Anda di halaman 1dari 7

Laporan Tetap

Praktikum Penyakit Tanaman Tahunan

Nama : Helena Paulina Manurung Hari/Tgl : 10 September 2019


NIM : 05071381722059 Asisten : 1. Agung Herdiansyah
Judul : Penyakit Tanaman Mangga 2. Yunika Depta Sari
3. Kinta Dwi Amelia
4. Oktaviani
5. Lifia Nadila

A. Penyakit Embun Jelaga Pada Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)


1. Gejala Serangan Embun Jelaga
Gejala penyakit embun jelaga berupa lapisan tipis berwarna hitam pada
permukaan daun, namun jaringan daun dibawahnya tetap hijau. Lapisan hitam
tersebut sebenarnya adalah miselia fungi yang meluas dan mudah terkelupas
karena angin (Ari Fiani, 2017). Penyakit embun jelaga disebabkan oleh fungi jenis
Capnodium sp. dan Meliola sp. (Anggraeni dan Lelana, 2011, Fiani dkk, 2011).
Lapisan jamur hanya menutupi permukaan daun dan tidak bersifat sebagai parasit,
tetapi tetap merugikan karena menghambat metabolisme terutama proses
fotosintesis. Pada serangan berat, lapisan hitam akan menutup permukaan daun,
tangkai daun dan ranting.
Hasil Gambar Makroskropis

(Sumber : Hasil Pengamatan Praktikum) (Sumber: M.N. Islam dkk, 2015)


2. Patogen Meliola mangiferae

a. Klasifikasi Patogen
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Sordariomyetes
Ordo : Meliolales
Famili : Meliolaceae
Genus : Meliola
Spesies : Meliola mangiferae
b. Bioekologi
Fungi Meliola sp. bersifat parasit obligat artinya tidak dapat diisolasi dan
ditumbuhkan pada media buatan, hanya dapat hidup pada bagian tanaman yang
masih hidup dan mengganggu jaringan tumbuhan inang dengan jalan
mempenetrasi sel inang. Meliola sp. mempunyai hifa yang disebut dengan
hipopodia (hifa yang mempunyai tonjolantonjolan di kedua sisi dan berfungsi
sebagai alat untuk merekat dan absorpsi pada daun). Askokarp/askus (tubuh buah)
disebut pula peritesium karena berbentuk agak bulat yang pada ujungnya terdapat
ostiol (lubang untuk keluarnya spora). Spora yang dibentuk dalam askokarp
disebut askospora yang berbentuk lonjong memmpunyai warna cokelat agak
kehitaman, spora berseptat (Ismail & Anggraeni, 2008)
Hasil Gambar Mikroskopis :
(Sumber : Hasil Pengamatan Praktikum) (Sumber: Asmaliyah, 2015)

3. Cara Pengendalian
Jamur Capnadium sp. disebarkan ke seluruh daun cengkeh oleh vektor
semut hitam yang juga ikut menjadikan embun madu (kotoran kutu daun) sebagai
sumber makanan karena mengandung glukosa. Pengendalian penyakit embun
jelaga bergantung pada pengendalian kutu daun (Coccus Viridis Green) karena
jamur Capnadium sp. hidup dari cairan (embun madu) yang dikeluarkannya
(Panggalo, 2014). Selain itu, embun madu tersebut merupakan alasan
berkumpulnya banyak vektor semut hitam. Kumbang helm Cycloneda spp.
merupakan musuh alami yang paling ampuh terhadap kutu daun (Coccus Viridis
Green) sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengendalian penyakit ini (Ernawati,
dan Yuniarti, 2014).
4. Kesimpulan
Penyakit embun jelaga disebabkan oleh fungi jenis Capnodium sp. dan
Meliola sp. Penyakit ini menyerang permukaan dan dan ranting. Pada permukaan
daundan ranting terdapat lapisan tipis berwarna hitam. Lapisan berwarna hitam
merupakan cendawan. Embun jelaga biasanya menyerang pada musim hujan.
Penyakit ini dapat dikendalikan dengan memanfaatkan kumbang helm Cycloneda
spp. yang merupakan musuh alami kutu daun (Coccus Viridis Green).

B. Penyakit Karat Daun Pada Tanaman Mangga (Chepaleuros Virescans)


1. Gejala Serangan Karat Daun (Chepaleuros Virescans)
Gejala awal penyakit karat ditandai dengan munculnya bercak klorotik
kecil yang tidak beraturan pada permukaan daun. Pada umumnya gejala karat
muncul pada permukaan bawah daun. Bercak tersebut kemudian berubah
menjadi coklat atau coklat tua dan membentuk pustul. Pustul merupakan
kumpulan uredium. Pustul yang telah matang akan pecah dan mengeluarkan
tepung yang warnanya seperti karat besi. Tepung tersebut merupakan kantung-
kantung spora yang disebut uredium dan berisi uredospora. Penyakit karat
menyebabkan daun menjadi kering dan rontok sebelum waktunya. Stadium
awal penyakit karat mungkin tidak dapat dibedakan dengan pustul bakteri atau
embun bulu (downy mildew) (Sumartini, 2010).
Hasil Gambar Makroskropis

(Sumber : Hasil Pengamatan Praktikum) (Sumber: T. Muthukumar, 2014)


2. Patogen Cephaleuros virescans
a. Klasifikasi Patogen
Filum : Chlorophyta
Kelas : Ulvophyceae
Ordo : Trentepohliales
Family : Trentepohliaceae
Genus : Cephaleuros
Species : Cephaleuros virescans
b. Bioekologi
Infeksi biasanya terjadi di atas permukaan daun namun tak jarang juga
ditemukan pada kedua sisi daun, batang, maupun buah (Marlatt & Alfieri, 1981;
Nelson, 2008). Parasit ini menyerang banyak tanaman namun sering diabaikan
karena tidak menyebabkan masalah yang serius.
Hasil Gambar Mikroskopis :
(Sumber : Hasil Pengamatan Praktikum) (Sumber: : T. Muthukumar, 2014)
3. Cara Pengendalian
Pengendalian penyakit karat daun dilakukan dengan cara memadukan
komponen pengendalian yang ramah lingkungan untuk mendukung pertanian
berkelanjutan meliputi penanaman varietas tahan serta penggunaan bahan nabati
dan hayati. Cara lainnya adalah dengan pemangkasan dahan, cabang, ranting,
menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
4. Kesimpulan
Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak
berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
Pengendaliannya dengan pemangkasan dahan, cabang, ranting, dan
menyemprotkan fungisida.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I. dan Lelana, N.E.. 2011. Diagnosis Penyakit Hutan. Kementerian


Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Puslitbang
Peningkatan Produktivitas Hutan.
Asmaliyah , Illa Anggraeni dan Hengki Siahaan. 2015. Inventarisasi dan
Deskripsi Penyakit Daun Pada Tanaman Tembesu (Fagraea fragrans) di
Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 12(2): 141-
153.
Ernawati, F., dan Yuniarti, F. 2014. Mewaspadai Embun Jelaga pada Tanaman
Cengkeh. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Surabaya. Surabaya.
Fiani, A., Yuliah, Yayan Hadiyan. 2017. Respon Populasi Asal Cendana
(Santalum album L) terhadap Serangan Embun Jelaga. Jurnal Proceeding
Biology Education Conference 14(1) : 106 – 108.
Helopeltis spp. (Hemiptera : Miridae) Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao.
L) Di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, 2014, Palu.
Islam, M.N., K.K. Poddar, I. Hossain, M.S.M. Chowdhurry, H. Mehraj and
A.F.M. Jamal Uddin. 2015. SEEDLING DISEASES OF MANGO IN
FOUR DISTRICTS OF BANGLADESH. International Journal of
Sustainable Crop Production (IJSCP). 10(2): 55-61.
Ismail, B., & Anggraeni, I. (2008). Identifikasi penyakit jati (Tectona grandis) dan
akasia (Acacia auriculiformis) di hutan rakyat Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 2(1).
Muthukumar, T., Eswaranpillai Uma, Perumalsamy Priyadharsini. 2014.
Occurrence of foliicolous parasitic alga Cephaleuros virescens on
cultivated ornamental plants in southern India. BOTANICA LITHUANICA.
20(2): 87–98.
Marlatt R.B., Alfieri S.A., 1981: Host of Cephaleuros, a parasitic alga in Florida.
– Proceedings of the Florida State Horticulture Society, 94: 311–317.
Nelson, S.C. 2008: Cephaleuros species, the plantparasitic green algae. – Plant
Disease, 43: 1–6.
Panggalo, N. A., Yunus, M., Khasanah, N., Jurnal : Inventarisasi Predator Hama.
Sumartini.2010. PENYAKIT KARAT PADA KEDELAI DAN CARA
PENGENDALIANNYA YANG RAMAH LINGKUNGAN. Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Anda mungkin juga menyukai