Anda di halaman 1dari 1

Cacat mental adalah kondisi dimana seseorang mengalami keadaan perkembangan daya

pikir yang kurang dan tidak lengkap, hal tersebut termasuk kedalam kecacatan intelektial dan
sosial. Anak- anak yang mengalami cacat mental akan mengalami kesulitan dalam beraktivitas
melakukan kegiatan sehari-hari dan bahkan tidak dapat melakukakan kegiatan seperti berjalan,
berbicara ataupun mengurus dirinya sendiri kepada anak yang meiliki kecacatan mental secara
serius. Pengklasifikaian anak yang memiliki cacat mental ini hanya dapat di ketahui
menggunakan ujian IQ (intelligence quotient). Penyebab terjadinya cacat mental disebabakan
oleh banyak faktor, seperti penyakit yang diderita semasa kehamilan, kerusakan dalam
metabolisme, penyakit pada otak atau kromosom yang abnormal, asupan makanan yang kurang
baik dan pola asuh yang tidak sesuai.
Anak yang memiliki kecacatan mental ini dikategorikan kedalam tiga jenis, yaitu
katagori ringan dengan skor IQ 50 hingga 75, kemudian sedang dengan skor IQ 30 hingga 50,
dan juga serius dengan skor IQ 30 kebawah. Anak yang tergolong kedalam kategori ringan,
memiliki potensi untuk berkembang dalam 3 bidang, yaitu akademik, sosial dan kejuruan.
Sedangkan untuk anak yang dikategorikan sedang hanya dapat menguasai kemampuan dasar
akademis, menyadari tanggung jawab sosial dan menguasai kemampuan kejuruan.dan yang
terakhir adalah kategori cacad mental yang serius dan sangat serius, dalam kategori ini anak
memerlukan bimbingan khusus berupa lingkungan dan program yang mampu mengembangkan
potensi diri mereka yang sangat terbatas.
Hal tersebut selaras dengan anak yang saya wawancarai, dengan inisial B. Si B
merupakan anak dengan gangguan cacat mental, secara fisik ia terlihat seperti anak normal.
Namun apabila lebih teliti lagi bolamatanya akan terlihat berbeda dengan anak pada umumnya.
Dia berusia 12 tahun, saat diwawancarai fokusnya terbagi. Dia tidak dapat memahami
pertanyaan dan perkataan yang saya berikan, orangtruanya biasa mengarahkan sembari
menggunakan gestur/tingkahlaku. Dengan kondisi tangan dan kaki bergerak terus, dia juga
mengalami kusulitan dalam berbicara. Namun mata masih sesekali bisa menatap walau tidak
lama. Dalam pengamatan dan wawancara dia juga mengalami tuna wicara walau sesekali ada
kata yang keluar dan bentuk yang kasar/tidak jelas. Dalam hal ini orangtua memberitahu dalam
keseharian seperti mandi dan bab bimo sesekali bisa memposisikan dirinya, dalam katagori
pengamatan ini penulis menyimpulkan si B tergolong kedalam anak yang memiliki IQ nilai 50
kebawah, atau dalam katagori sedang dan kecil. Untuk gambar, orangtua tidak memperbolehkan
sesi pengambilan gambar.

Sumber:
Muhammad. Jamila K. A. 2007. Special Education For Special Children panduan pendidikan
khusus anak-anak dengan ketunaan dan learning disabilities. Jakarta selatan; PT. Mizan Publika.
Hasanah Udin. 1998. Bimbingan Kanak-kanak Luarbiasa. Kuala Lumpur; DBP.

Anda mungkin juga menyukai