Anda di halaman 1dari 5

EPISKLERETIS

No. Dokumen : 440/C.VII.SOP. 08 /436.6.3.7/2020


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 1 Agustus 2020
Halaman : 1/5
UPTD PUSKESMAS dr. Lolita Riamawati, M. Kes.
SEMEMI NIP: 19690826 200212 2 004

1. Pengertian Episkleritis merupakan reaksi radang pada episklera, yaitu jaringan ikat vaskular
yang terletak di antara konjungtiva dan permukaan sklera. Penyakit ini termasuk
dalam kelompok “mata merah dengan penglihatan normal”.
Keluhan :
a. Mata merah merupakan gejala utama atau satu-satunya
b. Tidak ada gangguan dalam ketajaman penglihatan
c. Keluhan penyerta lain, misalnya: rasa kering, nyeri, mengganjal, atau berair.
Keluhan-keluhan tersebut bersifat ringan dan tidak mengganggu aktifitas
sehari-hari. Bila keluhan dirasakan amat parah, maka perlu dipikirkan
diagnosis lain
d. Keluhan biasanya mengenai satu mata dan dapat berulang pada mata yang
sama atau bergantian
e. Keluhan biasanya bersifat akut, namun dapat pula berlangsung beberapa
minggu hingga beberapa bulan
f. Dapat ditemukan gejala-gejala terkait penyakit dasar, di antaranya:
tuberkulosis, reumatoid artritis, SLE, alergi (misal:eritema nodosum), atau
dermatitis kontak
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) :
a. Kemerahan hanya melibatkan satu bagian dari area episklera. Pada
penyinaran dengan senter, tampak warna pink seperti daging salmon,
sedangkan pada skleritis warnanya lebih gelap dan keunguan.
b. Kemerahan pada episkleritis disebabkan oleh kongesti pleksus episklera
superfisial dan konjungtival, yang letaknya di atas dan terpisah dari lapisan
sklera dan pleksus episklera profunda di dalamnya. Dengan demikian, pada
episkleritis, penetesan Fenil Efedrin 2,5% akan mengecilkan kongesti dan
mengurangi kemerahan; sesuatu yang tidak terjadi pada skleritis.
c. Pada episkleritis nodular, ditemukan nodul kemerahan berbatas tegas di
bawah konjungtiva. Nodul dapat digerakkan. Bila nodul ditekan dengan
kapas atau melalui kelopak mata yang dipejamkan di atasnya, akan timbul
rasa sakit yang menjalar ke sekitar mata.
d. Hasil pemeriksaan visus dalam batas normal.
e. Dapat ditemukan mata yang berair, dengan sekret yang jernih dan encer. Bila
sekret tebal, kental, dan berair, perlu dipikirkan diagnosis lain.
f. Pemeriksaan status generalis harus dilakukan untuk memastikan tanda-tanda
penyakit sistemik yang mungkin mendasari timbulnya episkleritis, seperti
tuberkulosis, reumatoid artritis, SLE, eritema nodosum, dermatitis kontak.
Kelainan sistemik umumnya lebih sering menimbulkan episkleritis nodular
daripada simpel.
Penatalaksanaan :
a. Non-medikamentosa
1) Bila terdapat riwayat yang jelas mengenai paparan zat eksogen, misalnya
alergen atau iritan, maka perlu dilakukan avoidance untuk mengurangi
progresifitas gejala dan mencegah rekurensi.
2) Bila terdapat gejala sensitifitas terhadap cahaya, penggunaan kacamata
hitam dapat membantu
b. Medikamentosa
1) Gejala ringan hingga sedang dapat diatasi dengan tetes air mata buatan.
2) Gejala berat atau yang memanjang dan episkleritis nodular dapat diatasi
dengan tetes mata kortikosteroid, misalnya: Prednisolon 0,5%, atau
Betametason 0,1%.
3) Episkleritis nodular yang tidak membaik dengan obat topikal, dapat
diberikan anti-inflamasi non-steroid (NSAID), misalnya.ibuprofen
Konseling dan Edukasi :
tentang natur penyakit yang ringan, umumnya self-limited, dan mengistirahatkan
mata dengan menggunakan kacamata hitam
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Episkleretis
di Puskesmas Sememi

3. Kebijakan a. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor


440/A.IX.SP.0001.01/436.7.2.6/2018 Tentang Standar Pelayanan
Klinis di UPTD Puskesmas Sememi.
b. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor
440/C.IX.SP.60004.01/436.7.2.6/2018 Tentang Penyampaian
informasi hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien UPTD Puskesmas Sememi.

4. Referensi Keputusan Kementerian kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama (Hal 232-235).
5. Prosedur/ a. Petugas melakukan anamnesa ditemukan :Mata merah, tidak ada gangguan
Langkah dalam ketajaman penglihatan, keluhan penyerta lain, misalnya: rasa kering,
nyeri, mengganjal, atau berair, dialami satu mata dan dapat berulang pada mata
yang sama atau bergantian, biasanya bersifat akut, namun dapat pula
berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bula, dapat ditemukan gejala-
gejala terkait penyakit dasar
b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien meliputi pemeriksaan
tanda- tanda vital, pemeriksaan kepala leher, pemeriksaan generalis untuk
memastikan penyakit dasar
d. Petugas melakukan pemeriksaan status lokalis daerah mata ditemukan :
Kemerahan hanya melibatkan satu bagian dari area episklera., pada episkleritis
nodular, ditemukan nodul kemerahan berbatas tegas di bawah konjungtiva. hasil
pemeriksaan visus dalam batas normal. Dapat ditemukan mata yang berair,
dengan sekret yang jernih dan encer.
e. Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik di rekam medis
f. Petugas melakukan penegakan diagnosis Episkleretis
g. Petugas menentukan derajat keparahan penyakit : pasien tidak perlu
dirujuk
h. Petugas memberikan terapi bila pasien yaitu :
1) Gejala ringan hingga sedang dapat diatasi dengan tetes air mata buatan.
2) Gejala berat atau yang memanjang dan episkleritis nodular dapat diatasi
dengan tetes mata kortikosteroid, misalnya: Prednisolon 0,5%, atau
Betametason 0,1%.
3) Episkleritis nodular yang tidak membaik dengan obat topikal, dapat
diberikan anti-inflamasi non-steroid (NSAID), misalnya.ibuprofen
i. Petugas memberikan KIE :
1) Istirahat cukup
2) Hindari paparan alergen
3) Gunakan kacamata hitam untuk melindungi mata.
j. Petugas menyarankan pasien untuk mengambil obat dikamar obat
k. Petugas melengkapi rekam medis
l. Petugas entry data disimpus/pcare
6 Diagram
Alir Melakukan anamnesa

Mencatat hasil anamnesa dikartu status pasien

Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Melakukan pemeriksaan fisik status lokalis mata, kemerahan pada


sklera tanpa gangguan tajam penglihatan

Penegakan Diagnosis: Episkleretis

Tentukan derajat keparahan pasien tidak dirujuk

Penatalaksanaan :

1) Gejala ringan hingga sedang dapat diatasi dengan tetes air mata
buatan.
2) Gejala berat atau yang memanjang dan episkleritis nodular dapat
diatasi dengan tetes mata kortikosteroid, misalnya: Prednisolon
0,5%, atau Betametason 0,1%.
3) Episkleritis nodular yang tidak membaik dengan obat topikal,
dapat diberikan anti-inflamasi non-steroid (NSAID),
misalnya.ibuprofen

Memberikan KIE :

melengkapi rekam medis

Entry simpus/Pcare

7. Hal-hal yang Ketepatan dalam penatalaksanaan dan terapi


perlu
diperhatikan
8. Unit terkait a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan KIA-KB
c. Pelayanan gawat darurat
d. Pelayanan kefarmasian
e. Pelayanan laboratorium
9.Dokumen a. Rekam medis
terkait b. Form inform consent
c. Resep
d. Form rujukan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai