Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

Disusun oleh :
Talitha Faisa Akoba
XII IPA A
MAN 1 KOTA BANDUNG
A. Latar Belakang
Tempe merupakan hasil bioteknologi khas dari Indonesia dengan bahan dasar kacang-kacangan.
Tempe secara umum dibuat dari bahan dasar kacang kedelai yang difermentasi dengan jenis kapang
Rhizopus sp. Kandungan protein dalam tempe kedelai merupakan alternatif sumber protein nabati,
yang kini semakain populer dalam gaya hidup manusia modern.
Ampas tahu merupakan limbah padat sisa pengolahan kedelai menjadi tahu. Ampas tahu juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar tempe karena kandungan gizinya yang masih tinggi.
Direktorat Gizi Departeman Kesehatan RI (1979) dalam buku Astawan (2009), ampas tahu
mengandung protein 26,6 gram per 100 gram. Tempe dari ampas tahu ini disebut sebagai tempe
gembus. Tempe gembus dipasarkan dalam harga yang rendah, hal ini mungkin dikarenakan
tempe gembus merupakan hasil dari pengolahan limbah yang masih dianggap kualitasnya yang
rendah. Oleh karena itu, ampas tahu dengan disubtitusikan pada pembuatan tempe benguk
diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi ampas tahu tersebut. Berdasarkan penelitian
Wati (2013), penggunaan tepung ampas tahu sebagai komposit terhadap kualitas kue kering
lidah kucing mempengaruhi kadar protein dan serat. Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa
kue kering dari komposit 25% dinilai paling baik kualitasnya dengan kandungan protein 24,03%
dan serat kasar 9,48%.

Spora kapang tempe secara alami juga dapat ditemukan di permukaan daun waru dan daun jati,
sehingga daun waru dan daun jati juga dapat digunakan sebagai pembungkus dengan atau tanpa
penambahan ragi lagi. Ragi tempe sebagai benih kapang penting dalam proses fermentasi dalam
pembuatan tempe, karena tanpa ragi bahan dasar yang difermentasi akan busuk (Sarwono, 2010).
Kualitas tempe dapat diketahui melalui munculnya miselium-miselium pada permukaan bahan dasar
tempe secara merata atau tidak. Berdasarkan penelitian Dewi (2011) daun waru dan daun jati dapat
dipakai sebagai usar yang mengandung jenis kapang Rhizopus sp. Kapang Rhizopus oligosporus lebih
banyak mensintesis enzim protease (pemecah protein) dibanding dengan kapang Rhizopus oryzae
yang lebih mensintesis alfa amilase (pemecah pati), sehingga lebih baik digunakan keduanya dengan
konsentrasi Rhizopus oligosporus lebih banyak (Hayati, 2009).

B. Tujuan
1. Mengetahui kadar protein terlarut tempe benguk setelah penambahan ampas tahu dan
menggunakan daun pembungkus tempe yang berbeda.
2. Mengetahui kualitas fisik tempe benguk meliputi tekstur, warna dan aroma pada tempe benguk
setelah penambahan ampas tahu dan menggunakan daun pembungkus tempe yang berbeda
C. Alat dan Bahan
 Alat
 Kompor
 Panci
 Tampah/tampi
 Saringan
 Sendok
 Dandang
 Mangkok atau baskom
 Korek
 arum
 Serbet
 Bahan
 Kedelai
 Ragi tempe
 Air
 Pembungkus tempe : plastik / daun pisang
 Tusuk gigi/lidi

D. Cara Kerja
1. Seluruh alat yang digunakan dan tangan dibersihkan.
2. Ambil segenggam atau lebih kacang kedelai yang bersih, masukkan ke dalam mangkok, lalu
tuang air biasa sampai setengah dari mangkok atau melewati permukaan kacang kedelai.
Diamkan atau rendam kacang kedelai selama 1 malam atau 8 jam.
3. Setelah 1 malam, bersihkan atau pisahkan kacang kedelai dari kulit ari dengan cara diremas, lalu
cuci kacang kedelai menggunakan air mengalir hingga bersih.
4. Sesudah itu, dipindahkan kacang kedelai ke dalam panci dan diisi dengan air sampai melewati
permukaan kacang kedelai. Panci diletakkan diatas kompor yang sudah dinyalakan dan rebus /
kukus kacang kedelai sampai empuk.
5. Tiriskan kacang kedelai yang sudah empuk, dan keringkan dengan cara meratakan kacang
kedelai di atas tampah/tampi, lalu di angin-anginkan.
6. Setelah kacang kedelai kering, saatnya pemberian ragi tempe sebanyak setengah sendok makan
atau 1 sendok makan. Aduk kacang kedelai bersama ragi, sampai merata.
7. Sesudah itu, bungkus tempe menggunakan plastik atau daun, dengan ukuran sesuai keinginan.
8. Jika menggunakan plastik, tusuklah plastik bolak balik sebanyak 20 tusuk.
9. Selanjutnya, kacang kedelai yang sudah dibungkus diletakkan atau simpan pada tempat yang
gelap, dan dibungkus menggunakan serbet.
10. Tahap fermentasi : Tunggulah selama 1 hari / 24 jam penuh.
11. Setelah 1 hari penuh, tempenya sudah dikatakan berhasil jika ditandai dengan adanya, jamur
berwarna putih yang tumbuh dikacang kedelai dan terlihat menyatu semua.

E. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosphorus adalah salah satu dari
mikroorganisme yang sering digunakan dalam fermentsi untuk membuat tempe. Pada dasarnya
membuat tempe sama halnya dengan fermentasi lainnya, artinya bahan yang digunakan untuk
mebuat tempe harus dalam keadaan yang bersih dan siap digunakan.

Anda mungkin juga menyukai