Penyusun:
Ir. Husin Bugis, M.Si.
SURAKARTA
2013
MOTOR BAKAR 2
Ir Husin Bugis, M,Si.
Kepada:
Yth. Dekan FKIP UNS
Di Surakarta
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Ir. Husin Bugis, M.Si.
NIP : 19581003 198811 1001
Jabatan Fungsional : Pembina/ IV-a
Unit Kerja : PTM JPTK FKIP UNS
Berdasarkan Keputusan Rektor No.104/H27/KU/2011 tentang Pemberian Stimulan/
Insentif Karya Ilmiah/ Buku Ajar Bagi Dosen UNS, dengan ini saya mengajukan
permohonan untuk dapat diberikan bantuan / insentif penulisan buku saya yang
berjudul: Dasar-dasar motor bensin konvensional
Demikian permohonan ini saya buat, mohon kiranya dapat dikabulkan. Atas
perhatian dan dikabulkannya permohonan ini saya sampaikan terimakasih.
MOTOR BAKAR 3
Ir Husin Bugis, M,Si.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan. Salah satunya saat ini telah
diterapkan pendekatan kompetensi atau sering dikenal dengan pembelajaran berbasis
kompetensi. Untuk mendukung proses pembelajaran berbasis kompetensi tersebut,
maka diperlukan adanya buku modul. Melalui modul ini, maka kini kecepatan belajar
mahasiswa secara pribadi dapat dipacu lebih cepat. Dalam arti mahasiswa yang
belajarnya cepat tidak terhambat karena harus menunggu kecepatan mahasiswa yang
memang lambat.
Modul ini disusun sedemikian rupa dengan harapan peserta didik dapat
mempelajari secara mandiri dengan baik. Penjelasannya disertai dengan gambar-
gambar sehingga akan membantu mempermudah peserta didik dalam memahami
permasalahan dalam modul.
Modul motor bakar ini menggunakan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus di-miliki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Penyusun
MOTOR BAKAR 4
Ir Husin Bugis, M,Si.
□ HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
□ HALAMAN FRANCIS.......................................................................................ii
□ KATA PENGANTAR….....................................................................................iii
□ DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
□ PETA KEDUDUKAN MODUL.........................................................................v
□ GLOSARIUM...................................................................................................viii
MOTOR BAKAR 5
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 6
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 7
Ir Husin Bugis, M,Si.
A.2. Mengetahui bagian utama motor A.2.1. Mengidentifikasi bagian utama motor yang
bergerak
A.2.1. Mengidentifikasi bagian utama motor yang tidak
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
bergerak
Kelistrikan
B.1. Memeriksa Sistem Starter B.1.1. Menjelaskan konstruksi, cara kerja &
rangkaian kelistrikan motor stater
B.1.3. Melaksanakan pemeriksan
komponen sistem starter
MOTOR BAKAR 8
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 9
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 10
Ir Husin Bugis, M,Si.
DASAR-DASAR MOTOR
A. Pendahuluan
Motor bakar adalah suatu pesawat yang digunakan untuk merubah energi
kimia bahan bakar menjadi energi panas (termal), dan menggunakan energi tersebut
untuk melakukan kerja mekanik.
1. Proses Pembakaran
Pembakaran di dalam silinder adalah reaksi kimia tu reaksi persenyawaan
bahan bakar dengan udara (oxygen), yang diikuti dengan timbulnya panas. Panas
yang dilepas selama proses pembakaran inilah yang digunakan untuk tenga/power.
Mekanisme pembakaran dipengaruhi oleh keseluruhan proses pembakaran di mana
atom-atom dari bahan bakar dapat bereaksi dengan oxigen dan membentuk gas.
Perbandingan campuran kira-kira 12 sampai 15 berbading 1, artinya 12 – 15 kg
udara dalam 1 kg bahan bakar.
Pada motor bensin menggunakan bahan bakar bensin yang mudah terbakar dan
mudah menguap. Campuran udara dan bensin yang masuk kedalam silinder dan
dikompresikan oleh torak pada tekanan 8-15 bar atau 8-15 kg/cm2 dinyalakan oleh
loncatan bunga api listrik (busi). Kecepatan pembakaran 10 -25 m/det, suhu udara
naik hingga 2000-25000 C , tekanan pembakaran berkisar 30- 40 bar.
Proses pembakaran pada motor bensin dapat terjadi apabila :
a. Campuran bahan bakar udara masuk kedalam silinder.
b. Campuran dikompresikan.
c. Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik (busi).
Bensin mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen yang dapat terbakar apabila :
a. Hydrocarbon terbakar bersama oxygen sebelum carbon bergabung dengan
oxygen.
b. Carbon terbakar lebih dahulu daripada hydrogen.
c. Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan
membentuk senyawa (senyawa hydroxilasi) dan kemudian terbakar (thermis).
Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
MOTOR BAKAR 11
Ir Husin Bugis, M,Si.
60 3.
Tak
ana
Tekanan (kg/cm2)
50
n
40 pem 4
bak
2 aran
30
1 mek
20 sim
um
10
60 40 15 0 15 40 60
0
TDC Sudut engkol (derajad)
MOTOR BAKAR 12
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 13
Ir Husin Bugis, M,Si.
P Detonasi
Pembakaran normal
pengapian
Paenapian
Hanya kompresi
T
TDC
Detonasi motor bensin
2). Pre-ignition
Gejala pembakaran tidak sempurna adalah pre-ignation peristiwanya hampir
sama dengan knocking tetapi terjadi hanya pada saat busi belum memercikan bunga
api.
MOTOR BAKAR 14
Ir Husin Bugis, M,Si.
Motor pembakaran luar yaitu motor yang proses pembakaran bahan bakar
terjadi di luar motor, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan
mekanisme tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung
MOTOR BAKAR 15
Ir Husin Bugis, M,Si.
Motor pembakaran dalam yaitu motor yang proses pembakaran bahan bakar
terjadi di dalam motor, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung diubah
menjadi tenaga mekanik. Misalnya: turbin gas, motor bakar torak dan mesin
propulasi pancar gas.
MOTOR BAKAR 16
Ir Husin Bugis, M,Si.
b). “V”
Motor bentuk “V” adalah motor yang silinder-silinder disusun dalam dua baris dengan medengan membe
membentuk sudut satu sama lain seoerti terlihat pada gambar 6
MOTOR BAKAR 17
Ir Husin Bugis, M,Si.
Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu Motor Bensin
(Otto) dan Motor Diesel. Perbedaan kedua yaitu motor bensin menggunakan bahan
MOTOR BAKAR 18
Ir Husin Bugis, M,Si.
Pada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi
ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor
bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: campuran udara dan
bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik
torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, dan dengan terbakarnya gas-gas akan
mempertinggi suhu dan tekanan dalam silinder motor. Bila torak bergerak turun naik
di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, memungkinkan
torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk
merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang
torak dan akan memutarkan poros engkol. Torak juga diperlukan untuk membuang
gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara bensin pada saat yang tepat
untuk menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap.
Kerja periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan
bensin ke dalam silinder, kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa
pembakaran dari dalam silinder inilah yang disebut dengan “siklus motor”. Pada
motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu:
1). Motor bakar 4 tak (4 langkah atau 4 gerakan) .Pada motor 4 tak, untuk
melakukan satu siklus kerja memerlukan 4 gerakan torak atau dua kali putaran
poros engkoL
2). Motor bakar 2 tak ( 2 langkah atau 2 gerakan). Motor 2 tak, untuk melakukan
satu siklus kerja memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
MOTOR BAKAR 19
Ir Husin Bugis, M,Si.
Adapun urutan proses kerja Motor Bensin 4 tak dapat dijelaskan sebagai berikut :
a). Langkah hisap
Pada gerak hisap, campuran udara bensin dihisap ke dalam silinder. Bila jarum
dilepas dari sebuah alat suntik dan plunyernya ditarik sambil menutup bagian ujung
yang terbuka dengan jari (alat suntik akan rusak bila plunyer ditarik dengan tiba-
tiba), dengan membebaskan jari akan menyebabkan udara masuk ke alat suntik dan
akan terdengar suara letupan. Hal ini terjadi sebab tekanan di dalam lebih rendah dari
tekanan udara luar. Hal yang sama juga terjadi di motor, torak dalam gerakan turun
dari TMA ke TMB menyebabkan kehampaan di dalam silinder, dengan
demikian campuran udara bensin dihisap ke dalam. Selama langkah torak ini,
katup hisap akan membuka dan katup buang menutup.
MOTOR BAKAR 20
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 21
Ir Husin Bugis, M,Si.
12
6
5
11
1
2
7
9
10
4
MOTOR BAKAR 23
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 24
Ir Husin Bugis, M,Si.
Sal. Bilas
Ruang
engkol
MOTOR BAKAR 25
Ir Husin Bugis, M,Si.
11
1
4
10
5
6
9
7
MOTOR BAKAR 26
Ir Husin Bugis, M,Si.
TMA
L
TMB
Rumus : Vs = . D2 . S [Cm3] D = Diameter silinder
4
S = Langkah torak ( L )
Vs = Volume silinder
Contoh
Diketahui : Vol motor = 1800 Cm3
Jumlah silinder ( I ) = 4 ; Diameter silinder = 82 mm = 8,2 cm
Ditanyakan : Langkah torak = ….
1800
Jawab : Vs 450 cm3
4
Vs 450
S
/ 4D
2 0 ,785 67 ,24
S 8 ,5 cm 85 mm
MOTOR BAKAR 28
Ir Husin Bugis, M,Si.
Ruang bakar
TMA
Volume langkah
TMA
Berdasarkan ukuran diameter silinder dan langkah torak, motor bakar torak
dibedakan menjadi :
a). Jika diameter silinder sama dengan langkah torak disebut Square Engine.
b). Jika langkah torak lebih kecil dari diameter silinder disebut Over Square Engine.
c) jika langkah torak lebih besar diameter silinder disebut Long Stroke Engine
TMA
B:1
Volume silinder (Vs
MOTOR BAKAR 29
Ir Husin Bugis, M,Si.
=Vt )
Vk = Vol. Kompresi
Motor otto =7:1 s/d 12 : 1
Motor diesel = 14 : 1 s/d 25 : 1
d).Tekanan Kompresi
Tekanan kompresi suatu motor adalah tekanan campuran bahan bakar dan
udara dalam langkah kompresi sehingga tekanan dalam silinder naik. Tekanan
kompresi tergantung pada perbandingan lompresi, suhu pada permulaan langkah
kompresi.
Motor otto = 10 s/d 17 bar
Motor diesel = 30 s/d 50 bar
e).Tekanan Pembakaran
Tekanan pembakaran sering disebut juga dengan tekanan kerja suatu motor
adalah tekanan setelah pembakaran campuran bahan bakar dan udara dalam silinder.
Permukaan torak menerima tekanan kerja dan merubah tekanan tersebut menjadi
gaya. Gaya ini diteruskan ke batang torak yang menyebabkan berputarnya poros
engkol. Berputarnya poros engkol akan menyebabkan timbul nya tenaga putar yang
disebut “torsi”.
Motor otto = 30 s/d 40 bar
Motor diesel = 60 s/d 90 bar
Mp = Fk . r [ Nm ]
MOTOR BAKAR 31
Ir Husin Bugis, M,Si.
g). Daya
Yang dimaksud dengan daya motor adalah besar kerja motor yang diberikan
ke poros penggerak..
MOTOR BAKAR 32
Ir Husin Bugis, M,Si.
Daya adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu [ F.c/ t ]
Pada motor daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp ) dengan
putaran mesin ( n )
Daya motor, dihitung dalam satuan kilo Watt ( Kw )
Mp x n
P Kw
9550
MOTOR BAKAR 33
Ir Husin Bugis, M,Si.
Gesekan + Radiasi
10 %
Panas yang tersisa yang digunakan sebagai tenaga mekanis yang berguna disebut
“Efesiensi panas”. Semakin besar efesiiensi panas dari suatu motor, maka semakin
besar pula kemampuan suatu motor.
g. Efesiensi Volumetrik.
Volume campuran udara dan bahan bakar yang masuk kesilinder pada saat
langkah isap secara teoritis sama dengan volume langkah torak daari titik mati atas
sampai titik mati bawah. Volume ini akan menghasilkan tenaga jika terbakar. Namun
kenyataannya voume yang masuk kedalam silinder lebih kecil dari volume langkah
torak akibat beberapa faktor seperti tekanan udara, temperatur udara, sisi sisa gas
MOTOR BAKAR 34
Ir Husin Bugis, M,Si.
h).Efesiensi Pengisian.
Dalam menetukan berat berat suatu gas, harus ditentukan dahulu patokan dari
temperatur dan tekanan shingga perubahan dari volume menjadi menjadi berat dapat
diketahui Sebagai patokan telah ditetapkan suatu harga temperatur dan
tekanan((standard temperature and pressure), yang menetapkan bahwa :
(T0) = 15 0 C
(p0) = 1 atm = 760 mm Hg.
Dengan menggunakan rumus : p.v = n.R.T dapat dilihat hubungan antara berat,
volume, tekanan dan temperatur dari suatu gas. Dalam kondisi tertetu, suatu gas
dapat ditentukan beratnya dimana apabila berat gas yang masuk ke dalam silinder
diperbandingkan dengan berat gas yang sebenarnya masuk ke dalam silinder disebut
efesiensi voumetrik. Namun jika kondisi gas dirubah ke kondisi standart baik dalam
bentuk volume maupu berat dari gas diperbandingkan yang menghasilkan suatu
harga perbandingan disebut “efesiensi pengisian.”
Efesiensi pengisian adalah suatu harga perbandingan antara volume gas yang
tidak dipengaruhi oleh kondisi temperatur dan tekanan sekelilingnya dengan volume
langkah. Artinya volume gas yang masuk kedalam silinder harus sesuai dengan
standar temperatur dan tekanan standart.
Jumlah volume campuran gas pada tekanan dan temperatur
sekeliling (p dan T dirubah ke p0 dan T0
Efesiensi pengisian = ---------------------------------------------------------------------------
Volume silinder
MOTOR BAKAR 35
Ir Husin Bugis, M,Si.
Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian bila semakin besar, maka semakin
banyak campuran gas yang masuk kedalam silinder. Ini berarti semakin besar daya
yang dihasilkan. Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian juga dipengaruhi
oleh bentuk dan panjang saluran isap, kehalusan permukaan dalam saluran, dan
kecepatan mesin. Nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian berkisar antara
65 – 85 %. Untuk menaikan nilai efesiensi volumetrik dan efesiensi pengisian dapat
dilakukan dengan :
1). Intake manifold yang dihaluskan akan menghasilkan daya mekanis lebih tinggi
dibandingkan dengan yang standard seperti terlihat pada gambar 21. Penggunaan
intake manifold yang dihaluskan membuat efisiensi motor bakar meningkat rata-rata
sebesar 5.24 % .
2). Proses pemasukan gas kedalam silinder dibantu dengan tekanan yang melebihi
tekanan atmosfir (dengan supercharger) atau (turbocharger).
Supercaharging adalah proses pemasukan gas atau udara baru kedalam
silinder yang menggunakan pompa yang tenaganya diambil dari mesin.
MOTOR BAKAR 36
Ir Husin Bugis, M,Si.
Atau :
MOTOR BAKAR 37
Ir Husin Bugis, M,Si.
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC) adalah indikator
keefektifan suatu motor bakar torak dalam menggunakan bahan bakar yang tersedia
untuk menghasilkan daya. Dengan demikian, semakin kecil SFC maka dapat
dikatakan motor semakin hemat bahan bakar.
Nilai konsumsi bahan bakar spesifik bervariasi dan dipengatuhi oleh besar kecilnya
harga efesiensi panas.
Pada motor bakar dengan intake manifold yang dihaluskan, aliran masuk
bahan bakar mempunyai tekanan lebih tinggi karena rugi gesekan lebih kecil bila
dibandingkan dengan intake manifold normal, keadaan ini membuat bahan bakar dari
karburator ke ruang bakar dengan laju aliran lebih rendah atau konsumsi bahan
bakar lebih rendah seperti terlihat pada gambar 21.
Hal ini berdasar prinsip dari karburator di mana bahan bakar ke luar dari tanki
karena adanya beda tekanan antara tekanan bahan bakar di saluran keluaran dengan
tekanan udara di karburator. Semakin rendah beda tekanan maka semakin sedikit
bahan bakar yang keluar.
450
SFC (gr/kW.jam)
400
Standard
350
Dihaluskan
300
Putaran (rpm)
MOTOR BAKAR 38
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 39
Ir Husin Bugis, M,Si.
T1 - T2
__________ = t
T1
Contoh Soal :
Sebuah motor bakar torak diketahui :
T1 (pada dinding ruang bakar) 14000 C
T2 (pada pipa gas buang) 3000 C, maka :
1400 - 300
__________ = 0,785 = 78,5 %
1400
MOTOR BAKAR 40
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 41
Ir Husin Bugis, M,Si.
C. Urutan Pengapian
Jika ditinjau dari urutan pengapian dan bentuk poros engkol motor bakar
empat langkah dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 1.2. Urutan pengapian
Motor
1 silinder 720
JP 720o Pe
1
Motor boxer
2 silinder 720
JP 360o Pe
2
Motor sebaris
2 silinder 720
JP 360o Pe
2
Motor sebaris
3 silinder JP = 720 : 3 = 240° Pe
MOTOR BAKAR 42
Ir Husin Bugis, M,Si.
720 = Derajat putaran poros engkol, untuk motor 4 lankah jumlah putaran
poros engkol = 2 dimana satu putaran poros = 360 derajat.
1,2 ,3, dst = Jumlah silinder.
Urutan pengapian adalah urutan torak yang berada pada akhir langkah kompresi
untuk mendapatkan percikan api dari busi.
4) Urutan langkah kerja
Adalah langkah kerja torak yang melaksanakan siklus kerja motor
berdasarkan urutan pengapian yang bertujuan menjaga keseibngan putaran setiap
torak.
Contoh :
MOTOR BAKAR 43
Ir Husin Bugis, M,Si.
Motor sebaris
1 K U B I 720
2 silinder JP 360o Pe
2 B I K U 2
Motor sebaris
1 K U B I FO : 1 – 3 – 4 – 2
4 silinder 2 U B I K
720
3 I K U B JP = 1800 Pe
4 B I K U 4
1 K U B I
FO : 1- 3 -2
Motor sebaris 2 B I K U
3 silinder 3 I K U B JP = 720 : 3 = 240°Pe
Motor boxer
1 K U B I FO : 1 –4 – 3 – 2
4 silinder
2 U B I K
3 B I K U 720
4 I K U B JP = 1800 Pe
4
MOTOR BAKAR 44
Ir Husin Bugis, M,Si.
Motor “V”
1 K
8 silinder 2 K FO = 1-8-2-7-4-5-3-6
3 K
4 K
720
5 K JP = 900 Pe
6 K K 8
7 K
8 K
MOTOR BAKAR 45
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 45
Ir Husin Bugis, M,Si.
Torak akan selalu mengalami gesekan dan menerima panas yang tinggi saat mesin
bekerja, oleh karena itu torak harus terbuat dari bahan yang memiliki sifat-sifat sebagai
MOTOR BAKAR 46
Ir Husin Bugis, M,Si.
MOTOR BAKAR 47
Ir Husin Bugis, M,Si.
Pada keadaan bebas, diameter cincin torak lebih besar daripada didalam silindernya.
pada kondisi terpasang, permukaan luar cincin torak harus bersinggungan dengan silinder
namun dapat begerak bebas didalam alurnya. Cincin tarak yang terlalu longgar akan
menyebabkan kebocoran kompresi dan dapat menyebabkan naiknya minyak pelumas
kedalam ruang kompresi. Apabila celah cincin torak terlalu kecil dapat menyebabkan
patahnya cincin torak jika terjadi pemuaian karena panas atau merusakkan dinding silinder,
oleh karena itu pemakaian cincin torak harus sesuai dengan spesifikasinya.
Pada motor empat langkah (4 tak), cincin torak dapat dibedakan dua macam yaitu
dua cincin kompresi dan satu cincin pelumas.
a) Cincin Kompresi
Cincin kompresi terbuat dari besi tuang kelabu dengan lapisan logam putih pada
permukaan yang bersinggungan dengan dinding silinder. Pada umumnya sebuah
torak memerlukan 2 cincin kompresi. Cincin kompresi yang terpasang pada
bagian atas kepala torak disebut cincin kompresi satu yang memiliki dimensi
lebih besar dari cincin torak dua yang terpasang dibawahnya.
Fungsinya adalah untuk menjaga kebocoran campuran udara - bahan bakar dan
gas pembakaran selama langka kompresi dan langka usaha.
MOTOR BAKAR 48
Ir Husin Bugis, M,Si.
- cincin kompresi
cincin pelumas
Cincin torak yang dipasang pada torak ujung celah potongannya tidak boleh diletakkan pada
sisi atau baris yang sama karena dapat menimbulkan kebocoran kompresi.. Bentuk potongan pada ujung
celah sambungan cincin compresi seperti gambar 25 di bawah ini terdiri dari potongan lurus dan
potongan sudut.
MOTOR BAKAR 49
Ir Husin Bugis, M,Si.
Pena torak
Batang torak
Pangkal batang
torak (big end)
Bantalan luncur (metal jalan)
MOTOR BAKAR 50
Ir Husin Bugis, M,Si.
•baut
.Tipe full floating
Tipe fixed
Gambar 2.8. Pena torak
MOTOR BAKAR 51
Ir Husin Bugis, M,Si.
balance weighi
crank journal
batang katup
dudukan tabung
pegas katup
penekan
poros nok
nok
MOTOR BAKAR 53
Ir Husin Bugis, M,Si. Gambar 2.10. Mekanisme Katup Sisi.
batang penekan
batang'katup.
MOTOR BAKAR 54
Ir Husin Bugis, M,Si. Gambar 2.11. Mekanisme katup OHV
Created by JPTK PTM
2. Over Head Cam (OHC).
Mekanisme katup OHC artinya camshaft (poros nok) berada di kepala silinder,
Keuntungannya beberapa komponen ditiadakan sehingga dapat mempercepat kerja
mekanisme katup serta keterlambatan pembukaan dan penutupan katup pada saat putaran
tinggi dapat teratasi. Namun, dengan adanya camshaft di kepala silinder, ruang kepala silinder
menjadi lebih rumit.
Jika pada tiap-tiap silinder hanya menggunakan dua buah katup maka cukup
menggunakan satu buah camshaft sehingga dikenal dengan istilah SOHC (Single Over
Head Camshaft).
Untuk meningkatkan kemampuan mesin dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sistem
pemasukan gas baru ke dalam silinder. Semakin banyak gas baru masuk ke dalam silinder semakin
besar tenaga yang dihasilkan. Berdasarkan prinsip tersebut dilakukan upaya menambah jumlah katup
pada setiap silinder, misalnya pada setiap silinder terdapat 3 atau 4 buah katup yang bertujuan agar gas
baru yang masuk kedalam silinder seoptimal mungkin, Dengan bertambahnya jumlah katup maka
penggerak katupnya juga harus menyesuaikan agar kerja dari pembukaan dan penutupan katup
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, jumlah camshaft dibuat menjadi dua buah. Mekanisme katup
MOTOR BAKAR 55
Ir Husin Bugis, M,Si.
Pada beberapa tipe kendaraan, salah satu camshaftnya digerakkan oleh timing belt dan
camshaft yang lain digerakkan oleh scissor gear melalui camshaft yang digerakkan oleh timing
belt. Kelebihan mekanisme katup ini dibanding dengan yang lain adalah suara yang lebih
halus.
B.Fungsi setiap komponen dari bagian utama motor yang tidak bergerak.
Komponen dari bagian utama motor yang tidak bergerak secar umum meliputi :
1. Kepala Silinder
MOTOR BAKAR 56
Ir Husin Bugis, M,Si.
paking
MOTOR BAKAR 57
Ir Husin Bugis, M,Si.
2. Blok Silinder
Blok silinder dan ruang engkol merupakan bagian utama motor dengan lubang silinder yang
berdinding halus tempat torak bergerak bolak-balik. Blok silinder merupakan dudukan komponen-
komponen lain, misalnya distributor, pompa bahan bakar, motor stater, dan altemator. Blok silinder
dilengkapi dengan mantel-mantel air apabila mesin tersebut menggunakan pendingin air, mekanisme
katup dengan dudukan katup.
Bentuk dan konstruksi blok silinder tergantung dari beberapa faktor : jumlah silinder, susunan
silinder, susunan katup, cara pendinginan, dan mekanisme katup. Blok silinder terbuat dari bahan yang
biasanya sama dengan bahan kepala silinder.
MOTOR BAKAR 58
Ir Husin Bugis, M,Si.
Untuk motor besar lubang silinder biasanya menggunakan tabung silinder yang dipasangkan pada
blok silinder. Apabila terjadi keausan yang berlebihan karena gesekan torak dapat diganti dengan
yang baru untuk penghematan. Tabung silinder dibedakan menjadi dua jenis :
1. Tabung basah, tabung basah maksudnya tabung silinder itu langsung berhubungan dengan air.
MOTOR BAKAR 59
Ir Husin Bugis, M,Si.
Fungsi Karter (panci minyak) adalah untuk menutup blok silinder di bagian bawah, menampung minyak
pelumas, dan mendinginkan minyak pelumas. Di bagian dalam panci minyak dilengkapi dengan
separator (pelat pembatas) yang berfungsi sebagai pencegah goncangan minyak pelumas apabila
kondisi jalan tidak rata sehingga sistem pelumasan tidak terganggu.
separator
Fungsi saluran masuk (Intake Manifold) merupakan tempat laluan dari muatan segar yang akan
masuk ke dalam silinder. Saluran buang (Exhaust Manifold) merupakan tempat laluan dari sisa gas hasil
pembakaran. Saluran masuk ditempatkan di antara karburator dengan lubang katup masuk pada kepala
silinder.
Saluran buang ditempatkan di antara lubang katup buang dengan knalpot. Untuk membantu
MOTOR BAKAR 60
Ir Husin Bugis, M,Si.
Belokan-belokan pada saluran masuk dibuat tidak runcing dan garis tengah tiap cabang dibuat
tidak sama besar dengan maksud agar jalannya udara-bahan bakar dapat lancar dan pengisian tiap-tiap
silinder sama. Saluran masuk dibuat lebih pendek daripada saluran buang dengan maksud agar kerugian
gesekan dan pengembunan menjadi lebih kecil.
Untuk motor dengan kecepatan tinggi, saluran buang dibuat berhadapan dengan saluran masuk untuk
meningkatkan efisiensi pengisian. Untuk konsumsi di daerah yang mengalami musim dingin, saluran
buang dapat dilengkapi dengan katup pengontrol panas yang ditempatkan di dalam saluran.
Katup pengontrol panas ini bekerja atas dasar suhu di dalam saluran. Apabila dalam keadaan
dingin (masih dingin) katup pengontrol tertutup sehingga gas buang akan beredar di sekeliling saluran
yang berdekatan dengan saluran masuk untuk membantu pemanasan dan penguapan gas baru di dalam salura
masuk .
MOTOR BAKAR 61
Ir Husin Bugis, M,Si.
62
MOTOR BAKAR
Ir Husin Bugis, M,Si.
Pembakaran dimulai dengan sistem pengapian memasok suatu bunga api listrik yang akan
melompati celah di pinggir ruang pembakaran pada busi. Panas dari busi akan menyalakan campuran
udara-bahan bakar yang terkompresi.
Campuran yang terbakar akan menaikkan tekanan di dalam silinder sehingga mendorong torak
ke bawah silinder, untuk selanjutnya mesin dapat “hidup”. Apabila bunga apinya lemah (tidak cukup
panas) atau terjadi pada saat yang salah, tekanan pembakaran maksimum tidak terbentuk di dalam ruang
pembakaran
63
MOTOR BAKAR
Ir Husin Bugis, M,Si.
Baterai adalah alat elektrokimia yang dibuat untuk mensuplai arus listrik ke
sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan system kelistrikan lainnya. Alat ini
menyimpan arus listrik dalam bentuk energy kimia yang dikeluarkan bila diperlukan dan
mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang memerlukannya.
Dalam baterai terdapat terminal positif dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat tersebut
biasanya terbuat dan timbal dan timah. Karena itu baterai sening disebut baterai timah.
Ruang dalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya untuk baterai mobil 6 sel) dan
dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam di dalam larutan
elektrolit. Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah (12 Volt). Kutub negatif
baterai dihubungkan dengan masa, sedangkan kutub positif baterai dengan koil,
pengapian .
a).Baterai Basah
Susunan akumulator dalam keadaan kosong atau belum terisi dengan tenaga
listrik terdiri dari sebuah baki dari gelas atau ebonit yang didalamnya diisi dengan larutan
asam sulfat (H2SO4) yang ditempatkan paling sedikit tiga buah pelat yang terdiri dari
oksidasi plumbum (PbO). Ketiga pelat tersebut dipasang dalam akumulator secara
sejajar. Antara pelat yang satu dengan pelat yang lain dipasang sebuah pemisah yang
terbuat dari serbuk kayu yang dimampatkan, dan dikenal dengan istilah separator. Pelat
yang berada ditengah separator akan menjadi pelat positif, sedangkan pelat yang berada
disebelah kanan dan kiri saparatif akan menjadi pelat negatif, oleh karena sel belum terisi
sumber tenaga listrik, maka pelat-pelat tersebut dalam keadaan tidak bermuatan.
Besarnya kuat arus yang dihasilkan sebuah akumulator tergantung pada luas pelat yang
65
digunakan sehingga semakin besar pelat yang dipakai, maka semakin besar pula kuat arus
yang dihasilkan.
Pada akumulator dalam keadaan terisi tenaga listrik, maka susunannya
akan berubah secara kimiawi yaitu terdiri dari Pb sebagai anoda (kutub negatif) dan
PbO2 sebagai katoda (kutub positif), serta elektrolit larutan asam sulfat (H2SO4). Oleh
karena sudah diisi muatan listrik, maka dalam asam sulfat (SO4 2− ). Tiap sel pada
akumulator mempunyai beda potensial ± 2 volt, sehingga akumulator yang berpotensial 6
volt mempunyai 3 buah sel yang dihubungkan secara seri. Baterai penyimpan arus listrik
(aki) yang dirancang untuk kendaraan bermotor memiliki beberapa bagian antara lain :
66
Gambar 3.2. Komponen Baterai Basah
67
Pengikat pelat menggabungkan pelat positif dalam sel pertama yang dihubungkan dengan
terminal positif pada baterai dan juga sabuk pelat menghubungkan pelat negatif dalam sel
terakhir yang dihubungkan dengan terminal positif dan negatif pada baterai, voltase
maksimum berada antara dua terminal 6 atau 12 volt. Berikut gambar terminal pada
baterai:
1) Kotak akumulator
Bak akumulator kering terbuat dari besi yang dilapisi dengan bahan plastik pada bagian
luarnya. Penggunaan bahan besi ini dimaksudkan karena zat asam yang
digunakan(KOH) dapat melarutkan semua zat kecuali besi.
68
Gambar 3.4. Kontruksi Baterai Kering
69
Gambar 3.5. Komponen Baterai Kering
70
Dengan demikian pada sumber energi listrik terjadi aliran listrik yaitu elektron mengalir
dari anoda ke katoda dan arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sedangkan aliran
listrik yang terjadi pada akumulator basah yaitu elektron yang mengalir dari katoda ke
anoda, dan arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Dengan adanya aliran listrik
tersebut, maka akan menimbulkan reaksi kimia (reaksi redoks) yang mengakibatkan
terbebasnya zat-zat dalam akumulator yaitu 4 PbSO menjadi Pb, PO2, ion H + , dan ion
SO4 2− , sedangkan pada akumulator kering terjadi reaksi kimia Ni(OH) 2 akan berubah
menjadi Ni(OH) 3 , sedangkan Fe(OH) 2 karena dikurangi zat asamnya berubah menjadi
Fe.
Selama pengosongan pada akumulator, juga terjadi perubahan energi yaitu dari energi
kimia menjadi energi listrik. Pada pengosongan, terjadi pengaliran listrik yaitu elektron
mengalir dari Pb atau kutub negatif (sebagai anoda) ke PbO2 atau kutub positif (sebagai
katoda). Sedangkan arus listrik mengalir dari kutub positif atau PbO2 (sebagai katoda) ke
kutub negatif atau Pb (sebagai anoda) sehingga adanya aliran tersebut mengakibatkan
terjadinya reaksi kimia. Pada akumulator kering elektron mengalir dari kutub negatif
Fe(OH) 2 , ke Ni(OH) 2 atau kutub positif. Sedangkan arus listrik mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif.
71
Koil pengapian (ignition coil) berfungsi menaikkan tegangan yang diterima dari
baterai (12 V) menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih), agar dapat terjadi loncatan
bunga api listrik pada elektroda busi sehingga dapat memungkinkan terjadinya
pembakaran di ruang bakar. Pada koil pengapian (ignition coil), kumparan primer dan
sekunder digulung pada inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan
yang diterima dan baterai menjadi tegangan tinggi dengan cara induksi elektromagnet.
Inti besi (core), yang dikelilingi oleh kumparan, terbuat dan baja silikon tipis yang
digulung ketat, Kumparan sekunder dan kawat tembaga tipis (diameter 0,05-0,1 mm)
yang digulung 15000-30000 kali lilitan pada inti besi, sedangkan kumparan primer
terbuat dan kawat tembaga yang relatif lebih tebal (diameter 0,5-1,0 mm) yang digulung
l50-300 kali lilitan mengelilingi kumparan sekunder.
Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (chort circuit,) antar 1apisan yang
berdekatan, antara lapisan satu dengan lainnya disekat dengan kertas yang mempunyai
tahanan sekat yang tinggi. Seluruh ruangan kosong dalam tabung kumparan diisi dengan
minyak atau campuran penyekat untuk menambah daya tahan terhadap panas. Salah satu
ujung dan kumparan primer dihubungkan dengan terminal negative primer sedangkan
ujung yang lain dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder
dihubungkan dengan cara serupa, dengan ujungnya dihubungkan dengan kumparan
primer lewat terminal positif primer, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan
terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas. Kedua kumparan digulung dengan arah
yang sama, dengan kumparan primer pada bagian luar. Koil pengapian (ignition coil)
mempunyai tiga terminal yaitu:
a. Terminal (+) dihubungkan dengan baterai.
b. Terminal (-) dihubungkan dengan platina (breaker point) dan kondensor.
c. Terminal tegangan tinggi dihubungkan dengan busi.
72
Gambar 3.7. Rangkaian Koil Sederhana
4).Distributor
Distributor berfungsi sebagai alat pemutus dan pembagi arus pengapian yang
akan di salurkan ke spark plug (busi)
a).Rotor
Rotor merupakan suatu komponen dalam system pengapian. Rotor
berfungsi sebagai pembagi arus ke beberapa busi, sesuai dengan system
pengapiannya.
73
b).Platina
Platina (breaker point) berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir
melalui kumpaian primer dan koil pengapian (ignition coil), untuk
menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan
jalan induksi magnet listrik. Induksi terjadi saat platina (breaker point)
diputus atau terbuk
Keterangan
a). Coil d) Point riding on cam rotating
. cam
b). Poin platina
e). Poros nok f.) Kondesor.
c). Diam penyesuaian
c).Tutup distributor
Tutup distributor berfungsi sebagai penutup platina dan sebagai tempat
kabel yang dialiri oleh arus. Tutup distributor berfungsi untuk membagikan arus
listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil) dan
74
rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder sesuai dengan urutan
pengapian.
d). Kondensor.
Kondensor berguna untuk mencegah timbulnya bunga api pada kontak
pemutus arus sewaktu membuka dan mempercepat arus primer menjadi pulih
kembali dengan tujuan menaikkan tegangan koil sekunder. Kemampuan dan suatu
kondensor dapat ditunjukkan dengan berapa besar kapasitasnya. Kapasitas
kondensor diukur dalam mikrofarad (μ f).
e).Vaccum Advancer
Vaccum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai
dengan beban mesin (kevakuman). Bagian ini terdiri dan plat pembawa (breaker
plate) dan vaccum advancer. Prinsip kerja vakum advancer adalah memanfaatkan
kevakuman yang terjadi pada lubang di atas throtle valve, yang selanjutnya
dinibali menjadi gaya tarik tersebut di teruskan untuk menggerakkan plat
pembawa (breaker plale), dengan gerakan putar yang berlawanan dengan putaran
bubungan (cam lobe,).
75
Karena platina (breaker point,) menempel pada breaker plate maka dengan
berputarnya plat pembawa (breaker plale) ini menyebabkan platina (breaker
point) lebih awal membukanya. Hal ini berarti pelayanan busi terjadi lebih awal
(lebih cepat).
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi
dan koil pengapian (ignition coil) ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu
mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam koil pengapian
(ignition coil) ke busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran. OIeh sebab itu,
penghantar (core) dibungkus.
7. Busi
76
Busi berfungsi untuk memberikan loncatan bunga api melalui elektrodanya ke
dalam ruang pembakaran, apabila ada arus tegangan energi mengalir ke busi. Komponen
utama busi yaitu:
a. Insulator keramik,
Insulator berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai
insulator antara elektroda tengah dengan wadah (cassing). Gelombang yang dibuat pada
permukaan insulator keramik berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara
terminal dan wadah (cassing) untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api tegangan
tinggi. Insulator terbuat dari porselen aluminium murni yang mempunyai daya tahan
panas yang sangat baik, kekuatan mekanikal, kekuatan dielektrik, pada temperature tinggi
dan penghantar panas (thermical conductivity).
b. Cassing,
Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting busi
terhadap mesin.
c. Elektrode Tengah
Elektroda tengah terdiri dari:
1) Sumbu pusat : mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang ditimbulkan oleh
elektroda.
2) Seal glass : merapatkan antara poros tengah (center shaft) dan insulator
keramik dan mengikat antara poros tengah (center shaft) dan elektroda tengah.
3) Resistor : mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan frekuensi
radio.
4) Copper core (inti tembaga) : merambatkan panas dan elektroda dan ujung
insulator agar cepat dingin.
5) Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa (elektroda
masa).
d. Elektroda Masa
Elektroda Masa dibuat sama dengan elektroda tengah, dengan tujuan
memudahkan loncatan bunga api agar menaikkan kemampuan pengapian.
77
Gambar 3.14. Busi
Busi-busi
Batarai
Rotor
Kunci kontak
kondensator
Distributor
koil
Gambar 16. Prinsip Kerja Sistem Gambar Pengapian Konvensional
Gambar 3.15. Rangkaian pengapian baterei
78
Apabila kunci kontak dihubungkan, arus lisirik akan mengalir dan baterai melalui
kunci kontak ke kumparan primer, ke platina (breaker point) dan ke massa. Dalam
keadaan seperti ini platina (breaker pont) masih dalam keadaan tertutup
Akibat mengalimya arus pada kumparan primer, maka inti besi menjadi magnet. Bila
platina (breaker point) membuka arus yang mengalir pada kumparan primer akan
terputus dan kemagnetan pada inti besi akan segera hilang. Hilangnya kemagnetan ini
akan menyebabkan pada kumparan primer dan kumparan sekunder timbul tegangan
induksi. Karena jumlah kumparan pada kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan
primer, maka tegangan yang timbul pada kumparan sekunder akan lebih besar atau
dengan kata lain pada kumparan sekunder akan timbul tegangan tinggi.
Tegangan tinggi ini akan disalurkan ke rotor distributor untuk dibagi-bagikan ke busi
pada tiap silinder yang mengakhiri langkah kompresinya. Selanjutnya tegangan tinggi
pada busi akan diubah menjadi percikan bunga api guna pembakaran bahan bakar pada
ruang bakar.
79
Secara umum beberapa kelebihan sistem pengapian Capacitor Discharge
Ignition (CDI) dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional adalah antara
lain :
1. Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian terjadi
secara otomatis yang diatur secara elektronik.
2. Lebih stabil, karena tidak ada loncatan bunga api seperti yang terjadi pada breaker
point (platina) sistem pengapian konvensional.
3. Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina.
4. Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan terhadap air
dan goncangan.
5. Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak platina
tidak ada.
Cara Kerja Sistem Pengapian CDI
Pada saat magnet permanent (dalam flywheel magnet) berputar, maka
akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil. Arus ini
akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut
selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode,
kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut
tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat
terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini
akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate
tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke
katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus
(discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil)
koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai
tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian
terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV.
Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api
yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.
80
Gambar 3.16. Pengapian CDI .
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa
dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh
penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan
penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat
pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan
bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada
sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor
melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil
pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk
memercikan bunga api pada busi.
Urutan kerja sistem pengapian pada Capacitor Discharge Ignition (CDI)
adalah sebagai berikut :
1. Baterai
Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat
pengisian, hal itu disebabkan plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat
81
kutub negatip membangkitkan hidrogen. Pada proses elektrolisa air, volume
elektrolit menurun, sehingga membutuhkan pengisian kembali.
2. Kunci Kontak
Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi
yang kita inginkan. Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan
kelistrikan pada rangkaian pengapian sehingga memfungsikan komponen.
Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen pengapian :
1) ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories
mobil, contoh tape mobil ( sound system ).
2) OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.
3) ON atau IG menghubungkan arus atau tegangan dari baterai ke ignition (Coil
+).
4) ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater (T.50)
sehingga motor stater akan berputar menggerakkan mesin.
3. Ignition Coil
Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut: Komponen ini
meningkatkan tegangan baterai (12V) untuk membangkitkan tegangan tinggi di
atas 10kV, yang perlu untuk pengapian. Primary dan secondary coil diletakkan
saling berdekatan. Saat arus diberikan secara intermittent ke primary coil,
terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk membangkitkan
tegangan tinggi pada secondary coil. Koil pengapian dapat membangkitkan
tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan
koil. Tegangan tinggi pada Pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI) adalah
pada saat arus dari kapasitor dengan cepat mengalir ke kumparan primer.
4. Unit Pemotong Arus
Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang
akan menimbulkan arus listrik AC. Arus akan diterima oleh Capacitor Discharge
Ignition (CDI) unit dengan besar tegangan antara 100-400volt. Arus AC ini
diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode dan disimpan oleh capasitor
di unit Capacitor Discharge Ignition (CDI).
82
5. Distributor
Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi
melalui urutan pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini
terdapat beberapa komponen yang menjadi satu mempunyai fungsi tersendiri.
Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
1) Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit Capacitor Discharge
Ignition (CDI) dan komponen didalamnya.
2) Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum
advancer.
3) Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan
tinggi.
6. Busi
Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat tegangan tinggi dari
Ignition Coil untuk dapat melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi ini
menimbulkan bunga api dan suhu tinggi di antara elektroda tengah dan massa busi
untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan. Busi
harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu yang lama,
meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan tekanan.
Sifat-sifat
Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
Daya pengapian terbaik pada putaran tinggi.
Putaran start harus lebih besar dari 200 rpm
Sering digunakan pada motor kecil seperti sepada motor
83
pengapian disatukan didalam distributor sehingga dari segi konstruksi lebih kompak dan
praktis. ( Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 42 ) Sistem pengapian full transistor
yang dikembangkan untuk menghapuskan perlunya pemeliharaan berkala seperti pada
sistem pengapian konvensional, yang pada akhirnya mengurangi biaya pemeliharaan bagi
pemakai.
84
generator Perbedaan utama pada sistem pengapian transistor dengan sistem pengapian
konvensional adalah pada signal generator dan igniter yang menggantikan breaker point
dan cam. Signal generator adalah semacam generator arus bolak balik yang berfungsi
untuk menghidupkan power transistor didalam igniter untuk memutuskan arus primer
pada koil pengapian pada saat pengapian yang tepat. Signal generator terdiri dari magnet
permanen yang memberi garis gaya magnet kepada pick up coil yang berfungsi untuk
membangkitkan arus AC
dan signal rotor yang menginduksi tegangan AC didalam pick up coil sesuai dengan saat
pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-gigi sebanyak jumlah silinder. Pada Nissan twin
cam jumlah gigi pada signal rotor berjumlah 4 buah sesuai jumlah silindernya.
Garis gaya magnet dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick
up coil. Celah udara antara rotor dan pick up coil menyebabkan kepadatan garis gaya
magnet berubah-ubah sehingga membangkitkan tegangan pada pick up coil.
Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan posisi signal rotor terhadap pick up coil,
perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik yang dihasilkan.
85
Saat gigi rotor berada pada posisi A , celah dengan pick up coil adalah yang
terbesar sehingga gaya magnetnya pun sangat lemah dan tidak ada tegangan yang
dibangkitkan. Pada posisi B perubahan garis gaya magnet adalah yang terbesar dan gaya
gerak listrik yang dihasilkan maksimum. Pada posisi antara B dan C perubahan garis
gaya magnet berkurang dan gaya listrik yang dihasilkan juga berkurang.Karena gaya
gerak listrik dalam pick up coil diinduksikan dengan arah melawan perubahan garis gaya
maka arah gaya listrik terbalik pada saat gigi signal rotor mendekati pick up coil seperti
terlihat pada posisi B dan posisi D, dan pada posisi itulah tegangan yang dihasilkan
tertinggi dengan arah yang berkebalikan.
Gambar 3.20 Perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik.
3).Igniter
Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi oleh
igniter. Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima
signal dari signal generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut,
dan power transistor yang akan memutus dan menghubungkan arus primer pada koil
pengapian sesuai signal yang diterima dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi Dwell
control yang berfungsi untuk mengatur lamanya arus yang masuk ke kumparan primer
pada koil pengapian. Igniter juga dilengkapi dengan sirkuit pembatas arus yaitu untuk
membatasi arus maksimum pada kumparan primer yang disebut Current limiting circuit.
86
Gambar 3.21 Sirkuit Igniter.
4).Sentrifugal advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin, yaitu saat
putaran mesin naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk memajukan saat
pengapian. Pemeriksaan komponen pada sentrifugal dapat dilakukan dengan cara
menghidupkan mesin, lepas vacuum hose dan sumbat vacuum hose tersebut.
Naikkan putaran mesin dan periksa saat pengapian dengan timing light apakah terjadi
pemajuan saat pengapian sesuai pertambahan putaran mesin, jika tidak terjadi pemajuan
saat pengapian maka lepas distributor dan periksa dan gantilah sentrifugal spring.
5).Vacuum advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat
kevakuman dalam karburator naik maka tekanan dalam diafragma bertambah dan
menekan spring serta controler rod sehingga akan menggeser base plate untuk
memajukan saat pengapian. Pemeriksaan vacuum advancer dapat dilakukan dengan cara
menghidupkan mesin, hubungkan vacuum pump ke nipple dan tambahkan vacuum pada
vacuum pump secara bertahap dan periksa apakah terdapat pemajuan saat pengapian
sesuai penambahan vacuum pada vacuum pump. Jika tidak terjadi pemajuan saat
pengapian kemungkinan besar terjadi gangguan pada diafragma atau pada spring. Untuk
kerusakan tersebut lepaskan ditributor dan gantilah komponen yang mengalami
gangguan.
6). Koil Pengapian
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi ±12 kV agar
mampu menjadi percikan bunga api pada elektroda busi.
87
7). Kabel Tegangan Tinggi.
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik tegangan tinggi
dari distributor ke busi.
8). Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyimpan sementara arus listrik kumparan primer
pada saat terjadi self induction sewaktu terjadi pemutusan arus primer. Pemutusan arus
primer secara tiba-tiba menyebabkan efek self induction sehingga tegangan primer naik,
untuk itulah digunakan kondensor untuk menyimpan sementara arus tersebut dan
melepaskannya saat arus primer terhubung kembali. Spesifikasi kapasitas kondensor
sistem pengapian IIA adalah 0,5 μF.
9). Busi
Busi berfungsi untuk membuat loncatan bunga api dari tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh koil pengapian. Pemeriksaan pada busi meliputi pemeriksaan keausan
pada elektroda busi, pemeriksaan elektroda terhadap endapan karbon, dan pemeriksaan
insulator porselen dari keretakan.
Prinsip Kerja Sistem Pengapian IIA
Aliran arus saat sistem pengapian ini bekerja sangat kompleks, terutama aliran
arus pada igniter. Oleh karena itu rangkaian igniter pada gambar berikut ini akan
disederhanakan pada kerja power transistor.
88
Gambar 3.22 Aliran arus saat mesin mati
Gambar 3.23 Aliran arus saat Pick up coil menghasilkan tegangan positif
Gambar 3.24 Aliran arus saat pick up coil menghasilkan tegangan negative
Diagram Sirkuit Pengapian IIA
89
Rangkaian kelistrikan sistem pengapian IIA dapat digambarkan sebagai berikut:
Ada berbagai jenis sistem pengapian. Sebagian besar sistem ini dapat ditempatkan
menjadi salah satu dari tiga kelompok yang berbeda: pemutus titik sistem pengapian
konvensional jenis (digunakan sejak awal 1900-an), sistem pengapian elektronik (populer
sejak pertengahan tahun 70-an), dan sistem pengapian distributorless ignation
(diperkenalkan di pertengahan 80-an).
Sistem pengapian DLI adalah suatu sistem pengapian eletronik tanpa distributor
yang membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Sistem DLI
(distributor less ignition) ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga
90
pengapian jauh lebih besar serta stabil dan merata di tiap silindernya. Efeknya,
pembakaran menjadi lebih sempurna, mesin lebih efisien namun bertenaga.
Gambar di bawah. Sebuah sistem pengapian DLI dibagi menjadi sirkuit
primer dan sekunder. Rangkaian utama membawa tegangan rendah. Sirkuit ini hanya
beroperasi pada baterai dan dikendalikan oleh poin pemutus dan saklar pengapian.
Rangkaian sekunder terdiri dari : gulungan sekunder koil, kabel tegangan tinggi antara
distributor dan kumparan (biasa disebut kabel coil) pada distributor koil eksternal, tutup
distributor, distributor rotor, spark plug
Distributor adalah elemen pengendali sistem. Menghidupkan arus utama
dan mematikan dan mendistribusikan arus ke busi yang tepat setiap kali percikan
dibutuhkan. Distributor adalah perumahan diam mengelilingi poros berputar. poros yang
digerakkan dengan kecepatan mesin satu-setengah oleh camshaft mesin melalui roda gigi
distributor drive. Sebuah cam di dekat bagian atas poros distributor memiliki satu lobus
untuk setiap silinder mesin. cam beroperasi poin kontak, yang dipasang di piring dalam
perumahan distributor.
Sebuah rotor melekat ke atas poros distributor. Ketika tutup distributor di
tempat, sepotong pegas logam di tengah tutup membuat kontak dengan strip logam di
atas rotor. Akhir luar rotor lewat sangat dekat dengan kontak terhubung ke busi
memimpin sekitar bagian luar tutup distributor.
Kumparan adalah jantung dari sistem pengapian. Pada dasarnya, itu tidak lebih
dari transformator yang mengambil tegangan relatif rendah (12 volt) yang tersedia dari
baterai dan meningkat ke titik di mana ia akan api busi sebanyak 40.000 volt. "Coil"
Istilah mungkin keliru karena sebenarnya ada dua gulungan kawat luka tentang inti besi.
Kumparan ini terisolasi satu sama lain dan seluruh majelis tertutup dalam kasus-diisi
minyak. Kumparan primer, yang terdiri dari beberapa putaran relatif kawat berat,
dihubungkan dengan dua terminal utama yang terletak di atas kumparan. Kumparan
sekunder terdiri dari banyak berubah dari kawat halus. Terhubung ke sambungan
tegangan tinggi di atas kumparan (menara ke mana kawat kumparan dari distributor
dicolokkan).
Dalam kondisi normal, daya dari baterai dimasukkan melalui kawat resistor atau
hambatan ke sirkuit primer dari koil dan kemudian membumi melalui titik pengapian di
91
distributor (titik ditutup). Energi rangkaian kumparan primer dengan tegangan baterai
menghasilkan aliran arus melalui gulungan primer, yang menginduksi lapangan, sangat
besar magnetik intens. Medan magnet ini tetap selama arus dan titik tetap tertutup.
92
kumparan untuk setiap pasangan silinder.
Sistem ini menggunakan satu coil pengapian per dua silinder. Jenis sistem ini
sering dikenal sebagai sisa percikan metode distribusi. Dalam sistem ini, setiap silinder
dipasangkan dengan lawan silinder di urutan tembak (biasanya 1-4, 2-3 pada mesin 4-
silinder, atau 1-4 2-5, 3-6 pada motor 6 silinder. Ujung-ujung setiap kumparan mengarah
sekunder yang melekat pada busi untuk pasangan berlawanan. Kedua plugs berada di
silinder pendamping, silinder yang pada Top Dead Center (TDC) pada waktu yang sama.
Namun, kedua plugs dipasangkan berlawanan dengan ujung siklus mesin 4 stroke. Ketika
salah satu plugs berada di TMA pada langkah kompresi, yang lain pada TDC dari knalpot
stroke. Salah satu plugs yang ada di kompresi dikatakan silinder pemroses dan satu di
stroke knalpot, silinder buang. Ketika pembuangan kumparan, baik percikan pada
colokan yang sama untuk menyelesaikan rangkaian seri.
Sejak polaritas gulungan primer dan sekunder yang tetap, satu plug selalu
kebakaran di arah depan dan yang lainnya secara terbalik. Hal ini berbeda dari sistem
konvensional menembakkan semua colokan ke arah yang sama setiap waktu. Karena
permintaan energi tambahan, desain coil, waktu jenuh dan arus utama juga berbeda. Ini
desain ulang sistem yang memungkinkan energi yang lebih tinggi akan tersedia dari
gulungan distributorless, lebih dari 40 kilovolt di semua rentang rpm.
Distributorless Ignition (DLI) menggunakan crankshaft sensor magnetik, sensor
camshaft posisi, atau keduanya, untuk menentukan posisi crankshaft dan kecepatan
mesin. Sinyal ini dikirimkan ke modul pengapian atau modul kontrol mesin kontrol yang
kemudian memberi energi kumparan yang sesuai.
Keuntungan dari distributor dalam teori, adalah:
a) Jangka waktu penyesuaian singkat
b) Tidak ada distributor cap dan rotor
c) Tidak ada bagian yang bergerak untuk aus
d) Tidak distributor untuk mengakumulasi kelembaban dan menyebabkan
masalah mulai
e) Distributor Tidak untuk drive sehingga memberikan drag mesin kurang
Komponen utama dari pengapian distributorless pada taruna oxxy 2005 adalah:
ECU atau Engine Control Unit
93
ICU atau Unit Ignition Control
Device Memicu Magnetik seperti crankshaft Posisi Sensor dan Camshaft
Position Sensor
Coil Paket
94
sebelum atau setelah Top Dead Center (TDC) dari stroke kompresi. Karena
membutuhkan sepersekian detik untuk busi untuk menyalakan campuran di dalam
silinder, busi memercikan api sedikit sebelum piston mencapai TMA. Jika tidak,
campuran tidak akan benar-benar tersulut sebagai piston melewati TMA dan
kekuatan penuh ledakan itu tidak akan digunakan oleh mesin. Pengapian waktu
pada banyak kendaraan saat ini dikendalikan oleh komputer kontrol mesin dan
tidak disesuaikan. Namun waktu tersebut dapat dibaca menggunakan alat scan
tersambung ke konektor data link.
Pengukuran waktu diberikan dalam derajat perputaran poros engkol
sebelum piston mencapai TMA (BTDC). Jika pengaturan untuk pengapian 5 °
BTDC, busi harus api 5 ° sebelum piston mencapai TMA masing-masing. Ini
hanya berlaku, namun, ketika mesin berada pada kecepatan idle. Dengan
meningkatnya kecepatan mesin, piston lebih cepat. Busi harus membakar bahan
bakar lebih cepat jika harus benar-benar tersulut ketika piston mencapai TMA.
Untuk melakukan ini, distributor memiliki berbagai sarana memajukan percikan
waktu dengan meningkatnya kecepatan mesin.
Jika pengapian diatur terlalu jauh maju (BTDC), kunci kontak dan
perluasan bahan bakar dalam silinder akan terjadi terlalu cepat dan cenderung
memaksa piston ke bawah ketika masih melakukan perjalanan. Hal ini
menyebabkan ping mesin. Jika pengapian percikan diatur terlalu jauh terbelakang,
setelah TMA (ATDC), piston akan telah melewati TMA dan mulai dalam
perjalanan turun saat bahan bakar dinyalakan. Hal ini akan menyebabkan piston
dipaksa turun untuk hanya sebagian dari perjalanan nya. Hal ini akan
mengakibatkan performa mesin yang buruk dan kurangnya power/usaha.
95
Gambar 3.29 Normal pembakaran dalam silinder.
96
BAB IV
97
Gambar 4.1 Kegunaan pelumas.
2.Macam- macam sistem pelumasan
Macam sistem pelumasan terbagi menjadi :
1). Pelumasan campuran.
2) Pelumasan tekan
1. Pelumasan campuran
Bensin
Oli
98
2. Pelumasan panci sirkuit tekan
Keterangan gambar
1. Karter
2. Saringan pompa
3. Pompa oli
4. Katup pelepas
5. Saringan halus
6. Katup by-pass
7. Sakelar tekan
8. pemakai
99
B.SISTEM PENDINGIN
Kegunaan pendinginan
Menyarap panas pada bagian-bagian motor sehingga mengurangi keausan dan
kerusakan.
Untuk mendapatkan temperatur kerja motor yang tepat dan merata
Macam-macam sistem pendingin
1). Pendinginan udara
Udara pengapian
Panas
Panas
Cara kerja
Panas yang ditimbulkan oleh motor dipindahkan ke udara luar. Untuk
meningkatkan efisiensi pendinginan permukaan bidang pendinginan diperluas dengan
sirip-sirip.
Digunakan pada
Kebanyakan sepeda motor, motor-motor unit kecil.
Mesin VW lama, Deutch Diesel.
Sifat-sifat yang menonjol
Konstruksi sederhana
Suara motor keras akibat getaran sirip-sirip
Pendinginan tidak merata
100
Jarang ada gangguan
1. Air pada rongga-rongga blok motor dan kepala silinder menyerap panas motor
2. Air pendingin yang panas disalurkan ke radiator melalui slang bagian atas
3. Radiator memindahkan panas ke udara luar
4. Kipas menjamin aliran udara yang melewati radiator
5. Air pendingin kembali ke motor melalui slang bagian bawah
6. Pompa air membangkitkan sirkulasi air
7. Termostat mengatur aliran air ke radiator agar temperatur motor tetap ( 80°C )
Sifat-sifat yang menonjol
Pendinginan lebih merata dibanding pendingin dengan udara
Temperatur kerja motor tetap
Gangguan lebih sering terjadi dan kemungkinannya lebih banyak ( seperti : bocor,
pompa air rusak, dsb ).
101
BAB V
SISTEM BAHAN BAKAR
A. PENDAHULUAN
Secara umum sistem bahan bakar pada motor bensin berfungsi untuk
menyediakan bahan bakar, melakukan proses pencampuran bahan bakar dan udara
dengan perbandingan yang tepat, kemudian menyalurkan campuran tersebut ke dalam
silinder dalam jumlah volume yang tepat sesuai kebutuhan putaran mesin. Cara untuk
melakukan penyaluran bahan bakarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu system
penyaluran bahan bakar dengan sendirinya (karena berat gravitasi) dan sistem penyaluran
bahan bakar dengan tekanan.
Sistem penyaluran bahan bakar dengan sendiri diterapkan pada motor bensin
konvensional yang masih menggunakan karburator (sistem bahan bakar konvensional).
Pada sistem ini tidak diperlukan pompa bahan bakar dan penempatan tangki bahan bakar
biasanya lebih tinggi dari karburator. Sedangkan sistem penyaluran bahan bakar dengan
tekanan terdapat pada motor bensin moderenl yang menggunakan sistem bahan bakar
injeksi atau EFI (electronic fuel injection). Dalam sistem ini, peran karburator yang
terdapat pada sistem bahan bakar konvensional diganti oleh injektor yang proses kerjanya
dikontrol oleh unit pengontrol elektronik atau dikenal ECU (electronic control unit) atau
kadangkala ECM (electronic/engine control module).
B. BAHAN BAKAR
Bahan bakar motor merupakan persenyawaan Hidro-karbon yang diolah dari
minyak bumi. Untuk motor bensin dipakai bensin dan untuk mesin diesel disebut minyak
diesel (solar).
1).Premium
Premium adalah bensin dengan mutu yang diperbaiki. Bahan bakar yang umum
digunakan pada motor bensin adalah bensin. Unsur utama bensin adalah carbon (C) dan
hydrogen (H).
Bensin terdiri dari octane (C8H18) dan nepthane (C7H16). Pemilihan bensin
sebagai bahan bakar berdasarkan pertimbangan dua kualitas yaitu :
a). Nilai kalor (calorific value) yang merupakan sejumlah energi panas yang bisa
digunakan untuk menghasilkan kerja/usaha.
102
b). Volatility yang mengukur seberapa mudah bensin akan menguap pada suhu
rendah.
Dua hal tadi perlu dipertimbangkan karena semakin naik nilai kalor, volatility-nya akan
turun, padahal volatility yang rendah dapat menyebabkan bensin susah terbakar.
2).Perbandingan Campuran Udara Dan Bahan Bakar (Air Fuel Ratio)
Untuk dapat berlangsung pembakaran bahan bakar, maka dibutuhkan oksigen
yang diambil dari udara. Udara mengandung 21 sampai 23% oksigen dan kira-kira 78%
nitrogen, lainnya sebanyak 1% Argon dan beberapa unsur yang dapat diabaikan. Untuk
keperluan pembakaran, oksigen tidak dipisahkan dari unsur lainnya tapi disertakan
bersama-sama. Yang ikut bereaksi pada pembakaran hanyalah oksigen, sedangkan unsur
lainnya tidak beraksi dan tidak memberikan pengaruh apapun. Nitrogen akan keluar
bersama gas sisa pembakaran dalam jumlah dan bentuk yang sama seperti semula.
Perbandingan campuran bensin dan udara harus ditentukan sedemikian rupa agar
bisa diperoleh efisiensi dan pembakaran yang sempurna. Secara tepat perbandingan
campuran bensin dan udara yang ideal (perbandingan stoichiometric) untuk proses
pembakaran yang sempurna pada mesin adalah 1 : 14,7. Namun pada prakteknya,
perbandingan campuran optimum tersebut tidak bisa diterapkan terus menerus pada
setiap keadaan operasional, contohnya; saat putaran idel (langsam) dan beban penuh
dibuthkan mengkonsumsi campuran udara bensin yang gemuk, sedangkan dalam keadaan
lain pemakaian campuran udara bensin bisa mendekati yang ideal.
Dikatakan campuran kurus/miskin, jika di dalam campuran bensin dan udara
terdapat lebih dari 14,7 prosentase udara. Sedangkan jika kurang dari angka tersebut
disebut campuran kaya/gemuk.
Pembakaran yang terjadi adalah tidak lain dari suatu reaksi kimia yang
berlangsung dalam waktu yang amat pendek, dan dari reaksi tersebut dihasilkan sejumlah
panas. Karena itu untuk sejumlah tertentu bahan bakar dibutuhkan pula sejumlah oksigen.
Perbandingan antara jumlah udara dan bahan bakar tersebut dapat dihitung dengan
persamaan reaksi pembakaran.
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa perbandingan campuran bensin
dan udara yang ideal (campuran bensin udara untuk pembakaran dengan tingkat polusi
103
yang paling rendah) adalah 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter dapat disebutkan 1 liter
bensin secara ideal harus bercampur dengan 11500 liter udara.
104
c. Fuel cock (kran bensin); berfungsi untuk membuka dan menutup aliran bensin dari
tangki dan sebagai penyaring kotoran/partikel debu.
d. Kran Bahan Bakar
Terdapat dua tipe kran bensin, yaitu tipe standar dan tipe vakum. Tipe standar adalah
kran bensin yang pengoperasiannya dialakukan secara manual.
Ada tiga posisi yaitu OFF, RES dan ON. Jika diputar ke posisi “ÓFF” akan
menutup aliran bensin dari tangkinya dan posisi ini biasanya digunakan untuk
pemberhentian yang lama. Posisi RES untuk pengendaraan pada tangki cadangan dan
posisi ON untuk pengendaraan yang normal.
Tipe vakum adalah tipe otomatis yang akan terbuka jika mesin hidup dan tertutup
ketika mesin mati. Kran tipe vakum mempunyai diapragma yang dapat digerakkan oleh
hisapan dari mesin. Pada saat mesin hidup, diapragma menerima hisapan dan membuka
jalur bensin, dan pada saat mesin mati akan menutup jalur bensin (OFF).
Terdapat 4 jalur dalam kran tipe vakum, yaitu OFF, ON, RES dan PRI. Fungsi
OFF, ON dan RES sama seperti pada kran standar. Sedangkan fungsi PRI adalah akan
mengalirkan langsung bensin ke filter cup (wadah saringan) tanpa ke diapragma dulu.
Jika telah mengisi tangki bensin yang kosong, usahakan memutar kran bensin ke posisi
ON.
105
Gambar 5.3. Kran Bahan Bakar Tipe Vakum
d. Damper locating (peredam); berupa karet yang berfungsi untuk meredam posisi tangki
saat sepeda mesin berjalan.
e.Slang Bahan Bakar
Slang bahan bakar berfungsi sebagai saluran perpindahan bahan bakar dari tangki
ke karburator. Pada sebagian sepeda mesin untuk meningkatkan kualitas dan kebersihan
bahan bakar, dipasang saringan tambahan yang ditempatkan pada slang bahan bakar.
Dalam pemasangan slang bahan bakar, tanda panah harus sesuai dengan arah aliran
bahan bakar.
D. Sistem Bahan Bakar Motor Bensin
system bahan bakar motor bensin terdiri dari tangki bensin, saringan bensin, pompa,
karburator, saringan udara, intake dan exhaus manifold, pipa buang dan knalpot..
1) Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Komponen sistem bahan bakar konvensional terdiri atas: tanki bahan bakar,
saluran bahan bakar, chacoal canister (hanya beberapa model saja), saringan bahan bakar,
dan karburator.
a.) Tangki bahan bakar.
Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis.
Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakan di bagian belakang kendaraan
untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan. Namun ada beberapa
kendaraan yang letak tangki bahan bakarnya ditengah. Bagian dalam tangki
106
dilapasi bahan pencegah karat. Disamping itu tangki juga dilengkapi dengan
penyekat (separator) untuk mencegah perubahan permukaan bahan bakar pada
saat kendaraan melaju di jalan yang tidak rata.
Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran utama terletak 2-3 cm dari
dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam bensin ikut terhisap ke dalam
saluran.
107
Untuk mencegah kerusakan saluran bahan bakar dilengkapi dengan pelindung.
Saluran bahan bakar yang menghubungkan karburator dengan pompa bahan bakar
mnggunakan selang karet karena adanya getaran mesin.
c). Saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar ditempatkan antara tangki dengan pompa bahan bakar yang
berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat di dalam bensin.
Dalam saringan terdapat elemen yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran
bahan bakar, menegah masuknya air dan kotoran masuk ke karburator. Partikel
kotoran yang besar mengendap di dasar sringan, sedangkan partikel yang kecil
disaring oleh elemen.
108
Gambar 5.3. Pompa bahan bakar mekanik
Dengan demikian akan terjadi pengisapan bahan bakar ke dalam pompa dan menekan
keluar melalui katup menuju karburator.
Adapun cara kerja pompa bahan mekanik dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila rocker arm digerakan oleh nok, diafragma tertarik ke bawah sehingga ruang
diatas diagfrigma menjadi hampa.
109
Katup masuk terbuka dan bahan bakar akan mengalir ke ruang diagfragma. Pada saat
ini katup keluar tertutup.
Pada saat nok tidak menyentuh rocker arm, diagfragma bergerak ke atas sehingga
bahan bakar yang ada diruang diagfragma terdorong ke luar dan terus ke karburator.
Tekanan penyaluran sekitar 0,2 s.d 0,3 kg/cm2
110
Apabila bahan bakar pada karburator sudah cukup maka diagfragma tidak terdorong
ke atas oleh pegas dan pull rod pada posisi paling bawah, karena tekanan pegas sama
dengan tekanan bahan bakar. Pada saat ini rocker arm tidak bekerja meskipun poros
nok berputr sehingga diafragma diam dan pompa tidak bekerja.
Apabila kunci kontak diputar pada posisi ON, akan terjadi kemagnetan pada
solenoid yang menyebabkan diafragma tertarik ke atas sehingga bahan bakar masuk
melalui katup masuk.
111
Pada saat yang sama platina membuka karena tuas platina dihubungkan dengan rod
sehingga kemagnetan pada selenoid hilang. Akibatnya diafragma bergerak ke bawah
mendorong bahan bakar keluar melalui katup buang.
112
2.Karburator.
Fungsi karburator untuk mencampur udara dan bensin, untuk memperoleh
campuran yang sesuai dengan kondisi kerja mesin.
Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum boyle, yaitu tekanan dan volume tetap (P.V
tetap) dan hukum kontinuitas, yaitu luas penampang dan kecepatan tetap (A.C tetap)
Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan obat serangga.Ketika udara
di tekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersama-sama dengan
udara terkaburasi keluar berupa gas.
Pada saat udara ditiup melalui bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di
dalam pipa akan turun 9rendah . akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan
terisap keluar dan membentuk partikel-partikel kecil saat terdorong oleh udara.
Semakin cepat aliara udara, maka semakian rendah tekanan udara pada ujung pipa
sehingga semakin banyak cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.
Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum-hukum fisika seperti
Qontinutas dan bernauli.. apabila suatu fluida mengalir melalui suatu tabung, maka
banyaknya fluida atau debit aliran Q) adalah :
Q = A x V = konstan
A = Luas penampang tabung (m2.)
V = kecepatan aliaran. (m/detik)
113
B.1. Konstruksi dasar karburator
Konstruksi dasar karburator dapat dilihat pada gambar 18 bagian
karburator yang diameternya menyempit (bagian A) disebut venturi. Pada bagian ini
kecepatan aliran udara yang masuk semakin tinggi sehingga kevakuman semakin
rendah. Dengan demikian pada bagian venturi bahan bakar yang dapat terhisap
semakin banyak..
Udara Bb +
(O2) O2
Bens
in
Karbura
tor
114
B.3. Macam-macam karburator
B.3.1.Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi :
1. Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
2. Karburator dengan venturi variable
3. Karburator dengan air valve venturi
1). Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) menggunakan sebuah venturi
tetap dengan diameter tertentu. Besarnya kevakuman yang dihasilkan oleh udara yang
mengalir melalui venturi sesuai dengan kecepatan aliran. Kecepatan aliran
dipengaruhi oleh kevakuman pada selinder dan pembukaan katup gas. Keadaan
tersebut akan mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang keluar dari venturi.
115
Dengan demikian volume bahan bakar berubah sesuai dengan volume udara yang
masuk, tahan udara yang masuk menjadi kecil dan menghasilkan output yang tinggi.
Tingkat aliran udara yang dihisap kedalam silinder dapat dilihat pada gambar 11.
Dibanding dengan karburator fixed venturi, maka karburator variable venturi
memiliki tingkat aliran udara yang tetap karena adanya tahanan pada aliran udara
yang memotong daerah full pada putaran mesin sehingga diperoleh suatu campuran
yang ideal (air fuel ratio) yang sesuai kebutuhan.
116
3). Karburator dengan air valve venturi
Karburator dengan air valve venturi konstruksinya berbeda dengan karburator
variable venturi, namun cara kerjanya sama. Membukanya katup udara dikontrol
dengan besarnya udara yang dihisap. Karburator jenis ini mempunyai dasar
karburator arus turun dua barel(down draft double barrel), tetapi konstruksi dan cara
kerjanya sama dengan sistem secondary yang dimodifikasi. Katup udara terpasang di
dalam silinder secondary dan membukanya air valve bervariasi sesuai dengan jumlah
udara yang dihisap. Kevakuman pada nosel utama dikontrol agar bekerjanya konstan.
Karburator jenis ini tidak mempunyai tahanan aliran udara pada venturi sehingga
keuntungannya mampu menghasilkan output yang besar. Selain itu, membuka dan
menutupnya katup throttle secara mekanik maka diagrama tidak diperlukan
lagi.Konstruksi karburator dengan air valve venturi dapat dilihat pada gambar12.
B.3.2 Dilihat dari arah masuknya campuran udara dan bahan bakar, karburator dibedakan
menjadi :
1. Karburarator arus turun.
2. Karburarator arus datar.
3. Karburarator arus naik.
117
1) Karburarator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah
kebawah (down draft). Karburator jenis ini banyak digunakan karena tidak
terdapat kerugian grafitasi.
2) Karburarator arus datar, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah
ke samping (side draft). Karburator jenius ini umumnya digunakan pada mesin
yang memiliki output yang tinggi.
3) Karburarator arus naik, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah
ke atas (top draft). Karburator jenis ini umumnya digunakan pada mesin yang
memiliki output yang tinggi.
118
B.3.3. Dilihat dari jumlah barel, karburator, dapat dibedakan menjadi :
1 Karburator single barel
2 Karburator double barel
1) Karburator single barel, memasok semua kebutuhan bahan bakar pada perbagai
putaran mesin dilayani oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin rendah,
diameter venturi yang besar akan lebih lambat menghasilkan tenaga dibanding
diameter venturi yang kecil. Sebaliknya diameter venturi yang kecil hanya
mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar pada putaran mesin tertentu, tetapi
pada putaran rendah lebih cepat menghasilkan tenaga.
2) Karburator double barel, memasok kebutuhan bahan bakar dilayani oleh dua
barel sesuai kebutuhan mesin yang dikehendaki. Pada putaran mesin rendah,
karburator jenis ini cepat menghasilkan tenaga (output) karena yang bekerja
hanya promery venturi yang berdiameteer kecil. Pada putaran tinggi, baik
primary venturi maupun secondary venturi bekerja bersama-sama sehingga
output yang dicapai akan tinggi karena kedua venturi bila diameternya
dijumlahkan menjadi besar. Selain itu kecepatan aliran maksimal pada
karburator ini lebih kecil, sehingga kerugian geseknyapun lebih kecil.
119
Gambar 5.20. Karburator double barel
120
Untuk mengetahui konstruksi dan prinsip kerja dari masing-masing
sistem karburator dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Sistem pelampung.
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan
bahan bakar pada ruang pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung
terdapat pelampung (float) dan jarum pelampung (needle valve).
Pada saat motor hidup, pompa bahan bakar mengisap bensin ke dalam
ruang pelampung melalui katup jarum yang terbuka sehingga ruang pelampung
terisi bensin sampai batas tertentu. Pelampung akan mengapung dan jarum
menutup lubang pemasukan. Bila bensin telah terisap oleh arus udara dan
permukaan bensin di dalam ruang pelampung turun, katup jarum membuka
kembali karena pelampung bergerak turun. Bensin masuk ke ruang pelampung
sampai jarum katup menutup lubang karena pelampung bergerak naik lagi..
demikian seterusnya masuk dan keluarnya bensin dari karburator berlangsung
selama motor hidup.
121
udara untuk menjaga agar tekakan di dalam ruang pelampung sama dengan
tekanan di dalam tabung udara.
2). Sistem stasioner dan kecepatan lambat(rendah).
Sistem stasioner dan kecepatan lambat digunakan pada saat motor
berputar lambat tanpa beban 9idle0, yaitu motor hidup tanpa menginjak atau
memutar pedal gas. Bensin mengalir melalui orifis pengatur tanpa beban
menuju saluran tanpa beban. Kemudian bercampur dengan udara dari saluran
udara tanpa beban mengalir ke bawah melalui nosel tanpa beban berupa
semburan gas ke intake manifol.
Jika katup gas mulai membuka dan pada saat itu intake manifol dalam
kondisi hampa, maka lubang pengeluaran tanpa beban mengeluarkan gas
pembakaran (udar-bensin0, masuk ke dalam intake manifol karena hisapan
torak. Banyak sedikitnya gas pembakaran yang keluar dari lubang (nosel) tanpa
beban dapat diatur oleh sekerup pengatur tanpa beban.
3). Sistem kecepatan tinggi
Sistem kecepatan tinggi digunakan untuk mencampur udara dan bensin
pada saat katup gas membuka. Keluarnya bensin diatur oleh pengatur
penyemprot utama (main jet) yang terpasang pada dasar ruang pelampung,
122
bercampur dengan udara yang keluar dari saluran udara kecepatan tinggi,
kemudian melalui penyemprot utama diisap melalui venturi.
Jika motor membutuhkan tenaga yang besar maka diperlukan pula
campuran bensin- uadar yang kaya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
karburator dapat dilengkapi katup pengatur guna menambah distribusi bensin.
123
Gambar 5. 24 Sistem tenaga (full power circuit).
124
akan mendorong piston keatas, sehingga matering rod ikut terangkat dan saluran
akan terbuka.
Pada beberapa jenis karburator ada yang menggunakan hanya penggerak
mekanik, ada yang menggunakan kevakuman dan ada juga yang menggunakan
keduanya.
Kerja power circuit yang menggunakan penggerak kevakuman dapat
dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar 5.25).
Jika putaran mesin dalam kondisi stasioner (idle), dimana katup gas masih
terbuka sedikit, kevakuman pada saluran masuk (intake manifold) adalah besar.
Prinsip kerja power valve pada sisstem tenaga dapat dijelaskan sebagai berikut :
Torak tenaga (power piston) akan terhisap pada posisi atas , akibatnya pegas (B)
menahan katup tenaga (power valve), sehingga tertutup. Bila putaran motor
dinaikan pada kecepatan tinggi atau jalan menanjak ,dimana katup throttle
terbuka lebar maka kevakuman pada intake manifold akaan berkurang dan
power piston terdorong kebawah oleh power valve sping (A) sehingga power
valve terbuka, hal ini akan menambah suplai bahan bakar dari power jet ke
saluran utama (primary main jet), sehingga campuran akan cenderung kaya.
125
Gambar 5. 26 posisi Power valve
126
Pronsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Apabila pedal gas diijak secara mendadak, plunyer pada pompa piston
yang berhubungan dengan katup gas terdorong ke bawah. Akibatnya, bola baja
(gotri) pada katup pengatur pemasukan akan menutup dan bensin keluar melalui
by-pass menuju nosel penyemprot. Kemudian diisap melalui venturi untuk
melakukan campuran kaya yang diperlukan untuk akselerasi. Apabila katup gas
tertutup (pedal gas dilepas), plunyer pada pompa piston akan tertekan ke atas
oleh pegas dan katup pad by-pass tertutup.Saat bersamaan bola baja pada katup
pengatur pemasukan terbuka sehingga bensin keluar dari ruang pelampung
memenuhi silinder pompa.
6). Sistem Choke.
Adakalanya pada waktu mesin dalam keadaan dingin motor sukar
dihidupkan atau mau hidup tetapi tidak lancar. Hal ini disebabkan saluran-
saluran masih dalam keadaan dingin sehingga uap bensin akan menempel
(membeku) pada saluran itu dan terjadilah campuran kurus. Jadi, pada
prinsipnya choke dipakai untuk mengurangi (membatasi) jumlah udara yang
masuk ke dalam pencampuran udara-bensin sehingga terjadi campuran kaya.
Katup choke menutup saluran pemasukan udara sehingga di bawah katup akan
terjadi kehampaan (tekanan rendah).Akibatnya, bensin akan keluar dari nosel
tanpa beban dan kecepatan tinggi sehingga terjadi campuran kaya.Namun
demikian, katup choke ini tidak boleh bekerja terlalu lama. Setelah motor hidup
katup choke harus segera dibuka.
Sistem katup choke terbagi ada dua jenis :
6.a. Sistem choke manual.
Pada sistem choke manual untuk membuka dan menutup katup choke
digunakan linkage yang dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi
akan membuka atau menutup katup choke cukup menarik atau menekan tombol
choke yang ada pada instrumen panel (dashbord).
127
Gambar 5.28 Sistem choke manual.
128
Gambar 5.29 Sistem Choke Otomatis saat start
Setelah mesin hidup, pada terminal L timbul arus dari voltase regulator, arus
tersebut akan mengalir ke choke relay sehingga menjadi ON. Mengakibatkan
arus dari ignation switch mengalir melalui choke relay menuju ke massa electric
heat coil. Apabila heat coil membara/panas, maka bimetal elemen akan
mengembang dan akan membuka choke valve.Termistor berfungsi untuk
mencegah arus yang berlebihan yang mengalir dari eletric heat coil, apabila
katup choke telah terbuka (temperatur di dalam rumah pegas telah mencapai
sekitar 100 derajat celsius).
129
7). Mekanisme Idel Cepat
Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikan putarn idel pada saat mesin
masih dingin dan katup choke dalam keadaan menutup. (lihat gambar 27)
Apabila katup choke menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali, kemudian
dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idel cam yang dihubungkan denga
choke melalui rod berputar berlawanan arah jarum jam. Kemudian fast idel cam
menyentuh cam follower yang dihubungkan dengan katup throttle sehingga
akan membuka sedikit.
130
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1996. NEW STEP 1 Training manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor,
Training Center.
Anonim. 1996. NEW STEP 2 Training manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor,
Training Center.
Davis N. Daler and Frank J. Thienssen. 1995. Automotive Electronics and Performance.
New Jersey: Englewood Cliffs.
Nippon Kogyo Shimposha, Ltd., 1976. Catalogue Book of Japanese-Made Machines and
Tools, Osaka-Japan: Japan Industrial News Publishing Co. Ltd.
Automotive Hand Book 1st English Edition Bosch Fachkunde Kraftfahrtechnik. Holland
+ Josenhans Verlag Stuttgart
131