Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI BISNIS

“REVISI PESAN BISNIS”

DOSEN PENGAMPU
Ni Putu Yunita Anggreswari S.I.Kom., M.Med.,Kom

DISUSUN OLEH
Kadek Dela Adriana Putri (119211169)
Putu Adelia Ariasih (119211172)
Ida Ayu Putu Diah Puspita (119211177)
Ida Ayu Putu Dyah Medianasuari (119211204)
Tanti Metajaya Santia (119211209)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2020/2021
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Asung Kertha Wara Nugraha kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah  yang
berjudul “Revisi Pesan Bisnis” ini tepat pada waktunya..

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Komunikasi Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang revisi pesan bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ni Putu Yunita Anggreswari S.I.Kom.,


M.Med., Kom., selaku dosen mata kuliah Komunikasi Bisnis yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

“Om Shantih, Shantih, Shantih Om”

Denpasar, Oktober 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu organisasi, terkadang apa yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, tidak tersampaikan dengan benar dan tepat sasaran. Sehingga menyebabkan
terjadinya kesalah pahaman yang berdampak pada kegiatan yang kacau balau. Untuk
meminimalisir hal tersebut, mengatur cara komunikasi dapat dilakukan secara logis, jelas,
tegas, tidak bertele-tele, berurutan, ide yag disampaikan dapat dipahami, dapat memberikan
informasi, motivasi maupun praktis bagi para pendengar.
Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan menjadi tantangan
bagi komunikator. Hal yang harus diperhatikan dalam mengorganisasikan pesan-pesan yang
baik sebagai berikut : subjek dan tujuan harus jelas, semua informasi harus berhubungan
dengan subjek dan tujuan, ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis,
semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Revisi dalam organisasi atau perusahaan sangat diperlukan agar pesan-pesan bisnis yang
telah direncanakan dan dibuat tersebut dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk
menghindari terjadinya kesalahan ketik atau kekurangan lainnya, sehingga sesuai dengan
maksud dan tujuan yang dikehendaki. Menulis pesan-pesan bisnis sangat berbeda dengan
menulis pesan-pesan yang bersifat pribadi. Dalam menulis pesan-pesan bisnis yang baik
diperlukan proses pemikiran, tenaga, dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila
penyampaian pesan-pesan bisnis cenderung dilakukan secara asal-asalan dan ceroboh, baik
dari sisi substansi isi pesan maupun format penulisannya.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa itu revisi pesan bisnis dan apa tujuan dilakukannya revisi pesan bisnis ?
2) Bagaimana urutan revisi pesan bisnis ?
3) Bagaimana cara membuat kata yang efektif dalam merevisi pesan bisnis ?
1.3. Tujuan
1) Mengetahui penjelasan dan tujuan dilakukannya revisi pesan bisnis
2) Mengetahui urutan revisi pesan bisnis
3) Dapat membuat kalimat yang efektif dalam merevisi pesan bisnis
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Revisi Pesan Bisnis
Revisi pesan bisnis ialah tahap terakhir dalam proses penyusunan pesan bisnis. Pada
tahap ini dilakukan kegiatan menyunting (editing ) menulis ulang pesan, memproduksi pesan,
dan mencetak pesan. Tahap revisi itu perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pesan yang
direncanakan dalam susunan sudah bebas dari kesalahan.
Pesan bisnis digunakan dalam kegiatan bisnis, seperti perdagangan, perindusterian
dan usaha jasa. Berbagai kegiaan pada tahap revisi pesan adalah menyunting pesan, menulis
ulang pesan, memproduksi pesan, dan mencetaj pesan.
Beberapa hal yang harus ditelaah ulang adalah isi maupun pengorganisasiannya, gaya
bahasa yang dipakai, susunan bahasanya serta format penulisannya. Untuk penggunaan kata
hjendaknya memilih kata yang sudah dikenal, singkat dan menghindari kata-kata yang
bermakna ganda.
Setelah tahapan perencanaan, pengorganisasian dan pembuatan pesan-pesan bisnis
dilakukan langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan (revisi) terhadap pesan-pesan
bisnis. Revisi ini diperlukan agar pesan-pesan yang telah direncanakan dan dibuat dapat
ditinjau ulang, untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahan atau kekurangan,
sehinggan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pengertian revisi pesan bisnis adalah perbaikan pesan bisnis yang telah direncanakan.
Pesan bisnis perlu ditinjau ulang atau diperbaiki untuk menghindari kesalahan. Tujuan dari
revisi pesan bisnis adalah untuk menyempurnakan pesan tersebut. Dengan menggunakan kata
yang kompleks, efektif, tidak bermakna ganda, dan penggunaan gaya bahasa yang tepat.
Dengan dilakukannya revisi pesan bisnis tersebut, diharapkan mudah diterima oleh penerima
pesan(komunikan), pesan bisnis yang tepat diharapkan mempermudah proses/segala urusan
yang berkaitan dengan bisnis.
2.2.Urutan Pesan Bisnis
Pada tahap ini dilakukan kegiatan menyunting (editing ) menulis ulang pesan,
memproduksi pesan, dan mencetak pesan. Tahap revisi itu perlu dilakukan untuk
memastikan bahwa pesan yang direncanakan dalam susunan sudah bebas dari kesalahan.
1. Menyunting Pesan (Editing)
Setelah naskah perțama selesai, kebanyakan orang menganggap pekerjaan menyusun
pesan telah selesai dan mulai beralih ke pekerjaan lainnya. Hal yang sesungguhnya tidaklah
demikian. Menyusun pesan bisnis memerlukan proses yang dilakukan dengån hati-hati: Draft
pesan yang telah selesai harus ditelaah ulang (review) dan diperbaiki lagi, baik dari sudut isi
maupun gaya bahasa yang digunakan, organisasi, serta format penulisannya.
a. Mengevaluasi Isi dan Organisasi
Idealnya, naskah pertama dibiarkán selama beberapa saat sebehem memulai
proses penyuntingan. Evaluasi dimulai dengan membaca secara cepat dan
memusatkan perhatian pada isi, organisasi, dan format pesan. Draft pesan
dibandingkan dengan rencana semula. Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa
dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap isi, organisasi, dan
format pesan:
1. Apakah sudah mencakup semua butir?
2. Apakah susunan sudah bertalian secara logis?
3. Apakah sudah ada keseimbangan antara informasi umum dan spesifik
4. Apakah gagasan yang paling penting sudah mendapat porsi cukup dan
ditempatkan pada posisi menonjol?
5. Apakah dukungan sudah cukup dan fakta sudah diperiksa ulang?
6. Apakah lebih meyakinkan bila pesan diatur dalam susunan yang berbeda?
7. Apakah perlu menambahkan sesuatu?
Bagian awal dan akhir memiliki dampak u. paling besar bagi penerima.
Pastikan bahwa bagian awal relevan, dan sesuai dengan kemungkinan reaksi
penerima. Bagian akhir dikaji untuk memastikan bahwa gagasan pokok telah
diringkas dengan baik dan memberikan kesan positif pada penerima.
b. Meninjau Ulang Gaya dan Kemudahan Pembacaan
Setelah puas dengan isi, organisasi, dan format pesan, berikutnya dievaluasi
gaya dan kemudahan pembacaan. Apakah gayanya sudah menimbulkan nada
yang sesuai dengan peristiwa? Untuk memastikan kemudahan pembacaan,
periksa kembali kosakata, panjang kalimat dan paragraf, dan struktur kalimat.
Perlu dicari kemungkinan-kemungkinan pesan lebih menarik melalui
penggunaan kata-kata dan ungkapan yang lebih kuat dan ber- semangat.
Pertanyaan berikut bisa dijadikan pedoman untuk meninjau ulang gaya
dan kemudahan pembacaan:
1. Apakah informasi penting telah ditekankan secara efektif?
2. Apakah paragraf memili kalimat topik yang jelas?
3. Apakah peralihan antara gagasan jelas?
4. Apakah terdapat istilah atau jargon yang tidak familiar?
5. Apakah terdapat penggunaan bahasa yang berlebihan?
6. Bagaimana pengaruh pilihan kata terhadap pembaca?
2. Menulis Ulang Pesan
Emest Hemingway pemah menyatakan bahwa "Tidak ada yang disebut menulis - yang
ada hanya menulis ulang." Pada kenyataannya, pelaku bisnis banyak melakukan kesalahan
berikut (1) hanya memindahkan kata-kata dan tidak benar-benar memperbaikinya, (2) tidak
melakukan penulisan ulang karena dianggap membuang waktu, dan (3) mengirim dokumen
pada saat- saat terakhir dibutuhkan.
Telah disampaikan bahwa dokumen bisnis dapat meningkatkan citra perusahaan.
Dokumen yang ditulis ulang umumnya lebih mantap dan kuat. Namun, perhatian dan waktu
yang digunakan untuk melakukan perbaikan kata dan kalimat hendaknya disesuaikan dengan
batasan waktu (dead line).
Ketika menulis ulang, perhatian ditujukan pada setiap kata yang memberikan kontribusi
pada kalimat yang efektif dan pengembangan kalimat agar menjadi paragraf yang bertalian
secara logis. Banyak dokumen bisnis membengkak karena menggunakan kata-kata dan
ungkapan yang tidak perlu. Bagian-bagian yang mengganggu sebaiknya dihilangkan atau
dihapus, tentunya setelah terlebih dahulu menyimpan arsip versi sebelumnya.
Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik, dokumen bisnis kemungkinan akan
menjadi berjumlah separuh dari rencana semula. Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap,
dan kuat.
3. Memproduksi Pesan
Setelah puas dengan isi pesan, organisasi, gaya, kemudahan dibaca, pilihan kata,
pengembangan paragraf, dan menulis ulang pesan, proses pembuatan pesan belum selesai.
Draft ditulis ulang dengan baik atau diketik secara manual atau elektronis.
Pada masa sekarang ini, sebagian besar dokumen bisnis diproduksi menggunakan
komputer. Berbagai aplikasi bisa dipergunakan untuk membuat desain agar pesan lebih
menarik. Misalnya, Ms. Word, dekstop publishing, photoshop, dan lain-lain.
Desain pesan yang efektif akan memberi pedoman kepada pembaca dalam menyimak
seluruh isi, dokumen. Desain yang menarik belum efektif. Oleh karena itu, desain yang
menarik dan efektif menjadi sasaran penting dalam memproduksi pesan.
Agar desain pesan bisnis efektif, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
 Konsistensi
Pemakaian desain yang konsisten dalam seluruh isí dokumen untuk
elemen désain yang muncul berulang-ulang. Misalnya, penggunia
"marjin, jenis huruf, besar huruf, spasi, dan garis. .
 Seimbang
Supaya desain terlihat menyenangkan, perlu dijaga keseimbangan
ruang antara teks, gambar, dan nuang kosong.
 Terkendali
Desain diusahakan sederhana. Terlalu. banyak elernen desain atau
terlalu banyak sentuhan dekoratif akan menyebabkan dokumen
terlihat kacau.
 Rincian
Desain yang baik akan memberi kemudahan bagi pembaca untuk
mencari rincian pesan. Rincian pesan. yang ingin đitampilkan aken
memengaruhi desain
4. Mencetak Pesan
Setelah menyusun pesan dari awal sampai akhir, langkah terakhir adalah mencetak pesan.
Teknologi layar komputer saat ini memang sudah WYSWYG (What You See is What You
Get). Namun, mencetak dokumen di atas kertas perlu dilakukan untuk memastikan marjin,
penampilan, kebenaran nomor halaman, judul, gambar, dan rincian lainnya.
Mencetak dokumen yang belum final (proof sheet) dengan printer dapat dilakukan
menggunakan pilihan print quality yang lebih rendah (economode) unhtuk menghemat toner
atau tinta. Membaca cetakan percobaan (proof reading) dilakukan untuk memeriksa
kebenaran seluruh isi pesan, organisasi, penulisan, format, dan desain, Seteľah puas, pesan
dicetak kembali dengan pilihan best quality dan selanjutnya didistrībusikan kepada penerima.

2.3.Membuat Kalimat yang Efektif


Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan
susunan, dan kelogisan. Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek
dan predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh
kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan
biasanya berupa kata benda.
1. Tiga jenis kalimat
a) Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak
menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak
langsung.
b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa
dependen. Klausa independen merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai
pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri
sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
c) Kalimat kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen
sebagai anak kalimat.
2. Cara mengembangkan paragraf
Ada dua pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan
pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu
baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru diikuti dengan
alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:
a) Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat
memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
b) Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan maupun
perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain.
c) Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d) Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan.
Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.
e) Pembahasan Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam
pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang
penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan
kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu
dengan yang lainnya, dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber https://vianisilv.wordpress.com/2015/04/30/152/

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta. Andi Yogyakarta

http://blogserbabis.blogspot.com/2014/04/makalah-revisi-pesan-pesan-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai