ABSTRAK
Aterosklerosis memiliki peranan penting dalam penyakit jantung koroner dengan ditandai dengan
adanya penumpukan terus-menerus plak di dinding pembuluh darah arteri koroner. Pentoxyfillin
merupakan turunan metilxantin. Pada pemakaian obat dalam pentoxyfillin digunakan untuk
aterosklerosis atau diabetes mellitus dengan indikasi meredakan sakit. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengidentifikasi dan metetapkan kadar dari pentoxyfillin. Dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran menggunakan spektrofotometri Fourier Transform Infra Red (FT-IR) dengan pembuatan
pellet KBr. Pembuatan pellet dibuat dengan menggunakan tekanan menggunakan alat hand press
dengan bobot tekanan 8 ton. Dilanjutkan dengan penetapan kadar pentoxyfillin dalam sediaan tablet
menggunakan metode spektrofotometri UV-Visibel pada panjang gelombang maksimum ± 274 nm,
dengan menggunakan methanol sebagai blangko. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
didapat hasil identifikasi berupa bilangan gelombang pada daerah 3000-2750 cm-1 yang menunjukkan
gugus -CH, -CO, amida -CO rengang, pada bilangan gelombang 1750-1500 cm-1 yang menunjukkan
gugus -CH dan pada bilangan gelombang 750 - 800 cm-1 menunjukkan gugus -CH2, dan hasil kadar
407 mg. Dari hasil pengujian kadar tablet pentoxyfillin dapat disimpulkan bahwa sediaan tablet
pentoxyfillin memenuhi persyaratan Standar Internal.
Kata Kunci: Pentoxyfillin Tablet, Spektrofotmetri FT-IR, Spektrofotmetri UV-Visibel
ABSTRACT
Atherosclerosis has an important role in coronary heart disease characterized by a continuous buildup
of plaque in the walls of coronary arteries. Pentoxyfillin is a methylxanthine derivative. The use of
drugs in pentoxyfillin is used for atherosclerosis or diabetes mellitus with an indication of pain relief.
The purpose of this study is to identify and determine levels of pentoxyfillin. In this study
measurements were taken using Fourier Transform Infra Red (FT-IR) spectrophotometric by making
KBr pellets. Pellet making is made using pressure using a hand press with a weight of 8 tons.
Followed by the determination of levels of pentoxyfillin in tablet preparations using the UV-Visible
spectrophotometric method at a maximum wavelength of ± 274 nm, using methanol as a blank.
Based on the tests that have been carried out, the identification results obtained in the form of number
of waves in the area of 3000-2750 cm-1 which shows the group -CH, -CO, amide -CO stretched, on
the number of waves of 1750-1500 cm-1 which shows the -CH group and at 750- 800 cm-1 indicates
the -CH2 group, and the resulting level of 407 mg. From the results of testing the levels of pentoxyfillin
tablets it can be concluded that the preparations of pentoxyfillin tablets meet the requirements of
Internal Standards.
Keywords: Pentoxyfillin Tablets, FT-IR Spectrophotometry, UV-Visible Spectrophotometry
PENDAHULUAN
Aterosklerosis memiliki peranan penting ditandai dengan adanya penumpukan terus –
dalam penyakit jantung koroner dengan menerus plak di dinding pembuluh darah arteri
koroner. Apabila pada permukaan arteri Obat golongan metilxantin bekerja dengan
koroner terbentuk bekuan darah di bagian atas menghambat enzim fosfodiesterase sehingga
plak, dan menimbulkan sumbatan pada arteri mencegah penguraian siklik adenosina
koroner tersebut, maka aliran darah yang kaya monofosfat (AMP), sehingga kadar siklik
akan oksigen yang dibutuhkan oleh otot adenosina monofosfat (AMP) intrasel
jantung akan terhambat. Hal ini menyebabkan meningkat. Hal ini akan merelaksasi otot polos
otot jantung tersebut akan mengalami bronkus dan mencegah pelepasan mediator
‘kelaparan’ (iskemia) dan kerusakan berat alergi seperti histamin dan leukotrien dari sel
bahkan kematian sel otot jantung (infark mast. Selain itu metilxantin juga
miokard) atau disebut serangan jantung mengantagonis bronkokontriksi yang
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). disebabkan oleh prostaglandin dan memblok
Faktor risiko penyakit jantung dan reseptor adenosine (Ikawati, 2006). Obat
pembuluh darah meliputi faktor risiko yang golongan metilxantin memiliki efek pada sistem
tidak dapat dimodifikasi, seperti riwayat syaraf pusat dan stimulasi jantung. Mereka
keluarga, umur, jenis kelamin, sedangkan meningkatkan curah jantung dan menurunkan
faktor risiko yang dimodifikasi, seperti: tekanan pembuluh vena sehingga
hipertensi, merorok, diabetes mellitus, menimbulkan berbagai reaksi samping yang
dislipidemia (metabolisme lemak yang tidak diinginkan.
abnormal), obesitas umum dan obesitas
khusus, kurang aktivitas fisik, pola makan,
konsumsi minuman beralkohol, dan stress
(Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Pentoxyfillin adalah turunan metilxantin
(Utami, 2012). Telah disarankan bahwa
pentoxyfillin dapat digunakan pada penyakit
yang mempengaruhi aliran darah retina, Gambar 1. Rumus Bangun Pentoxyfillin
seperti retinopati diabetik atau degenerasi (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
macula (Unni, 2009). Namun, pada pemakaian Makanan, 2014)
obat dalam pentoxyfillin digunakan untuk
aterosklerosis atau diabetes mellitus dengan Tablet merupakan bentuk sediaan padat
indikasi meredakan sakit. Karena pentoxifyllin yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat
adalah turunan metil-xantin dengan berbagai yang dibuat dengan pemadatan.Tablet juga
efek anti inflamasi. Meskipun, penggunaan dan memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk,
keefektifan pentoxifylline untuk berbagai berat, kekerasan ataupun ketebalannya (Gloria
kondisi dermatologis telah dibuktikan dalam dan Elisa, 2018). Pengertian obat ialah semua
berbagai penelitian selama periode yang lama, zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yang
namun Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam dosis layak dapat menyembuhkan,
Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui meringankan atau mencegah penyakit berikut
penggunaannya hanya untuk klaudikasio gejala-gejalanya (Sulanjani dkk, 2013).
intermiten (Hassan, 2014). Metilxantin (teofilin, Berdasarkan gugus fungsi suatu senyawa
garamnya yang mudah larut dan turunannya) organik yang dimiliki pentoxyfillin, maka
akan merelaksasi secara langsung otot polos identifikasi tablet pentoxyfillin dapat dilakukan
bronki dan pembuluh darah pulmonal, dengan metode spektrofotometri fourier
merangsang sistem syaraf pusat (SSP), transform infrared (FT-IR). Spektrofotometri
menginduksi diuresis, meningkatkan sekresi fourier transform infrared (FT-IR) yang
asam lambung, menurunkan tekanan sfinkter merupakan salah satu metode pengukuran
esofageal bawah dan menghambat kontraksi untuk mendeteksi struktur molekul senyawa
uterus. Teofilin juga merupakan stimulan pusat melalui identifikasi gugus fungsi penyusun
pernafasan. Aminofilin mempunyai efek kuat senyawa. Sedangkan, gugus kromofor dan
pada kontraktilitas diafragma pada orang sehat auksokrom yang dimiliki pentoxyfillin, akan di
dan dengan demikian mampu menurunkan tetapan kadar pentoxyfillin tablet dilakukan
kelelahan serta memperbaiki kontraktilitas dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Sinar
pada pasien dengan penyakit obstruksi saluran ultraviolet berada pada panjang gelombang
pernapasan kronik (Departemen Kesehatan, 200-400 nm sedangkan sinar tampak berada
2007).
Keterangan :
A. Kromatogram Baku Pentoxyfillin
B. Kromatogram Sampel Pentoxyfillin
Analisis spektrofotometri Fourier pada sisi lain dari senyawa akan mendeteksi
Transform Infrared (FT-IR) dilakukan untuk frekuensi yang dilewatkan pada sampel yang
membuktikan bahwa sampel yang diuji tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya
memiliki gugus fungsional yang sama dengan frekuensi yang melewati senyawa (yang tidak
baku, menunjukkan bahwa sampel benar diserap) akan diukur sebagai persen
mengandung senyawa pentoxyfillin. transmitan (Dachriyanus, 2017). Spektrum
Kromatogram terjadi jika suatu frekuensi yang dihasilkan dari pembacaan
tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan spektrofotometer Fourier Transform Infrared
pada sampel suatu senyawa organik maka (FT-IR) selanjutnya diinterpretasi meliputi
akan terjadi penyerapan frekuensi oleh bilangan gelombang dan persen
senyawa tersebut. Detektor yang ditempatkan transmitansinya untuk menentukan gugus
Jurnal Farmagazine Vol. VII No.2 Agustus 2020 11
Faisal Ismail, Dilla Kanitha 2020
fungsi yang terdapat pada sampel. Hasil dari cm-1 yang menunjukkan gugus -CH, -CO,
pembacaan masing-masing variasi amida -CO rengang, pada bilangan gelombang
dibandingkan untuk melihat optimasi hasil 1750 - 1500 cm-1 yang menunjukkan gugus -
pengukuran dengan variasi perbandingan CH dan pada bilangan gelombang 750 - 800
komposisi pellet sampel-KBr, ketebalan pellet cm-1 menunjukkan gugus -CH2 yang sesuai
sampel dan waktu pengepresan terhadap sehingga identifikasi sampel memenuhi
spektrum vibrasi yang dihasilkan syarat (MS) sesuai dengan persyaratan
menggunakan spektrofotometri Fourier yang menyatakan bahwa identifikasi
Transform Infrared (FT-IR) sehingga
pentoxyfillin spektrum standar dengan
didapatkan spektrum yang terbaik pada
spektrum uji sesuai.
pengukuran vibrasi molekul menggunakan
spektrofotometri Fourier Transform Infrared
(FT-IR) (Sulistyani, 2017). Penetapan Kadar Pentoxyfillin secara
Pada tabel 4 dan 5 menunjukkan baku Spektrofotometri UV-Vis
dan sampel memiliki persamaan dalam
bilangan gelombang pada daerah 3000 - 2750
letak serapan maksimum dapat berbeda jika Dermatology. Indian Dermatol Online J.
digunakan alat yang berbeda, maka sebaiknya 5(4):510.
pengukuran dilakukan pada panjang Ikawati, Zullies. 2006. Pengantar Farmakologi
gelombang serapan maksimum yang diperoleh Molekuler Target Aksi Obat dan
dengan alat yang digunakan dengan syarat Mekanisme Molekulernya. Yogyakarta:
toleransi panjang gelombang serapan Gajah Mada Univeity Press.
maksimum yang diperoleh dengan alat Ikhsanuddin M. 2017. Penentuan Konsentrasi
digunakan dengan syarat toleransi panjang Optimum Selulosa Ampas Tebu
gelombang yang diperoleh adalah ± 1 nm (Baggase) Dalam Pembuatan Film
untuk rentang ultraviolet dan ± 3 nm untuk Bioplastik. Skripsi.
rentang visibel (Council of Europe, 2005). Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman
Berdasarkan pengujian kadar Pentoxyfillin Pengendalian Faktor Risiko Penyakit
dalam sediaan tablet secara Spektrofotometri Jantung Dan Pembuluh Darah. Jakarta:
UV-Vis diperoleh kadar sebesar 407 mg atau Menteri Kesehatan. p. 7–8.
101,75 % terhadap etiket dengan simpangan Nazar, Muhammad. 2018. Spektroskopi
baku relatif sebesar 0,00014% sehingga dapat Molekul. Aceh: Syiah Kuala University
disimpulkan bahwa kadar sampel memenuhi Presss. 70 p.
syarat (MS) sesuai dengan persyaratan Permanasari A., Zulkiyah, Asep, S.,
Internal Standar PT. Aventis Pharma yaitu 380 Siswaningsih, W. 2016. Kimia Analitik
mg/tab - 420 mg/tab atau 95 % - 105 %. Instrumen. Pertama. Tangerang Selatan:
Universitas tebuka. 411 p.
KESIMPULAN Rahim SA., Carter PA., Elkordy AA. 2015.
Berdasarkan pengujian identifikasi Design And Evaluation Of Effervescent
Pentoxyfillin dalam sedian tablet secara Floating Tablets Based On Hydroxyethyl
Spektrofotometri Fourier Transform Infrared Cellulose And Sodium Alginate Using
(FT-IR) diperoleh spektrum standar dengan Pentoxifylline As A Model Drug.
spektrum uji sesusai dengan hasil pengujian 9(April):1843–57.
kadar Pentoxyfillin dalam sediaan tablet secara Sulanjani IAN, Nila A, Andini MDWI, Halim M.
Spektrofotometri UV-Vis diperoleh kadar 2013. Dasar-Dasar Farmakologi 1.
sebesar 407 mg atau 101,75 % terhadap etiket Pertama. Nila A, editor. Tim.
dengan simpangan baku relatif sebesar Sulistyani M. dan Nuril, Huda. 2017. Optimasi
0,00014%. Pengukuran Spektrum Vibrasi Sampel
Protein Menggunakan Spektrofotometer
DAFTAR PUSTAKA Fourier Transform Infrared (FT-IR). 6(2).
Council of Europe. 2005. European Suseno JE, Firdausi KS. 2008. Rancang
Pharmacopoeia 5th Ed. Test. Bangun Spektroskopi FTIR (Fourier
Dachriyanus D. 2017. Analisis Struktur Transform Infrared) untuk Penentuan
Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Kualitas Susu Sapi. Berk Fis. 11(1):23-
Analisis Struktur Senyawa Organik Secara 28–28.
Spektroskopi. Sumatera Barat: Lembaga Unni LK, Womack C, Hannant ME, Becker RE.
Pengembangan Teknologi Informasi dan 2009. Pharmacokinetics And
Komunikasi (LPTIK). Pharmacodynamics Of Metrifonate In
Departemen Kesehatan. 2007. Pharmaceutical Humans. Magnusson M, editor. Vol. 16,
Care. Jakarta. Departemen Kesehatan Methods and Findings in Experimental
Republik Indonesia. and Clinical Pharmacology. Sweden:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Lund University. 285–289 p.
Makanan. 2014. Farmakope Indonesia Utami. 2012. Preparasi Dan Karakterisasi
Edisi V. Direktorat Jenderal Pengawasan Beads Kalsium-Alginat Pentoksifillin
Obat dan Makanan. Preparasi Dan Karakterisasi Beads
Gloria M, Elisa Y. 2018. Teknologi Sediaan Kalsium-Alginat Pentoksifillin Dengan
Solid. Pertama. Jakarta: Kementerian Metode Gelasi Ion.
Kesehatan Republik Indonesia. 287 p. .
Hassan I, Dorjay K, Anwar P. 2014.
Pentoxifylline And Its Applications In