Kalau misalkan celana kita terdapat bekas haid dan susah dihilangkan . Apabila kita
pakai apakah sholat kita sah ?
Jawab: Saya Audry Cindya Ayu Arifa nomor absen 15 (934202419) izin membantu
menjawab pertanyaan dari mba hesty, Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh
Alawi Abbas Al-Maliki dalam Kitab Ibanatul Ahkam, Syarah Bulughul Maram,
mengatakan bahwa sisa noda darah haid pada pakaian yang telah dicuci ditoleransi
secara syariat.
ﻳﻌﻔﻰ ﻋﻤﺎ ﺑﻘﻲ ﻣﻦ ﺃﺛﺮ ﺍﻟﻠﻮﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﻐﺴﻞ ﺑﺪﻟﻴﻞ (ﻭﻻ ﻳﻀﺮﻙ ﺃﺛﺮﻩ )ﺍﻵﺗﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻌﺪﻩ
Artinya, “Bekas warna (najis) yang tersisa pada pakaian dimaafkan setelah pakaian
dicuci secara serius dengan dalil hadits selanjutnya yang berbunyi, ‘Bekasnya tidak
masalah bagimu,’” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-
Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I,
halaman 54).
Dari penjelasan ini, kita dapat menarik simpulan bahwa pakaian yang masih tersisa
noda darah haid tidak masalah digunakan untuk shalat dan kepentingan ibadah lainnya
yang mengharuskan kesucian pada badan, pakaian, dan tempat ibadah. Terimakasih
Jadi intinya wudhunya sah tetapi kurang sopan. Maka minimal ditutup dengan handuk
pada bagian yang vital.
18. (44) ike dyah ayu agustin
mau bertanya dalam syarat tayamum harus menggunakan debu yang suci. Bagaimana
cara mengetahui debu yang akan digunakan itu suci atau tidaknya ??
Jawab: 05. Galuh Rachmalia selaku pemateri akan menjawab pertanyaan 44. Ike dyah
ayu Debu yang bisa kita gunakan untuk bersuci tentunya haruslah debu yang suci
terlebih dahulu. Yaitu debu suci yang berada di permukaan tanah, pasir, dinding atau
batu. Pendapat ini berdasarkan pada sabda Rasulullah, “Dijadikan bumi ini bagiku
sebagai masjid, yang berarti suci.” (HR. Ahmad).