Anda di halaman 1dari 4

Material Properti

Sifat Mekanik. Sifat mekanik material, diartikan sebagai respon ataupun perilaku yang
ditunjukkan oleh suatu material tertentu terhadap pembebanan yang diberikan, yang berupa
gaya, torsi atau gabungan keduanya. Pada prakteknya pembebanan pada material sendiri akan
terbagi dua, yaitu pembebanan statik dan pembebanan dinamik. Perbedaan antara keduanya
hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan
beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi dan waktu.

Sifat Mekanik terdiri dari :


1. Kekuatan (Tarik, Tekan, Lentur)
2. Kekerasan
3. Kekakuan
4. Elastisitas
5. Daktilitas

 Kekuatan (strength)
Kekuatan (Strenght) adalah kemampuan bahan untuk menahan tegangan tanpa
kerusakan atau kemampuan suatu material dalam menerima beban, semakin besar
beban yang mampu diterima oleh material maka benda tersebut dapat dikatakan
memiliki kekuatan yang tinggi. Dalam kurva stress-strain kekuatan (strength) dapat
dilihat dari sumbu-y (stress), semakin tinggi nilai stress-nya maka material tersebut
lebih kuat. Untuk memperjelas, silakan lihat kurva stress vs strain (tegangan vs
regangan) berikut :

Kurva yang diberi label strongest (terkuat) digambarkan sebagai kurva yang memiliki


nilai sb-y tertinggi. Kemudian kurva yang diberi label Toughest adalah kurva yang
memiliki nilai ketangguhan tertinggi. Ketangguhan suatu material dapat dilihat dari
luas daerah sibawah kurva stress-strain nya. Semakin besar luas daerah di bawah
kurva, maka material tersebut dikatakan semakin tangguh. Lalu
untuk keuletan material digambarkan dari kurva yang diberi label most ductile.
Keuletan menggambarkan bahwa material tersebut sulit untuk mengalami patah
(fracture) yang dalam kurva dapat dilihat sebagai kurva yang memiliki nilai sumbu-x
(strain / regangan) tertinggi.

Kekuatan terdiri dari 3:


 Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu material untuk menahan
beban tarik (peregangan) tanpa terjadinya pecah/patah. 
 Kekuatan Tekan (Compressive strength)
Kekuatan tekan adalah kemampuan suatu material untuk menahan
beban tekan tanpa hancur atau rusak. 
 Kekuatan Geser (shear Strength)
Kekuatan geser adalah kemampuan suatu material untuk menahan
beban offset/geser atau melintang tanpa terjadinya pecah. Paku keling yang
menghubungkan dua batang (sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 3)
adalah akan mengalami beban geser jika batang itu sendiri dikenakan gaya
tarikan. Perhatikan bahwa paku keling masih akan mengalami pergeseran jika
batang berada dalam kompresi.

 Kekakuan
Sifat material ini memiliki kemampuan renggang pada tegangan tinggi dengan
tidak diikuti regangan yang besar. Kemampuan ini disebut ketahanan terhadap
deformasi. Kekakuan material addalah fungsi dar modulus elastic dengan symbol E

Contoh materialnya:
 baja memiliki modulus elastic yang tinggi
 Kayu memiliki elastic yang rendah

 Elastisitas
Sebuah benda terdiri dari partikel – partikel kecil atau molekul – molekul.
Diantara molekul – molekul ini bekerjalah gaya – gaya yang biasa disebut gaya
molekuler. Gaya – gaya molekuler ini memberi perlawanan terhadap gaya – gaya luar
yang berusaha mengubah bentuk benda itu sampai terjadi suatu keseimbangan antara
gaya – gaya luar dan gaya – gaya dalam. Selanjutnya benda itu dikatakan berada
dalam keadaan regang ( state of strain )

Elastisitas adalah sifat yang dimiliki oleh suatu material yang menyebabkan
benda / material akan kembali ke bentuk seperti semula setelah diberi beban dan
mengalami perubahan bentuk kemudian beban dihilangkan. Sebuah benda yang
kembali sepenuhnya kepada bentuk semula kita namakan elastis sempurna, sedangkan
apabila tidak sepenuhnya kembali kepada bentuk semula kita namakan elastis parsial
(sebagian).

Modulus Elastisitas (E) Kemampun bahan untuk mempertahankan panjangnya


terhadap tegangan tekan atau tarik ( Mengikuti Hukum Hooke, E =  adalah
regangan

 Kekerasan
Sifat ini menunjukkan tidak ada deformasi plastis sebelum suatu material
mengalami kerusakan. Material getas secara mendadak rusak tanpa munculnya tanda-
tanda terlebih dahulu. Material dengan sifat kegetasan ini tak memiliki titik mulur
atau proses penampang yang mengecil dan kekuatan patah. Beberapa contoh material
yang memiliki sifat kegetasan antara lain semen cor, batu, besi cor. Material seperti
ini menggunakan uji tekan untuk menentukan kekuatannya.
Sebagai definisi, kekerasan merupakan kemampuan material untuk menahan
deformasi plastis yang sifatnya terlokalisasi pada suatu material yang dapat
disebabkan oleh tusukan maupun goresan.
Untuk mengetahui kekerasan suatu material, diperlukan adanya suatu
pengujian kekerasan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan cara digores atau ditusuk
dengan material lainnya yang sifatnya lebih keras dibanding material yang diuji. Oleh
karena itu diciptakanlah skala Mohs yang menentukan tingkat kekerasan suatu
material dengan skala 1-10, nilai 1 untuk yang terlunak yaitu talc dan yang terkeras
adalah intan yaitu pada index 10. Cara pengujian kekerasan material telah bertahun-
tahun diuji yaitu dengan menggunakan indentor kecil yang ditekan pada permukaan
benda uji dibawah kondisi terkontrol dari pembebanan dan laju penggunaan. Setelah
ditusuk, kedalaman atau ukuran indentasi akan dihitung . Semakin lunak suatu
material maka hasil indentasi  memiliki kedalaman dan ukuran yang besar dan
semakin kecil pula indeks kekerasannya dan sebaliknya, jika kedalaman dan ukuran
hasil indentasi kecil maka material yang diuji semakin tinggi sifat kekerasannya dan
indeks kekerasan semakin besar.
Patut diketahui bahwa dasaran pengujian kekerasan dan kekuatan tarik adalah
sama yaitu sebagai indikator pembebanan agar tidak terjadi deformasi plastis. Oleh
karena itu, kekerasan juga dapat dikonversikan kepada Kekuatan Tarik. 
Untuk material yang dapat dikonversi yaitu besi tuang, baja, dan kuningan dari
pengujian kekerasan Brinnel dengan satuan HB kepada uji tarik.

 Daktilitas 
Daktilitas logam adalah sifat yang memungkinkannya untuk diregangkan atau
diubah bentuknya tanpa merusak, dan mempertahankan bentuk yang diubah setelah
beban dikeluarkan. Ini adalah kemampuan suatu material, seperti tembaga, untuk
ditarik atau diregangkan secara permanen tanpa patah. Daktilitas suatu logam dapat
ditentukan dengan uji tarik dengan menentukan persentase perpanjangan. Kurangnya
daktilitas adalah kerapuhan atau kurangnya menunjukkan kerusakan permanen
sebelum logam retak atau pecah (seperti dengan besi cor).
Namun, dalam kebanyakan kasus, daktilitas dan kelenturan hidup
berdampingan. Misalnya, perak dan emas sangat mudah ditempa dan ulet. Tetapi
dalam beberapa kasus daktilitas tinggi sedangkan kelenturan rendah atau sebaliknya.
Contohnya, timbal dan besi tuang sangat mudah ditempa meskipun mereka
memiliki keuletan yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai