan 1 Ekonomi (S1)
Adminstrasi
Kepala Bagian Pemasaran 1 Manajemen (S1)
Kepala Bagian Riset dan 1 Teknik Kimia/Industri (S1)
Pengembangan
Kepala Seksi 15 Teknik Kimia/Ekonomi (S1)
Karyawan Produksi 20 STM/SMU/Politeknik
Karyawan Teknik 8 STM/SMU/Politeknik
Karyawan Personalia 5 SMEA/Politeknik
Karyawan Keuangan dan Administrasi 5 SMEA/Politeknik
Karyawan Pemasaran 6 SMEA/Politeknik
Karyawan Riset dan Pengembangan 5 STM/Politeknik
Petugas Keamanan 6 SMU/Pensiunan TNI/POLRI
Petugas Kebersihan 5 SMU/SLTP
Supir 8 SMU/STM

Jumlah 100

9.5.2 Pengaturan Jam Kerja


Pabrik pembuatan asetanilida ini direncanakan beroperasi 350 hari per
tahun secara kontinu 24 jam sehari. Berdasarkan pengaturan jam kerja, karyawan
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Karyawan non-shift, yaitu karyawan yang tidak berhubungan angsung
dengan proses produksi, misalnya bagian administrasi, bagian gudang, dan
lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


Jam kerja karyawan non-shift ditetapkan 38 jam per minggu dan jam kerja
selebihnya dianggap lembur. Perincian jam kerja non-shift adalah:
Senin-Kamis
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 23.00 WIB Waktu istirahat
- Pukul 13.00 – 16.00 WIB Waktu kerja
Jum’at
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB Waktu kerja
- Pukul 12.00 – 14.00 WIB Waktu istirahat
- Pukul 14.00 – 16.00 WIB Waktu kerja
Sabtu
- Pukul 08.00 – 12.00 WIB → Waktu kerja

2. Karyawan shift, yaitu karyawan yang berhubungan langsung dengan


proses produksi yang memerlukan pengawasan secara terus-menerus
selama 24 jam, misalnya bagian produksi, utilitas, kamar listrik (genset),
keamanan, dan lain-lain.
Perincian jam kerja shift adalah:
- Shift I : pukul 07.00 – 15.00 WIB
- Shift II : pukul 15.00 – 23.00 WIB
- Shift III : pukul 23.00 – 07.00 WIB
Hari Minggu dan hari libur lainnya, karyawan shift tetap bekerja seperti
biasa. Karyawan shift diberikan libur satu hari setiap tiga hari kerja. Untuk
itu karyawan shift dibagi dalam 4 regu dengan pengaturan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 9.2 Pembagian Kerja Shift Tiap Regu

Regu Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
- I I I - II II II - III III III - I
A
B I - II II II - III III III - I I I -
C II II - III III III - I I I - II II III
D III III III - I I I - II II II - III III

9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja


Besarnya gaji dan fasilitas kesejahteraan tenaga kerja tergantung pada
tingkat pendidikan, jumlah jam kerja dan resiko kerja. Untuk mendapatkan hasil
kerja yang maksimal dari setiap tenaga kerja diperlukan dukungan fasilitas yang
memadai. Fasilitas yang tersedia pada pabrik pembuatan asetanilida ini adalah:
1. Fasilitas cuti tahunan.
2. Tunjangan hari raya dan bonus.
3. Tunjangan kecelakaan kerja.
4. Tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga tenaga kerja yang
meninggal dunia, baik karena kecelakaan kerja maupun diluar pekerjaan.
5. Penyediaan sarana transportasi/bus karyawan.
6. Penyediaan tempat ibadah.
7. Pelayanan kesehatan secara cuma-cuma
8. Beasiswa kepada anak-anak karyawan yang berprestasi.

Universitas Sumatera Utara


STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PABRIK PEMBUATAN ASETANILIDA DARI ANILIN DAN ASAM ASETAT

RUPS
Keterangan:
Dewan Komisaris Garis Koordinasi
Garis Komando
Staf Ahli Direktur

Sekretaris

Manajer Personalia dan Riset & Pengembangan


Manajer Teknik dan Produksi Manajer Pemasaran dan Keuangan

Kepala Riset &


Kepala Teknik Kepala Produksi Kepala Pemasaran Kepala Keuangan Kepala Personalia Pengembangan

Kepala Kepala Kepala Kepala Seksi Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala
Seksi Seksi Seksi Pemeliharaan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Mesin Listrik Instrumentasi Pabrik Proses Utilitas Promosi Penjualan Akuntansi Administrasi Kepegawaian Humas Keamanan QA QC

Karyawan

Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan Asetanilida

Universitas Sumatera Utara


BAB X

ANALISA EKONOMI

Untuk mengevaluasi kelayakan berdirinya suatu pabrik dan tingkat


pendapatannya, maka dilakukan analisa perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu
juga dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil analisa
tersebut diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat diambil untuk pengarahan secara
tepat. Suatu rancangan pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi dalam
kondisi yang memberikan keuntungan.

Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan


layak tidaknya suatu pabrik didirikan dan besarnya tingkat pendapatan yang dapat
diterima dari segi ekonomi. Parameter-parameter tersebut antara lain:

1. Modal investasi / Capital Investment (CI)


2. Biaya produksi total / Total Cost (TC)
3. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
4. Titik impas / Break Even Point (BEP)
5. Laju pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6. Waktu pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
7. Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)

10.1 Modal Investasi


Modal investasi adalah seluruh modal untuk mendirikan pabrik dan mulai
menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Modal investasi terdiri dari:

10.1.1 Modal Investasi Tetap (MIT) / Fixed Capital Investment (FCI)


Modal investasi tetap adalah modal yang diperlukan untuk menyediakan segala
peralatan dan fasilitas manufaktur pabrik. Modal investasi tetap ini terdiri dari:

1. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL) / Direct Fixed Capital Investment (DFCI),
yaitu modal yang diperlukan untuk mendirikan bangunan pabrik, membeli dan

Universitas Sumatera Utara


memasang mesin, peralatan proses, dan peralatan pendukung yang diperlukan untuk
operasi pabrik. Modal investasi tetap langsung ini meliputi:
- Modal untuk tanah
- Modal untuk bangunan dan sarana
- Modal untuk peralatan proses
- Modal untuk peralatan utilitas
- Modal untuk instrumentasi dan alat kontrol
- Modal untuk perpipaan
- Modal untuk instalasi listrik
- Modal untuk insulasi
- Modal untuk investaris kantor
- Modal untuk perlengkapan kebakaran dan keamanan
- Modal untuk sarana transportasi
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung, MITL
sebesar Rp 2.389.742.672.352,-

2. Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL) / Indirect Fixed Capital Investment
(IFCI), yaitu modal yang diperlukan pada saat pendirian pabrik (construction
overhead) dan semua komponen pabrik yang tidak berhubungan secara langsung
dengan operasi proses. Modal investasi tetap tak langsung ini meliputi:
- Modal untuk pra-investasi
- Modal untuk engineering dan supervisi
- Modal biaya legalitas
- Modal biaya kontraktor (contractor’s fee)
- Modal untuk biaya tak terduga (contigencies)
Dari perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak langsung, MITTL
sebesar Rp 1.435.810.562.785,-
Maka total modal investasi tetap,
MIT = MITL + MITTL
= Rp 2.389.742.672.352,- + Rp 1.435.810.562.785,-
= Rp 3.825.553.235.137,-

Universitas Sumatera Utara


10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC)
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai usaha sampai mampu
menarik keuntungan dari hasil penjualan dan memutar keuangannya. Jangka waktu
pengadaan biasanya antara 3 – 4 bulan, tergantung pada cepat atau lambatnya hasil
produksi yang diterima. Dalam perancangan ini jangka waktu pengadaan modal kerja
diambil 3 bulan. Modal kerja ini meliputi:
- Modal untuk biaya bahan baku proses dan utilitas
- Modal untuk kas
Kas merupakan cadangan yang digunakan untuk kelancaran operasi dan jumlahnya
tergantung pada jenis usaha. Alokasi kas meliputi gaji pegawai, biaya administrasi
umum dan pemasaran, pajak, dan biaya lainnya.
- Modal untuk mulai beroperasi (start-up)
- Modal untuk piutang dagang
Piutang dagang adalah biaya yang harus dibayar sesuai dengan nilai penjualan yang
dikreditkan. Besarnya dihitung berdasarkan lamanya kredit dan nilai jual tiap satuan
produk.
Rumus yang digunakan:
IP
PD   HPT
12
Dengan: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu yang diberikan (3 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal kerja sebesar

Rp 274.698.256.351,-

Maka, total modal investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja


= Rp 3.825.553.235.137,- + Rp 1.819.650.450.508,-
= Rp 5.645.203.685.644,-
Modal investasi berasal dari :
- Modal sendiri/saham-saham sebanyak 60  dari modal investasi total
Modal sendiri adalah Rp 3.387.122.211.386,-
- Pinjaman dari bank sebanyak 40  dari modal investai total
Pinjaman bank adalah Rp 2.258.081.474.258,-

Universitas Sumatera Utara


10.2 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC)
Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik
beroperasi. Biaya produksi total meliputi:

10.2.1 Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)


Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi,
meliputi:

- Gaji tetap karyawan


- Bunga pinjaman bank
- Depresiasi dan amortisasi
- Biaya perawatan tetap
- Biaya tambahan industri
- Biaya administrasi umum
- Biaya pemasaran dan distribusi
- Biaya laboratorium, penelitian dan pengembangan
- Biaya hak paten dan royalti
- Biaya asuransi
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap (FC) adalah sebesar
Rp 2.095.194.130.071,-

10.2.2 Biaya Variabel (BV) / Variable Cost (VC)


Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya
variabel meliputi:

- Biaya bahan baku proses dan utilitas


- Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan lingkungan,
pemasaran dan distribusi.
- Biaya variabel lainnya
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel (VC) adalah sebesar
Rp 348.169.872.465,-

Universitas Sumatera Utara


Maka, biaya produksi total, = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC)
= Rp 2.095.194.130.071,- + Rp 348.169.872.465,-
= Rp 2.443.363.052.800,-

10.3 Total Penjualan (Total Sales)


Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk asetanilida yang merupakan
produk tunggal yaitu sebesar Rp 5.082.947.860.320,- .Maka laba atas penjualan adalah
sebesar Rp 2.639.584.807.520,-.

10.4 Bonus Perusahaan


Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan kitosan, maka perusahaan
memberikan bonus 1 % dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar Rp 26.395.848.075,-

10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha


Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh:

1. Laba sebelum pajak (bruto) = Rp 2.613.188.959.445,-


2. Pajak penghasilan (PPh) = Rp 783.939.187.834,-
3. Laba setelah pajak (netto) = Rp 1.829.249.771.612,-

10.6 Analisa Aspek Ekonomi


10.6.1 Profit Margin (PM)
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak
penghasilan PPh terhadap total penjualan.

Laba sebelum pajak


PM =  100 
total penjualan
PM = Rp 2.613.188.959.445,- x 100%
Rp 5.082.947.860.320,-

= 51,41 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 51,41 %, maka pra rancangan
pabrik ini memberikan keuntungan.

Universitas Sumatera Utara


10.6.2 Break Even Point (BEP)
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung
dan tidak rugi.
Biaya Tetap
BEP =  100 
Total Penjualan  Biaya Variabel

Rp 2.095.194.130.071,- x 100%
BEP =
Rp 5.082.947.860.320,- – Rp 348.168.922.728,-

44,25 %
=
Kapasitas produksi pada titik BEP = 44,25 %  30.000 ton/tahun
= 13.275,3450 ton/tahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 44,25 % x Rp 5.082.947.860.320,-
= Rp 2.249.262.882.338,-
Dari data feasibilities, (Timmerhaus, 2004) :
- BEP  50 , pabrik layak (feasible)
- BEP  70 , pabrik kurang layak (infeasible).
Dari perhitungan diperoleh BEP = 44,25 %, maka pra rancangan pabrik ini layak.

10.6.3 Return on Investment (ROI)


Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun
dari penghasilan bersih.
Laba setelah pajak
ROI =  100 
Total Modal Investasi

= Rp 1.829.249.771.612,-_ x 100%
ROI Rp 5.645.203.685.644,-

= 32,40 %
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total
dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:

 ROI  15  resiko pengembalian modal rendah.


 15  ROI  45  resiko pengembalian modal rata-rata.

Universitas Sumatera Utara


 ROI  45  resiko pengembalian modal tinggi.

Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 32,40 %, sehingga pabrik yang
akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.

10.6.4 Pay Out Time (POT)


Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian
modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih
setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun.

POT == 11 xx11tahun
tahun
1,8043
0,3240
= 3,09 tahun
= 0,554 tahun
Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 3
tahun operasi.

10.6.5 Return on Network (RON)


Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal
sendiri.
Laba setelah pajak
RON =  100 
Modal sendiri

RON = Rp 1.829.249.771.612,- x 100%


Rp 3.387.122.211.386,-

= 54,01 %
10.6.6 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan
rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan
menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik
dianggap rugi.
Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 36,10 , sehingga pabrik akan
menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank saat ini sebesar 15% (Bank Mandiri,
2011).

Universitas Sumatera Utara


BAB XI
KESIMPULAN

Hasil analisa perhitungan pada pra rancangan pabrik pembuatan asetanlida dari
anilin dan asam asetat dengan kapasitas 30.000 ton/tahun diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Kapasitas rancangan pabrik asetanilida direncanakan 30.000 ton/tahun.
2. Bentuk hukum perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT).
3. Bentuk organisasi yang direncanakan adalah organisasi sistem garis dan staf dengan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 100 orang.
4. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di Jl. Yos Sudarso KM 20, Kelurahan
Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, dengan luas tanah 18.000 m2.
5. Analisa ekonomi :
Modal Investasi : Rp 3.825.553.235.137,-
Biaya Produksi per tahun : Rp 2.443.363.052.800,-
Hasil Jual Produk per tahun : Rp 5.082.947.860.320,-
Laba Bersih per tahun : Rp 1.829.249.771.612,-
Profit Margin : 51,41 %
Break Event Point : 44,25 %
Return of Investment : 32,40 %
Pay Out Time : 3,09 tahun
Return on Network : 54,01 %
Internal Rate of Return : 36,10 
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan
asetanilida ini layak untuk didirikan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Acmad, Hiskia. 2001. Elektro Kimia dan Kinetika Kimia. Penerbit PT. Citra Aditya
Bakti. Bandung.
Andrianjati. 2011. Pengolahan Limbah cair. http://andrianjati.wordpress.com. Last
Update : 18 januari 2011.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI. 2011. Data Premi Perusahaan Asuransi
Indonesia.
BAPEDAL. 2011. Data Base Sungai Deli sampai 2008.
Bank Mandiri. 2011. Cicilan Ringan KPR dan Kredit Usaha. Jakarta.
Baumann, Zigmunt. 1971. Liquid Modernity. Publisher : polity.
Beckart Inc. 2004. Beckart Enviromental Inc. http://www.beckart.com/. USA.
Brownell, L.E., Young E.H., 1959. Process Equipment Design. New Delhi: Wiley
Eastern Ltd.
BPS. 2008. Data Impor Asetanilida. Badan Pusat Statistik.
Coulson.J.M. and Ricardson.J.F., 1989, Chemical Engineering Vol. 6, Pergamon Press
Inc, New York.
Detikcom. Kurs US Dollar. www.detik.com. Last Update : 26 Januari 2011.
Faith, Keyes and Clark. 1975. Industrial Chemicals 4th ed. New York: John Wiley and
Sons Inc.
Flynn, Daniel. 1979. The Nalco Water Handbook. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Foust, Alan Shivers, dkk. 1980. Principles of Unit Operations. Malabar, Florida :
Krieger Publishing Company.
Geankoplis, C.J. 1983. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New
Delhi: Prentice-Hall of India.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New
Delhi: Prentice-Hall of India.
Gordon, S.G. Beveridge & Robert S. Schechter. 1968. Optimization: Theory and
Practice (Chemical Engineering). New York: McGraw-Hill Book Company.
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia. Penerbit Bumi Aksara. Bandung.

Universitas Sumatera Utara


Hidayat, Wahyu. 2008. Teknologi Pengolahan Air Limbah. Majari magazine.com
/2008/01/teknologi-pengolahan-air-limbah/. Last Update : 19 Juni 2009.
Holland, F & R. Bragg. 1995. Fluid Flow for Chemical and Process Engineers.
Butterworth-Heinemann; 2 edition.
Kawamura, Susumu. 1991. Integrated Design and Operation of Water Treatment
Facilities. Wiley ; 1st edition.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No.03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri.
Kern, D.Q. 1965. Process Heat Transfer. New York : McGraw-Hill Book Company.
Kiely, G. 1997. Enviromental Engineering. Irwin McGraw-Hill. Boston.
Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1967. Encyclopedia of Chemical Engineering Technology.
New York: John Wiley and Sons Inc.
Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1981. Encyclopedia of Chemical Engineering Technology.
New York: John Wiley and Sons Inc.
Lab. Analisa FMIPA USU. 1999. Kebutuhan Na2CO3 untuk Menetralkan pH Air Limbah
yang Bersifat Asam.
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BPH HIMATEK Periode 2009-2010.
Laporan Pertanggungjawaban MUNAS-X BKKMTKI. 25-31 Januari 2009.
Levenspiel, Octave. 1999. Chemical Reaction Engineering. 2nd ed. John Wiley and Sons.
New York.
Lorch, Walter. 1981. Handbook of Water Purification. McGraw-Hill Inc.,US.
Ludwig, A. Kayode Coker.1977.Applied Process Design for Chemical and
Petrochemical Plants, 4th Edition. USA : Gulf Professional Publishing.
Madura, Jeff. 2000. Introduction to Business. 2nd Edition. USA: South-Western
College Publishing.
McCabe, W.L., Smith, J.M. 1994. Operasi Teknik Kimia. Edisi Keempat. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
McCabe, W.L., Smith, J.M. 1999. Operasi Teknik Kimia. Edisi Keempat. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Metcalf & Eddy. 1991. Wastewater Engineering: Collection, Treatment, Disposal. New
York: McGraw-Hill Book Company.

Universitas Sumatera Utara


Montgomery, Douglas C. 1992. Reka Bentuk dan Analisis Uji Kaji (Terjemahan). Kuala
Lumpur: Penerbit Universiti Sains Malaysia Pulau Pinang.
National Institute of Standard and Technology. 2008. NIST Chemistry WebBook.
http://webbook.nist.gov/chemistry. Last Update : 1 Februari 2010.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1997. Chemical Engineering HandBook. 7th
Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineering HandBook. 7th
Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Peters, M.S; Klaus D. Timmerhaus dan Ronald E.West. 2004. Plant Design and
Economics for Chemical Engineer. 5th Edition. International Edition. Mc.Graw-
Hill. Singapore.
Priyatmono, Aris. 2008. Asetanilida. kimiadotcom.wordpress.com. Last Update : 22
Agustus 2008.
Pohan, Martin. 2010. Mengenal Waste Water Treatment Plant. Kuliah Umum
HIMATEK, Departemen Teknik Kimia USU.
PT. Bratachem Chemical. 2011. Price Product List. Jakarta.
PT. Gunung Madu Plantations. 2009. Buku Panduan : Gambaran Umum Perusahaan.
Lampung.
PT. Jamsostek (Persero). 2007. Jaminan Kecelakaan Kerja. http://jamsostek.com.
PT. Prudential Life Assurance. 2011. Premi Asuransi Tenaga Kerja.
PT. Raja Property. 2010. Harga Tanah di Labuhan. Medan.
Rahayu, Suparni. 2009. Netralisasi pada Pengolahan Limbah Cair. http://www.chem-is-
try.org. Last Update : 9 Juni 2009.
Reklaitis, G.V. 1983. Introduction to Material and Energy Balance. New York:
McGraw-Hill Book Company.
Rusjdi, Muhammad. 2004. PPh Pajak Penghasilan. Jakarta: PT Indeks Gramedia

Rusjdi, Muhammad. 2004. PPN dan PPnBM: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas
Barang Mewah. Jakarta: PT Indeks Gramedia.
Siagian, Sondang P. 1992. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta : Offset Radar Jaya.
Sincero, Arcadio P. & Gregoria A. Sincero. 2002. Physical-Chemical Treatment of
Water and Wastewater.CRC Press. United States.

Universitas Sumatera Utara


Schweitzer, Philip A. 1997. Handbook of Separation Techniques for Chemical
Engineers 3rd edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Stephanopoulus, G. 1984. Chemical Process Control An Introduction to Theory and
Practise. Prentice Hall. New Jersey.
Sutarto. 2002. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Tambangnews. Harga Bensin, Solar dan Minyak Tanah Tetap. 2011. Tambangnews.com
Ulrich, G.D. & P. T. Vasudevan. 1984. Chemical Engineering Process Design and
Economics, A Practical Guide, 2nd Edition. UK : Routledge.
Utami, Sri. 1991. Perbandingan Efektivitas tawas dan Biji Kelor sebagai Koagulan untuk
Menurunkan kekeruhan Air Baku Guna Meningkatkan Mutunya Menjadi Air
Minum. FKM UNDIP.
Walas, Stanley M., 1988. Chemical Proses Equipment. Departement of Chemical and
Petroleum Engineering. University of Kansas.
Wikipedia. 2010. Acetanilide. en.wikipedia.org/wiki/ Acetanilide. Last Update : 11
December 2010.
Wikipedia. 2010. Acetic Acid. en.wikipedia.org/wiki/ Acetic_Acid. Last Update : 30
November 2010.
Wikipedia. 2010. Aniline. en.wikipedia.org/wiki/Aniline. Last Update : 6 Desember
2010.
Wikipedia. 2010. Water. en.wikipedia.org/wiki/Water. Last Update : 6 Desember 2010.
Wiley, J. & Sons. 1955. Principles of Industrial Waste Treatment. John Wiley & Sons,
Inc. New York.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA

Basis perhitungan : 1 jam operasi


Satuan berat : kilogram (kg)
Kapasitas produksi : 30.000 ton/tahun
Waktu operasi : 330 hari/tahun
Berat Molekul : C6H5NHCOCH3 = 135 kg/kmol
C6H5NH2 = 93 kg/kmol
CH3COOH = 60 kg/kmol
H2O = 18 kg/kmol
Bahan baku : Asam Asetat (CH3COOH )
Anilin (C6H5NH2)
Produk : Asetanilida (C6H5NHCOCH3)
Impuritas produk : Asetanilida 99,62 %
Anilin 0,05 %
Asam Asetat 0,3 %
Air 0,03 % (Priyatmono, 2010)

30.000 ton 1000 kg 1 thn 1 hari


Kapasitas produksi = x x x
1 tahun 1 ton 330 hari 24 jam
= 3.787,878 kg/jam

Dari perhitungan mundur berdasarkan kapasitas produksi dan impuritas produk


diperoleh data umpan masuk bahan baku, anilin dan asam asetat yaitu :

Umpan masuk anilin


F1Anilin = 2864,6604 kg/jam
Umpan masuk asam asetat
F2Asam Asetat = 1848,168 kg/jam

LA - 1

Universitas Sumatera Utara


LA.1 Heater Anilin (E-112)

Anilin (l) 1 Heater 3 Anilin (l)

Neraca massa total :


F1 = F3 = 2864,6604 kg/jam

LA.2 Heater Asam Asetat (E-122)

Anilin (l) 2 Heater 4 Asam Asetat (l)

Neraca massa total :


F2 = F4 = 1848,168 kg/jam

LA.3 Reaktor (R-130)


Anilin (l)
3

REAKTOR 5

4
Asetanilida (l)
Asam Asetat (l) Anilin (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)
Neraca masssa reaktor
F3 + F4 = F5
Alur 3 (Umpan Anilin)
F3Anilin = 2864,6604 kg/jam / 93 kg/mol = 30,8028 kmol/jam
Alur 4 (Umpan Asam Asetat)
F4Asam Asetat = 1848,168 kg/jam / 60 kg/mol = 30,8028 kg/jam
Anilin yang bereaksi
Konversi = x 100 %
Anilin mula  mula
Konversi reaktor = 99,5% (Faith, Keyes & Clark, 1965)

Universitas Sumatera Utara


Anilin yang bereaksi
99,5% = x 100 %
30,8028 kmol
Anilin yang bereaksi = 30,6488 kmol

Sehingga dari stoikiometri reaksi :


C6H5NH2 (l) + CH3COOH (l) C6H5NHCOCH3 (l) + H2O (l)
Mula-mula : 30,8028 kmol 30,8028 kmol - -
Reaksi : 30,6488 kmol 30,6488 kmol 30,6488 kmol 30,6488 kmol
Hasil : 0,154 kmol 0,154 kmol 30,6488 kmol 30,6488 kmol

Komposisi pada alur 5


F5Asetanilida = 30,6488 kmol/jam x 135 kg/kmol = 4137,588 kg/jam
F5Anilin = 0,154 kmol/jam x 93 kg/kmol = 14,322 kg/jam
F5Asam Asetat = 0,154 kmol/jam x 60 kg/kmol = 9,24 kg/jam
F5Air = 30,6488 kmol/jam x 18 kg/kmol = 551,6784 kg/jam

Tabel LA.1 Neraca Massa Reaktor (R-130)


Input Output
Komponen (kg/jam) (kg/jam)
Aliran 3 Aliran 4 Aliran 5
C6H5NHCOCH3 - - 4137,588
C6H5NH2 2864,6604 - 14,322

CH3COOH - 1848,168 9,24


H2O - - 551,6784
2864,6604 1848,168
Total 4712,8284
4712,8284

Universitas Sumatera Utara


LA.4 Evaporator (V-210)
Asetanilida (uap)
Anilin (uap)
Asam Asetat (uap)
Air (uap)
6

5 EVAPORATOR
7
Asetanilida (l)
Anilin (l) Asetanilida (l)
Asam Asetat (l) Anilin (l)
Air (l) Asam Asetat (l)
Air (l)
Neraca masssa evaporator
F5 = F6 + F7
Asumsi, efisiensi evaporator = 95%

Neraca komponen asetanilida


F7Asetanilida = 0,95 x F5Asetanilida
= 0,95 x 4137,588 = 3930,7086 kg/ jam
F6Asetanilida = F7Asetanilida – F5Asetanilida
= 4137,588 - 3930,7086 = 206,875 kg/ jam

Neraca komponen anilin, asam asetat dan air


F6Anilin = 0,95 x F5Anilin
= 0,95 x 14,322 = 13,6059 kg/ jam
F7Anilin = F6Anilin – F5Anilin
= 14,322 – 13,6059 = 0,7161 kg/ jam

F6Asam Asetat = 0,95 x F5Asam Asetat


= 0,95 x 9,24 = 8,778 kg/ jam
F7Asam Asetat = F6Asam Asetat – F5Asam Asetat
= 9,24 – 8,778 = 0,462 kg/ jam

Universitas Sumatera Utara


F6Air = 0,95 x F5Air
= 0,95 x 551,6784 = 524,09448 kg/ jam
F7Air = F6Air – F5Air
= 551,6784 – 524,09448 = 27,58392 kg/ jam

Tabel LA.2 Neraca Massa Menara Evaporator (V-210)


Input
Output (kg/jam)
Komponen (kg/jam)
Aliran 5 Aliran 6 Aliran 7
C6H5NHCOCH3 4137,588 206,875 3930,7086
C6H5NH2 14,322 13,6059 0,7161

CH3COOH 9,24 8,778 0,462


H2O 551,6784 524,09448 27,58392
4712,8284 753,35338 3959,4706
Total 4712,8284 4712,8284

LA.5 Kristalizer (H-220)


Asetanilida (l)
Anilin (l)
Asam Asetat (l)
7
Air (l)

KRISTALIZER

Asetanilida (s)
8 Anilin (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)
Asetanilida (l)

Neraca masssa total


F7 = F8

Neraca massa asetanilida


F7Asetanilida (l) = F8Asetanilida (s)+ F8Asetanilida (l)
3930,7086 = F8Asetanilida (s)+ F8Asetanilida (l)

Universitas Sumatera Utara


Asumsi, efisiensi cristalizer = 96%
F8Asetanilida (s) = 0,96 x F7Asetanilida (l)
F8Asetanilida (s) = 0,96 x 3930,7086 = 3773,4802 kg/ jam

F8Asetanilida (l) = F7Asetanilida (l) - F8Asetanilida (s)


= 3930,7086 - 3773,4802 = 157,2284 kg/ jam

Untuk komponen lain


F7Anilin = F8Anilin = 0,7161 kg/ jam
F7Asam Asetat = F8Asam Asetat = 0,462 kg/ jam
F7Air = F8Air = 27,58392 kg/ jam

Tabel LA.3 Neraca Massa Kristalizer (H-220)

Alur Masuk Alur Keluar


Komponen (Kg/ jam) (Kg/ jam)
7 8
C6H5NHCOCH (s) 3930,7086 3773,484
C6H5NH2 0,7161 0,7161
CH3COOH 0,462 0,462
H2O 27,58392 27,58392
C6H5NHCOCH (l) - 157,2284
Total 3959,4706 3959,4706

Universitas Sumatera Utara


LA.6 Sentrifuse (H-230)
Asetanilida (s)
Anilin (l)
Asam Asetat (l)
8 Air (l)
Asetanilida (l)

SENTRIFUSE 9 Asetanilida (l)

10

Asetanilida (s)
Anilin (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)

Neraca masssa total


F8 = F9 + F10

Neraca massa komponen


F8Asetanilida (s) = F9Asetanilida (s) = 3773,484 kg/ jam
F8Asetanilida (l) = F10Asetanilida (l) = 157,2284 kg/ jam
F8Anilin = F10Anilin = 0,7161 kg/ jam
F8Asam Asetat = F10Asam Asetat = 0,462 kg/ jam
F8Air = F10Air = 27,58392 kg/ jam

Tabel LA.4 Neraca Massa Sentrifuse (H-230)

Alur Masuk Alur Keluar


Komponen (Kg/ jam) (Kg/ jam)
8 9 10
C6H5NHCOCH (s) 3773,484 - 3773,484
C6H5NH2 0,7161 - 0,7161
CH3COOH 0,462 - 0,462
H2O 27,58392 - 27,58392
C6H5NHCOCH (l) 157,2284 157,2284 -
157,2284 3802,2422
Total 3959,4706
3959,4706

Universitas Sumatera Utara


LA.7 Screw Conveyor Sentrifuse (J-231)

Asetanilida (s) Asetanilida (s)


Screw Anilin (l)
Anilin (l) 10 11
Conveyor Asam Asetat (l)
Asam Asetat (l)
Air (l) Air (l)

Neraca massa komponen


F10Asetanilida = F11Asetanilida = 3773,484 kg/jam
F10Anilin = F11Anilin = 0,7161 kg/jam
F11Asam Asetat = F11Asam Asetat = 0,462 kg/jam
F11Air = F11Air = 27,58392 kg/jam

LA.8 Rotary Dryer (D-240)

11
Rotary Dryer 13

Asetanilida (s) Asetanilida (s)


Anilin (l) Anilin (l)
Asam Asetat (l) 12 Asam Asetat (l)
Uap Air
Air (l) Air (l)

Neraca masssa total


F11 = F12 + F13

Asumsi, efisiensi pengeringan = 98% Maka,


F12Air = 0,98 x F11Air
= 0,98 x 27,58392 = 27,03224 kg/ jam
F13Air = F11Air + F12Air
= 27,58392 + 27,03224 = 0,55168

Neraca massa komponen


F13Asetanilida = F11Asetanilida = 3773,484 kg/jam
F13Anilin = F11Anilin = 0,7161 kg/jam
F13Asam Asetat = F11Asam Asetat = 0,462 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


Tabel LA.5 Neraca Massa Rotary Dryer (D-240)

Alur Masuk Alur Keluar


Komponen (Kg/ jam) (Kg/ jam)
10 11 12
C6H5NHCOCH 3773,484 - 3773,484
C6H5NH2 0,7161 - 0,7161
CH3COOH 0,462 - 0,462
H2O 27,58392 27,03224 0,55168
27,03224 3775,2138
Total 3802,2422
3802,2422

LA.9 Screw Conveyor Rotary Dryer (J-241)

Asetanilida (s) Asetanilida (s)


Screw
Anilin (l) 18 19 Anilin (l)
Conveyor
Asam Asetat (l) Asam Asetat (l)
Air (l) Air (l)

Neraca massa komponen


F13Asetanilida = F14Asetanilida = 3773,484 kg/jam
F13Anilin = F14Anilin = 0,7161 kg/jam
F13Asam Asetat = F14Asam Asetat = 0,462 kg/jam
F13Air = F14Air = 0,55168 kg/jam

LA.10 Blow Box (B-310)


Asetanilida (s)
Asetanilida (s)
Anilin (l)
Anilin (l) 14 Blow Box 15
Asam Asetat (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)
Air (l)

Neraca massa komponen


F14Asetanilida = F15Asetanilida = 3773,484 kg/jam
F14Anilin = F15Anilin = 0,7161 kg/jam
F14Asam Asetat = F15Asam Asetat = 0,462 kg/jam
F14Air = F15Air = 0,55168 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


LA.11 Bucket Elevator (J-312)
Asetanilida (s)
Asetanilida (s)
Bucket Anilin (l)
Anilin (l) 15 16
Elevator Asam Asetat (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)
Air (l)

Neraca massa komponen


F15Asetanilida = F16Asetanilida = 3773,484 kg/jam
F15Anilin = F16Anilin = 0,7161 kg/jam
F15Asam Asetat = F16Asam Asetat = 0,462 kg/jam
F15Air = F16Air = 0,55168 kg/jam

Tabel LA.6 Komposisi Produk

Komponen (Kg/ jam) Xf %


C6H5NHCOCH 3773,484 0,9995 99,95
C6H5NH2 0,7161 0,000189 0,0189
CH3COOH 0,462 0,000122 0,0122
H2O 0,55168 0,000146 0,0146
Total 3775,2138 1,000 1,000

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA PANAS

Basis perhitungan : 1 jam operasi


Satuan operasi : kJ/jam
Temperatur basis : 25oC

Tabel LB.1 Kapasitas Panas Gas, Cpg = a + bT + cT2 + dT3 + eT4 [J/mol K]
Komponen A B c d e
C6H5NHCOCH3 6.12x1E-06 2.03E-05 1.77E-03 1.33E-05 8.36E-09
C6H5NH2 -2.26E+01 3.08E-01 2.42E-04 -5.38E-07 2.36E-10
CH3COOH 6.90E+00 2.57E-01 -1.92E-04 7.58E-08 -1.23E-11
H2O 3.40E+01 -9.65E-03 3.30E-05 -2.04E-08 4.30E-12
Sumber: Reklaitis, 1983 dan http://webbook.nist.gov/chemistry, 2010

Tabel LB.2 Kapasitas Panas Liquid, Cpl = a + bT + cT2 + dT3 [J/mol K]


Komponen A B c d
C6H5NHCOCH3 -115.731 0.7892 0 0
C6H5NH2 -1.37E+01 9.32E-01 -1.60E-03 1.37E-06
CH3COOH -3.61E+01 6.05E-01 -3.94E-04 -5.62E-07
H2O 18.296 4.72E-01 -1.34E-03 1.31E-06
Sumber: Reklaitis, 1983 dan http://webbook.nist.gov/chemistry, 2010

Tabel LB.3 Kapasitas Panas Solid, Cp = a + bT + cT2 + dT3 [J/mol K]


Komponen A B C d
C6H5NHCOCH3 0.249 0.00154 0 0
Sumber : http://webbook.nist.gov/chemistry, 2010

Tabel LB.4 Data Air Pendingin dan Steam yang Digunakan


T (oC) λ (kJ/kg)
Air Pendingin 30 -
50 -
Saturated steam 250 1714,7
Sumber: Reklaitis,1983

LB - 1

Universitas Sumatera Utara


LB.1 Heater Anilin (E-112)

Saturated Steam
250oC

Anilin (l) Anilin (l)


1 Heater 3

30oC 150oC
1 atm Kondensat 1 atm
250oC

T = 30oC = 303 K
T = 150oC = 423 K
303
Panas masuk heater anilin =  N senyawa
1
 c p dT
298

Tabel LB.5 Panas Masuk Heater Anilin (E-112)


Komponen N1senyawa  cpl dT N1  cpl dT
C6H5NH2 30,8028 1,30E+03 40091,49165
Total 40091,49165
423
Panas keluar heater anilin =  N senyawa
3
 c p dT
298

Tabel LB.6 Panas Keluar Heater Anilin (E-112)


Komponen N3senyawa  cpl dT N3  cpl dT
C6H5NH2 30,8028 3,63E+04 1118730,664
Total 1118730,664

Jumlah panas yang dibutuhkan :


Q = Qout - Qin
= 1118730,664 - 40091,49165
= 1078639,173 kJ/jam
Steam yang diperlukan adalah:
Q
m
 Pada 250 o C
1078639,17 3 kJ/jam

1714,7 kJ/kg
 629,0541 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


LB.2 Heater Asam Asetat (E-122)

Saturated Steam
250oC

Asam Asetat (l) Asam Asetat (l)


2 Heater 4
o
30 C 150oC
1 atm 1 atm
Kondensat
250oC

T = 30oC = 303 K
T = 150oC = 423 K
303
Panas masuk heater asam asetat =  N senyawa
2
 c p dT
298

Tabel LB.7 Panas Masuk Heater Asam Asetat (E-122)


Komponen N2senyawa  cpl dT N2  cpl dT
C6H5NH2 30,8028 7,98E+02 24587,5906
Total 24587,5906
423
Panas keluar heater asam asetat = N 4
senyawa c p dT
298

Tabel LB.8 Panas Keluar Heater Asam Asetat (E-122)


Komponen N4senyawa  cpl dT N4  cpl dT
C6H5NH2 30,8028 1,70E+04 524992,669
Total 524992,669

Jumlah panas yang dibutuhkan :


Q = Qout - Qin
= 524992,669 - 24587,5906
= 500405,0787 kJ/jam
Steam yang diperlukan adalah:
Q
m
 Pada 250 o C
500405,078 7 kJ/jam

1714,7 kJ/kg
 291,8324 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


LB.3 Reaktor (R -130)

150oC Air Pendingin


2,5 atm 30oC
Anilin (l)
150oC
3
2,5 atm
REAKTOR 5

4 Asetanilida (l)
Anilin (l)
Asam Asetat (l)
Asam Asetat (l)
150oC
Air (l)
2,5 atm
Air Pendingin
50oC

Panas masuk reaktor = Panas keluar heater anilin + Panas keluar heater asam asetat
= 1118730,664 + 524992,669 = 1643723,334 kJ/jam

Reaksi yang berlangsung dalam reaktor :


C6H5NH2 (l) + CH3COOH (l) C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)

Tabel LB.9 Panas Reaksi Pembentukan [kJ/mol]


Komponen Hf
C6H5NHCOCH3 -78,4852
C6H5NH2 - 20,76
CH3COOH -103,93
H2O -57,80
Sumber: Reklaitis, 1983 dan http://webbook.nist.gov/chemistry, 2010

Panas reaksi pada keadaan standar :


Hr o  (H of Ase tan ilida  H of Air )  (H of Anilin  H of Asam Asetat )

= (–78,4852 – 57,80) – (–20,76 – 103,93) kJ/mol


= –11,5952 kJ/mol x 1000 mol/kmol = –11595,2 kJ/kmol

Universitas Sumatera Utara


423
Panas keluar reaktor =  N senyawa
5
 c p dT
298

Tabel LB.10 Panas Keluar Reaktor (M-130)


Komponen N5senyawa  cpl dT N5senyawa  cpl dT
C6H5NHCOCH3 30,6488 56660,275 1736569,436
C6H5NH2 0,154 36319,12242 5593,144853
CH3COOH 0,154 17043,66711 2624,724735
H2O 30,6488 10649,23556 326386,2908
Total 2071173.597

Panas reaksi pada suhu operasi reaktor :


Suhu operasi reaktor : T = 150oC = 423 K
423 423 423 423
Hr( 4230 C )  Hr o   Cp(l ) Anilin dT   Cp(l ) Asam Asetat dT   Cp(l ) Asetanilida dT   Cp(l ) Air dT
298 298 298 298

=(–11595,2 –36319,12242 – 17043,66711 + 56660,275 + 10649,23556)


= 2351,521 kJ/kmol

Jumlah panas yang dibutuhkan :


Qout – Qin = 2071173,597-1643723,334
= 427450,263

N5 C6H5NHCOCH3 = 30,6488 kmol/jam = r


Panas Reaksi Total = r × ΔHr
= 30,6488 × 2351,521
= 72071,2968

Q = (Qout – Qin) + (r × ΔHr)


= 427450,263 + 72071,2968
= 499521,5598 kJ/jam

Universitas Sumatera Utara


Media pendingin yang digunakan adalah air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar
pada suhu 50oC. Air pendingin yang diperlukan :
Air : H (50oC) - H (30oC) = [ H (50oC) - H (25oC) ] – [ H (30oC) - H (25oC) ]
323 303
=  Cp
298
H 2O ( l ) dT   Cp H 2O ( l ) dT
298

= 2041,9976 – 410,0636 = 1631,934 kJ/kg

Air pendingin yang diperlukan adalah:


Q
m
H(50 C) - H(30 o C)
o

499521,559 8

1631,934
 306,092 kg/jam

LB.4 Evaporator (V-210)

Asetanilida (uap)
Saturated Steam Anilin (uap)
250oC Asam Asetat (uap)
Air (uap)
150oC
6
2,5 atm
225oC
5 EVAPORATOR 2,5 atm
Asetanilida (l) 7
Anilin (l)
Asetanilida (l)
Asam Asetat (l)
Anilin (l)
Air (l)
Asam Asetat (l)
Air (l)
Kondensat
250oC

T = 150oC = 423 K ; T = 225oC = 498 K


423
Panas masuk evaporator = N 5
senyawa c p dT
298

Panas masuk evaporator = Panas keluar reaktor = 2071173,597 kJ/ Jam

Universitas Sumatera Utara


498
Panas keluar evaporator =  N senyawa
6
 c p dT
298

Tabel LB.11 Panas Keluar Evaporator (Produk Bawah)


Komponen N6senyawa  cpl dT N6  cp dT
C6H5NHCOCH3 1,532407407 885302,5957 1356644,255
C6H5NH2 0,1463 39144,42918 5726,829989
CH3COOH 0,1463 27757,19115 4060,877065
H2O 29,11636 7379,154376 214854,1153
Total 1581286,078
498
Panas keluar evaporator =  N senyawa
7
 c p dT
298

Tabel LB.12 Panas Keluar Evaporator (Uap)


Komponen N7senyawa  cpg dT N7  cp dT
C6H5NHCOCH3 29,11636 102494,44 2984265,013
C6H5NH2 0,0077 63285,49868 487,2983399
CH3COOH 0,0077 20705,39663 159,4315541
H2O 1,53244 19371,29144 29685,34185
Total 3014597,085

Jumlah panas yang dibutuhkan :


Q = Qout - Qin
= (3014597,085 + 1581286,078) - 2071173,597
= 2524709,566 kJ/jam

Steam yang diperlukan adalah:


Q
m
 Pada 250 o C
2524709,56 6 kJ/jam

1714,7 kJ/kg
 1472,3914 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


LB.5 Kristalizer (H-220)
Asetanilida (l)
Anilin (l)
225oC Asam Asetat (l)
1 atm 7
Air (l)

KRISTALIZER
Air Pendingin Air Pendingin
50oC 30oC
Asetanilida (s)
60oC 8
Anilin (l)
1 atm
Asam Asetat (l)
Air (l)
Asetanilida (l)

T = 225oC = 498 K ; T = 60oC = 333 K


Panas masuk kristalizer = Panas keluar evaporator = 3014597,085 kJ/ Jam
Panas kelarutan C6H5NHCOCH3 = -2732 kkal/kmol
Panas kristalisasi C6H5NHCOCH3 = - (Panas kelarutan C6H5NHCOCH3)
(Perry’s, 1999)
Panas kristalisasi C6H5NHCOCH3 = - (-2732) kkal/kmol
= 2732 kkal/kmol

C6H5NHCOCH3 yang terkristal adalah 3773.484 kg/jam = 27,9517 kmol/jam

Maka Panas kristalisasi C6H5NHCOCH3 = (2732) (27,9517)


= 76364,0444 kkal/jam
= 319507,16177 kJ/jam
333
Panas keluar kristalizer =  N senyawa
8
 c p dT
298

Tabel LB.13 Panas Keluar Kristalizer (H-220)


Komponen N8senyawa  cpl dT N8  cp dT
C6H5NHCOCH3 (s) 27,95173333 42,7259 1194,262963
C6H5NH2 0,0077 9351,754774 72,00851176
CH3COOH 0,0077 5492,989121 42,29601623
H2O 1,53244 2856,261321 4377,049099

Universitas Sumatera Utara


C6H5NHCOCH3 (l) 1,164654815 13378,897 15581,79681
Total 21267,4134

Jumlah panas yang dibutuhkan :


Q = (Qout - Qin) + Panas Kristalisasi
= (21267,4134 - 3014597,085) + 319507,16177
= -2673822,51 kJ/jam

Media pendingin yang digunakan adalah air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar
pada suhu 50oC. Air pendingin yang diperlukan :
Air : H (50oC) - H (30oC) = [ H (50oC) - H (25oC) ] – [ H (30oC) - H (25oC) ]
323 303
=  CpH 2O (l ) dT   CpH 2O (l ) dT
298 298

= 2041,9976 – 410,0636 = 1631,934 kJ/kg

Air pendingin yang diperlukan adalah :


Q
m
H(50 C) - H(30 o C)
o

- (2673822,5 1 )

1631,934
 1638,437 kg/jam

LB.6 Rotary Dryer (D-240)

Saturated Steam
250oC
60oC 100oC
1 atm 1 atm
11
Rotary Dryer 13

Asetanilida (s) Asetanilida (s)


Anilin (l) Anilin (l)
o
Asam Asetat (l) 250 C 12 Asam Asetat (l)
Uap Air
Air (l) 1 atm Air (l)

T = 60oC = 333 K
T = 100oC = 373 K

Universitas Sumatera Utara


333
Panas masuk rotary dryer =  N senyawa
11
 c p dT298

Panas masuk rotary dryer = Panas keluar kristalizer = 21267,4134 kJ/ Jam
373
Panas keluar uap air = N 12
senyawa c p dT
298

Tabel B.14 Nilai Panas Laten


Komponen ΔHvl (kJ/kmol)
H2O 40.656,8
Sumber : http://webbook.nist.gov/chemistry, 2010

Tabel LB.15 Panas Keluar Uap Air


Komponen N12senyawa  cpg dT  cp dT+ΔHvl N12 (  cp dT +ΔHvl )
H2O 1,501791111 2672,571945 43329,37195 65071,6656
Total 65071,6656
373
Panas keluar rotary dryer =  N senyawa
13
 c p dT298

Tabel LB.16 Panas Keluar Rotary Dryer (D-240)


Komponen N13senyawa  cpl dT N13  cp dT
C6H5NHCOCH3(s) 27,95173333 96,1755 2688,271929
C6H5NH2 0,0077 20766,10375 159,8989989
CH3COOH 0,0077 11263,55512 86,72937441
H2O 0,030648889 6159,611173 188,7852384
Total 3123,685541

Jumlah panas yang dibutuhkan :


Q = Qout - Qin
= (65071,6656 + 3123,685541) - 21267,4134
= 46927,9377 kJ/jam

Data steam yang digunakan:


Steam 250 0C, 1 atm, H = 2800,4 kJ/kg
Kondensat 100 0C, H = 419,1 kJ/kg
Panas sensibel steam dari temperatur 250 0C – 100 0C, Hs = 2800,4 – 419,1
= 2381,3 kJ/kg

Universitas Sumatera Utara


Panas laten penguapan steam pada temperatur 100 0C, Hl = 2256,9 kJ/kg
H = Hs + Hl (Reklaitis,1983)
= 2381,3 kJ/kg + 2256,9 kJ/kg
= 4638,2 kJ/kg

Steam yang diperlukan adalah:


Q
m
 Pada 250 o C
46927,9377 kJ/jam

4638,2 kJ/kg
 10,177 kg/jam

LB.7 Blow Box (B-310)

Udara Pendingin
30oC
100oC 30oC
1 atm 1 atm
14 Blow Box 15

Asetanilida (s) Asetanilida (s)


Anilin (l) Anilin (l)
Asam Asetat (l) Udara Pendingin Asam Asetat (l)
Air (l) 30oC Air (l)

T = 100oC = 373 K
T = 30oC = 303 K
373
Panas masuk blow box =  N senyawa
14
 c p dT
298

Panas masuk blow box = Panas keluar rotary dryer = 3123,685541 kJ/ Jam
303
Panas keluar blow box = N 15
senyawa c p dT
298

Tabel LB.17 Panas Keluar Blow Box (B-310)


Komponen N13senyawa  cpl dT N13  cp dT
C6H5NHCOCH3(s) 27,95173333 5,8727 164,1521443
C6H5NH2 0,0077 1301,553484 10,02196183

Universitas Sumatera Utara


CH3COOH 0,0077 798,2258308 6,146338897
H2O 0,030648889 410,0635542 12,56799231
Total 192,8884374

Panas yang diserap udara pendingin :


Q = Qout - Qin
= 192,8884374 - 3123,685541
= -2930.797104 kJ/jam

Kebutuhan udara pendingin yang masuk pada suhu 30oC dimana


λudara = 1050,34 Btu/lb = 1108.,674 kJ/ jam
Sumber : http://webbook.nist.gov/chemistry, 2010

Udara pendingin yang diperlukan adalah:


Q
m
 udara
- (-2930,797 104) kJ/jam

1108,674 kJ/kg
 2,6435 kg/jam

Pada blow box, udara pendingin diperoleh dari blower

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN C
PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT

LC.1 Tangki Penyimpanan Anilin (F-110)


Fungsi : Menyimpan anilin

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C


Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi :
Tekanan = 1 atm
Temperatur = 30 oC = 303,15 K
Kebutuhan perancangan = 30 hari
Faktor kelonggaran = 20%
Laju alir massa = 2864,6604 kg/ jam
 = 1021,7 kg/m3 (Wikipedia, 2010)

Perhitungan:
a. Volume Tangki
2864,6604 kg/jam  30 hari  24jam/hari
Volume larutan, Vl = 3
= 2018,7486 m3
1021,7 kg/m
Direncanakan membuat 1 tangki dan faktor kelonggaran 20%, maka :
1,2 x 2018,7486 m 3
Volume 1 tangki, Vl = = 2422,4983 m3
1

b. Diameter dan Tinggi Shell


- Tinggi silinder (Hs) : Diameter (D) = 4 : 3
- Tinggi tutup (Hd) : Diameter (D) =1:4

- Volume shell tangki (Vs) :

LC - 1

Universitas Sumatera Utara


π 2 4 
Vs  πR 2 H s  D  D
4 3 
π 3
Vs  D
3
- Volume tutup tangki (Ve) :
2 2  1   3
Vh = R Hd  D2  D  D (Brownell,1959)
3 6  4  24
- Volume tangki (V) :
Vt = Vs + Vh
3
= D 3
8
2422,4983 m3 = 1,1781 D 3
D3 = 2056,2756 m3
D = 12,7162 m
D = 41,719 ft
4
Hs = D  16,955 m
3

c. Diameter dan tinggi tutup


Diameter tutup = diameter tangki = 12,7162 m
1
Tinggi tutup (Hd) = D  3,17905 m
4
Tinggi tangki = Hs + Hd = (16,955 + 3,17905) m = 20,13405 m = 66,056 ft

d. Tebal shell tangki


Direncanakan menggunakan bahan konstruksi Carbon Steel SA –285 Grade C
diperoleh data :
- Allowable stress (S) = 13750 psia
- Joint efficiency (E) = 0,8
- Corrosion allowance (C) = 0.125 in/tahun (Brownell,1959)
- Umur tangki (n) = 10 tahun

Universitas Sumatera Utara


Volume cairan = 2018,7486 m3
Volume tangki = 2422,4983 m3
2018,7486 m 3
Tinggi cairan dalam tangki = × 20,13405 m = 16,7783 m
2422,4983 m 3

Tekanan Hidrostatik:
PHidrostatik =  × g × l
= 1021,7 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 16,7783 m = 167996,16 Pa
= 24.365 Psi
Po = 14,696 Psi
P = 24,365 Psi + 14,696 Psi = 39,061 Psi
Pdesign = 1,2 × 39,061 = 46,8732 Psi

Tebal shell tangki:


PD
t  nC
2SE  1,2P
 (46,8732 Psi) (41,719 in  12 in/ 1ft) 
    (1 x 0.125 in)
 2(13750 kPa)(0,8)  1,2(46,873 2 Psi) 
 1,943 in
Tebal shell standar yang digunakan = 2 in (Brownell,1959)

e. Tebal tutup tangki


Tutup atas tangki terbuat dari bahan yang sama dengan shell.
Tebal tutup atas yang digunakan = 2 in

LC.2 Tangki Penyimpanan Asam Asetat (F-120)


Fungsi : Menyimpan asam asetat

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C


Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jumlah : 1 unit

Universitas Sumatera Utara


Kondisi operasi :
Tekanan = 1 atm
Temperatur = 30 oC = 303,15 K
Kebutuhan perancangan = 30 hari
Faktor kelonggaran = 20%
Laju alir massa = 1848,168 kg/ jam
 = 1049 kg/m3 (Wikipedia, 2010)

Perhitungan:
a. Volume Tangki
1848,168 kg/jam  30 hari  24jam/hari
Volume larutan, Vl = = 1268,5233 m3
1049 kg/m 3
Direncanakan membuat 1 tangki dan faktor kelonggaran 20%, maka :
1,2 x 1268,5233 m 3
Volume 1 tangki, Vl = = 1522,2279 m3
1

b. Diameter dan Tinggi Shell


- Tinggi silinder (Hs) : Diameter (D) = 4 : 3
- Tinggi tutup (Hd) : Diameter (D) =1:4

- Volume shell tangki (Vs) :


π 2 4 
Vs  πR 2 H s  D  D
4 3 
π 3
Vs  D
3
- Volume tutup tangki (Ve) :
2 2  1   3
Vh = R Hd  D2  D  D (Brownell,1959)
3 6  4  24
- Volume tangki (V) :
Vt = Vs + Vh
3
= D 3
8

Universitas Sumatera Utara


1522,2279 m3 = 1,1781 D 3
D3 = 1292,1042 m3
D = 10,8917 m
D = 35,734 ft
4
Hs = D  14,522 m
3

c. Diameter dan tinggi tutup


Diameter tutup = diameter tangki = 14,522 m
1
Tinggi tutup (Hd) = D  3,6305 m
4
Tinggi tangki = Hs + Hd = (14,522 + 3,6305) m = 18,15256 m = 59,556 ft

d. Tebal shell tangki


Direncanakan menggunakan bahan konstruksi Carbon Steel SA –285 Grade C
diperoleh data :
- Allowable stress (S) = 13750 psia
- Joint efficiency (E) = 0,8
- Corrosion allowance (C) = 0.125 in/tahun (Brownell,1959)
- Umur tangki (n) = 10 tahun

Volume cairan = 1268,5233 m3


Volume tangki = 1522,2279 m3
1268,5233 m 3
Tinggi cairan dalam tangki = × 18,15256 m = 15,1271 m
1522,2279 m 3
Tekanan Hidrostatik:
PHidrostatik =  × g × l
= 1049 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 15,1271 m = 155509,96 Pa
= 22,554 Psi
Po = 14,696 Psi
P = 22,554 Psi + 14,696 Psi = 37,25 Psi
Pdesign = 1,2 × 37,25 = 44,7 Psi

Universitas Sumatera Utara


Tebal shell tangki:
PD
t  nC
2SE  1,2P
 (44,7 Psi) (35,734 in  12 in/ 1ft) 
    (1 x 0.125 in)
 2(13750 kPa)(0,8)  1,2(44,7 Psi) 
 0,998 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1 in (Brownell,1959)
e. Tebal tutup tangki
Tutup atas tangki terbuat dari bahan yang sama dengan shell.
Tebal tutup atas yang digunakan = 1 in

LC.3 Pompa Anilin (L-111)


Fungsi : Memompa anilin dari tangki penyimpanan ke heater dan
reaktor juga untuk menaikkan tekanan dari 1 atm menjadi
2,5 atm

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan masuk = 1 atm
Tekanan keluar = 2,5 atm
Temperatur = 30 oC = 303K
Laju alir massa (F) = 2864,6604 kg/jam = 1,754 lbm/s
Densitas () = 1021,7 kg/m3 = 63,826 lbm/ft3 (Wikipedia, 2010)
Viskositas () = 3,71 cP = 0,002 lbm/ft.s (Wikipedia, 2010)

F 1,754lb m /sec
Laju alir volumetrik, Q    0,027 ft3/s
ρ 63,826 lb m / ft 3
Desain pompa : Asumsi aliran turbulen
Di,opt = 3,9 (Q)0,45 ()0,13 (Walas,1988)

Universitas Sumatera Utara


= 3,9 (0,027)0,45 (63,826)0,13
= 1,317 in
Dari Appendiks A.5 Geankoplis (1997), dipilih pipa commercial steel :

Ukuran nominal : 2 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 2,067 in = 0,1723 ft
Diameter Luar (OD) : 2,375 in = 0,1979 ft
Inside sectional area : 0,0223 ft2

0,027 ft 3 / s
Kecepatan linear, v = Q/A = = 1,21 ft/s
0,0223 ft 2

 v D
Bilangan Reynold : NRe =

(63,826 lbm / ft 3 )(1,21 ft / s )(0,1723 ft )


=
0,002 lbm/ft.s
= 6653,3179 (Turbulen karena Nre >2100)

Untuk pipa commercial steel, harga  = 0,000046 (Geankoplis, 1997)


Pada NRe = 6653,3179 dan /D = 0,0003
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis (1997), diperoleh harga f = 0,0065

Friction loss :
 A2  v 2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,55 1  
 A1  2

1,212
= 0,55 1  0 = 0,0125 ft.lbf/lbm
2132,174 

v2 1,212
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,0341 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

v2 1,212
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,0455 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

Universitas Sumatera Utara


L.v 2
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
D.2.g c

= 4(0,0065)
80 . 1,212 = 0,2746 ft.lbf/lbm
0,1723 .2.32,174 
2
 A  v2
1 Sharp edge exit = hex = 1  1 
 A2  2. .g c

1,212
= 1  0 = 0,0227 ft.lbf/lbm
2132,174 

Total friction loss :  F = 0,3895 ft.lbf/lbm


Dari persamaan Bernoulli :

1
2
2 2
 P  P1
v 2  v1  g z 2  z1   2

  F  Ws  0 (Geankoplis,1997)

dimana : v1 = v2
P1 = 1 atm = 2116,2168 lbf/ft²
P2 = 2,5 atm = 5290,542 lbf/ft²
P
= 3174,3252 ft.lbf/lbm

Z = 5 ft
 = 63,826 lbm/ft3
Maka :
32,174 ft / s 2
0 5 ft   3174,3252  0,3895 ft.lbf / lbm  Ws  0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = 3179,7147 ft.lbf/lbm
Ws  Q   3179,7147  0,027  63,826
P =   9,9 Hp
550 550
Effisiensi pompa , = 75 %
9,9
Daya pompa : P =  13,2 Hp
0,75

Universitas Sumatera Utara


LC.4 Pompa Asam Asetat (L-121)
Fungsi : Memompa asam asetat dari tangki penyimpanan ke heater
dan reaktor juga untuk menaikkan tekanan dari 1 atm
menjadi 2,5 atm

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi :
Tekanan masuk = 1 atm
Tekanan keluar = 2,5 atm
Temperatur = 30 oC = 303,15 K
Laju alir massa (F) = 1848,168 kg/jam = 1,131 lbm/s
Densitas () = 1049 kg/m3 = 65,486 lbm/ft3 (Wikipedia,2010)
Viskositas () = 1,04 cP = 0,0007 lbm/ft.s (Wikipedia,2010)

F 1,131lb m /sec
Laju alir volumetrik, Q    0,017 ft3/s
ρ 65,486 lb m / ft 3

Desain pompa : Asumsi aliran turbulen


Di,opt = 3,9 (Q)0,45 ()0,13 (Walas,1988)
= 3,9 (0,017)0,45 (65,486)0,13
= 1,073 in

Dari Appendiks A.5 Geankoplis (1997), dipilih pipa commercial steel :

Ukuran nominal : 2 in
Schedule number : 40

Universitas Sumatera Utara


Diameter Dalam (ID) : 2,067 in = 0,1723 ft
Diameter Luar (OD) : 2,375 in = 0,1979 ft
Inside sectional area : 0,0223 ft2

0,017 ft 3 / s
Kecepatan linear, v = Q/A = = 0,76 ft/s
0,0223 ft 2

 v D
Bilangan Reynold : NRe =

(65,486 lbm / ft 3 )(0,76 ft / s )(0,1723 ft )


=
0,0007 lbm/ft.s
= 12250,037 (Turbulen karena Nre >2100)

Untuk pipa commercial steel, harga  = 0,000046 (Geankoplis, 1997)


Pada NRe = 12250,037 dan /D = 0,0003
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis (1997), diperoleh harga f = 0,0045

Friction loss :
 A  v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,55 1  2 
 A1  2

0,76 2
= 0,55 1  0 = 0,0049 ft.lbf/lbm
2132,174 

v2 0,76 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,00134 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

v2 0,76 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,0179 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

L.v 2
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
D.2.g c

= 4(0,0045)
80 . 0,76 2 = 0,075 ft.lbf/lbm
0,1723 .2.32,174 
2
 A  v2
1 Sharp edge exit = hex = 1  1 
 A2  2. .g c

Universitas Sumatera Utara


0,76 2
= 1  0 = 0,0089 ft.lbf/lbm
2132,174 

Total friction loss :  F = 0,10804 ft.lbf/lbm


Dari persamaan Bernoulli :

1
2
2 2
 P  P1
v 2  v1  g z 2  z1   2

  F  Ws  0 (Geankoplis,1997)

dimana : v1 = v2
P1 = 1 atm = 2116,2168 lbf/ft²
P2 = 2,5 atm = 5290,542 lbf/ft²
P
= 3174,3252 ft.lbf/lbm

Z = 5 ft
 = 63,826 lbm/ft3
Maka :
32,174 ft / s 2
0 5 ft   3174,3252  0,10804 ft.lbf / lbm  Ws  0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = 3179,433 ft.lbf/lbm
Ws  Q   3179 ,433  0,017  65,486
P =   6,4 Hp
550 550
Effisiensi pompa , = 75 %
6,4
Daya pompa : P =  8,5 Hp
0,75

LC.5 Heater Anilin (E-112)


Fungsi : Menaikkan temperatur anilin sebelum dimasukkan ke
reaktor dari 30oC menjadi 150oC
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Dipakai : 1 in OD tube 18 BWG, panjang = 12 ft, 2 pass

- Fluida panas
Laju alir fluida panas = 629,0541 kg/jam = 849,162 lbm/jam

Universitas Sumatera Utara


Temperatur awal (T1) = 250 °C = 482 °F
Temperatur akhir (T2) = 200 °C = 392 °F

- Fluida dingin
Laju alir fluida dingin = 2864,6604 kg/jam = 6315.5002 lbm/jam
Temperatur awal (t1) = 30 °C = 86 °F
Temperatur akhir (t2) = 150 °C = 302 °F

Panas yang diserap (Q) = 1078639,173 kJ/jam = 1022352,628 Btu/jam

(1) t = beda suhu sebenarnya


Fluida Panas Fluida Dingin Selisih
T1 = 482 °F Temperatur yang lebih tinggi t2 = 302 °F t1 = 180 F
Temperatur yang lebih
T2 = 392 °F t1 = 86 °F t2 = 306 F
rendah

T1 – T2 = 90 F Selisih t2 – t1 = 216 F t2 – t1 = 126 F

Δt 2  Δt 1 126
LMTD    237 ,735 F
 Δt 2   306 
ln   ln  
Δt
 1  180 

T1  T2 90
R   0,416
t 2  t 1 216

t 2  t1 216
S   0,545
T1  t 1 482  86

Dari Gambar 19, Kern, 1965 diperoleh FT = 0,98


Maka t = FT  LMTD = 0,98  237,735 = 232,9803 F

(2) Tc dan tc

Universitas Sumatera Utara


T1  T2 482  482
Tc    482 F
2 2
t 1  t 2 86  302
tc    194 F
2 2
Dalam perancangan ini digunakan heater dengan spesifikasi:
- Diameter luar tube (OD) = 1 in
- Jenis tube = 18 BWG
- Pitch (PT) = 1 1/4 in triangular pitch
- Panjang tube (L) = 12 ft

a. Dari Tabel 8, hal. 840, Kern, 1965, heater untuk fluida panas steam dan fluida
dingin gas, diperoleh UD = 5-50, dan faktor pengotor (Rd) = 0,003.
Diambil UD = 40 Btu/jamft2F
Luas permukaan untuk perpindahan panas,
Q 1022352,62 8 Btu/jam
A   109,703 ft 2
U D  Δt Btu
40  232,9803 o F
jam  ft  F
2 o

Luas permukaan luar (a) = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10, Kern)

A 109,703 ft 2
Jumlah tube, N t    34,919 buah
L  a " 12 ft  0,2618 ft 2 /ft

b. Dari Tabel 9, hal 842, Kern, 1965, nilai yang terdekat adalah 55 tube dengan ID
shell 12 in.
c. Koreksi UD
A  L  Nt  a"
 12 ft  55  0,2618 ft2/ft
 172,788 ft 2
Q 1022352,62 8 Btu/jam Btu
UD    25,396
A  Δt 172,788 ft x 232,9803 F
2
jam  ft 2  F

Fluida panas : steam, tube


(3) Flow area tube,at’ = 0,639 in2 (Tabel 10, Kern, 1965)

Universitas Sumatera Utara


N t  a 't
at  (Pers. (7.48), Kern, 1965)
144  n
55  0,639
at   0,122 ft 2
144  2

(4) Kecepatan massa:


w
Gt  (Pers. (7.2), Kern, 1965)
at

849,162
Gt   6960,3442 lbm/jam.ft 2
0,122

(5) Bilangan Reynold:


Pada Tc = 482 F
 = 0,0135 cP = 0,0326 lbm/ft2jam (Gambar 14, Kern, 1965)
Dari tabel 10, Kern, untuk 1 in OD, 18 BWG, diperoleh :
ID = 0,902 in = 0,0752 ft
ID  G t
Re t  (Pers.(7.3), Kern, 1965)

0,0752  6960,3442
Ret   16055,7633
0,0326
(6) Taksir jH dari Ganbar 24 Kern (1965), diperoleh jH = 180 pada Ret = 16055,7633

(7) Pada Tc = 482 F


c = 0,54 Btu/lbm.F (Gambar 2, Kern, 1965)
k = 0,1 Btu/jam lbm ft.F (Tabel 5, Kern, 1965)
1 1
 c.  3
 0,54  0,0326  3
     0,6341
 k   0,1 

1
hi k  c.  3
(8)  jH    
t ID  k 

Universitas Sumatera Utara


hi 0,037
 180   0,6341  56,161
t 0,0752
hio hi ID
 
t t OD
hio 0,902
 56,161   50,6574
t 1
(9) Karena viskositas rendah, maka diambil t = 1 (Kern, 1965)

hio
hio   t
t
hio  50,6574  1  50,6574 Btu/jam ft 2 o F

Fluida dingin : bahan, shell


(3’) Flow area shell
Ds  C'  B 2
as  ft (Pers. (7.1), Kern, 1965)
144  PT
Ds = Diameter dalam shell = 17,25 in
B = Baffle spacing = 8 in
PT = Tube pitch = 11/4 in
C = Clearance = PT – OD
= 11/4 – 1 = 0,25 in
17,25  0,25  8
as   0,1917 ft 2
144  1,25

(4’) Kecepatan massa


w
Gs  (Pers. (7.2), Kern, 1965)
as

6315,5002
Gs   32944 ,7063 lbm/jam.ft2
0,1917

(5’) Bilangan Reynold


Pada tc = 194 0F
 = 0,013 cP = 0,0314 lbm/ft2jam

Universitas Sumatera Utara


Dari Gambar 28, Kern, untuk 1 in dan 11/4 triangular pitch, diperoleh De = 0,72 in.
De = 0,72/12 = 0,06 ft
De  Gs
Re s  (Pers. (7.3), Kern, 1965)

0,06  32944 ,7063
Re s   152052 ,49
0,013
(6) Taksir JH dari Gambar 28, Kern, diperoleh JH = 420 pada Res = 152052,49

(7’) Pada tc = 194 0F


c = 0,05 Btu/lbmF
k = 0,5 Btu/jam lbm ft.F
1 1
 c.  3
 0,05  0,013  3
     0,109
 k   0,5 

1
h k  c.  3
(8’) o  J H   
s De  k 

ho 0,5
 420   0,109  381,5
s 0,06

(9’) Karena viskositas rendah, maka diambil  s = 1 (Kern, 1965)

ho
ho    s  381,5  1  381,5 Btu/jam ft 2 o F
s

(10) Clean Overall Coefficient, UC


h io  h o 50,6574  381,5
UC    44,719 Btu/jam .ft 2 .F
h io  h o 50,6574  381,5
(Pers. (6.38), Kern, 1965)
(11) Faktor pengotor, Rd
U C  U D 44,719  25,396
Rd    0,017 (Pers. (6.13), Kern, 1965)
U C  U D 44,719  25,396

Universitas Sumatera Utara


Rd hitung  Rd ketentuan, maka spesifikasi pendingin dapat diterima.

Pressure drop
Fluida panas : sisi tube
(1) Untuk Ret = 16055,7633
f = 0,00035 ft2/in2 (Gambar 26, Kern, 1965)
s = 1,02 (Tabel 6, Kern, 1965)
t = 1
2
f Gt  L  n
(2) ΔPt  (Pers. (7.53), Kern, 1965)
5,22  1010  ID  s  φ t

(0,00035)  (6960,3442 ) 2  (12)  (2)


ΔPt  = 0,01016 psi
(5,22  1010 )  (0,0752)  (1,02)  (1)
2
V
(3) Dari Gambar 27, Kern, 1965 diperoleh = 0,0005
2g'

4n V 2
ΔPr  .
s 2g'
(4).(2)
 .0,0005
1,02
 0,0039 psi
PT = Pt + Pr
= 0,01016 psi + 0,0039 psi
= 0,0141 psi
Pt yang diperbolehkan = 2 psi

Fluida dingin : sisi shell


(1) Untuk Res = 152052,49
f = 0,001 ft2/in2 (Gambar 29, Kern, 1965)
s =1
s = 1,02

Universitas Sumatera Utara


L
(2) N  1  12 x
B
12
N  1  12 x = 18 (Pers. (7.43), Kern, 1965)
8
Ds = 17,25/12 = 1,4375 ft

f. G 2 . D . (N  1)
(3) P  s s (Pers. (7.44), Kern, 1965)
s 10
5,22.10 . D .s. 
e s

0,001  (429857,02 66) 2  (1,4375)  (18)


P  = 1,496 psi
s
5,22.1010  (0,06)  (1,02)  (1)

Ps yang diperbolehkan = 10 psi

LC.6 Heater Asam Asetat (E-122)


Fungsi : Menaikkan temperatur asam asetat sebelum dimasukkan
ke reaktor dari 30oC menjadi 150oC
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Dipakai : 1 in OD tube 18 BWG, panjang = 12 ft, 2 pass

- Fluida panas
Laju alir fluida panas = 291,8324 kg/jam = 393,945 lbm/jam
Temperatur awal (T1) = 250 °C = 482 °F
Temperatur akhir (T2) = 200 °C = 392 °F

- Fluida dingin
Laju alir fluida dingin = 1848,168 kg/jam = 4074,516 lbm/jam
Temperatur awal (t1) = 30 °C = 86 °F
Temperatur akhir (t2) = 150 °C = 302 °F
Panas yang diserap (Q) = 500405,0787 kJ/jam = 474292,479 Btu/jam

(3) t = beda suhu sebenarnya


Fluida Panas Fluida Dingin Selisih
T1 = 482 °F Temperatur yang lebih tinggi t2 = 302 °F t1 = 180 F

Universitas Sumatera Utara


Temperatur yang lebih
T2 = 392 °F t1 = 86 °F t2 = 306 F
rendah

T1 – T2 = 90 F Selisih t2 – t1 = 216 F t2 – t1 = 126 F

Δt 2  Δt 1 126
LMTD    237 ,735 F
 Δt 2   306 
ln   ln  
Δt
 1  180 

T1  T2 90
R   0,416
t 2  t 1 216

t 2  t1 216
S   0,545
T1  t 1 482  86
Dari Gambar 19, Kern, 1965 diperoleh FT = 0,98
Maka t = FT  LMTD = 0,98  237,735 = 232,9803 F

(4) Tc dan tc
T1  T2 482  482
Tc    482 F
2 2
t 1  t 2 86  302
tc    194 F
2 2
Dalam perancangan ini digunakan heater dengan spesifikasi:
- Diameter luar tube (OD) = 1 in
- Jenis tube = 18 BWG
- Pitch (PT) = 1 1/4 in triangular pitch
- Panjang tube (L) = 12 ft

d. Dari Tabel 8, hal. 840, Kern, 1965, heater untuk fluida panas steam dan fluida
dingin gas, diperoleh UD = 5-50, dan faktor pengotor (Rd) = 0,003.
Diambil UD = 40 Btu/jamft2F
Luas permukaan untuk perpindahan panas,
Q 474292,479 Btu/jam
A   50,894 ft 2
U D  Δt Btu
40  232,9803 o F
jam  ft 2 o F

Universitas Sumatera Utara


Luas permukaan luar (a) = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10, Kern)

A 50,894 ft 2
Jumlah tube, N t    16,2 buah
L  a " 12 ft  0,2618 ft 2 /ft
e. Dari Tabel 9, hal 842 (Kern, 1965), nilai yang terdekat adalah 21 tube dengan ID
shell 8 in.
f. Koreksi UD
A  L  Nt  a"
 12 ft  21  0,2618 ft2/ft
 65,9736 ft 2
Q 474292,479 Btu/jam Btu
UD    30,857
A  Δt 65,9736 ft x 232,9803 F
2
jam  ft 2  F

Fluida panas : steam, tube


(3) Flow area tube,at’ = 0,639 in2 (Tabel 10, Kern, 1965)
N t  a 't
at  (Pers. (7.48), Kern, 1965)
144  n
21  0,639
at   0,046 ft 2
144  2

(4) Kecepatan massa:


w
Gt  (Pers. (7.2), Kern, 1965)
at

393,945
Gt   8564,0217 lbm/jam.ft 2
0,046

(5) Bilangan Reynold:


Pada Tc = 482 F
 = 0,015 cP = 0,0326 lbm/ft2jam (Gambar 14, Kern, 1965)
Dari tabel 10, Kern, untuk 1 in OD, 18 BWG, diperoleh :
ID = 0,902 in = 0,0752 ft

Universitas Sumatera Utara


ID  G t
Re t  (Pers.(7.3), Kern, 1965)

0,0752  8564,0217
Ret   19755,044
0,0326
(9) Taksir jH dari Ganbar 24 Kern (1965), diperoleh jH = 65 pada Ret = 19755,044

(10) Pada Tc = 482 F


c = 0,71 Btu/lbm.F (Gambar 2, Kern, 1965)
k = 0,099 Btu/jam lbm ft.F (Tabel 5, Kern, 1965)
1 1
 c.  3
 0,71  0,0326  3
     0,616
 k   0,099 

1
h k  c.  3
(11) i  jH    
t ID  k 

hi 0,099
 65   0,616  52,716
t 0,0752
hio hi ID
 
t t OD
hio 0,902
 52,716   47,550
t 1

(9) Karena viskositas rendah, maka diambil t = 1 (Kern, 1965)

hio
hio   t
t
hio  47,550  1  47,550 Btu/jam ft 2 o F

Fluida dingin : bahan, shell


(3’) Flow area shell
Ds  C'  B 2
as  ft (Pers. (7.1), Kern, 1965)
144  PT
Ds = Diameter dalam shell = 17,25 in
B = Baffle spacing = 8 in

Universitas Sumatera Utara


PT = Tube pitch = 11/4 in
C = Clearance = PT – OD
= 11/4 – 1 = 0,25 in
17,25  0,25  8
as   0,1917 ft 2
144  1,25

(4’) Kecepatan massa


w
Gs  (Pers. (7.2), Kern, 1965)
as

4074,516
Gs   21254 ,6478 lbm/jam.ft2
0,1917

(5’) Bilangan Reynold


Pada tc = 194 0F
 = 0,0125 cP = 0,0302 lbm/ft2jam
Dari Gambar 28, Kern, untuk 1 in dan 11/4 triangular pitch, diperoleh De = 0,72 in.
De = 0,72/12 = 0,06 ft
De  Gs
Re s  (Pers. (7.3), Kern, 1965)

0,06  21254 ,6478
Re s   42227 ,77
0,0302
(6) Taksir JH dari Gambar 28, Kern, diperoleh JH = 150 pada Res = 42227,77

(7’) Pada tc = 194 0F


c = 0,62 Btu/lbmF
k = 0,05421 Btu/jam lbm ft.F
1 1
 c.  3
 0,62  0,0302  3
     0,716
 k   0,05421 

1
h k  c.  3
(8’) o  J H   
s De  k 

Universitas Sumatera Utara


ho 0,099
 150   0,716  192,2004
s 0,05421

(9’) Karena viskositas rendah, maka diambil  s = 1 (Kern, 1965)

ho
ho    s  192,2004  1  192,2004 Btu/jam ft 2 o F
s
(10) Clean Overall Coefficient, UC
h io  h o 47,550  192,2004
UC    38,119 Btu/jam .ft 2 .F
h io  h o 47,550  192,2004
(Pers. (6.38), Kern, 1965)
(11) Faktor pengotor, Rd
U C  U D 38,119  30,857
Rd    0,006 (Pers. (6.13), Kern, 1965)
U C  U D 38,119  30,857

Rd hitung  Rd ketentuan, maka spesifikasi pendingin dapat diterima.

Pressure drop
Fluida panas : sisi tube
(1) Untuk Ret = 19755,044
f = 0,00024 ft2/in2 (Gambar 26, Kern, 1965)
s = 1,05 (Tabel 6, Kern, 1965)
t = 1
2
f Gt  L  n
(2) ΔPt  (Pers. (7.53), Kern, 1965)
5,22  1010  ID  s  φ t

(0,00024)  (8564,0217 ) 2  (12)  (2)


ΔPt  = 0,01024 psi
(5,22  1010 )  (0,0752)  (1,05)  (1)
2
V
(3) Dari Gambar 27, Kern, 1965 diperoleh = 0,0005
2g'

Universitas Sumatera Utara


4n V 2
ΔPr  .
s 2g'
(4).(2)
 .0,0005
1,02
 0,0039 psi
PT = Pt + Pr
= 0,01024 psi + 0,0039 psi
= 0,04002 psi
Pt yang diperbolehkan = 2 psi

Fluida dingin : sisi shell


(1) Untuk Res = 42227,77
f = 0,0017 ft2/in2 (Gambar 29, Kern, 1965)
s =1
s = 1,05
L
(2) N  1  12 x
B
12
N  1  12 x = 18 (Pers. (7.43), Kern, 1965)
8
Ds = 17,25/12 = 1,4375 ft

f. G 2 . D . (N  1)
(3) P  s s (Pers. (7.44), Kern, 1965)
s 10
5,22.10 . D .s. 
e s

0,001  (21254 ,6478) 2  (1,4375)  (18)


P  = 0,3554 psi
s 10
5,22.10  (0,06)  (1,05)  (1)

Ps yang diperbolehkan = 10 psi

LC.7 Reaktor (R-130)


Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembentukan asetanilida
Jenis : Reaktor tangki berpengaduk
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Jumlah : 1 unit

Universitas Sumatera Utara


Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Kondisi Operasi : Temperatur : 150oC
Tekanan : 2,5 atm = 36.739 psia
Faktor Kelonggaran : 20%
Laju alir massa : 4712,8284 kg/jam

Densitas campuran :
Tabel LC.1 Densitas Campuran Pada Reaktor
F Fraksi ρ (kg/m3) rcampuran
Komponen
(kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NH2 2864.660 0.60784314 1,022 621.033
CH3COOH 1848.168 0.39215686 1,049 411.373
Total 4712.828 1 1,032

Tabel LC.2 Komposisi Bahan Masuk ke Tangki Pencampur


Componen F (kg/jam) V (m3/jam)
Anilin 2864,6604 2,8038
Asam Asetat 1848,168 1,7618
∑ 4712,8284 4,5656

Perhitungan Dimensi Tangki Pencampur


Volume larutan, VL = 4,5656 m3
Menghitung volume reaktor, V :
V
τ = (Levenspiel, 1999)
vo
Dimana : τ : Waktu tinggal
V : Volume tangki yang ditempati cairan
vo : Laju volumetrik umpan (Vo)
Diket : Waktu tinggal () = 8 jam
Maka : V = vo × τ
laju total massa umpan masuk
V =  waktu tinggal
densitas campuran umpan

Universitas Sumatera Utara


4712,8284 kg/jam
= × 8 jam = 36,5336 m3
1032 kg/m 3
Volume tangki, Vt = 1,2 .VL = 1,2 (36,5336) = 43,8403 m3
Direncanakan : Hs : Di = 1 : 1
Hh : Di = 1 : 4
Dimana ; Hs = tinggi shell
Hh = tinggi head
Di = diameter dalam tangki
a. Volume silinder tangki (Vs)
  
Vs = Di2 .H s = Di2 ( Di ) = .Di3 (Perry&Green,1999)
4 4 4
b. Volume alas tutup tangki (Vh)
  1 
Vh = .Di2 .H h  .Di2 .   .Di3 (Perry&Green,1999)
6 6  4  24
c. Volume tangki = Vs + Vh
 
43,8403 m3 = .Di3  .Di3
4 24
7
43,8403 m3= . .Di3
24
Di3 = 150,344 m3

Di = 5,31735 m = 17,445 ft = 209,344 in

Hs = Di = 5,31735 m = 17,445 ft = 209,344 in

Tinggi head (Hh)


1 1
Hh = .Di = .5,31735 m  1,3293 m  4,361 2 ft  52,335 in
4 4
H total = Hs + Hh
= 5,31735 m + 1,3293 m
= 6,64665 m = 21,8065 ft = 261,6791 in
d. Tebal shell tangki
PR
t + n .C (Perry&Green,1999)
2E  0,6P

Universitas Sumatera Utara


di mana:
t = tebal shell (in)
P = tekanan desain (psia)
R = jari-jari dalam tangki (in)
S = allowable stress (psia)
E = joint efficiency
C = corrosion allowance (in/tahun)
n = umur alat (tahun)

Volume larutan = 36,5335 m3


Volume tangki = 43,8403 m3
36,5335
Tinggi larutan dalam tangki = x 5,31735 m  4,4311 m
43,8403
Tekanan hidrostatik
Ph =  x g x l
= 1032 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 4,4311 m
= 44814,373 Pa = 6,4998 psia

Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesain = (1,2) (P operasi)
= 1,2 (36,739+ 6,4998) = 51,1887 psia
- Direncanakan bahan konstruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
- Allowable working stress (S) : 13.700 psia (Peters et.al., 2004)
- Joint efficiency (E) : 0,85 (Peters et.al., 2004)
- Corossion allowance (C) : 0,002 in/tahun (Perry&Green,1999)
- Umur alat (n) : 10 tahun

Tebal shell tangki:


PR
t  n. C
SE  0,6P
(51,1887 psia) (209,344 /2 in)
  10.(0,002 in)
(13.700 psia)(0,85 )  0,6(51,188 7 psia)
 0,0812 in

Universitas Sumatera Utara


Tebal shell standar yang digunakan = 3/16 in (Brownell&Young,1959)
e. Tebal tutup tangki
Tutup atas tangki terbuat dari bahan yang sama dengan shell
Tebal tutup atas = 3/16 in (Brownell&Young,1959)

Menghitung Jaket Pendingin


Jumlah air pendingin ( 150oC ) = 306,092 kg/jam
306,092
Vair pendingin =  59,32 m3/jam
5,16
Diameter dalam jaket (D1) = diameter dalam + (2 x tebal dinding )
= 209,344 + 2 ( 3/16 )
= 209,719 in
Tinggi jaket = tinggi reaktor = 209,719 in
Asumsi jarak jaket = 5 in
Diameter luar jaket (D2) = D1 + 2 . jarak jaket
= 209,344 in + ( 2x5 )
= 219,344 in = 5,5713 m
Luas yang dilalui air pendingin ( A )
 
A= D 2
2 
 D12 = (219,3442 –209,344 2 ) = 4286,88 in2 = 2,7657 m2
4 4
Kecepatan air pendingin ( v )
Vp 59,32
v= = = 21,44 m/jam
A 2,7657
Tebal dinding jaket ( tj )
Bahan Carbon Steel Plate SA-285 grade C
H jaket = 209,719 in = 17,4766 ft
( H  1)  a (209,719  1)(1,032)
PH =   1,4958 psia
144 144
Pdesain = 36,739 + 1,4958 = 38,2348 psia

Universitas Sumatera Utara


PD
tj   n. C
SE  0,6P
(38,2348) (219,344 )
  10 (0,002 )  0,5005 in
(13,700)(0 ,85)  0,6(38,2348 )

Dipilih tebal jaket standar = 6/16 in (Brownell&Young,1959)

Perancangan Sistem Pengaduk


Jenis pengaduk : Six Blade Open Turbin
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (Mc Cabe et.al., 1999), diperoleh :
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 6,0997 ft = 2,0332 ft
E/Da = 1 ; E = 2,0332 ft
L/Da = ¼ ; L = 1/4 x 2,0332 ft = 0,5429 ft
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 2,0332 ft = 0,4343 ft
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 6,0997 ft = 0,5429ft

Dimana:
Dt = diameter tangki
Da = Diameter impeller
E = tinggi turbin dari dasar tangki
L = panjang blade pada turbin
W = lebar blade pada turbin
J = lebar baffle
Kecepatan pengadukan, N = 1 putaran/detik
Bilangan Reynold,
.N .(Di)2 64,425(1)(6,0997 )2
NRe =   900,1195
 2,663
5
K T .N 3 .D a ρ
P (Mc Cabe et.al., 1999)
gc
KT = 6,3 (Mc Cabe et.al., 1999)

Universitas Sumatera Utara


6,3 (1 put/det)3 .(2,0332 ft) 5 (64,425 lbm/ft 3 )
P
32,174 lbm.ft/lbf .det 2
1Hp
 25,648 ft.lbf/det x
550 ft.lbf/det
 0,0466 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80%
0,0466
Daya motor penggerak =  0,058 Hp
0,8
Maka dipilih daya motor dengan tenaga 0,5 hp.

LC.8 Pompa Reaktor (L-131)

Fungsi : Memompa campuran dari reaktor ke


evaporator

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi :
Tekanan pompa = 2,5 atm
Temperatur = 150 oC = 423 K
Laju alir massa (F) = 4712,8284 kg/jam = 2,886 lbm/s
campuran
Tabel LC.3 Densitas Campuran Pada Pompa Reaktor
F Fraksi  (kg/m3) rcampuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 4137.588 0.87794158 1,210 1,062.309
C6H5NH2 14.322 0.00303894 1,022 3.105

Universitas Sumatera Utara


CH3COOH 9.240 0.00196061 1,049 2.057
H2O 551.678 0.11705888 1000 117.059
Total 4712.828 1 1,185
campuran = 1185 kg/m 3
= 73,977 lbm/ft3
campuran
Tabel LC.4 Viskositas Campuran Pada Pompa Reaktor

F Fraksi  (kg/m3) campuran


Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 4,138 0.877941578 0.52 0.457
C6H5NH2 14 0.003038939 3.71 0.011
CH3COOH 9.24 0.001960606 1.04 0.002
H2O 30C 552 0.117058877 0.798 0.093
Total 4,713 1 0.563
campuran = 0,563 cP = 0,0004 lbm/ft.s

F 2,886lb m /sec
Laju alir volumetrik, Q    0,039 ft3/s
ρ 73,977 lb m / ft 3

Desain pompa : Asumsi aliran turbulen


Di,opt = 3,9 (Q)0,45 ()0,13 (Walas,1988)
= 3,9 (0,039)0,45 (73,977)0,13
= 1,585 in

Dari Appendiks A.5 Geankoplis (1997), dipilih pipa commercial steel :

Ukuran nominal : 2 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 2,067 in = 0,1723 ft
Diameter Luar (OD) : 2,375 in = 0,1979 ft
Inside sectional area : 0,0223 ft2

0,039 ft 3 / s
Kecepatan linear, v = Q/A = = 1,75 ft/s
0,0223 ft 2

Universitas Sumatera Utara


 v D
Bilangan Reynold : NRe =

(73,977 lbm / ft 3 )(1,75 ft / s )(0,1723 ft )


=
0,0004 lbm/ft.s
= 55764,787 (Turbulen karena Nre >2100)

Untuk pipa commercial steel, harga  = 0,000046 (Geankoplis, 1997)


Pada NRe = 55764,787 dan /D = 0,0003
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis (1997), diperoleh harga f = 0,0037

Friction loss :
 A  v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,55 1  2 
 A1  2

1,75 2
= 0,55 1  0 = 0,0026 ft.lbf/lbm
2132,174 

v2 1,75 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,0071 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

v2 1,75 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,0952 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

L.v 2
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
D.2.g c

= 4(0,0037)
80 
. 1,75 
2
= 0,327 ft.lbf/lbm
0,1723 .2.32,174 
2
 A  v2
1 Sharp edge exit = hex = 1  1 
 A2  2. .g c

1,75 2
= 1  0 = 0,0476 ft.lbf/lbm
2132,174 

Total friction loss :  F = 0,4795 ft.lbf/lbm


Dari persamaan Bernoulli :

Universitas Sumatera Utara


1
2
2 2
 P  P1
v 2  v1  g z 2  z1   2

  F  Ws  0 (Geankoplis,1997)

dimana : v1 = v2
P1 = P2 = 2,5 atm = 5290,542 lbf/ft²
Z = 40 ft
 = 73,977 lbm/ft3
Maka :
32,174 ft / s 2
0 40 ft   0  0,4795 ft.lbf / lbm  Ws  0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 40,4795 ft.lbf/lbm

P Effisiensi pompa , = 75 %
Ws = -  x Wp
-40,4795 = -0,75 x Wp
Wp = 53,972 ft.lbf/lbm

Daya pompa : P = m x Wp
4712,8284 1 hp
= lbm/s  53,972 ft.lbf/lbm x
0,45359 3600  550 ft .lbf / s
= 0,283 Hp
Maka dipilih pompa dengan daya motor = 0,5 Hp

LC.9 Evaporator (V-210)


Fungsi : Mengurangi kandungan anilin dan asam asetat dalam
larutan asetanilida dengan cara memekatkan produk
pada suhu 225oC
Jenis : Long Tube Vertical Evaporator
Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup elipsoidal
Jumlah : 1 buah
Dipakai : 1 in OD tube 18 BWG, panjang = 12 ft, 2 pass

Universitas Sumatera Utara


- Fluida panas
Laju alir steam masuk = 1472,3914 kg/jam = 1987,586 lbm/jam
Temperatur awal (T1) = 250 °C = 482 °F
Temperatur akhir (T2) = 250 °C = 482 °F
- Fluida dingin
Laju alir cairan masuk = 4993,778 kg/jam = 10390,016 lbm/jam
Temperatur awal (t1) = 150 °C = 302 °F
Temperatur akhir (t2) = 225 °C = 437 °F
Panas yang diserap (Q) = 2524709,566 kJ/jam = 2392962,843 Btu/jam

(1) t = beda suhu sebenarnya


Fluida Panas Fluida Dingin Selisih
T1 = 482 F Temperatur yang lebih tinggi t2 = 437 F t2 = 45F
Temperatur yang lebih
T2 = 482F t1 = 302 F t1 = 180 F
rendah

T1 – T2 = 0 F Selisih t2 – t1 = 135 F t2 – t1 = -135 F

 135
t = LMTD = = 97,82 F
2,3 log 45
180
(1) Tc dan tc
T1  T2 482  482
Tc    482 F
2 2

t 1  t 2 437  302
tc    369,5 F
2 2
Dalam perancangan ini digunakan heater dengan spesifikasi:
- Diameter luar tube (OD) = 1 in
- Jenis tube = 18 BWG
- Pitch (PT) = 1 1/4 in triangular pitch
- Panjang tube (L) = 12 ft = 3,6576 m

Universitas Sumatera Utara


g. Dari Tabel 8, hal. 840 (Kern,1965) heater untuk fluida panas steam dan fluida
dingin medium organic, diperoleh UD = 50-100, dan faktor pengotor (Rd) =
0,003.
Diambil UD = 60 Btu/jamft2F
Luas permukaan untuk perpindahan panas,
Q 2392962,84 3 Btu/jam
A   407,72 ft 2
U D  Δt Btu
60  97,82 o F
jam  ft  F
2 o

Luas permukaan luar (a) = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10, Kern)

A 407,72 ft 2
Jumlah tube, N t    129,78 buah
L  a " 12 ft  0,2618 ft 2 /ft

h. Dari Tabel 9, hal 842 (Kern,1965), nilai yang terdekat adalah 131 tube dengan ID
shell 17¼ in dan panjang 12 ft.
i. Koreksi UD
A  L  Nt  a"
 12 ft  131  0,2618 ft2/ft
 411,54 ft 2
Q 2392962,84 3 Btu/jam Btu
2. UD    59,44
A  Δt 411,54 ft x 97,82 F
2
jam  ft 2  F

Fluida panas : steam, tube


(3) Flow area tube,at’ = 0,639 in2 (Tabel 10, Kern, 1965)
N t  at'
at  (Pers. (7.48), Kern, 1965)
144  n
131  0,639
at   0,145 ft 2
144  4
(4) Kecepatan massa:
w
Gt  (Pers. (7.2), Kern, 1965)
at

1987,586
Gt   13707,48 lbm/jam.ft 2
0,145

Universitas Sumatera Utara


(5) Bilangan Reynold:
Pada Tc = 482 F
 = 0,135 cP = 0,326 lbm/ft2jam (Gambar 14, Kern, 1965)
Dari tabel 10, Kern, untuk 1 in OD, 18 BWG, diperoleh :
ID = 0,902 in = 0,0752 ft
ID  G t
Re t  (Pers.(7.3), Kern, 1965)

0,0752  13707,48
Ret   3161,97
0,326
(12) Taksir jH dari Gambar 24 Kern (1965), diperoleh jH = 17
(13) Pada Tc = 482 F
c = 0,52 Btu/lbm.F (Gambar 3, Kern, 1965)
k = 0,0344 Btu/jam lbm ft.F (Tabel 5, Kern, 1965)
1 1
 c.  3
 0,52  0,326  3
     1,702
 k   0,0344 
1
h k  c.  3
(14) i  jH    
t ID  k 

hi 0,0344
 17   1,702  13,236
t 0,0752
hio hi ID
 
t t OD
hio 0,902
 13,236   11,938
t 1

(9) Karena viskositas rendah, maka diambil t = 1 (Kern, 1965)

hio
hio   t
t
hio  11,938  1  11,938 Btu/jam ft 2 o F

Fluida dingin : bahan, shell


(3’) Flow area shell
Ds  C'  B 2
as  ft (Pers. (7.1), Kern, 1965)
144  PT

Universitas Sumatera Utara


Ds = Diameter dalam shell =10 in
B = Baffle spacing = 8 in
PT = Tube pitch = 11/4 in
C = Clearance = PT – OD
= 11/4 – 1 = 0,25 in
10  0,25  8
as   0,111 ft 2
144  1,25
(4’) Kecepatan massa
w
Gs  (Pers. (7.2), Kern, 1965)
as

10390,016
Gs   94454 ,69 lbm/jam.ft2
0,11
(5’) Bilangan Reynold
Pada tc = 369,5 0F
 = 0,13 cP = 0,314 lbm/ft2jam (Gambar 14, Kern, 1965)
Dari Gambar 28, Kern, untuk 1 in dan 11/4 triangular pitch, diperoleh De = 0,99 in.
De = 0,99/12 = 0,0825 ft
De  Gs
Re s  (Pers. (7.3), Kern, 1965)

0,0825  94454 ,69
Re s  = 24816,92
0,314
(6) Taksir JH dari Gambar 28, Kern, diperoleh JH = 80
(7’) Pada tc = 369,5 0F
c = 0,52 Btu/lbmF (Gambar 3 Kern, 1965)
k = 0,0312 Btu/jam lbm ft.F (Tabel 5 Kern, 1965)
1 1
 c.  3
 0,52  0,314  3
     1,735
 k   0,0312 
1
h k  c.  3
(8’) o  J H   
s De  k 

ho 0,312
 80   1,735  524,92
s 0,0825

Universitas Sumatera Utara


(9’) Karena viskositas rendah, maka diambil  s = 1 (Kern, 1965)

ho
ho   t
t
ho  524,92  1  524,92 Btu/jam ft 2 o F
(10) Clean Overall Coefficient, UC
h io  h o 11,938  524,92
UC   11,68 Btu/jam .ft 2 .F
h io  h o 11,938  524,2
(Pers. (6.38), Kern, 1965)
(11) Faktor pengotor, Rd
U C  U D 11,68  59,44
Rd    0,068 (Pers. (6.13), Kern, 1965)
U C  U D 11,68 x59,44

Rd hitung  Rd ketentuan, maka spesifikasi pemanas dapat diterima.

Pressure drop
Fluida panas : sisi tube
(1) Untuk Ret = 3161,97
f = 0,00039 ft2/in2 (Gambar 26, Kern, 1965)
s = 1,02 (Tabel 6, Kern, 1965)
t = 1
2
f Gt  L  n
(2) ΔPt  (Pers. (7.53), Kern, 1965)
5,22  1010  ID  s  φ t

(0,00039)  (13707 .48) 2  (12)  (2)


ΔPt  = 4,39 x 10-4 psi
10
(5,22  10 )  (0,0752)  (1,02)  (1)
2
V
(3) Dari Gambar 27, Kern, 1965 diperoleh = 0,001
2g'

4n V 2
ΔPr  .
s 2g'
(4).(4)
 .0,001
1,02
 0,015 psi

Universitas Sumatera Utara


PT = Pt + Pr
= 4,39 x 10-4 psi + 0,015 psi
= 0,015439 psi
Pt yang diperbolehkan = 2 psi

Fluida dingin : sisi shell


(1) Untuk Res = 24816,92
f = 0,00025 ft2/in2 (Gambar 29, Kern, 1965)
s =1
s = 1,02
L
(2) N  1  12 x
B
12
N  1  12 x = 18 (Pers. (7.43), Kern, 1965)
8
Ds = 10/12 = 0,833 ft

f. G 2 . D . (N  1)
(3) P  s s (Pers. (7.44), Kern, 1965)
s 10
5,22.10 . D .s. 
e s

0,00025  (94454,69) 2  (0,833)  (18)


P  = 7,61 x10-3 psi
s 10
5,22.10  (0,0825)  (1,02)  (1)

Ps yang diperbolehkan = 2 psi

Laju alir umpan masuk = 4712,8284 kg/jam


Densitas Campuran = 1185 kg/m3
Tabel LC.5 Densitas Campuran Pada Evaporator

F Fraksi ρ (kg/m3) ρ campuran


Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010 (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 4,138 0.87794158 1,210 1,062.309
C6H5NH2 14 0.00303894 1,022 3.105
CH3COOH 9.24 0.00196061 1,049 2.057
H2O 552 0.11705888 1000 117.059

Universitas Sumatera Utara


Total 4,713 1 1,185

Faktor keamanan = 20%


Waktu tinggal dalam evaporator diperkirakan ½ jam
4712,8284 kg / jam x1 / 2 jam
Volume cairan = = 1,988 m3
1185 kg / m3
1,2 . 4712,8284 kg / jam x 1 / 2 jam
Volume umpan = = 2,386 m3
1185 kg / m3


Volume tube = . D2 . L
4

= . 0,0254 2 . 3,6576
4
= 0,00188 m3


Volume shell = . D2 . L
4

= . 0,254 2 . 3,6576
4
= 0,18524 m3
Δ V = 0,18524 m3 - 0,00188 m3 = 0,18336 m3
Volume tangki = 2,386 m3 - 0,18336 m3 = 2,2028 m3
Direncanakan D:H = 2:3
Volume tangki= Volume silinder + 2. Volume tutup
= 3/8 . π D3 + 2.( π/24 . D3)
2,2028 m3 = 1,4391 D3
D = 1,15 m
Hs = 3/2 . D = 1,728 m
1
Tinggi tutup (Hd) = D  0,2875 m
4
Tinggi tangki = Hs + 2.Hd = (1,728 + 0,2875) m = 2,0155 m

Universitas Sumatera Utara


2,0155
Tinggi cairan dalam tangki = . (1,988-0,18336)
2,2028
= 1,651 m
Tekanan Hidrostatik = ρ . g . (Tinggi cairan + L)
= 1185. 9,80655 . (1,651 + 3,6576)
= 61692,24 Pa
= 0,6088 atm
Faktor keamanan 20%
Pdesign = 1,2 . (1 + 0,6088)
= 1,9306 atm
= 28,372 psia
Tebal shell tangki (bagian silinder)
Faktor korosi (C) = 0,0042 in/tahun (Perry & Green, 1999)
Allowable working stress (S) = 16.250 lb/in2 (Brownell dan Young,1959)
Efisiensi sambungan (E) = 0,85
Umur alat (A) direncanakan = 10 tahun
Tebal silinder :
P R
d  (C  A) (Peters dan Timmerhaus, 2004)
SE  0,6 P
Dimana : d = tebal dinding tangki bagian silinder (in)
P = tekanan desain (psi)
R = jari-jari dalam tangki (in) = D/2
S = stress yang diizinkan
E = efisiensi pengelasan
28,372  0,451
d  (0,0042 10)
(16.250  0,85)  (0,6  28,372 )
d = 0,00429 in
Maka dipilih tebal shell dan tangki = 1/10 in

LC.10 Pompa Evaporator (L-211)

Universitas Sumatera Utara


Fungsi : Memompa campuran dari evaporator
ke kristalizer dan menurunkan tekanan
dari 2,5 atm menjadi 1 atm
Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : Commercial Steel


Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan masuk = 1 atm
Tekanan keluar = 2,5 atm
Temperatur = 225 oC = 423 K
Laju alir massa (F) = 3959,4706 kg/jam = 2,425 lbm/s
campuran =
Tabel LC.6 Viskositas Campuran Pada Pompa Evaporator
F Fraksi  (kg/m3) campuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3,931 0.992735893 0.52 0.516
C6H5NH2 1 0.000180858 3.71 0.001
CH3COOH 0.462 0.000116682 1.04 0.000
H2O 28 0.006966568 0.798 0.006
Total 3,959 1 0.523
campuran = 0,52 cP = 0,0004 lbm/ft.s
campuran =
Tabel LC.7 Desitas Campuran Pada Pompa Evaporator
F Fraksi  (kg/m3) campuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3930.709 0.99273589 1,210 1,201.210
C6H5NH2 0.716 0.00018086 1,022 0.185
CH3COOH 0.462 0.00011668 1,049 0.122
H2O 27.584 0.00696657 1000 6.967
Total 3959.471 1 1,208
campuran = 1208 kg/m 3
= 64,175 lbm/ft3

Universitas Sumatera Utara


F 2,425lb m /sec
Laju alir volumetrik, Q    0,037 ft3/s
ρ 64,175 lb m / ft 3

Desain pompa : Asumsi aliran turbulen


Di,opt = 3,9 (Q)0,45 ()0,13 (Walas,1988)
= 3,9 (0,037)0,45 (64,175)0,13
= 1,534 in

Dari Appendiks A.5 Geankoplis (1997), dipilih pipa commercial steel :

Ukuran nominal : 2 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 2,067 in = 0,1723 ft
Diameter Luar (OD) : 2,375 in = 0,1979 ft
Inside sectional area : 0,0223 ft2
0,037 ft 3 / s
Kecepatan linear, v = Q/A = = 1,66 ft/s
0,0223 ft 2

 v D
Bilangan Reynold : NRe =

(64,175 lbm / ft 3 )(1,66 ft / s)(0,1723 ft )


=
0,0004 lbm/ft.s
= 45888,012 (Turbulen karena Nre >2100)

Untuk pipa commercial steel, harga  = 0,000046 (Geankoplis, 1997)


Pada NRe = 45888,012 dan /D = 0,0003
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis (1997), diperoleh harga f = 0,0042

Friction loss :

Universitas Sumatera Utara


 A  v2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,55 1  2 
 A1  2

1,66 2
= 0,55 1  0 = 0,0235 ft.lbf/lbm
2132,174 

v2 1,66 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,0642 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

v2 1,66 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,0856 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

L.v 2
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
D.2.g c

= 4(0,0042)
80 . 1,66 2 = 0,334 ft.lbf/lbm
0,1723 .2.32,174 
2
 A  v2
1 Sharp edge exit = hex = 1  1 
 A2  2. .g c

1,66 2
= 1  0 = 0,0428 ft.lbf/lbm
2132,174 

Total friction loss :  F = 0,5501 ft.lbf/lbm

Dari persamaan Bernoulli :

1
2
 2 2
 P  P1
v 2  v1  g z 2  z1   2

  F  Ws  0 (Geankoplis,1997)

dimana : v1 = v2
P1 = 2,5 atm = 5290,542 lbf/ft
P2 = 1 atm = 2116,2168 lbf/ft²
P
= -3174,3252 ft.lbf/lbm

Z = 5 ft
 = 64,175 lbm/ft3
Maka :

Universitas Sumatera Utara


32,174 ft / s 2
0 5 ft  - 3174,3252  0,5501 ft.lbf / lbm  Ws  0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = 3168,7751 ft.lbf/lbm
Ws  Q   3168,7751  0,037  64,175
P =   13,7 hp
550 550
Effisiensi pompa , = 75 %
13,7
Daya pompa : P =  18,27 hp
0,75

LC.11 Kristalizer (H-220)


Fungsi : Tempat terbentuknya kristal asetanilida
Tipe : Continous Stired Tank Crystallizer (CSTC)
Kondisi operasi : Temperatur = 600C ; Tekanan = 2,5 atm = 36,739 psi
Laju alir umpan : 3959,4706 kg/jam
campuran =
Tabel LC.8 Viskositas Campuran Pada Pompa Evaporator
F Fraksi  (kg/m3) campuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3,931 0.992735893 0.52 0.516
C6H5NH2 1 0.000180858 3.71 0.001

Universitas Sumatera Utara


CH3COOH 0.462 0.000116682 1.04 0.000
H2O 28 0.006966568 0.798 0.006
Total 3,959 1 0.523
campuran = 0,52 cP = 0,0004 lbm/ft.s
campuran =
Tabel LC.9 Densitas Campuran Pada Pompa Evaporator
F Fraksi  (kg/m3) campuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3930.709 0.99273589 1,210 1,201.210
C6H5NH2 0.716 0.00018086 1,022 0.185
CH3COOH 0.462 0.00011668 1,049 0.122
H2O 27.584 0.00696657 1000 6.967
Total 3959.471 1 1,208
campuran = 1208 kg/m 3
= 64,175 lbm/ft3
Faktor keamanan : 20 %

Volume tangki :
3959 ,4706 kg/jam x1 jam
Volume larutan, Vl = = 3,277 m3
1208 kg/m 3
Volume tangki, Vt = (1 + 0,2) x 3,277 m3 = 3,933 m3
Diameter dan tinggi shell
Direncanakan :
 Tinggi shell : diameter (Hs : D = 3 : 2)
 Tinggi head : diameter (Hh : D = 1 : 4)
- Volume shell tangki ( Vs)
1
Vs =  Di2 H
4
3 3
Vs = D = 1,1775 D3
8
- Volume tutup tangki (Vh)

Vh = D3 = 0,1309 D3 (Brownell,1959)
24
- Volume tangki (V)

Universitas Sumatera Utara


V = Vs + 2Vh
V = 1,4393 D3
3,933 m3 = 1,4393 D3
Di3 = 2,7325 m3
Di = 1,398 m = 4,586 ft
Hs = 1,398 m = 4,586 ft

Diameter dan tinggi tutup


Diameter tutup = diameter tangki = 1,398 m
Hh = 0,349 m = 1,145 ft
Ht = Hs + 2Hh = 2,097 m = 6,879 ft
Tebal shell tangki
Volume cairan = 3,277 m3
Volume tangki = 3,933 m3
3,933 m 3
Tinggi cairan dalam tangki = x 1,398 m = 1,678 m
3,277 m 3
Tekanan hidrostatik :
P =xgxl
= 1208 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,678 m = 19863,13 Pa
= 2,881 psi
Faktor kelonggaran = 20 %
Tekanan udara luar = 36,739 psi
maka : Pdesign = (1,2) (36,739 + 2,881) = 47,544 psi
Joint efficiency (E) = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress (S) = 13.750 psia (Brownell,1959)
Umur Alat (n) = 10 tahun
Faktor korosi (CA) = 0,02 in/tahun

Tebal shell tangki :


PD
t=  nCA (Brownell,1959)
2SE  1,2 P

Universitas Sumatera Utara


t=
47,544 psi 1,398 ft x12 in / 1 ft   10(0,02) in = 0,236 in
213.750 psi 0,8  1,247,544 psi 
Maka tebal shell standar yang digunakan ¼ in (Brownell,1959)
Tebal tutup tangki = tebal shell
Maka tebal shell standar yang digunakan ¼ in (Brownell,1959)

Pengaduk (impeller)
Jenis : Six Blade Open Turbin (turbin datar enam daun)
Kecepatan putaran (N) = 117,6 rpm = 1,96 rps
Pengaduk didesain dengan standar sebagai berikut :
Da : Di = 0,3 (Holland, 1989)
W : Di = 0,1 (Holland, 1989)

C : Di = 0,3 (Holland, 1989)


L : Di = 1 : 16 (Holland, 1989)
4 Baffle : J : Di = 0,06 (Holland, 1989)
dimana: Da = Diameter pengaduk ; W = Lebar daun
pengaduk (blade)
Di = Diameter tangki ; J = Lebar baffle
C = Jarak pengaduk dari dasar tangki
Jadi:
 Diameter pengaduk (Da) = 0,3  Di = 0,3  1,256 m = 0,3768 m
 Lebar daun pengaduk (W) = 0,1  Di = 0,1  1,256 m = 0,1256 m
 Tinggi pengaduk dari dasar (C) = 0,3  Di = 0,3  1,256 m = 0,3768
m
 Panjang daun pengaduk (L) = 1/16 x Di = 1/16 x 1,256 m = 0,0785 m

 Lebar baffle (J) = 0,06 Di = 0,06  1,256 m = 0,0754 m

Universitas Sumatera Utara


Daya untuk pengaduk
Da 2 Nρ
Bilangan Reynold (NRe) =
μ

0,3768 2  1,96  1208


=
0,523

= 27226
NRe > 10.000, maka perhitungan dengan pengadukan menggunakan rumus:
Dari figure 3.4-4 (Geankoplis, 1993), untuk pengaduk jenis flat six blade open turbine
dengan 4 baffle, diperoleh Np = 4,2.
Maka,
P  Np    N 3  Da 5 (Geankoplis, 2003)

P  4,2  1208  1,96 3  0,3768 5


1 hp
= 290,161 J/s x
745,7 J/s

= 0,389 hp
Efisiensi motor = 80 %
Daya motor (Pm) = P / 0,8
= 0,389 / 0,8
= 0,486 hp
Dipilih motor pengaduk dengan daya 3/4 hp

Analisa perpindahan panas :


Panas yang dipertukarkan di kristaliser
Q = 2673822,51 kJ/jam = 40910044,605 Btu/jam
Pendingin yang digunakan : air
Fluida panas
Temperatur awal (T1) = 225°C = 437°F
Temperatur akhir (T2) = 60°C = 140°F
Fluida dingin
Temperatur awal (t1) = 30°C = 140°F

Universitas Sumatera Utara


Temperatur akhir (t2) = 60°C = 140°F
Fluida
Fluida dingin Selisih
Panas
T1 = 437 F Temperatur yang lebih tinggi t2 = 140F t1 = 297F
T2 = 140 F Temperatur yang lebih rendah t1 = 86F t2 = 54 F

Selisih t2 – t1 = -243 F

Δt 2  Δt 1 - 243
Δt = LMTD = = = 142,54 F
 Δt   297 
ln  1  ln  
 Δt 2   54 

Asumsi Ud = 74 Btu/hr ft2 oF


Qs
Luas permukaan perpindahan panas (A) =
U D  T

40910044,6 05
=
74  142,54

= 3878,48 ft2

LC.12 Pompa Kristalizer (L-221)

Fungsi : Memompa campuran dari kristalizer


ke sentrifuse

Jenis : Pompa sentrifugal


Bahan konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi :
Tekanan pompa = 1 atm
Temperatur = 60 oC = 333 K
Laju alir massa (F) = 3959,4706 kg/jam = 2,425 lbm/s

Universitas Sumatera Utara


campuran =
Tabel LC.10 Viskositas Campuran Pada Pompa Evaporator
F Fraksi  (kg/m3) campuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3,931 0.992735893 0.52 0.516
C6H5NH2 1 0.000180858 3.71 0.001
CH3COOH 0.462 0.000116682 1.04 0.000
H2O 28 0.006966568 0.798 0.006
Total 3,959 1 0.523
campuran = 0,52 cP = 0,0004 lbm/ft.s
campuran =
Tabel LC.11 Densitas Campuran Pada Pompa Evaporator
F Fraksi  (kg/m3) campuran
Komponen (kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3930.709 0.99273589 1,210 1,201.210
C6H5NH2 0.716 0.00018086 1,022 0.185
CH3COOH 0.462 0.00011668 1,049 0.122
H2O 27.584 0.00696657 1000 6.967
Total 3959.471 1 1,208
campuran = 1208 kg/m 3
= 64,175 lbm/ft3
F 1,131lb m /sec
Laju alir volumetrik, Q    0,017 ft3/s
ρ 65,486 lb m / ft 3

Desain pompa : Asumsi aliran turbulen


Di,opt = 3,9 (Q)0,45 ()0,13 (Walas,1988)
= 3,9 (0,017)0,45 (65,486)0,13
= 1,073 in

Universitas Sumatera Utara


Dari Appendiks A.5 Geankoplis (1997), dipilih pipa commercial steel :

Ukuran nominal : 2 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 2,067 in = 0,1723 ft
Diameter Luar (OD) : 2,375 in = 0,1979 ft
Inside sectional area : 0,0223 ft2
0,017 ft 3 / s
Kecepatan linear, v = Q/A = = 0,76 ft/s
0,0223 ft 2

 v D
Bilangan Reynold : NRe =

(65,486 lbm / ft 3 )(0,76 ft / s )(0,1723 ft )


=
0,0008 lbm/ft.s
= 10719,076 (Turbulen karena Nre >2100)

Untuk pipa commercial steel, harga  = 0,000046 (Geankoplis, 1997)


Pada NRe = 10719,076 dan /D = 0,0003
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis (1997), diperoleh harga f = 0,0045

Friction loss :
 A2  v 2
1 Sharp edge entrance= hc = 0,55 1  
 A1  2

0,76 2
= 0,55 1  0 = 0,0049 ft.lbf/lbm
2132,174 

v2 0,76 2
2 elbow 90° = hf = n.Kf. = 2(0,75) = 0,00134 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

v2 0,76 2
1 check valve = hf = n.Kf. = 1(2,0) = 0,0179 ft.lbf/lbm
2. g c 2132,174 

L.v 2
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
D.2.g c

= 4(0,0045)
80 
. 0,76 
2
= 0,075 ft.lbf/lbm
0,1723 .2.32,174 

Universitas Sumatera Utara


2
 A  v2
1 Sharp edge exit = hex = 1  1 
 A2  2. .g c

0,76 2
= 1  0 = 0,0089 ft.lbf/lbm
2132,174 

Total friction loss :  F = 0,10804 ft.lbf/lbm


Dari persamaan Bernoulli :

1
2
 2 2
 P  P1
v 2  v1  g z 2  z1   2

  F  Ws  0 (Geankoplis,1997)

dimana : v1 = v2
P1 = P2 = 1 atm = 2116,2168 lbf/ft²
Z = 40 ft
 = 63,826 lbm/ft3
Maka :
32,174 ft / s 2
0 40 ft   0  0,10804 ft.lbf / lbm  Ws  0
32,174 ft.lbm / lbf .s 2
Ws = - 40,10804 ft.lbf/lbm

P Effisiensi pompa , = 75 %
Ws = -  x Wp
-40,10804 = -0,75 x Wp
Wp = 53,477 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m x Wp
3959,4706 1 hp
= lbm/s  53,477 ft.lbf/lbm x
0,45359 3600  550 ft .lbf / s
= 0,235 Hp
Maka dipilih pompa dengan daya motor = 0,5 Hp

Universitas Sumatera Utara


LC.13 Sentrifuse (H-230)
Fungsi : Memisahkan kristal asetanilida dari mother liquornya.
Tipe : Solid Bowl Centrifuge
Kondisi Operasi : P = 1 atm ; T = 60oC

Tabel LC.12 Aliran Umpan Sentrifuse


ρi visc
KOMPONEN kg/jam Wi wi.ρi wi.visc
(kg/m3) (cp)
C6H5NHCOCH (s) 3773.484 0.992436 1,210 1200.846977 0.52 0.51606647
C6H5NH2 0.716 0.000188 1,022 0.192422943 3.71 0.000698727
CH3COOH 0.462 0.000122 1,049 0.127460979 1.04 0.000126367
H2O 27.584 0.007255 1000 7.254638404 0.798 0.005789201
Total 3802.246 1 1208.4215 0.522680765

Tabel LC.13 Aliran Mother Liquor Sentrifuse


ρi visc
KOMPONEN kg/jam wi wi.ρi wi.visc
(kg/m3) (cp)
C6H5NHCOCH (l) 157.228 1 1,210 1,210 0.52 0.52

Tabel LC.14 Aliran Produk Sentrifuse


ρi Visc
KOMPONEN kg/jam wi wi.ρi wi.visc
(kg/m3) (cp)
C6H5NHCOCH (s) 3773.484 0.992436 1,210 1200.846977 0.52 0.51606647
C6H5NH2 0.716 0.000188 1,022 0.192422943 3.71 0.000698727
CH3COOH 0.462 0.000122 1,049 0.127460979 1.04 0.000126367
H2O 27.584 0.007255 1000 7.254638404 0.798 0.005789201
Total 3802.246 1 1208.4215 0.522680765

Universitas Sumatera Utara


1
  (Coulson, 1983)
wi
 i
ρf = 1208.4215 kg/m3 (dari tabel)
ρL = 1210 kg/m3 (dari tabel)
ρp = 1208,4215 kg/m3 (dari tabel)

1 Xi

 mix i
(Coulson, 1983)
μL = 0,52 cp (dari tabel)
μP = 0,522 cp (dari tabel)

Laju alir umpan:


M umpan 3802,246
Qumpan  
 umpan 1208,4215

= 3,146 m3/jam = 0,00873 m3/s

Q  2Ug  (Pers 10.1 Coulson, 1983)

Dimana:
Ug = kecepatan terminal partikel padatan, m/s
 = luas centrifuge, m2
 .d s .g
Ug  (Pers 10.2 Coulson 1983)
18 
ds = diameter partikel padatan = 0,00005 m
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
 = viskositas cairan = 0,3754 cp = 0,000375 N.s/m2

Maka Ug = 0,0007102 m/s = 0,07102 cm/s


Q/ = 2 x Ug = 0,1420 cm/s
 = 47,1935 cm2

Universitas Sumatera Utara


Dari Tabel 19-29, Perry’s,1999 diperoleh spesifikasi alat:
Kecepatan sudut = 1200 rpm
Diameter bowl (d) = 36 in = 0,9144 m
Daya motor = 30 hp = 22,38 Kw

Menentukan Gaya Sentrifugal


Direncanakan dalam proses cukup ditempuh 1 jam (3600 s)
M
tt 
mt
M = massa umpan = 3802,246 kg/jam = 1,0561 kg/s
mt = massa umpan per waktu tinggal, kg
1,0561 kg / s
3600 s 
mt
mt  3408,768 kg
Dari persamaan :
Fc
mt  (Pers. 14-4-6, Geankoplis, 1993)
0,0109 xrxN 2
di mana:
Fc = Gaya sentrifugal (N)
N = kecepatan sudut = 20 rps
r = jari-jari bowl = 0,4572 m
Fc
mt 
0,0109 xrxN 2
mt
Fc 
0,0109 xrxN 2
3408,768 kg
Fc   1710 ,034 N
0,0109 x 0,4572 x 20 2

LC.14 Screw Conveyor Sentrifuse (J-231)


Fungsi : Mengangkut bahan asetanilida padat menuju rotary dryer

Universitas Sumatera Utara


Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Kondisi operasi : Temperatur = 60°C
Tekanan = 1 atm
Jarak angkut : 10 m
Laju alir : 3802,2422 kg/jam = 8382,516 lb/jam

Densitas : 1208 kg/m3 = 75,412 lb/ft3


Densitas sama dengan densitas pada sentrifuse
Direncanakan dalam 1 proses cukup ditempuh 30 menit
Laju alir volumetrik :
F 11084 .83 3
Q  8382,516=136
111,1562
.5865 ft 3ft/ /jam
jam
 8175,412
.15614
Dari tabel 5.4-a (Walas, 1988) kapasitas ini dapat diangkut dengan conveyor 6 in yang
beroperasi pada:
ω = (111,1562 /665) x 120 = 20,06 rpm
maka digunakan 21 rpm

Dari tabel 5.4-a dan 5.4-b (Walas, 1988) bearing factor, s = 80 dan horse power factor,
F = 1,5.
Sehingga P = [80(21)+1,5(111,1562)(75,412)]50 + 0,51(9,8)(30.000)/106
= 0,86 Hp

Daya motor =

Dimana untuk jarak angkut 10 m, G = 1,2 dan efisiensi = 75%


1,2 x 0,86
Daya motor =
0.75
= 1,376 Hp
Maka digunakan daya motor 2 Hp.

LC.15 Rotary Dryer (D-240)

Universitas Sumatera Utara


Fungsi : Mengurangi kadar air didalam asetanilida dengan cara
Pengeringan pada suhu 100oC
Jenis : Steam Tube Dryer
Jumlah : 1 unit
Beban panas = 46927,9377 kJ/jam
= 1375,959076 btu/jam
Jumlah campuran umpan = 3802,246 kg/jam

Densitas campuran umpan = 1208 kg/m3


= 75,412 lb/ft3
(sama dengan densitas screw conveyer sentrifuse)
3802 ,246 kg / jam
Volume campuran umpan =
1208 kg / m 3
= 3,147 m3
Perhitungan volume rotary dryer,
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume rotary dryer = 3,147 m3  1,2
= 3,777 m3
Perhitungan luas permukaan rotary dryer,
Temperatur saturated steam = 250°C = 482°F
Temperatur umpan masuk rotary dryer = 60°C = 140°F
Temperatur umpan keluar rotary dryer = 100°C = 212°F

Ud = 110 btu/jam.0F.ft2 (Perry,1999)


482  140   482  212 
LMTD =
 482  140  
ln  
 482  212  
= 305,084oF
Q
Luas permukaan rotary dryer, A =
Ud  LMTD
1375,95907 6
= = 0,041 ft2
110  305,084

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan waktu tinggal (retention time), 
0,075  V  s
= (Schweitzer,1979)
S
Dimana : V = Volume rotary dryer
ρs = Densitas campuran umpan
S = Laju massa campuran umpan

Maka,
0,075  3,777  75,412
=
3802,246
= 5,6 x 10-3 jam
= 0,3 menit

Dari tabel 12–22 (Perry, 1999) untuk kondisi operasi di atas diperoleh:
Diameter rotary dryer = 0,965 m
Panjang rotary dryer = 4,572 m
Putaran rotary dryer = 6 rpm
Daya motor = 2,2 hp
Tube steam OD = 114 mm
Jumlah tube steam = 14

LC.16 Screw Conveyor Rotary Dryer (J-241)


Fungsi : Mengangkut bahan asetanilida padat menuju blow box
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Kondisi operasi : Temperatur = 100°C
Tekanan = 1 atm
Jarak angkut : 10 m
Laju alir : 3775,2138 kg/jam = 8322,92 lb/jam
Densitas :

Universitas Sumatera Utara


Tabel LC.15 Densitas Campuran Screw Conveyor Rotary Dryer
F Fraksi ρ (kg/m3) ρ campuran
Komponen
(kg/jam) Berat (Wikipedia,2010) (kg/m3)
C6H5NHCOCH3 3773.484 0.99954181 1,210 1,209.446
C6H5NH2 0.716 0.00018968 1,022 0.194
CH3COOH 0.462 0.00012238 1,049 0.128
H2O 0.552 0.00014613 1000 0.146
Total 3775.214 1 1,210

Densitas : 1210 kg/m3 = 75,537 lb/ft3


Direncanakan dalam 1 proses cukup ditempuh 30 menit
Laju alir volumetrik :
F 11084 .83 3
Q  8322,92_=136
110,1834
.5865 ft 3ft/ /jam
jam
 81.75,537
15614
Dari tabel 5.4-a (Walas, 1988) kapasitas ini dapat diangkut dengan conveyor 6 in yang
beroperasi pada:
ω = (110,1834 /665) x 120 = 19,8 rpm
maka digunakan 20 rpm

Dari tabel 5.4-a dan 5.4-b (Walas, 1988) bearing factor, s = 80 dan horse power factor,
F = 1,5.
Sehingga P = [80(20)+1,5(110,11834)(75,357)]50 + 0,51(9,8)(30.000)/106
= 0,85 Hp

Daya motor =

Dimana untuk jarak angkut 10 m, G = 1,2 dan efisiensi = 75%


1,2 x 0,85
Daya motor =
0.75
= 1,36 Hp
Maka digunakan daya motor 2 Hp

LC.17 Blower (G-311)


Fungsi : Mengalirkan udara pendingin ke Blow Box

Universitas Sumatera Utara


Jenis : Centrifugal Blower
Bahan kontruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Kondisi operasi:
- T = 30oC

- P = 1 atm

- Densitas udara = 0,071 lb/ft3 (Geankoplis, 2003)

- Laju alir udara = 23,315 kg/jam = 0,0064 kg/s (Lampiran B)

Perhitungan:
Direncanakan blower berkerja pada kondisi isotermal
a. kerja yang dilakukan blower (Ws)
2,3026 .R.T P
 Ws  log 2 (Geankoplis,1983)
M P1
Dimana:
R = Konstanta gas = 8314,3 J/kgmol.K
T = Temperatur operasi
M = Berat molekul = 306 kg/mol
P1 = Tekanan awal = 1 atm
P2 = Tekanan keluar = 1,4 atm
2,3026 .x8314,3x303 1,4
 Ws  log
306 1
= 2770,1222 J/kg

b. Brake Horse Power (BHP)


 Ws .m
BHP 
.1000
Dimana :
Ws = Kerja yang dilakukan blower, J/kg
M = Laju bahan, kg/ det
 = Efisiensi blower = 80 %

Universitas Sumatera Utara


2770,1222 x0,0064
BHP 
0,8x1000
= 0,022 kW = 0,029 Hp
Maka dipilih blower dengan daya 0,25 Hp

LC.18 Blow Box (B-310)


Fungsi : Untuk menurunkan temperetur padatan asetanilida dengan
cara mengontakkannya dengan udara pendingin yang berasal
dari blower
Bentuk : Box vertikal dengan tutup datar bagian atas
Bahan kontruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi Penyimpanan:
- T = 30oC
- P = 1 atm
- Densitas = 1210 kg/m3 (Tabel LC.12)

- Laju alir massa = 3775,2138 kg/jam

- Waktu perancangan = 1 jam

m 3775,2138 kg
- Volume Larutan = 
 1210 kg/m 3
= 3,12 kg/ m3

Perhitungan:
Faktor keamanan = 20 %, maka
Volume Blow Box (V) = (1 + 0,2) x 3,12 m3 = 4,32 m3
Blow Box berukuran : panjang (p) = lebar (l) = 1,5 x tinggi (t)

Universitas Sumatera Utara


Volume Blow Box (V) = p x l x t = 1,5t x 1,5t x t = 2,25t3
4,32 m3 = 2,25 ft3

4.32
Tinggi Blow Box (t) = 3 = 2,13 m
2.25
Panjang Blow Box = lebar gudang (l) = 1,5t = 1,5 x 2,13 m
= 3,195 m
Sehingga :
 Tinggi box = 2,13 m
 Panjang box = 3,195 m
 Lebar box = 3,195 m
LC.19 Bucket Elevator (J-312)
Fungsi : mengangkut produk asetanilida ke silo
Jenis : Centrifugal-discharge spaced buckets

Perhitungan
Kapasitas = 3775,2138 kg/ jam = 8322,9285 lbm/jam
 asetanilida = 1210 kg/m3 (Tabel LC.12) = 75,537 lbm/ft3
Direncanakan dalam 1 proses cukup ditempuh 1/12 jam kerja (5 menit)
8322 ,9285 lbm / jam 2
Laju Volumetrik Elevator  3
x jam kerja  165,745 ft 3 / jam =
1210 lbm / ft 1 / 12
2,7624 ft3/menit

Gross Turning = RT = ML + C
Dimana :
M = Berat material yang dibawa
L = Panjang bucket elevator = 10 m = 32,808 ft
C = Faktor material = 2

RT = (2,7624) (32,808) + 2 = 92,629


Gross Turning x kec( fpm) 92,629 x 200
Hp    0,56 Hp
33000 33000

Universitas Sumatera Utara


Maka dipilih bucket elevator dengan daya motor = 0,6 Hp

LC.20 Silo (F-320)


Fungsi : mengangkut produk asetanilida ke silo
Perhitungan Dimensi Alat:
Kapasitas untuk waktu tinggal = 3 hari
W= Wa . 3 hari
= 3775,2138 kg/jam x 3 hari x 24 jam/1 hari
= 271815,39 kg
Digunakan Silo berjumlah = 1

Densitas : 1210 kg /m3 (Tabel LC.12)

W
Volume Padatan 
rho
271815 ,39 kg

1210 kg / m 3
= 242,641 m3
Over design : 20 %
V = 1,20 x 482,417 m3 = 269,569 m3
dari fig.7.20 perry,1997
diambil sudut friksi Ф = 30 o
sudut slope θ = 15 o
diameter bukaan bawah dihitung dengan persamaan 26.25 Mc. Cabe and Smith
 D  Do n
m
6,288 tan  m  23,16)( D p  1,889 )  44,9

dimana,
m = laju alir zat padat, 3775,2138 kg /jam = 8322,928 lb/mnt
Do = diameter bukaan , in
αm = sudut friksi
Dp = diameter partikel = 0,05 cm = 0,019685 in
D = 1210 kg/m3 = 75,54 lb / cuft

Universitas Sumatera Utara


N = 3,1
75,54 x D n O
8322,928 =
(6,288 tan 30  23,16)(0,019685  1,889 )  44,9
Do3,1 = 686,899
Do = 8,823 in = 0,224 m
Diambil H : 3 D
h1 = h 2
2 h2 = 3 D
h1 = 1,5 D
h2 = 1,5 D

  Do
2
D
Volume Cone =     h2 (Mc. Cabe and Smith, 1999)
3 2 2

  0,224
2
D
= x   x1,5 D
3  2 2
= 0,3925 D (0,224 + D)2

Volume Shell = .D 2 .h1
4

= D 2 1,5D
4
= 1,178 D3
Volume Silo = Volume Cone + Volume Shell
269,569 m3 = 0,3925 D (0,224 + D)2 + 1,178 D3
dengan trial and eror diperoleh D = 5,1634 m = 16,940 ft
h1 = h2 = 1,5 D = 1,5 x 16,940 ft = 25,41 ft
tinggi total = 50,82 ft = 15,489 m
tebal dinding silo
  (12 D)  H  1
t c
2  f   144
dengan ,
t = tebal shell , in
c = faktor korosi, 0,125 in

Universitas Sumatera Utara


D = diameter tangki ,ft = 16,940 ft
H = tinggi tangki, ft
f = allowable stress, 1875 psi
(SA 240, grade c, item 4 app. D. Brownell Young)
E = efisiensi sambungan ; 0,85
ρ = rapat massa, 75,54 lb / ft3

75,54 x (12 x16,940 ) x(50,82  1)


t  0,125
2 x1875 x0,85 x144
= 1,79 in
dipakai tebal standart 2 in

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN D

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS

LD.1 Screening (SC)


Fungsi : menyaring partikel-partikel padat yang besar
Jenis : bar screen
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : stainless steel
Dari Sincero (2002), diperoleh:
Ukuran bar:
Lebar = 5 mm
Tebal = 20 mm
Bar clear spacing = 20 mm
Slope = 30°
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 1578,3622 kg/jam
1578,3622 kg / jam  1 jam / 3600 s
- Laju alir volume (Q) = 3
= 0,00044 m3/s
995,68 kg / m
Direncanakan ukuran screening:
Panjang = 2m
Lebar = 2m

2m

20 mm

2m

20 mm

Misalkan, jumlah bar = x

LD - 1
Universitas Sumatera Utara
Maka,
20x + 20 (x + 1) = 2000
40x = 1980
x = 49,5  50 buah
Luas bukaan (A2) = 20(50 + 1) (2000) = 2.040.000 mm2 = 2,04 m2
Asumsi, Cd = 0,6 dan 30% screen tersumbat
Q2 (0,00044) 2
Head loss (h) = 2 2

2 g Cd A 2 2 (9,8) (0,6) 2 (2,04) 2

= 6,593.10-9 m dari air

LD.2 Pompa Screening (PU-01)


Fungsi : memompa air dari sungai ke bak pengendapan
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 1578,3622 kg/jam = 0.9665 lbm/detik
F 0,9665 lb m /detik
Laju alir volumetrik, Q   = 0,015 ft3/s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1980)


= 3,9  (0,015)0,45 (62,16)0,13
= 1,024 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in ( Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel

Universitas Sumatera Utara


Q 0,015 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,6726 ft/s
a t 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,6726 0,483600 
Bilangan Reynold, N Re    37300 ,2308
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 2 in, diperoleh  = 0,0003.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 37300,2308 dan  = 0,0003,
D
diperoleh f = 0,0195.
Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 30 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723= 2,24 ft

- 3 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 3  30  0,1723 = 15,51 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 32, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  32  0,1723 = 2,76 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 65, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  65  0,1723 = 11,19 ft
Panjang pipa total (L) = 30 + 2,24 + 15,51 + 2,76 + 11,19
= 61,7 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,0195 0,6726  61,7 
2
F   0, 049 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 30 ft
g
Static head, Δz  30 ft  lb f /lb m
gc
Δv 2
Velocity head, 0
2gc
ΔP
Pressure head, 0
ρ

Universitas Sumatera Utara


g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 30  0  0  0,049
 30,049 ft .lb f / lbm
Ws Q ρ 30,049 0,015 62,16 
Tenaga pompa, P    0,0509 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,509
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,064 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.3 Bak Sedimentasi (BS)


Fungsi : untuk mengendapkan lumpur yang terikut dengan air.
Jumlah :1
Jenis : beton kedap air
Data
Kondisi penyimpanan : temperatur = 30 oC
tekanan = 1 atm
Laju massa air : 1578,3622 kg/jam
Densitas air : 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Geankoplis,1997)
Perhitungan :
F 1578,3622 kg/jam 1 jam
Laju air volumetrik, Q   .
ρ 996,24 kg/m 3 3600 s
= 0,0044 m3/s = 9,3231 ft3/min
Desain Perancangan :
Bak dibuat dua persegi panjang untuk desain efektif (Kawamura, 1991).
Perhitungan ukuran tiap bak :
Kecepatan pengendapan 0,1 mm pasir adalah (Kawamura, 1991) :
 0 = 1,57 ft/min atau 8 mm/s
Desain diperkirakan menggunakan spesifikasi :
Kedalaman tangki 12 ft
Lebar tangki 2 ft
Q 9,3231 ft 3 /min
Kecepatan aliran v    0,38 ft/min
At 12 ft x 2 ft

Universitas Sumatera Utara


 h 
Desain panjang ideal bak : L = K   v (Kawamura, 1991)
 0 
dengan : K = faktor keamanan = 1,5
h = kedalaman air efektif ( 10 – 16 ft); diambil 10 ft.
Maka : L = 1,5 (10/1,57) . 0,38
= 3,63 ft
Diambil panjang bak = 4 ft = 148,24 m

Uji desain :
Va
Waktu retensi (t) : t 
Q

= panjang x lebar x tinggi


laju alir volumetrik
10 x 2 x 4 ft 3
 = 8,58 menit
9,3231 ft 3 / min
Desain diterima ,dimana t diizinkan 6 – 15 menit (Kawamura, 1991).
Q
Surface loading :  laju alir volumetrik
A luas permukaan masukan air
= 9,3231 ft3/min (7,481 gal/ft3)
2 ft x 4 ft
= 8,72 gpm/ft2
Desain diterima, dimana surface loading diizinkan diantara 4–10 gpm/ft2
(Kawamura, 1991).

Headloss (h); bak menggunakan gate valve, full open (16 in) :
h = K v2
2g
= 0,12 [ 0,38 ft/min. (1min/60s) . (1m/3,2808ft) ]2
2 (9,8 m/s2)
= 2,28.10-8 m dari air.

Universitas Sumatera Utara


LD.4 Pompa Sedimentasi (PU-02)
Fungsi : memompa air dari bak pengendapan ke Clarifier
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 1578,3622 kg/jam = 0.9665 lbm/detik
F 0,9665 lb m /detik
Laju alir volumetrik, Q   = 0,015 ft3/s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1980)


= 3,9  (0,015)0,45 (62,16)0,13
= 1,024 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in ( Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,015 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,6726 ft/s
a t 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,6726 0,483600 
Bilangan Reynold, N Re    37300 ,2308
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 2 in, diperoleh  = 0,0003.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 37300,2308 dan  = 0,0003,
D
diperoleh f = 0,0195.
Instalasi pipa:

Universitas Sumatera Utara


- Panjang pipa lurus, L1 = 30 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723= 2,24 ft

- 3 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 3  30  0,1723 = 15,51 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 32, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  32  0,1723 = 2,76 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 65, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  65  0,1723 = 11,19 ft
Panjang pipa total (L) = 30 + 2,24 + 15,51 + 2,76 + 11,19
= 61,7 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,0195 0,6726  61,7 
2
F   0, 049 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 30 ft
g
Static head, Δz  30 ft  lb f /lb m
gc
Δv 2
Velocity head, 0
2gc
ΔP
Pressure head, 0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 30  0  0  0,049
 30,049 ft .lb f / lbm
Ws Q ρ 30,049 0,015 62,16 
Tenaga pompa, P    0,0509 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,509
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,064 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

Universitas Sumatera Utara


LD.5 Tangki Pelarutan Alum [Al2(SO4)3] (TP-01)
Fungsi : Membuat larutan alum [Al2(SO4)3]
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Data:
Kondisi pelarutan: Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Al2(SO4)3 yang digunakan = 50 ppm
Al2(SO4)3 yang digunakan berupa larutan 30  ( berat)
Laju massa Al2(SO4)3 = 0,079 kg/jam
Densitas Al2(SO4)3 30  = 1.363 kg/m3 = 85,0889 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 1 hari
Faktor keamanan = 20 
Perhitungan:
Ukuran Tangki
0,079 kg/jam  24 jam/hari  30 hari
Volume larutan, Vl 
0,3  1,363 kg/m 3
= 2,988 m3
Volume tangki, Vt = 1,2  2,988 m3
= 3,5856 m3
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3
1
V πD 2 H
4
1 3 
3,5856 m 3  πD 2  D 
4 2 
3
3,5856 m 3  πD3
8
Maka:
D = 1,4492 m
H = 2,1734 m
2,988 m 3
Tinggi Al2(SO4)3 dalam tangki = = 1,8115 m
π1,4492 
1 2

Universitas Sumatera Utara


Tebal Dinding Tangki
Tekanan hidrostatik
P= x gx l
= 1363 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,8115 m
= 24196,69179 Pa = 24,1967 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 24,1967 kPa + 101,325 kPa = 125,5217 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (125,5217 kPa)
= 131,797785 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.218,714 kPa (Brownell,1959)
Tebal shell tangki:
PD
t
2SE  1,2P
(131,79778 5 kPa) (1,4492 m)

2(87.218,7 14 kPa)(0,8)  1,2(131,79 7785 kPa)
 0,0014 m  0,056 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,056 in + 1/8 in = 0,181 in
Tebal shell standar yang digunakan = 3/8 in (Brownell,1959)

Daya Pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh:
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 1,4492 m = 0,483 m
E/Da = 1 ; E = 0,483 m
L/Da = ¼ ; L = ¼ x 0,483 m = 0,12075 m
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 0,483 m = 0,0966 m
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 1,4492 m = 0,1208 m
Dt = diameter tangki

Universitas Sumatera Utara


Da = diameter impeller
E = tinggi turbin dari dasar tangki
L = panjang blade pada turbin
W = lebar blade pada turbin
J = lebar baffle
Kecepatan pengadukan, N = 1 putaran/det
Viskositas Al2(SO4)3 30  = 6,7210-4 lbm/ftdetik ( Othmer, 1967)
Bilangan Reynold,
ρ N D a 2
N Re  (Geankoplis, 1983)
μ

N Re 
85,0889 10,483 x3,2808 2  317948 ,9611
6,72  10  4

NRe > 10.000, maka perhitungan dengan pengadukan menggunakan rumus:


5
K .n 3 .D a ρ
P T (McCabe,1994)
gc
KT = 5,6 (McCabe,1994)
5,6.(1 put/det) 3 .(0,483  3,2808 ft) 5 (85,0889 lbm/ft 3 )
P
32,174 lbm.ft/lbf .det 2
1Hp
 147 ,976 ft.lbf/det x
550 ft.lbf/det
 0,27 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80 
0,27
Daya motor penggerak = = 0,33 hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 0,5 hp.

Universitas Sumatera Utara


LD.6 Pompa Alum (PU-03)
Fungsi : memompa larutan alum dari tangki pelarutan alum ke clarifier
Jenis : pompa injeksi
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas alum () = 1.363 kg/m3 = 85,0889 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas alum () = 6,7210-4 lbm/ftdetik (Othmer, 1967)
- Laju alir massa (F) = 0,079 kg/jam = 0.0000483 lbm/detik
F 0,0000483 lb m /detik
Laju alir volume, Q    4,62386 .10 7 ft 3 /s
ρ 85,0889 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1980)


= 3,9  ( 4,62386 .10 7 )0,45 (85,0889)0,13
= 0,0098 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 1/8 in ( Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0224 ft
- Diameter luar (OD) = 0,405 in = 0,0338 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0004 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 4,62386 .10 7 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,00156 ft/s
at 0,0004 ft 2
ρ v D 85,0889 0,00156 0,0224 
Bilangan Reynold, N Re    3,27866
μ 6,72  10 4
Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh
f = 64/NRe = 64/3,27866 = 19,520

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,0224 = 0,2912 ft

Universitas Sumatera Utara


- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L3 = 30  0,0224 = 0,672 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 15, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  15  0,0224 = 0,168 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L =30 , Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  30  0,0224 = 0,672 ft
Panjang pipa total (L) = 15 + 0,2912 + 0,672 + 0,168 + 0,672 = 16,8032 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 19,520 0,00156  16,8032 
2
F   0,000554 ft  lb f /lb m
2 gc D 232,174 0,0224 
Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=1,921 psi; P2=2,403 psi; ∆P=0,482 psi
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0,00156(0, 482)  0,000554
 10,00061 ft  lb f /lb m
Tenaga pompa,

P 
 
Ws Q ρ 10,00061 4,62386.10 7 85,0889 
 7,154  10 7 Hp
550 550

Untuk efisiensi pompa 80 , maka


7,154  10 7
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 8,94.10-7 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 hp.

Universitas Sumatera Utara


LD.7 Clarifier (CL)
Fungsi : Memisahkan endapan (flok-flok) yang terbentuk karena penambahan
alum dan soda abu
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C

Data:
Laju massa Al2(SO4)3 (F2) = 0,079 kg/jam
Laju massa Na2CO3 (F3) = 0,043 kg/jam
Laju massa total, m = 1578,3622 kg/jam = 0,4384 kg/detik
Densitas Al2(SO4)3 = 2,71 gr/ml (Perry, 1997)
Densitas Na2CO3 = 2,533 gr/ml (Perry, 1997)
Densitas air = 0,99568 gr/ml (Perry, 1997)

Reaksi koagulasi :
Al2(SO4)3 + 3 Na2CO3 + 3 H2O  2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3CO2

Perhitungan:
Dari Montgomery (1985) diperoleh :
Untuk clarifier tipe upflow (radial):
Kedalaman air = 3-5 m
Settling time = 1-3 jam
Dipilih : kedalaman air (H) = 3 m, waktu pengendapan = 1 jam

Diameter dan Tinggi clarifier


Densitas larutan,


1578,3622  0,079  0,043
1578,3622 0,079 0,043
 
995,68 2.710 2.533
 = 967,7278 kg/m3 = 0,998 gr/cm3
1578,3622 kg / jam  1 jam
Volume cairan, V =  1,631 m 3
967,7278
V = 1/4  D2H

Universitas Sumatera Utara


1/ 2
4V 1 / 2  4  1,631 
D= ( )    0,8322 m
H  3,14  3 
Maka, diameter clarifier = 0,8322 m
Tinggi clarifier = 1,5 D = 1,2483 m
Tebal Dinding Tangki
Tekanan hidrostatik
P= x gx l
= 967,7278 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,2483 m
= 11838,5432 Pa = 11,839 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 11,839 kPa + 101,325 kPa = 113,164 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (113,164 kPa)
= 118,8217 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.218,714 kPa (Brownell,1959)

Tebal shell tangki:


PD
t
2SE  1,2P
(118,8271 kPa) (0,8322 m)

2(87.218,7 14 kPa)(0,8)  1,2(118,82 71 kPa)
 0,00071 m  0,028 in
Faktor korosi = 0,125 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,028 in + 0,125 in = 0,153 in
Tebal shell standar yang digunakan = 0,6 in (Brownell,1959)
Daya Clarifier
P = 0,006 D2 (Ulrich, 1984)
dimana:
P = daya yang dibutuhkan
Sehingga,
P = 0,006  (0,8322)2 = 0,0042 Hp = 0,25 Hp

Universitas Sumatera Utara


LD.8 Pompa Clarifier (PU-05)
Fungsi : memompa air dari clarifier ke sand filter
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 1578,3622 kg/jam = 0.9665 lbm/detik
F 0,9665 lb m /detik
Laju alir volumetrik, Q   = 0,015 ft3/s
ρ 62,16 lb m /ft 3
Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1980)
= 3,9  (0,015)0,45 (62,16)0,13
= 1,024 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in ( Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,015 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,6726 ft/s
a t 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,6726 0,483600 
Bilangan Reynold, N Re    37300 ,2308
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 2 in, diperoleh  = 0,0003.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 37300,2308 dan  = 0,0003,
D
diperoleh f = 0,0195.
Instalasi pipa:

Universitas Sumatera Utara


- Panjang pipa lurus, L1 = 30 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723= 2,24 ft

- 3 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 3  30  0,1723 = 15,51 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 32, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  32  0,1723 = 2,76 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 65, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  65  0,1723 = 11,19 ft
Panjang pipa total (L) = 30 + 2,24 + 15,51 + 2,76 + 11,19
= 61,7 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,0195 0,6726  61,7 
2
F   0, 049 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 30 ft
g
Static head, Δz  30 ft  lb f /lb m
gc
Δv 2
Velocity head, 0
2gc
ΔP
Pressure head, 0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 30  0  0  0,049
 30,049 ft .lb f / lbm
Ws Q ρ 30,049 0,015 62,16 
Tenaga pompa, P    0,0509 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,509
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,064 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

Universitas Sumatera Utara


LD.9 Tangki Utilitas (TU-01)
Fungsi : menampung air untuk didistribusikan
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Data:
Kondisi penyimpanan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Laju massa air = 1578,3622 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 6 jam
Faktor keamanan = 20 
Perhitungan:
Ukuran Tangki :
1578,3622 kg/jam  6 jam
Volume air, Va  = 9,5113 m3
995,68 kg/m 3
Volume tangki, Vt = 1,2  9,5113 m3 = 11,4135 m3
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder, D : H = 5 : 6
1
V  πD 2 H
4
1 6 
11,4135 m 3  πD 2  D 
4 5 
3
11,4135 m 3  πD3
10
D = 2,2968 m
6
H= D = 2,7562 m
5
9,5113 m 3
Tinggi air dalam tangki =  5,275 m
π2,2968 m 
1 2

4
Tebal Dinding Tangki
Tekanan hidrostatik
P= x gx l

Universitas Sumatera Utara


= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 5,275 m
= 51471,6776 Pa = 51,47 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 51,47 + 101,325 kPa = 152,797 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (152,797 kPa)
= 160,4365 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.218,714 kPa (Brownell,1959)
Tebal shell tangki:
PD
t
2SE  1,2P
(160,4365 kPa) (5,275 m)

2(87.218,7 14 kPa)(0,8)  1,2(160,43 65 kPa)
 0,0061 m  0,2402 in
Faktor korosi = 1/8 in = 0,125 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,2402 in + 0,125 in = 0,3652 in
Tebal shell standar yang digunakan = 0,5 in (Brownell,1959)

LD.10 Pompa Cation Exchanger (PU-05)


Fungsi : memompa air dari Tangki Utilitas -01 ke cation exchanger
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F)= 480,69098 kg/jam = 0,2943 lbm/detik
F 0,2943 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0047 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)

Universitas Sumatera Utara


= 3,9  (0,047)0,45 (62,16)0,13
= 0,599 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0047 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,2108 ft/s
at 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,2108 0,1723 3600 
Bilangan Reynold, N Re    4195,2917
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 1/2 in, diperoleh  = 0,0007.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 4195,2917 dan  = 0,0007,
D
diperoleh f = 0,042

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 25 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 1  30  0,1723 = 5,169 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 26, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  26  0,1723 = 2,2399 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 55, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  55  0,1723 = 9,4765 ft
Panjang pipa total (L) = 25 + 2,24 + 5,169 + 2,2399+9,4765 = 44,1254 ft
Faktor gesekan,

Universitas Sumatera Utara


f v 2 ΣL 0,042 0,2108  44,1254 
2
F   0,0074 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2gc
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0  0,0074
 10,0074 ft  lb f /lb m
W Q ρ 10,0074 0,162,16 
Tenaga pompa, P  s   0,113 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,113
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,14 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.11 Tangki Pelarutan Asam Sulfat H 2SO4 (TP-02)


Fungsi : Membuat larutan asam sulfat
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Low Alloy Steel SA–203 grade A
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm

Data :
H2SO4 yang digunakan mempunyai konsentrasi 5  ( berat)
Laju massa H2SO4 = 1,785 kg/hari
Densitas H2SO4 = 1061,7 kg/m3 = 66,29 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 30 hari
Faktor keamanan = 20 
Perhitungan :

Universitas Sumatera Utara


Ukuran Tangki
1,785 kg/hari  30 hari
Volume larutan, Vl  = 1,0087 m3
0,05  1061,7 kg/m 3

Volume tangki, Vt = 1,2  1,0087 m3 = 1,211 m3


Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 3 : 4
1
V πD 2 H
4
1 4 
1,211 m 3  πD 2  D 
4 3 
1
1,211 m 3  πD3
3
Maka:
D = 1,065 m
4
H= D = 1,421 m
3
1,0087 m 3
Tinggi larutan H2SO4 dalam tangki = = 1,1329 m
π1,065 
1 2

Tebal Dinding Tangki


Tekanan hidrostatik
P= xgxl
= 1061,7 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,1329 m
= 11787,482 Pa = 11,788 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 11,788 kPa + 101,325 kPa = 113,112 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (113,112 kPa)
= 118,7681 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell, 1959)
Allowable stress = 16.250 psia = 112.039,85 kPa (Brownell, 1959)
Tebal shell tangki:

Universitas Sumatera Utara


PD
t
2SE  1,2P
(118,7681 kPa) (1,065 m)

2(112039,8 5 kPa)(0,8)  1,2(118,76 81 kPa)
 0,00071 m  0.028 in
Faktor korosi = 1/8 in = 0,125 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,028 in + (10 x 0,125) in = 1,278 in
Tebal shell standar yang digunakan = 1,5 in (Brownell, 1959)
Daya Pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh:
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 3,2542 m = 1,0847 m
E/Da = 1 ; E = 1,0847 m
L/Da = ¼ ; L = ¼ x 1,0847 = 0,2712 m
W/Da = 1/5 ; W = 1/5 x 1,0847 m = 0,217 m
J/Dt = 1/12 ; J = 1/12 x 3,2542 m = 0,2712 ft
Kecepatan pengadukan, N = 1 putaran/det

Viskositas H2SO4 5  = 0,012 lbm/ftdetik (Kirk Othmer, 1967)


Bilangan Reynold,
ρ N D a 2
N Re  (Geankoplis, 1983)
μ

N Re 
66,29 11,0847 
2
 6499 ,59137
0,012
maka perhitungan daya pengadukan menggunakan rumus:

P. gc .
Np = ( Geankoplis, 1983 )
 . N 3 . Da 5

Np .  . N 3 . Da 5
P=
gc
Np = 4,2 ( Geankoplis, 1983 )
4,2.66,29.(1) 3 (1,0847 ) 5
P=
32,174

Universitas Sumatera Utara


1
= 12,994  Hp
550
= 0,03 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80 
0,03
Daya motor penggerak = = 0,0375 Hp
0,8
Maka daya motor yang dipilih 0,25 Hp

LD.12 Pompa H2SO4 (PU-08)


Fungsi : memompa larutan asam sulfat dari tangki pelarutan asam
sulfat ke penukar kation (cation exchanger)
Jenis : pompa injeksi
Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas H2SO4 () = 1061,7 kg/m3 = 66,29 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas () = 0,012 lbm/ftdetik (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 1,785 kg/hari = 0,00109 lbm/detik
F 0,00109lb m /detik
Laju alir volume, Q    1,64  10 5 ft 3 /s
ρ 66,296 lb m /ft 3
Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)
= 3,9  ( 1,64 10 5 )0,45 (66,29)0,13
= 0,047 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 1/8 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0224 ft
- Diameter luar (OD) = 0,405 in = 0,0338 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0004 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 1,64  10 5 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,041 ft/s
at 0,0004 ft 2

Universitas Sumatera Utara


ρ v D 66,29 0,0410,0224 
Bilangan Reynold, N Re    5,073
μ 0,012
Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh
f = 64/NRe = 64/ 5,073 = 12,6158

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft
- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L2 = 1  13  0,0224 = 0,2912 ft
- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L3 = 30  0,0224 = 0,672 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 13, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  13  0,0224 = 0,1456 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 28, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  28  0,0224 = 0,6272 ft
Panjang pipa total (L) = 15 + 0,2912 + 0,672 + 0,1456 + 0,6272 = 16,736 ft
Faktor gesekan,

f v 2 ΣL 12,6158 0,041 16,736 


2
F   0,2462 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,0224 

Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc

v 2
Velocity head, 0
2 gc

g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0  0,2462
 10,2462 ft  lb f /lb m
Tenaga pompa,

Universitas Sumatera Utara


P 
 
Ws Q ρ 10,25  2,048  10 5 66,296 
 2,53  10 5 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
2,53  10 5
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 3,16.10-5 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.13 Penukar Kation/Cation Exchanger (CE)


Fungsi : Mengurangi kesadahan air
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi penyimpanan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
Data :
Laju massa air = 480,69098 kg/jam
Densitas air = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 1 jam
Faktor keamanan = 20 
Perhitungan :
Ukuran Cation Exchanger
Dari Tabel 12.4, Flynn (1979) diperoleh:
- Diameter penukar kation = 2 ft = 0,6096 m
- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2
Tinggi resin dalam cation exchanger = 2,5 ft

Tinggi silinder = 1,2  2,5 ft

= 3 ft = 0,9144 m
Diameter tutup = diameter tangki = 0,6096 m
Rasio axis = 2 : 1
1  0,6096 
Tinggi tutup =    0,1524 ft (Brownell,1959)
2 2 
Sehingga, tinggi cation exchanger = 0,9144 + 0,1524 = 1,0668 ft
Tebal Dinding Tangki

Universitas Sumatera Utara


Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %
Maka, Pdesign = (1,05) (101,325 kPa)
= 106,3913 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell & Young, 1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.218,714 kPa (Brownell & Young, 1959)
Tebal shell tangki:
PD
t
2SE  1,2P
(106,3913 kPa) (0,6069 m)

2(87.218,7 14 kPa)(0,8)  1,2(106,39 13 kPa)
 0,00046 m  0,017 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,017 in + 1/8 in = 0,142 in
Tebal shell standar yang digunakan = 0,125 in (Brownell & Young, 1959)

LD.14 Pompa Cation Exchanger (PU-09)


Fungsi : memompa air dari cation exchanger ke anion exchanger
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F)= 480,69098 kg/jam = 0,2943 lbm/detik
F 0,2943 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0047 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)


= 3,9  (0,047)0,45 (62,16)0,13
= 0,599 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)

Universitas Sumatera Utara


- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0047 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,2108 ft/s
at 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,2108 0,1723 3600 
Bilangan Reynold, N Re    4195,2917
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 1/2 in, diperoleh  = 0,0007.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 4195,2917 dan  = 0,0007,
D
diperoleh f = 0,042

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 25 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 1  30  0,1723 = 5,169 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 26, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  26  0,1723 = 2,2399 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 55, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  55  0,1723 = 9,4765 ft
Panjang pipa total (L) = 25 + 2,24 + 5,169 + 2,2399+9,4765 = 44,1254 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,042 0,2108  44,1254 
2
F   0,0074 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc

Universitas Sumatera Utara


v 2
Velocity head, 0
2gc
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0  0,0074
 10,0074 ft  lb f /lb m
W Q ρ 10,0074 0,162,16 
Tenaga pompa, P  s   0,113 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,113
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,14 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.15 Tangki NaOH (TP-03)


Fungsi : Tempat membuat larutan NaOH
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Plate steel, SA-167, Tipe 304
Jumlah :1
Kondisi operasi : Temperatur = 30 0C
Tekanan = 1 atm

A. Volume tangki
Laju alir massa NaOH = 3,787 kg/hari = 0,1578 kg/jam
Waktu regenerasi = 24 jam
NaOH yang dipakai berupa larutan 4% (% berat)
Densitas larutan NaOH 4% = 1518 kg/m3 = 94,7689 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 30 hari
(0,1578 kg / jam)( 24 jam / hari)(30 hari)
Volume larutan, (V1) =
(0,04)(1518 kg / m 3 )

= 1,871 m3
Faktor kelonggaran = 20%, maka :
Volume tangki = 1,2 x 1,871 m3
= 2,245 m3

Universitas Sumatera Utara


B. Diameter dan tebal tangki
- Volume silinder tangki (Vs)

π Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 1 : 1
Di 3
Maka : Vs = = 0,785 Di3
4
2,245 = 0,785 Di3
Di = 1,419 m = 15,76 ft
Hs = Di = 1,419 m = 4,65 ft
Jadi : - Diameter dalam tangki = 1,419 m = 4,65 ft
- Tinggi silinder = 1,419 m = 4,65 ft
- Tinggi cairan dalam tangki
Volume tangki = 2,245 m3
Volume cairan = 1,871 m3
Tinggi silinder = 1,419 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder

(1,871 m 3 )(1,419 m)
=
2,245 m 3
= 1,183 m = 3,879 ft
(Hs  1) 
- P Hidrostatis =
144
(3,789  1)94,7689
=
144
= 1,835 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (1,835 + 14,696)
= 17,358 psi

Universitas Sumatera Utara


- Direncanakan digunakan bahan konstruksi Plate steel SA-167, Tipe 304.
Dari Brownell & Young, item 4, Apendix D, 1979, diperoleh data :
 Allowable working stress (s) = 18750 psi
 Efisiensi sambungan (E) = 0,85
 Faktor korosi = 1/8 in (Timmerhaus, 1980)
Tebal dinding silinder tangki :
PD
t= +nC
2SE  1,2P
(17,358)(1,419)
t= + (10) (0,125)
2(18750 )(0,85)  1,2(17,358)
t = 1,2507
Dari Tabel 5.4 Brownell & Young, 1979, dipilih tebal tangki standar 1 ½ in

C. Daya Pengaduk
tipe pengaduk : marine propeller dengan jarak pitch = Di
Dt/Di = 3, Baffle = 4 (Brown, 1978)
Dt = 47,28 ft
Di = 15,76 ft
Kecepatan pengadukan, N = 1 rps
Viskositas NaOH 4% = 4,302 . 10-4 lbm/ft.det (Kirk Othmer, 1967)
Bilangan Reynold,
N(Di ) 2
NRe =

=
94,7689 11,419 2 = 443568,0173
4,302 .10  4
Dari table 9-2, McCabe, 1999, untuk NRe > 10.000 diperoleh KT = 0,33
sehingga
K T N 3 Di 5 
P =
gc

(0,33)(1) 3 (1,419) 5 (94,7689 )


=
32,174(550)
= 0,0051 Hp

Universitas Sumatera Utara


Efisiensi motor penggerak = 80%
0,0051
Daya motor penggerak = = 0,0063 Hp = 0,25
0,8

LD.16 Pompa NaOH (PU-10)


Fungsi : memompa larutan natrium hidroksida dari tangki pelarutan
natrium hidroksida ke penukar anion (anion exchanger)
Jenis : pompa injeksi
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C

- Densitas NaOH () = 1.518 kg/m3 = 94,7689 lbm/ft3 (Perry, 1997)

- Viskositas NaOH() = 4,302010-4 lbm/ftdetik (Perry, 1997)


- Laju alir massa (F) = 3,787 kg/hari = 0,00155 lbm/detik

F 0,00155 lb m /detik
Laju alir volume, Q    1,6  10 5 ft 3 /s
ρ 94,7689 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)

= 3,9  (1,6 .10-5)0,45 (94,7689)0,13


= 0,0515 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 1/8 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0224 ft
- Diameter luar (OD) = 0,405 in = 0,0338 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0004 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel

Q 1,8  10 5 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,045 ft/s
at 0,0004 ft 2

 v D 94,7689 0,045 0,0224 


Bilangan Reynold, N Re    222,0526
 4,3020  10 4

Universitas Sumatera Utara


Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh
f = 64/NRe = 64/222,0526 = 0,28822

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft
- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L2 = 1  13  0,0224 = 0,2912 ft
- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L3 = 30  0,0224 = 0,672 ft
- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 13, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  13  0,0224 = 0,1456 ft
- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 28, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  28  0,0224 = 0,6272 ft
Panjang pipa total (L) = 15+ 0,2912 + 0,672 + 0,1456 + 0,6272 = 16,736 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,28822 0,045  16,736 
2
F   6,77 .10 3 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,0224 
Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=23,814 psi; P2=19,0638 psi; ∆P=4,7502 psi
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0,045(4,75 02)  6,77 .10 3
 10,0246 ft  lb f /lb m

Tenaga pompa, P  

Ws Q ρ 10,0246  1,8  10 5 ( 94,7689) 
 3,10.10 5 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
3,10.10 5
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 3,88.10-5 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

Universitas Sumatera Utara


LD.17 Penukar Anion (anion exchanger) (AE)
Fungsi : Mengikat anion yang terdapat dalam air umpan ketel
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B
Jumlah :1
Kondisi operasi : Temperatur = 30 0C
Tekanan = 1 atm
A. Volume tangki
Laju alir massa air = 480,69098 kg/jam
Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Direncanakan 0,25 volume tangki berisi resin.
5
.(480,69098 )
Volume air dan resin = 4 = 0,6034 m3
995,68
= 21,309 ft3
Faktor keamanan tangki = 20%, maka :
Volume tangki = 1,2 x 0,6034 m3
= 0,7242 m3 = 25,575 ft3
B. Diameter dan tebal tangki
- Volume silinder tangki (Vs)
π Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)

Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki


Hs : Di = 3 : 2

Maka : Vs =

Di 2 3 2 Di  = 1,1775 Di 3
4
- Volume tutup tangki (Vh)

Universitas Sumatera Utara


 Di 3 
Vh =  

 12 
= 0,1309 Di3
Dimana : Vh = Volume head (ft3)
Di = Diameter dalam tangki (ft)
Volume tangki = Vs + 2Vh
0,7242 m3 = 1,1775 Di3 + 0,2618 Di3
0,7242 m3 = 1,4393 Di3
Di = 0,7954 m
= 2,6096 ft
= 31,315 in
Hs = 3/2 Di = 3/2 (0,7954)
= 1,1931 m = 3,9144 ft = 46,9724 in
Jadi : - diameter dalam tangki = 0,7954 m = 2,6096 ft
- tinggi silinder = 1,1931 m = 3,9144 ft
- Tinggi cairan dalam tangki
Volume tangki = 0,7242 m3
Volume cairan = 0,6034 m3
Tinggi silinder = 1,1931 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder

(0,6034 m 3 )(1,1931 m)
=
(0,7242 m 3 )
= 0,9941 m = 3,2614 ft
(Hs  1) ρ
- P Hidrostatis =
144
(3,2614  1)62,16
=
144
= 0,9762 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (0,9762 + 14,696)
= 16,4557 psi

Universitas Sumatera Utara


- Bahan yang digunakan adalah Carbon steel SA-283, Grade C :
Efisiensi sambungan, E = 0,85
Allowable stress, S = 12650 (Brownell & Young, 1979)
Faktor korosi, C = 0,125 in (Timmerhaus, 1980)
PR
t =  nC
SE  0,6 P

(16,4557 )(2,6096 / 2)
t =  (10) (0,125)
(12650 )(0,85)  0,6(16,4557 )
= 1,252 in
Dari tabel 5.4 Brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki standar 1 ½ in. Tutup
terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan tebal tutup 1
½ in.
- Tinggi head
Ditetapkan = perbandingan tinghi head dengan diameter tangki
Hh : Di = 1 : 4
Hh = ¼ Di
= ¼ (2,6096 m)
= 0,6524 m = 25,685 in
Maka total tinggi tangki = Tinggi silinder + 2 (tinggi head)
= 1,1931 m + 2 (0,6524 m)
= 2,4979 m = 8,1952 ft
= 98,3425 in
1
(480,69098 )
Volume resin = 4 = 0,121 m3
995,68

LD.18 Pompa Anion Exchanger (PU-11)


Fungsi : memompa air dari anion exchanger ke deaerator
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:

Universitas Sumatera Utara


- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F)= 480,69098 kg/jam = 0,2943 lbm/detik
F 0,2943 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0047 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)


= 3,9  (0,047)0,45 (62,16)0,13
= 0,599 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0047 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,2108 ft/s
at 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,2108 0,1723 3600 
Bilangan Reynold, N Re    4195,2917
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 1/2 in, diperoleh  = 0,0007.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 4195,2917 dan  = 0,0007,
D
diperoleh f = 0,042

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 25 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 1  30  0,1723 = 5,169 ft

Universitas Sumatera Utara


- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 26, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  26  0,1723 = 2,2399 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 55, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  55  0,1723 = 9,4765 ft
Panjang pipa total (L) = 25 + 2,24 + 5,169 + 2,2399+9,4765 = 44,1254 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,042 0,2108  44,1254 
2
F   0,0074 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2gc
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0  0,0074
 10,0074 ft  lb f /lb m
W Q ρ 10,0074 0,162,16 
Tenaga pompa, P  s   0,113 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,113
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,14 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,5 Hp
LD.19 Pompa Tangki Utilitas (PU-06)
Fungsi : memompa air dari Tangki Utilitas - 01 ke water cooling tower
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)

Universitas Sumatera Utara


- Laju alir massa (F)
= 747,67125 kg/jam = 0.4578 lbm/detik
F 0,4578 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0074 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)


= 3,9  (0,0074)0,45 (62,16)0,13
= 0,7318 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 1 1/4 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 1,380 in = 0,115 ft
- Diameter luar (OD) = 1,660 in = 0,1383 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,01040 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0074 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,7115 ft/s
a t 0,01040 ft 2
ρ v D 62,16 0,7115 0,115 3600 
Bilangan Reynold, N Re    9453,2274
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 1 1/4 in, diperoleh  = 0,0014
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 9453,2274 dan  = 0,0014 diperoleh
D
f = 0,036

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 20 ft
- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L2 = 1  13  0,115 = 1,459 ft
- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)
D
L3 = 2  30  0,115 = 3,45 ft
- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 24, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)

Universitas Sumatera Utara


L4 = 0,5  24  0,115 = 1,38 ft
- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L =47, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  47  0,115 = 5,405 ft
Panjang pipa total (L) = 20 + 1,495 + 3,45 + 1,38 + 5,405 = 31,694 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,036 0,7115  31,694 
2
F   0,078 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,115 
Tinggi pemompaan, z = 40 ft
g
Static head, Δz  40 ft  lb f /lb m
gc

v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=2,504 psi; P2=14,696 psi; ∆P=12,192 psi
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  0,3846(12, 192)  0,078
 14,767 ft  lb f /lb m
Ws Q ρ 14,767 0,004 62,16 
Tenaga pompa, P    0,0067 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,0067
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,008 hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp
LD.20 Menara Pendingin Air /Water Cooling Tower (CT)
Fungsi : Mendinginkan air pendingin bekas dari temperatur 35C
menjadi 25C
Jenis : Mechanical Draft Cooling Tower
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–53 Grade B
Kondisi operasi :
Suhu air masuk menara = 35C = 95F
Suhu air keluar menara = 25C = 77F
Dari Gambar 12-14, Perry, 1997, diperoleh suhu bola basah = 70F

Universitas Sumatera Utara


Dari Gambar 12-14, Perry, 1997, diperoleh konsentrasi air = 2,66 gal/ft2menit
Densitas air (35C) = 990,16 kg/m3 (Perry, 1997)
Laju massa air pendingin = 1944,529 kg/jam
Laju volumetrik air pendingin = 1944,529 / 990,16 = 1,9638 m3/jam
Faktor keamanan = 20 
Perhitungan:
Kapasitas air, Q = 1,2  1,9638 m3/jam
= 2,36 m3/jam  264,17 gal/m3 : 60 menit/jam
= 10,3758 gal/menit
Luas menara, A = kapasitas air / konsentrasi air
= (10,3758 gal/menit) / (2,66 gal/ft2. menit)
= 3,9007 ft2
Diambil performance menara 90%, maka dari Gambar 12-15, Perry, 1997,
diperoleh tenaga kipas 0,03 Hp/ft2
Daya yang diperlukan = 0,03 Hp/ft2  3,9007 ft2 =0,117 Hp = 0,25
Karena sel menara pendingin merupakan kelipatan 6 ft (Ludwig, 1977) maka
kombinasi yang digunakan adalah :
Panjang = 6 ft
Lebar = 6 ft
Tinggi = 6 ft

LD.21 Pompa Menara Pendingin Air (PU-14)


Fungsi : memompa air pendingin dari menara pendingin air untuk
didistribusikan
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 25C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)

Universitas Sumatera Utara


- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 1944,529 kg/jam = 1,1908 lbm/detik
F 1,1908 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,019 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)


= 3,9  (0,019)0,45 (62,16)0,13
= 1,125 in
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,019 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,852 ft/s
a t 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 0,852 0,1723 3600 
Bilangan Reynold, N Re    16959 ,6896
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 5 in, diperoleh  = 0,00022.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 16959,6896 dan  = 0,00022,
D
diperoleh f = 0,032

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 50 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 3 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 3  30  0,1723 = 15,507 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 35, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  35  0,1723 = 3,015 ft

Universitas Sumatera Utara


- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 7, Appendix C–2c dan C–2d, Foust, 1980)
D
L5 = 1,0  7  0,1723 = 1,2061 ft
Panjang pipa total (L) = 50 + 2,24 + 15,507 + 3,015 + 1,2061
= 71,9681 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,032 0,852  71,9681
2
F   0,151 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 30 ft
g
Static head, Δz  30 ft  lb f /lb m
gc
Δv 2
Velocity head, 0
2gc
ΔP
Pressure head, 0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 30  0  0  0,151
 30,151 ft  lb f /lb m
W Q ρ 30,1510,019 62,16 
Tenaga pompa, P  s   0,0647 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,0647
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,081 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp
LD.22 Tangki Pelarutan Kaporit (TP-04)
Fungsi : Tempat membuat larutan klorin untuk proses klorinasi air
domestik
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Plate steel, SA-167, Tipe 304
Jumlah :1
Kondisi operasi : Temperatur = 30 0C
Tekanan = 1 atm
A. Volume tangki
Kaporit yang digunakan = 2 ppm
Kaporit yang digunakan berupa larutan 70% (% berat)

Universitas Sumatera Utara


Laju massa kaporit = 0,001 kg/jam
Densitas larutan kaporit 70% = 1272 kg/m3 = 79,4082 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 30 hari
0,001 kg/jam x 24jam/hari x30 hari
Volume larutan, (V1) =
0,7 x 1272 kg/m 3
= 0,00081 m3
Faktor kelonggaran = 20%, maka :
Volume tangki = 1,2 x 0,00081 m3
= 0,00097 m3
B. Diameter dan tebal tangki
- Volume silinder tangki (Vs)
π Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 1 : 1
Di 3
Maka : Vs = = 0,785 Di3
4
0,00097 = 0,785 Di3
Di = 0,292 m = 0,958 ft
Hs = Di = 0,292 m = 0,958 ft
Jadi : - Diameter dalam tangki = 0,292 m = 0,958 ft
- Tinggi silinder = 0,292 m = 0,958 ft
- Tinggi cairan dalam tangki
Volume tangki = 0,0195 m3
Volume cairan = 0,0163 m3
Tinggi silinder = 0,292 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder

(0,0163)(0,292)
=
(0,0195)

Universitas Sumatera Utara


= 0,244 m
- P Hidrostatis =  x g x h
= 1272 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 0,244
= 3042,629218 Pa
= 0,4413 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (0,4413 + 14,696)
= 15,894 psi
- Direncanakan digunakan bahan konstruksi Plate steel SA-167, Tipe 304.
Dari Brownell & Young, item 4, Apendix D, 1979, diperoleh data :
 Allowable working stress (s) = 18.750 psi
 Efisiensi sambungan (E) = 0,85
 Faktor korosi = 1/8 in (Timmerhaus, 1980)
Tebal dinding silinder tangki :
PD
t= +nC
2SE  1,2P
(15,894)(0,958)
t= + (10) (0,125)
2(18750 )(0,85)  1,2(15,894)
t = 1,728 in
Dari Tabel 5.4 Brownell & Young, 1979, dipilih tebal tangki standar 2 in

C. Daya Pengaduk
tipe pengaduk : marine propeller dengan jarak pitch = Di
Dt/Di = 3, Baffle = 4
Dt = 1,0239 ft
Di = 0,3413 ft
Kecepatan pengadukan, N = 1 rps
Viskositas kaporit 70% = 6,7197. 10-4 lbm/ft.det (Kirk Othmer, 1967)
Bilangan Reynold,

N(Di ) 2
NRe =

Universitas Sumatera Utara


(79,4082 )(1)(0,292) 2
= = 10075,83786
6,7197 .10 4
Dari table 9-2, McCabe, 1999, untuk NRe > 10.000 diperoleh KL = 39
sehingga

K L N 3 Di 5 ρ
P =
gc

(39)(1) 3 (0,292) 5 (79,4082 )


=
32,174(550)
= 3,715 . 10-4 Hp
Efisiensi motor penggerak = 80%

3,715 .10 4
Daya motor penggerak = = 4,644 . 10-4 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.23 Pompa Kaporit (PU-12)


Fungsi : memompa larutan kaporit dari tangki pelarutan kaporit ke tangki
utilitas-02
Jenis : pompa injeksi
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas kaporit () = 1272 kg/m3 = 79,411 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas kaporit () = 6,719710-4 lbm/ftdetik (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 0,001 kg/jam = 1,234.10-5 lbm/detik

Universitas Sumatera Utara


F 1,234.10 -5 lb m /detik
Laju alir volume, Q    1,554 .10 7 ft 3 /s
ρ 79,411 lb m /ft 3
Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1980)
= 3,9  ( 1,554.10 7 )0,45 (79,411)0,13
= 5,945. 10-3 in
= 0,005945
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 1/8 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0224 ft
- Diameter luar (OD) = 0,405 in = 0,0338 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0004 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 1,554 .10 7 ft 3 /s
Kecepatan linier, v   2
 3,885 .10  4 ft/s
at 0,0004 ft

Bilangan Reynold, N Re  
 
ρ v D 79,411 3,885.10 4 0,0224 
 1,028
μ 6,7197  10 4
Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh
f = 64/NRe = 64/1,028 = 62,2315

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft

- 2 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 2  13  0,0224 = 0,5824 ft

- 1 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 30  0,0224 = 0,672 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 13, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)

Universitas Sumatera Utara


L4 = 0,5  13  0,0224 = 0,1456 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L =28 , Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  28  0,0224 = 0,6272 ft
Panjang pipa total (L) = 15 + 0,2872 + 0,672 + 0,1456 + 0,6272 = 17,032 ft
Faktor gesekan,

F 
 
f v 2 ΣL 62,2315  3,885.10 -4 17,032 
2

 1,1098 .10  4 ft  lb f /lb m


2 gc D 232,174 0,0224 
Tinggi pemompaan, z = 10 ft
g
Static head, Δz  10 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=15,894 psi; P2=21,504 psi; ∆P=5,61 psi
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 10  0  3,885.10 -4 (5,61)  1,1098 .10  4
 10t  lb f /lb m
Tenaga pompa,

P 
 
Ws Q ρ 10  1,554.10 7 79,411
 2,2437  10 7 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
2,2437  10 7
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 2,8047 10-7 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp
LD.24 Pompa Tangki Utilitas (PU-07)
Fungsi : memompa air dari tangki utilitas-01 ke tangki utilitas -02
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)

Universitas Sumatera Utara


- Laju alir massa (F) = 565,2379 kg/jam = 0,3462 lbm/detik
F 0,3462 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0056 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)


= 3,9  (0,0056)0,45 (62,16)0,13
= 0,6454
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0056 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,0815 ft/s
at 0,0687 ft 2

ρ v D 62,16 0,0815 (0,6454 )3600 


Bilangan Reynold, N Re    6163,4635
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 3 ½ in, diperoleh  = 0,0005.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 6163,4635 dan  = 0,0005,
D
diperoleh f = 0,022.

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 20 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 2 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 2  30  0,1723 = 10,338 ft

Universitas Sumatera Utara


- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 30, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5 30  0,1723 = 2,5845 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 60, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  60 0,1723 = 10,338 ft
Panjang pipa total (L) = 20+ 2,24 + 10,338 + 2,5845 +10,338 = 45,5005 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,023 0,0815  45,5005 
2
F   0,00063 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 40 ft
g
Static head, Δz  40 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=1,55 psi; P2=21,504 psi; ∆P=19,954 psi
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 40  0  0,0815(19, 954)  0,00063
 41,63 ft  lb f /lb m
W Q ρ 41,630,0056 62,16 
Tenaga pompa, P  s   0,026 Hp
550 550

Untuk efisiensi pompa 80 , maka


0,026
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,039 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.25 Tangki Utilitas (TU-02)


Fungsi : Menampung air dari tangki utilitas 1 untuk keperluan air
domestik
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B
Jumlah :1
Kondisi operasi : Temperatur = 30 0C

Universitas Sumatera Utara


Tekanan = 1 atm
A. Volume tangki
Laju alir massa air = 565,2379 kg/jam
Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Tangki dirancang untuk kebutuhan selama 1 hari
565,2379 kg/jam x 24 jam/hari
Volume air, (Va) =
995,68 kg/m 3
= 13,6245 m3/hari
Faktor keamanan tangki = 20%, maka :
Volume tangki = 1,2 x 170,0116 m3 = 16,3498 m3

B. Diameter dan tebal tangki


- Volume silinder tangki (Vs)
π Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 3 : 4

Maka : Vs =

Di 2 3 4 Di  = 0,5890 Di 3
4
16,349 m3 = 0,5890 Di3
Di = 3,027 m = 9,931 ft

Hs = 3/4 Di = 3/4 (3,027)


= 2,271 m = 7,451 ft
Jadi : - Diameter dalam tangki = 3,027 m = 9,931 ft
- Tinggi silinder = 2,271 m = 7,451 ft
- Tinggi cairan dalam tangki
Volume silinder = 16,3498 m3
Volume cairan = 13,6245 m3

Universitas Sumatera Utara


Tinggi silinder = 7,451 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder
(13,6245 )(7,451)
=
(16,3498 )
= 6,209 m = 20,37 ft
(Hs  1) ρ
- P Hidrostatis =
144
(20,37  1)62,16
=
144
= 8,362 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (8,362 + 14,696)
= 24,21 psi
- Direncanakan digunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, Grade B.
Dari Brownell & Young, item 4, Apendix D, 1979, diperoleh data :
 Allowable working stress (s) = 12750 psi
 Efisiensi sambungan (E) = 0,85
 Faktor korosi = 1/8 in (Timmerhaus, 1980)

Tebal dinding silinder tangki :


PD
t= + nC
2SE  1,2P
(24,21)(9,931)
t=  (10)(0,125)
2(12750 )(0,85)  1,2(24,21)
t = 1,261 in
Dari Tabel 5.4 Brownell & Young, 1979, dipilih tebal tangki standar 1 3/8 in.
LD.26 Pompa Domestik (PU-13)
Fungsi : memompa air dari Tangki Utilitas -02 ke kebutuhan domestik
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:

Universitas Sumatera Utara


- Temperatur = 30C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 565,2379 kg/jam = 0,3462 lbm/detik
F 0,3462 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0056 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3
Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)
= 3,9  (0,0056)0,45 (62,16)0,13
= 0,6454
Digunakan pipa dengan spesifikasi:
- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0056 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    0,0815 ft/s
at 0,0687 ft 2

ρ v D 62,16 0,0815 (0,6454 )3600 


Bilangan Reynold, N Re    6163,4635
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 3 ½ in, diperoleh  = 0,0005.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 6163,4635 dan  = 0,0005,
D
diperoleh f = 0,022.

Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 20 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 2 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 2  30  0,1723 = 10,338 ft

Universitas Sumatera Utara


- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 30, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5 30  0,1723 = 2,5845 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 60, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  60 0,1723 = 10,338 ft
Panjang pipa total (L) = 20+ 2,24 + 10,338 + 2,5845 +10,338 = 45,5005 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,023 0,0815  45,5005 
2
F   0,00063 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 40 ft
g
Static head, Δz  40 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=1,55 psi; P2=21,504 psi; ∆P=19,954 psi
g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 40  0  0,0815(19, 954)  0,00063
 41,63 ft  lb f /lb m
W Q ρ 41,630,0056 62,16 
Tenaga pompa, P  s   0,026 Hp
550 550

Untuk efisiensi pompa 80 , maka


0,026
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,039 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,25 Hp

LD.27 Deaerator (DE)


Fungsi : Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air umpan ketel
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C
Jumlah :1
Kondisi operasi : Temperatur = 30 0C
Tekanan = 1 atm

Universitas Sumatera Utara


A. Volume tangki
Laju alir massa air = 2403,4549 kg/jam
Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Faktor keamanan tangki = 20%, maka
2403,4549 kg/jam
Volume air, Va = 3
= 2,414 m3
995,68 kg/m
= 85,249 ft3
Faktor keamanan tangki = 20%, maka :
Volume tangki = 1,2 x 85,249 m3
= 102,2988 m3 = 3612.648 ft3

B. Diameter dan tebal tangki


- Volume silinder tangki (Vs)
π Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 3 : 2


Di 2 3 Di
2

Maka : Vs = = 1,1775 Di3
4
- Volume tutup tangki (Vh)
Vh = 0,1309 Di3
Dimana : Vh = Volume head (ft3)
Di = Diameter dalam tangki (ft)
Volume tangki = Vs + 2Vh
3612.648 m3 = 1,1775 Di3 + 0,2618 Di3
Di = 2,807 m
= 9,209 ft
= 110,5032 in
Hs = 3/2 Di = 3/2 (2,807)

Universitas Sumatera Utara


= 4,2105 m = 13,814 ft = 165,766 in
Jadi : - diameter dalam tangki = 9,209 ft = 110,5032 in
- tinggi silinder = 13,814 ft = 165,766 in

- Tinggi cairan dalam tangki


Volume silinder = 31,8268 m3
Volume cairan = 26,522 m3
Tinggi silinder = 4,2105 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder

(26,522)(4,2105)
=
(31,8268)
= 3,509 m = 11,51136 ft
(Hs  1)
- P Hidrostatis =
144
(11,51136  1)62,16
=
144
= 4,5374 psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 5%
P desain = 1,05 x (4,5374 + 14,696)
= 20,19507 psi

- Bahan yang digunakan adalah Carbon steel SA-283, Grade C :


Efisiensi sambungan, E = 0,85
Allowable stress, S = 12650 (Brownell & Young, 1979)
Faktor korosi, C = 0,125 in (Timmerhaus, 1980)
PR
t =  nC
SE  0,6 P

(20,19507 )(110,5032 / 2)
t =  (10)(0,125)
(12650 )(0,85)  0,620,1957 
= 1,354 in

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 5.4 Brownell& Young, 1979 dipilih tebal tangki standar 1 3/8 in.
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan tebal
tutup 1 1/2 in.
- Tinggi head
Ditetapkan = perbandingan tinghi head dengan diameter tangki
Hh : Di = 1 : 4
Hh = ¼ Di
= ¼ (2,807 m)
= 0,70175 m = 2,3023 ft
Maka total tinggi tangki = Tinggi silinder + 2 (tinggi head)
= 5,614 m = 18,4184 ft

LD.28 Pompa Deaerator (PU-15)


Fungsi : memompa air dari deaerator ke ketel uap
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 90C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ftjam (Perry, 1997)
- Laju alir massa (F) = 2403,4549 kg/jam = 1,472 lbm/detik
F 1,472 lb m /detik
Laju alir volume, Q    0,0237 ft 3 /s
ρ 62,16 lb m /ft 3

Diameter optimum, De = 3,9  Q0,45  0,13 (Timmerhaus, 1991)


= 3,9  (0,0237)0,45 (62,16)0,13
= 1,238 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:


- Ukuran pipa nominal = 2 in (Foust, 1980)
- Schedule pipa = 40
- Diameter dalam (ID) = 2,067 in = 0,1723 ft
- Diameter luar (OD) = 2,375 in = 0,1979ft

Universitas Sumatera Utara


- Luas penampang dalam (at) = 0,0223 ft2
- Bahan konstruksi = commercial steel
Q 0,0237 ft 3 /s
Kecepatan linier, v    1,063 ft/s
at 0,0223 ft 2
ρ v D 62,16 (1,063)0,1723 3600 
Bilangan Reynold, N Re    21154 ,9832
μ 1,937
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa commercial steel dan diameter
pipa 4 in, diperoleh  = 0,00045.
D
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 21154,9832 dan  = 0,00045,
D
diperoleh f = 0,031.
Instalasi pipa:
- Panjang pipa lurus, L1 = 35 ft

- 1 buah gate valve fully open ( L  13 , Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L2 = 1  13  0,1723 = 2,24 ft

- 2 buah standard elbow 90 ( L = 30, Appendix C–2a, Foust, 1980)


D
L3 = 2  30  0,1723 = 10,338 ft

- 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5 ; L = 30, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L4 = 0,5  30  0,1723 = 2,5845 ft

- 1 buah sharp edge exit (K = 1,0 ; L = 60, Appendix C–2c dan C–2d, Foust,
D
1980)
L5 = 1,0  60  0,1723 = 10,338 ft
Panjang pipa total (L) = 25 + 2,24 + 10,338 + 2,5845 +10,338 = 50,5005 ft
Faktor gesekan,
f v 2 ΣL 0,0311,063  50,5005 
2
F   0,1595 ft  lb f /lb m
2g c D 232,174 0,1723 
Tinggi pemompaan, z = 30 ft
g
Static head, Δz  30 ft  lb f /lb m
gc
v 2
Velocity head, 0
2 gc
Pressure head, P1=20,19507 psi; P2=14,696 psi; ∆P=5,5 psi

Universitas Sumatera Utara


g Δv 2 ΔP
Ws  Δz   F
gc 2gc ρ
 30  0  1,063(5,5)  0,1595
 36,006 ft  lb f /lb m
W Q ρ 36,006 0,0237 62,16 
Tenaga pompa, P  s   0,096 Hp
550 550
Untuk efisiensi pompa 80 , maka
0,096
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,12 Hp
0,8
Digunakan daya pompa standar 0,5 Hp

LD.29 Ketel Uap (KU)


Fungsi : Menyediakan uap untuk keperluan proses
Jenis : Ketel pipa api
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : Carbon steel
Data :

Total kebutuhan uap = 2403,4549 kg/jam = 52,9872 lbm/jam


Uap panas lanjut yang digunakan bersuhu 180 0C pada tekanan 1 atm.
Kalor laten steam (H) = 2013,1 kj/kg
= 865,477139 Btu/lbm
34,5 x P x 970,3
W = (Caplan, 1980)
H
(52,9872 )(865,477139 )
P = = 1,37 Hp
(34,5)(970,3)

Menghitung jumlah tube


Dari ASTM Boiler Code, permukaan bidang pemanas = 10 ft2/hp.
Luas permukaan perpindahan panas,
A = P x 10 ft2/hp
A = 1,37 hp x 10 ft2/hp
A = 13,7 ft2
Direncanakan menggunakan tube dengan spesifikasi :
- Panjang tube = 18 ft

Universitas Sumatera Utara


- Diameter tube = 1 ½ in
- Luas permukaan pipa, a’ = 0,3925 ft2 / ft
Sehingga jumlah tube =
A (13,7 ft 2 )
Nt = =
L x a' 18 ft x 0,3925 ft 2 / ft
Nt = 1,939
Nt = 2 buah

LAMPIRAN E

PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI

Universitas Sumatera Utara


Dalam rencana pra rancangan pabrik Asetanilida digunakan asumsi sebagai
berikut :
Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam setahun.
Kapasitas maksimum adalah 30.000 ton/tahun
Perhitungan didasarkan pada harga alat terpasang (HAT)
Harga alat disesuaikan dengan basis 26 Januari 2011, dimana nilai tukar dollar terhadap
rupiah adalah US$ 1 = Rp 9.170,- (detikcom, 26 Januari 2011)

1. Modal Investasi Tetap (Fixed Capital Investment)


Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)
Biaya Tanah Lokasi Pabrik
Biaya tanah pada lokasi pabrik diperkirakan Rp 350.000,-/m2
(Raja Property, 2010)
Luas tanah seluruhnya = 18.000 m2
Harga tanah seluruhnya = 18.000 m2  Rp 350.000/m2 = Rp 6.300.000.000,-
Biaya perataan tanah diperkirakan 5  dari harga tahan seluruhnya
(Timmerhaus, 2004)
Biaya perataan tanah = 0,05  Rp 6.300.000.000,- = Rp 315.000.000,-
Total biaya tanah = Rp 6.300.000.000 + Rp 315.000.000 = Rp 6.615.000.000,-

1.1.2 Harga Bangunan

Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan


Luas Harga
No. Nama Bangunan Jumlah (Rp)
(m2) (Rp/m2)
1 Pos jaga 20 150.000 3.000.000
2 Rumah timbangan 20 150.000 3.000.000
3 Parkir 152 50.000 7.600.000
4 Taman 4398 50.000 219.900.000
5 Area bahan baku 840 250.000 210.000.000
6 Ruang control 50 1.500.000 75.000.000
7 Area proses 3310 2.000.000 6.620.000.000
8 Area produk 1025 1.500.000 1.537.500.000
9 Perkantoran 240 1.500.000 360.000.000
10 Laboratorium 80 1.000.000 80.000.000
11 Poliklinik 40 500.000 20.000.000
12 Kantin 60 350.000 21.000.000

Universitas Sumatera Utara


13 Ruang Ibadah 30 350.000 10.500.000
14 Gudang peralatan 40 350.000 14.000.000
15 Bengkel 70 350.000 24.500.000
16 Unit pemadam kebakaran 40 350.000 14.000.000
17 Gudang bahan 150 100.000 15.000.000
18 Unit pengolahan air 780 800.000 624.000.000
19 Pembangkit uap 55 1.500.000 99.000.000
20 Pembangkit listrik 110 1.500.000 165.000.000
21 Unit pengolahan limbah 634 1.000.000 634.000.000
22 Area Perluasan 1680 50.000 84.000.000
23 Jalan 1500 50.000 75.000.000
Area antar bangunan, dan
24 2676 50.000 133.800.000
sebagainya

Total 18.000 11.049.800.000


-

1.1.3 Perincian Harga Peralatan


Harga peralatan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Ix 
m
X 
Cx  Cy  2    (Timmerhaus, 2004)
 X1   I y 
dimana: Cx = harga alat pada tahun 2011
Cy = harga alat pada tahun dan kapasitas yang tersedia
X1 = kapasitas alat yang tersedia
X2 = kapasitas alat yang diinginkan
Ix = indeks harga pada tahun 2011
Iy = indeks harga pada tahun yang tersedia
m = faktor eksponensial untuk kapasitas (tergantung jenis alat)
Untuk menentukan indeks harga pada tahun 2011 digunakan metode regresi
koefisien korelasi:

r
n  ΣX i  Yi  ΣX i  ΣYi 
n  ΣX i 2  ΣX i 2  n  ΣYi 2  ΣYi 2 
(Montgomery, 1992)

Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift

Tahun Indeks Xi.Yi Xi² Yi²


No.
(Xi) (Yi)

Universitas Sumatera Utara


1 1989 895 1780155 3956121 801025
2 1990 915 1820850 3960100 837225
3 1991 931 1853621 3964081 866761
4 1992 943 1878456 3968064 889249
5 1993 967 1927231 3972049 935089
6 1994 993 1980042 3976036 986049
7 1995 1028 2050860 3980025 1056784
8 1996 1039 2073844 3984016 1079521
9 1997 1057 2110829 3988009 1117249
10 1998 1062 2121876 3992004 1127844
11 1999 1068 2134932 3996001 1140624
12 2000 1089 2178000 4000000 1185921
13 2001 1094 2189094 4004001 1196836
14 2002 1103 2208206 4008004 1216609
Total 27937 14184 28307996 55748511 14436786
Sumber : Tabel 6-2, (Timmerhaus, 2004)

Data : n = 14 ∑Xi = 27937 ∑Yi = 14184


∑XiYi = 28307996 ∑Xi² = 55748511 ∑Yi² = 14436786

Dengan memasukkan harga-harga pada Tabel LE – 2, maka diperoleh harga


koefisien korelasi:
r = (14) . (28307996) – (27937)(14184)
[(14). (55748511) – (27937)²] x [(14)(14436786) – (14184)² ]½

≈ 0,98 = 1

Harga koefisien yang mendekati +1 menyatakan bahwa terdapat hubungan linier


antar variabel X dan Y, sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah persamaan
regresi linier.

Persamaan umum regresi linier, Y = a + b  X


dengan: Y = indeks harga pada tahun yang dicari (2011)
X = variabel tahun ke n – 1
a, b = tetapan persamaan regresi
Tetapan regresi ditentukan oleh : (Montgomery, 1992)

Universitas Sumatera Utara


b
n  ΣX i Yi   ΣX i  ΣYi 
n  ΣX i 2   ΣX i 2
Yi. Xi 2  Xi. Xi.Yi
a 
n.Xi 2  (Xi) 2
Maka :
b = 14 .( 28307996) – (27937)(14184) = 53536
14. (55748511) – (27937)² 3185
= 16,8088

a = (14184)( 55748511) – (27937)(28307996) = - 103604228


14. (55748511) – (27937)² 3185
= -32528,8

Sehingga persamaan regresi liniernya adalah:


Y=a+bX
Y = 16,809X – 32528,8
Dengan demikian, harga indeks pada tahun 2011 adalah:
Y = 16,809(2011) – 32528,8
Y = 1274,099

Perhitungan harga peralatan menggunakan adalah harga faktor eksponsial (m)


Marshall & Swift. Harga faktor eksponen ini beracuan pada Tabel 6-4, (Timmerhaus,
2004). Untuk alat yang tidak tersedia, faktor eksponensialnya dianggap 0,6
(Timmerhaus, 2004)

Contoh perhitungan harga peralatan:

Tangki Penyimpanan Anilin (F-110)


Kapasitas tangki, X2 = 2442,4983 m3. Dari Gambar LE.1 berikut, diperoleh untuk
harga kapasitas tangki (X1) 1 m³ adalah (Cy) US$ 6667. Dari tabel 6-4, (Timmerhaus,
2004), faktor eksponen untuk tangki adalah (m) 0,49. Indeks harga pada tahun 2002 (I y)
1103.

Universitas Sumatera Utara


Capacity, gal
102
10 3
104 105
106

Purchased cost, dollar

105

Mixing tank with agitator


4 304 Stainless stell
10 Carbon steel

310 kPa (30 psig) Carbon-steel tank (spherical)

Jan,2002
P-82
103
10-1 1 10 102 103
3
Capacity, m

Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan Tangki
Pelarutan (Timmerhaus, 2004)

Indeks harga tahun 2011 (Ix) adalah 1274,099. Maka estimasi harga tangki untuk (X2)
2442,4983 m3 adalah :
0, 49
2442,4983 1274 ,099
Cx = US$ 600.000  x
1000 1103
Cx = US$ 1.073.538,701,-
Cx = Rp 9.844.350.888 ,-/unit

Dengan cara yang sama diperoleh perkiraan harga alat lainnya yang dapat dilihat
pada Tabel LE – 3 untuk perkiraan peralatan proses dan Tabel LE – 4 untuk perkiraan
peralatan utilitas.
Tabel LE.3 Perkiraan Harga Peralatan Proses (A)
Harga Total
Nama Alat Kode Unit Harga/unit (Rp)
(Rp)
Tangki Anilin F-110 1 9.844.350.888 9.844.350.888
Tangki Asam Asetat F-120 1 7.444.824.678 7.444.824.678
Pompa Anilin L-111 1 6.188.000 6.188.000
Pompa Asam Asetat L-121 1 6.188.000 6.188.000
Heater Anilin E-112 1 2.999.930.424 2.999.930.424
Heater Asam Asetat E-122 1 1.805.180.321 1.805.180.321
Reaktor R-130 1 34.223.491.147 34.223.491.147
Pompa Reaktor L-131 1 1.551.000 1.551.000
Evaporator V-210 1 630.160.066.067 630.160.066.067

Universitas Sumatera Utara


Pompa Evaporator L-211 1 6.188.000 6.188.000
Kristalizer H-220 1 127.621.183.147 127.621.183.147
Pompa Kristalizer L-221 1 1.551.000 1.551.000
Sentrifuse H-230 1 20.747.327.627 20.747.327.627
Screw Conveyor Sentrifuse J-231 1 8.100.230 8.100.230
Rotary Dryer D-240 1 2.889.488 2.889.488
Screw Conveyor RD J-241 1 8.100.230 8.100.230
Blower G-311 1 1.045.000 1.045.000
Blow Box B-310 1 25.000.000 25.000.000
Bucket Elevator J-312 1 70.776.221 70.776.221
Silo F-320 1 17.506.860.421 17.506.860.421
Total 834.983.931.468

Tabel LE.4 Perkiraan Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah (B)

Nama Alat Kode Unit Harga/unit Harga total


(Rp) (Rp)
Screening SC 1 258.850.994 258.850.994
Pompa Screening PU-01 1 6.188.000 6.188.000
Bak Sedimentasi BS 1 944.361.789 944.361.789
Pompa Sedimentasi PU-02 1 6.188.000 6.188.000
Tangki Pelarutan Alum TP-01 1 558.198.460 558.198.460
Pompa Alum PU-03 1 6.188.000 6.188.000
Clarifier CL 5 571.011.243 2.855.056.215
Pompa Clarifier PU-04 5 6.188.000 30.940.000
Menara Air MA 1 385.737.997 385.737.997
Pompa Cation Exchanger PU-05 1 6.188.000 6.188.000
Tangki Pelarutan As.Sulfat TP-03 3 160.996.932 482.990.796
Pompa Asam Sulfat PU-08 3 6.188.000 6.188.000
Cation Exchanger CE 1 321.986.040 321.986.040
Pompa Cation Exchanger PU-09 1 6.188.000 18.564.000
Tangki Pelarutan NaOH TP-04 1 112.327.330 112.327.330
Pompa NaOH PU-10 1 6.188.000 6.188.000
Anion Exchanger AE 1 352.174.449 352.174.449
Pompa Anion Exchanger PU-11 1 6.188.000 6.188.000
Pompa Tangki Utilitas PU-06 1 6.188.000 6.188.000
Menara Pendingin Air PU-14 1 385.737.997 385.737.997
Tangki Kaporit TP-05 1 54.807.250 54.807.250
Pompa Kaporit PU-14 1 6.188.000 6.188.000
Pompa Tangki Utilitas PU-07 1 6.188.000 6.188.000
Tangki Utilitas TU 1 216.930.513 216.930.513
Pompa Domestik PU-13 1 6.188.000 6.188.000

Universitas Sumatera Utara


Deaerator DE 1 711.681.843 711.681.843
Pompa Deaerator PU-15 1 6.188.000 6.188.000
Ketel Uap KU 1 752.542.058 752.542.058
Bak Penampungan BP 1 25.000.000 25.000.000
Tangki Sedimentasi Awal TSAw 1 652.813.414 652.813.414
Bak Netralisasi BN 1 75.000.000 75.000.000
Kolam Aerasi KA 1 25.000.000 25.000.000
Tangki Sedimentasi Akhir TSAk 1 25.000.000 25.000.000
Total 8.766.766.531

Untuk harga alat sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut:
- Biaya transportasi = 5,0 
- Biaya asuransi = 1,0 
- Bea masuk = 15,0 
- PPn = 10,0 
- PPh = 10,0 
- Biaya gudang di pelabuhan = 0,5 
- Biaya administrasi pelabuhan = 0,5 
- Transportasi lokal = 0,5 
- Biaya tak terduga = 0,5 
Total = 43,0  (Timmerhaus, 2004)
Total harga peralatan proses, utilitas dan pengolahan limbah :
= Rp 834.983.931.468,- + Rp 8.766.766.531,-
= Rp 843.750.697.999 ,-
Harga alat impor sampai ke lokasi pabrik = 1,43  Rp 843.750.697.999,-
= Rp 1.206.563.498.139,-
Biaya pemasangan diperkirakan 10  dari total harga peralatan (C)
(Timmerhaus, 2004)
Biaya pemasangan = 0,1  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 120.656.349.814,-

Harga peralatan terpasang (HPT)


= Rp 1.206.563.498.139,- + Rp 120.656.349.814,-
= Rp 1.327.219.847.952,-
1.1.4 Instrumentasi dan Alat Kontrol
Diperkirakan biaya instrumentasi dan alat kontrol 26  dari total harga peralatan
(Peters et.al., 2004).

Universitas Sumatera Utara


Biaya instrumentasi dan alat kontrol (D) = 0,26  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 313.706.509.516,-

1.1.5 Biaya Perpipaan


Diperkirakan biaya perpipaan 31 dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya perpipaan (E) = 0,31  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 374.034.684.423,-

1.1.6 Biaya Instalasi Listrik


Diperkirakan biaya instalasi listrik 10 dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya instalasi listrik (F) = 0,1  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 120.656.349.814,-

1.1.7 Biaya Insulasi


Diperkirakan biaya insulasi 12  dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya insulasi (G) = 0,12  Rp 1.206.563.498.139,- = Rp 144.787.619.777,-

1.1.8 Biaya Inventaris Kantor


Diperkirakan biaya inventaris kantor 5  dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya inventaris kantor (H) = 0,05  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 60.328.174.907,-

1.1.9 Biaya Perlengkapan Kebakaran dan Keamanan


Diperkirakan biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan 2  dari total harga
peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan ( I ) = 0,02  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 24.131.269.963,-
1.1.10 Sarana Transportasi
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi (J)
Harga/ Unit Harga Total
No. Jenis Kendaraan Unit Tipe
(Rp) (Rp)
1 Dewan Komisaris 3 Chevy Camaro 450.000.000 1.350.000.000
2 Mobil Direktur 1 Toyota Fortuner 300000.000 300.000.000

Universitas Sumatera Utara


3 Mobil Manajer 3 Kijang Inova 280.000.000 840.000.000
4 Bus Karyawan 2 Mitsubishi Colt 350.000.000 700.000.000
5 Truk 6 Peterbilt Truck 400.000.000 2.400.000.000

6 Mobil kepentingan 4 Mini Bus L-300 350.000.000 1.400.000.000


pemasaran & pembelian
7 Mobil pemadam kebakaran 2 Rosenbauer Fire Truck 700.000.000 1.400.000.000
Total 8.390.000.000

Total MITL = A + B + C + D + E + F + G + H + I + J
= Rp 2.389.742.672.352,-

1.2 Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL)


1.2.1 Pra Investasi
Diperkirakan 7  dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Pra Investasi (A) = 0,07 x Rp 1.206.563.498.139,- = Rp 84.459.444.870,-

1.2.2 Biaya Engineering dan Supervisi


Diperkirakan 32 dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya Engineering dan Supervisi (B) = 0,32  Rp 1.206.563.498.139,-
= Rp 386.100.319.404,-

1.2.3 Biaya Legalitas


Diperkirakan 4 dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya Legalitas (C) = 0,04  Rp 1.206.563.498.139,- = Rp 48.262.539.926,-

1.2.4 Biaya Kontraktor


Diperkirakan 39 dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya Kontraktor (D) = 0,39  Rp 1.206.563.498.139,- = Rp 470.559.764.274,-
1.2.5 Biaya Tak Terduga
Diperkirakan 37 dari total harga peralatan (Timmerhaus, 2004)
Biaya Tak Terduga (E) = 0,37  Rp 1.206.563.498.139,- = Rp 446.428.494.311,-

Total MITTL = A + B + C + D + E = Rp 1.435.810.562.785,-

Universitas Sumatera Utara


Total MIT = MITL + MITTL
= Rp 2.389.742.672.352,- + Rp 1.435.810.562.785,-
= Rp 3.825.553.235.137,-

2 Modal Kerja
Modal kerja dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 3 bulan (= 90 hari).
2.1 Persediaan Bahan Baku
2.1.1 Bahan baku Proses
1. Anilin
Kebutuhan = 2864,6604 kg/jam
Harga = $ 1,231,- = Rp 11.300,- (Priyatmono, 2010)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  2864,6604 kg/jam x Rp 11.300,-
= Rp 69.920.631.040,-

2. Asam Asetat
Kebutuhan = 1848,168 kg/jam
Harga = $ 0,35 = Rp 3.300,- (Priyatmono, 2010)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  1848,168 kg/jam x Rp. 3.200,-
= Rp 13.173.741.504,-

2.1.2 Persediaan bahan baku utilitas


1. Alum, Al2(SO4)3
Kebutuhan = 0,079 kg/jam
Harga = Rp 1.100 ,-/kg (PT. Bratachem 2011)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  0,079 kg/jam  Rp 1.100,- /kg
= Rp 187.704,-

2. Kaporit
Kebutuhan = 0,001 kg/jam
Harga = Rp 9.500,-/kg (PT. Bratachem 2011)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  0,001 kg/jam  Rp 9.500,-/kg
= Rp 20.520,-

Universitas Sumatera Utara


3. H2SO4
Kebutuhan = 1,785 kg/hari
Harga = Rp 4.000,-/kg (PT. Bratachem 2011)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  1,785 kg/hari  Rp 4.000,-/kg
= Rp 15.422.400,-

4. NaOH
Kebutuhan = 3,787 kg/hari
Harga = Rp 10.000,-/kg (PT. Bratachem 2011)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  3,787 kg/jam  Rp 10.000,-/kg
= Rp 81.799.200,-

5. Na2CO3
Kebutuhan = 0,0012 kg/jam
Harga = Rp 2.500,-/kg (PT. Bratachem 2011)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  0,0012 kg/jam  Rp 2.500,-/kg
= Rp 6.480,-

6. Solar
Kebutuhan = 167,359 ltr/jam
Harga solar untuk industri = Rp 5.500,-/liter (tambangnews.com, 2011)
Harga total = 90 hari  24 jam/hari  167,359 ltr/jam  Rp 5.500,-/liter
= Rp 1.931.604.840,-

Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 3 bulan (90 hari)
adalah = Rp 85.123.407.211,-
2.1 Kas
2.2.1 Gaji Pegawai
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai
Gaji Pegawai
Jabatan Jumlah Gaji/bulan (Rp) Gaji Total
Dewan Komisaris 3 30.000.000 90.000.000
Direktur 1 25.000.000 25.000.000

Universitas Sumatera Utara


Staf Ahli 3 22.000.000 66.000.000
Sekretaris 1 9.000.000 9.000.000
Manajer Teknik dan Produksi 1 18.000.000 18.000.000
Manajer Keuangan & Pemasaran 1 18.000.000 18.000.000
Manajer Personalia dan R & D 1 18.000.000 18.000.000
Kepala Bagian Teknik 1 15.000.000 15.000.000
Kepala Bagian Produksi 1 15.000.000 15.000.000
Kepala Bagian Personalia 1 15.000.000 15.000.000
Kabag Keuangan & Adm 1 15.000.000 15.000.000
Kepala Bagian Pemasaran 1 15.000.000 15.000.000
Kepala Bagian R&D 1 15.000.000 15.000.000
Kepala Seksi 15 10.000.000 150.000.000
Karyawan Produksi 20 8.000.000 160.000.000
Karyawan Teknik 8 8.000.000 64.000.000
Karyawan Personalia 5 8.000.000 40.000.000
Karyawan Keuangan &Adm 5 8.000.000 40.000.000
Karyawan Pemasaran 6 8.000.000 48.000.000
Karyawan R&D 5 8.000.000 40.000.000
Petugas Keamanan 6 2.500.000 15.000.000
Petugas Kebersihan 5 1.500.000 7.500.000
Supir 8 2.500.000 20.000.000
Jumlah 100 - 918.500.000

Total gaji pegawai selama 1 bulan = Rp 918.500.000,-


Total gaji pegawai selama 3 bulan = 3 x Rp 918.500.000,-
= Rp 2.755.500.000,-
2.2.2 Biaya Administrasi Umum
Diperkirakan 20  dari gaji pegawai = 0,2  Rp 953.500.000,-
= Rp 551.100.000,-
2.2.3. Biaya Pemasaran
Diperkirakan 20  dari gaji pegawai = 0,2  Rp 953.500.000,-
= Rp 551.100.000,-
2.2.4 Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengacu kepada Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2000 Jo UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


 Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atas bangunan (Pasal
2 ayat 1 UU No.20/00).
 Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (Pasal 6 ayat 1 UU
No.20/00).
 Tarif pajak ditetapkan sebesar 5% (Pasal 5 UU No.21/97).
 Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. 30.000.000,-
(Pasal 7 ayat 1 UU No.21/97).
 Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikkan tarif pajak dengan
Nilai Perolehan Objek Kena Pajak (Pasal 8 ayat 2 UU No.21/97).
Maka berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PBB ditetapkan sebagai berikut :

Wajib Pajak Pabrik Pembuatan Asetanilida

Nilai Perolehan Objek Pajak


- Tanah Rp 6.300.000.000,-
- Bangunan Rp 11.049.800.000,-
Total NJOP Rp 17.349.800.000,-
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (Rp. 30.000.000,- )
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 17.319.800.000,-
Pajak yang Terutang (5% x NPOPKP) Rp. 865.990.000,-

Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas

No. Jenis Biaya Jumlah (Rp)


1. Gaji Pegawai 2.755.500.000,-
2. Administrasi Umum 551.100.000,-
3. Pemasaran 551.100.000,-
4. Pajak Bumi dan Bangunan 865.990.000,-
Total 4.723.690.000,-

2.3 Biaya Start – Up


Diperkirakan 12  dari Modal Investasi Tetap (Timmerhaus, 2004)
= 0,12  Rp 3.825.553.235.137,-

Universitas Sumatera Utara


= Rp 459.066.388.216,-

2.4 Piutang Dagang


IP
PD   HPT
12
dimana: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan

Penjualan :
Harga jual asetanilida = US$ 18,54 / kg (Priyatmono, 2010)
Produksi asetanilida = 3775,2138 kg/ jam (Lampiran A)

Hasil penjualan asetanilida tahunan


= 3775,2138 kg/jam  24 jam/hari  330 hari/tahun  US$ 18,54 /kg  Rp 9.170/US$
= Rp 5.082.947.860.320 ,-

Hasil penjualan total tahunan = Rp 5.082.947.860.320,-


3
Piutang Dagang =  Rp 5.082.947.860.320,-
12
= Rp 1.270.736.965.080,-

Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja

No. Jumlah (Rp)


Jenis Biaya
1. Bahan baku proses dan utilitas 85.123.407.211,-
2. Kas 4.723.690.000,-
3. Start up 459.066.388.216,-
4. Piutang Dagang 1.270.736.965.080,-
Total 1.819.650.450.508,-

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja


= Rp 3.825.553.235.137,- + Rp 1.819.650.450.508,-
= Rp 5.645.203.685.644,-

Universitas Sumatera Utara


Modal ini berasal dari:
- Modal sendiri = 60  dari total modal investasi
= 0,6  Rp 5.645.203.685.644,-
= Rp 3.387.122.211.386,-

- Pinjaman dari Bank = 40  dari total modal investasi


= 0,4 x Rp 5.645.203.685.644,-
= Rp 2.258.081.474.258,-

3. Biaya Produksi Total


3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
3.1.1 Gaji Tetap Karyawan
Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 3 bulan gaji yang

diberikan sebagai tunjangan, sehingga

Gaji total = (12 + 3)  Rp 918.500.000,- = Rp 13.777.500.000,-

3.1.2 Bunga Pinjaman Bank


Bunga pinjaman bank adalah 15 % dari total pinjaman (Bank Mandiri, 2011).
= 0,15  Rp 2.258.081.474.258,- = Rp 338.712.221.139,-

3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi


Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan melalui penyusutan (Rusdji,2004). Pada perancangan
pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight line method. Dasar penyusutan
menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel LE.9 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000

Universitas Sumatera Utara


Kelompok Harta Masa Tarif
Beberapa Jenis Harta
Berwujud (tahun) (%)

I. Bukan Bangunan

4 25 Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat/


1.Kelompok 1
tools industri.
Mobil, truk kerja
8 12,5
2. Kelompok 2
Mesin industri kimia, mesin industri mesin
16 6,25
3. Kelompok 3

II. Bangunan

Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang

Sumber : Waluyo, 2000 dan Rusdji,2004

Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan harga akhir nol.

PL
D
n
dimana:
D = depresiasi per tahun
P = harga awal peralatan
L = harga akhir peralatan
n = umur peralatan (tahun)
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000

Umur
Komponen Biaya (Rp) Depresiasi (Rp)
(tahun)
Bangunan 10.188.216.000 20 509.410.800
Peralatan proses dan utilitas 1.327.219.847.952 17 78.071.755.762
Instrumentrasi dan pengendalian proses 313.706.509.516 5 62.741.301.903
Perpipaan 374.034.684.423 5 74.806.936.885

Universitas Sumatera Utara


Instalasi listrik 120.656.349.814 5 24.131.269.963
Insulasi 144.787.619.777 5 28.957.523.955
Inventaris kantor 60.328.174.907 4 15.082.043.727
Perlengkapan keamanan dan kebakaran 24.131.269.963 5 4.826.253.993
Sarana transportasi 8.390.000.000 10 839.000.000
TOTAL 289.965.496.987

Semua modal investasi tetap langsung (MITL) kecuali tanah mengalami

penyusutan yang disebut depresiasi, sedangkan modal investasi tetap tidak langsung

(MITTL) juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi.

Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya


yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan menerapkan taat
azas (UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000). Para Wajib Pajak menggunakan tarif
amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa manfaat kelompok
masa 4 (empat) tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak berwujud yang dimaksud
(Rusdji, 2004).

Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 25  dari MITTL. sehingga :
Biaya amortisasi = 0,25  Rp 1.435.810.562.785,-
= Rp 358.952.640.696,-

Total biaya depresiasi dan amortisasi


= Rp 289.965.496.987,- + Rp 358.952.640.696,-
= Rp 648.918.137.683,-

3.1.4 Biaya Tetap Perawatan


1. Perawatan mesin dan alat-alat proses
Perawatan mesin dan peralatan dalam industri proses berkisar 2 sampai 20 %,
diambil 10 % dari harga peralatan terpasang di pabrik (Timmerhaus, 2004)
Biaya perawatan mesin = 0,1  Rp 1.327.219.847.952,-
= Rp 132.721.984.795,-

Universitas Sumatera Utara


2. Perawatan bangunan
Diperkirakan 10  dari harga bangunan (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  10.188.216.000,-
= Rp 1.018.821.600,-

3. Perawatan kendaraan
Diperkirakan 10  dari harga kendaraan (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  Rp 8.390.000.000,-
= Rp 839.000.000,-

4. Perawatan instrumentasi dan alat kontrol


Diperkirakan 10  dari harga instrumentasi dan alat kontrol (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  Rp 313.706.509.516,-
= Rp 31.370.650.952,-

5. Perawatan perpipaan
Diperkirakan 10  dari harga perpipaan (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  Rp 374.034.684.423,-
= Rp 37.403.468.442,-

6. Perawatan instalasi listrik


Diperkirakan 10  dari harga instalasi listrik (Timmerhaus, 2004)
= 0.1  Rp 120.656.349.814,-
= Rp 12.065.634.981,-

7. Perawatan insulasi
Diperkirakan 10  dari harga insulasi (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  Rp 144.787.619.777,-
= Rp 14.478.761.978,-

8. Perawatan inventaris kantor


Diperkirakan 10  dari harga inventaris kantor (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  Rp 60.328.174.907,-

Universitas Sumatera Utara


= Rp 6.032.817.491,-

9. Perawatan perlengkapan kebakaran


Diperkirakan 10  dari harga perlengkapan kebakaran (Timmerhaus, 2004)
= 0,1  Rp 24.131.269.963,-
= Rp 2.413.126.996,-
Total biaya perawatan = Rp 238.344.267.235,-
3.1.5 Biaya Tambahan Industri (Plant Overhead Cost)
Biaya tambahan industri ini diperkirakan 20  dari modal investasi tetap
(Timmerhaus, 2004)
Plant Overhead Cost = 0,2 x Rp 3.825.553.235.137,-
= Rp 765.110.647.027,-

3.1.6 Biaya Administrasi Umum


Biaya administrasi umum selama 3 bulan adalah Rp 2.204.400.000,-
Biaya administrasi umum selama 1 tahun = 4  Rp 2.204.400.000,-
= Rp 8.817.600.000,-

3.1.7 Biaya Pemasaran dan Distribusi


Biaya pemasaran selama 3 bulan adalah Rp 2.204.400.000,-
Biaya pemasaran selama 1 tahun = 4  Rp 2.204.400.000,- = Rp 8.817.600.000,-

Biaya distribusi diperkirakan 50 % dari biaya pemasaran, sehingga :


Biaya distribusi = 0,5 x Rp 2.204.400.000,-
= Rp 1.102.200.000,-
Biaya pemasaran dan distribusi = Rp 3.306.600.000,-

3.1.8 Biaya Laboratorium, Penelitan dan Pengembangan


Diperkirakan 5  dari biaya tambahan industri (Timmerhaus, 2004)
= 0,05 x Rp 765.110.647.027,-
= Rp 38.255.532.351,-

Universitas Sumatera Utara


3.1.9 Hak Paten dan Royalti
Diperkirakan 1% dari modal investasi tetap (Timmerhaus, 2004)
= 0,01 x Rp 3.825.553.235.137,-
= Rp 8.255.532.351,-

3.1.10 Biaya Asuransi


1. Biaya asuransi pabrik. adalah 3,1 permil dari modal investasi tetap langsung
(Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI, 2011).
= 0,0031  Rp 2.389.742.672.352,-
= Rp 7.408.202.284,-

2. Biaya asuransi karyawan.


Premi asuransi = Rp. 351.000,- /tenaga kerja (PT. Prudential Life Assurance, 2011)
Maka biaya asuransi karyawan = 100 orang x Rp. 351.000,-/orang
= Rp. 35.100.000,-

Total biaya asuransi = Rp 7.443.302.284,-

3.1.11 Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak Bumi dan Bangunan adalah Rp 865.990.000,-

Total Biaya Tetap (Fixed Cost) = Rp 2.095.194.130.071,-

3.2 Biaya Variabel


3.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses dan Utilitas per tahun
Biaya persediaan bahan baku proses, utilitas, dan pengolahan limbah selama 90 hari
adalah Rp 85.123.639.411,-
Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 1 tahun

= Rp 85.123.639.411,- x 360
90
= Rp 312.120.011.174,-

Universitas Sumatera Utara


3.2.2 Biaya Variabel Tambahan

1. Perawatan dan Penanganan Lingkungan


Diperkirakan 10  dari biaya variabel bahan baku
= 0,1  Rp 312.120.011.174,-
= Rp 31.212.001.117,-

2. Biaya Variabel Pemasaran dan Distribusi


Diperkirakan 1 dari biaya variabel bahan baku
= 0,01  Rp 312.120.011.174,-
= Rp 3.121.200.112,-

Total biaya variabel tambahan = Rp 346.453.212.404,-

3.2.3 Biaya Variabel Lainnya


Diperkirakan 5  dari biaya variabel tambahan
= 0,05  Rp 346.453.212.404,-
= Rp 1.716.660.061,-

Total biaya variabel = Rp 348.169.872.465,-

Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp 2.095.194.130.071,- + Rp 348.169.872.465,-
= Rp 2.443.363.052.800,-

4 Perkiraan Laba/Rugi Perusahaan


4.1 Laba Sebelum Pajak (Bruto)
Laba atas penjualan = total penjualan – total biaya produksi
= Rp 5.082.947.860.320,- – Rp 2.443.363.052.800,-
= Rp 2.639.584.807.520,-

Bonus perusahaan untuk karyawan 1 % dari keuntungan perusahaan

Universitas Sumatera Utara


= 0,01 x Rp 2.639.584.807.520,-
= Rp 26.395.848.075,-
Pengurangan bonus atas penghasilan bruto sesuai dengan UURI No. 17/00 Pasal 6 ayat 1
sehingga :
Laba sebelum pajak (bruto) = Rp 2.613.188.959.445,-

4.2 Pajak Penghasilan


Berdasarkan UURI Nomor 17 ayat 1 Tahun 2000, Tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan adalah (Rusjdi, 2004):
 Penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- dikenakan pajak sebesar 10 .
 Penghasilan Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- dikenakan pajak
sebesar 15 .
 Penghasilan di atas Rp 100.000.000,- dikenakan pajak sebesar 30 .
Maka pajak penghasilan yang harus dibayar adalah:
- 10   Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000,-
- 15   (Rp 100.000.000 - Rp 50.000.000) = Rp 7.500.000,-
- 30   (Rp 2.613.088.959.445 - Rp 100.000.000) = Rp 783.926.687.834,-
Total PPh = Rp 783.939.187.834,-
4.3 Laba setelah pajak
Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – PPh
= Rp 2.613.188.959.445,- – Rp 783.939.187.834,-
= Rp 1.829.249.771.612,-
5 Analisa Aspek Ekonomi
5.1 Profit Margin (PM)
Laba sebelum pajak
PM =  100 
total penjualan
PM = Rp 2.613.188.959.445,- x 100%
Rp 5.082.947.860.320,-

= 51,41 %

Universitas Sumatera Utara


5.2 Break Even Point (BEP)

Biaya Tetap
BEP =  100 
Total Penjualan  Biaya Variabel

Rp 2.095.194.130.071,- x 100%
BEP =
Rp 5.082.947.860.320,- – Rp 348.168.922.728,-

= 44,25 %
Kapasitas produksi pada titik BEP = 44,25 %  30.000 ton/tahun
= 13.275,3450 ton/tahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 44,25 % x Rp 5.082.947.860.320,-
= Rp 2.249.262.882.338,-

5.3 Return on Investment (ROI)


Laba setelah pajak
ROI =  100 
Total Modal Investasi

ROI = Rp 1.829.249.771.612,-_ x 100%


Rp 5.645.203.685.644,-

= 32,40 %

5.4 Pay Out Time (POT)

POT == 1 x 1 tahun
0,324
= 3,09 tahun

5.5 Return on Network (RON)


Laba setelah pajak
RON =  100 
Modal sendiri

RON = Rp 1.829.249.771.612,- x 100%


Rp 3.387.122.211.386,-

= 54,01 %

5.6 Internal Rate of Return (IRR)

Universitas Sumatera Utara


Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan pengeluaran
dari tahun ke tahun yang disebut “Cash Flow”. Untuk memperoleh cash flow diambil
ketentuan sebagai berikut:
- Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan 10  tiap tahun
- Masa pembangunan disebut tahun ke nol
- Jangka waktu cash flow dipilih 10 tahun
- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke – 10
- Cash flow adalah laba sesudah pajak ditambah penyusutan.
Dari Tabel LE.11, diperoleh nilai IRR = 36,10 

Universitas Sumatera Utara


Tabel LE.11 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
P/F P/F
Laba Sebelum Laba Sesudah Net Cash Flow
Thn Pajak (Rp) Depresiasi (Rp) pada i PV pada i = 35% pada i PV pada i = 37%
Pajak (Rp) Pajak (Rp) (Rp)
=35% =37%
0 - - - - -5,645,203,685,644 1 -5,645,203,685,644 1 -5,645,203,685,644

1 2,613,188,959,445 783,939,187,834 1,829,249,771,612 648,918,137,683 2,478,167,909,295 0.7407 1,835,679,932,811 0.7299 1,808,881,685,617

2 2,874,507,855,390 862,334,856,617 2,012,172,998,773 648,918,137,683 2,661,091,136,456 0.5487 1,460,132,310,813 0.5328 1,417,811,890,061

3 3,161,958,640,928 948,570,092,279 2,213,388,548,650 648,918,137,683 2,862,306,686,333 0.4064 1,163,361,961,625 0.3889 1,113,151,981,207

4 3,478,154,505,021 1,043,428,851,506 2,434,725,653,515 648,918,137,683 3,083,643,791,198 0.3011 928,387,171,091 0.2839 875,350,402,720

5 3,825,969,955,523 1,147,773,486,657 2,678,196,468,866 648,918,137,683 3,327,114,606,550 0.2230 741,991,479,975 0.2072 689,389,913,847

6 4,208,566,951,076 1,262,552,585,323 2,946,014,365,753 648,918,137,683 3,594,932,503,436 0.1652 593,865,545,970 0.1512 543,710,021,389

7 4,629,423,646,183 1,388,809,593,855 3,240,614,052,328 648,918,137,683 3,889,532,190,012 0.1224 475,949,626,805 0.1104 429,391,457,352

8 5,092,366,010,802 1,527,692,303,241 3,564,673,707,561 648,918,137,683 4,213,591,845,245 0.0906 381,928,719,575 0.0806 339,537,641,469

9 5,601,602,611,882 1,680,463,283,565 3,921,139,328,317 648,918,137,683 4,570,057,466,001 0.0671 306,844,077,097 0.0588 268,804,513,517

10 6,161,762,873,070 1,848,511,361,921 4,313,251,511,149 648,918,137,683 4,962,169,648,832 0.0497 246,793,617,030 0.0429 213,042,346,301


2,489,730,757,147 -2,053,868,167,836

Rp. 2.489.730. 757.147


IRR = 35% + × (37% - 35%)
Rp 2.489.730. 757.147  Rp 2.053.868. 167.836
= 36,10%

Universitas Sumatera Utara


6,000,000,000,000
biaya tetap
5,000,000,000,000
biaya variabel
biaya produksi
4,000,000,000,000
Harga (Rp)

biaya penjualan

3,000,000,000,000 BEP = 44,25 %


2,000,000,000,000

1,000,000,000,000

-
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas Produksi (%)

Gambar LE.1 Kurva Break Even Point Pabrik Asetanilida

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai