Anda di halaman 1dari 3

Nama:Airin Bunga Atifah

Kelas:99

Absen:2

Proses dan Cara Membuat Tempe Kedelai


Proses dan cara membuat tempe kedelai - Tempe merupakan bahan makanan tradisional
sebagian masyarakat Indonesia. Pada mulanya tempe dianggap sebagai bahan makanan
masyarakat menengah ke bawah. Namun setelah mengetahui manfaatnya untuk kesehatan,
orang beralih menjadikan tempe sebagai alternatif pengganti daging yang cukup mahal
harganya.
Konon kabarnya, tempe sudah mulai dikenal dan digemari di seluruh penjuru dunia. Di
Indonesia, jenis tempe yang sangat terkenal adalah tempe dari bahan dasar kedele. Dengan
mempelajari cara membuat tempe secara sederhana diharapkan dapat dicoba dan
dipraktikkan oleh anak sekolah di tingkat sekolah menengah pertama dan menengah atas. 

Bagi masyarakat luas, proses membuat tempe diharapkan dapat bernilai ekonomi dan
menciptakan lowongan kerja baru.
Seperti yang sudah disinggung pada postingan sebelumnya, pembuatan tempe merupakan
produk bioteknologi konvensional yang memanfaatkan mikroorganisme seperti jamur dan
bakteri. Tempe yang kita kenal sehari-hari merupakan hasil fermentasi kacang kedelai. 
Agen biologi yang berperan dalam proses fermentasi adalah jamur rhizopus oligosporus.
Jamur ini menghasilkan enzim protease yang dapat menguraikan protein yang ada pada biji
kedelai.

Pada dasarnya, fermentasi pada tempe adalah proses menumbuhkan spora jamur rhizopus
oligosporus pada biji kedelai. Jamur ini dalam pertumbuhannya akan membentuk benang-
benang hifa yang mengikat biji kedelai satu dengan yang lainnya. Ikatan biji kedelai yang
membentuk suatu massa yang kompak ini disebut dengan tempe.

A.Alat dan bahan:


a.Kompor

b.Panci

c.Langseng

d.Tampah

e.Kipas

f.Pembungkus

g.Kedelai

h.Ragi tempe

i.Tepung tapioka

j.Air

B.Proses pembuatan tempe


a.Bersihkan kedelai dari sampah dan batu, kemudian cuci dengan air.

b.Simpan dalam panci, tuangkan air mendidih sehingga semua biji kedelai terendam air dan
biarkan selama 12 jam

c.Cuci kembali dengan air dingin dan aduk –aduk dengan tangan sampai semua kulit
kedelai terkelupas dan bijinya terbelah.

d.Buang kulit yang terkelupas

e.Kedelai yang sudah bersih dikukus dalam langseng sekitar 30 menit sampai terlihat
empuk. Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
f.Tambahkan tepung tapioka 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk sampai rata.

g.Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 derajat Celcius

h.Taburkan serbuk ragi tempe (rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 gr /kg
kedelai.

i.Kemas dengan pembungkus sesuai keinginan, dengan daun pisang atau plastik setebal 2-
3 cm.
j.Bila dengan plastik, tusuk-tusuk plastick dengan jarum hingga merata.

k.Simpan dan susun posisinya pada permukaan datar, lapisi bagian atasnya dengan daun
atau karbon.

l.Inkubasi pada suhu kamar selama 2 sampai 3 kali selama 24 jam.

Tempe yang sudah mengalami fermentasi kadang-kadang berbau amoniak karena sudah
mengalami pembusukan. Mengapa ini terjadi? Tidak hanya jamur rhizopus oligosporus yang
terlibat dalam fermentasi. Mungkin ada jenis mikroba atau jamur lain yang ikut campur
dalam proses pembuatan tempe. 

Ikut campurnya jamur lain terlihat pada warna putih kehitaman diakhir pertumbuhan jamur
tempe ini. Spora-spora baru yang bermunculan menunjukkan adanya pembusukan dan
berbau amoniak. Makanya, dalam fermentasi tempe perlu diperhatikan kebersihan dan
kemurnian bibit yang digunakan.

C.Manfaat tempe
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik, seperti protein, lemak dan karbohidrat. Hal ini tidak
lepas dari peran ragi miselium yang mengikat biji kedelai pada saat fermentasi. Proses
fermentasi menyebabkan perubahan kimia pada protein, lemak dan karbohidrat. 

Selain itu tempe mengandung antioksidan untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh
sehingga bermanfaat untuk kesehatan jantung, mengurangi risiko terjadinya kanker pada
jantung..Tempe juga dapat meningkatkan kinerja otak sehingga baik dikonsumsi oleh anak
sekolah.
Demikian proses membuat tempe semoga bermanfaat. (Disarikan dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai