Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 5

Anggota:
1. Dwiki Firmansyah
2. Elia Susanti
3. Ghazila Lailatasyifa
4. Mega Putriatul Chusna
5. Retna Ayu Basuki
6. Vannicia Wahyu Ramadhani

Analisis Hasil Tes Psikologi ABK

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut individu yang memiliki
kecerdasan intelektual (IQ) secara signifikan di bawah rata-rata karena adanya hambatan
masa perkembangan, mental, emosi, sosial dan fisik sehingga tidak mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan mental, yang perlu dididik
dan dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Mereka membutuhkan dukungan
yang lebih dari orang tua dan lingkungannya agar bisa hidup mandiri. Oleh karena itu, anak
tunagrahita membutuhkan layanan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Pengklasifikasian anak tunagrahita penting dilakukan untuk mempermudah guru dalam


menyusun program dan melaksanakan layanan pendidikan. Penting untuk memahami bahwa
pada anak tunagrahita terdapat perbedaan individual yang variasinya sangat besar. Artinya,
berada pada level usia (usia kalender dan usia mental) yang hampir sama serta jenjang
pendidikan yang sama, kenyataannya kemampuan individu berbeda satu dengan lainnya.
Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan
IQ 30 ke bawah. Dalam hasil tes psikologi ini menggunakan bentuk tes Binet, dimana
sebelum menentukan IQ seorang testee, terlebih dahulu harus ditentukan umur kalendernya
(CA) dan umur mentalnya (MA). Dari hasil tes psikologi ini diketahui anak berinisial TOW
memiliki CA 15 tahun 11 bulan dan MA 3 tahun 10 bulan.

Klasifikasii anak tunagrahita menurut AAMD (American Assosiation on Mental Deficiency)


dan PP No. 72 tahun 1991 dalam Amin (1995:22-24) klasifikasi anak tunagrahita terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat.
Dari hasil tes psikologi pada anak berinisial TOW termasuk dalam ketegori tunagrahita berat.
Dikatakan sebagai tunagrahita berat karena dalam hasil tes psikologi menunjukkan bahwa
TOW memiliki skor IQ sebesar 30 berdasarkan skala SB/Stanford-Biner, yang artinya tingkat
intelegensinya berada pada kategori intellectual deficient/disabilitas intelektual.

Batasan tentang seseorang dikategorikan memiliki hambatan mental-intelektual atau


tunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (di bawah
normal), sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan
secara spesifik, termasuk dalam program pendidikannya. Tingkat kecerdasan yang rendah
tersebut merujuk pula pada kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial yang
dimanifestasikan selama periode perkembangan (Pawlyn dan Carnaby, 2009:4).

Dari penjelasan diatas bahwa hasil tes psikologi TOW memiliki tingkat keparahan disabilitas
intelektual berada pada taraf berat, hal ini menunjukkan bahwa aspek perkembangan secara
konseptual, sosial, dan praktis, TOW membutuhkan dukungan besar dari lingkungannya.

Dalam kemampuan berbahasa TOW memiliki kemampuan yang setara dengan usia 4 tahun,
sangat jauh dari usia kalendernya. Hal ini berarti kemampuannya dalam mengolah bahasa
masih terbatas pada hal-hal yang sederhana dan familiar baginya. Dia belum mampu
menyampaikan tatanan bahasa yang kompleks.

Daya ingat TOW setara dengan usia 4 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa daya ingat nya
masih pendek. Dia mudah lupa terhadap sesuatu yang telah dialaminya. Dia belum mampu
mengingat kembali memori lama yang telah dialaminya.

Berpikir konseptual adalah proses berpikir dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki
berdasarkan hasil pelajaran sebelumnya dalam memecahkan suatu masalah Dalam hal
berpikir konseptual, TOW memiliki kemampuan yang setara dengan usia dibawah 4 tahun.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan memahami konsep yang terbatas seperti seperti hanya
bisa membaca kata sederhana yang sudah familiar dengan anak.

Dalam hal penalaran numeric, hasil tes menunjukkan bahwa kemampuan penalaran numerik
TOW masih setara anak usia dibawah 6 tahun. Ini artinya, kemampuan berpikir TOW yang
berkaitan dengan konsep bilangan atau angka-angka masih sangat rendah. Sehingga
membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan hal tersebut.

Dalam kemampuan visual motoric, hasil tes menunjukkan kemampuan TOW membutuhkan
dukungan besar dari lingkungannya. TOW hanya mampu memahami intruksi terbatas,
kemampuan pra-akademik yang kurang karena pemahaman konsep terbatas, dan juga mampu
melakukan tugas sederhana dengan pengawasan ketat.

Sedangkan pada hal intelegensi sosial (kecerdasan sosial) atau kemampuan dalam memahami
serta mengelola hubungan antarmanusia. Dari hasil tes tersebut juga dilihat TOW mampu
beradaptasi dengan lingkungan sosial yang terbatas seperti keluarga.

Lampiran Hasil Tes Psikologi

Anda mungkin juga menyukai