Anda di halaman 1dari 3

A.

PERKEMBANGAN KURIKULUM

1. Kurikulum 1964

Pada akhir kekuasaan Soekarno,kurikulum  pendidikan yang lalu diubah menjadi rencana
pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep
pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembalajaran ini mewajibkan
sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sediri pemecahan persoalan (problem
solving).

2. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum Rencana Pendidikan 1964.


Kurikulum ini muncul pada masa Mashuri, S.H. menjabat sebagai menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (1968-1973). Pada kurikulum 1968 dilakukannya perubahan struktur kurikulum dari
pendidikan pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.

B. Alasan Perubahan Kurikulum

Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam
faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat berubah secara fundamental, bila
suatu negara beralih dari negara yang dijajah menjadi Negara yang merdeka. Dengan sendirinya
kurikulum pun harus mengalami perubahan yang menyeluruh.
Kurikulum juga diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran.

C. Asas-Asas Kurikulum

a. Asas Filosofis
asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara.

b. Asas Psikologi Anak dan Psikologi Belajar


1. Psikologi Anak
Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi yang
memungkinkan anak dapat belajar mengembangkan bakatnya.

2. Psikologi Belajar
Pendidikan di sekolah diberikan dnegan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat
dididik, dpat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah
pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah keterampilan.

c. Asas Sosiologis
Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lain. Ia selalu hidup dalam suatu
masyarakat. Di situ, ia harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan penuh
tanggung jawab, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia banyak menerima
jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan baktinya bagi kemajuan
masyarakat.
d. Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam
bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara
pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS,
Bahasa, dan lain-lain.

D. Gagasan Dasar Kurikulum

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana,
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

E. sistematika kurikulum

system kurikulum terbentuk oleh 4 komponen yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum,
metode atau strategi, pencapaian tujuan dan komponen evaluasi.

F. Prinsip-prinsip Perubahan Kurikulum

1. Prinsip Umum

a.       Prinsip Relevansi

Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah kurikulum. Prinsip ini juga
bisa dikatakan sebagai rohnya sebuah kurikulum. Artinya apabila prinsip ini tidak terpenuhi
dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya; kurikulum menjadi
tidak bermakna.

b.       Prinsip fleksibilitas


Prinsip fleksibilitas terkait dengan keluwesan dalam tahap implementasi kurikulum. Penerapan
prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa suatu kurikulum harus dirancang secara
fleksibel atau luwes sehingga pada saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan
perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada yang tidak terprediksi saat kurikulum itu
dirangcang.

c.        Prinsip kontinuitas

Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus –
putus. Artinya bagian – bagian, aspek – aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara
berurutan, tidak terlepas – lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat
perkembangan siswa.

d.       Prinsip efisiensi

Kurikulum mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan memerlukan biaya yang
murah.

e.        Prinsip efektifitas

Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah, keberhasilannya harus
diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena pengembangan kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.

2.      Prinsip Khusus

a.     Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.

b.  Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

c.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar 

d.             Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

e.              Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

Anda mungkin juga menyukai