Anda di halaman 1dari 2

PATOMEKANISME KAKI BENGKAK

Bila terjadi hambatan limfatik, edema akan semakin berat, karena protein plasma yang
bocor kedalam ruang interstisial tidak mempunyai jalan lain untuk keluar. Peningkatan
konsentrasi protein meningkatkan tekanan osmotic koloid cairan interstisial, yang akan menarik
cairan dari kapiler lebih banyak lagi.

Gangguan drainase gangguan drainase saluran limfe dan akibatnya terjadi limfedema
biasanya bersifat local; gangguan ini dapat disebabkan oleh obstruksi akibat radang atau
neoplastik. Contoh, infeksi parasit filiaris seringkali menyebabkan fibrosis saluran dan kelenjar
getah bening yang masih didaerah inguinal. Edema pada genitalia eksterna serta ekstremitas
inferior yang terjadi sangat hebat sehingga disebut elephantiasis. Dalam stadium yang menahun
ini terjadi jaringan granulasi yan proliferative serta terbentuk varises saluran limfe yang luas.
Kadar protein yang tinggi dalam saluran limfe merangsang pembentukan jaringan ikat dan
kolagen. Sedikit demi sedikit setelah bertahun-tahun bagian yang membesar menjadi luas dan
timbul elephantiasis menahun.

Penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe bagian tengah turut mempengaruhi
skrotum dan penis pada laki-laki dan bagian luar alat kelamin wanita. Infeksi kelenjar inguinal
dapat mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat kelamin. Elephantiasis pada umumnya
mengenai tungkai serta alat kelamin dan menyebabkan perubahan bentuk yang luas.

Limfedema pada filiriasis biasanya mengenai seluruh tungkai. Limfedema tungkai ini
dapat dibagi dalam 4 tingkat, yaitu:

o Tingkat 1: Edema pitting pada tungkai yang dapat kembali normal (reversible) bila
tungkai diangkat.
o Tingkat 2: Pitting/non-pitting edema yang tidak dapat kembali normal (ireversible) bila
tungkai diangkat.
o Tingkat 3: Edema non pitting, tidak dapat kembali normal bila tungkai diangkat, kulit
menjadi tebal.
o Tingkat 4: Edema non pitting dengan jaringan fibrosis dan verukosa pada kulit
(elephantiasis).
Salah satu gejalalain yang kadang timbul pada filariasis adalah hematuria. Sekitar 40%
pasien dengan mikrofilaremia terdapat hematuria dan proteinuria yang menunjukkan
adanya kerusakan ginjal derajat rendah. Hematuria yang terjadi dapat makroskopik,
namun lebih sering mikroskopik dan ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan urin
rutin. Kelainan ginjal ini mungkin disebabkan oleh adanya microfilaria yang beredar
dalam darah dibandingkan dengan adanya cacing dewasa. Hal ini ditunjukkan dengan
perbaikan dari fungsi ginjal bila microfilaria hilang dari peredaran darah. Fenomena lain
yang dapat terjadi pada filarial adalah suatu keadaan yang disebut sebagai tropical
pulmonary eosinophilia. Hal ini disebabkan oleh respon berlebihan imunologik terhadap
infeksi filaria. Sindrom ini ditandai dengan:

o Kadar eosinofil darah tepi yang sangat tinggi


o Gejala mirip asma
o Penyakit paru reskriptif (dan kadang obstruktif)
o Kadar antibody spesifik antifilaria yang sangat tinggi
o Respon pngobatan yang baik dengan terapi antifilaria (DEC)

Angka kejadian sindrom ini rendah (<1% dari seluruh kasus filarial), namun hal ini
merupakan keadaan berat yang dapat mengakibatkan fibrosis interstisial kronik dan gagal
napas.

Anda mungkin juga menyukai