2, Desember 2017
Soft Skill Training Can Increase Quality Nursing Care and Patient
Satisfaction At Bandung Hospital
Eny Kusmiran1
1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali Bandung, Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung 40184,
Telp (0022) 6079141
Korespondensi: enykusmiran@gmail.com
Abstrak
Kualitas perawat ditentukan oleh kompetensi hard skills dan soft skills. Caring sebagai bagian dari soft skills
adalah esensi mendasar pada profesi perawat. Penilaian pasien mengenai soft skills caring perawat adalah
indikator dari kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model pelatihan soft
skills caring dan mengidentifikasi model tersebut terhadap kualitas keperawatan dan kepuasan pasien.
Desain pra-eksperimental dengan pretest-posttest tanpa kontrol dengan melibatkan 53 perawat dan 53 pasien
pada dua rumah sakit swasta di Kota Bandung. Instrumen penelitian diadaptasi dari Caring Nurse Patient In-
teractions Scale (CNPI) dan kepuasan pasien diadaptasi dari patient satisfaction with nursing care. Intervensi
terdiri dari pemberian materi selama 3 hari, post pelatihan 2, 4 dan 6 minggu.
Analisis data dilakukan untuk melihat perubahan penilaian soft skills caring perawat serta kepuasan pasien
sebelum dan sesudah intervensi-pelatihan menggunakan uji paired t-test. Analisis General Linier Model Re-
peated Measure (GLM-RM) dipergunakan untuk analisis follow-up 4 dan 6 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan model pelatihan soft skills caring terbukti efektif meningkatkan penilaian perawat
dan kepuasan pasien, serta dapat dimanfaatkan bagi perawat di rumah sakit.
Abstract
The quality of nursing care was determined by they hard and soft skills competence. Soft skill of caring was
the basic competence of nurses, it was affecting patient satisfaction. This study aimed to: a) develop the model
of training soft skills caring, b)identify the training model for increasing the quality of nursing care and patient
satisfaction. The study was pretest-posttest pre-experimental design without control. The sampples including
53 nurses and 53 patients at two private hospitals in Bandung, West Java Province, Indonesia. The instrument
was adapted from Caring Nurse Patient Interactions Scale (CNPI) while patient satisfaction assesment was
adapted from patient satisfaction with nursing care. The interventions was soft skills training for 3 days, while
the soft skill were assesed at in 2, 4 and 6 weeks post intervention. The pre and 2 weeks post intervention
were analysed using paired t-test, while the 4 and 6 weeks follow-up soft skill post itervention was analyzed by
GLM-RM. The results show that soft skill training are effective for improving nurse’s competence and increas-
ing patient satisfaction. Futher training can be implemented to increase quality of nursing care and patients
satisfaction.
72
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
73
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
pembinaan dalam bentuk pelatihan. Pengembangan skills caring merupakan esensial dalam pelayanan
kualitas tenaga kesehatan dalam memberikan keperawatan. Kualitas interaksi perawat dengan soft
pelayanan dapat ditingkatkan melalui pelatihan skills caring dinilai melalui sepuluh faktor karatif
formal dan pendidikan. Pelatihan dan pengembangan caring tersebut.
kompetensi staf kesehatan menjadi peningkatan Berdasarkan fakta-fakta di rumah sakit
berkelanjutan yang esensial dari kinerja staf. tempat penelitian belum diberikan pelatihan soft
Kemampuan soft skill scaring dapat ditingkatkan skills caring sebagai bagian dari pengembangan
melalui pengembangan dan pendidikan staf, strategi profesional berkelanjutan perawat klinik, pencapaian
Kualitas pelayanan keperawatan6 terdiri dari visi rumah sakit akan kualitas pelayanan rumah
komponen input, proses dan output. Komponen input sakit dan kajian faktor-faktor caring dari teori
terdiri dari sarana fisik, perlengkapan/peralatan, Watson serta minimnya upaya untuk peningkatan
organisasi, manajemen, keuangan, sumber daya pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai profesi
manusia dan sumber daya lainnya. Komponen proses soft skills caring bagi perawat di rumah sakit melalui
meliputi proses dalam interaksi profesional tenaga pelatihan dengan kompetensi soft skills maka tujuan
kesehatan (perawat) dan pasien. Interaksi profesional penelitian ini adalah untuk mengembangkan model
yang dimaksud adalah soft skills caring melalui pelatihan soft skills caring dan mengidentifikasi
faktor karatif.10 Komponen output adalah hasil dari model tersebut terhadap soft skills caring perawat
pelayanan keperawatan berupa peningkatan derajat serta kepuasan pasien.
kesehatan pasien dan kepuasan pasien, sebagai
indikator penilaian mutu pelayanan keperawatan. Metode
Dalam implementasi komponen proses, kompetensi Penelitian ini merupakan penelitian
hard skills dan soft skills caring perawat menentukan pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan
kualitas interaksi perawat-pasien. Kompetensi soft model pelatihan. Pendekatan Analysis Design
Input: Proses
Sarana fisik Interaksi perawat-pasien Output
Perlengkapan/peralatan Peningkatan derajat kesehatan
Organisasi Referensi: Duffy (2009), Cossette Kepuasan pasien
Manajemen (2006) Loyalitas
Keuangan Referensi
Sumber daya manusia
Sumber daya lainnya Referensi: Donabedian (2003)
74
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
75
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
pada sumber informasi yaitu perawat dan pasien dan kepuasan pasien mengenai kualitas caring
dengan Informed consent. perawat.
Berdasarkan Tabel 4, terdapat perbedaan
Hasil bermakna antara rerata skor penilaian soft skills
a. Pengembangan model pelatihan soft skills caring perawat sebelum dan follow-up 2 minggu,
caring 4 minggu dan 6 minggu setelah pelatihan. Hasil
Pengembangan model pelatihan soft skills uji general linear model-repeated measure pada
caring tersaji pada Gambar 2. follow-up 4 minggu, terdapat perbedaan soft skills
caring perawat sebelum dan sesudah pelatihan soft
b. Efektifitas model pelatihan pelatihan soft skills caring. Terdapat pengaruh pelatihan terhadap
skills peningkatan soft skills caring perawat. Perbedaan
Efektifitas model pelatihan soft skills caring soft skills caring terlihat sejak follow-up 2 minggu
terdiri dari penilaian diri soft skills caring perawat sesudah pelatihan soft skills caring perawat.
76
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
N %
Jenis Kelamin
Perempuan 48 90,6
Laki-laki 5 9,4
Suku
Jawa 5 9,4
Sunda 45 84,9
Batak 3 5,7
Jumlah 53 100
Kontribusi pelatihan soft skills caring terhadap dan 83,1% pada follow-up 6 minggu.
soft skills caring perawat pada follow-up 2 minggu
58,5%, dan 69,2% pada follow-up 4 minggu. b.3. Penilaian pasien mengenai soft skills caring
Berdasarkan Tabel 6, terdapat peningkatan perawat
penilaian diri perawat mengenal soft skills caring
antara sebelum dan sesudah pelatihan soft skills b.3.1. Karakteristik pasien
caring. Peningkatan soft skills caring perawat Karakteristik pasien sebagian besar
terjadi sejak follow up 2 minggu sesudah pelatihan. adalah perempuan 67,9%, Pendidikan pasien pada
Kontribusi pelatihan soft skills caring 69,2 % pada prepelatihan sebagian besar adalah pendidikan tinggi
follow up 2 minggu, 79,7% follow up 4 minggu, sebesar 38,3%, Umur pasien pada periode waktu
Tabel 2. Distribusi Umur dan Masa Kerja
77
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
Tabel 4. Distibusi Penilaian Soft Skills Caring Sebelum dan Sesudah Pelati-
han follow-up 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu
No Penilaian soft skills caring N Rerata Simpangan Perbedaan Rerata Nilai p
baku
1 Pre-pelatihan 53 70,5 11,9 12,2 <0,001
Follow-up 2 minggu 82,7 9,7
Soft Skills Caring Perawat Rerata (s.b.) IK 95% Partial Eta Nilai p
Squared
Sebelum pelatihan soft skills caring 68,9 (11,6) 64,9-72,7 <0,001
Follow-up 2 minggu sesudah pelatihan 81,8 (10,0) 78,4-85,2 0,585 <0,001
soft skills caring
Follow-up 4 minggu sesudah pelatihan 85,8 (8,5) 82,9-88,7 0,692 <0,001
soft skills caring
78
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
Soft Skills Caring Perawat Rerata (s.b.) IK 95% Nilai p Partial Eta
Squared
Sebelum pelatihan soft skills caring 64,78 (10,4) 59,6-69,9 <0,001 -
Follow-up 2 minggu sesudah pelatihan soft 82,4 (10,1) 77,4-87,4 <0,001 0,692
skills caring
Follow-up 4 minggu sesudah pelatihan soft 87,0 (7,5) 83,3-90,7 <0,001 0,797
skills caring
Follow-up 6minggu sesudah pelatihan soft 90,8 (7,5) 87,1-94,5 <0,001 0,831
skills caring
Uji general linear model-repeated measure
kualitas interaksi soft skills caring perawat juga dari kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat.
terjadi pada setiap periode pengukuran follow- Kebijakan-kebijakan mengenai pengembangan
up 2 minggu, follow-up 4 minggu dan follow-up 6 perawat sebagai tenaga kesehatan telah diatur pada
minggu pelatihan. Sentralitas soft skills caring dalam UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 30 : ayat (1)
keperawatan telah ditegaskan secara luas sebagai Pengembangan Tenaga Kesehatan diarahkan untuk
pernyataan dari profesi perawat. Salah satu alasan meningkatkan mutu dan karier Tenaga Kesehatan.
utama seseorang untuk memilih profesi keperawatan UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 Pasal 28 : ayat
adalah karena keinginan untuk membantu dan (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
merawat orang lain yang membutuhkan.9 Soft pada ayat (1) harus didasarkan pada kode etik,standar
skills caring sebagai nilai profesional dan personal pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur
merupakan inti penting dalam penyediaan standar operasional. Pasal 53 : ayat (2) Pengembangan praktik
normatif yang mengarahkan tindakan perawat dalam keperawatan bertujuan untuk mempertahankan atau
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.1 meningkatkan keprofesionalan perawat; ayat (4)
Penilaian pasien mengenai soft skills caring Dalam hal meningkatkan keprofesionalan perawat
perawat merupakan bagian dari penilaian soft skills sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan dalam
caring.10 Peningkatan penilaian pasien mengenai memenuhi kebutuhan pelayanan, pemilik atau
soft skills caring perawat terjadi pada setiap periode pengelola Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
pengukuran follow-up 2, 4 dan 6 minggu pelatihan. memfasilitasi perawat untuk mengikuti pendidikan
Apabila merujuk pada nilai kepuasan pasien terhadap berkelanjutan. Permenkes No 49 Tahun 201311
kualitas pelayanan keperawatan termasuk kategori mengenai komite Keperawatan Rumah Sakit Pasal
memuaskan yaitu ≥ 90% terjadi pada follow-up 4 4: ayat (2). Untuk mewujudkan tata kelola klinis
minggu dan follow-up 6 minggu. Dari lima dimensi yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
penilaian pasien mengenai soft skills caring perawat semua asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
dalam pelayanan keperawatan, dimensi jaminan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di
dan kepedulian perlu ditingkatkan lebih lanjut. rumahsakit dilakukan atas penugasan klinis dari
Hal ini didasarkan pada temuan hasil penelitian direktur rumah sakit.
menunjukkan kedua dimensi tersebut memiliki nilai Pengembangan jenjang karir dalam
terendah pada saat sebelum pelatihan dan sesudah konteks sistem penghargaan perawat saat ini
pelatihan. sudah dikembangkan untuk pegawai negeri sipil
melalui jabatan fungsional perawat yang ditetapkan
c. Implikasi pelatihan soft skills caring melalui SK Menpan No 94 tahun 2001 walaupun
Perawat sebagai bagian integral dari sistem belum sepenuhnya berbasis kompetensi. Beberapa
kesehatan memiliki ciri unik dalam pelayanan rumahsakit swasta juga sudah mengembangkan
keperawatan. Ciri unik yang disebutkan di atas yaitu jenjang karir sesuai dengan kebutuhan masing-
soft skills caring. Soft skills caring merupakan bagian masing institusi meskipun belum mengacu pada
79
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
pengembangan jenjang karir profesional. ditetapkan. Penerapan pelatihan soft skills caring
Pengembangan profesional berkelanjutan dapat dimulai pada tatanan rumahsakit dengan saran
yang sudah dikembangkan oleh berbagai sarana materi pelatihan soft skills caring meliputi soft skills
kesehatan masih kurang memperhatikan tuntutan caring, keterampilan interpersonal, komunikasi dan
dan kebutuhan profesi serta belum dikaitkan dengan nilai-nilai profesional.
kompensasi dan penghargaan. Pengembangan
jenjang karir perawat lebih menekankan pada jabatan Kesimpulan dan Saran
struktural dan fungsional. Dalam standar profesi a. Kesimpulan
keperawatan dijelaskan pelayanan keperawatan Model pelatihan soft skills caring terbukti
bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh efektif: 1) meningkatkan penilaian diri perawat
perawat. Pelayanan bermutu memerlukan tenaga mengenai soft skills caring secara bermakna sejak
profesional yang didukung oleh pengembangan follow-up 2 minggu dan capaian peningkatan sebesar
profesional dan sistem pembinaan berkelanjutan.12 83,1% pada follow-up 6 minggu, 2) meningkatkan
Pelatihan soft skills caring sebagai salah penilaian pasien mengenai soft skills caring perawat
satu kompetensi yang harus dimiliki perawat dalam pelayanan keperawatan yang meningkat
klinik untuk menunjang pelaksanaan tugas bermakna pada follow-up 2, 4 dan 6 minggu.
memberikan pelayanan keperawatan terbukti
efektif meningkatkan kualitas caring perawat dan b. Saran
kepuasan pasien mengenai caring perawat. Perawat Model pelatihan soft skills caring perawat
yang telah mengikuti pelatihan soft skills caring dapat dimanfaatkan oleh; 1) Badan Pengembangan
memiliki informasi yang cukup untuk memberikan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan
pelayanan keperawatan dengan soft skills caring Kementerian Kesehatan RI, institusi pelayanan
yang diperlukan oleh pasien. Kualitas caring kesehatan khususnya rumah sakit dan organisasi
perawat yang baik dapat meningkatkan penilaian profesi perawat (PPNI) menjadi salah satu upaya
pasien sehingga berdampak positif peningkatan peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan dan
kualitas pelayanan yang berorientasi pada kepuasan nilai profesi perawat klinik dalam melaksanakan
pasien terhadap kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di tatanan pelayanan
pelayanan keperawatan. kesehatan dan untuk pengembangan profesional
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat berkelanjutan bagi perawat klinik, 2) Institusi
disimpulkan bahwa perawat sebagai tenaga kesehatan pendidikan untuk pembelajaran praktik soft skills
berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan caring kepada pasien, klien, keluarga dan sejawat
kesehatan di rumah sakit. Peningkatan kompetensi di tatanan pelayanan kesehatan, dan 3) penelitian
perawat klinik terkait pelatihan dan pendidikan dapat selanjutnya, dengan metode dan desain yang sama
dilakukan sebagai upaya pencapaian kompetensi tetapi pada jenjang perawat klinik yang berbeda.
sesuai standar dan kebijakan profesi yang telah
80
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
Daftar Rujukan 13. Cossette, S., Cara, C., Ricard, N., & Pepin, J.
1. Morrison, P., & Burnard, P. (1997). Caring (2005). Assessing nurse-patient interactions
& Communicating:The Interpersonal from a caring perspective: Report of the
Relathionship in Nursing. New York: Palgrave. development and preliminary psychometric
2. Watson, J. (2007). Watson’s Theory of Human testing of the Caring Nurse-Patient Interactions
Caring and Subjective Living Experiences: Scale. International Journal of Nursing Studies,
Carative Factor/Caritas Processes as a 42(6), 673–686. http://doi.org/10.1016/j.
Disciplinary Guide to the Professional Nursing ijnurstu.2004.10.004
Practice. Danish Clinical Nursing Journals, 14. Dedi, B. (2007). Perilaku Caring Perawat
16(1), 129–135. Pelaksana di Rumah Sakit Immanuel Bandung
3. Hayes, john. (2002). Interpersonal Skills at Grounded Theory. Universitas Indonesia.
Work (Second ed). New York: Routledge. 15. Donabedian, A. (2003). An Introduction to
4. Tsai, L.-Y., Shan, H., & Mei-Bei, L. (2006). Quality Assurance in Health Care. (R. Bashshur,
Evaluation of a patient centered e-nursing and Ed.). New York: Oxford University Press, Inc.
caring system. Studies in Health Technology http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
and Informatics, 122, 771. Retrieved from http:// 16. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17102372 RI. (2014).Undang-Undang tentang Tenaga
5. World Health Organization. (2000). Issue in Kesehatan (UU RI Nomor 36 tahun 2014).
Health Services Delivery Improving Provider Jakarta, Kemenkes. Diakses dari http://hukor.
Skills. Genewa kemenkes.go.id/uploads/produk_hukum/UU No
6. Phillips, J. J., & Stone, R. D. (2000). How 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.pdf.
to Measure Training Result. New York: 17. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
The McGraw-Hill Companies. http://doi. (2014).Undang-Undang tentang Keperawatan
org/10.1036/0071406263 (UU RI Nomor 38 tahun 2014). Jakarta,
7. Strickland, O. L., & DiIorio, C. (2003). Kemenkumham RI. Diakses dari http://
Measurement of nursing outcomes (2nd ed). peraturan.go.id/uu/nomor-38-tahun-2014.html
New York: Springer Publishing Company, Inc 18. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
8. Blanchard, P. N., & Thacker, J. W. (2004). (2009).Undang-Undang tentang Kesehatan (UU
Effective Training: Systems, Strategies, and RI Nomor 36 tahun 2009). Jakarta, Depkes.
Practices (Second). New Jersey: Pearson Diakses dari http://www.depkes.go.id/resources/
Prentice Hall. download/general/UU Nomor 36 Tahun 200
9. Chapman, A. J., & Gale, A. (1982). Psychologi tentang Kesehatan.pdf
and People. London. 19. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2005).
10. Finch, L. R. (2008). Development of a Substantive Standar Kompetensi Perawat Indonesia.
Theory of Nurse Caring. International Journal Jakarta:PPNI.
for Human Caring for Human Caring for Human 20. Tsai, Y., Wang, Y., Chen, L., & Chou, L. (2015).
Caring, 12(1), 25–32. Effects of a care workshop on caring behavior
11. Menteri Kesehatan RI. (2013). Peraturan Menkes and job involvement of nurses. Journal of
RI tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit Nursing Education and Practice, 5(8), 1–7.
(Permenkes Nomor 49 Tahun 2013). Jakarta, http://doi.org/10.5430/jnep.v5n8p1.
Kemenkes. Diakses dari http://bprs.kemkes. 21. Watson, J. (2008). Nursing The Philosophy
go.id/v1/uploads/pdffiles/peraturan/27%20 and Science of Caring (Revised). Colorado,:
PMK%20No.%2049%20ttg%20Komite%20 University Press of Colorado.
Keperawatan%20RS.pdf 22. Watson, J. (2009). Assessing and Measuring
12. Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Caring in Nursing and Health Sciences. New
Pengembangan Jenjang Karir Profesional York: Springer Publishing Company, LLC.
Perawat. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan
81