Anda di halaman 1dari 2

Faktor Pendukung Akulturasi (Berry, 2005)

1. Kapan Komunikasi terjadi, pada saat awal kehidupan atau memulai sebuah percakapn
bertemu denga orang baru kemungkinan besar menerima resiko kecil ketika sedang
berada di tempat baru yang memungkinkan pengetahuan dan komunikasi yang lancar
bisa didapat ketika sudah menetap lama ditempat tersebut.
2. Pendidikan, faktor yang sangat mempengaruhi dalam berhubungan ketika melakukan
penyesuaian ke lingkungan baru, cara berkomunikasi, transfer ilmu, cara menyelesaikan
masalah. Dalam pendidikan menekankan bagaimana invidu tersebut mengolah pikir
bagiaman agar bisa menyesuaikan diri secara positif untuk menghindar culture shock.
Pendidikan juga bisa sebagai pelindung diri seperti jabatan, status, ilmu yang didapat
yang nantinya akan mebuat indvodu tersebut akan berperilaku sesuai dengan masyarakat
sekitar indvidu tempati.
3. Status, hal ini menjadi kebiasaan umum yang banyak terjadi oleh indvidu yang baru
menempati suatu tempat. Pada awalnya mereka akan mengalami keterbatasan karena
dalam proses adaptasi. Jika kualitas adaptasi semakin baik maka akan bisa mengurangi
kehilangan status. Individu juga harus sering berintraksi agar bisa mencari identitas
supaya dikenal dan menjadikan indvidu memiliki status yang positif.
4. Personal, pengaruh dari diri individu itu sendiri seperti, Self Efficacy, Locus Of Control,
Introvert/ Ekstrovert.

FAKTOR PENGHAMBAT (fajar,2009)

1. Mengabaikan adanya perbedaan antar indvidu dengan kelompok dengan kultur yang
berbeda. Hal ini bisa berupa dalam hal nilai, sikap, dan kepercayaan. Kebanyakan
indivdu jika dalam hal gaya rambut, cara berpakaian, dan makanan bisa denan mengakui
dan menerima. Namun dalam hal nilai-nilai dan kepercayaan dasar daerah yang berbeda,
menganggap tidak benar.
2. Adat kebiasaan kultural yang dilanggar. Setiap kultur yang memiliki aturan masing-
masing. Aturan yang membuat mana yang harus dipatuhi dan mana yang tidak patut.
Dalam hal ini aturan harus menjadikan individu untuk membiasakan agar tidak terjadi
pelanggaran.
3. Suka menilai perbedaan secara negatif. Setiap perbedaan kultur tidak boleh menilai
sebagai hal yang negatif.
4. Kejutan budaya. Mengacu pada reaksi psikologis individu karena di tengah kultur yang
sangat berbeda dengan kulturnya sendiri.

Sumber :

Berry, J.W. 2005. Acculturation: Living successfully in Two Cultures. International Journal of
Intercultural Relations.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai