Anda di halaman 1dari 6

Tanya Jawab :

1. Tanya : Ni Putu Ayu Larassasti (1910713028)


Jika seandainya  kita hendak mengikuti lomba call for paper yang di dalam rangkaian
lombanya ada tahap seleksi abstrak. Nah, dalam seleksi itu kita mengirim ke dalam
dua lomba yang ebrbeda dengan asumsi belum tentu dua-duanya lolos seleksi abstrak.
Namun, jika seandainya dari kedua lomba CFP yang kita ikuti hanya di satu lomba
yang lolos seleksi abstrak, apakah hal tersebut termasuk plagiarisme?

Jawab : Laura Patrycia Maudi (1910713066)


Sebenarnya menurut saya pribadi ini strategi yang cukup bagus ya, seperti jika kita
mengirim cv ke beberapa perusahaan secara langsung~ Namun, hal ini cukup riskan
sekali, jika akhirnya pada kedua lomba tersebut lolos seleksi abstrak maka bisa
dinyatakan plagiarisme. 
Dan menurut iThenticae, ini bisa termasuk plagiasi replication, yaitu mengirimkan
naskah ke beberapa saluran secara langsung.

2. Tanya : Shafa Sausan (1910713086)


Apabila kita membuat sebuah cerpen yang berasal dari puisi karya orang lain atau
bisa dibilang mengembangkan puisi karya orang lain menjadi cerpen, apakah itu
termasuk plagiarisme? 

Jawab : Neva Azzahra (1910713034)


Menurut kelompok itu merupakan salah satu bentuk plagiarisasi ide. Jika orang yang
membuat cerpen tersebut tidak mencantumkan nama penulis dari puisi tersebut maka
bisa disebut dia melakukan tindak plagiarisme.

3. Tanya : Bagus Aprianto (1910713001)


Saya ingin mengkutip kalimat yang ada di jurnal A, namun di Jurnal tersebut juga mengkutip
kalimatnya dari orang lain, yang ingin saya tanyakan, dalam karya ilmiah yang saya tulis,
nama siapa yang harus ditulis dalam kutipan tersebut, apakah penulis jurnal, atau penulis
kutipan aslinya, atau kedua-duanya?

contoh :
kutipan ini ada di jurnal A (Budi, 2017)
Kesehatan merupakan sehat fisik, mental, dll. (Suroso, 2021)
saya ingin mengutip pengertian kesehatan tersebut, maka nama siapa yang saya tulis
dalam kutipan tersebut?

Jawab : Riza Andini Anggraini (1910713040)


Dari yang saya ingat dari pemaparan materi kuliah sebelumnya, saya izin menjawab
ya. Dalam contoh yang Bagus berikan, apabila ingin mengutip pengertian kesehatan
tersebut maka nama yang ditulis dalam kutipan adalah penulis aslinya yaitu Suroso.
4. Tanya : Maulana Hazim (1910713083)
Apa perbedaan jika kita memplagiat karya seseorang dengan kita terinspirasi karya
seseorang?

Jawab : Veronica Christie Guesteva (1910713058)


Plagiat dan terinsipirasi tentunya merupakan kedua hal yang berbeda. Menurut KBBI
plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang
lain atas nama dirinya sendiri. Sedangkan inspirasi dapat diartikan sebagai ilham,
yakni sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta. Sehingga dapat kita lihat
perbedaan dari keduanya. plagiat adalah tindakan mengambil karya milik orang lain
dan mengklaimnya menjadi milik sendiri, sedangkan terinsipirasi adalah menjadikan
karya orang lain sebagia patokan atau acuan dalam membuat hasil karya sendiri. 

5. Tanya : Handoko (1910713074)


Bagaimana agar diri sendiri mempunyai kebiasaan tidak sering melakukan
plagiarisme dalam pengerjaan tugas, tesis, ataupun sejenisnya?

Jawab : Laura Patrycia Maudi (1910713066)


Hmm perihal kebiasaan pasti akan sulit diubah ya, terlebih jika sudah biasa
melakukan plagiaris karena dirasa efisien waktu (deadline kadang suka mepet huhu).
Namun, tentunya perlu untuk meninggalkan kebiasaan buruk ini, beberapa saran yang
bisa aku kasih yaitu:

1. Banyak membaca
2. Belajar menghargai
3. Kreatif

banyak membaca + kreatif membantu menambah wawasan dan kosa-kata baru


sehingga nantinya handoko bisa punya gagasan ide sendiri! Kemudian perihal belajar
menghargaii, coba untuk menempatkan diri di posisi peneliti/penulis yang diplagiaris,
kalo ide kita diambil orang lain pasti kan kesal dan sedih 
Jawab : Sarah Aravia.A (1910713094)
Cara agar tidak sering melakukan plagiarisme yaitu : 

1. Dengan Membiaskan  untuk tidak untuk mengcopy kata-kata sama persis dari


sumber yang di dapat, biasakan  untuk memakai bahasa sendiri. 
2. Dalam mengungkapkan ide gagasan dri sumber  yang di dapat jangan  lupa
cantumkan sitasi penulis dan daftar pustaka agar tidak terjadi plagiarisme. 

6. Tanya : Adna Zelig P. (1910713050)


Berarti verbatim plagiarism dan word by word plagiarism (yang tadi dijelaskan ibu
kiki) itu sama ya? 

Jawab : Salsabilla Aria N (1910713016)


lagiarisme Verbatim merupakan tindakan plagiasi dengan menjiplak karya orang lain
apa adanya dan memberi kesan bahwa karya tersebut merupakan hasil karya
ciptaanya sendiri. Sedangkan Plagiat Kata demi Kata (Word for word plagiarism).
Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi
kata tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiasi dianggap terjadi karena skala
pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh ide atau gagasan penulisannya
benar-benar terambil. Plagiasi seperti ini banyak dilakukan pada karya tulis. 

7. Tanya : Ali Rahmatullah Malik (1910713043)


Apakah plagiarisme dengan pembajakan itu berbeda? contoh kasusnya adalah
pembajakan hak cipta

Jawab : Riza Andini Anggraini (1910713040)


Sebelum menentukan apakah plagiarisme dan pembajakan itu berbeda mari kita lihat
pengertiannya terlebih dahulu.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
plagiarisme didefinisikan sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah,
dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
Sedangkan, dalam UU Hak Cipta memakai istilah sendiri yaitu pembajakan
merupakan penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait secara tidak sah dan
pendistribusian barang hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk memperoleh
keuntungan ekonomi.
Jika dilihat dari dua pengertian diatas, plagiarisme dan pembajakan merupakan suatu
hal yang mirip namun berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari hal yang
diperolehnya, dalam plagiarisme hal yang diperoleh berupa nilai atau kredit,
sedangkan pada pembajakan yang diperoleh berupa keuntungan ekonoi.
Contoh kasus pembajakan hak cipta diantaranya yaitu software dalam PC atau laptop
seperti software bajakan Microsoft Office, SPSS, Adobe Photoshop, dan lain-lainnya.

8. Tanya : Erlina Riyantiasis (1910713041)


Jika kita ingin memasukan sitasi sumber yg kita dapat, tetapi sumber tersebut kurang
lengkap dari segi nama penulis atau mungkin tahunnya tidak ada, jika seperti itu, apa
yang kita harus lakukan? apakah boleh menuliskan nama penulisnya menjadi
'unknown'?

Jawab : Neva Azzahra (1910713034)


Jika tidak ada nama penulisnnya bisa kita cantumkan nama lembaga yang tertulis atau
judul bukunya tetapi dengan dicetak miring , misalnya seperti "Badan Pusat Statistik,
2009" atau "Longman Dictionary, 2003" . 

9. Tanya :  Rizka Yuliana Rachman (1910713009)


Menurut kelompok sejak kapan sebaiknya kita di kenalkan pada hal plagiarisme ini
dan cara mengutip kata-kata, apakah sejak smp atau sma ? karena saya sendiri pun
saat SMA masih awam sekali terkait plagiarisme ini dan agak sedikit kesulitan saat
saya harus membuat sitasi di bangku kuliah. 

Jawab : Putri Yasmin Rahmadiani (1810713131)


Sebaiknya dikenalkan sejak sekolah tepatnya jika kita sudah di beri kesempatan oleh
guru pada saat mencari materi sendiri untuk presentasi maupun tugas individu. jadi
gurupun bisa tau kita dapat materi dan sumbernya dari mana.

10. Tanya : Amanda Puspitawati (1910713057)


Bagaimana jika saya sudah melakukan parafrase dan mencantumkan sitasi , namun
ternyata parafrase tersebut sudah ada pada jurnal lain dan terdetect simalirity di turn it
in. Apakah ini termasuk plagiarism?

Jawab : Veronica Christie Guesteva (19107143068)


Berdasarkan hasil diskusi kami, jika sudah melakukan parafrase dan mencantumkan
sitasi, maka hal tersebut tidak dapat dikatakan plagiarisme. Karena plagiarisme sendiri
menurut KBBI adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain
dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri. Namun, seperti
frasa nothing new under the sun, jadi sebisa mungkin kita merubahkosakatanya lagi,
mecari sinonim dari kata-kata yang ada sinonimnya, maupun merubah susunan atau
bentuk kalimat, seperti dari kalimat aktif ke kalimat pasif dan sebagainya. 

11. Tanya : Fathia Nurul Izza (1910713063)


Apabila dalam penulisan ilmiah kita ingin mencantumkan pengertian dari seorang ahli
A maka apa yang harus kita lakukan? Langsung mengutip nya atau melakukan
parafrase?

Jawab : Putri Yasmin Rahmadiani (1810713131)


Jika mencantumkan pengertian dari seorang ahli langsung saja mengutipnya

12. Tanya : Nandita Ardrafitri (1910713077)


Dahulu saya sempat mencoba memakai turn it in untuk mengecek plagiarism salah
satu tugas saya, namun ketika dicek ternyata pada bagian nama saya sendiri  dan
instansi terdeteksi plagiarism, bagaimana ya supaya hal tersebut tidak terjadi lagi?

Jawab : Riza Andini Anggraini (1910713040)


Turn it in itu sendiri pun merupakan sebuah teknologi, dimana seperti pada umumnya
pun memiliki kelemahan dan kekuatannya masing-masing. Dari kasus yang Nandita
alami merupakan salah satu kelemahan dari Turn it in (Pambayun, 2018)
Berikut merupakan kelemahan dari Turn it in :
1. Perangkat lunak mengidentifikasi sebagai plagiat padahal bukan plagiat. Sebagai
contoh, diantaranya yakni nama penulis, nama lokasi, judul, alamat, alamat email,
daftar pustaka/bibliografi, definisi yang diakui secara umum, notasi dan model
matematika, jika perangkat lunak mencari kesamaan berdasarkan kata maka
memungkinkan terjadinya plagiat. 
2. Sebaliknya, perangkat lunak mengidentifikasi bukan plagiat padahal sejatinya
plagiat. Sebagai contoh yakni: salah ketik/typo, terpenggal oleh halaman, terpenggal
batas kertas, terpenggal tabel/gambar, dan error pemeriksaan .

13. Tanya : Indah Seviana (1910713026)


Apakah ada tips menurut kelompok untuk meningkatkan kemampuan "parafrase" agar
terhindar dari plagiarisme? 

Jawab : Nandita Ardrafitri (1910713077)


Menurut saya untuk meningkatkan kemampuan melakukan parafrase terhadap suatu
sumber bisa dari membaca secara keseluruhan atau poin-poin penting dari sumber
tersebut dan dijadikan suatu kesimpulan yang  tentunya menggunakan gaya bahasa
kita sendiri. Selain itu juga dapat dengan menggunakan sumber yang berasal dari luar
negri dan di alih bahasakan ke bahasa Indonesia dan tidak lupa juga untuk menggaya
bahasakan sesuai dengan bahasa kita sendiri.

14. Tanya : Amelia Nindya P (1910713088)


Saat mencari sumber informasi terkadang saya menemukannya di bab 2 yang di
publish oleh anonim di internet, tetapi melalui website pendidikan yang valid. Tidak
ada sumber keterangan lain, nama penulis, dan pelengkap lainnya. Jika saya mengutip
dari sumber tersebut hanya menyertakan websitenya / link nya saja, apakah itu
termasuk plagiarisme?

Jawab : Neva Azzahra (1910713034)


Kalau misalnya dari web valid atau library universitas bisa dikulik lagi, paling tidak
ada judulnya, atau namanya atau tahun terbitnya. Atau melalui mendeley mungkin
bisa terdeteksi jika ada doi nya.

15. Tanya : Frisca Ajeng Agustina (1910713091) 


Bagaimana jika kita sudah mendapatkan sumber yang valid dan sudah memparafrase
kalimat sumber, namun pada sumber tersebut tidak disebutkan penulisnya sehingga
kita sulit untuk menuliskan sitasi?

Jawab : Laura Patrycia Maudi (1910713066)


Hmm agak sulit ya, biasanya untuk sumber valid jarang sekali ada kejadian seperti
ini, tapi yang namanya manusia pasti ada aja kesalahannya~ untuk kasus seperti ini
Frisca bisa mencantumkan sitasi berupa sumber tersebut. Misalkan frisca nemu jurnal,
lalu jurnal tersebut memiliki suatu ide gagasan yang tidak dicantumkan sitasinya
maka frisca bisa melakukan sumber sitasi berupa jurnal tersebut saja.

16. Tanya : Febrianti Nasaindah Zuchri (1910713017)


Perilaku plagiarisme seringkali berulangkali terjadi. Menurut kelompok apa yang
membuat hal tersebut terjadi? apakah karena penindakan yang kurang tegas ataukah
seperti apa?  Dan bagaimana apabila dalam kasusnya terdapat seseorang yang
menindaklanjuti kasus plagiarisme kepada orang lain namun orang yang
ditindaklanjuti tidak merasa bahwa ia melakukan plagiarisme dalam kasus ini dengan
artian menuduh . Hal apa yang seharusnya dilakukan?

Jawab : Riza Andini Anggraini (1910713040)


Jadi, menurut saya plagiarisme dilakukan berulang kali karena penindakan yang
kurang tegas, kesadaran diri serta indikator dalam plagiat tersebut yang masih minim.
Dalam kasus plagiarisme yang sudah ditindaklanjuti namun terkendala pada sang
pelaku yang playing victim, dapat dilakukan dan dipaparkan buktinya secara rinci dan
lengkap pada bagian mana yang di plagiat.

17. Tanya : Syifa Faradhilah Putri (1910713082)


berdasarkan video dari kelompok terdapat berbagai jenis plagiarisme saya kurang
paham dengan salah satunya yaitu misleading attribution. mungkin kelompok bisa
memberikan contohnya seperti apa?

Jawab : Veronica Christie Guesteva (1910713058)


Misleading attribution adalah salah atau tidak menyebutkan pihak-pihak yang terlibat
dan berkontribusi dalam sebuah penelitian. Mencantumkan pihak yang tenyata tidak
berkontribusi dalam penelitian juga termasuk plagiarisme jenis ini. 
Contohnya yaitu: misalnya saya melakukan penelitian bersama Ka Yasmin, Andin
dan Neva. Lalu saya misalnya berteman akrab dengan Lala, jadi Lala meminta saya
mencantumkan namanya menjadi peneliti dalam riset ini, padahal Lala tidak
berkontribusi apa-apa dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai