Anda di halaman 1dari 21

NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

UDARA DAN AIR SERTA FUNGSINYA DALAM


TUBUH
UDARA DAN FUNGSINYA DALAM TUBUH
Udara jarang dibicarakan sebagai zat makanan, karena kemungkinan udara
terdapat dimana-mana, Udara mengandung oksigen sebanyak 20,93%.

Udara menyediakan oksigen untuk oksidasi aerobik dari komponen penyedia


energy dari zat makanan organik. Hemoglobin berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru ke sel sebagai pengangkut CO2 dari sel ke paru-paru.

AIR DAN FUNGSINYA DALAM TUBUH


Air adalah makanan yang penting. Ternak akan lebih menderita dengan hilangnya
air daripada kekurangan makanan. Air menyusun kira-kira 75% dari jaringan
jaringan yang bebas lemak di dalam tubuh dan air merupakan bagian yang
langsung dari semua jaringan lunak dalam tubuh. Air menggelembungkan sel
tumbuh-tumbuhan dan hewan, dengan demikian menolong sel-sel tersebut untuk
mempertahankan bentuknya.

Air jarang diperhatikan keberadaannya karena air merupakan komponen yang


mudah didapat, sedangkan zat lain tidak semudah air sehingga perhatiannya lebih
besar. Reaksi tubuh atas kehilangan sangat nyata, sehingga mudah untuk
ditanggulangi. Serta bila telah terpenuhi proses penyembuhannya cepat. Dehidrasi
akan cepat sembuh bila segera minum, tapi kehilangan protein (busung lapar)
akan memakan waktu lama proses penyembuhannya.

FUNGSI AIR DI DALAM TUBUH


Air diketahui sebagai substansi yang mempunyai keistimewaan sebagai
penghantar panas yang sangat baik yang sebenarnya sangat diperlukan di dalam
penyebaran panas yang dihasilkan dari reaksi kimia dalam proses metabolisme.

Laboratorium NTR & KMT Halaman 35


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

Air sebagai medium untuk aktivitas metabolik, air menjadi media penyebaran
yang ideal untuk transportasi produk-produk metabolisme dan produk-produk sisa
metabolism.

Air juga berperan dalam proses pencernaan. Pada kenyataan istilah hydrolisis
digunakan untuk menerangkan proses pencernaan dari substansi komplek.
Sebagai contoh: enzim yang menghidrolisis sukrosa adalah sukrase, air digunakan
dalam proses tersebut :

Enzim sucrose + H2O


C12H22O11 C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa Glukosa Fruktosa

Air juga mempunyai peranan tertentu, sebagai bagian cairan synovial pelumas
bagi pertautan tulang dan sebagai cairan di sekitar medulla spinalis dan otak,
cairan cerebrospinalis, air berfungsi sebagai bantalan dari system saraf.

Air sebagai penghantar suara di telinga dan juga termasuk dalam proses melihat.
Air menolong pula menjaga homeostasis dengan cara ikut mengambil bagian
dalam reaksi-reaksi dan perubahan-perubahan faali yang mengatur pH, tekanan
osmosis, konsentrasi elektrolit, dan fungsi-fungsi lainnya yang diperlukan untuk
kehidupan.

Air adalah esensial untuk fungsi tubuh yang normal. Ia merupakan zat dasar bagi
darah dan merupakan cairan intraselular dan ekstraselular yang berfungsi
mengankut zat-zat makanan, metabolit, dan zat-zat sisa dari dank e seluruh sel
tubuh.

AIR METABOLIK DAN AIR OKSIDASI


Hewan memperoleh air dari tiga sumber. Pertama adalah air yang diminum.
Kedua adalah air yang ditelan sebagai komponen bahan makanan. Ketiga adalah
air yang berasal dari hasil proses metabolisme glukosa, lemak, dan protein atau
disebut sebagai air metabolik. Jadi air metabolik adalah air yang

Laboratorium NTR & KMT Halaman 36


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

dihasilkan/terbentuk selama metabolisme oleh proses oksidasi dari hidrogen yang


dikandung oleh makanan.

Apabila karbohidrat glukosa dibakar untuk memperoleh energi guna proses-proses


tubuh maka akan didapat karbondioksida dan air.

C6H12O6+ 6O2 6 O2 + 6 H2O

Air metabolik juga diproduksi di dalam sisntesis protein tubuh, karbohidrat dan
lemak dari beberapa komponen sederhana seperti asam amino, gula sederhana,
dan asam lemak dan gliserol tiap penambahan menghasilkan pembebasan satu
molekul.

Hewan yang hibernasi, tidur di musim dingin dapat mempergunakan timbunan


lemak untuk persediaan kebutuhan energinya dan air metabolik akan memberi
cukup air untuk memenuhi umlah yang hilang karena pernafasan dan penguapan.
Tetapi sebaliknya bila situasi lingkungan kering dan panas seperti di padang pasir,
di beberapa daerah, penambahan ventilasi dari paru-paru menurut kebutuhan
persediaan O2 untuk oksidasi dari lemak menyebabkan perbedaan yang nyata
terhadap hilangnya air karena pernafasan. Unta yang dalam perjalanan tahan tidak
minum tiga hari, karena kebutuhan air tubuh diperoleh oleh oksidasi lemak yang
ada pada punuknya.

Persentase dari air metabolik dari metabolism glukosa, protein dan lemak adalah
kira-kira berturut-turut 60, 42, dan 107.

Lemak

C51H98O6 + 72,5 O2 51 CO2 +49H2O


612 +98 +96 =806 98 +784 = 882 (109,43% dari 806)

Glukosa

Laboratorium NTR & KMT Halaman 37


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O


72 + 12 + 96 = 180 6 (2+16) = 108 (60% dari 180)
(Unsur C =12; H= 1; O = 16)

Air Metabolik yang Dihasilkan dari 100 g Karbohidrat, Protein, dan


Lemak
ZAT AIR RATAAN AIR METABOLIK
MAKANAN TERBENTUK NILAI PER 100 kkal
OLEH KALORI ENERGI
OKSIDASI (kkal) METABOLISME
(g) (g)
Karbohidrat 60 400 15,0
Protein 42 400 10,5
Lemak 100 900 11,1

Jika bahan pakan mengandung karbohidrat 55%, protein 10%, dan lemak 20%,
dapat dihitung jumlah air metabolik yang dihasilkannya dari 100 g makanan
tersebut :

Perhitungan Konversi Zat Makanan Menjadi Air


ENERGI YANG DIHASILKAN AIR METABOLIK YANG
100 g MAKANAN DIHASILKAN 100 g MAKANAN
55 g Karbohidrat x 4 = 220 kkal 220 x 0,150 = 33 g
10 g Protein x 4 = 40 kkal 40 x 0,105 = 4g
20 g Lemak x 9 = 180 kkal 180 x 0,111 = 20 g
Total = 440 kkal = 57 g

Laboratorium NTR & KMT Halaman 38


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSKRESI


DAN KEBUTUHAN AIR
Para ahli memakai keseimbangan air untuk mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi ekskresi dan kebutuhan air. Sebagai contoh jika pertambahan air
(termasuk air minum, air dalam makanan dan air metabolik) sebanding dengan
air yang hialng (dikeluarkan), dikatakan bahwa ternak dalam keseimbangan air.
Keseimbangan negatif ditunjukan bila air yang hilang melampaui air yang
diambil sementara keseimbangan positif akan ditunjukan dengan besarnya air
yang masuk melebihi yang dikeluarkan.

Hilangnya Air Melalui Saluran Pencernaan


Jumlah air di dalam feses adalah berhubungan langsung dengan jumlah feses,
walau demikian kalau makanan berupa rumput kering yang mengandung serat
kasar yang tinggi akan menghasilkan kotoran yang lebih banyak dan
menyebabkan air yang dikeluarkan juga lebih banyak.

Eksresi kotoran sapi lebih basah daripada domba atau kambing sehingga akan
mempunyai perbandingan kehilangan air yang besar melalui saluran pencernaan.
Onta mempunyai feses kering dan mungkin rendah kadar airnya.

Hilangnya Air Melalui Air Kencing


Ginjal mengatur volume dan komposisi cairan-cairan tubuh dan dalam prosesnya
dapat dibuang banyak atau sedikit bergantung pada pengaruh beberapa saluran
pembuangan atas keseimbangan air.

Makanan dengan kadar protein dan mineral tinggi akan menaikkan hilangnya air
melalui air kencing. Mineral dapat dilarutkan dalam system fisiologis. Urea
merupakan hasil akhir metabolisme protein merupakan racun jadi harus
diencerkan.

Unggas dan binatang melata memperoduksi asam urat sebagai hasil akhir
metabolism protein dalam bentuk padat, sehingga pengenceran tidak diperlukan.

Laboratorium NTR & KMT Halaman 39


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

Hilangnya Air Melalui Saluran Pernafasan


Ketika udara dikeluarkan dari paru-paru ia jenuh dengan air dan sama dengan
hewan yang sedang istirahat dalam lingkungan yang dingin. Juga peningkatan
aktivitas fisik, demam dll. Derajat kehilangan air tersebut dapat dipengaruhi oleh
faktor suhu lingkungan, kelembaban relatif, mula dari metabolisme dan faktor
lainnya.

Hilangnya Air Melalui Kulit


Hilangnya air keringat menggambarkan bahwa ada bagian yang turut hilang pada
penguapan air dari kulit. Penguapan tersebut digunakan untuk pelepasan panas
untuk membantu mengatur temperatur tubuh. Penguapan akan bertambah
jumlahnya dengan aktivitas fisik dan temperatur lingkungan.

KEBUTUHAN AIR
Tubuh harus mendapatkan cukup air untuk mengimbangi jumlah yang hilang
disamping jumlah yang diperlukan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru
atau hasil-hasil produksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air diantaranya, 1) Spesies, unggas


lebih sedikit kebutuhan airnya. Metabolisme pembuangan sisa protein menjadi
asam urat menghasilkan air metabolik. Asam urat dikeluarkan dari tubuh tidak
membutuhkan air yang banyak serta unggas tidak kencing, 2) Ukuran tubuh
hewan, hewan yang besar lebih banyak kebutuhan airnya dibandingkan dengan
hewan yang bertubuh kecil, 3) Umur, hewan muda membutuhkan air lebih banyak
karena metabolismenya lebih aktif, 4) Aktivitas fisiologi, aktivitas akan
meningkatkan panas tubuh sehingga lebih banyak air dibutuhkan, 5) Kondisi
fisiologis, sakit diare yang menyebabkan banyak buang air menyebabkan
kebutuhan air juga lebih banyak, hewan yang sedang bunting dan laktasi
kebutuhan air meningkat, 6) Jumlah konsumsi makanan dan zat makanan dalam
makanan, serat meningkatkan kebutuhan air berkaitan dengan pelicin di saluran
pencernaan. Protein meningkatkan kebutuhan air, mengencerkan proses
Laboratorium NTR & KMT Halaman 40
NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

pengeluaran N dalam bentuk urea dari sisa metabolisme protein. Lemak yang
tinggi akan menyebabkan diare sehingga kebutuhan air meningkat. Kandungan
garam yang tinggi meningkatkan kebutuhan air. 7) Musim (temperatur dan
kelembaban), suhu 5oC sapi Bos taurus kebutuhan airnya 3 kg/kg konsumsi BK,
sedangkan pada suhu 32oC menjadi 8 kg/kg konsumsi BK, 8) Suhu air minum
mempengaruhi konsumsi, hewan akan lebih banyak mengkonsumsi air hangat
dibandingkan dengan yang dingin.

Rata-Rata Kebutuhan Air untuk Beberapa Macam Ternak Per Hari


KONDISI TERNAK SUHU KEBUTUHAN AIR (l/KG
(oC) BK KONSUMSI)
Sapi daging sedang tumbuh 21-27 4,7
Semua sapi yang sedang bunting 21-27 7,1
≥ 27 8,3
Semua sapi yang sedang 21-27 7,1
menyusui ≥ 27 8,3
Ditambah 0,97/L kg susu
Domba muda (tumbuh) ≥ 20 3,0
Domba bunting 3 bulan ≥ 20 4,5
Domba bunting 4 bulan ≥ 20 5,4
Domba bunting 5 bulan ≥ 20 6,6
Domba menyusui 8 minggu I ≥ 20 4,5
Domba menyusui 8 minggu II ≥ 20 3,8

Pada hewan bunting kebutuhannya untuk 2 organisme induk dan janinnya. Pada
hewan bunting akan lebih sering kencing. Pengeluaran sisa metabolisme yang
lebih intesnif untuk jaminan darah yang lebih bersih untuk janinnya. Kebutuhan
minum susu anak menurun sejalan dengan waktu, karena mulai terpenuhi dari
makanan (rumput) sehingga kebutuhan induk akan air juga menurun.

Laboratorium NTR & KMT Halaman 41


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

PENGARUH DARI PEMBATASAN AIR


Perubahan fisiologi selama kenaikan hilangnya air tubuh adalah sebagai berikut :

1. Terjadi pertambahan denyut jantung dan naiknya temperature rektal.

2. Bertambah cepatnya pernafasan.

3. Terjadi peningkatan yang cepat dari konsentrasi larutan darah.

4. Volume darah berkurang dan peredaran darahnya menjadi lebih sulit.

Pembatasan air meskipun secara ringan akan menghasilkan berkurangnya feed


intake. Minum yang jarang menghasilkan rendahnya air yang diminum,
mengurangi konsumsi makanan dan kondisi ternak. Hewan yang terbatas air akan
menghemat air melalui pengurangan feses dan air kencing yang dibuang. Minum
yang jarang akan mengurangi pertambahan bobot badan sampai 50%, dan
pengurangan efisiensi makanan 33%.

Pada ayam broiler pengurangan air sebesar 20% atau lebih mengakibatkan
penurunan yang nyata dalam efisiensi penggunaan makanan dan penurunan yang
sebanding dalam laju pertumbuhan. Pengambilan air mengurangi laju pencernaan
dengan cara memperlambat pergerakan makanan dari tembolok.

Ayam dewasa yang mengalami kekurangan air memperlihatkan gejala necrosis,


pada ovariumnya,proventriculitis dan nephrosis. Besar telurnya dan berat telurnya
menurun. Pembatasan air akan mengakibatkan produksi telur dengan kulit yang
sangat tipis diikuti dengan produksi beberapa butir telur tanpa kulit. Akhirnya
produksi telur berhenti sama sekali. Gejala tersebut terjadi setelah 48 jam.

KUALITAS AIR
Air yang berkualitas baik harus mengandung bahan padat total (total solid) 2,5
mg/L. Toleransi dibolehkan sampai 15 mg/L. Kandungan garam (merupakan
klorida, sulfat, bikarbonat dari mineral Na, K, dan Mg). Kadar garam NaCl lebih

Laboratorium NTR & KMT Halaman 42


NUTRISI TERNAK-MODUL 5 Minggu 3

dari 0.7 % menyebabkan palatabilitasnya menurun dan bersifat laksatif, 1% akan


menyebabkan keracunan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Angorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit Gramedia, Jakarta
2. Cullisson, E.A. 1978. Feeds and Feeding Animal Nutrition. Practice Hall of
India Private Limited, New Dehli.
3. Kristula, M.A. and Sue M. McDonell. 1994. Drinking water temperature
affects consumption of water during cold weather in ponies. Applied Animal
Behaviour Science 41 155-160.
4. Lioyd, B. E. McDonald, E.W. Crampton. 1978. Fundamentals of Nutrition.
W.H. Freeman and Company, San Fransisco.
5. Maynard A.L. and J.K. Loosli. 1973. Animal Nutrition. Reston Publishing
Company, Inc. Reston Virginia.
6. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, S.
Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University
Press, Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

Laboratorium NTR & KMT Halaman 43


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

ANALISIS PROKSIMAT DAN FRAKSI SERAT


PEMBAGIAN ZAT GIZI
Untuk mengetahui berapa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh tubuh serta
bagaimana menyusun ransum, diperlukan pengetahuan mengenai kualitas dan
kuantitas zat gizi, Kurang lebih 100 macam zat makanan atau substansi
metabolisme.

ANALISIS PROKSIMAT WEENDE


Adalah cara yang dikembangkan dari Weende Experiment Station di Jerman oleh
Henneberg dan Stockman pada tahun 1865, yaitu suatu metode analisis dan
menggolongkan komponen yang ada pada makanan. Cara ini disebut analisis
proksimat.

Oven Listrik untuk Analisis Kadar Air

Prosedur Analisis Kadar Air/Bahan Kering


Kadar air dihitung dengan cara sampel ditimbang ± 1 g (Y) dimasukan ke dalam
cawan alumunium yang sudah diketahui bobot keringnya (X) kemudian
dimasukkan ke dalam oven 105oC selama lebih dari 6 jam. Setelah selesai lalu
Laboratorium NTR & KMT Halaman 23
NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

dimasukkan ke dalam eksikator selama 30 menit, lalu ditimbang beratnya (Z).


Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

Air (%) = {[Z – X]/Y} x 100%

Prosedur Analisis Kadar Abu


Penentuan kadar abu dilakukan dengan cara cawan proselen yang telah
dibersihkan dimasukkan ke dalam oven (60oC) selama ± 6 jam, didinginkan dalam
eksikator dan ditimbang beratnya (X). Sampel sebanyak 1g (Y) dimasukkan
dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Diabukan dalam tanur listrik
pada suhu 600oC selama ± 6 jam. Setelah abu menjadi putih, cawan diangkat dan
didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang beratnya (Z). Perhitungan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Abu (%) = {[Z – X]/Y} x 100%

Tanur Listrik Untuk Analisis Kadar Abu

Prosedur Analisis Kadar Protein Kasar


Destruksi
Satu gram sampel dimasukkan ke dalam labu Kjedhal, kemudian ditambahkan 2,5
g selenium mixture dan asam sulfat pekat (15 mL), lalu dipanaskan dengan api

Laboratorium NTR & KMT Halaman 24


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

kecil dalam ruang asam sampai tidak berbuih. Pemanasan dilanjutkan sampai
cairan dalam labu berwarna jernih, setelah itu didinginkan.

Perangkat Labu Kjehdal untuk Analisis Protein


Destilasi
Larutan dari labu Kjedhal dipindahkan ke dalam labu didih dan digunakan
aquades sebagai pembilas, sehingga larutan tidak tersisa. Labu didih berisi larutan
dipasang pada alat destilasi, lalu kedalam Erlenmeyer ditambahkan asam borat
5% sebanyak 10 mL dan ditambahkan pula indikator campuran. Natrium
hidroksida 5% ditambahkan sebanyak 50 mL. Proses destilasi dianggap selesai
bila dua per tiga larutan dalam labu sudah menguap dan tertampung dalam
Erlenmeyer.

Titrasi
Labu Erlenmeyer yang berisi supernatan dititrasi dengan HCl 1 N. Kadar protein
kasar dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Protein Kasar (%) = mL HCl x N HCl x 0,014 x 6,25 x 100%


berat sampel dalam gram

Laboratorium NTR & KMT Halaman 25


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

Protein terdiri atas asam-asam amino dan berisi ±16% nitrogen, sehingga untuk
mendapatkan kandungan protein kasar biasanya % nitrogen dalam makanan
dikalikan dengan faktor 6,25.

Prosedur Analisis Kadar Lemak Kasar


Labu penyari serta batu didih dicuci sampai bersih, dikeringkan dalam oven pada
suhu 105-110oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator. Setelah itu
ditimbang beratnya (A). Satu gram sampel (X), dimasukkan kedalam selongsong
penyari dan ditutup dengan kapas bebas lemak. Selongsong penyari yang berisi
sampel dimasukkan ke dalam alat Soxhlet dan disaring dengan petrolium eter di
atas penangas air. Setelah penyarian selesai (4 jam), labu penyari dikeringkan
dalam oven 105-110oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator dan
beratnya ditimbang (B). Kadar lemak kasar dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Lemak Kasar (%) = ([B – A]/X) x 100%

Perangkat Alat Sokhlet untuk Analisis Kadar Lemak Kasar

Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar


Kertas saring diameter 4,5 cm dan cawan porselen dimasukkan ke dalam oven,
dan dikeringkan pada suhu 105oC. Satu gram sampel (X) ditimbang dan
dimasukkan ke dalam gelas piala kemudian ditambahkan H2SO4 1,25%, lalu
dipanaskan sampai mendidih selama 1 jam. Sebanyak 50 mL NaOH 1,25%

Laboratorium NTR & KMT Halaman 26


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

ditambahkan dan dipanaskan selama 30 menit. Kertas yang telah kering ditimbang
(A). Kertas saring dipasang pada corong Buchner, kemudian disaring
menggunakan pompa vakum, lalu dicuci berturut-turut dengan 50 mL air panas,
100 mL H2SO4 1,25%, kemudian dicuci kembali dengan 100 mL aquades dan
terakhir dengan 25 mL aceton. Kertas saring dan isinya (residu) dimasukkan ke
dalam cawan porselen kemudian dikeringkan dalam oven 105oC selama 1 jam,
didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang beratnya (Y). Kemudian dibakar
pada hot plate sampai tidak berasap lalu dimasukkan dalam tanur listrik sampai
abunya berwarna putih dan ditimbang (Z).

Serat Kasar (%) = ([Y-Z –A]/X) x 100%

Seperangkat Analisis Kadar Serat Kasar

Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)


Komponen ini didapat dari pengurangan bahan kering soleh komponen lain
sehingga diperoleh rumus:
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (%) = 100-(%abu + %PK + %LK + %SK)

ZAT-ZAT GIZI DALAM KOMPONEN PROKSIMAT


Komponen Proksimat mempunyai 7 kelas zat gizi yaitu :

Laboratorium NTR & KMT Halaman 27


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

Zat Organik

Karbohidrat

Lemak

Protein

Vitamin

Zat Anorganik

Air

Udara

Mineral

Komponen Proksimat

RINGKASAN POLA EVALUASI DARI ANALISIS


PROKSIMAT
Suatu ringkasan dari zat-zat makanan yang terdapat dari hasil analisis proksimat
pada tabel.

Laboratorium NTR & KMT Halaman 28


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

Zat-zat Makanan Hasil Proksimat Analisis


FRAKSI KOMPONEN
Air Air, asam-asam yang menguap dan basa-basa kalau ada
Abu Elemen esensial
-makro : Ca, Mn, Cu, Mg, Na, S, P, Cl
-mikro : Fe, Mn, Cu, Co, I, Zn, Mo, Se, Cr
Elemen Non-esensial : Ai, Ni, Ti, Al, V, B, Pb, Sr.
Protein Kasar Protein, asam amino, amine nitrat, glikoside mengandung N,
glikolipid, vitamin B, asam nukleat
Ekstrak Eter Lemak, minyak, mala (lilin), asam organik, pigmen, sterol,
vitamin, vitamin, A, D, E, dan K
Serat Kasar Selulose, hemiselulose, lignin
Bahan Ekstrak Selulose, hemiselulose, lignin, gula fruktan, pati, pectin,
tanpa Nitrogen asam organik, resin, tannin, pigmen, vitamin-vitamin yang
larut dalam air.

ANALISIS FRAKSI SERAT (VAN SOEST)


Analsis fraksi serat yang digunakan saat ini dikembangkan oleh Van Soest (1963)
dengan menggunakan detergent, dalam hal ini yang diukur adalah selulosa,
hemiselulosa, lignin dan silika.

ANALISIS KADAR ACID DETERGENT FIBER (NDF)


Prinsip Pengukuran NDF
NDF merupakan bahan pakan yang dilarutkan dengan NDS yang kemudian
dididihkan, isi sel akan larut dan sisanya hemiselulosa, selulosa, lignin, silika.
Metode ini tepat utk analisa bahan makanan yang mengandung serat, sehingga
menggambarkan total serat. Tidak dapat digunakan untuk analisis bahan pakan
dengan protein kasar tinggi dan serat kasar rendah. Melarutkan isi sel, sisanya
dinding sel yang terdiri atas hemiselulosa, selulosa, lignin, soluble lignin, silika.

Prosedur Analisis Kadar ADF


Sample sebanyak 0,5 g (a gram) dimasukkan ke dalam gelas piala kemudian
ditambahkan 50 ml larutan ADS dan 2 mL decalin. Dipanaskan selama 1 jam di
atas penangas air. Penyaringan dilakukan dengan bantuan pompa vakum, juga

Laboratorium NTR & KMT Halaman 29


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

dengan menggunakan penyaring kaca masir yang sudah ditimbang sebagai b


gram. Pencucian dilakukan dengan menggunakan hexan, aceton, dan air panas.
Dilakukan pengeringan dengan menggunakan hasil pernyaringan tersebut dalam
oven. Setelah itu, dimasukkan lagi ke dalam desikator untuk melakukan
pendinginan dan kemudian ditimbang sebagai c gram.

Fraksi Serat dalam Tanaman

ANALISIS KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF)


Prinsip Pengukuran NDF
ADF adalah residu NDF ditambahkan NDS dididihkan dan akan melarutkan
hemiselulosa dan sisanya berupa ADF. Selulosa, lignin, dan silika merupakan
residu. Langkah awal penentuan lignin. Hemiselulosa dapat didefinisikan sebagai
NDF-ADF.

Prosedur Analisis NDF

Laboratorium NTR & KMT Halaman 30


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

Sample sebanyak 0,5 g (a gram) dimasukkan ke dalam gelas piala berukuran 500
ml, serta ditambahkan dengan 50 ml larutan NDS dan 0,5 g Na2SO3. Dipanaskan
selama 1 jam. Menimbang kaca masir sebagai b gram. Melakukan penyaringan
dengan bantuan pompa vakum, lalu dibilas dengan air panas dan aceton. Hasil
penyaringan tersebut dikeringkan dalam oven 1050C. Setelah itu dimasukkan lagi
dalam eksikator selama 1 jam, kemudian dilakukan penimbangan akhir sebagai c
gram.

Perbandingan Analisis Proksimat dengan Fraksi Serat

ANALISIS KADAR LIGNIN DAN SELULOSA


Prinsip Penentuan Lignin
Merupakan metode tidak langsung penentuan lignin. Determinasi selulosa dan
insoluble ash (silika).
Laboratorium NTR & KMT Halaman 31
NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

Analisis Kadar Lignin dan Selulosa


Residu ADF (c gram) yang berada di dalam kaca masir diletakkan di atas nampan
yang berisi air setinggi kira-kira 1 cm. Ditambahkan H2SO4 72% setinggi ¾ bagian
dari gelas kaca masir dan dibiarkan selama 3 jam sambil diaduk-aduk
Penyaringan dilakukan dengan bantuan pompa vakum serta, pencucian juga
dilakukan seperti analisis sebelumnya. Pengeringan dilakukan dengan
menggunakan oven 1050C, dan selanjutnya dilakukan pendinginan dengan
desikator dan ditimbang sebagai berat akhir, yaitu e gram. Jika dibakar dalam
tanur 5000C, didinginkan dalam desikator serta disimpan kembali sebagai berat
akhir, yaitu f gram.
Perhitungan
Kadar Acid Detergent Fiber (ADF) =

Kadar Neutral Detergent Fiber (NDF) =

Kadar Selulosa = % ADF - % lignin


Kadar Hemiselulosa = % NDF - % ADF
Kadar Abu Tak Larut =

Keterangan :
a = Berat sampel bahan kering
b = Berat sintered glass kosong
c = Berat sintered glass + residu penyaring setelah diovenkan
d = Berat sampel asli
e = Berat sintered glass + lignin + abu tak larut
f = Berat sintered glass + abu tak larut setelah tanur

KONVERSI BAHAN MAKANAN


Suatu kenyataan bahwa bahan kering suatu bahan pakan bervariasi terutama
bahan pakan untuk ruminansia yang berasal dari hijauan, bergantung pada
berbagai kondisi. Oleh karena itu penentuan zat makanan biasanya didasarkan

Laboratorium NTR & KMT Halaman 32


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

pada bahan keringnya. Untuk mengetahui zat makanan pada suatau bahan pakan
pada berbagai kondisi dapat dilakukan dengan cara KONVERSI. Beberapa
kondisi bahan makanan berdasarkan bahan keringnya adalah sebagai berikut.
As fed, yaitu bahan pakan dengan kondisi apa adanya saat diberikan dengan
bahan kering bervariasi dari 0-100%.
Air dry (kering udara), merupakan kondisi umum terjadi pada banyak bahan
pakan. Diasumsikan sebagai kondisi bahan dalam keadaan kering, kandungan
bahan kering pada kondisi ini sekitar 90%.
Oven dry (kering oven), adalah suatu kondisi bahan pakan yang bebas air atau
dalam kondisi 100% bahan kering.
Dry matter (bahan kering), adalah bahan yang dipanaskan pada suhu 105oC
sampai berat sampel tidak berubah (sampel bahan kering).

Konversi Bahan Pakan pada Beberapa Kondisi


ZAT MAKANAN AS FED KERING UDARA KERING OVEN
Air (%) Variatif ± 10% 0%
BK (%) 0-100% ± 90% 100 %
PK (%)

LK (%)
SK (%)
BETN (%)
ABU (%)
Total 100% 100% 100%

Kondisi bahan kering tersebut dapat dikonversikan pada kondisi-kondisi bahan


kering yang lain dengan menggunakan suatu perbandingan atau rasio :

% Komponen dalam %Komponen dalam bahan pakan


Bahan pada BK tertentu = pada BK yang lain
% BK Bahan pakan tersebut pada % BK bahan Pakan pada kondisi
kondisi yang sama seperti di atas yang sama seperti di atas

Laboratorium NTR & KMT Halaman 33


NUTRISI TERNAK-MODUL 4 Minggu 3

Contoh :
Jika suatu bahan pakan mengandung 4,0% protein kasar pada kondisi segar
dengan kandungan air 75% kandungan protein bahan pakan ini dapat
dikonversikan pada kondisi bahan kering lain misalnya pada kondisi kering udara,
yaitu :
Jawab :
100% - 75% = 25% (% BK pada kondisi segar), dengan perbandingan seperti di
atas didapat :
4 = X
25 90
25X = 360
X = 14,4%
X = % Protein bahan pakan pada kondisi kering udara

DAFTAR PUSTAKA
1. Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 1980. Official Methods
of Analysis Association of Official Analytical Chemists. 13th Edition.
2. Van Soest, P.J. 1963. Use of detergent in the analysis of fibrous feeds. A rapid
method for the determination of fiber and lignin. J. Assoc. of. Agr. Chem. 46
(5) : 829-835.

Laboratorium NTR & KMT Halaman 34

Anda mungkin juga menyukai