Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No.

1, Maret 2012: 91-98


ISSN : 2088-3137

POTENSI LESTARI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN KURISI


(Nemipterus japonicus) DI PERAIRAN TELUK BANTEN

Ershad Nugraha*, Bachrulhajat koswara**, dan Yuniarti**

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad


**) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi lestari, upaya optimum dan tingkat
pemanfaatan ikan kurisi di Perairan Teluk Banten. Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan analisis deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan nelayan sedangkan data
sekunder diperoleh melalui laporan statistik tahunan (2006-2010) Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Karangantu meliputi data hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan
kurisi di perairan Teluk Banten. Potensi Lestari dianalisis dengan menggunakan Model Produksi
Surplus dengan model Schaefer maupun model Fox. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
potensi lestari ikan kurisi di Perairan Teluk Banten berdasarkan model Fox dan Schaefer
berkisar antara 88.647,64 Kg/tahun -103.198,36 Kg/tahun dengan upaya optimum berkisar
antara 1.253-1.300 trip/tahun atau setara dengan 7 unit kapal jaring dogol. Berdasarkan Jumlah
Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB) yaitu sebesar 80% dari nilai MSY model Fox maka dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2006 dan 2009 hasil tangkapan ikan kurisi di Perairan Teluk
Banten masih dibawah JTB sedangkan untuk tahun 2007,2008,dan 2010 hasil tangkapan
sudah melebihi dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan.

Kata Kuci : banten, kurisi, lestari, perairan, potensi, teluk

ABSTRACT

SUSTANINABLE POTENTIAL AND UTILIZATIOM RATES OF THREADFIN BREAM


(Nemipterus Japonicus) IN BAY OF BANTEN WATER

The research aims to know sustainable potential, optimum effort and utilization rates of
Threadfin Bream in Bay of Banten Waters. This research was conducted by using survey
method and descriptive analysis. The data to support the research comprises primary and
secondary. The primary data was derived from interviews with fishermen and the secondary
data from annual statistic report (2006-2010) of Archipelago Fishery Port of Karangantu
comprising data on catches and Threadfin Bream catching in Bay of Banten Waters.
Sustainable potential was put in analysis using both Schaefer and Fox Surplus Production
Model. The data analyses shown that potential sustainable of Threadfin Bream in Bay of Banten
Waters based on Fox and Schaefer model are ranging of 88.657,64 Kg/year – 103.198.36
Kg/year and optimum means are ranging of 1.253-1.300 trip/year or being equal to 7 dogol net
boat units. Based on Permissible Total of Catch (PTC) at 80% of Fox model MSY value, we
concluded that 2006 and 2009 Threadfin Bream catches in Bay of Banten Waters is less than
PTC, while for 2007, 2008, and 2010 the catches were exceeding permissible total of catch.

Keywords: banten, bay, bream, of, potential, sustaniable, threadfin, waters.


92 Ershad Nugraha, Bachrulhajat koswara dan Yuniarti MS

PENDAHULUAN METODE

Salah satu jenis sumberdaya Metode penelitian yang digunakan


perikanan yang terdapat di Perairan Teluk adalah survei deskriptif. Pengambilan data
Banten adalah ikan kurisi. Ikan ini meliputi pengumpulan data primer dan data
merupakan salah satu komoditas unggulan sekunder. Pengumpulan data primer
lokal yang cukup penting di Perairan Teluk dilakukan dengan cara wawancara dan
Banten. Hal ini dikarenakan jumlah hasil pengisian kuesioner dengan nelayan di
tangkapan ikan ini cukup besar dan sana. Informasi yang diperoleh dari hasil
cenderung meningkat tiap tahunnya. Data wawancara berupa data unit penangkapan
statistik perikanan tangkap Pelabuhan ikan kurisi (kapal, nelayan atau anak buah
Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu kapal dan alat tangkap), kegiatan operasi
mencatat produksi ikan kurisi di perairan penangkapan, daerah penangkapan, lokasi
Teluk Banten periode 2006-2010 pendaratan ikan dan musim penangkapan.
berfluktuasi dengan kecenderungan Sedangkan data sekunder meliputi data
meningkat. Oleh karena itu, upaya produksi hasil tangkapan ikan kurisi yang
penangkapan ikan kurisi di perairan Teluk didaratkan di TPI Karangantu selama lima
Banten perlu dikelola agar sumberdaya ikan tahun (2006-2010), upaya penangkapan
tersebut dapat terjaga kelestariannya. (kapal perikanan, alat tangkap dan jumlah
Adanya peningkatan jumlah nelayan) serta keadaan umum daerah Teluk
produksi ikan kurisi di perairan ini Palabuhanratu. Data tersebut diperoleh dari
dikhawatirkan akan menyebabkan studi pustaka dari arsip-arsip yang dimiliki
overfishing atau penurunan jumlah oleh TPI dan PPN Karangantu
tangkapan di tahun berikutnya. Terjadinya
overfishing dan kepunahan stok tentunya Metode Analisis
akan menjadi permasalahan penting dalam Data yang di analisis bersumber dari
pembangunan perikanan. Oleh karena itu, data statistik Pelabuhan Perikanan
perlu adanya pengelolaan yang baik agar Nusantara Karangantu selama 5 tahun
sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan terakhir berupa data produksi ikan kurisi
secara berkelanjutan. dan upaya penangkapan ikan kurisi pada
Salah satu langkah yang perlu periode yang sama.
dilakukan adalah melakukan pengkajian Menurut Sparre & Venema (1999)
stok untuk mengetahui potensi lestari, rumus untuk menghitung Standardisasi
upaya optimum dan tingkat pemanfaatan upaya tersebut adalah sebagai berikut:
ikan kurisi agar sumberdaya ikan ini tetap CPUEs = Cs/fs
lestari dan tersedia di masa yang akan FPIs =1
datang tanpa merusak populasinya. CPUEi = Ci/fi
Studi potensi lestari dan tingkat FPIi =
pemanfaatan sumberdaya ikan di suatu CPUEi/CPUEs
perairan sangat penting untuk mengontrol Standar effort (fstandar) = ∑ (FPIi x fi)
dan memantau tingkat eksploitasi Keterangan :
penangkapan ikan yang dilakukan terhadap CPUEs = hasil tangkapan per satuan
sumberdaya di perairan tersebut. Hal ini upaya penangkapan alat tangkap standar
ditempuh sebagai tindakan guna mencegah CPUEi = hasil tangkapan per satuan
terjadinya kepunahan sumberdaya akibat upaya penangkapan alat tangkap ikan
tingkat eksploitasi yang berlebih serta Cs = hasil tangkapan jenis alat
mendorong terciptanya kegiatan operasi tangkap standar
penangkapan ikan dengan tingkat efektifitas Ci = hasil tangkapan jenis alat
yang tinggi tanpa merusak kelestarian tangkap ikan
sumberdaya ikan tersebut. fs = jumlah upaya penangkapan
Tujuan dari penelitian ini adalah alat tangkap standar
untuk mengetahui potensi lestari, upaya fi = jumlah upaya penangkapan
optimum, dan tingkat pemanfaatan ikan alat tangkap ikan
kurisi di perairan Teluk Banten.
Potensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus)
93
Di Perairan Teluk Banten

FPIs = faktor daya tangkap jenis alat turunan pertama hasil tangkapan
tangkap standar terhadap upaya penangkapan sama
FPIi = faktor daya tangkap jenis alat dengan nol.
tangkap ikan C = af + bf2
1
C = a + 2bf = 0
Menurut Gulland (1983), CPUE fopt = - (a/2b)……………....……...4
pada setiap periode diperoleh dengan cara a dan b masing-masing adalah intersep
menghitung CPUE pada masing-masing dan slope. Hasil tangkapan maksimum
periode tersebut, yaitu : lestari (MSY) diperoleh dengan
CPUEi = fi………....…………1 mensubstitusikan nilai upaya
Keterangan : penangkapan optimum ke dalam
Ci = hasil tangkapan periode ke-i persamaan (4), sehingga diperoleh:
fi = upaya penangkapan periode ke-i Cmax = a(-a/2b) + b(a2 /4b2)
CPUE = jumlah hasil tangkap per satuan MSY =Cmax = - (a2/4b)…………5
upaya penangkapan (kg/trip)
Model Fox (Model Eksponensial) :
Pendugaan potensi lestari (MSY) 1. Hubungan antara upaya penangkapan
dari data hasil tangkapan dan upaya dengan hasil tangkap per satuan upaya:
penangkapan ikan kakap merah dilakukan CPUE= exp (c +df)…………...……6
dengan menggunakan model Schaefer dan c dan d masing-masing adalah anti
Fox (Pauly,1983). Sebelum melakukan logaritma alami (ln) dari intersep atau
analisis kedua model tersebut, maka harus koefisien regresi dari hubungan antara ln
diketahui terlebih dahulu nilai slope/arah CPUE dengan upaya penangkapan yang
garis (b) dan intersep (a). Nilai ini dapat merupakan hubungan linier. Dengan
ditentukan dengan : menggunakan persaman (6) tersebut
b = hubungan antara upaya dan hasil
tangkapan adalah :
C = f exp (c+df)…....……………..7
2. Upaya penangkapan optimum (fopt)
r = n∑XiYi – (∑xi∑Yi) / √n∑Xi2-(∑Xi)2 diperoleh dengan cara menyamakan
√n∑Yi2-(∑Yi)2 turunan pertama hasil tangkapan
Keterangan : terhadap upaya penangkapan sama
b = Slope (kemiringan) dari garis regresi dengan nol;
a = Intersep (titik perpotongan garis fopt = - (l/d) ………………………8
regresi dan sumbu y) d adalah anti ln koefisien regresi
n = Kurun waktu (tahun) hubungan antara ln CPUE dengan upaya
x = Upaya penangkapan (trip) penangkapan. Hasil tangkapan
y = Hasil tangkapan per unit upaya maksimum lestari (MSY) diperoleh
(Kg/trip) dengan mensubstitusikan nilai upaya
r = Koefisien Korelasi penangkapan optimum ke dalam
persamaan (8) sehingga diperoleh:
MSY = - (1/d)exp (c-1)....………..9
Model Schaefer (Model Linier):
1. Hubungan antara upaya penangkapan
dengan hasil tangkapan per satuan Tingkat Pemanfaatan
upaya: Menurut Sparre &Venema (1999)
CPUE = a + bf………………..........2 tingkat pemanfaatan dinyatakan dengan
a dan b masing-masing adalah intersep persen (%) didapat dengan menggunakan
dan slope dari hubungan linier. Dengan rumus :
demikian maka persamaan hubungan
antara hasil tangkapan dan upaya TP(i) = (Ci/MSY) x 100%
penangkapan adalah :
C = af + bf2…………………………3 Keterangan :
2. Upaya penangkapan optimum (fopt)
diperoleh dengan cara menyamakan
94 Ershad Nugraha, Bachrulhajat koswara dan Yuniarti MS

TP(i) = tingkat pemanfaatan tahun Favorite (1988) dalam Suhaeti (2002)


ke-i fluktuasi hasil tangkapan ikan banyak
Ci = hasil tangkapan tahun ke-i dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
MSY = maximum sustainable yield oleh keberadaan ikan, jumlah upaya
(hasil tangkapan maksimum lestari) penangkapan, dan tingkat keberhasilan
operasi penangkapan.
Penangkapan ikan kurisi di perairan
Teluk Banten dilakukan menggunakan alat
HASIL DAN PEMBAHASAN tangkap jaring dogol, gillnet, dan pancing.
Untuk mengetahui total upaya penangkapan
Fluktuasi hasil tangkapan ikan kurisi ikan kurisi harus dilakukan standarisasi alat
di perairan Teluk Banten tidak selalu tangkap dari ketiga jenis alat tangkap ini.
disebabkan oleh penangkapan tetapi bisa Standarisasi alat tangkap dilakukan karena
disebabkan oleh perubahan kondisi setiap alat tangkap mempunyai kemampuan
lingkungan. Pengaruh perubahan kondisi yang berbeda dalam menangkap suatu
lingkungan bisa bersifat langsung maupun jenis ikan dan alat tangkap yang dijadikan
tidak langsung terhadap suatu jenis ikan. standar mempunyai nilai faktor daya
Hal ini sesuai dengan Laevastu dan tangkap atau Fishing Power Effort (FPI) = 1

Tabel 1. Produksi dan Upaya Penangkapan Ikan Kurisi di Perairan Teluk Banten
Tahun Produksi (Kg) Effort (trip) CPUE (Kg)
2006 52006 359 144,8635
2007 114401 786 145,5483
2008 84010 2033 41.3232
2009 50857 1042 48,8071
2010 92245 1691 54,5506

Berdasarkan table 1 diatas Berdasarkan tabel diatas menunjukan


menunjukan bahwa upaya penangkapan bahwa nilai CPUE mengalami penurunan
ikan kurisi di perairan Teluk Banten pada tahun 5 tahun terakhir. Terutama yang
cenderung mengalami peningkatan. Pada terjadi pada tahun 2007 dan 2008. Pada
tahun 2006-2008 upaya peningkatan tahun tersebut terjadi penurunan jumlah
mengalami peningkatan dengan jumlah CPUE yang cukup tinggi dimana pada
masing-masing 359 trip/tahun, 786 tahun 2007 yang merupakan nilai CPUE
trip/tahun dan 2.033 trip/tahun. Namun, terbesar selama 5 tahun terakhir yaitu
ditahun berikutnya terjadi penurunan jumlah sebesar 145,55 Kg / trip mengalami
upaya penangkapan pada tahun 2009 penurunan nilai CPUE pada tahun 2008
sebesar 1.042 trip/tahun sebelum pada hingga mencapai 41,32 Kg/ trip.
tahun 2010 upaya penangkapan ikan kurisi Adanya penambahan upaya
kembali mengalami peningkatan sebesar penangkapan yang tidak diikuti oleh
1.691 trip/tahun. Jumlah upaya peningkatan jumlah hasil tangkapan akan
penangkapan tertinggi terjadi pada tahun mengakibatkan penurunan CPUE.
2008 sebesar 2.033 trip/tahun dan yang Menurunnya CPUE tersebut merupakan
terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu indikator bahwa pemanfaatan sumberdaya
sebesar 359 trip/tahun. Berdasarkan hasil ikan kurisi di perairan ini sudah tinggi.
wawancara dengan para nelayan faktor Pada kondisi overfishing,
dominan yang menyebabkan tidak stabilnya peningkatan jumlah upaya penangkapan
upaya penangkapan antara lain permintaan dapat menyebabkan penurunan hasil
dan harga ikan kurisi di pasaran, faktor tangkapan di tahun-tahun selanjutnya. Hal
cuaca, modal, kondisi nelayan dan kapal itu ini dikarenakan biomassa stok adalah suatu
sendiri. sumberdaya yang terbatas yang
Hasil Tangkapan Per Satuan Upaya/ diupayakan bersama oleh kapal-kapal pada
Catch Per Unit of Effort (CPUE) suatu perikanan sehingga pembagian hasil
Potensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus)
95
Di Perairan Teluk Banten

tangkapan untuk tiap kapal bertambah kecil konstanta b sebesar -0,0658 sehingga
sejalan dengan semakin banyaknya kapal perhitungan potensi lestari (MSY) dan
yang masuk kedalam perikanan tersebut upaya penangkapan optimum (fmsy )
(Sparre dan Venema 1999). tersebut adalah sebagai berikut:
MSY = -a2/4b
Hubungan Hasil Tangkapan per Satuan = -(164,79)2/[4*(-0,0658)]
Upaya (CPUE) dan Upaya Penangkapan (f) = 103.198,36 kg/tahun
Model Schaefer fmsy = -a/2b
Hubungan antara upaya (effort) = -164,79/[2*(-0,0658)]
dengan CPUE dapat dilihat pada = 1.252,4926 ≈ 1.253 trip/tahun
persamaan ini. CPUE= 164,79-0,0658f. Dari
persamaan tersebut terlihat hubungan Model Fox
upaya dengan CPUE adalah linier tetapi Hasil analisis antara upaya
bersifat negatif berarti nilai CPUE menurun penangkapan dan CPUE dengan
bila bertambah satu unit upaya. menggunakan pendekatan model Fox
menghasilkan nilai intersep (c) sebesar
Berdasarkan persamaan analisis 5,2226 dan slope (d) sebesar -0.0008,
regresi linier di atas, diperoleh nilai maka diperoleh hubungan eksponensial
konstanta a sebesar 164,79 dan nilai dengan persamaan sebagai berikut :

Gambar 1. Hasil Penangkapan Dengan Menggunakan Model Fox

Berdasarkan analisis regresi linier di Potensi maksimum lestari (MSY)


atas, maka perhitungan potensi lestari sebesar 88.647,645 kg/tahun dan upaya
(MSY) dan upaya penangkapan optimum (effort) optimum sebesar 1.230 trip
(fmsy ) Model Fox adalah sebagai berikut: dogol/tahun atau setara dengan 7 unit kapal
dogol. Berdasarkan Jumlah Tangkapan yag
Diperbolehkan (JTB), sumberdaya yang
boleh ditangkap sebesar 80% dari potensi
yang ada (Imron 2000) maka jumlah
tangkapan yang diperbolehkan sebesar
≈ 1.230 trip dogol/tahun 70.918,11 kg/tahun. Dengan demikian
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan kurisi
di perairan Teluk Banten pada tahun 2010
sudah melebihi nilai JTB. Perbandingan
antara potensi maksimum lestari dengan
produksi tahunan selama periode 2006 -
2010 disajikan pada Tabel 2. Sedangkan,
perbandingan antar upaya penangkapan
96 Ershad Nugraha, Bachrulhajat koswara dan Yuniarti MS

optimum (fmsy) dengan jumlah upaya pada Tabel 3.


penangkapan selama 2006-2010 disajikan

Tabel 2. Tingkat Pemanfaatan Ikan Kurisi Di Perairan Teluk Banten


Tahun Hasil Tangkapan (Kg) Tingkat Pemanfaatan (%)
2006 52.006 58,66
2007 114.401 129,05
2008 84.010 94,77
2009 50.857 57,37
2010 92.445 104,28

Tabel 3. Tingkat Upaya Penangkapan Di Perairan Teluk Banten


Tahun Upaya Penangkapan (trip) Tingkat Upaya (%)
2006 359 27,61
2007 786 60,46
2008 2.033 156,38
2009 1.042 80,15
2010 1.691 130,07

Dari hasil perhitungan didapatkan kurisi di Perairan Teluk Banten sudah


bahwa pemanfaatan ikan kurisi pada tahun melebihi batas (over fishing).
2010 telah melebihi nilai MSY, begitu juga 3. Berdasarkan ketetapan Jumlah
jumlah upaya penangkapan yang telah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB)
melebihi nilai upaya optimum. Sehingga yaitu sebesar 80% dari nilai MSY
diperlukan pengelolaan agar sumberdaya model Fox maka diperoleh JTB ikan
ikan kurisi tetap terjaga kelestariannya. kurisi di Perairan Teluk Banten sebesar
70.918,11 Kg/tahun.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut : Adi, C.P. 2007. Optimasi Penangkapan
1. Hasil Pengkajian Stok (Stock Udang Jerbung (Penaeus
Assessment) dengan menggunakan Merguiensis de Man) di Lepas
Model Produksi Surplus (Model Pantai Cilacap. Program
Schaefer dan Model Fox) diperoleh Pascasarjana Institut Pertanian
besarnya potensi lestari (MSY) ikan Bogor.
kurisi di Perairan Teluk Banten sebesar
88.647,64 – 103.198,36 Kg/tahun Ayodhyoa, A.U. 1974. Metode
dengan Upaya optimum sebanyak Penangkapan Ikan. Fakultas
1.253-1.300 trip dogol/tahun atau Perikanan IPB. Bogor.
setara dengan 7 unit kapal standar
(dogol). Aziz, K. A. 1989. Dinamika Populasi Ikan.
2. Pada tahun 2006 dan 2009 Direktorat Jenderal Pendidikan
pemanfaatan ikan kurisi di Perairan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu
Teluk Banten masih dapat dikatakan Hayat. Institut Pertanian Bogor.
under fishing sedangkan pada tahun Bogor. 251 hlm.
2007,2008 dan 2010 pemanfaatan ikan
Potensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus)
97
Di Perairan Teluk Banten

Budiman. 2006. Analisis Sebaran Ikan Imron, M. 2000. Stok Bersama dan
Demersal Sebagai Basis Pengelolaan Sumberdaya Ikan di
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Di Wilayah Perairan Indonesia. Buletin
Kabupaten Kendal. Tesis. Program PSP, Vol IX. No. 2. Oktober 2000,
Pasca Sarjana Universitas Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya
Diponogoro. Semarang. 114 hlm. Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Bogor. Hal 41-52.
Serang Propinsi Banten. 2010.
Laporan Statistik Tahunan. Banten. Naamin, N. 1991. Petunjuk Teknis
33 hlm. Pengelolaan Perairan Laut dan
Pantai Bagi Pembangunan
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Perikanan. Seri Pengembangan
Banten. 2008. Penyusunan Rencana Hasil Penelitian Perikanan No.
Zonasi Kawasan Pulau-Pulau Kecil. PHP/KAN/PT.19/1991. Puslitbang
Banten. 58 hlm. Perikanan Jakarta. 80 hal.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1979. Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan


Sumber Perikanan, Pengembangan, Sumberdaya Perikanan. Pusat
dan Pengelolaannya. Jakarta. 62 Pemberdayaan dan Pembangunan
hlm Regional, Jakarta. 254 hlm.

Dwiponggo, A. 1982. Perkiraan Potensi Pelabuhan Perikanan Nusantara


Sumberdaya Laut di Wilayah Karangantu. 2010. Statistik
Perairan Indonesia. Buletin Perikanan PPN Karangantu. Serang.
Penelitian Perikanan 2 (1) : 1-16 79 hal.
hlm.
Purwanto.1986. Menyelamatkan
Dwiponggo, A., Badrudin, D. Nugroho dan Sumberdaya Perikanan yang
S. Yono. 1989. Potensi dan Semakin Menipis.Buletin Warta Mina
penyebaran sumberdaya ikan No. 7 Tahun ke–V. Dirjen Perikanan.
demersal. Dirjen perikanan, Jakarta.
Puslitbangkan, Puslitbang
oseanologi, Jakarta. Resmiati, T., S. Diana dan S. Astuty. 2002.
Komposisi Jenis Alat Tangkap Yang
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Beroperasi Di Perairan Teluk
Yayasan Pustaka Nusantara, Banten, Serang. Laporan Penelitian.
Jakarta. 157 hlm Lembaga Penelitian Universitas
Padjadjaran. Bandung. 23 hlm.
Ginanjar, M. 2004. Potensi Lestari dan Pola
Penangkapan Tongkol (Euthynnus Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
spp.) Di Perairan Garut, Kabupaten Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.
Garut, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan 507 hlm
Perikanan Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran. Tidak Siregar, E.B. 1997. Pendugaan Stok dan
Dipublikasikan. Parameter Biologi Ikan Kurisi
(Nemipterus Japonicus) Di Perairan
Gulland, J. A. 1983. Fish Stock Assement : Teluk Lampung. Skripsi. Program
A Manual of basic Method. Food and Studi Ilmu Kelautan Fakultas
Agricultural Organization. John Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Willey and Sons INC. London. 223 Bogor. 54 hlm. Tidak Dipublikasikan.
hlm.
98 Ershad Nugraha, Bachrulhajat koswara dan Yuniarti MS

Sparre, P. dan S.C. Venema. 1999.


Introduksi Pengkajian Stok Ikan
Tropis. FAO dan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perikanan.
Jakarta. 436 hal.

Sriati. 1994. Telaah Penerapan Model


Dinamika Populasi Perikanan
Terhadap Potensi Sumberdaya Ikan
Lemuru (Sardinella Longiceps) Di
Selat Bali. Fakultas Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 42
hal.

Sudirman dan Mallawa A. 2004. Teknik


Penangkapan Ikan. PT Rineka
Cipta. Jakarta. 167 hlm

Suhaeti. 2002. Pendugaan Potensi Lestari


dan Tingkat Pemanfaatan Ikan
Tembang (Sardinella fimbriata) di
Perairan Teluk Banten. Skripsi.
Jurusan Perikanan Fakultas
Pertanian. Jatinangor. 56 hal. Tidak
Dipublikasikan

Suharyanto, F. 2011. Analisis Bioekonomi


Penangkapan Cumi-cumi (Loligo sp)
Di Perairan Kabupaten Cilacap.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran.
Jatinangor. 58 hal.

Syafei, D.S dan Robiyani. 2001. Kebiasaan


Makanan Ikan dan Faktor Kondisi
Ikan Kurisi Nemipterus tambuloides
Blkr. Di Perairan Teluk Labuan,
Banten. Jurnal Ikhtiologi Indonesia .
Vol I. No. 1. Hal 7-11.

Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan


Sumberdaya Perikanan Laut.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 252 hlm.

Anda mungkin juga menyukai