Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putra Ardi Hening Wahyu P

NIM : 190721637638
Mata Kuliah : Geografi Budaya

PEMBAHASAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN LAMONGAN


BERDASARKAN LETAK GEOGRAFIS, POSISI STRATEGIS, DAN
FAKTOR EKOLOGI
Budaya merupakan cara hidup masyarakat yang diwariskan secara turun
temurun. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari suatu budaya. Kebudayaan
merupakan hasil dari pikiran dan kehidupan masyarakat selama bertahun-tahun.
Terdapat dua bentuk kebudayaan yaitu yang dapat dilihat serta yang tak dapat dilihat.
Kebudayaan yang dapat dilihat contohnya seperti tari-tarian, makanan khas, konstruksi
rumah adat, dan masih banyak lainnya. Sedangkan kebudayaan yang tidak tampak
contohnya seperti bahasa, kepercayaan, sopan santun, adat istiadat, dan lain
sebagainya. Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan yang berbeda. Hal itu disebabkan
oleh perbedaan faktor geografis antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tugas kali
ini akan membahas kebudayaan daerah asal saya yaitu Kabupaten Lamongan dari segi
letak geografis, posisi strategis, serta faktor ekologi.

Letak Geografis
Letak geografis Kabupaten Lamongan berbatasan dengan Kabupaten Gresik di
sebelah timur, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di bagian barat,
Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di sebelah selatan, serta dengan Laut
Jawa di sebelah utara. Terdapat pengaruh letak geografis Kabupaten Lamongan ini
terhadap kebudayaan yang berkembang di dalamnya. Salah satu kebudayaan yang
terkait dengan letak geografis adalah tentang cara berbicara. Tata bicara orang
Lamongan yang cenderung keras dan lantang terutama masyarakat di sekitar pantai
dikarenakan kebiasaan melaut. Butuh suara yang keras dan lantang untuk saling
berkomunikasi di tengah laut dan hal tersebut akhirnya menjadi kebiasaan. Selain itu
masyarakat daerah pantai cenderung santai dan terbuka jika diajak berbicara atau
berkomunikasi. Hal tersebut dimungkinkan karena kebiasaan atau sejarah masa lalu
mereka yang sering kedatangan pendatang seperti pedagang dikarenakan letak
geografis Kabupaten Lamongan yang pada masa lampau menjadi salah satu dari
pelabuhan pintu masuk menuju pulau Jawa.

Posisi Strategis
Posisi Kabupaten Lamongan yang dilewati jalur nasional pantura menurut saya
merupakan posisi yang sangat strategis. Dengan adanya jalur pantura mampu
memudahkan pergerakan baik barang ataupun manusia. Dengan kemudahan ini,
banyak masyarakat dari Kabupaten Lamongan yang merantau ke luar kota atau bahkan
luar pulau. Kebanyakan perantau ini berprofesi sebagai pedagang makanan seperti
pecel lele, tahu campur, maupun soto lamongan. Kali ini saya akan membahas peran
posisi strategis Kabupaten Lamongan terhadap munculnya menu soto lamongan.
Awalnya para perantau dari Lamongan ini menjual soto madura dengan daging sapi
sebagai lauknya. Namun dikarenakan daging sapi yang harganya mahal, oleh karena
itu daging sapi diganti dengan daging ayam. Dinamakan soto lamongan dikarenakan
penjualan soto lamongan tersebut bersamaan dengan pecel lele yang sudah menjadi
makanan khas Lamongan.
Uniknya penjual soto lamongan di Kabupaten Lamongan sendiri bisa dikatakan
sangat sedikit dibandingkan di wilayah rantau seperti di Kota Malang. Cerita
kesuksesan berdagang di tanah rantau menjadikan banyak masyarakat lain berminat
untuk ikut merantau. Seiring berkembangnya zaman, budaya merantau tidak lagi hanya
untuk berdagang, letak Kabupaten Lamongan yang berada di kawasan penyangga
industri menjadikan banyak masyarakat yang merantau menuju wilayah industri seperti
Kabupaten Gresik dan Kabupaten Surabaya. Secara tidak langsung posisi strategis
Kabupaten Lamongan yang dilewati oleh jalur pantura berperan untuk menyebarkan
perantau yang berjualan makanan khas Lamongan. Selain itu posisi strategis di jalur
pantura juga menjadi cikal bakal terciptanya soto lamongan yang hingga saat ini bisa
ditemukan di berbagai penjuru negeri. Adanya jalan pantura juga menumbuhkan
budaya merantau yang awalnya tidak dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Lamongan.
Faktor Ekologi
Jika berbicara faktor ekologi, pasti akan membahas tentang kondisi lingkungan.
Kebudayaan juga bisa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Sebagian besar wilayah di
Kabupaten Lamongan adalah berupa lahan pertanian. Kebudayaan yang ada pasti
mempunyai hubungan dengan pertanian contohnya saja tradisi sedekah bumi. Sedekah
bumi terdapat hampir di seluruh Pulau Jawa, namun tiap daerah mempunyai keunikan
sendiri dalam pelaksanaan sedekah bumi. Tempat saya tinggal yaitu Desa
Kembangbahu Kecamatan Kembangbahu melaksanakan sedekah bumi setelah panen
padi yang pertama. Waktu dilaksanakannya diambil dari penanggalan Jawa yaitu pada
hari Senin Pahing setelah masa panen selesai. Sedekah bumi ini dilaksanakan sebagai
bentuk rasa syukur atas hasil panen yang dihasilkan. Sedekah bumi biasanya dilakukan
di makam keramat atau makam leluhur yang dianggap berjasa terhadap kampung
tersebut. Sedekah bumi dilakukan dengan membawa makanan menuju makam
kemudian peserta sedekah bumi berdoa bersama-sama. Setelah berdoa mereka makan
makanan yang telah dibawa dan biasanya mereka saling tukar makanan yang mereka
bawa untuk dimakan bersama atau dibawa pulang.

Anda mungkin juga menyukai