1 TN RTPBT 2020 Besi Tung Nodular
1 TN RTPBT 2020 Besi Tung Nodular
I. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada technical note ini berupa informasi besi tung nodular.
II. Hasil
Berikut data referensi yang telah kami susun :
Grafit pada besi cor nodular menempati 10 – 15% dari volume total material serta tersebar
merata didalam struktur dasar (matriks) yang mirip dengan baja karbon. Oleh karena itu sifat-
sifat mekanik dari besi cor nodular dapat dihubungkan secara langsung dengan mampu tarik
dan keuletan dari matriks yang dimilikinya sebagaimana halnya dengan baja karbon. Namun
demikian karena didalam struktur besi cor nodular juga terdapat grafit, maka mampu tarik,
modulus elastisitas maupun ketahanan impak secara proporsional akan lebih rendah dari baja
karbon dengan matriks yang serupa. Matriks besi cor nodular bervariasi dari mulai struktur
ferit yang lunak dan ulet sampai dengan struktur perlit yang lebih keras serta kuat bahkan
struktur-struktur yang hanya dapat dicapai melalui penambahan bahan paduan maupun
melalui perlakuan panas seperti martensit dan bainit.
Sifat-sifat mekanik besi cor nodular dalam kaitannya dengan matriks yang dimilikinya dapat
dilihat pada tabel 1.
1
Gambar 1. Diagram Fe-C-Si dengan Si 2.4 % (Pseudo Biner).
Pada paduan hipoeutektik, pembekuan dimulai dari tumbuhnya besi padat (austenit) dari
cairan besi. Peristiwa ini berlangsung bersamaan dengan turunnya temperatur cairan hingga
melampaui temperatur eutektik (undercooling) dan naiknya konsentrasi karbon didalam
cairan sisa menuju ke titik eutektik seperti terlihat pada kurva pendinginan spesifik untuk
paduan hipoeutektik (gambar 2).
Jumlah inti pembekuan yang sedikit akan mengakibatkan terjadinya undercooling dibawah
temperatur eutektik. Pada saat pengintian terjadi, energi bebas dilepaskan sebesar energi yang
dipergunakan untuk pencairan. Pelepasan energi ini akan mengakibatkan naiknya kembali
temperatur hingga mencapai temperatur eutektik (rekaleszenz).
Pada tingkat keadaan ini selain austenit tumbuh pula grafit eutektik secara bersamaan (disebut
sel-sel eutektik). Pertumbuhan grafit mengakibatkan berkurangnya konsentrasi karbon
didalam paduan sehingga pada akhirnya akan tersisa grafit bulat diantara butiran-butiran
austenit yang akan tertransformasi menjadi perlit.
4
Gambar 5. Variasi energi bebas pembentukan grafit (DG) sebagai fungsi dari interface energi
cairan-grafit (g*SL).
Interface energi antara cairan-grafit merupakan fungsi dari kandungan S. Bila terdapat cukup
kandungan unsur reaktif terhadap S seperti Mg, sehingga S didalam cairan dapat direduksi
sekecil-kecilnya, maka interface energi tersebut akan naik sehingga grafit bulat akan lebih
memungkinkan terbentuk.
Tercatat pula beberapa faktor yang menjadi penghambat terjadinya grafit bulat, antara lain
adanya unsur-unsur pengganggu didalam cairan (Sb, Pb, As dan sebagainya), atau pemanasan
lebih (superheating) serta penahanan cairan setelah Mg-treatment. Faktor-faktor tersebut
secara langsung menurunkan tegangan permukaan. Selanjutnya kenaikan tegangan permukaan
teramati pula sejalan dengan penambahan unsur Mg didalam cairan sebagaimana tampak pada
gambar 6 dan 7.
Gambar 6. Variasi tegangan permukaan sebagai fungsi waktu penahanan pada T konstan.
7
Tabel 2. Komposisi C dan Si untuk Coran tanpa karbida bebas.
Persentase C dan Si yang dianjurkan untuk ketebalan coran maupun struktur dasar yang
dikehendaki dapat dilihat dari Tabel 2.
Mangan adalah unsur penggiat terbentuknya karbida besi sehingga jumlahnya dalam besi cor
nodular harus sangat dibatasi serta berhubungan dengan kandungan silikon maupun ketebalan
coran. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 11.
Dari gambar 11 dapat dilihat aspek penting lain dari mangan. Pada coran yang tipis sampai
tebal maksimum 25 mm pengaruh mangan dalam membentuk karbida tereliminasi oleh
naiknya kandungan silikon, dimana untuk kandungan Si yang tinggi dapat ditetapkan jumlah
mangan yang cukup tinggi pula. Sedangkan untuk coran yang tebal hal tersebut tidak dapat
dilakukan mengingat kecenderungan akan terjadinya segregasi.
Gambar 11. Mn maksimum yang dianjurkan sebagai fungsi Si dan tebal coran.
8
Mangan akan tersegregasi semakin kuat pada kondisi pendinginan yang lambat, sehingga
pada akhirnya untuk kandungan mangan rata-rata 0.4 % akan naik menjadi 2.5 % atau lebih
dibagian coran yang mengalami pembekuan terakhir. Sedangkan silikon mengalami kejadian
yang sebaliknya dimana ia akan tersegregasi justru pada awal pembekuan.
Unsur yang merupakan penggiat pembentukan karbida besi dengan pengaruh lebih kuat dari
mangan adalah chrom (Cr), vanadium (V), bor (B), telurium (Te) dan molibdenum (Mo).
Sehingga untuk menghindari terbentuknya karbida bebas unsur-unsur tersebut harus dibatasi
sebagai berikut: Cr: 0.05 %, V: 0.03 %, B: 0.003 %, Te: 0.003 %, Mo: 0.01 – 0.75 %.
Grafit bulat hanya mungkin terbentuk pada cairan dengan kandungan sulfur rendah (S<0.01
%), oleh karenanya pada proses produksinya selain digunakan bahan baku dengan kandungan
sulfur rendah, juga dilakukan desulfurisasi dengan memadukan unsur Mg kedalam cairan.
Mg adalah unsur terpenting yang menghasilkan efek pembulatan grafit. Efek ini terjadi bila
terdapat kandungan Mg didalam besi sebesar 0.02% – 0.05%. Namun karena unsur ini
memiliki titik uap hanya 1107 oC disamping kelarutannya didalam besi yang relatif rendah,
maka untuk mencegah kehilangan yang terlalu banyak saat pemaduan, Mg diberikan dalam
bentuk paduan FeSiMg.
Beberapa parameter yang berpengaruh pada pemaduan Mg adalah:
Jenis paduan Mg.
Temperatur pemaduan.
Metode pemaduan.
Jumlah S maupun O2 didalam cairan dasar (base iron).
Untuk menentukan jumlah Mg yang harus dipadukan kedalam cairan dasar, perlu
diperhatikan jumlah yang diperlukan sekaligus untuk desulfurisasi serta deoksidasi, serta
jumlah yang hilang akibat penguapan sebagai berikut:
9
Dengan demikian, misalnya untuk kapasitas ladle treatment 250 kg, diperlukan FeSiMg10
sebanyak:
MgA = 0.018 x 250 kg = 4.5 kg, dengan temperatur treatment = 1500oC
Referensi
https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
10