Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH

Pokok Bahasan : Karies Gigi

Pemberi Penyuluhan : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Fort de Kock 2016

Sasaran : Anak Usia Sekolah

Hari/Tanggal : jum’at, 23 – 12 -2016

Jam : 14.30

Tempat : Mushola Ladang Laweh

A. Latar Belakang

berdasarkan survey kesehatan gigi yang dilakukan oleh Direktorat

Kesehatan gigi Departemen Kesehatan RI, ternyata jumlah masyarakat

yang berkunjung ke Puskesmas maupun dirujuk ke Rumah Sakit karena

menderita penyakit gigi dan mulut akibat karies gigi menduduki jumlah

terbesar yaitu 53,05%. Sebanayak 77% anak usia sekolah memiliki

masalah gigi berlobang. Karies merupakan penyakit yang paling sering

dijumpai dirongga mulut, di Indonesia lebih dari 90% penduduk menderita

karies gigi.

Masalah karies gigi masih mendapat perhatian karena sampai

sekarang penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam

masalah penyakit gigi dan mulut, yaitu penyakit tertinggi ke enam yang

ditemukan masyarakat Indonesia dan menempati urutan ke empat penyakit

termahal dalam pengobatan.


Gigi merupakan bagian hal terpenting dalam mulut yang dapat

berfungsi untuk makan dan berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah

satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut.

Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka lebih cenderung untuk

memilih makanan yang manis seperti : coklat dan permen. Hal ini menajdi

factor utama meningkatnya anak usia sekolah dengan masalah kerusakan

gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan terhadap anak

usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan

warga dan anak usia sekolah mampu mengenal dan memahami penyakit

karies gigi.

C. Tujuan Khusus

1. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga dapat

menjelasakan pengertian karies gigi dengan benar

2. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga dapat

menyebutkan penyebab karies gigi dengan benar

3. Setelah mengikuti penyuluhan anak dan keluarga mampu

menyebutkan tanda dan gejala karies gigi dengan benar

4. Setelah mengikuti penyuluhan nyeri anak dan keluarga mampu

menyebutkan cara pencegahan karies gigi dengan benar


D. Materi Penyuluhan (terlampir)

E. Metoda Penyuluhan

1. Ceramah (diskusi)

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi menyikat gigi yang benar

F. Media Penyuluhan

1. LCD

2. leaflet

G. Setting Tempat

Keterangan :

: penyaji

: klien audiens

: pembimbing akademik

: pembimbing akademik

: fasilitator
H. Pengorganisasian

Pemberi Materi : Mutia Dona Nofitri, S.Kep

Pembawa Acara : Priska Amelia, S.Kep

Demonstrasi : Nina hardiyanti, S.Kep

Obsever : Ira wahyuni, S.Kep

Notulen : Prasetya Mulyadi S.Kep

Fasilitator : Ahmady S.Kep

Widya rahmu rusli S.Kep

Restu Diana putri S.Kep

Iksan davanza S.Kep

Pembimbing : Ns. Corri Febrina, S.Kep. M.Kes.

I. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan role play model Kegiatan klien

1. 5 menit Pembukaan :
(lisan)
1. Memberi salam / 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan dan melakukan 3. Mendengarkan dan
kontrak waktu, bahasa dan memperhatikan
tempat 4. Menyepakati
4. Menyampaikan tentang kontrak
tujuan pokok bahasan
5. Menyampaikan pokok 5. Mendengarkan dan
pembahasan  menyepakati

2. 20 menit Pelaksanaan :
(lisan) 1. Mengkaji pengetahuan klien 1. menjawab dan
tentang pegertian karies gigi memperhatikan
2. Member reinforcement 2. Menjawab
positif
3. Menjelaskan tentang 3. Menyimak dan
pengertian dari karies gigi memperhatikan
4. Mengkaji pengetahuan 4. menjawab dan
keluarga tentang penyebab memperhatikan
karies gigi
5. Memberi reinforcement 5. Menjawab
positif
6. Menjelaskan tentang 6. Menjawab dan
penyebab dari karies gigi mendengarkan
7. Mengkaji pengetahuan klien 7. Menjawab dan
dan keluarga tentang tanda memperhatikan
dan gejala dari karies gigi
8. Member reinfircemen positif 8. Menjawab
9. Menjelaskan tentang tanda
dan gejala dari karies gigi 9. Menjawab dan
10. Mengkaji pengetahuan klien memperhatikan
dan keluarga tentang
bagaimana pencegahan dari 10. Menjawab dan
karies gigi memperhatikan
11. Member reinforcemen positif
12. Menjelaskan tentang 11. Menjawab
pencegahan dari karies gigi
12. Menyimak dan
memperhatikan
3. 5 menit
(lisan) Penutup :
1. Memperhatikan
1. Menyimpulkan materi
2. Menjawab dan
2. Mengevaluasi anak tentang
mendemonstrasikan
materi yang telah diberikan
3. Memperhatikan
dengan bertanya secara lisan
4. Mengambil leaflet
3. Memberikan reward
yang diberikan
4. Memberikan leaflet
5. Menjawab salam
5. Mengakhiri pertemuan
dengan mengucapkan salam

J. Kriteria Hasil
a. Evaluasi struktur
 Kegiatan sesuai jadwal kontrak
 Keluarga berperan aktif dalam diskusi
 Menyiapkan media satu hari sebelum dilaksanakan
b. Evaluasi proses
 Keluarga tampak kooperatif
 Peranan sesuai harapan
 Tidak ada masalah selama diskusi
 Diskusi sesuai dengan materi
c. Evaluasi hasil
 Klien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian karies gigi
 Klien dan keluarga tau apa saja penyebab karies gigi
 Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala karies gigi
 Klien dan keluarga dapat menyebutkan pencegahan karies gigi
 Klien dan keluarga paham bagaimana perawatan karies gigi

K. Daftar Pustaka
Price dan Wilson (2006). Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta:EGC
Wahit Iqbak Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas
2.Jakarta: EGC
Doengoes, M.E, dkk.1999. rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Penatalaksanaan Perawatan Pasien Pasien,
edisi3, Jakarta:EGC

L. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
3. Lembar balik (flip chart)
Lampiran Materi

KARIES GIGI

A. Pengertian

Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai

dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya kesimbangan

antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam

microbial dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan

dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organic yang akhirnya

terjadi kavitas (pembentukan lobang) (Kennedy, 2002)

Kariesn dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang

terbatas dijaringan gigi mulai dari email kemudian berlanjut ke dentin.

Karies dentis ini merupakan masalah mulut utama pada anak dan remaja,

periode karies paling tinggi adalah pada usia 4 – 8 tahun pada gigi sulung

dan usia 12 – 13 tahun pada gigi tetap, sebab pada usia itu email masih

mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga kemungkinan terjadi karies

besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular menyeluruh

dari geligi yang lain. (Behrman,2002)

B. Penyebab

Menurut Yuwono (2003) factor yang memungkinkan terjadinya

karies yaitu :

1. Umur
Terdapat 3 fase umur yang dilihat dari sudut geligi yaitu:

a. Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering

terkena karies

b. Periode pubertas (remaja) umur antara 14 – 20 tahun pada

massa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat

menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan

mulut menjadi kurang terjaga, hal ini yang menyebabkan

persentase karies lebih tinggi

c. Umur antara 40 – 50 tahun, pada umur ini sduah terjadi

retraksi atau menurunnya gusi dan papil sehingga sisa-

sisa makanan lebih sukar dibersihkan

2. Kerentanan permukaan gigi

a. Morfologi gigi

b. Lingkungan gigi

3. Air ludah

4. Bakteri

5. Plak

6. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies

C. Tanda dan gejala

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies gigi

sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah

sebuah daerah yang tampak berkapur dipermukaan gigi yang menandakan

adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan


membetuk lubang. Proses tersebut dapat kembali keasal atau refersible,

namun ketika lubang sudah terbentuk maka mengkilat dapat menandakan

karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

Bila enamel dentin telah rusak, lubang semakin tampak. Daerah

yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh.

Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri.

Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin dan

makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan nafas

tak sedap dan pengecapan yang buruk.

Karies gigi biasanaya mulai pada fisura permukaan oklusi, gigi

mulai lesi yang abru terjadi tidak dapat didiagnosa memulai inspeksi, lesi

tersebut biasanya dideteksi dengan pemeriksaan fisura yang terkena.

Gejala karies gigi sebagai berikut :

a. Nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin

b. Nyeri yang timbul telah mencapai pulpa

c. Nyeri saat dipakai menggigit karena bakteri masuk ke pulpa

dan pulpa mati

D. Cara pencegahan karies gigi

Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi

dilakukan dengan :

a. Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekan intruksi berikut :


1. Sikatlah gigi sekurang-kurangnya 2 kali sehari pada waktu- waktu

yang tepat, yaitu : waktu sesudah makan, sebelum tidur ditmabah

dengan sesudah bangun tidur

2. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala

sikat kecil

3. Gunakan dental glos (benang gigi) sedikitnya satu kali sehari.

4. Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotic,

enzim, dan antiseptic

5. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat mengunakan sikat

gigi dengan benar, dapat digunaka kain bersih yang tidak terlalu

tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi

serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari

kemudian digosokkan pada gigi.

6. Kunjungi dokter sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami

pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari 2 minggu.

b. Diet

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan

yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak

gigi (permen, coklat, dan lain sebagainya) dan membiasakan

mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur)

c. Flouridasi

Dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental

pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah.

Karies gigi dapat dihindari atau dicegah apabila anak melakukan


perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan

kariogenik.

Anda mungkin juga menyukai