Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Vitamin B12 merupakan keluarga dari vitamin B yang larut dalam air. Vitamin ini terdiri
dari sekelompok kecil senyawa, yaitu kobalamin, yang mempunyai struktur dasar yang sama,
dengan atom kobalt di pusat cincin korrin yang melekat pada suatu bagian nukleotida.

Vitamin ini disintesis di alam oleh mikroorganisme; hewan mendapatkannya dengan memakan
makanan hewan lain, melalui produksi dari bakteri usus (tidak pada manusia) atau dengan
memakan makanan yang tercemar bakteri. Vitamin ini ditemukan dalam makanan yang berasal
dari hewan seperti hati, daging, ikan dan produk susu, tetapi tidak ditemukan dalam buah-
buahan, serealia atau sayur-sayuran.

Struktur

 Dalam Mitokondria → deoxyadenosil cobalamin (ado B12)


 Dalam Plasma → methylcobalamine (metil B12)
 pengobatan → hydroxocobalamine (hidrokso B12)

Sifat:

 Larut dalam air, tidak larut dalam lemak dan pelarut lemak
 Tidak dapat diproduksi dan disintesis oleh tubuh Disintesis oleh Bakteri

Vitamin larut dalam air seperti vitamin B1, B2, B6 dan vitamin C sangat jarang mengalami
defisiensi, mengingat absorpsi vitamin tersebut terjadi sepanjang usus halus. Sedangkan proses
absorpsi mineral relatif lebih kompleks. Duodenum merupakan bagian awal dari usus halus,
karena sesungguhnya usus halus terbagi menjadi tiga segmen, yaitu duodenum, jejunum dan
ileum. Pada ketiga tempat tersebut, terjadi proses absorpsi mayoritas makronutrien dan
mikronutrien. Adanya banyak lipatan dan vili maupun mikrovili pada usus halus diyakini sebagai
sarana untuk memperluas kemampuan absorpsi makanan.Makronutrien yang terdapat dalam
makanan kebanyakan dalam bentuk yang kompleks, yang memerlukan proses hidrolisis oleh
enzim spesifik sehingga dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik.

Fungsi

Terdapat 2 fungsi selular yang diketahui untuk Vitamin B12 ini, yaitu :

1. Methionin Sintase
sebagai kofaktor dalam proses metionin sintase (sintesis purin-pirimidin), dimana B12
akan memindahkan gugus 5-Metil dari Tetrahidrofolat (THF) ke homosistein (asam
amino) untuk membentuk metionin yang berpetan penting dalam sintesis protein dan
Tetrahidorfolat yang berperan dalam proses sintesis DNA.
Folat diperlukan dalam salah satu bentuk koenzimnya, 5,10-metilen tetrahidrofolat (THF)
poliglutamat, dalam sintesis timidin monofosfat dari prekursornya yaitu deoksiuridin
monofosfat. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah metil THF, yang memasuki sel dari
plasma, menjadi THF; dari THF bentuk poliglutamat folat disintesis. Folat dari makanan
semuanya diubah menjadi metil THE (monoglutamat) oleh usus kecil.

2. Suksinil KoA Sintase


Vitamin B12 sebagai kofaktor dari enzim yang akan mengubah metilmalonil KoA
menjadi Suksinil KoA yang berperan penting dalam proses Metilmalonil KOA mutase
oksidatif tubuh.
3. Berperan pada Hematopoiesis. Dimana kobalamin tidak berperan tidak langsung pada
pembentukan sel-sel darah melalui aktivitas koenzim asam folat
4. Sel schwann akan menghasilkan myelin yang membungkus akson saraf sensorik dan
motoric untuk meningkatkan konduksi potensial aksi di perifer. Kekurangan energi dalam
sel sechwan akan menyebabkan hilangnya myelin pada saraf perifer (akson terpanjang
paling rentang terkena) yang dapat mengakibatkan kerusakan akson/hilangnya fungsi
saraf. Mempengaruhi metabolism neuronal dengan menghalangi oksidasi glukosa

A, adenin; C, sitosin; d, deoksiribosa; DHF, dihidrofolat; DP, difosfat; G, guanin; MP,


monofosfat; T, timin; TP, trifosfat, U, urasil.

Absorbsi:

 Diet yang normal mengandung B12 yang sangat berlebih dibanding dengan kebutuhan
harian

 B12 dilepaskan dari pengikatan protein dalam makanan dan digabungkan dengan
glikoprotein faktor intrinsik (intrinsic factor/IF) (berat molekul 45000) yang disintesis
oleh sel-sel parietal lambung.

 Kompleks IF-B12 kemudian dapat berikatan dengan reseptor permukaan spesifik untuk
IF, yaitu cubilin, yang kemudian berikatan dengan protein kedua, yaitu amnionless, yang
mengarahkan endositosis kompleks cubilin IF-B12 dalam ileum distal di mana B12
diabsorpsi dan IF dihancurkan
Pengangkutan

 Transkobalamin Vitamin B12 diabsorpsi ke dalam peredaran darah porta di mana


Vit.B12 melekat pada protein pengikat plasma yaitu transkobalamin (TC, sebelumnya
disebut transkobalamin II) yang menghantar B12 ke sumsum tulang dan jaringan lain.
 Walaupun TC merupakan protein plasma yang esensial untuk menghantarkan B12 ke
dalam sel-sel tubuh, jumlah B12 dalam TC pada keadaan normal sangat rendah (<50
ng/L)
 Defisiensi TC menyebabkan anemia megaloblastik karena kegagalan B12 masuk dalam
sumsum tulang. tetapi kadar B12 serum pada defisiensi TC adalah normal disebabkan
sebagian besar B12 dalam plasma terikat pada protein pengangkut lainnya, yaitu
Haptocorrin (sebelumnya disebut transkobalamin I).
 Haptocorrin adalah suatu gliko- protein yang terutama disintesis oleh granulosit dan
makrofag. Pada penyakit mieloproliferatif dengan produksi granulosit yang sangat
meningkat, kadar haptocorrin dan B12 dalam serum meningkat bermakna. B12 yang
terikat pada haptocorrin tidak terangkut ke sumsum tulang; B12 ini tampaknya secara
fungsional "mati". Glikoprotein yang terkait erat dengan haptocorrin plasma terdapat
dalam getah lambung, susu dan cairan tubuh lain.

Absorpsi Vitamin B12

Absorpsi vitamin B., dari makanan setelah penggabungan


dengan faktor intrinsik (IF), melalui ileum. Absorpsi folat
terjan melalui duodenum dan yeyunum melalui konversi
semua bentuk dari makanan menjadi metil tetrahidrofolat
(metil THF). TC, transkobalamin. 12

 Didalam daging nengandung vitamin B12 yang


terikat pada protein hewani, pada mulut terdapat kelenjar saliva yang menyekresi Protein-
R yang masuk ke lambung .
Dilambung terdaput 2 jenis sel, yaitu
a. Chief cell: menghasilkan pepsinogn (enzim yang belum aktif)
b. Parietal cell: menghasilkan HCI (yang mengaktifkan pepsinogen- pepsin) dan IF
(instrinsic factor) untuk mengikat vit. BI2
 Pepsin memecah B12 dan protein hewani.
 Kemudian B12 akan berikatan dengan Protein- R yang dihasilkan saliva bersamaan
dengan IF menuju ke duodenum
 Di duodenum berikatan B12+Protein-R dari kantong empedu, di duodenum terdapat
enzim pankreas(enzim tripsin) yang akan mencema Protein-R, kemudian vitamin B12
akan berikatan dengan IF dan menuju ileum untuk diserap.
 Di vili ileum vit. B12+IF akan berikatan dengan reseptor spesifik IF yang disebut cubilin,
kemudian berikatan lagi dengan protein reseptor endositik, amnionless yang akan
mengarahkan endositosis B12 menuju ke pembuluh darah. Di pembuluh darah B12 akan
berikatan dengan 2 jenis glikoprotein yaitu Transcobalamin(TC) I dan TC2
- TC 1+B12 ke hati untuk direabsorbsi, disimpan dan disekresi(80% dari yang
diserap)
- TC 2+B12 ke jaringan seperti sumsum tulang, dil. (hanya 20%)

 sebagai metil B12, merupakan kofaktor untuk metionin sintase, enzim yang bertanggung
jawab untuk metilasi homosistein menjadi metionin (homosistein mengalami metilasi
menjadi metionin) menggunakan metil tetrahidrofolat (metil THF) sebagai donor metil.
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah metil THF, yang memasuki sel dari plasma,
menjadi THF
 poliglutamat bertindak sebagai koenzim folat intrasel, termasuk 5,10-metilen THF
poliglutamat, bentuk koenzim folat yang terlibat dalam sintesis dTMP dan dTTP
Kurangnya B12 mencegah demetilasi metil THF, dengan demikian membuat sel
kekurangan THF, kekurangan 5,10-metilen THF poliglutamat dan dengan demikian
kekurangan dTMP dan dTTP yang akan menghambat sintesis timidin monofosfat
(dTMP) dan menghambat sintesis DNA
 Selama sintesis dTMP, koenzim folat poliglutamat menjadi teroksidasi dari keadaan THF
menjadi dihidrofolat (DHF).
Regenerasi THF yang aktif memerlukan enzim DHF reduktase. Dengan demikian,
inhibitor enzim ini (misal metotreksat) menghambat semua reaksi koenzim folat, dan
dengan demikian menghambat sintesis DNA.
Metotreksat adalah obat yang berguna, terutama dalam pengobatan penyakit keganasan
atau penyakit peradangan (misal pada kulit) dengan pergantian sel yang berlebihan.
Antagonis yang lebih lemah, pirimetamin, digunakan terutama untuk malaria.
Trimetoprim, yang aktif terhadap DHF reduktase bakteri tetapi hanya bekerja lemah
terhadap enzim manusia, digunakan secara sangat tersendiri atau dalam kombinasi
dengan sulfonamida, sebagai kotrimoksazol. Toksisitas yang disebabkan oleh
methotreksat atau pirimetamin dibalikkan dengan mem- berikan folat tereduksi, yaitu
asam folinat (5-formil THF).

Anda mungkin juga menyukai