Anda di halaman 1dari 2

A.

Definisi
Vernal keratoconjunctivitis (VKC) adalah suatu penyakit mata alergi. VKC adalah kondisi
peradangan kronis dan bilateral yang paling sering melibatkan konjungtiva tarsal superior.
Biasanya mulai pada tahun-tahun prapubertas dan berlangsung selama 5-10 tahun. Penyakit ini
lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.
B. Klasifikasi
VKC dapat diklasifikasikan menjadi tiga varian berdasarkan bagian konjungtiva yang sebagian
besar terlibat:
1. Bulbar/limbal VKC
2. Palpebral form
3. Mixed form
C. Penyebab
 Faktor lingkingan
 Faktor imunologi
 Genetic dan riwayat keluarga
 Faktor lain
Peningkatan tingkat berbagai neuropeptida dan pertumbuhan saraf faktor-faktor seperti
substance P (SP) and nerve growth factor (NGF).
D. Gejala
Gejala VKC termasuk mata gatal yang diikuti oleh fotofobia, keluarnya lendir, berair,
kemerahan, dan sensasi benda asing. Pruritis dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan
terkadang cukup parah sehingga pasien cukup terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-
harinya. Hal ini sering diperburuk terkena angin, debu, cahaya terang, dan panas cuaca.
Kelengketan kelopak di pagi hari dengan keluarnya air mata dan debit mukopurulen adalah
karakteristik dari kondisi ini. Fotofobia berat, nyeri, dan sensasi benda asing menunjukkan
keterlibatan kornea.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Immunological tests
2. Corneal topography
3. Anterior-segment optical coherence tomography
F. Diagnosis Banding
1. Infective conjunctivitis
2. Blepharitis
3. AKC/SAC/PAC/GPC
G. Terapi:
Keratokonjungtivitis vernal adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri, perlu diingat
bahwa medikasi yang dipakai untuk meredakan gejala perbaikan dalam waktu singkat. Steroid
topikal atau sistemik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit mempengaruhi penyakit kornea
ini, dan efek sampingnya (glaukoma, katarak, dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan.
Kombinasi antihistamin penstabil sel mast yang lebih baru bermanfaat sebagai agen profilaktik
dan terapeutik pada kasus sedang hingga berat. Vasokonstriktor, kompres dingin ada
manfaatnya; tidur atau bekerja di ruang sejuk ber-AC membuat pasien nyaman.
Gejala akut pada seorang pasien yang sangat fotofobik hingga tidak dapat berbuat apa-apa
sering kali diatasi dengan steroid sistemik atau topikal jangka pendek, diikuti dengan
vasokonstriktor, kompres dingin, dan pemakaian teratur tetes matd yang memblok histamin.
OAINS yang lebih baru, seperti ketorolac dan lodoxamide, cukup bermanfaat untuk mengurangi
gejala, tetapi bisa memperlambat repitelisasi ulkus "perisai". Studi klinis baru-baru ini
menunjukkan bahwa tetes mata topikal cyclosporine 2% efektif untuk kasus-kasus berat yang tak
responsif. Penyuntikan depotkortikosteroid supratarsal dengan atau tanpa eksisi papilla terbukti
efektif untuk ulkus "perisai" vernal
H. Komplikasi
1. Ulkus kornea
2. Blefaritis
3. Konjungtivitis stafilokok
4. Keratoconus
5. Mata kering
6. Limbal stem cell deficiency (LSCD)

DAFTAR PUSTAKA
1. Garcia-Ferrer F.J., Schwab I.R., shetlar D.J. Konjungtiva. Dalam: Whitcher J.P., Riordan-
Eva P. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2007.
2. Singhal D., Sahay P., Maharana P.K., dkk. Vernal Keratoconjunctivitis. Di Akses Pada 31
Desember 2020 melalui: https://www.clinicalkey.com/#!/content/journal/1-s2.0-
S0039625718301528
3. Barney N.P. Allergic and Immunologic Diseases of the Eye. Di Akses Pada 31 Desember
2020 melalui: https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323544245000393

Anda mungkin juga menyukai