Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAKTERIOLOGI II (P)

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI EKSUDAT

DISUSUN OLEH

NAMA : NUR LAILA AMU

NPM : 2320191024

KELAS :A

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya
yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan teman-teman dan pembimbing
dalam membantu penyusunan laporan ini.
Dalam makalah ini penulis menyajikan materi tentang Pemeriksaan
Bakteriologi Eksudat. Semoga makalah ini dapat berguna dan menambah
wawasan bagi penulis serta pembaca sekalian.
Sudah tentu kekurangan-kekurangan akan terdapat dalam makalah ini.
Karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat
penulis harapkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................................4
1.2 Tujuan praktikum.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
2.1 Pengertian eksudat...............................................................................................5
2.2 Jenis-jenis eksudat................................................................................................5
2.3 Bentuk-bentuk eksudat.........................................................................................6
2.4 Fungsi eksudat......................................................................................................6
2.5 Mekanisme pembentukan eksudat.......................................................................7
2.6 Cara pengambilaln sampel...................................................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................................8
3.1 Alat......................................................................................................................8
3.2 Bahan...................................................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja.....................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................9
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
4.2 Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020)
dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan
emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang
memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya
tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan
serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya.
Eksudat merupakan substansi yang merembes melalui dinding vasa ke dalam jaringan
sekitarnya pada radang, berupa nanah.
Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan.
Cairan itu terdapat ump dalam rongga serosa perikardium rongga pleura, rongga perut
dan berfungsi sebagai pelumas agar membran-membran yang dilappisi mesontel dapat
bergerak tampa geseran. Jumlah itu mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan akan
berupa transudat atau exudat.
Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau exudat bermaksud untuk
menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapat keterangan tentang
causanya.
Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat
tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat (tidak
disebabkan proses peradangan/inflamasi). Berat jenis transudat pada umumnya kurang
dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh transudat
terdapat pada wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam cairan tubuh. Transudat
merupakan discharge patologis, merupakan serum darah yang merembes keluar dari
pembuluh-pembuluh kapiler ke dalam sela-sela jaringan atau rongga badan, tanpa
radang. Eksudat merupakan substansi yang merembes melalui dinding vasa ke dalam
jaringan sekitarnya pada radang, berupa nanah.
Maka dari itulah praktikum ini dilakukan agar kita bisa mengetahui jenis serta cara
pemeriksaan oleh eksudat ini seperti apa.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mengetahui pengertian, fungsi dan
jenis-jenis eksudat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Eksudat
Eksudat adalah cairan patologis dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke dalam
jaringan  pada "aktu radang. Bila radang terjadi pada pleura# maka cairan radang juga
dapat mengisi  jaringan sehingga terjadi gelembung# misalnya terjadi pada kebakaran.
Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak protein sehingga berat jenisnya
lebih tinggi daripada  plasma normal. Begitu pula cairan radang ini dapat membeku
karena mengandung fibrinogen (Regina, 2011).
2.2 Jenis-jenis eksudat
1. Eksudat non seluler 
a) Eksudat serosa
Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat
yang terlarut dengan sangat sedikit leukosit. Eksudat serosa pada dasarnya terdiri
dari protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah yang permiable dalam
daerah radang bersama-sama dengan cairan yang menyertainya. !ontoh eksudat
serosa yang paling dikenal adalah cairan luka melepuh (Halim H, 2001).
b) Eksudat fibrinosa
Eksudat fibrinosa terbentuk jika protein yang dikeluarkan dari pembuluh
terkumpul pada daerah peradangan yang mengandung banyak fibrinogen. Contoh
pada penderita pleuritis akan merasa sakit sewaktu bernafas, karena terjadi
pergesekan sewaktu mengambil nafas.
c) Eksudat musinosa (Eksudat kataral)
Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana
terdapat sel-sel yang dapat mengsekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan
eksudat lain karena eksudat ini merupakan sekresi sel bukan dari bahan yang
keluar dari aliran darah. Contoh eksudat musin yang paling dikenal dan sederhana
adalah pilek yang menyertai berbagai infeksi pemafasan  bagian atas (Price, 2005).
2. Eksudat Seluler ( Eksudat netrofilik)
Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai adalah eksudat yang terutama terdiri
dari neutrofil polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak. Eksudat neutrofil
semacam ini disebut purulen. Eksudat purulen sangat sering terbentuk akibat infeksi
bakteri.
3. Eksudat campuran
Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan campuran ini dinamakan
sesuai dengan campurannya. Jika terdapat eksudat fibrino-purulen yang terdiri dari
fibrin dan neutrofil polimorfonuklear, eksudat mukopurulen, yang terdiri dari musin
dan neutrofil, eksudat serofibrinosa dan sebagainya.
2.3 Bentuk-bentuk Eksudat (Regina, 2011)
1. Serous
2. Fibrinous
3. Haemorrhagis
4. Purulent
5. Berbentuk kombinasi
Ciri-ciri eksudat spesifik (Regina, 2011)
a. Warna (purulen = putih-kuning, hemoragis = merah, dsb)
b. Kejernihan keruh
c. Berat jenis ˃ 1,018 (1,018 – 1,030)
d. Ada bekuan, atau membeku dalam jangka waktu cepat B
e. Bau tidak khas. Infeksi kuman anaerob / E.coli : bau busuk 
f. Protein > 3 gr% (tes rivalta positif)
g. Glukosa << plasma
h. Lemak mungkin positif (infeksi tuberculosis)
i. Jumlah leukosit : 500-40.000/mm3
j. Jenis sel : > polinuklear
k. Bakteri sering (+++)
2.4 Fungsi Eksudat
Sebagai respon tubuh terhadap adanya gangguan sirkulasi dengan kongesti pasif dan
oedema (transudat), serta adanya inflamasi akibat infeksi  bakteri (eksudat) (Anggraheni,
2011).
Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan
cairan  badan (tekanan osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik,
kerusakan endotel, dsb.) sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses
peradangan (Anggraheni, 2011).
2.5 Mekanisme pembentukan eksudat
Eksudat terjadi karena infeksi bakteri yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah. Eksudat terbentuk apabila lapisan kapiler atau
membrane rusak oleh  proses peradangan atau neoplastik. Akibatnya protein berukuran
besar dan konstituen darah lainnya bocor keluar untuk masuk ke jaringan dan rongga
tubuh. Pada peradangan aktif, kandungan protein pada cairan ini meningkat. Sedangkan
Transudat eksudat dapat terjadi  pada (Anggraheni, 2011).
1. Sindroma nefrotik
2. Sirosis hepatic
3. Gagal jantung
2.6 Cara pengambilan sampel
Cairan yang diperoleh ditampung dalam  botol penampung (Anggraheni, 2011)
1. Botol I : Steril untuk pemeriksaan bakteriologi
2. Botol II : Di tambah anticoagulant untuk pemeriksaan rutin.
3. Botol III : Tanpa anticoagulant untuk pemeriksaan kimia.
Yang harus diperhatikan pada "aktu pungsi adalah engambilan cairan tidak boleh
seluruhnya karena (Anggraheni, 2011).
1. Untuk menghindari terjadinya shock
2. Pada cairan ascites banyak mengandung protein.
Pemeriksaan eksudat berguna untuk menentukan jenis cairan yang diperiksa dan
mengusahakan mencari penyebabnya. Pemeriksaan harus dilakukan dengan cepat
karena mudah terjadi desintegrasi, oleh karena itu pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan adalah pemeriksaan sitologi (Anggraheni, 2011).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada pemeriksaan ini ialah :
1. Objek glass
2. Pipet tetes
3. Bak dan rak pewarnaan
4. mikroskop
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada pemeriksaan ini ialah :
1. Cairan eksudat
2. Carbol gentian violet 1%
3. Lugol 1%
4. Alkohol 96%
5. Carbol fuchsin 1%
3.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur pemeriksaan ini ialah sebagai berikut:
1. Setetes sampel yang telah di sentrifuge dibuat apusan diatas objek glass, dan
dikeringkan.
2. Diwarnai dengan karbol gentian violet selama 3 menit, dicuci.
3. Ditetesi lugol selama 1 menit, dicuci.
4. Ditetesi alkohol 96% selama 30 detik, dicuci.
5. Ditetesi fuchsin selama 2 menit, dicuci dan dikeringkan.
6. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 100x
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Eksudat adalah cairan patologis dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke dalam
jaringan pada waktu radang
Fungsi dari eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya gangguan sirkulasi
dengan kongesti pasif serta adanya inflamasi akibat infeksi bakteri (eksudat).
Terdapat 3 jenis eksudat yaitu eksudat seluler, nonseluler, dan campuran.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu untuk pewarnaannya harus tepat sesuai
prosedur dan pemeriksaannya harus segera diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, 2011. Stop Tuberkulosis Bogor: publishing house

Bahar, Asril. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Ed. 3. Jakarta :
Balai Penerbit FK UI

Regina, VT Novita. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Ghalia Indonesia.


Bogor

Price, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 2. Ed. 6.


Jakarta : EGC.

Halim H, 2001. Penyakit-penyakit pleura, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam,
Jilid II, edisi ke-3, Gaya Baru.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai